Disusun oleh :
RIAN PERMADI
132.03.2003
Written by :
RIAN PERMADI
132.03.2003
i
LEMBAR MOTTO
v
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu sudah
selesai ( dengan satu urusan ) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusanyang
lainini hanya kepadaAllah hendaknya kamuberharap
Ya Allah……. Ya Rahman…… Ya
Rahim
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan bangga yang didasari dengan rasa syukur kepada Allah SWT, karya ini saya
persembahkan kepada :
1. Bapak dan ibu saya yang telah memberikan dukungan, materi, doa, dan restu yang tak
terkira besarnya.
3. Seluruh keluarga besar saya yang selalu memberikan motivasi dan inspirasi dalam
segala hal.
4. Teman-teman alih jalur angkatan 2014 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
5. Seluruh Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yeng telah
memberikan petunjuk, hidayah, serta rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat
Kompor Gas”.
Tugas akhir (skripsi) ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan perkuliahan dan kurikulum yang ada di Program Strata-1 Jurusan Teknik
Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
penyusunan penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik dan selesai tepat pada
waktunya. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Amir Hamzah.,M.T., selaku Rektor Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta,
2. Bapak Dr. Ir. Toto Rusianto., M.T., selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri,
3. Bapak Nidia Lestari, S.T,. M.Eng., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin,
4. Bapak Dr. Ir. Toto Rusianto., M.T., selaku Pembimbing I Tugas Akhir,
6. Kedua orang tua dan kedua kakakku serta semua keluarga besar atas segala kasih
sayang, doa dan dukungannya baik secara moril maupun materi yang sangat berarti,
viii
7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin
yang telah membantu dan memeberikan wawasan dalam proses penyusunan tugas
akhir ini,
8. Teman-teman Jurusan Teknik Mesin alih jalur angkatan 2014 yang telah
akhir ini.
9. Arieska Diah Kartikasari yang tidak henti – henti selalu mendoakan, mendukung,
10. Altaf (adik kelas) yang banyak membantu dan sudah bersedia saya repotkan.
11. Teman – teman dikehidupan saya yang selalu mendoakan serta mendukung saya.
12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu - persatu namanya oleh penulis.
Akhir kata semoga apa yang telah ditulis bermanfaat bagi kita semua. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan laporan tugas akhir
ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
ix
ABSTRAK
Rian Permadi
132.03.2003
Tujuan dari perancangan proses simulasi injeksi molding ini adalah untuk
mengetahui cara merancang desain mesin injeksi, desain mold, serta mengetahui bahan
yang digunakan dalam proses produksi gelas plastik dan untuk mengetahui cara
merancang dengan menggunakan software Autodesk inventor. Selain itu perancangan
produk ini juga bertujuan untuk menghasilkan suatu produk yang mampu digunakan dalam
kehidupan sehari - hari sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi di pasaran.
Konsep perancangan mesin injeksi molding ini adalah dengan menggunakan
konsep kerja dari mesin injeksi molding yang sudah terlebih dahulu ada. Sehingga hasil
produksi khususnya gelas plastik tidak mengalami banyak kendala. Serta menggunakan
bantuan software Autodesk Inventor.
Hasil perancangan ini adalah desain mesin injeksi molding plastik dengan
menggunakan software Inventor. Dari hasil perancangan mesin yang telah dilakukan
terdapat komponen-komponen utama penyusun alat ini, yaitu : Hopper, Nozzle, Barrel,
Screw, Nonreturn Valve.
Injeksi molding ini menggunakan material plastik pp (polypropylene). Prosedur
kerja dari pembuatan mold ini adalah design produk (ukuran, volume, dan berat
produk), penyusutan (untuk membuat ukuran cavity), cocokkan dengan spesifikasi
mesin yang akan digunakan, tentukan jenis cetakan, parting line/garis pemisah,
layout cavity, system ejeksi/pengeluaran produk, bahan cetakan yang digunakan,
design lengkap untuk pengerjaan, uji coba, dan analisa.
