TUGAS AKHIR
Oleh
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Program Strata -1 pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Andalas Padang
Oleh
PRIYANDA DIMARSHA PUTRA
NBP 1210922051
Pembimbing
SABRIL HARIS HG, Ph.D
i
KATA PENGANTAR
i
Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan
berguna serta menambah wawasan kita semua. Mudah-mudahan Allah
SWT memberkati kita semua.
Padang, Oktober 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................vii
BAB I – PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat................................................................................2
1.3 Batasan Masalah.....................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan.............................................................................3
i
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN.......................................................19
3.1 Studi Literatur Jembatan Sederhana......................................................19
3.2 Studi Literatur Struktur Rangka Batang................................................19
3.3 Studi Literatur Kapasitas Penampang Baja Ringan...............................19
3.4 Analisa Struktur Rangka Baja Ringan Jembatan Sederhana..................20
3.5 Rekomendasi Bentuk dan Ukuran Rangka Batang................................21
3.6 Diagram Alir.........................................................................................23
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
2
menjadi titik berat yaitu:
3
1. Struktur dibentuk seperti struktur rangka.
2. Profil baja ringan yang digunakan yaitu penampang
C75.35.075 yang digandakan.
3. Perencanaan desain penampang profil baja ringan dan
sambungan berdasarkan SNI 7971:2013 tentang struktur
baja canai dingin.
4. Analisa perhitungan struktur menggunakan software SAP
2000.
5. Jembatan direncanakan memiliki lebar 3 meter
6. Bentang jembatan yang direncanakan yaitu 6 meter dan 8
meter.
7. Jembatan direncanakan sanggup dilewati kendaraan kecil
seperti mobil pick-up.
4
BAB III : Metodologi penelitian
Berisikan metodologi penelitian berupa bagan alir dan tahap-
tahap desain struktur rangka batang baja ringan untuk
jembatan sederhana.
BAB IV : Hasil dan Pembahasan
Menganalisis gaya aksial yang ditimbulkan akibat
pembebanan pada struktur rangka batang baja ringan
jembatan sederhana, serta perbandingan dengan kapasitas
nominal penampang.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Berisikan kesimpulan dan saran dari analisis yang telah
dilakukan pada tugas akhir ini.
5
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
6
setiap elemen profil terhadap tebalnya cukup besar. Karena dimensi
ketebalan profil yang relatif tipis, maka pembentukan profil dapat
dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan dingin (cold
forming processes). Di dalam proses pembentukan dingin ini, profil
dibentuk dari lembaran atau pelat baja menjadi bentuk yang diinginkan
melalui mesin rol atau mesin tekuk pelat (rolling press atau bending
brake machines) yang dilakukan pada suhu ruangan. Ketebalan pelat
baja yang umumnya digunakan sebagai bahan dasar pembentukan profil
biasanya berkisar antara 0.3 mm hingga 6 mm (Yu, 2000).
Dibandingkan dengan material yang lain, seperti kayu dan beton,
baja ringan memberikan beberapa kelebihan diantaranya:
a. Mempunyai perbandingan yang besar antara kekuatan dan
beratnya dari material konstruksi lainnya.
b. Membutuhkan periode konstruksi yang pendek dibandingkan
dengan sistem konvensional.
c. Tahan lama dan mudah dalam perawatan.
d. Dapat didesain secara fleksibel.
e. Mudah dalam pemindahan tempat, mengubah, maupun
menghilangkan.
7
(residual stress). Jadi sebelum batang dibebanipun sudah
ada residual stress yang berasal dari pabrik.
Cold formed shapes : profil semacam ini dibentuk dari
pelat- pelat yang sudah jadi, menjadi profil baja dalam
temperatur atmosfir (dalam keadaan dingin).
8
konfigurasi segitiga yang menghasilkan bentuk stabil. Pada bentuk
9
segiempat atau bujursangkar, bila struktur tersebut diberi beban, maka
akan terjadi deformasi masif dan menjadikan struktur tak stabil. Bila
struktur ini diberi beban, maka akan membentuk suatu mekanisme
runtuh (collapse), sebagaimana diilustrasikan pada gambar berikut ini.
Struktur yang demikian dapat berubah bentuk dengan mudah tanpa
adanya perubahan pada panjang setiap batang. Sebaliknya, konfigurasi
segitiga tidak dapat berubah bentuk atau runtuh, sehingga dapat
dikatakan bahwa bentuk ini stabil (Gambar 2.2)
Gambar 2.2. Rangka Batang dan Prinsip dasar Triangulasi (Schodek, 1999)
1
eksternal
1
menyebabkan timbulnya gaya pada batang-batang. Gaya-gaya tersebut
adalah gaya tarik dan tekan murni. Lentur (bending) tidak akan terjadi
selama gaya eksternal berada pada titik nodal (titik simpul). Bila
susunan segitiga dari batang-batang adalah bentuk stabil, maka
sembarang susunan segitiga juga membentuk struktur stabil dan kukuh.
Hal ini merupakan prinsip dasar penggunaan rangka batang pada
gedung.
Bentuk kaku yang lebih besar untuk sembarang geometri dapat
dibuat dengan memperbesar segitiga-segitiga itu. Untuk rangka batang
yang hanya memikul beban vertikal, pada batang tepi atas umumnya
timbul gaya tekan, dan pada tepi bawah umumnya timbul gaya tarik.
Gaya tarik atau tekan ini dapat timbul pada setiap batang dan mungkin
terjadi pola yang berganti-ganti antara tarik dan tekan.
Penekanan pada prinsip struktur rangka batang adalah bahwa
struktur hanya dibebani dengan beban-beban terpusat pada titik-titik
hubung agar batang-batangnya mengalami gaya tarik atau tekan. Bila
beban bekerja langsung pada batang, maka timbul pula tegangan lentur
pada batang itu sehingga desain batang sangat rumit dan tingkat efisiensi
menyeluruh pada batang menurun.
2.3.1.2 Analisa Kualitatif Gaya Batang
Perilaku gaya-gaya dalam setiap batang pada rangka batang
dapat ditentukan dengan menerapkan persamaan dasar keseimbangan.
Untuk konfigurasi rangka batang sederhana, sifat gaya tersebut (tarik,
tekan atau nol) dapat ditentukan dengan memberikan gambaran
bagaimana rangka batang tersebut memikul beban. Salah satu cara untuk
menentukan gaya dalam batang pada rangka batang adalah dengan
1
menggambarkan bentuk deformasi yang mungkin terjadi.
