Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISA CRACK MASTER PIN


PADA BULLDOZER KOMATSU

Disusun oleh:
ARSA DAMARA PUTRA
17/415788/SV/13653

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
LEMBAR NOMOR PERSOALAN

ii
HALAMAN PENGESAHAAN TUGAS AKHIR

iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
MOTTO

“... SEsungguHnyA ALLAH tiDAK AKAn MERuBAH nAsiB


suAtu KAuM HinggA MEREKA MEnguBAH DiRi MEREKA
SEnDiRi...”

(QS. AR-RAD:11)

“ALLAH tiDAK MEMBEBAni SESEORAng MELAinKAn SEsuAi


DEngAn KESAngguPAnnyA. IA MEnDAPAt PAHALA (DARi
KEBAJiKAn) yAng DiuSAHAKAnnyA DAn iA MEnDAPAt
siKSA (DARi KEJAHAtAn) yAng DiKERJAKAn .....”
(QS. AL-BAQARAH:286)

“... BOLEH JADi KAMU MEMBEnci SEsuAtu, PADAHAL iA


AMAt BAiK BAgiMU, DAn BOLEH JADi (PULa) KAMU
MEnyuKAi SEsuAtu, PADAHAL iA AMAt BuRuK BAgiMU;
ALLAH MAHA MEngEtAHui, SEDAng KAMU tiDAK
MEngEtAHui”

(QS. AL-BAQARAH:216)

v
LEMBAR PERSEMBAHAN

Penulisan laporan tugas akhir ini, penulis persembahkan untuk:


1. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan
doa sehingga penulis dapat menyelesaikan pengerjaan laporan tugas akhir
ini dengan baik dan lancar.
2. Kepada kakak dan adik yang sudah memberikan doa dan semangat dalam
proses pengerjaan laporan tugas akhir.
3. Teman-teman kelas A1 dan AM1 yang telah membersamai penulis selama
tiga tahun berjuang dan belajar bersama di Departemen Teknik Mesin
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada.
4. Seluruh teman-teman satu angkatan Departemen Teknik Mesin 2017.
5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses pengerjaan
laporan tugas akhir yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sholawat dan salam
tercurah kepada Nabi Muhammad Sholallahu Alaihi Wasalam, kepada
keluarganya, sahabatnya, serta pengikutnya yang setia hingga hari kiamat.
Alhamdulillah karena rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan penulisan laporan tugas akhir. Laporan tugas akhir yang berjudul
“Analisa Crack Master Pin Pada Bulldozer Komatsu” ini digunakan sebagai
syarat kelulusan dari Departemen Teknik Mesin Sekolah Vokasi Universitas
Gadjah Mada.
Pada kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
PT. United Tractors Cabang Banjarmasin yang sudah memberi kesempatan untuk
mengambil data di tempat tersebut serta kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu dalam pengerjaan pembuatan laporan tugas akhir. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Wikan Sakarinto, S.T., MSc., Ph.D. selaku Dekan Sekolah Vokasi
Universitas Gadjah Mada.
2. Dr. B. Tulung Prayoga, S.T., M.T. selaku Ketua Departemen Teknik
Mesin Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada.
3. Harjono, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
4. Ir. Bambang Suharnadi, M.T. selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Departemen Teknik Mesin Sekolah
Vokasi Universitas Gadjah Mada.
6. Kasmin Riyadi selaku Direktur PT. Alberindo Prima Persada yang telah
banyak membantu saya dalam pengumpulan data untuk pengerjaan Tugas
Akhir penulis.
7. PT. Alberindo Prima Persada yang telah memberi kesempatan untuk
mengambil data untuk pengerjaan laporan tugas akhir penulis.
8. Dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sampaikan satu-persatu.
Demikian penulisan tugas akhir ini, penulis berharap semoga laporan ini
dapat membawa manfaat dan memberikan sumbangan pengetahuan yang berguna
bagi pembaca. Ide dan saran tentu akan sangat penulis terima untuk kesempurnaan
laporan ini.

Yogyakarta, September 2019

Ahmad Bachtiar Nur Rahman


ABSTRACT

The tipping link is an important part of the excavator. PT. Alberindo Prima
Persada as a producer of KASMINO excavator has many problems, one of which
was the tipping link on the KASMINO excavator broke when the bucket hits hard
objects. Therefore, failure analysis is needed to determine the cause of the broken
tipping link in the KASMINO excavator.
The first step of this this study was chemical composition testing and tensile
testing on the tipping link which aims to determine the type of material from the
tipping link and to determine the tensile strength and yield strength of the tipping
link. Then calculate the maximum stress that occurs on the tipping link and
determine the allowable stress for the tipping link. By doing these steps it is
expected to find out the cause of the broken tipping link on the KASMINO
excavator and to determine the suitable thickness of the object for the tipping link
on the KASMINO excavator.
The results of this study indicate that the material used for the tipping link is
a type of low carbon steel with a carbon content of 0,1714%. The ultimate tensile
strength of the tipping link is 450,86 MPa and the yield strength of the tipping link
is 364,44 MPa. The maximum stress that occurs on the tipping link is 382,65
MPa, and the value of the allowable stress is 91,11 MPa or 9,29 kgf/mm2. So from
the results of the study the tipping link used previously with thickness of 5 mm is
not suitable for KASMINO excavator, because the maximum stress that occurs on
the tipping link is greater than yield strength of the tipping link and after
analyzing the suitable thickness for the tipping link on KASMINO excavator is
20,5 mm.

Keywords: Excavator, Tipping link, Chemical composition test, Tensile test


INTISARI

Master pin adalah salah satu komponen penting dalam undercarriage excavator.
Komponen tersebut dikombinasikan dengan bushing yang digunakkan untuk menyambung
dan memutuskan rangkaian track link. Track link digunakan sebagai tumpuan track roller
dan chassis, saat teeth sprocket berputar maka track link akan berputar dan merubahnya
menjadi gerakan menggulung, sehingga memungkinkan unit dapat berjalan. Apabila master
pin mengalami kerusakan (patah) di bawah umur pakainya, maka penelitian terhadap
material harus dilakukkan untuk membantu mencari penyebab kerusakan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan pada master pin excavator Hitachi
EX1900 - 6, untuk mengetahui struktur yang terjadi pada master pin, dan mengetahui sifat
mekanik dan fisik dari master pin.
Pengujian yang digunakan adalah pengujian komposisi kimia, struktur mikro,
kekerasan, dan uji tarik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa excavator master pin
excavator Hitachi EX1900 - 6 terbuat dari baja paduan rendah AISI-SAE steel 4340.
Struktur yang terjadi pada spesimen uji didominasi oleh ferit dan perlit, itu menunjukkan
bahwa master pin memiliki sifat keras dan ulet. Master pin memiliki tegangan maksimum
93,31 kg/mm2, regangan maksimal 7,5 % serta memiliki harga kekerasan 268,699 VHN
(25,1 HRC).
Selain itu bagian kulit luar master pin telah mengalami proses normalising tetapi lapisan
kulit luar master pin tersebut lebih lunak daripada bagian dalamnya sehingga lebih mudah
untuk aus.

