Skripsi
Oleh :
OKTARONZI 06 32 0006
Skripsi
Oleh
Mengetahui,
ii
PERENCANAAN MESIN ROLL PIPA HORIZONTAL
DENGAN DIAMETER MAKSIMAL 1 ½ INCHI
Skripsi
Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
iii
UNIVERSITAS IBA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
SKRIPSI
NPM : 06 32 0006
DITERIMA :
SELESAI :
Pembimbing I Pembimbing II
iv
MOTTO
“ Berbuatlah sepenuh kemampuanmu, kelak kamu
akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini”
( Q.S. Al Am-Nam 132 )
“Belajar dengan sungguh - sungguh untuk meraih
ilmu yang bermanfaat “
“Terus Berusaha Hingga Akhir “
“Agama dan Ilmu pengetahuan Harus selalu
seimbang “
Kupersembahkan untuk :
Ayah dan Ibu Tercinta
My special in heart
Almamater
v
ABSTRAK
Pipa canopy adalah kontruksi yang diinginkan sebagai pelindung dari trik
matahari dan hujan. Di industry kecil pembentukan rangka pipa canopy masih
menggunakan tenaga manusia. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kapasitas
produksi dan hasil yang tidak memadai. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah mesin
yang dapat mengatasi masalah tersebut sehingga dapat meningkatkan kapasitas
produksi, mesin ini di rancang otomatis dengan alasan untuk memudahkan
pengoperasiannya dan dapat diharapkan menunjang industry kecil. Adapun
tujuan dari perencanaan mesin roll pipa ini yaitu mampu menghitung elemen
mesin yang digunakan antara lain, daya poros yang aman untuk mentransmisikan
daya sesuai dengan perhitungan yang didapat. Dari hasil free body diagram mesin
ini menggunakan motor listrik dengan daya 1,5 hp dan n 1 = 1420 rpm, daya yang
direncanakan untuk mengeroll pipa Pd = 0,51 kw, sabuk yang digunakan =
992,94 mendekati standar 1016 mm. Dari hasil peritungan elemen mesin
diperoleh, diameter poros 20 mm, bahan pasak yang di pakai = ST 37 dengan
tegangan tarik = 37 kg/mm 2 , H= 5 mm, L = 25 mm, B = 5 mm.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena
dengan limpahan dan rahmat-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
pihak yang telah banyak memberikan bantuan baik berupa kritik maupun saran,
bantuan, motivasi, bimbingan petunjuk serta do’a dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima
1. Ibu Ir. Siti Zahara Nuryanti MT, Selaku Dekan Fakultas Teknik
2. Ir. Ratih Diah Andayani, MT. Selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
vii
3. Bapak Ir. Zainal Abidin MT, Selaku Pembimbing I Yang Telah Banyak
Bimbingan
5. Bapak dan Ibu Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik IBA
Palembang
7. Kedua Orang tuaku yang telah banyak memberikan dukungan, do’a dan
8. Saudari – saudari ku ( meli, melza dan melzi ) yang sangat ku sayangi dan
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini tidak luput
dari kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
Akhir ini.
viii
Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaaf bagi kita
semua. Akhir kata, hanya kepada Allah SWT jualah segala rasa dan karsa
Penulis,
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .............................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................ 2
1.4 Batasan Masalah ................................................................. 3
1.5 Metodologi Penulisan ........................................................ 3
1.6 Manfaat .............................................................................. 4
x
2.4 Mesin Roll .......................................................................... 12
2.4.1 Mesin Roll Manual .................................................. 12
2.5 Komponen Mesin Roll ........................................................ 19
2.5.1 Poros ....................................................................... 20
2.5.2 Bantalan .................................................................. 23
2.5.3 Pulley dan Sabuk ..................................................... 24
2.5.4 Motor Elektrik ......................................................... 28
2.5.5 Mur dan Baut .......................................................... 29
2.5.6 Pengelasan .............................................................. 31
2.5.7 Pasak ....................................................................... 33
2.5.8 Rantai...................................................................... 37
xi
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan. .......................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 90
LAMPIRAN………………………………………………………………. 91
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
Gambar 2.21 Penampang Pasak dan Alur Pasak ......................................... 35
xiv
Gambar 4.10 Pipa Penahan Bearing Untuk Poros ....................................... 74
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
dan bengkel-bengkel las untuk pembuatan tralis atau pagar-pagar rumah. Pada
proses belding, salah satu contoh adalah bentuk lingkaran atau setengah
lingkaran bahkan radius tertentu yang dibuat sebagai variasi untuk pagar, trali
maupun canopy.
pembuatan bagian pagar atau trali di bengkel las masih mengalami kesulitan
produksi akan menurun hal ini disebabkan karena relative terbatasnya tenaga
1
2
perencanaan tenaga mekanik yang dikenal dengan mesin bending pipa. Ada
dua studi yang dilakukan dalam perencanaan mesin bending pipa, yaitu studi
atau lingkaran.