1
Metode untuk menggambarkan gaya-gaya pada rangka batang
adalah berdasarkan pada tinjauan keseimbangan titik hubung. Secara
umum rangka batang kompleks memang harus dianalisis secara
matematis agar diperoleh hasil yang benar.
1
Aspek lain dalam stabilitas adalah bahwa konfigurasi batang
dapat digunakan untuk menstabilkan struktur terhadap beban lateral.
Gambar 2.4 menunjukan cara menstabilkan struktur dengan
menggunakan batang batang kaku. Kabel dapat digunakan sebagai
pengganti dari batang kaku, bila gaya yang dipikul adalah gaya tarik
saja.
1
Gambar 2.5. Diagram Gaya-Gaya Batangyang bekerja pada titik hubung (Schodek, 1999)
1
membuat semua batang identik, maka pembuatan titik
hubung menjadi lebih mudah dibandingkan bila batang-
batang yang digunakan berbeda.
2.3.4 Tinggi Rangka Batang
Penentuan tinggi optimum yang meminimumkan volume total
rangka batang umumnya dilakukan dengan proses optimasi. Proses
optimasi ini membuktikan bahwa rangka batang yang relatif tinggi
terhadap bentangannya merupakan bentuk yang efisien dibandingkan
dengan rangka batang yang relatif tidak tinggi. Sudut-sudut yang
dibentuk oleh batang diagonal dengan garis horisontal pada umumnya
berkisar antara 300 – 600 dimana sudut 45° biasanya merupakan sudut
ideal. Berikut ini pedoman sederhana untuk menentukan tinggi rangka
batang berdasarkan pengalaman. Pedoman sederhana di bawah ini hanya
untuk pedoman awal, bukan digunakan sebagai keputusan akhir dalam
desain.
1
2.4 Kapasitas Nominal Penampang
2.4.1 Kapasitas Nominal Penampang yang menerima Aksial Tarik
Menurut SNI 7971-2013 Struktur Baja Canai Dingin, dalam
perencanaan aksial tarik sebuah komponen struktur yang menerima gaya
aksial tarik desain (N*) harus memenuhi :
𝑁 ∗ ≤ ∅𝑡 𝑁𝑡 (2.1)
Dimana,
∅𝑡 adalah faktor reduksi kapasitas untuk komponen struktur tarik
Nt adalah kapasitas nominal penampang dari komponen struktur
dalam tarik
Sedangkan kapasitas nominal penampang dari sebuah komponen
struktur tarik harus diambil sebagai nilai terkecil dari :
𝑁𝑡 = 𝐴𝑔 𝑓𝑦 , dan (2.2)
𝑁𝑡 = 0,85 𝑘𝑡 𝐴𝑛 𝑓𝑢 (2.3)
Dimana,
Ag adalah luas bruto penampang
fy adalah tegangan leleh yang digunakan dalam desain
kt adalah faktor koreksi untuk distribusi gaya
An adalah luas neto penampang, diperoleh dengan mengurangi luas
bruto penampang dengan luas penampang penetrasi dan
lubang, termasuk lubang pengencang
fu adalah kekuatan tarik yang digunakan dalam desain
1
2.4.2 Kapasitas Nominal Penampang yang menerima tekan pembebanan
konsentris
Menurut SNI 7971-2013 untuk komponen struktur dimana
resultan semua beban yang bekerja padanya berupa beban aksial yang
melalui titik berat penampang efektif yang dihitung pada tegangan kritis
(fn). Gaya aksial tekan desain (N*) harus memenuhi,
a) 𝑁 ∗ ≤ ∅𝑐 𝑁𝑠 (2.4)
b) 𝑁 ∗ ≤ ∅𝑐 𝑁𝑐 (2.5)
Keterangan :
∅𝑐 adalah faktor reduksi kapasitas untuk komponen struktur dalam tekan
Ns adalah kapasitas penampang nominal dari komponen struktur dalam
tekan = Ae fy
Ae adalah luas efektif saat tegangan leleh (fy)
Nc adalah kapasitas komponen struktur nominal dari komponen struktur
dalam tekan = Ae fn
Ae adalah luas efektif saat tegangan kritis (fn)
fn adalah tegangan kritis, ditentukan dari:
2
untuk λc ≤ 1,5 : 𝑓𝑛 = (0,658λc )𝑓𝑦 (2.6)
untuk λc > 1,5 : 𝑓𝑛 = (0,877 /λc )𝑓𝑦 2
(2.7)
Keterangan:
λc adalah kelangsingan nondimensi yang digunakan untuk
menentukan fn
𝑓𝑦
λc = √ (2.8)
𝑓𝑜𝑐
𝑓𝑜𝑐 adalah nilai terkecil dari tegangan tekuk lentur, torsi dan
lentur-torsi elastis yang ditentukan dari pasal berikut
1
1. Penampang yang tidak menerima tekuk torsi
Untuk penampang simetris ganda, penampang tertutup dan
penampang lain yang tidak menerima tekuk torsi atau tekuk-
lentur torsi, tegangan tekuk lentur elastis (foc) ditentukan
sebagai berikut:
𝜋 2𝐸
𝑓𝑜𝑐 = (2.9)
(𝑙𝑒/𝑟)2
Keterangan:
le = panjang efektif penampang
r = radius girasi penampang
Untuk penampang dengan ketebalan < 0,9 mm harus digunakan
radius girasi tereduksi γr dalam persamaan
𝐸
𝑙𝑜 = 𝜋𝑟√
𝑓𝑐𝑟 (2.10)
Dimana
ro1 = radius girasi polar penampang terhadap pusat geser
le = panjang efektif
G = modulus elastisitas geser (80 x 103 MPa)
J = konstanta torsi untuk penampang
Iw = konstanta puntir lengkung untuk penampang
2
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2
Profil yang digunakan sebagai balok yaitu seperti yang terlihat
pada gambar dibawah,
2
dapat dikatakan mampu
2
memikul beban. Kemudian dapat dilakukan rekomendasi bentuk dan
ukuran dari struktur rangka yang akan digunakan dalam perencanaan
jembatan sederhana.