Kata kunci : Injection Molding, Insert, Cavity Gelas Plastik
x
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN JUDUL........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................iii
LEMBAR MOTTO...........................................................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................................vii
KATA PENGANTAR......................................................................................................viii
ABSTRAK........................................................................................................................x
DAFTAR ISI.....................................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL.............................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1. 1 Latar Belakang......................................................................................................1
1. 2 Perumusan Masalah.............................................................................................2
1. 3 Batasan Masalah..................................................................................................2
1. 4 Tujuan Skripsi.......................................................................................................3
1. 5 Manfaat Skripsi....................................................................................................3
2. 1 Tinjauan Pustaka..................................................................................................5
xi
2. 2 Dasar Teori...........................................................................................................7
2. 2.1 Polimer.........................................................................................................7
2. 2.2 Termoplastik.................................................................................................8
2. 2. 3 Injection Molding.......................................................................................10
2. 2. 3. 1 Cacat Produksi Proses Injeksi Plastik......................................................11
2. 2. 4 Autodesk Inventor.........................................................................................16
2. 2. 4. 1 Mengenal Menu dan Toolbar Autodesk Inventor......................................16
3. 4 Pembuatan Mold................................................................................................26
3. 6 Pengumpulan Data.............................................................................................31
3. 7 Pengolahan Data...............................................................................................31
3. 8 Hasil dan Pembahasan.......................................................................................31
4. 1 Produk................................................................................................................32
4. 2 Shrinkage/Penyusutan.......................................................................................37
4. 3 Kapasitas Mesin.................................................................................................39
xii
4. 7 Jumlah Cavity.....................................................................................................47
BAB V PENUTUP.....................................................................................................50
5. 1 Kesimpulan.........................................................................................................50
5. 2 Saran..................................................................................................................51
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 2 : Kecacatan sink mark yang terlihat pada suatu produk plastik...................11
Gambar 2. 3 : Produk Defect (Short Shot)........................................................................12
Gambar 2. 4 : Produk Flashing.........................................................................................12
Gambar 3. 5 : Nozzle........................................................................................................24
Gambar 3. 6 : Parting line................................................................................................26
Gambar 3. 7 : Potongan Assembling Cetakan..................................................................26
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 : Ukuran produk dengan cavity........................................................................38
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, plastik merupakan salah satu material yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia karena mudah dibentuk, praktis, ringan, tidak berkarat, dan tentu saja
murah.hampir di segala sektor kehidupan selalu bisa kita jumpai barang–barang yang
terbuat dari plastik, misalnya bahan kemasan minuman maupun makanan, alat–alat rumah
Salah satu proses manufaktur untuk membuat produk dengan material dasar plastik
adalah dengan proses injeksi (plastic injection process). Proses ini sangatlah kompleks
karena melibatkan proses mekanik dan thermal dimana setiap proses sangat berpengaruh
terhadap produk hasil injeksi. Proses yang kurang sempurna akan mengakibatkan cacat
atau kegagalan pada produk. Cacat yang terjadi pada proses tersebut meliputi cacat
Ada beberapa tahapan proses injeksi plastik dalam produk atau cetakan (mold) dari
customer yang akan didesain oleh bagian engineering menggunakan software Inventor.
Kemudian, desain yang sudah disetujui oleh customer akan direalisasikan dengan
maupun mesin CNC yang direncanakan dan dikontrol dengan software Computer
standar lainnya oleh mold maker pada saat finishing. Kemudian akan diproses trial
and error pada mesin injeksi plastik. Cacat produk dan error akan diperoleh dalam proses
ini. Perbaikan baru dapat dilakukan setelah hasil produk keluar dan dievaluasi cacat
produknya. Setting parameter proses yang terbaik dilakukan pada saat ini juga dengan
1
2
Software komputer Inventor adalah salah satu program simulasi Injection Molding
yang dapat melakukan analisis mendalam terhadap desain benda plastik dan cetakannya.
Software ini mampu menganalisis letak gate yang paling efisien, waktu yang diperlukan
untuk satu kali proses injeksi, tekanan injeksi, temperatur, dan lain sebagainya. Selain itu
software ini juga melakukan simulasi selama proses injeksi berlangsung sesuai dengan
input paramater proses yang dimasukkan dan menampilkan hasil akhir dari keseluruhan
proses. Simulasi dapat dilakukan dengan metode single cavity maupun multi cavity. Dari
simulasi ini, dapat digunakan sebagai suatu acuan dalam mendesain suatu injection
pembuatan mold.