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR NOMOR PERSOALAN.....................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAAN TUGAS AKHIR..............................................iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI..................................................................iv
MOTTO..................................................................................................................v
LEMBAR PERSEMBAHAN...............................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
ABSTRACT...........................................................................................................ix
INTISARI...............................................................................................................x
DAFTAR ISI..........................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................2
1.4 Batasan Masalah........................................................................................3
1.5 Metodologi Pengumpulan Data.................................................................3
1.6 Sistematika Penyusunan Laporan..............................................................4
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................5
2.1 Excavator...................................................................................................5
2.2 Tipping Link..............................................................................................8
2.3 Baja............................................................................................................8
2.2.1 Baja Karbon.......................................................................................9
2.2.2 Baja Paduan......................................................................................10
2.3 Uji Komposisi Kimia...............................................................................11
2.4 Uji Tarik..................................................................................................11
2.5 Gaya Pada Cylinder Hydraulic................................................................13
2.6 Tegangan Maksimum Yang Terjadi Pada Tipping Link.........................14

xi
DAFTAR ISI
2.7 Tegangan Ijin Untuk Tipping Link.........................................................14
2.8 Menentukan Tebal Tipping Link.............................................................15
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................16
3.1 Diagram Alir Penelitian..........................................................................16
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................17
3.2.1 Alat-alat yang digunakan pada penelitian........................................17
3.2.2 Bahan yang digunakan pada penelitian............................................17
3.3 Proses Penelitian......................................................................................17
3.3.1 Uji komposisi kimia.........................................................................18
3.3.2 Uji tarik............................................................................................19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................21
4.1 Hasil Uji Komposisi Kimia.....................................................................21
4.2 Hasil Uji Tarik.........................................................................................22
4.2.1 Nilai kekuatan tarik (tensile strength)..............................................22
4.2.2 Nilai kekuatan luluh (yield strength)...............................................23
4.3 Data Spesifikasi Komponen....................................................................24
4.3.1 Spesifikasi pompa marzocchi ALP2A-D-25....................................24
4.3.2 Spesifikasi dari cylinder hydraulic...................................................25
4.4 Proses Analisa.........................................................................................26
4.4.1 Gaya maksimum pada cylinder hydraulic........................................26
4.4.2 Tegangan maksimum yang terjadi pada tipping link.......................27
4.4.3 Tegangan ijin untuk tipping link......................................................27
4.3.4 Analisa hasil.....................................................................................28
BAB V PENUTUP................................................................................................31
5.1 Kesimpulan..............................................................................................31
5.2 Saran........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................32
LAMPIRAN..........................................................................................................33

xi
i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Excavator...........................................................................................5
Gambar 2. 2 Excavator darat..................................................................................6
Gambar 2. 3 Excavator tambak..............................................................................7
Gambar 2. 4 Tipping link........................................................................................8
Gambar 2. 5 Tipping link pada excavator KASMINO...........................................8
Gambar 2. 6 Universal testing machine...............................................................12
Gambar 2. 7 Bentuk spesimen uji tarik................................................................12
Gambar 2. 8 Kurva tegangan regangan................................................................13
Gambar 3. 1 Diagram alir penelitian....................................................................16
Gambar 3. 2 Spesimen uji tarik............................................................................17
Gambar 3. 3 Dimensi spesimen uji tarik..............................................................18
Gambar 3. 4 Universal testing machine...............................................................19
Gambar 4. 1 Kurva tegangan regangan spesimen 1.............................................23
Gambar 4. 2 Pompa marzocchi ALP2A-D-25.....................................................25
Gambar 4. 3 Spesifikasi pompa marzocchi ALP2A-D-25...................................25
Gambar 4. 4 Cylinder hydraulic...........................................................................26

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Spesifikasi excavator darat.....................................................................6


Tabel 2. 2 Spesifikasi excavator tambak.................................................................7
Tabel 2. 3 Angka faktor keamanan.......................................................................14
Tabel 3. 1 Dimensi spesimen uji tarik...................................................................18
Tabel 3. 2 Prosedur pengujian spectrometer.........................................................18
Tabel 4. 1 Hasil uji komposisi kimia.....................................................................21
Tabel 4. 2 Nilai kekuatan tarik..............................................................................23
Tabel 4. 3 Nilai kekuatan luluh atau yield strength...............................................24
Tabel 4. 4 Tegangan maksimum yang terjadi dan yield strength..........................28

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Mesin spectrometer OES 3560.........................................................33


Lampiran 2 Prosedur pengujian spectrometer.....................................................34
Lampiran 3 Hasil pengujian spectrometer...........................................................35
Lampiran 4 Grafik tegangan-regangan spesimen uji...........................................36
Lampiran 5 Perhitungan yield strength spesimen 2.............................................37
Lampiran 6 Perhitungan yield strength spesimen 3.............................................38

xv
BAB I Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bulldozzer atau Dozer merupakan salah satu alat berat yang sering dijumpai
dalam proyek-proyek konstruksi. Menurut Rostiyanti (2002),Dozer merupakan
tractor yang dipasangkan pisau atau Blade di bagian depannya, pisau berfungsi
untuk mendorong, atau memotong material yang ada di depannya. Namun
penggunaan alat berat khususnya Bulldozer di Indonesia masih tergantung pada
produk dari luar negeri. Kemudian berdirilah PT. United Tractors, Tbk. yang
merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Astra International, Tbk. yang
bergerak dalam bidang alat berat, pertambangan dan energi guna memberi
manfaat kepada pemangku kepentingan.
PT. United Tractors, Tbk. merupakan salah satu perusahaan distributor alat
berat terbesar di Indonesia dengan menggunakan merk dagang “KOMATSU”.
perusahaan selalu berinovasi dalam mengembangkan kualiatas produk yang
dihasilkan demi mencapai target yang diinginkan. Perusahaan juga memainkan
peran aktif di bidang kontraktor penambangan dan baru-baru ini telah memulai
usaha pertambangan batu bara. UT menjalankan berbagai bisnisnya melalui tiga
unit usaha yaitu mesin konstruksi, kontraktor penambangan dan pertambangan.
Pada satu kesempatan, Customer PT. United Tractors pada saat melakukan
proses penggantian tidak begitu memperhatikan jenis material yang dipakai.
Sehingga sering terjadi kerusakan saat digunakan beroperasi. Salah satu yang
mengalami kerusakan yaitu pada bagian Pin Track link pada Dozer.
Pin Track link merupakan bagian dari undercarriage bulldozer. Komponen
tersebut berfungsi sebagai penghubung dan pemutus antar link pada undercarriage
unit Dozer. Pin track link sering mengalami kerusakan berupa keausan pada
permukaan dan mengalami patah. Disamping itu pin selalu menerima beban tarik
dari track link serta juga menerima beban bengkok pada saat menahan berat dari
unit yang disalurkan melalui track roller. Beroperasi di medan yang berbatu dan