2
Mulai
Analisa Pembebanan
Ya
Rekomendasi bentuk dan ukuran rangka batang
Selesai
2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2
4.1.2 Ukuran Rangka Batang
Ukuran dari rangka baja yang direncanakan ada 2 jenis bentang,
yaitu bentang 6 meter, dan 8 meter.
Perencanaan jembatan bentang 6 meter terlihat pada data berikut:
Panjang jembatan : 6 meter
Lebar jembatan : 3 meter
Jarak antar rangka : 0,75 meter
Panjang λ : 1 meter
Tinggi rangka : 1,2 meter
Tebal perkerasan : 0,05 meter
Tebal pelat lantai : 0,1 meter
2
Perencanaan jembatan bentang 8 meter terlihat pada data berikut:
Panjang jembatan : 8 meter
Lebar jembatan : 3 meter
Jarak antar rangka : 0,75 meter
Panjang λ : 1 meter
Tinggi rangka : 1,2 meter
Tebal perkerasan : 0,05 meter
Tebal pelat lantai : 0,1 meter
2
4.2. Permodelan Struktur
Permodelan struktur dilakukan dengan data perencanaan
struktur rangka batang secara memanjang. Permodelan dilakukan
dengan SAP 2000 dengan sistem analisa 2 dimensi yaitu sumbu x dan z.
Untuk melihat gaya terbesar yang muncul maka yang akan dianalisa
adalah rangka batang yang berada di tengah jembatan.
Sebelum melakukan permodelan terlebih dahulu dilakukan
pendefinisian material dan penampang dari material. Dalam tugas akhir
ini material yang digunakan yaitu baja ringan (cold-formed steel) dengan
mutu fy=550 MPa dan fu= 550 MPa, serta profil yang digunakan yaitu
C.75.35.075 ganda yang dibentuk boks.
2
Gambar 4.7 Section Properties profil baja ringan
Setelah menentukan material dan profil yang digunakan, dilakukan permodelan bentu
pada tepi bawah struktur rangka.
2
yang muncul dari rangka batang hanya berupa gaya aksial tarik dan
tekan. Sehingga tidak boleh ada gaya dalam momen pada batang. Agar
tidak muncul momen pada rangka batang, setiap beban harus dipusatkan
pada titik-titik hubung rangka batang. Pada SAP 2000 untuk
menghilangkan pengaruh momen perlu dilakukan release pada frame
rangka batang.
3
4.3. Pembebanan
4.3.1 Beban Mati
Beban mati yang diperhitungkan dalam penelitian ini yaitu
beban mati primer dan sekunder, karena jembatan yang direncanakan
berupa jembatan sederhana tanpa adanya kerb, trotoar dan lainnya.
Menurut RSNI-T-02-2005 hal 2, Beban mati primer adalah berat sendiri
dari pelat dan sistem lainnya yang dipikul langsung oleh masing-masing
gelagar jembatan.
Gelagar disini digunakan rangka batang baja ringan, sehingga
berat gelagar akan sama dengan berat dari rangka baja.
1. Berat sendiri lantai jembatan
Q pelat = Tinggi pelat x Jarak rangka batang x γ beton
= 0,1 meter x 0,75 meter x 24 kN/m3
= 2,7 kN/m
Beban dari pelat akan di pusatkan ke titik pertemuan dari rangka
bagian atas, sehingga akan terbagi menjadi 2, yaitu
Wpelat tepi = Q pelat * λ/2
= 2,7 kN/m * 0,5 meter
= 1,35 kN
Wpelat tengah = Q pelat * λ
= 2,7 kN/m * 1 meter
= 2,7 kN
2. Berat Rangka Baja Ringan
Berat dari struktur rangka akan dimasukkan kedalam perhitungan
sebagai beban terpusat pada titik buhul dari tiap rangka.
Berat profil rangka (Wrangka) = 1,7496 kg/m
3
Berat rangka buhul tepi atas
P1= (rangka vertikal + rangka horizontal + rangka diagonal)/2
= (1,2 meter + 1 meter + 1,5620)/ 2
= 1,881 meter
W1 = p1 x
Wrangka
= 1,881 meter x 1,7496 kg/m
= 3,29 kg
= 0,0323 kN
Berat rangka buhul tepi bawah
P2 = (rangka vertikal + rangka horizontal)/2
= ( 1,2 meter + 1 meter )/2
= 1,1 meter
W2 = p2 x Wrangka
= 1,1 meter x 1,7496 kg/m
= 1,924 kg
= 0,01892 kN
Berat rangka buhul dalam
P3 = (rangka vertikal + 2 rangka horizontal + rangka diagonal)/2
= (1,2 meter + 2 meter + 1,562 meter) / 2
= 2,381 meter
W3 = p3 x Wrangka
= 2,381 meter x 1,7496 kg/m
= 4,165 kg
= 0,0409 kN
Berat rangka buhul tengah atas
3
P4 = (2 rangka horizontal + rangka vertikal)/ 2
3
= ( 2 meter + 1,2 meter)/ 2
= 1,6 meter
W4 = p4 x Wrangka
= 1,6 meter x 1,7496 kg/m
= 2,799 kg
= 0,02752 kN
Berat rangka buhul tengah bawah
P5 = (2 rangka hor. + 2 rangka diagonal + rangka vertikal)/2
= ( 2 meter + (2x 1,562 meter) + 1,2 meter)/2
= 3,162 meter
W5 = p5 x Wrangka
= 3,162 meter x 1,7496 kg/m
= 5,532 kg
= 0,0544 kN
Beban mati sekunder menurut RSNI-T-02-2005 halaman 2 yaitu
adalah berat perkerasan, kerb, trotoar, tiang sandaran dan lain-lain yang
dipasang setelah pelat di cor, beban tersebut dianggap terbagi rata di
seluruh gelagar. Karena jembatan tidak memiliki kerb, trotoar dan
lainnya sehingga beban yang diperhitungkan adalah berat perkerasan
aspal
Q aspal = tebal aspal x jarak rangka batang x γ aspal
= 0,05 meter x 0,75 meter x 22 kN/m3
= 0,825 kN/m
Berat aspal juga akan didistibusikan seperti berat pelat
W aspal tepi = Q aspal * λ/2
= 0,825 kN/m * 0,5 meter
3
= 0,4125 kN
3
W aspal tengah = Q aspal * λ
= 0,825 kN/m * 1 meter
= 0,825 kN/m
4.3.2 Beban Hidup
Beban hidup adalah semua beban yang berasal dari berat
kendaraan-kendaraan bergerak lalu lintas dan/atau pejalan kaki yang
dianggap bekerja pada jembatan (hal 2, RSNI T-02-2005). Jembatan
sederhana akan mengalami beban hidup seperti beban dari pejalan kaki
dan kendaraan.