Pada Proses Injeksi Plastik (Plastic Injection Molding Process) terdapat 2 bagian
besar metode dan tipe mesin yang digunakan, yaitu : Mesin Injeksi Plastik Vertikal
(Vertical Injection Molding Machine) dan Mesin Injeksi Plastik Horisontal (Horizontal
Injection Molding Machine). Tulisan saya ini hanya akan membahas mengenai proses
Mesin Injeksi Plastik Horisontal dengan pertimbangan aplikasi proses dari Mesin
Horisontal yang lebih luas dan variatif. Seperti pada gambar di atas yang memperlihatkan
simulasi Proses Injeksi Plastik Horisontal yang dibagi ke dalam 5 besar urutan kerjanya.
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
software Inventor.
software Inventor.
1. Dapat merancang suatu cetakan plastik system injeksi untuk gelas plastik.
3. Dapat menganalisa volume bahan baku plastik yang diperlukan untuk produk
1. Mengetahui mengenai simulasi mesin injeksi molding dan proses produksi injeksi
3. Mengetahui hasil produksi gelas plastik dalam jangka waktu (cycle time) 1 tahun.
4
BAB I PENDAHULUAN
Berisi teori-teori yang mendukung penulisan, jenis – jenis material plastik, pengertian
Berisi tentang proses perancangan simulasi mesin injeksi molding, bagian-bagian mesin
BAB IV PEMBAHASAN
Perhitungan produksi gelas plastik dan simulasi teknis mesin injeksi molding.
BAB V PENUTUP
Bab ini penutup berisi kesimpulan dari “Perencanaan Moulding Sistem Injeksi Untuk
Saat ini seperti yang kita ketahui bahwa telah banyak perusahaan molding
yang berdiri diIndonesia, dari yang lokal maupun perusaan luar negeri seperti dari
negara Jepang, India, Korea Selatan. Molding nya pun beranekaragam mulai dari
Injection Moulding, Blowmould, Rotomould, Transfer moulding, Extrusion
moulding. Mungkin ada diantara kita yang belum tahu asal-usul sejarah molding itu
sendiri, meskipun kita telah lama bekerja dibidang Molding tentunya.
Molding memiliki asal-usul pada akhir abad 19, dimana pada saat itu para
ahli kimia Eropa dan Amerika banyak bereksperimen dengan berbagai jenis karet
dan residu dari campuran bahan kimia.
Plastik pertama yang dibuat oleh manusia pertama kali ditemukan pada
tahun 1851 oleh seorang berkebangsaaan Inggris yaitu "Alexander Parkes". Dia
secara terbuka mempertunjukkan hasil penelitiannya pada 1862 di Pameran
Internasional yang berada di London, Dia menyebut materi ia dihasilkan dengan
sebutan "Parkesine", material yang berasal dari selulosa. "Parkesine" sendiri dapat
dibakar dan dibentuk serta mempertahankan bentuknya saat didinginkan. Namun
sayangnya pada saat itu biaya untuk menghasilkannya mahal, selain itu hasil dari
"Parkesine" itu mudah retak dan sangat mudah terbakar.
Pada tahun 1868, penemu berkebangsaan Amerika yaitu "John Wesley Hyatt"
mengembangkan bahan plastik yang ia beri nama "Seluloid". Peningkatan pada
penemuan sebelumnya "Parkesine" oleh Parkes. Dimana material tersebut juga
dapat diolah menjadi bentuk jadi seperti yang diinginkan. Selain itu Hyatt bersama
dengan saudaranya Yesaya mematenkan Mesin injeksi molding pertama pada tahun
1872.
5
6
Industri tersebut berkembang pesat di tahun 1940 yang pada saat itu terjadi
Perang Dunia II, yang menimbulkan permintaan besar yang mengakibatkan
produksi massal pada saat itu.
Saat ini, penggunaan material plastik sebagai kemasan banyak dijumpai. Hal
ini dikarenakan beberapa keuntungan seperti ringan, praktis, dapat diberi warna, dan
murah jika diproduksi dalam jumlah banyak. Sebagai fungsi kemasan, plastik
memiliki daya tarik tersendiri pada produk yang dikemas. Kondisi ini dikarenakan
orang dapat langsung melihat isinya, dapat membantu menjaga keutuhan bentuk
dari isinya dan tentunya biaya yang murah. Beberapa contoh kemasan plastik yaitu
kemasan berbentuk tray dan blister. Blister banyak digunakan untuk obat dan
beberapa jenis permen. Untuk tray lebih banyak digunakan untuk makanan
kering. Untuk pembuatannya digunakan metode thermoforming dengan sistem
vacum forming. Material yang digunakan berbentuk plastik lembaran.
