CAMPURAN BERASPAL
(Skripsi)
Oleh
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
Oleh
By
In laboratory test for asphalt samples of PT. Manggung Polah Raya obtained a
crude aggregate fraction of 4.35%, a fine aggregate fraction of 6.23%, and a filler
fraction of 1.87% indicating the higher gradation change becomes smoother. The
value of mixed characteristics produced on Marshall Test according to DGH
specification 2010 for density > 2gr / cc, VMA > 15%, VFB > 65%, VIM 3.5%-
5%, Flow > 3mm, and Stability > 800Kg. From the test result of asphalt samples
of PT.Rindang Tigasatu Pratama obtained a crude aggregate fraction of 0.98%, a
fine aggregate fraction of 0.12%, and a filler fraction of 0.86% indicating
gradation increasingly coarse.
Oleh
Skripsi
Pada
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
Persembahan
Alhamdulillah, Puji syukur kepada Allah SWT atas karuniaNya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Ku persembahkan skripsi ini
untuk:
Kedua orangtuaku, Ayah dan Ibu serta Kakakku yang selalu memberi
dukungan moril maupun materi.serta senantiasa mendoakanku untuk meraih
kesuksesan. Semoga keluarga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.
Semua guru-guru dan dosen-dosen yang telah mengajarkan banyak hal. Terima
kasih untuk ilmu, pengetahuan dan pelajaran hidup yang sudah diberikan.
Lampung pada tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan pada
tahun 2009 di SMP Negeri 4 Bandar Lampung dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) diselesaikan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung pada tahun 2013. Penulis
Lampung pada tahun 2013 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Penulis telah melakukan Kerja Praktek (KP) pada Proyek Pembangunan Batiqa
Hotel Lampung selama 3 bulan. Penulis juga telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata
Kuliah Analisis Struktur II pada tahun 2015-2016, Asisten Pratikum Jalan Raya
Laboratorium Inti Jalan Raya pada tahun 2016-2017, dan Asisten Pratikum Jalan
Raya Laboratorium Inti Jalan Raya pada tahun 2017-2018. Selama menjadi
sebagai anggota Departemen Media dan Informasi pada periode tahun 2014-2015.
MOTTO
“ Bahwa tiada yang orang dapatkan, kecuali yang ia usahakan, dan bahwa
usahanya akan kelihatan nantinya”. (Q.S. An Najm ayat 39-40)
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Lampung.
2. Bapak Gatot Eko Susilo, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
4. Bapak Ir. Mulyadi Irsan, M. T., selaku Dosen Pembimbing 2 skripsi penulis
penyusunan skripsi.
5. Bapak Drs I Wayan Diana, S. T ., M. T., selaku Dosen Penguji skripsi penulis
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung atas
Suryani), serta Kakakku (A. Aditya Nugraha Pratama) yang selalu tulus
memberi cinta kasih, do’a, nasihat, dukungan dan semangat kepada penulis
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
Penulis
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... v
I. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
1.4 Batasan Masalah ................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
V. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B
LAMPIRAN C
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Ketentuan Sifat-Sifat Campuran Beraspal AC ..............................................7
4.3. Persen Fraksi Agregat Job Mix Formula antara AMP dan Onsite ............ 36
4.18. Persen Fraksi Agregat Job Mix Formula antara AMP dan Onsite ............. 46
Gambar Halaman
2.1. Gradasi Seragam ..........................................................................................16
Flow = Kelelehan
pula. Mengenai hal ini perlu peningkatan layanan mutu dari kondisi jalan
yang intinya adalah kinerja jalan yang berkualitas dari sisi konstruksi, struktur
gradasi perkerasan lentur yang digunakan sering tidak sesuai dengan desain
perkerasan yang dibentuk oleh agregat tersebut. Setiap jenis campuran aspal
agregat.
2
aspal untuk lapisan perkerasan jalan mempunyai gradasi agregat tertentu dan
agregat mempunyai batas-batas gradasi, yaitu batas atas dan batas bawah,
Oleh karena itu untuk mengetahui pengaruh dan tingkat kelayakan dari
Umum.
