Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2018
ANALISIS KINERJA DRAINASE TERTUTUP PADA JALAN PROTOKOL DAN
Skripsi ini
Sebagai salah satu syarat untuk menjadi Sarjana Teknik di Fakultas Teknik
FAKULTAS TEKNIK
2018
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
MAKASSAR”.
sebagai manusia tak lepas dari kekhilafan baik itu dari segi teknis
penulisan. Oleh karena itu, penulis menerima dengan ikhlas dan senang hati
segala koreksi serta perbaikan guna penyempurnaan tulisan ini agar kelak
iv
3. Bapak Dr. Ir. H. Darwis Panguriseng, M,Si selaku pembimbing I dan
bapak Ir. Andi Rahmat, MT selaku pebimbing II, yang telah banyak
4. Bapak dan ibu dosen serta staf pegawai pada Fakultas Teknik atas segala
5. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan dukungan moril, meterial
pengorbanannya.
skripsi ini, mendapatkan pahala ganda di sisi Allah SWT dan semoga
Amin.
Penulis
v
ABSTRAK
Banjir tahunan di Kota Makassar dalam dua dekade terakhir sudah semakin
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan jika tingkat kinerja drainase pada
Kota Makassar.
vi
DAFTAR ISI
PENGESAHAN ..................................................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................. xi
E. Batasan Masalah................................................................... 4
C. Drainase Perkotaan............................................................ 11
vii
E. Saluran Terbuka dan Tertutup............................................ 22
...................................................................................... 45
Pemukiman ................................................................... 49
A. Kesimpulan ....................................................................... 52
viii
B. Saran ................................................................................. 53
LAMPIRAN ........................................................................................ 56
ix
DAFTAR TABEL
...................................................................................................... 36
...................................................................................................... 41
Tabel 11. Analisis kinerja drainase pada jalan kompleks pemukiman ....... 50
x
DAFTAR GAMBAR
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kerusakannya.
untuk dapat menampung debit air yang terjadi sehingga kawasan yang
saluran drainase menurun dikarenakan oleh berbagai sebab maka debit yang
normal sekalipun tidak akan bisa ditampung oleh sistem yang ada.
1
2
ini melihat bahwa hampir tidak ada saluran drainase yang mampu
mengalirkan air sesuai debit rencana, hal ini di akibatkan oleh beberapa hal
pada beberapa titik dan areal yang rawan banjir selama ini. Dengan kondisi
ini maka kami mengambil penyusunan tugas akhir ini dengan judul
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
berikut:
E. Batasan Masalah
sasaran yang ingin di capai maka penelitian ini diberikan batasan masalah
sebagai berikut:
langsung di lapangan.
F. Sistematika Penulisan
Bab II Tinjauan Pustaka, pada bab ini berisi teori yang membahas
drainase.
5
Bab III Metode Penelitian, pada bab ini berisi mengenai lokasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Drainase
mengurangi air yang berlebih, baik itu air permukaan maupun air bawah
banjir.
6
7
sejak beberapa abad yang lalu, seperti tahun 300 SM ruas jalan pada masa
air).
2) Curah hujan
timbul setiap tahun pada musim hujan adalah banjir dan genangan air.
Banjir dan genangan air disebabkan oleh fungsi drainase yang belum
8
pelengkapnya.
2004).
9
Air hujan yang jatuh di suatu kawasan perlu dialirkan atau dibuang,
caranya dengan pembuatan saluran yang dapat menampung air hujan yang
dialirkan ke sistem yang lebih besar. Sistem yang paling kecil juga
membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan
induk (main drain) dan badan air penerima (receiving waters). Di sepanjang
tando dan stasiun pompa. Pada sistem drainase yang lengkap, sebelum
masuk ke badan air penerima air diolah dahulu pada instalasi pengolah air
limbah (IPAL), khususnya untuk sistem tercampur. Hanya air yang telah
memiliki baku mutu tertentu yang dimasukkan ke dalam badan air penerima
C. Drainase Perkotaan
2002:1).
perkotaan meliputi :
a) Permukiman.
e) Lapangan olahraga.
f) Lapangan parkir.
h) Pelabuhan udara.
secepat mungkin dibuang pada badan air penerima, tanpa erosi dan
mengalami setiap musim hujan. Air hujan yang jatuh dari angkasa
tenaga air, alur-alur transportasi air dan badan-badan air sebagai tempat
kestabilan terhadap gangguan dari luar seperti lalu lintas merupakan alasan
lain yang menuntut saluran drainase perkotaan dan jalan raya dibuat dari
saluran dengan lapisan. Saluran ini dapat berupa saluran terbuka atau
tertentu. Saluran yang diberi tutup ini bertujuan supaya saluran memberikan
pandangan yang lebih baik atau ruang gerak bagi kepentingan lain di
drain), saluran induk (main drain) dan badan air penerima (receiving water).