1
BAB I Pendahuluan

sulit

merupakan faktor pin tersebut menerima beban impact yang tinggi. Kerusakan atau
crack diawali oleh terjadinya keretakan pada permukaan pin yang diakibatkan oleh
hentakan variasi akselerasi serta biasanya terdapat batu yang terselip antara
sprocket dan bushing. Dengan terjadinya crack maka unit akan breakdown dan
memakan downtime yang tentunya menghambat pekerjaan karena harus dilakukan
perbaikan guna mengganti komponen yang perlu diganti untuk dapat beroperasi
kembali.

2
Dengan latar belakang tersebut analisa ini dilakukan untuk mengetahui jenis
material, kekuatan tarik dan kekuatan luluh dari material tipping link. Kemudian
melakukan perhitungan untuk mengetahui penyebab patahnya tipping link pada
excavator KASMINO. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengetahui terlebih
dahulu jenis material tipping link dengan cara melakukan pengujian komposisi
kimia. Kemudian melakukan pengujian kekuatan tarik untuk mengetahui kekuatan
tarik dan yield strength yang dimiliki oleh material tersebut. Setelah itu melakukan
perhitungan untuk mengetahui penyebab patahnya tipping link pada excavator
KASMINO dengan cara menghitung tegangan maksimum yang terjadi pada
tipping link pada saat excavator beroperasi, lalu melakukan perhitungan untuk
menentukan tegangan ijin pada tipping link yang digunakan. Sehingga diketahui
penyebab kegagalan tipping link pada excavator KASMINO dan kemudian
melakukan perhitungan untuk menentukan tebal benda yang sesuai untuk tipping
link.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini yaitu untuk menentukan penyebab patahnya tipping link serta
menetukan tebal tipping link yang sesuai untuk digunakan pada excavator
KASMINO tersebut. Sehingga akan menghindari kerusakan atau patah pada
tipping link saat beroperasi.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui jenis material tipping link pada excavator KASMINO.
2. Mengetahui kekuatan tarik dan yield strength yang dimiliki oleh material
tipping link pada excavator KASMINO.
3. Mengetahui tegangan maksimum yang terjadi pada tipping link saat
excavator beroperasi.
4. Mengetahui penyebab patahnya tipping link pada excavator KASMINO
saat beroperasi.
5. Mengetahui tebal benda yang sesuai untuk tipping link pada excavator
KASMINO.
1.4 Batasan Masalah
Dalam penelitian tugas akhir ini penulis membatasi masalah agar tidak
menyimpang dari topik permasalahan yang tidak di inginkan. Masalah yang
dibatasi meliputi :
1. Material tipping link pada ecavator KASMINO.
2. Analisa yang digunakan adalah analisa komposisi kimia dan analisa
pengujian tarik.
3. Pompa yang digunakan untuk penggerak cylinder hydraulic pada excavator
KASMINO yaitu Marzocchi ALP2A-D-25.

1.5 Metodologi Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini
adalah sebagai berikut:
1. Studi literatur
Metode ini dilakukan dengan cara mempelajari referensi dari berbagai
buku, makalah, dan literatur lain sebagai teori penunjang serta pembahasa
masalah, penyusunan data, metode eksperimen, dan analisa data penelitian
yang berhubungan dengan objek yang akan dibahas dalam penulisan tugas
akhir ini.
2. Studi Lapangan
Metode ini dilakukan dengan cara wawancara dengan pembuatnya untuk
mengetahui penyebab Crack pin pada buldozzer.
3. Studi Laboratorium
Studi ini dilakukan dengan pengujian yang dikomperasikan dengan
penelitian-penelitan yang sudah ada. Laboratorium yang dipakai adalah
a. Laboratorium CV. Karya Hidup Sentosa.
b. Laboratorium Bahan Teknik Mesin Sekolah Vokasi
UGM. Pengujian yang dilakukan yaitu :
1. Pengujian komposisi kimia
2. Pengujian tarik
1.6 Sistematika Penyusunan Laporan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, ringkas, teratur, dan mudah
mengerti maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang tugas akhir, perumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan masalah, metodelogi pengumpulan data, dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang landasan teori yang digunakan dalam memecahkan
masalah .
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang proses pengambilan data dan alat yang digunakan
tahapan pengujian
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang analisa dan pembahasan data hasil pengujian yang
telah dilakukan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini diberikan kesimpulan dan saran-saran dari penelitian ini.
BAB II Landasan Teori

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Excavator
Penggunaan excavator sangat sering digunakan dalam pekerjaan di bidang
pertambangan dan proyek pembangunan. Excavator dipilih karena merupakan alat
yang fleksibel dan alat yang kompleks serta memiliki mobilitas yang tinggi.
Menurut Buntarto (2016), hydraulic excavator adalah alat serba guna yang
digunakan untuk menggali tanah (digging), memuat material ke dump truck
(loading), mengangkat material (lifting), mengikis tebing (scraping), dan
meratakan (grading). Dengan menggunakan kombinasi penggantian alat kerja
(work equipment), maka dapat digunakan untuk memecah batu (bracking),
membongkar aspal, dan lain-lain. Excavator dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2. 1 Excavator (www.cat.com)

PT. Alberindo Prima Persada sendiri sudah memproduksi berbagai macam


excavator. Produk-produk yang sudah dibuat di PT. Alberindo Prima Persada,
antara lain sebagai berikut:

5
1. Excavator darat

Gambar 2. 2 Excavator darat (www.kasmino.com)