Polimer merupakan senyawa-senyawa yang tersusun dari molekul sangat besar yang
terbentuk oleh penggabungan berulang dari banyak molekul kecil. Molekul yang kecil
disebut monomer, dapat terdiri dari satu jenis maupun beberapa jenis. Polimer adalah
sebuah molekul panjang yang mengandung rantairantai atom yang dipadukan melalui
ikatan kovalen yang terbentuk melalui proses polimerisasi dimana molekul monomer
bereaksi bersama-sama secara kimiawi untuk membentuk suatu rantai linier atau jaringan
tiga dimensi dari rantai polimer. Polimer didefinisikan sebagai makro molekul yang
dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia yang kecil dan sederhana yang setara dengan
monomer, yaitu bahan pembuat polimer. Penggolongan polimer berdasarkan asalnya,
yaitu yang berasal dari alam (polimer alam) dan polimer yang sengaja dibuat oleh
manusia (polimer sintetis).
menggunakan bahan dasar plastik dalam kegiatan prduksinya adalah Injection Molding,
Extrusi, Thermoforming dan Blow Molding.
Klasifikasi plastik digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :
Sifatnya yang sangat lunak dan mudah meleleh menyebabakan termoplastik tidak
cocok untuk di aplikasikan pada daerah yang bersuhu tinggi . Namun kelebihannya dapat
di bentuk ulang sesuai dengan keinginan.
Salah satu jenis termoplastik yang umum digunakan adalah polietilen. Ikatan
kedua yang mengikat molekul untuk setiap peleburan sehingga polimer ini mengalir
seperti cairan, dan kemudian terbentuk sesuai yang diinginkan. Molekul dalam polimer
linier mempunyai cakupan berat molekul dan mereka saling berikatan (membungkus)
dalam suatu variasi konfigurasi. Beberapa polimer seperi polietilen adalah amorpous dan
yang lainnya adalah kristalin.
Beberapa plastik, seperti nilon dan selulosa asetat, terbentuk menjadi serat (yang
dianggap oleh beberapa sebagai kelas terpisah dari polimer meskipun cukup tumpang
tindih dengan plastik). Seperti yang akan kita lihat pada bagian kristal cair, beberapa
rantai utama polimer kristal cair juga adalah konstituen serat penting. Setiap hari plastik
seperti polyethylene dan poli (vinil klorida) telah menggantikan bahan tradisional seperti
kertas dan tembaga untuk lebar berbagai aplikasi.
9
Plastik memiliki berbagai sifat dan jenisnya, begitu juga dalam penggunaannya.
Beberapa jenis plastik yang paling sering digunakan secara umum dalam kehidupan
sehari- hari adalah :
a. Polypropylene (PP) adalah thermoplastic polymer, yang dibuat oleh
industri kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk kemasan
makanan, tekstil, alat tulis, komponen plastik, peralatan laboratorium,
dan komponen otomotif.
b. Polystyrene (PS) merupakan salah satu jenis plastik yang banyak
ditemukan dalam keperluan sehari-hari dan merupakan jenis plastik yang
dapat di daur ulang. Plastik jenis ini biasanya digunakan untuk kemasan
sabun, kemasan makanan, peralatan makanan, gelas disposable dan
kepingan CD.
c. Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS) adalah thermoplastic polymer
yang digunakan untuk bertujuan membuat benda menjadi ringan, kaku,
yang biasanya digunakan untuk alat-alat musik, otomotif yang meliputi
roda, lampiran, pelindung kepala gigi, penyangga pinggir untuk furniture
dan panel kayu, dan mainan.
d. Polyethylene terephthalate(PET) merupakan thermoplastic polymer yang
sering digunakan dalam pembuatan kemasan minuman botol, toples
plastik, pastik film dan kemasan pembungkus yang microwaveable.
e. Polyester (PES) biasanya digunakan untuk membuat botol, film, kain
terpal, kano, liquid crystal display, hologram, filter, dielectric film untuk
kapasitor, film isolasi untuk kawat dan insulating kaset.
f. Polyamides (PA) (Nylons) merupakan bahan plastik yang berserat dan
biasanya sering digunakan untuk bahan dasar fiber, komponen sikat gigi,
dan komponen otomotif.
g. Polyvinyl chloride (PVC) adalah thermoplastic polymer yang juga
banyak digunakan dalam dunia industri dalam pembuatan bahan
bangunan seperti Pipa, kawat eletrik dan bahan konstruksi lainnya.