2004).
dimensi saluran.
c. Menurut konstruksi
1) Saluran Terbuka
2) Saluran Tertutup
d. Menurut fungsi
1) Single Purpose
2) Multy Purpose
1) Saluran Alam (natural), meliputi selokan kecil, kali, sungai kecil dan
air melewati jalan raya, jalan kereta api, atau timbunan lainnya.
16
bukit/gundukan tanah.
a) Siku
tengah kota.
b) Paralel
c) Grid iron
pengumpul.
d) Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih
besar.
e) Radial
segala arah.
18
f) Jaring-jaring
2) Pola interceptor dan pola zone ; Adalah pola jaringan yang digunkan
cabang yang dapat lebih dari dua saluran menjadi satu menuju ke
saluran (b), lebar atas saluran (B), kemiringan sisi saluran (m), tinggi
jagaan (f), tinggi basah saluran (h) dan kemiringan saluran (S). Dengan
diketahui lebar dasar saluran dan tinggi basah saluran di atas, maka
diperoleh luas penampang basah saluran (A), keliling basah saluran (P)
R = AP .................................................. (3)
20
R = AP ....................................................... (6)
R = AP ......................................................... (9)
Keterangan :
S = Kemiringan saluran
1. Saluran Terbuka
untuk menampung air hujan dari jalan raya; saluran ini biasanya
lainnya. Pada umumnya talud saluran ini diberi pasanagan batu atau
segiempat.
2. Saluran Tertutup
saluran terbuka.
kontrol atau man holedan juga saringan sampah dipasang pada bagian
F. Debit Saluran
kontinuitas :
Q = A . V.............................................(10)
Q = Debit aliran
V = Kecepatan aliran
Apabila kecepatan dan tampang aliran diketahui, maka debit aliran dapat
dihitung. Demikian pula jika kecepatan dan debit aliran diketahui maka
dapat dihitung luas tampang aliran yang diperlukan untuk melewatkan debit
tersebut. Dengan kata lain dimensi pipa atau saluran dapat ditetapkan.
Biasanya debit aliran ditentukan oleh kebutuhan air yang diperlukan oleh
suatu proyek (kebutuhan air minum suatu kota, untuk irigasi, debit
pebangkitan tenaga listrik, dan sebagainya) atau debit yang terjadi pada
25
tampang aliran adalah sudah tertentu. Berarti untuk bisa menghitung debit
a) Manning
rumus empiris.
mempunyai bentuk:
Harga (n)
No Tipe Saluran dan Jenis Bahan
Min Normal Max
1. Beton
· Gorong-gorong lurus dan bebas dari 0.010 0.011 0.013
kotoran
· Gorong-gorong dengan lengkungan 0.011 0.013 0.014
dan sedikit kotoran/gangguan
· Beton di poles 0.011 0.012 0.014
· Saluran pembuang dengan bak control 0.013 0.015 0.017
26
Lanjutan tabel 1
Harga (n)
No Tipe Saluran dan Jenis Bahan
Min Normal Max
2. Tanah, lurus dan seragam
· Bersih baru 0.016 0.018 0.020
· Bersih telah melapuk 0.018 0.022 0.025
· Berkerikil 0.022 0.025 0.030
· Berumput pendek, sedikit tanaman 0.022 0.027 0.033
pengganggu
3. Saluran alam
· Bersih lurus 0.025 0.030 0.033
· Bersih, berkelok-kelok 0.033 0.040 0.045
· Banyak tanaman pengganggu 0.050 0.070 0.080
· Dataran banjir berumput pendek-tinggi 0.025 0.030 0.035
· Saluran di belukar 0.035 0.050 0.070
Sumber : Idarmadimm’S
Data dan persyaratan; data primer mencakup data 'banjir meliput luas,
fasilitas kota yang ada dan yang direncanakan; data sekunder meliputi
dalam tim terpadu; masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh instansi
(Ditjen Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan, 2013), yang harus diperhatikan
direncanakan dapat dilihat dari kinerja sistem drainase itu sendiri. Kinerja
sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota dari genangan air.
Tidak hanya itu, genangan juga dapat merusak infrastruktur jalan yang ada.
target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana semakin besar
(Hidayat, 1986).
29
(OS), jika (OA) > (OS) disebut efektif. Secara numerik, efektifitas kinerja
𝑄−𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟
Eff = x 100%...................................(15)
𝑄−𝑡𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
30
BAB III
METODE PENELITIAN
Oktober 2017.