Excavator darat seperti yang terlihat pada Gambar 2.2 berfungsi
untuk pengerjaan di darat seperti pembuatan parit dan lain-lain.
Spesifikasi dari excavator darat dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2. 1 Spesifikasi excavator darat

Panjang 550 cm

Tinggi 300 cm

Lebar 150 cm

Berat 2250 kg

Engine 2300 cc

Bucket 0,25 kubik


2. Excavator tambak

Gambar 2. 3 Excavator tambak (www.kasmino.com)

Excavator tambak seperti yang terlihat pada Gambar 2.3


berfungsi untuk melakukan pengerjaan di atas air. Biasanya
digunakan untuk pengerukan sungai dan tambak. Spesifikasi dari
excavator tambak dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut:

Tabel 2. 2 Spesifikasi excavator tambak

Panjang 480 cm

Tinggi 275 cm

Lebar 245 cm

Berat 2000 kg

Engine 2300 cc

Bucket 0,25 kubik


2.2 Tipping Link

Gambar 2. 4 Tipping link (www.lxexcavatorparts.com)


Tipping link seperti yang terlihat pada Gambar 2.4 merupakan salah satu
bagian yang penting pada excavator. Tipping link berfungsi sebagai penyangga
atau penahan antara arm dengan bucket yang dihubungkan dengan bucket
cylinder. Tipping link yang terpasang pada excavator KASMINO dapat dilihat
pada Gambar 2.5.

Gambar 2. 5 Tipping link pada excavator KASMINO

2.3 Baja
Baja dapat didefinisikan suatu campuran dari besi dan karbon, dimana unsur
karbon (C) menjadi dasar campurannya. Disamping itu, mengandung unsur
campur campuran lainnya seperti sulfur (S), fosfor (P), silikon (Si), dan mangan
(Mn) yang jumlahnya dibatasi.
Kandungan karbon di dalam baja sekitar 0,1 – 1,7%, sedangkan unsur
lainnya dibatasi persentasenya. Unsur paduan yang bercampur di dalam lapisan
baja, untuk membuat baja bereaksi terhadap pengerjaan panas atau menghasilkan
sifat-sifat yang khusus (Amanto dan Daryanto, 1999).
Secara umum baja dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu baja karbon dan
baja paduan.
2.2.1 Baja Karbon
Menurut Amanto dan Daryanto (1999), baja karbon dapat diklasifikasikan
berdasarkan jumlah karbonnya. Baja karbon terdiri atas tiga macam, yaitu baja
karbon rendah, sedang, dan tinggi.
Penjelasan dari baja karbon rendah, sedang dan tinggi adalah sebagai berikut:
1. Baja karbon Rendah
Baja ini disebut baja ringan (mild steel) atau baja perkakas, baja karbon
rendah bukan baja yang keras, karena kandungan karbonnya rendah dan
kurang dari 0,3%.
Baja ini dapat dijadikan mur, baut, ulir sekrup, peralatan senjata, alat
pengankat presisi, batang tarik, perkakas silinder, dan penggunaan yang
hampir sama.
Penggilingan dan penyesuaian ukuran baja dapat dilakukan dalam keadaan
panas. Hal itu dapat ditandai dengan melihat lapisan oksida besinya di
bagian permukaan yang berwarna hitam.
Baja juga dapat diselesaikan dengan pengerjaan dingin dengan cara
merendam atau mencelupkan baja ke dalam larutan asam yang berguna
untuk mengeluarkan lapisan oksidanya. Setelah itu, baja diangkat dan
digiling sampai ukuran yang dikehendaki, selanjutnya didinginkan. Proses
ini menghasilkan baja yang lebih licin, sehingga lebih baik sifatnya dan
bagus untuk dibuat mesin perkakas.
2. Baja Karbon Sedang
Baja karbon sedang mengandung karbon 0,3 – 0,6% dan kandungan
karbonnya memungkinkan baja untuk dikeraskan sebagian dengan
pengerjaan panas (heat treatment) yang sesuai. Proses pengerjaan panas
menaikkan kekuatan baja dengan cara digiling. Baja karbon sedang
digunakan untuk sejumlah peralatan mesin seperti roda gigi otomotif, poros
bubungan, poros engkol, sekrup sungkup, dan alat angkat presisi.
3. Baja Karbon Tinggi
Baja karbon tinggi yang mengandung karbon 0,6 – 1,5%, dibuat dengan cara
digiling panas. Pembentukan baja ini dilakukan dengan cara menggerinda
permukaannya, misalnya batang bor dan batang datar. Apabila baja ini
digunakan untuk bahan produksi maka harus dikerjakan dalam keadaan
panas dan digunakan untuk peralatan mesin-mesin berat, batang-batang
pengontrol, alat-alat tangan seperti palu, obeng, tang, kunci mur, baja pelat,
pegas kumparan, dan sejumlah peralatan pertanian.
2.2.2 Baja Paduan
Baja paduan dihasilkan dengan biaya yang lebih mahal dari baja karbon
karena bertambahnya biaya untuk penambahan pengerjaan yang khusus yang
dilakukan di dalam industri atau pabrik.
Baja paduan dapat didefinisikan sebagai suatu baja yang dicampur dengan
satu atau lebih unsur campuran seperti nikel, kromium, molibden, vanadium,
mangan, dan wolfram yang berguna untuk memperoleh sifat-sifat baja yang
dikehendaki (keras, kuat, dan liat), tetapi unsur karbon tidak dianggap sebagai
salah satu unsur campuran.
Suatu kombinasi antara dua atau lebih unsur campuran memberikan sifat
khas dibandingkan dengan menggunakan satu unsur campuran, misalnya baja
yang dicampur dengan unsur kromium dan nikel akan menghasilkan baja yang
mempunyai sifat keras dan kenyal (sifat logam ini membuat baja dapat dibentuk
dengan cara dipalu, diempa, digiling, dan ditarik tanpa mengalami patah atau
retak- retak). Jika baja dicampur dengan kromium dan molibden, akan
menghasilkan baja yang mempunyai sifat keras yang baik dan sifat kenyal yang
memuaskan serta tahan terhadap panas (Amanto dan Daryanto, 1999).
2.3 Uji Komposisi Kimia
Pengujian komposisi kimia dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
kandungan unsur-unsur paduan yang berupa senyawa kimia yang terkandung
dalam suatu material yang telah diambil sebelumnya dan diujikan menggunakan
mesin uji yang bernama Spectometer. Presentase senyawa kimia yang terkandung
dalam material dapat digunakan untuk mengetahui jenis material serta untuk
mengetahui jenis paduan yang terkandung dalam material.
Pengujian komposisi kimia ini menggunakan mesin spectrometer jenis OES
(Optical Emission Spectrometer). Mesin spectrometer jenis OES ini dapat
digunakan untuk analisa logam, proses kontrol, dan penegecoran logam (besi,
alumunium, tembaga). Untuk analisa logam mesin jenis ini dapat digunakan untuk
menganalisa beberapa jenis logam antara lain: iron base (low alloy steel, cast
iron, stainless steel, manganese steel), copper base (bronze, brass, high purity
copper), alumunium base (low alloy alumunium).
Prinsip kerja dari mesin spectrometer jenis OES adalah sebagai berikut:
1. Mengukur intensitas dari energi/radiasi yang dipancarkan dalam bentuk
sinar oleh atom-atom yang mengalami perubahan tingkat energi elektron
(eksitasi, de-eksitasi)
2. Atom-atom tereksitasi dihasilkan dari proses pembakaran lokal pada
permukaan bahan.
3. Pembakaran lokal mengakibatkan molekul-molekul senyawa menguap dan
terurai menjadi atom-atom unsur yang bersangkutan.
4. Pada keadaan ini, terjadi eksitasi elektron dari tingkat energi terendah ke
tingkat energi yang lebih tinggi. Kemudian sambil kembali ke keadaan dasar
elektron akan mengemisikan energi melalui pancaran energi.