Masalah pada penelitian ini dibatasi pada sifat dan karakteristik campuran
pada:
Uji yang dilakukan adalah Marshall Test dan Sieve Aanalysis untuk
hasil ekstraksinya.
khususnya pada campuran aspal panas AC-WC yang ditinjau terhadap sifat
Marshall {stability, flow, void in mineral agregat (VMA), void in the mix
(VIM), void filled with asphalt (VFA) dan Marshall Quitient} yang
Aspal beton adalah jenis perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat
pada suhu 140°-160°C dan dihampar dan dipadatkan dalam kondisi panas
Lapis tipis aspal pasir (Latasir) disebut SS terdiri dari dua jenis
minimum.
Lapis tipis aspal beton (Lataston) disebut HRS, teridiri dari dua
jenis campuran, HRS pondasi (HRS-Base) dan HRS lapis aus (HRS-
Lapis aspal beton (Laston) disebut AC, teridiri dari tiga jenis
Laston (Lapis aspal beton), merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan
yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi
Sukirman, 2003)
campuran agregat kasar dan halus dalam porsi yang berimbang. Ciri lainnya
(interlocking) satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu beton aspal
Sukirman,2003) yaitu:
beban kendaraan.
7
Concrete – Binder Course (AC-BC) yang berada dibawah lapisan aus dan
Base (AC-Base)
sifat campuran beraspal jenis laston yang juga menjadi acuan dalam
AC
Sifat-sifat Campuran AC-WC AC-BC AC-Base
Halus Kasar Halus Kasar Halus Kasar
Kadar Aspal Efektif (%) Min. 5,1 4,3 4,3 4,0 4,0 3,5
Penyerapan Aspal (%) Maks. 1,2
Jumlah Tumbukan per Bidang 75 112
Min. 3,5
Rongga dalam Campuran (%)
Maks. 5,0
Rongga dalam Agregat (%) Min. 15 14 13
Rongga Terisi Aspal (%) Min. 65 63 60
Stabilitas Marshall (Kg) Min. 800 1800
Pelelelah (mm) Min. 3,0 4,5
Marshall Quotient (Kg/mm) Min. 250 300
Stabilitas Marshall Sisa setelah
Min. 90
Perendaman 24 jam, 60 C (%)
Komponen pembentuk lapisan perkerasan terdiri dari tiga bahan utama yaitu
2.3.1 Agregat
keras dan solid. ASTM (1974) mendefinisikan batuan sebagai suatu bahan
yang terdiri dari mineral padat, berupa masa berukuran besar ataupun berupa
fragmen-fragmen.
keawetan dan mutu perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan
bumi karena proses erosi dan gerakan bumi. Batuan beku jenis
b) Batuan sedimen
mengandung silica.
a) Agregat Alam
dengan tujuan:
baik.
ditetapkan.
c) Agregat buatan
saringan no. 8 (2,36 mm) tertahan saringan no. 200 (0,075 mm).
menjadi getas dan akibatnya akan mudah retak akibat beban lalu
relatif tinggi.
13
kubus, tetapi jika tidak ada maka agregat yang memiliki minimal satu
1. Bulat (rounded)
2. Lonjong (elongated)
3. Kubus (cubical)
4. Pipih (flaky)
disebutkan di atas.
½ inci 12,5
3/8 inci 9,5
No. 4 4,75
No. 8 2,36
No. 16 1,18
No. 30 0,6
No. 50 0,3
No. 100 0,15
No. 200 0,075
Sumber: SNI 03-1968-1990 Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Halus
Dan Halus
besarnya rongga atau pori yang mungkin terjadi dalam agregat campuran.