1.3 Tujuan
pengerollan pipa.
yaitu mengenal Mesin roll Pipa. Dimana dalam batasan masalah ini diperlukan
(untuk pengoperasian).
proses permesinan.
diameter 1 ½ inchi
Untuk dapat merancang sebuah Mesin roll Pipa, maka analisa dan
1. Studi literatur
2. Studi lapangan
Studi lapangan ini dilakukan dengan survei langsung dibengkel, hal ini
3. Perhitungan Perencanaan
Pehitungan ini dengan cara mengaplikasikan dasar teori yang telah yang
diketahui mekanisme kerja yang diijinkan agar mesin roll pipa ini aman
4. Analisa
Dari hasil analisa ini akan diperoleh data-data yang nantinya dapat
5. Kesimpulan
analisa data yang telah dilakukan. Kesimpulan ini merupakan akhir dan
1.6 Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
uap, zat padat yang dicairkan maupun serbuk halus. Material yang
beton cor, dan baja paduan. Pemilihan material pipa akan sangat
jenis yaitu:
1. Pipe
2. Pressure tubes
3. Mechanical tubes
1. Pipe
menjadi 6 yaitu:
5
6
Standard pipe
in.
- 2 in
ukuran ¾ , 1, 1 ¾ in.
ketebalan dinding.
minyak.
OD.
diameter dalam.
2. Pressure Tubing
3. Mechanical tubing
Seamless tube
Welded tube
8
manufacturing.
2.2.1 Seamless
yang mana pipa ini tidak memiliki sambungan. Diagram pembuatan pipa
berikut:
kuat pada kedua sisi-sisi pelat akan menghasilkan sambungan las. Diagram
panjang dengan lebar sempit, seperti pita), menjadi bentuk spiral, seperti
sama lain membentuk sebuah sambungan. Pipa-pipa jenis ini terbatas pada
dilas.
10
Terdapat banyak jenis pipa yang ada dipasaran diantaranya jenis pipa
tersebut adalah:
2. Welded Pipa
Material:
- Ferrous/steel
Material:
- Ferrous/steel
- Paduan nikel
- Furnace-welded pipe
Material:
- Ferrous
Cara Pembuatan:
- Centrifugal casting
sentrifugal.
12
Jenis-jenis mold:
Produk Pipa:
psi)
Roll merupakan salah satu elemen dalam alat penekuk pipa yang
berfungsi sebagal alat yang meneruskan gaya dan poros ke poros yang
lain. Pada Perancangan alat penekuk pipa ini menggunakan roll yang
13
terbuat dan besi baja dengan ukuran tinggi 41 mm dan diameter D 137
Roll penahan pipa digunakan untuk menahan pipa yang akan di tekuk
penekukkan pipa.
c) Lempengan besi
pencekam pipa, mur baut, siku penahan puli, besi leter L untuk
d) Besi profil U
Besi siku digunakan untuk mengunci kedua roll pada roll penahan pipa
agar roll dapat bergerak maju mundur dan beijalan sejajar sesuai yang
diinginkan.
sempurna.
f) Besi profil L
Besi ini di Pasang pada roll utama dengan cara di las pada roll
g) Poros
tetap menyatu.
dibawah ini:
17
Keterangan gambar:
2. Pili Penekuk
5. Kerangka
6. Besi siku
7. Baut pendorong
8. Tuas pendorong
9. Lempengan besi
pipa.
2. Putar tuas pendorong roll penahan pipa hingga roll tersebut menempel
ditekuk.
1. Spesifakasi alat:
Mesin Otomatis
pendukung yang sering dijumpai dalam sebuah rangkaian alat atau mesin.
nilai atau ukuran dan komponen itu sangat mempengaruhi kinerja dan alat
berkaitan dengan elemen-elemen mesin yang bekerja sama satu dengan yang
sebuah mesin harus memperhatikan faktor keamanan baik untuk mesin itu
mesin juga harus memperhatikan kekuatan bahan, safety factor, dan ketahan
2.5.1 Poros
berputar dari daya. Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting
oleh poros.
atau puntir dari lentur. Daya di transmisikan kepada poros ini melalui
kopling, roda gigi puli sabuk atau sprocket rantai, dan lain-lain.
1. Beban poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami suatu beban puntir atau lentur
atau gabungan antara puntir dan lentur seperti telah diutarakan diatas
juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros
2. Kekakuan poros
3. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikan maka suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut
putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor
kritisnya.