2.4 Uji Tarik


Pengujian tarik merupakan salah satu pengujian material yang paling banyak
dilakukan di dunia industri. Karena pengujian ini terbilang yang paling mudah dan
banyak data yang bisa diambil dari pengujian ini. Data-data yang bisa didapat dari
pengujian tarik ini adalah data nilai kekuatan tarik (ultimate tensile strenght), data
kekuatan luluh (yield strenght or yeild point) dan modulus elastisitas bahan.

Gambar 2. 6 Universal testing machine


Pengujian tarik menggunakan mesin universal testing machine seperti yang
terlihat pada Gambar 2.6. Uji tarik menggunakan peralatan standar ukur untuk
mengukur gaya penarikan dan pertambahan panjang dengan laju penarikan yang
konstan pada spesimen standar. Ukuran spesimen standar dimaksudkan agar
diperoleh hasil yang akurat dan dapat dibandingkan dengan hasil pengujian sejenis
oleh pihak lain di lain tempat.
Spesimen uji tarik bentuk dan ukurannya sudah terstandar, dalam kasus-kasus
tertentu diijinkan memakai bentuk dan ukuran spesimen uji tidak standar. bentuk
dan ukuran spesimen uji terstandar disebut juga spesimen uji proporsional, dan
yang tidak terstandar disebut juga spesimen uji non proporsional. Bentuk
spesimen untuk uji tarik dapat dilihat pada gambar seperti dibawah.

Gambar 2. 7 Bentuk spesimen uji tarik (ASTM E8/8M-13a, 2013)


Rumus untuk mengetahui kekuatan tarik setelah melakukan pengujian tarik
adalah sebagai berikut:
𝐹
𝜎𝑢 = ..........................................................................................(2.1)
𝐴𝑜

Keterangan: σu = Kekuatan tarik atau tegangan tarik (kgf/mm2)

F = Gaya tarik (kgf)

Ao = Luas penampang mula-mula (mm2)

Pada pengujian tarik dilakukan juga pengamatan mengenai perpanjangan


yang dialami benda uji dan dihasilkan kurva tegangan regangan. Kurva
tegangan regangan dapat dilihat pada Gambar 2.8 dibawah.

Gambar 2. 8 Kurva tegangan regangan (Wiryosumarto dan Okumura, 2000)

2.5 Gaya Pada Cylinder Hydraulic


Untuk mengetahui gaya pada cylinder hydraulic dilakukan perhitungan
dengan rumus sebagai berikut:

𝐹𝑚𝑎𝑥 = 𝑃. 𝐴...................................................................................(2.2)
BAB II Landasan Teori

Dimana A didapat dari rumus berikut:


1
𝐴= . 𝜋. (𝐷2)
4
Keterangan P = Tekanan dari pompa
Fmax = Gaya maksimum cylinder hydraulic
A = Luas penampang piston
D = Diameter piston

2.6 Tegangan Maksimum Yang Terjadi Pada Tipping Link


Tegangan maksimum yang terjadi pada tipping link dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐹𝑚𝑎𝑥
(
𝜎𝑚 = 2
) .....................................................................................(2.3)
𝐴

Keterangan 𝜎m = Tegangan yang terjadi


Fmax = Gaya maksimum cylinder hydraulic
A = Luas penampang benda uji

2.7 Tegangan Ijin Untuk Master Pin


Tegangan ijin adalah tegangan yang diijinkan untuk dipakai dalam sebuah
perancangan pembuatan. Tegangan ijin dihitung dengan cara membagi yield
strength dengan faktor keamanan. Angka faktor keamanan tergantung pada jenis
pembebanannya, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2.3 dibawah.
Tabel 2. 3 Angka faktor keamanan (Khurmi dan Gupta, 2005)

14
BAB II Landasan Teori

Rumus yang digunakan untuk menentukan tegangan ijin pada tipping link
adalah sebagai berikut:

𝜎𝑦
𝜎𝑖 = .................................................................................................(2.4)
𝑠𝑓

Keterangan 𝜎i = Tegangan ijin

𝜎y = Yield strength
sf = Safety factor

2.8 Menentukan Tebal Tipping Link


Langkah pertama untuk menentukan tebal yang tepat untuk tipping link yang
tepat adalah menentukan luas penampangnya terlebih dahulu. Untuk menghitung
luas penampangnya menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐹𝑚𝑎𝑥
2
𝐴= ..............................................................................................(2.5)
𝜎𝑖

Keterangan A = Luas Penampang


Fmax = Gaya maksimum pada cylinder hydraulic
𝜎i = Tegangan ijin
Setelah mengetahui luas penampangnya, nilai luas penampang tersebut
dapat digunakan untuk menentukan tebal tipping link yang tepat pada excavator
KASMINO. Rumus untuk menentukan tebal tipping link yang tepat adalah
sebagai berikut:
𝐴
𝑡= ......................................................................................................(2.6)
𝑙

Keterangan t = Tebal

A = Luas penampang

l = Lebar

15
BAB III Metode
Penelitian

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penelitian


Diagram alir peneltian yang dilakukan dalam penelitian penulis yaitu sebagai
berikut:

MULAI

PENGUMPULAN DATA

PERUMUSAN MASALAH

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

PENGUJIAN KOMPOSISI PENGUJIAN TARIK


KIMIA

KANDUNGAN KEKUATAN TARIK


SENYAWA KEKUATAN LULUH
KIMIA

ANALISA HASIL DAN


PEMBAHASAN

KESIMPULAN

SELESAI

Gambar 3. 1 Diagram alir penelitian

16
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat-alat yang digunakan pada penelitian
1. Mesin uji komposisi kimia spectrometer OES 3560
2. Mesin uji tarik (universal testing machine)
3. Vernier Caliper
4. Palu
5. Penitik
6. Spidol

3.2.2 Bahan yang digunakan pada penelitian


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah spesimen dari tipping link
pada excavator KASMINO di PT. Alberindo Prima Persada.