Campuran agregat yang baik adalah agregat yang terdiri dari agregat
berukuran besar sampai kecil secara merata, hal tersebut dikarenakan rongga
yang terbentuk oleh agregat berukuran besar akan diisi oleh agregat yang
lebih kecil.
gradasi seragam atau gradasi terbuka adalah agregat dengan ukuran yang
Gradasi rapat adalah gradasi agregat dimana terdapat butiran dari agregat kasar
sampai halus, sehingga sering disebut gradasi menerus atau gradasi baik (well
graded). Campuran dengan gradasi ini memiliki stabilitas yang tinggi, kedap air
Gradasi senjang (gap graded), merupakan campuran yang tidak memenuhi dua
kategori diatas. Agregat bergradasi buruk yang umum digunakan untuk lapisan
17
perkerasan lentur merupakan campuran dengan satu fraksi hilang atau satu fraksi
sedikit. Gradasi seperti ini juga disebut gradasi senjang. Gradasi senjang akan
menghasilkan lapis perkerasan yang mutunya terletak antara kedua jenis diatas.
Gradasi agregat yang ditentukan pada Spesifikasi Bina Marga 2010 dapat
campuran agregat.
a) Akibat degradasi
b) Proses
Bahan lapis adalah agregat dan bahan ikat, beban yang diderita oleh lapis
lebih besar.
c) Efek
beban yang bekerja berlebihan, serta akan banyak didapat pada campuran
1. Stabilitas (stability)
yang akan memakai jalan tersebut. Jalan dengan volume lalu lintas tinggi
butir agregat, luas bidang kontak antar butir atau bentuk butir, gradasi
b) Kohesi yang merupakan gaya ikat aspal yang berasal dari daya
agregat.
keausan akibat pengaruh cuaca, air dan perubahan suhu maupun akibat
a) Voids In The Mix (VIM) kecil sehingga lapis kedap air dan udara tidak
dibuat tebal. Jika VMA dan VIM kecil serta kadar aspal tinggi maka
c) Film (selimut) aspal, film aspal yang tebal dapat menghasilkan lapis
3. Kelenturan (fleksibilitas)
tanah dasar, tanpa terjadi retak. Penurunan terjadi akibat dari repetisi
beban lalu lintas ataupun akibat beban sendiri tanah timbunan yang dibuat
butir atau bentuk butir, gradasi agregat, kepadatan campuran dan tebal
film aspal.
Kemampuan beton aspal untuk tidak dapat dimasuki air ataupun udara
agregat.
repetisi beban, tanpa terjadinya kelelahan berupa alur dan retak. Hal ini
Penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti dan dapat dijadikan
gradasi diunit Hot Feed Bn Asphalt Mixing Plant (AMP) pada campuran
dimana pada tahap I, sesuai spesifikasi serta dari hasil analisa, nilai
4,5% - 6,5%, VFA>65% pada kadar aspal 5,5% - 6,5% dan VIM 3,5% -
5,5% pada kadar aspal 5,5% - 6%, dari hasil analisis void dan uji
gabungan di Hot Bin AMP, terlihat pada gradasi gabungan di Hot Bin
dilaboratorium.
24
(AIV) dengan hasil penggunaan agregat dengan AIV yang berbeda akan
AIV maka kualitas campuran aspal semakin berkurang, ini dapat dilihat
Hal ini disebebkan oleh nilai stabilitas yang rendah dibandingkan dengan
campuran lainnya.
karakteristik laston.
730 kg), flow 4,96 mm (spek > 2 mm), MQ 226,59 kg/mm (spek > 180
yaitu diperoleh 13,64% (spek > 15%), VFB 67,87% (spek > 63%).
25
dengan 75 x 2 tumbukan.
3.1 Umum
Sasaran penelitian dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan perlu
Alur/program kerja penelitian dapat dilihat pada Gambar 4, secara garis besar
membandingkan hasil Job Mix Formula (JMF) yang diperoleh dari AMP
sebagai data sekunder kemudian hasil dari pengujian dilaboratorium Inti Jalan
prosedur SNI.
selama 2 bulan.