Dalam perencanaan jembatan sederhana akan dibatasi
kendaraan yang dapat melewatinya. Jembatan yang direncanakan
memiliki lebar 3 meter, sehingga yang dapat melewatinya berupa mobil
pick-up atau truk kecil. Sehingga pembebanan terbesar akan muncul dari
berat dari kendaraan. Struktur rangka baja ringan harus mampu memikul
beban dari berat kendaraan yang akan melewatinya.
Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat jumlah berat
yang diizinkan untuk kendaraan bermuatan seperti pick up yaitu 2.540
kg. Berat dari kendaraan akan didistribusikan pada setiap sumbu
kendaraan yaitu 34 % untuk sumbu depan dan untuk sumbu belakang 66
% dari berat. Sedangkan jarak antar sumbu kendaraan yaitu 2,65 meter.
Pada tugas akhir kali ini, direncanakan struktur rangka
mengalami beban terbesar. Sehingga, beban hidup akan terjadi tepat
pada bagian atas struktur rangka. Beban kendaraannya berupa sebelah
bagian kendaraan satu beban ban belakang dan satu beban ban depan.
3
Gambar 4.11 Skema pembebanan kendaraan
Sehingga dapat disimpulkan
Beban “T” depan = 34% x 1270 kg
= 431,8 kg
= 4,2345 kN
Beban “T” belakang = 66% x 1270 kg
= 838,2 kg
= 8,2195 kN
Beban akan dipengaruhi oleh faktor kejut (K)
20
K=1 +
50+𝐿 ; L = panjang jembatan
3
Tabel 4.1. Gaya Aksial Rangka Batang Baja Ringan bentang 6 meter
Koefisien Kejut Ordinat Garis Gaya Batang Beban Gaya Batang Beban Gaya Batang
T (kN)
No (K) Pengaruh Hidup (kN) Mati (kN) Kombinasi (kN)
Trk (+) Tkn (-) Trk (+) Tkn (-) Trk (+) Tkn (-)
Batang Trk (+) Tkn (-) Trk (+) Tkn (-) Trk (+) Tkn (-)
LL= T * K DL 1,4 DL + 1,6 LL
1 1,357 1 10,6326 14,428 8,168 34,521
2 1,357 1,085 11,1237 15,095 8,87 36,570
3 1,357 0,833 8,57493 11,636 6,773 28,100
4 1,357 1,357 0,868 0,217 8,4016 11,401 5,322 25,692
5 1,357 1,357 0,167 0,667 6,45585 8,761 4,048 19,684
6 1,357 1,357 0,651 0,434 5,67956 7,707 1,774 14,815
7 1,357 0 0 0 0 0,000 0,000 0 0 0,000 0,000
8 1,357 0,694 7,11498 9,655 5,678 23,397
9 1,357 1,111 10,7436 14,579 9,085 36,046
10 1,357 0,694 6,71713 9,115 5,678 22,533
11 1,357 1,111 11,0649 15,015 9,085 36,743
12 1,357 1,25 10,8962 14,786 10,221 37,967
13 1,357 1 8,2195 11,154 2,671 21,586
14 1,357 0,651 0,434 5,67956 7,707 1,774 14,815
15 1,357 1,357 0,167 0,667 6,45585 8,761 4,048 19,684
16 1,357 1,357 0,868 0,217 8,4016 11,401 5,322 25,692
17 1,357 0,833 8,57493 11,636 6,773 28,100
18 1,357 1,085 11,1237 15,095 8,87 36,570
19 1,357 1 10,6326 14,428 8,168 34,521
20 1,357 0 0 0 0 0,000 0,000 0 0 0,000 0,000
21 1,357 0,694 7,11498 9,655 5,678 23,397
22 1,357 1,111 0 10,7436 14,579 9,085 36,046
23 1,357 1,25 10,8962 14,786 10,221 37,967
24 1,357 1,111 11,0649 15,015 9,085 36,743
25 1,357 0,694 6,71713 9,115 5,678 22,533
max 15,095 15,015 9,085 10,221 36,570 37,967
min 0 0 0 0 0 0
3
Tabel 4.2 Gaya Aksial Rangka Batang Baja Ringan bentang 8 meter
Koefisien Kejut Ordinat Garis Gaya Batang Beban Gaya Batang Beban Gaya Batang
T (kN)
No (K) Pengaruh Hidup (kN) Mati (kN) Kombinasi (kN)
Trk (+) Tkn (-) Trk (+) Tkn (-) Trk (+) Tkn (-)
Batang Trk (+) Tkn (-) Trk (+) Tkn (-) Trk (+) Tkn (-)
LL= T * K DL 1,4 DL + 1,6 LL
1 1,345 1 11,1083 14,939 14,419 44,089
2 1,345 1,139 12,4229 16,707 16,433 49,737
3 1,345 0,875 9,54373 12,835 12,583 38,152
4 1,345 1,345 0,976 0,163 10,3787 13,957 11,738 38,765
5 1,345 1,345 0,125 0,75 7,94762 10,688 8,976 29,667
6 1,345 1,345 0,814 0,325 8,34523 11,223 7,043 27,817
7 1,345 1,345 0,25 0,625 6,40773 8,617 5,369 21,304
8 1,345 1,345 0,651 0,488 6,30099 8,474 2,348 16,845
9 1,345 1 8,2195 11,054 3,553 22,660
10 1,345 1,345 0,651 0,488 6,301 8,474 2,348 16,845
11 1,345 1,345 0,250 0,625 6,408 8,617 5,369 21,304
12 1,345 1,345 0,814 0,325 8,345 11,223 7,043 27,817
13 1,345 1,345 0,125 0,75 7,94762 10,688 8,976 29,667
14 1,345 1,345 0,71 0,47 10,3787 13,957 11,738 38,765
15 1,345 0,17 0,875 9,54373 12,835 12,583 38,152
16 1,345 1,139 0,24 12,4229 16,707 16,433 49,737
17 1,345 1 11,108 14,939 14,419 44,089
18 1,345 0,729 7,95101 10,693 10,52 31,836
19 1,345 1,25 13,2924 17,876 18,034 53,849
20 1,345 1,562 16,0135 21,535 22,543 66,017
21 1,345 1,667 16,135 21,699 24,046 68,382
22 1,345 1,667 16,135 21,699 24,046 68,382
23 1,345 1,562 16,013 21,535 22,543 66,017
24 1,345 1,250 13,292 17,876 18,034 53,849
25 1,345 0,729 7,951 10,693 10,52 31,836
26 1,345 1,345 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 1,345 0,729 7,95101 10,693 10,52 31,836
28 1,345 1,25 13,2924 17,876 18,034 53,849
29 1,345 1,562 16,1349 21,699 22,543 66,278
30 1,345 1,562 16,1349 21,699 22,543 66,278
31 1,345 1,250 13,292 17,876 18,034 53,849
32 1,345 0,729 7,951 10,693 10,52 31,836
33 1,345 1,345 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
max 21,699 21,699 22,543 24,046 66,278 68,382
min 0 0 0 0 0 0
4
4.5. Pengecekan Kapasitas Penampang
Untuk menentukan kekuatan dari struktur rangka batang yang
direncanakan harus dilakukan pengecekan kapasitas panampang
terhadap gaya aksial yang muncul. Perhitungan kapasitas nominal
penampang didasarkan pada SNI 7971:2013 tentang Baja Canai Dingin.