3.3 Proses Penelitian


Proses awal dari penelitian ini adalah pemotongan bahan untuk menjadi
spesimen uji untuk pengujian tarik dan pemotongan untuk pengujian komposisi
kimia. Pembuatan spesimen uji tarik disesuaikan dengan ukuran yang sudah
ditentukan sebelumnya, buat sebanyak 3 buah. Sedangkan untuk spesimen uji
komposisi kimia, potong berbentuk kotak dengan ukuran ± 30 mm x 30 mm
sebanyak 1 buah. Spesimen uji tarik dapat dilihat pada Gambar 3.2 dibawah.

Gambar 3. 2 Spesimen uji tarik


Gambar 3. 3 Dimensi spesimen uji tarik (ASTM E8/8M-13a, 2013)
Tabel 3. 1 Dimensi spesimen uji tarik

Ukuran Spesimen Uji Tarik


mm

G - Gage Length 100

T – Thickness 5

A - Length of Reduce Section 120

B - Length of Grip Section 40

C - Widht of Grip Section 30

3.3.1 Uji komposisi kimia


Pengujian komposisi dilakukan untuk mengetahui komposisi kimia yang
terkandung di dalam material yang digunakan. Proses pengujian komposisi kimia
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar unsur-unsur pembentuk bahan
material untuk bahan tipping link, misalnya Fe, Cr, Ni, Si, Mn, Cu, Al, S dan
unsur lainnya

Tempat Pengujian : CV. Karya Hidup Sentosa


Alat pengujian : Spectometer OES 3560
Prosedur pengujian spectrometer adalah seperti yang sudah tertera dalam tabel
berikut:
Tabel 3. 2 Prosedur pengujian spectrometer

No Prosedur Pengujian Keterangan


1 Siapkan sample yang akan di uji. Luas penampang sample uji
minimal 20 mm x 20 mm
Tabel 3. 2 Prosedur pengujian spectrometer (lanjutan)
2 Ratakan permukaan sample uji dengan Gerinda hingga kulit luarnya
menggunakan vertical grinding hilang
3 Clamp spesimen uji agar saat spark tidak Pastikan tidak terjadi
terjadi pergeseran kebocoran
4 Lakukan pengujian dengan menggunakan Pilih program sesuai dengan
program yang sudah dihubungkan pada jenis material yang diuji
komputer
5 Uji sample minimal sebanyak 2x spark untuk Standard defiasi (Sd)< 0.005
mendapatkan hasil yang valid
6 Hasil analisa sample akan tertera pada layar
komputer yang menunjukan nilai rata-rata dari
hasil spark

3.3.2 Uji tarik


Pengujian tarik ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik dan
kekuatan luluh material tipping link yang sebelumnya sudah dibuat seperti tulang
untuk spesimen uji tarik.

Tempat Pengujian : Lab. Bahan Teknik Departemen Teknik Mesin SV UGM


Alat Pengujian : Universal testing machine

Gambar 3. 4 Universal testing machine


Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan pengujian tarik:
1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2. Nyalakan mesin uji tarik
3. Jepit spesimen uji pada penjepit atau pencekam di mesin uji tarik
4. Pastikan sudah terjepit dengan kuat
5. Lakukan proses pengujian
6. Tunggu sampai spesimen uji putus atau patah
7. Hentikan proses pengujian
8. Catat data yang diperlukan yang sudah ditampilkan pada mesin
9. Lakukan hal yang sama untuk spesimen uji yang lainnya.
BAB IV Hasil DanPembahasan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Uji Komposisi Kimia


Hasil pengujian komposisi kimia material Pin track link yang digunakan
pada penelitian ini mengandung senyawa kimia yang dimasukkan ke dalam Tabel
4.1 sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Hasil uji komposisi kimia

Unsur (%)
C 0,1714
Si 0,2179
S 0,0076
P 0,0120
Mn 0,8603
Ni 0,0035
Cr 0,0096
Mo 0,0005
Cu 0,0079
W 0,0000
Ti 0,0008
Sn 0,0001
Al 0,0283
Pb 0,0000
Ca 0,0004
Zn 0,0000
Fe 98,66

21
Dari hasil pengujian komposisi kimia kandungan unsur karbon dari material
tipping link sebesar 0,1714%, maka menerut kandungan unsur karbonnya material
tipping link tersebut termasuk kedalam baja karbon rendah.

4.2 Hasil Uji Tarik


Tujuan pengujian tarik ini adalah untuk mengetahui nilai kekuatan tarik dan
kekuatan luluh yang dimiliki oleh material tipping link. Nilai kekuatan tarik dan
kekuatan luluh dari setiap spesimen adalah sebagai berikut:

4.2.1 Nilai kekuatan tarik (tensile strength)


Untuk menghitung nilai kekuatan tarik dari setiap spesimen menggunakan
rumus 2.1. Perhitungan untuk menghitung kekuatan tarik dari setiap spesimen
adalah sebagai berikut:
Perhitungan kekuatan tarik pada spesimen uji 1 adalah sebagai berikut:
Diketahui
F = 44,65 KN
A = 97,39 mm2
Perhitungan
Kekuatan tarik (σu) = ...?
Hasil Perhitungan

Kekuatan tarik (σu) 𝐹


𝐴𝑜
= 44,65 𝐾𝑁
=
97,39 𝑚𝑚2

= 0,45846 𝐾𝑁/𝑚𝑚2
= 458,46 𝑀𝑃𝑎

Untuk mengetahui kekuatan tarik dari spesimen uji 2 dan spesimen uji 3
menggunakan cara yang sama seperti pada perhitungan spesimen uji 1. Hasil
kekuatan tarik dari setiap spesimen dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4. 2 Nilai kekuatan tarik