27
3.3 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran aspal panas
3.4 Peralatan
Alat uji yang digunakan adalah seperangkat alat untuk metode Marshall,
meliputi:
a. Cetakan benda uji yang berdiameter 10,16 dan tinggi 7,62 cm,
54,7 cm.
c. Alat pengeluaran benda uji untuk mengeluarkan benda uji yang sudah
dipadatkan dari dalam cetakan benda uji dipakai sebuah alat ekstruder
2) Cincin penguji (proving ring) kapasitas 2500 kg dan atau 5000 kg,
perlengkapannya.
20-60°C (±1°C).
h. Perlengkapan lain:
aspal.
untuk 1 lembar.
29
Tahapan penelitian yang akan dilakukan mulai dari awal sampai akhir, seperti
bahan dan juga persiapan alat-alat yang akan digunakan. Persiapan benda
cetakan benda uji dengan tujuan agar tidak terjadi penurunan suhu
tumbukan 75 kali dibagian sisi atas dan 75 kali tumbukan pada sisi
bawah mold.
6) Benda uji direndam dalam air selama 1-2 jam agar mendapatkan
kondisi jenuh.
extractor
31
ekstraksi aspal.
agar tidak ada udara yang keluar masuk dalam tabung ekstraksi.
tersebut.
Data yang diperoleh dari AMP dan lokasi proyek berupa JMF (Job
Mulai
Studi Pustaka
Pengambilan
Benda Uji
Primer Sekunder
Ekstraksi Ekstraksi
Selesai
5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan seperti yang telah disampaikan di muka, dapat diambil
1. Hasil pemeriksaan tingkat degradasi dengan sampel yang diperoleh dari Asphalt
agregat kasar sebesar 6,26 %, fraksi agregat halus sebesar 7,64 %, dan fraksi
filler sebesar 1,34 % dari Job Mix Formula. Hal ini menandakan gradasi kasar
2. Hasil pemeriksaan tingkat degradasi dengan sampel yang diperoleh dari Asphalt
fraksi agregat kasar sebesar 0.98 %, fraksi agregat halus sebesar 0,12 %, dan
fraksi filler sebesar 0,86 % dari Job Mix Formula. Hal ini menandakan gradasi
semakin kasar.
3. Dari nilai karakteristik dan volumetrik didapatkan hasil sampel yang diperoleh
5.2 Saran
karakterisitk campuran beraspal terhadap bentuk dan tekstur dari agregat. Hal
ini bertujuan untuk agregat yang digunakan benar sesuai dengan persyaratan
teknis.
a) Material agregat di Cold Bin Feed Bin dan aspal di Hot Asphalt Cement
terhadap keausan kelelehan dan kelaikan dari jaring-jaring baja yang ada
dengan maksud agar material agregat yang menuju Hot Feed Bin betul-betul
dryer, hot bin dan hot asphalt cement storage, dengan tujuan nilai
d) Periksa terhadap kebersihan dari sisa produksi sebelumnya, yaitu pada Hot
_____. 1989. Tata Cara Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (Laston) Untuk Jalan
Raya, SNI 03-1737-1989. Kementerian Pekerjaan Umum, Badan
Penelitian dan Pengembangan PU.
_____. 1990. Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Halus Dan
Kasar, SNI 03-1968-1990. Kementerian Pekerjaan Umum, Badan
Penelitian dan Pengembangan PU.
_____. 2002. Metode Pengujian Analisis Saringan Agregat Hasil Ekstraksi, SNI
03-6822-2002. Kementerian Pekerjaan Umum, Badan Penelitian dan
Pengembangan PU.
_____. 2002. Metode Pengujian Kadar Aspal Dari Campuran Beraspal Dengan
Cara Sentrifus, SNI 03-6894-2002. Kementerian Pekerjaan Umum,
Badan Penelitian dan Pengembangan PU.
_____. 2004. Cara Uji Ekstraksi Kadar Aspal Dari Campuran Beraspal
Menggunakan Tabung Refluks Gelas, RSNI M-05-2004. Badan
Standarisasi Nasional.