Dalam perhitungan kapasitas penampang data dari propertis
penampang diperlukan. Karena penampang yang digunakan adalah
profil ganda yang dibentuk seperti boks propertis penampang harus
ditentukan terlebih dahulu. Koefisien dalam perhitungan ditentukan dari
SNI tergantung keadaan penampang.
Kapasitas nominal penampang yang dihitung berupa kapasitas
nominal tarik dan tekan akibat pembebanan konsentris.
4.5.1 Kapasitas Nominal Penampang bentang 6 meter
1. Komponen Struktur yang Menerima Aksial Tarik
Perhitungan kapasitas nominal penampang terhadap gaya aksial
tarik didapatkan dari propertis penampang seperti luas penampang bruto
dan luas netto penampang, dan nilai tegangan leleh (fy) dan tegangan
ultimate (fu) material baja ringan. Kapasitas nominal penampang
terhadap tarik juga telah dikalikan dengan faktor koreksi penampang dan
faktor reduksi kapasitas tarik (∅𝑡).
Detail perhitungan kapasitas nominal dapat dilihat pada lampiran
2 bagian pertama. Dari perhitungan didapatkan kapasitas nominal
penampang terhadap gaya tarik adalah sebesar 83,973 kN. Pada struktur
rangka bentang 6 meter gaya aksial tarik maksimum terjadi pada batang
2 dan 18 dengan besar gaya aksial 36,57 kN.
4
Dari hasil perhitungan kapasitas nominal dan gaya aksial
maksimum yang terjadi terlihat bahwa penampang sanggup memikul
beban yang terjadi dengan rasio perbandingan gaya dalam dan kapasitas
penampang sebesar:
𝑁𝑢
= 0,435
∅𝑡. 𝑁𝑡
4
Dari rasio perbandingan gaya dalam dan kapasitas penampang
yang memiliki nilai
𝑁𝑢
= 0,549
∅𝑐. 𝑁𝑐
Terlihat bahwa penampang cukup kuat memikul aksial tarik yang terjadi.
4.5.2 Kapasitas Nominal Penampang bentang 8 meter
1. Komponen Struktur yang Menerima Aksial Tarik
Untuk struktur rangka dengan bentang 8 meter, perhitungan
kapasitas nominal penampang akibat gaya aksial tarik sama seperti pada
bentang 6 meter. Dari perhitungan yang terdapat pada lampiran 2 terlihat
bahwa untuk penampang boks profil C.75.35.075 memiliki kapasitas
tarik sebesar 83,973 kN. Sedangkan gaya aksial tarik maksimum yang
terjadi adalah sebesar 66,278 kN.
Dengan profil C.75.35.075 ganda boks, batang tariknya
sanggup memikul beban. Namun, rasionya cukup besar sehingga
disarankan untuk menggunakan penampang yang lebih besar. Seperti
menggunakan profil ganda C.100.40 ganda membentuk boks.
Setelah dihitung kapasitas dari profil C.100.40 terhadap aksial
tarik, besar kapasitasnya adalah sebesar 127,8 kN. Dengan begitu profil
C.100.40 boks dapat memikul beban dari jembatan bentang 8 meter.
Detail perhitungan kapasitas dapat dilihat pada lampiran 2. Rasio
perbandingannya adalah
𝑁𝑢
= 0,518
∅𝑡. 𝑁𝑡
4
2. Komponen Struktur Tekan Pembebanan Konsentris.
Perhitungan kapasitas nominal penampang terhadap tekan untuk
bentang 8 meter sama seperti pada bentang 6 meter. Untuk profil ganda
C.75.35.075 kapasitas tekan sebesar 69,1 kN. Gaya aksial tekan
maksimum yang terjadi pada bentang 8 meter adalah 68,382 kN.
Dari kapasitas dan gaya dalam yang muncul terlihat dengan
penampang C.75.35.075 sanggup memikul beban yang terjadi, namun
memiliki rasio yang terlalu besar. Sehingga penampang diganti dengan
profil ganda C.100.40 boks. Kapasitas tekan profil ganda C.100.40
adalah sebesar 113,7 kN. Perhitungan kapasitas nominal terhadap
pembebanan konsentris untuk bentang 8 meter dapat dilihat pada
lampiran 2. Dengan rasio perbandingan
𝑁𝑢
= 0,601
∅𝑐. 𝑁𝑐
4
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa pada perencanaan struktur rangka baja ringan
jembatan sederhana dengan bentang 6 meter dan 8 meter dapat
direkomendasikan sebagai berikut:
1. Struktur rangka batang baja ringan berupa rangka batang sejajar
Pratt.