Kekuatan
Lo Li A
No l (mm) t (mm) F (KN) Tarik
(mm) (mm) (mm2)
(MPa)

1 20,04 4,86 99,40 122,18 97,39 44,65 458,44

2 20,16 4,86 99,36 120,68 97,97 43,77 446,76

3 20,10 4,86 99,46 123,58 97,68 43,70 447,37

Rata-rata 450,86

4.2.2 Nilai kekuatan luluh (yield strength)


Untuk mengetahui kekuatan luluh dari setiap spesimen adalah dengan
melakukan perhitungan menggunakan cara sebagai berikut:
Perhitungan untuk mecari kekuatan luluh dari spesimen 1 adalah dengan cara
sebagai berikut:

Gambar 4. 1 Kurva tegangan regangan spesimen 1


Langkah pertama yaitu menentukan skala kekuatan tarik berdasarkan kurva
tegangan regangan spesimen uji. Untuk perhitungannya sebagai berikut:
𝜎𝑢
Skala =
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝜎𝑢

458,44 𝑀𝑃𝑎
= 69

= 6,64 𝑀𝑃𝑎

Setelah melakukan perhitungan, nilai skala dari kekuatan tarik dapat


digunakan untuk menghitung kekuatan luluh dari spesimen uji. Untuk
perhitungannya adalah sebagai berikut:
Kekuatan luluh (𝜎𝑦) = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎. 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝜎𝑦
= 6,64 𝑀𝑃𝑎 𝑥 56
= 371,84 𝑀𝑃𝑎
Untuk perhitungan spesimen uji 2 dan spesimen uji 3 dapat dilihat pada
Lampiran 4 dan Lampiran 5. Hasil perhitungan kekuatan luluh atau yiel strength
dari setiap spesimen dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4. 3 Nilai kekuatan luluh atau yield strength

Yield Strength Rata-rata


Spesimen
(MPa) (MPa)

1 371,84

2 359,64 364,44

3 361,84

4.3 Data Spesifikasi Komponen


4.3.1 Spesifikasi pompa marzocchi ALP2A-D-25
Pompa yang digunakan untuk penggerak cylinder hydraulic adalah pompa
tipe gear dengan merk marzocchi ALP2A-D-25 seperti yang terlihat pada Gambar
4.2 dan spesifikasi dari pompa marzocchi ALP2A-D-25 dapat dilihat pada Gambar
4.3.
Gambar 4. 2 Pompa marzocchi ALP2A-D-25 (Marzocchi Pompe)

Gambar 4. 3 Spesifikasi pompa marzocchi ALP2A-D-25 (Marzocchi Pompe)

Keterangan P1 = Max. Countinues Pressure


P2 = Max. Intermittent Pressure
P3 = Max. Peak Pressure

4.3.2 Spesifikasi dari cylinder hydraulic


Cylinder hydraulic dapat dilihat pada Gambar 4.4. Spesifikasi dari cylinder
hydraulic yang digunakan pada excavator KASMINO adalah sebagai berikut:
Gambar 4. 4 Cylinder hydraulic (www.mobilehydraulictips.com)

Keterangan S = Panjang Langkah = 60 cm = 600 mm


D = Diameter Piston = 6,3 cm = 63 mm
d = Diameter Rod = 4 cm = 40 mm

4.4 Proses Analisa


4.4.1 Gaya maksimum pada cylinder hydraulic
Gaya maksimum pada cylinder hydraulic dapat dihitung dengan
menggunakan Rumus 2.2. Perhitungan untuk menghitung gaya maksimum pada
cylinder hydraulic adalah sebagai berikut:

Diketahui
P = 240 bar = 24 MPa = 244,73 kgf/ cm2
D = 6,3 cm
Perhitungan
Gaya Maksimum (Fmax) =.....?
Hasil Perhitungan
L. Penampang (A) = ¼.π.(D2)
= ¼.3.14.(6,32)
= 0,785.(39,69)
= 31,15 cm2
Gaya Maksimum (Fmax) = P.A
= 244,73 kgf/cm2.31,15 cm2
= 7623,33 kgf
Jadi gaya maksimum pada cylinder hydraulic adalah 762,33 kgf.

4.4.2 Tegangan maksimum yang terjadi pada tipping link


Tegangan maksimum yang terjadi pada tipping link dapat diketahui dengan
menggunakan Rumus 2.3. Perhitungan untuk mengetahui tegangan maksimum
yang terjadi pad tipping link adalah sebagai berikut:

Diketahui
Fmax = 7623,33 kgf
D = 97,68 mm2
Perhitungan

Tegangan yang terjadi (𝜎m) =.....?

Hasil Perhitungan
𝐹𝑚𝑎𝑥
( 2 )
Tegangan yang terjadi (𝜎m) =
𝐴
7623,33 𝑘𝑔𝑓
2
= 97,68 𝑚𝑚2
3811,66 𝑘𝑔𝑓
=
97,68 𝑚𝑚2

= 39,02 𝑘𝑔𝑓/𝑚𝑚 2
= 382,65 𝑀𝑃𝑎
Jadi tegangan maksimum yang terjadi pada tipping link sebesar 382,65 MPa.
4.4.3 Tegangan ijin untuk tipping link
Tegangan ijin untuk tipping link dapat diketahui dengan menggunakan
Rumus 2.4. Angka faktor keamanan dari material tipping link adalah 4 seperti
yang sudah dijelaskan pada Tabel 2.3 karena material tipping link adalah steel dan
pembeban pada tipping link adalah beban statis. Perhitungan untuk mengetahui
tegangan ijin tipping link adalah sebagai berikut:
Diketahui
𝜎y = 364,44 MPa
sf =4
Perhitungan

Tegangan ijin (𝜎i) =.....?