30
31
B. Jenis Penelitian
penelitian ini, maka dapat digambarkan alur penelitian ini seperti yang
Pemilihan Lokasi
(1) Inventarisasi Bangunan Drainase.
(2) Identifikasi kondisi eksisting
bangunan drainase
Pengamatan Lapangan
(1) Pengukuran Dimensi drainase
(2) Pengukuran kemiringan drainase
(3) Pengukuran tinggi endapan
(4) Pengukuran debit aliran
Analisis Data
(1) Sorting Data
(2) Analisis tingkat kinerja drainase
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Gambar 14. Bagan alir penelitian
32
D. Variabel Penelitian
E. Instrumen Penelitian
2. Meter rol
3. Mistar (Besi)
menggunakan mistar.
tertutup.
34
BAB IV
1. Jalan Protokol
Kapasitas aliran air pada drainase jalan dilihat dengan tiga penilaian,
segmen, yakni enam segmen timur (T-1 drainase timur Flyover-Canal, T-2
segmen terdiri dari : L (m) panjang saluran, a (m) lebar penampang atas, b
34
35
(m) lebar penampang bawah, h (m) tinggi kapasitas sisa saluran, d (m)
existing drainase pada ruas jalan protokol dapat dilihat pada tabel 2.
jalan, yg dibagi jadi tiga bagian, yakni : Q-aktual, Q-buka dan Q-tutup.
a) Q-aktual
n = 0,011
h (m)+d (m)
R =
2
0,75+0,25
=
2
= 0,500 m
a (m)+b (m)
A = x h (m) + d (m)
2
36
1,20+1,00
= x 0,75 + 0,25
2
= 1,10 m³
1 I 1/2
V = x R2/3 x ( )
n 100
1 0,2
=
0.011
x 0.5002/3 x (
100
) 1/2
= 2,561 m/s
Q-aktual = A x V
= 1,10 x 2,561
= 2,817 m³/s
Pada tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa kapasitas air limpasan saluran
paling rendah terdapat pada saluran T-1 dan B-1 (saluran timur 1 dan
barat 1) 2,817 m³/s dan paling tinggi terdapat pada saluran B-5 (saluran
b) Q-buka
n = 0,011
h (m)
R' =
2
0,75
=
2
= 0,375 m
a (m)+b (m)
A' = x h (m)
2
1,20+1,00
= x 0,75
2
= 0,825 m³
1 I
V' = x R′2/3 x ( )1/2
n 100
1 0,2 1/2
= x 0.3752/3 x ( )
0.011 100
= 2,114 m/s
= 0,825 x 2,114
= 1,774 m³/s
38
Pada tabel 4 di atas, dapat dilihat bahwa kapasitas air saluran pada jalan
rendah terdapat pada saluran B-4 (saluran barat 4) 1,364 m³/s dan paling
c) Q-tutup
Q-tutup (debit drainase dalam keadaan tertutup) pada tiap segmen jalan
lanjutan tabel 5
Section Q-tutup
B-2 1,525
B-3 0,753
B-4 0,610
B-5 0,921
Sumber : Data pengukuran lapangan
Pada tabel 5 di atas, dapat dilihat bahwa kapasitas air limpasan pada
dilapangan, paling tinggi terdapat pada saluran barat B-2 1,525 m³/s dan
2. Kompleks Pemukiman
Kapasitas aliran air pada drainase jalan dilihat dengan tiga penilaian,
segmen, yakni satu saluran induk (P-01), tiga saluran sekunder (KS-01, KS-
02, KS-03) dan enam saluran tersier (KT-01, KT-02, KT-03, KT-04, KT-
05, KT-06). Pengukuran yang dilakukan pada tiap segmen terdiri dari : L
40
(m) panjang saluran, a (m) lebar penampang atas, b (m) lebar penampang
bawah, h (m) tinggi kapasitas sisa saluran, d (m) tinggi endapan saluran, I
(%) kemiringan saluran. Hasil pengukuran existing drainase pada ruas jalan
drainase jalan, yg dibagi jadi tiga bagian, yakni : Q-aktual, Q-buka dan Q-
tutup.