2. Ukuran rangka batang yang direkomendasikan yaitu:
a. Lebar jembatan : 3 meter
b. Jarak antar rangka : 0,75 meter
c. Panjang λ : 1 meter
d. Tinggi rangka : 1,2 meter
e. Tebal perkerasan : 0,05 meter
f. Tebal pelat lantai : 0,1 meter
3. Untuk bentang 6 meter double profil canal C.75,35.075
membentuk boks dapat digunakan sebagai batang tarik dan
tekan.
4. Untuk bentang 8 meter yang dapat digunakan yaitu double
profil canal C.100.40.
5. Jembatan sederhana mampu dilewati oleh kendaraan kecil
seperti pick-up bermuatan.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dari tugas akhir ini, dapat penulis
berikan beberapa saran terkait perencanaan struktur rangka baja ringan
untuk jembatan sederhana.
1. Dalam analisa pembebanan sebaiknya dilakukan dengan lebih
teliti.
2. Analisa kapasitas nominal penampang harus dilakukan dengan
lebih cermat.
3. Perlu adanya studi lebih lanjut tentang sambungan antar batang
yang mampu memikul aksial tarik dan tekan.
4. Perlu adanya pemahaman lebih dalam dalam merencanakan
struktur rangka agar sanggup memikul aksial tarik dan tekan
yang besar.
44
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Dept. PU. 2013. SNI 7971:2013: Struktur Baja Canai Dingin. Badan
Standarisasi Nasional: Jakarta
Standar Nasional Indonesia,2005. Standar Pembebanan untuk Jembatan,
RSNI T-2-2005. Badan Standarisasi Nasional, Bandung.
Daryanto, Drs., 2009. Pengetahuan Teknik Bangunan. Rineka Cipta :
Jakarta
Oentoeng, Ir., 2004. Konstruksi Baja. Andi : Bandung
Schodek.1999.Struktur.Penerbit Erlangga: Jakarta
Yu,W.W.1991. Cold-Formed Steel Design. John Willey & Sons: New
York
http: www.e-learning.com/struktur-rangka-batang// (diakses 5
September 2016)
LAMPIRAN 1
1. Garis Pengaruh Rangka Batang Bentang 6 meter
gaya batang
JARAK 1 19
0 -1 0
1 -0,833 -0,167
2 -0,667 -0,333
3 -0,5 -0,5
4 -0,333 -0,667
5 -0,167 -0,833
6 0 -1
gaya batang
JARAK 2 18
0 0 0
1 1,085 0,217
2 0,868 0,434
3 0,651 0,651
4 0,434 0,868
5 0,217 1,085
6 0 0
gaya batang
JARAK 3 17
0 0 0
1 -0,833 -0,167
2 -0,667 -0,333
3 -0,5 -0,5
4 -0,333 -0,667
5 -0,167 -0,833
6 0 0
gaya batang
JARAK 4 16
0 0 0
1 -0,217 0,217
2 0,868 0,434
3 0,651 0,651
4 0,434 0,868
5 0,217 -0,217
6 0 0
gaya batang
JARAK 5 15
0 0 0
1 0,167 -0,167
2 -0,667 -0,333
3 -0,5 -0,5
4 -0,333 -0,667
5 -0,167 0,167
6 0 0
gaya batang
JARAK 6 14
0 0 0
1 -0,217 0,217
2 -0,434 0,434
3 0,651 0,651
4 0,434 -0,434
5 0,217 -0,217
6 0 0
gaya batang
JARAK 13
0 0
1 0
2 0
3 -1
4 0
5 0
6 0
gaya batang
JARAK 7 20
0 0 0
1 -9,379E-16 0
2 -1,227E-15 0
3 -1,587E-15 0
4 -1,082E-15 0
5 -3,968E-16 0
6 0 0
gaya batang
JARAK 8 21
0 0 0
1 0,694 0,139
2 0,556 0,278
3 0,417 0,417
4 0,278 0,556
5 0,139 0,694
6 0 0
gaya batang
JARAK 9 22
0 0 0
1 0,556 0,278
2 1,111 0,556
3 0,833 0,833
4 0,556 1,111
5 0,278 0,556
6 0 0
gaya batang
JARAK 10 25
0 0 0
1 -0,694 -0,139
2 -0,556 -0,278
3 -0,417 -0,417
4 -0,278 -0,556
5 -0,139 -0,694
6 0 0
gaya batang
JARAK 11 24
0 0 0
1 -0,556 -0,278
2 -1,111 -0,556
3 -0,833 -0,833
4 -0,556 -1,111
5 -0,278 -0,556
6 0 0
gaya batang
JARAK 12 23
0 0 0
1 -0,417 -0,417
2 -0,833 -0,833
3 -1,25 -1,25
4 -0,833 -0,833
5 -0,417 -0,417
6 0 0
2. Garis Pengaruh Rangka Batang Bentang 8 meter
gaya batang
JARAK 1 17
0 -1 0
1 -0,875 -0,125
2 -0,75 -0,25
3 -0,625 -0,375
4 -0,5 -0,5
5 -0,375 -0,625
6 -0,25 -0,75
7 -0,125 -0,875
8 0 -1
gaya batang
JARAK 2 16
0 0 0
1 1,139 0,163
2 0,976 0,325
3 0,814 0,488
4 0,651 0,651
5 0,488 0,814
6 0,325 0,976
7 0,163 1,139
8 0 0
gaya batang
JARAK 3 15
0 0 0
1 -0,875 -0,125
2 -0,75 -0,25
3 -0,625 -0,375
4 -0,5 -0,5
5 -0,375 -0,625
6 -0,25 -0,75
7 -0,125 -0,875
8 0 0
gaya batang
JARAK 4 14
0 0 0
1 -0,163 0,163
2 0,976 0,325
3 0,814 0,488
4 0,651 0,651