22
4. Korosi
propeller dan pompa bila terjadi dengan kontak dengan fluida yang
F Mp
Tegangan geser g = tegangan puntir, p =
A Wp
Mp
Tegangan bengkok, b = momen tahanan bengkok (Wb) tergantung
Wb
D 3
bentuk penampang potong benda, w b =
32
Keterangan
d2 I
Nc = 52700
II W
23
Dimana:
2.5.2 Bantalan
halus, aman, dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk
memungkinkan poros serta elemen mesin lainya bekerja dengan baik. Jika
bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh system akan
menurun atau tidak dapat bekerja secara semestinya. Jadi bantalan dalam
4. Kemudahan perawatan
Keterangan:
v = Faktor putaran
c k
L= ( ) x 106 ............................................................ (Lit.3 hal. 968)
We
Keterangan:
2.5.3.1 Pulley
mentransmisikan daya seperti halnya sprocket rantai dan roda gigi. Pulley
25
pada umumnya dibuat dan besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan la pula
untuk alat penggerak menjadi berkurang. Akan tetapi sifat elastisi daya
dan sabuk untuk menampung kejutan dan getaran pada transmisi membuat
2.5.3.2 Sabuk
Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan
transmisi langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi
putaran atau daya yang lain dapat di terapkan, di mana sebuah sabuk luwes
sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Sabuk V dibelitkan pada alur
26
puli yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang membelit akan mengalami
gesekan juga akan bertambah karena penganuh bentuk baji, yamg akan
rendah. Hal ini merupakan salah satu keunggulan dari sabuk-V jika
1. Pemilihan sabuk – V
dengan rantai
Karena sifat penggunaan sabuk yang dapat selip, maka jika terjadi
n1 d 2
n2 d1
Dimana:
Kecepatan sabuk
.d .n
v= (m / s)
60.1.000
Dimana:
Panjang sabuk
1
L = 2C+ (d1 +d2) + (d2 —d 1)2
2 4.C
Dimana:
dengan kebutuhan daya dari mesin tersebut, yaitu daya yang diperlukan
(kg.mm) adalah torsi pada poros motor listrik, maka besarnya daya P (kW)
T
P= n1 (Lit. 4 hal. 18)
9,74 x10 5
Dimana:
T = Torsi (kg.mm)
Mur dan baut merupakan alat pengikat yang sangat penting dalam
mesin, pemilihan mur dan baut sebagai pengikat harus dilakukan dengan
diterimanya. Pada mesin ini, mur dan baut digunakan untuk mengikat
memperhatikan berbagai faktor seperti sifat gaya yang bekerja pada baut,
cara kerja mesin, kekuatan bahan, dan lain sebagainya. Adapun gaya-gaya
3. Beban geser
F
g
A
31
Keterangan:
F = Beban (N)
2.5.6 Pengelasan
adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dan definisi tersbut dapat
dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan seterrrt dan beberapa
logam tersebut di bawah atau di atas titik leburnya, disertai dengan atau
tanpa tekanan dan disertai dengan atau tidak disertai logam pengisi.
tiga kelas utama yaitu pengelasan cair, pengelasan tekan, dan pematrian.
Tegangan Total:
2
F 6 .H
x 1 ............................ (Lit. hal. 59)
0,7. A I
dimana:
l = Panjang las
33
2.5.7 Pasak
antara poros dan naf elemen pemindah daya untuk maksud pemindah torsi.
Pasak dapat dilepas untuk pemasangan dan pelepasan, sistem poros. Pasak
dipasang pada alur aksial yang di buat pada poros, disebut keyseat sebuah
alur yang mirip pada naf elemen pemindah daya biasanya disebut
kemudian alur naf dipaskan dan naf digeser masuk sampai pada posisinya.
setengah tinggi pasak ditahan sisi alur pada poros dan setengah, lainnya
Jenis-Jenis Pasak
disarankan untuk poros yang lebih besar kedua pasak itu termasuk
pasak paralel karena sisi atas, bawah dan samping pasak sejajar.
Pasak tints dirancang untuk diselipkan dan ujung poros setelah naf
mempunyai bentuk finis masuk dalam naf yang sama seperti pasak
pencabutan pasak dan sisi yang sama dimana pasak telah dipasang.
Hal ini sangat diinginkan jika pasak tidak bisa dikeluarkan dan sisi
sebaliknya.
3. Pasak Jarum
Pasak jarum adalah pena silindris yang diletakkan dalam alur silindris
pada poros dan naf. Dibanding dengan pasak, paralel thn pasak tints,
lebih rendah. Diperlukan suaian rapat antara jarum dan alur untuk
menjamin jarum tidak akan lepas dan tekanan merata sepanjang jarum
4. Pasak Tembereng
1
g .......................................... (Lit. 1 hal 8)
s f 1 xs f 2
keterangan:
b = Lebar pasak
h = Tinggi Pasak
1 = panjang pasak
T
F= ....................................... (Lit. 1 hal. 25)
(ds/2)
36
Keterangan:
T = Torsi (Kg.mm)
F
g = .............................................................. (Lit. 1 hal . 25)
bI
Keterangan:
F
Pa = ...............................................(Lit. 1 hal. 44)
l (t1 atau t 2 )
Dimana:
2.3.8 Rantai
Jenis rantai yang paling umum disebut rantai rol (roller chain), di
mana rol-rol pada setiap pena menyediakan gesekan yang sangat kecil di
2
N N1 N 2 N1
L = 2C + 2 ............. (Lit. 2 hal. 261)
2 4 2C
L = Panjang rantai
2 2
1 N N1 N 2 N1 8( N 2 N1 )
C = L 2 L
4 2 2 4 2
kencang maupun di sisi kendor rantai, dan karena itu merupakan nilai.
P
D= .......................................... (Lit. 1 hal. 261)
sin(1800 / N)