a) Q-aktual
berikut:
n = 0,011
h (m)+d (m)
R =
2
41
0,68+0,32
=
2
= 0,500 m
a (m)+b (m)
A= x h (m) + d (m)
2
1,20+1,00
= x 0,68 + 0,32
2
= 1,10 m³
1 I 1/2
V = x R2/3 x ( )
n 100
1 0,2
=
0.011
x 0.5002/3 x (
100
) 1/2
= 2,590 m/s
Q-aktual = A x V
= 1,10 x 2,590
= 2,849 m³/s
Lanjutan tabel 7
Section N R Atot V Q-aktual
KT-04 0,011 0,250 0,26 2,083 0,547
KT-05 0,011 0,250 0,26 1,859 0,488
KT-06 0,011 0,250 0,26 2,242 0,589
Pada tabel 7 di atas, dapat dilihat bahwa kapasitas air limpasan pada
paling rendah terdapat pada saluran KT-01 dan KT-03 (saluran tersier 1,
dan 3) 0,474 m³/s dan paling tinggi terdapat pada saluran P-01 (saluran
b) Q-buka
berikut:
n = 0,011
h (m)
R' =
2
0,68
=
2
= 0,340 m
a (m)+b (m)
A' = x h (m)
2
1,20+1,00
= x 0,68
2
= 0,748 m³
43
1 I
V' =
n
x R′2/3 x ( 100 )1/2
1 0,2 1/2
= x 0.3402/3 x ( )
0.011 100
= 2,003 m/s
= 0,748 x 7,670
= 1,498 m³/s
Pada tabel 8 di atas, dapat dilihat bahwa kapasitas air limpasan pada
0,326 m³/s dan paling tinggi terdapat pada saluran P-01 (saluran primer
1) 1,498 m³/s.
44
c) Q-tutup
Pada tabel 9 di atas, dapat dilihat bahwa kapasitas air limpasan pada
dilapangan, paling rendah terdapat pada saluran tersier KT-05 0,195 m³/s
dan KT-06 dan paling tinggi terdapat pada saluran sekunder KS-01 0,798
m³/s.
Dari analisis terhadap debit air yang melalui drainase pada kesebelas
dapat mengetahui tentang seberapa besar kinerja dari tiap segmen saluran
Q−buka Q−tutup
Kinerja buka = Kinerja tutup =
Q−aktual Q−buka
1,774 1,043
= =
2,817 1,744
= 62% = 60%
80%
75%
70% 69% 69% 70%
66% 66%
60% 62% 61%
60%
58% 57% 58% 58%
54% 55% 54%
52% 53% 52%
50% 50%
48%
Persentase
45%
40%
30%
20%
Kinerja buka Kinerja tutup
10%
0%
T-1 T-2 T-3 T-4 T-5 T-6 B-1 B-2 B-3 B-4 B-5
Section
a. Bahwa trend kinerja dari saluran pada jalan protokol terlihat seiring,
c. Bahwa kinerja saluran drainase yang minimum yang terjadi pada jalan
mencapai 45%.
terjadi pada hampir semua drainase jalan protokol yang ada di kota
Makassar.
signifikan.
mengetahui tentang seberapa besar kinerja buka dari tiap segmen saluran
tentang seberapa besar kinerja tutup dari tiap segmen saluran drainase.
Q−buka Q−tutup
Kinerja buka = Kinerja tutup =
Q−aktual Q−buka
1,498 0,731
= =
2,849 1,498
=53% =49%
49
90%
84% 84%
80% 80% 79% 79%
53%
50% 49%
40%
30%
Kinerja buka Kinerja tutup
20%
10%
0%
P-01 KS-01 KS-02 KS-03 KT-01 KT-02 KT-03 KT-04 KT-05 KT-06
Section
Gambar 16. Grafik kinerja saluran pada jalan kompleks
50
Dari gambar 16 di atas, terlihat bahwa trend kinerja dari saluran pada
dalam kompleks hunian yang teliti dengan jelas terlihat pada angka
kinerja dan efektivitas saluran drainase, yang mana tingkat kinerja buka
minimum masih berada pada angka 53%, sedangkan nilai kinerja tutup
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
3) Penutupan saluran drainase kota juga menjadi salah satu faktor penyebab
banjir. Hal ini dapat dikaji pada rendahnya kinerja tutup saluran drainase,
51
52
B. Saran
peneliti, maka beberapa saran dapat dikemukakan dalam laporan ini, antara
lain :
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Tata Perkotaan dan Pedesaan, 2013, “Panduan dan Petunjuk Praktis
Pengelolaan Drainase Perkotaan”
53
54
Drainase Timur
T-06 430 1,20 1,00 0,70 0,30 1,0 0,2
Pendidikan-Alauddin
KS-01 Drainase Sekunder – 01 120 0,80 0,60 0,70 0,10 0,4 0,3
KS-03 Drainase Sekunder – 03 113 0,80 0,60 0,65 0,15 0,4 0,4
KT-01 KS-03
KT-05
KT-06
Lampiran-5 : Peta Lokasi Jalan Protokol
Lampiran-6 : Peta Lokasi Kompleks Bogenvile