5 0,488 0,814
6 0,325 0,976
7 0,163 -0,163
8 0 0
gaya batang
JARAK 5 13
0 0 0
1 0,125 -0,125
2 -0,75 -0,25
3 -0,625 -0,375
4 -0,5 -0,5
5 -0,375 -0,625
6 -0,25 -0,75
7 -0,125 0,125
8 0 0
gaya batang
JARAK 6 12
0 0 0
1 -0,163 0,163
2 -0,325 0,325
3 0,814 0,488
4 0,651 0,651
5 0,488 0,814
6 0,325 -0,325
7 0,163 -0,163
8 0 0
gaya batang
JARAK 7 11
0 0 0
1 0,125 -0,125
2 0,25 -0,25
3 -0,625 -0,375
4 -0,5 -0,5
5 -0,375 -0,625
6 -0,25 0,25
7 -0,125 0,125
8 0 0
gaya batang
JARAK 8 10
0 0 0
1 -0,163 0,163
2 -0,325 0,325
3 -0,488 0,488
4 0,651 0,651
5 0,488 -0,488
6 0,325 -0,325
7 0,163 -0,163
8 0 0
gaya batang
JARAK 9
0 0
1 0
2 0
3 0
4 -1
5 0
6 0
7 0
8 0
gaya batang
JARAK 18 25
0 0 0
1 -0,729 -0,104
2 -0,625 -0,208
3 -0,521 -0,312
4 -0,417 -0,417
5 -0,312 -0,521
6 -0,208 -0,625
7 -0,104 -0,729
8 0 0
gaya batang
JARAK 19 24
0 0 0
1 -0,625 -0,208
2 -1,25 -0,417
3 -1,042 -0,625
4 -0,833 -0,833
5 -0,625 -1,042
6 -0,417 -1,25
7 -0,208 -0,625
8 0 0
gaya batang
JARAK 20 23
0 0 0
1 -0,521 -0,312
2 -1,042 -0,625
3 -1,562 -0,937
4 -1,25 -1,25
5 -0,937 -1,562
6 -0,625 -1,042
7 -0,312 -0,521
8 0 0
gaya batang
JARAK 21 22
0 0 0
1 -0,417 -0,417
2 -0,833 -0,833
3 -1,25 -1,25
4 -1,667 -1,667
5 -1,25 -1,25
6 -0,833 -0,833
7 -0,417 -0,417
8 0 0
gaya batang
JARAK 26 33
0 0 0
1 -2,6E-15 0
2 -3,9E-15 0
3 -4,2E-15 0
4 -3,5E-15 0
5 -3,2E-15 0
6 -2,4E-15 0
7 -1,4E-15 0
8 0 0
gaya batang
JARAK 27 32
0 0 0
1 0,729 0,104
2 0,625 0,208
3 0,521 0,312
4 0,417 0,417
5 0,312 0,521
6 0,208 0,625
7 0,104 0,729
8 0 0
gaya batang
JARAK 28 31
0 0 0
1 0,625 0,208
2 1,25 0,417
3 1,042 0,625
4 0,833 0,833
5 0,625 1,042
6 0,417 1,25
7 0,208 0,625
8 0 0
gaya batang
JARAK 29 30
0 0 0
1 0,521 0,312
2 1,042 0,625
3 1,562 0,937
4 1,25 1,25
5 0,937 1,562
6 0,625 1,042
7 0,312 0,521
8 0 0
LAMPIRAN 2
PERHITUNGAN KAPASITAS
Untuk Bentang 6 m
2
A 234.8 mm3
a 75 mm mm mm mm
Sx 5605.4 mm b 35 mm
rx 30.22
t1 1.5
ry 14.07 mm mm t2 0.75
Ix 215323.1 mm mm mm mm mm MPa MPa
lc 15 MPa MPa
Iy 47114.0 mm4
Xo 17.12 4
Yo 37.875
c 37.88
G 8000
E 20000
fy 550
fu 550
l 1200
b a
t1 t2
1. Kapasitas Nominal Penampang yang Menerima Aksial Tarik
Kapasitas nominal penampang dari sebuah komponen struktur tarik harus diambil sebagai nilai terkecil
dari:
Ag A
a)
Nt Ag fy
5
Nt 1.291 N
1
b) An 0.85A
Pasal 3.2.3.1(b) Hal 51
kt 1
Nt 0.85ktAnfu
4
Nt 9.33 N
1
Dari persamaan diatas diambil nilai Nt terkecil
4
Nt 9.33 N
1
t 0.9
4
t Nt 8.397 N
1
Nu 36570 N
Nu t Nt Ok!
Nu
(t Nt) 0.435
2. Kapasitas Komponen Struktur Tekan Pembebanan Konsentris
Gaya aksial tekan desain (N) harus memenehui berikut:
c 0.85
a)
N c Ns
Ns Aefy
Untuk menetukan luas efektif penampang (Ae) lebar penampang efektif harus dihitung
berdasarkan pasal 2.2.1.2
untuk < 0,673 ; be = b
untuk > 0,673 ; be = Pb
v 0.3
3
l 1.2 mm
1
k 4
2
k E t1
fcr
2
3
1.328 1
2 b
12 1 v
f0 fy
f0
fcr karena < 0,673 ; maka be = b dan Ae= A
0.644
Ae A
5
Ns Aefy 1.291
1
5
Ns 1.291 N
1
5
c Ns 1.098 N
1
Nu 37967 N
cNs Nu Ok!
b)
N c Nc
untuk menghitung Nc dihitung berdasarkan persamaan Nc = Ae. fn
fn ditentukan berdasarkan pasal dibawah
1. Penampang yang tidak menerima tekuk torsi atau tekuk lentur torsi:
3
fcr 1.328
1
E
lo ry 542.441
fcr
0.65
0.35l 1.354
1.1lo
r ry
2
foc1 E
497.418
2
l
r
2. Penampang simetris ganda atau tunggal yang menerima tekuk torsi atau lentur torsi:
Iw 0
ro1 rx 2ry Xo
2 Yo 253.282
G J 2
foz 1 EIw 1.341 4
1
2
Aro1 2
GJl
2
E
3
fox 1.252 10
2
l
rx
Xo
1 2 0.897
ro1
1
foc2 (fox 2 3
(fox foz) 4foxfoz 1.239 1
foz)
2
foc1 497.418
foc foc1
menentukan fn berdasarkan foc terkecil
untuk < 1,5 maka c
2
c 0.658 fy
fn
2
c
c 1 5 fn 0.658 fy 346.237
3
fcr 1.328 10
f0 fn
4
Nc Aefn 8.13 10 N
4
c Nc 6.91 10 N
4N
Nu 3.797 10
cNc Nu Ok!