Hasil Perhitungan
𝜎𝑦
Tegangan ijin (𝜎i) =
𝑠𝑓
364,44 𝑀𝑃𝑎
=
4
= 91,11 𝑀𝑃𝑎
= 9,29 kgf/mm2
Jadi nilai tegangan ijin untuk tipping link sebesar 91,11MPa atau 9,29 kgf/
mm2.
4.3.4 Analisa hasil
Analisa hasil ini dilakukan dengan cara membandingkan tegangan yang
terjadi pada tipping link dengan yield strength yang dimiliki oleh tipping link.
Hasil dari pengujian spesimen uji dengan tebal 5 mm didapatkan hasil sebagai
berikut:

Tabel 4. 4 Tegangan maksimum yang terjadi dan yield strength

Tegangan Maksimum
Yield Strength (MPa)
Yang Terjadi (MPa)

382,65 364,44

Dari melihat Tabel 4.4 diatas, diketahui bahwa nilai tegangan maksimum
yang terjadi pada tipping link lebih besar daripada nilai yield strength. Hal ini
yang menyebabkan tipping link patah saat menerima beban maksimum. Sehingga
benda dengan tebal 5 mm tersebut tidak cocok digunakan sebagai tipping link
pada excavator KASMINO. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk
menentukan bahan dengan tebal yang sesuai untuk tipping link pada excavator
KASMINO.
Untuk menentukan bahan dengan tebal yang sesuai untuk tipping link
dengan cara menentukan terlebih dahulu tegangan ijin untuk tipping link. Setelah
melakukan perhitungan didapatkan nilai tegangan ijinnya yaitu sebesar 91,11 MPa
atau 9,29 kgf/mm2. Setelah mengetahui nilai tegangan ijinnya perhitungan dengan
cara gaya maksimum pada cylinder hydraulic dibagi dengan tegangan ijinnya.
Kemudian dari hasil perhitungan tersebut mendapatkan hasil untuk nilai luas
penampang, lalu nilai dari luas penampang dibagi dengan lebar untuk
mendapatkan nilai tebal yang sesuai untuk tipping link.
Langkah pertama menghitung luas penampangnya terlebih dahulu dengan
menggunakan Rumus 2.5. Perhitungan untuk menghitung luas penampangnya
adalah sebagai berikut:

Diketahui
Fmax = 7623,33 kgf
𝜎i = 9,29 kgf/mm2
Perhitungan
Luas Penampang (A) =.....?

Hasil
Perhitungan
𝐹𝑚𝑎𝑥
2
Luas Penampang (A) =
𝜎𝑖
7623,33 𝑘𝑔𝑓
2
= 9,29 𝑘𝑔𝑓/𝑚𝑚 2

3811,65 𝑘𝑔𝑓
=
9,29 𝑘𝑔𝑓/𝑚𝑚 2

= 410,29 𝑚𝑚2
Setelah mengetahui luas penampanganya maka tebal yang sesuai dapat
diketahui dengan menggunakan Rumus 2.6. Perhitungan untuk mengetahui tebal
yang sesuai adalah sebagai berikut:
Diketahui
Luas Penampang (A) = 410,29 mm2
Lebar (l) = 20,1 mm
Perhitungan
Tebal (t) = ...?
Hasil Perhitungan

𝐴
Tebal (t) =
𝑙

410,29 𝑚𝑚2
=
20,1 𝑚𝑚

= 20,41 𝑚𝑚

Jadi tebal benda yang sesuai untuk tipping link pada excavator KASMINO
adalah 20,41 mm atau sekitar 20,5 mm.
BAB V
Penutup

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Tugas akhir yang telah dilaksanakan dengan judul “Analisa Kegagalan
Tipping Link Pada Excavator Kasmino” didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Spesimen yang digunakan untuk tipping link termasuk kedalam baja


karbon rendah dengan kandungan kadar karbonnya sebesar 0,1714%.
2. Kekuatan tarik dari tipping link adalah 450,86 MPa dan yield strength dari
tipping link adalah 364,44 MPa.
3. Tegangan maksimum yang terjadi pada tipping link saat beropesai sebesar
382,65 MPa.
4. Penyebab patahnya tipping link pada excavator KASMINO karena
tegangan maksimum yang terjadi pada link bucket melebihi nilai yield
strength dari tipping link tersebut.
5. Tipping link yang diguanakan sebelumnya dengan tebal 5 mm tidak sesuai
untuk digunakan, sedangkan dengan tebal benda yang sesuai digunakan
untuk tipping link pada excavator KASMINO adalah 20,5 mm.

5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis mempunyai saran sebagai
berikut:

1. Proses pengambilan data harus dilakukan dengan teliti agar didapakan


hasil yang valid.
2. Penulis menyarankan untuk mengganti material tipping link pada
excavator KASMINO yang digunakan sebelumnya dengan tebal 5 mm
untuk diganti dengan tebal 20,5 mm.

31
DAFTAR PUSTAKA

Amanto, H., dan Daryanto. (1999). Ilmu Bahan. Jakarta: Bumi Aksara.

ASTM E8/E8M-13a. (2013). Standard Test Methods for Tension Testing of


Metallic Material. The United States of America: American Society for
Testing and Materials.

Balai Penelitian Teknologi Mineral. Optical Emission Spectrometer-Spectromaxx.


bptm.lipi.go.id. http://bptm.lipi.go.id/optical-emission-spectrometer-
spectromaxx/ (diakses pada 5 September 2019)

Buntarto. (2016). Alat Berat dan Sistem Undercarriage. Bantul: Pustaka Baru
Press.

Khurmi, R. S., dan J. K. Gupta. (2005). A Textbook of Machine Design (Firts


Multicolour Edition). New Delhi: Eurasia Publishing House (PVT.) LTD.

Marzocchi Pompe. ALP, Bologna: Marzocchi Group.

PT. Alberindo Prima Persada. Produk dan Jasa. Kasmino.com.


http://www.kasmino.com/produk.html (diakses pada 3 September 2019)

Rostiyanti, S.F. (2002). Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Jakarta: Rineka Cipta.

Wiryosumarto, H., dan Okumura, T. (2000). Teknologi Pengelasan Logam.


(Cetakan Ke-8). Jakarta: Pradnya Paramita.

32
LAMPIRAN

Lampiran 1 Mesin spectrometer OES 3560

33
Lampiran 2 Prosedur pengujian
spectrometer

34
Lampiran 3 Hasil pengujian
spectrometer

35
Lampiran 4 Grafik tegangan-regangan spesimen uji

36
Lampiran 5 Perhitungan yield strength spesimen 2

 Skala  Nilai yield strenght


𝜎𝑢
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 = 𝜎𝑦 = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝜎𝑦
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝜎𝑢
= 6,66 𝑀𝑃𝑎 𝑥 54
446,76 𝑀𝑃𝑎
= 67
= 359,64 𝑀𝑃𝑎
= 6,66 𝑀𝑃𝑎

37
Lampiran 6 Perhitungan yield strength spesimen 3

 Skala  Nilai yield strenght


𝜎𝑢
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 = 𝜎𝑦 = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝜎𝑦
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝜎𝑢
= 6,57 𝑀𝑃𝑎 𝑥 55
447,37 𝑀𝑃𝑎
= 68
= 361,84 𝑀𝑃𝑎
= 6,57 𝑀𝑃𝑎

38

Anda mungkin juga menyukai