Nu 0.549
(c Nc)
PERHITUNGAN KAPASITAS
Untuk Bentang 8 m
2
A 234.8 mm3
a 75 mm mm mm mm
Sx 5605.4 mm b 35 mm
rx 30.22
t1 1.5
ry 14.07 mm mm t2 0.75
Ix 215323.1 mm mm mm mm mm MPa MPa
lc 15 MPa MPa
Iy 47114.0 mm4
Xo 17.12 4
Yo 37.875
c 37.88
G 8000
E 20000
fy 550
fu 550
l 1200
b a
t1 t2
1. Kapasitas Nominal Penampang yang Menerima Aksial Tarik
Kapasitas nominal penampang dari sebuah komponen struktur tarik harus diambil sebagai nilai terkecil
dari:
Ag A
a)
Nt Ag fy
5
Nt 1.291 N
1
b) An 0.85A
Pasal 3.2.3.1(b) Hal 51
kt 1
Nt 0.85ktAnfu
4
Nt 9.33 N
1
Dari persamaan diatas diambil nilai Nt terkecil
4
Nt 9.33 N
1
t 0.9
4
t Nt 8.397 N
1
Nu 66278 N
Nu t Nt Ok!
Nu
(t Nt) 0.789 Rasio Terlalu besar !!
2. Kapasitas Komponen Struktur Tekan Pembebanan Konsentris
Gaya aksial tekan desain (N) harus memenehui berikut:
c 0.85
a)
N c Ns
Ns Aefy
Untuk menetukan luas efektif penampang (Ae) lebar penampang efektif harus dihitung
berdasarkan pasal 2.2.1.2
untuk < 0,673 ; be = b
untuk > 0,673 ; be = Pb
v 0.3
3
l 1.2 mm
1
k 4
2
k E t1
fcr
2
3
1.328 1
2 b
12 1 v
f0 fy
f0
fcr karena < 0,673 ; maka be = b dan Ae= A
0.644
Ae A
5
Ns Aefy 1.291
1
5
Ns 1.291 N
1
5
c Ns 1.098 N
1
Nu 68382 N
cNs Nu Ok!
b)
N c Nc
untuk menghitung Nc dihitung berdasarkan persamaan Nc = Ae. fn
fn ditentukan berdasarkan pasal dibawah
1. Penampang yang tidak menerima tekuk torsi atau tekuk lentur torsi:
3
fcr 1.328
1
E
lo ry 542.441
fcr
0.65
0.35l 1.354
1.1lo
r ry
2
foc1 E
497.418
2
l
r
2. Penampang simetris ganda atau tunggal yang menerima tekuk torsi atau lentur torsi:
Iw 0
ro1 rx 2ry Xo
2 Yo 253.282
G J 2
foz 1 EIw 1.341 4
1
2
Aro1 2
GJl
2
E
3
fox 1.252 10
2
l
rx
Xo
1 2 0.897
ro1
1
foc2 (fox 2 3
(fox foz) 4foxfoz 1.239 1
foz)
2
foc1 497.418
foc foc1
menentukan fn berdasarkan foc terkecil
untuk < 1,5 maka c
2
c 0.658 fy
fn
2
c
c 1 5 fn 0.658 fy 346.237
3
fcr 1.328 10
f0 fn
4
Nc Aefn 8.13 10 N
4
c Nc 6.91 10 N
4N
Nu 6.838 10
cNc Nu Ok!
2
A 360 mm3
a 100 mm mm mm
Sx 6540 mm b 40 mm
rx 30.22
t1 2
ry 14.07 mm mm t2 1
Ix 34700 mm mm mm mm mm MPa MPa MPa MPa
Iy 97400 mm4
Xo 20
Yo 50 4
c 37.88
G 8000
E 20000
fy 550
fu 550
l 1200
b a
t1 t2
1. Kapasitas Nominal Penampang yang Menerima Aksial Tarik
Kapasitas nominal penampang dari sebuah komponen struktur tarik harus diambil sebagai nilai terkecil
dari:
Ag A
a)
Nt Ag fy
5
Nt 1.98 N
1
b) An 0.85A
Pasal 3.2.3.1(b) Hal 51
kt 1
Nt 0.85ktAnfu
5
Nt 1.431 N
1
Dari persamaan diatas diambil nilai Nt terkecil
5
Nt 1.431 N
1
t 0.9
5
t Nt 1.287 N
1
Nu 66278 N
Nu t Nt Ok!
Nu
(t Nt) 0.515
2. Kapasitas Komponen Struktur Tekan Pembebanan Konsentris
Gaya aksial tekan desain (N) harus memenehui berikut:
c 0.85
a)
N c Ns
Ns Aefy
Untuk menetukan luas efektif penampang (Ae) lebar penampang efektif harus dihitung
berdasarkan pasal 2.2.1.2
untuk < 0,673 ; be = b
untuk > 0,673 ; be = Pb
v 0.3
3
l 1.2 mm
1
k 4
2
k E t1
fcr
2
3
1.808 1
2 b
12 1 v
f0 fy
f0
fcr karena < 0,673 ; maka be = b dan Ae= A
0.552
Ae A
5
Ns Aefy 1.98
1
5
Ns 1.98 N
1
5
c Ns 1.683 N
1
Nu 68382 N
cNs Nu Ok!
b)
N c Nc
untuk menghitung Nc dihitung berdasarkan persamaan Nc = Ae. fn
fn ditentukan berdasarkan pasal dibawah
1. Penampang yang tidak menerima tekuk torsi atau tekuk lentur torsi:
3
fcr 1.808
1
E
lo ry 464.949
fcr
0.65
0.35l 1.471
1.1lo
r ry
2
foc1 E
587.356
2
l
r
2. Penampang simetris ganda atau tunggal yang menerima tekuk torsi atau lentur torsi:
Iw 0
ro1 rx 2ry Xo
2 Yo 263.334
G J 2
foz 1 EIw 1.477 4
1
2
Aro1 2
GJl
2
E
3
fox 1.252 10
2
l
rx
Xo
1 2 0.9
ro1
1
foc2 (fox 2 3
(fox foz) 4foxfoz 1.241 1
foz)
2
foc1 587.356
foc foc1
menentukan fn berdasarkan foc terkecil
untuk < 1,5 maka c
2
c 0.658 fy
fn
2
c
c 1 5 fn 0.658 fy 371.663
3
fcr 1.808 10
f0 fn
5
Nc Aefn 1.338 10 N
c Nc 1.137 10N
5
Nu 6838N
cNc Nu Ok!
Nu 0.601
(c Nc)