h. Polyurethanes(PU) adalah jenis plastik yang biasa banyak digunakan
untuk alat otomotif, rumah-tangga, komponen eletronik dan dapat
berperan sebagai pelapis atau perekat pada suatu benda.
i. Polycarbonate (PC) adalah jenis plastik yang biasa digunakan bila ingin
memproduksi suatu benda yang memiliki kejernihan produk yang tinggi
10
Gambar 2.2 Kecacatan sink mark yang terlihat pada suatu produk plastik
Penyebab :
1. Temperatur barrel terlalu tinggi, sehingga penyerapan panas oleh dinding
cetakan terlalu besar dan mengakibatkan meningkatnya daerah yang kosong
antar molekul plastik. Pada saat pendinginan, bagian permukaan akan
mengeras dan molekul plastik yang berada dibawahnya akan mengisi
kekosongan dan menarik kulit permukaan tersebut kearah dalam semakin
besar.
2. Kekosongan yang terjadi, semakin besar derajat penyusutannya dan sink mark
terbentuk semakin besar.
3. Tekanan yang rendah atau waktu injeksi yang kurang, sehingga
menyebabkan terbentuknya kekosongan yang berlebihan antarmolekul dan
menarik material yang telah dingin dan menyebabkan penyusutan berlebih.
4. Pembukaan cetakan terlalu cepat sehingga waktu pendinginan menjadi
kurang. Cara mengatasi :
1. Penambahan cycle time
2. Penambahan holding pressure
3. Penambahan volume injection
4. Penambahan injection pressure
12
2. Short Shot
Short Shot adalah suatu kondisi dimana, plastik leleh yang akan diinjeksikan
kedalam cavity tidak mencapai kapasitas yang ideal atau sesuai settingan mesin.
Sehingga plastik yang diinjeksikan kedalam cavity mengeras terlebih dahulu
sebelum memenuhi cavity.
Penyebab cacat ini karena karakteristik viskositas dan fluiditas dari plastik.
Desain gate dan keberadaan venting udara serta kontruksi bushing juga dapat
berpengaruh. Selain itu, performa dan kondisi mold serta mesin injeksi juga
mempengaruhi terjadinya short shot.
3. Flashing (Flash)
Flashing adalah jenis minor defect pada material, artinya material masih bisa
dikatakan bagus tetapi harus dilakukan pembersihan (finishing) pada produk.
Flashing sendiri berarti terdapat material lebih yang ikut membeku di pinggir
pinggir produk.
Flashing terjadi karena kurangnya pressure clamping pada mold sehingga mold
menjadi kurang rapat pada pertemuan antara dua plate dan pada saat injeksi
material ada yang keluar lewat celah. Desain produk yang kurang sesuai dan
kurangnya viskositas material juga dapat menyebabkan terjadinya flashing.
4. Penyusutan (Shrinkage)
Pada setiap pembuatan mold harus diperhitungkan akan adanya penyusutan
material setelah produk plastik membeku dan keluar dari rongga cetakannya. Hal
ini terjadi karena ada perubahan fase dari material cair menjadi material padat,
pasti akan mengalami perubahan volume. Jadi bila dibandingkan dengan ukuran
pada mold, maka ukuran produknya akan berbeda, yaitu ukuran luar benda kerja
akan lebih kecil dibanding rongga cavitynya. Penyusutan material (shrinkage)
dinyatakan dalam prosen, sehingga jika dirumuskan:
∆𝐿
𝑆ℎ𝑟𝑖𝑛𝑘𝑎𝑔𝑒 = (%)
�
�
Arah penyusutan material adalah menuju ke sebuah titik referensi didalam benda
kerja, artinya tidak boleh mengambil bidang atau garis yang ada didalam benda
kerja. Untuk mengendalikan shrinkage pada perhitungan pembuatan cavity atau
dalam proses produksi, dibutuhan suatu faktor yang dikalikan dengan ukuran
pada produk tersebut jika besarnya shrinkage dari suatu material plastik
diketahui.
Faktor Shrinkage (f) = (1 + ∆𝐿)
Namun pada mold yang mempunyai bentuk tidak sederhana, ukuran-ukuran yang
ektrim misalnya panjang dan tipis, atau mempunyai banyak perbedaan ketebalan
dengan adanya bulatan atau tonjolan untuk tempat ulir dan sebagainya, maka
penentuan faktor ini akan lebih sukar. Pada kasus semacam ini, dikenal adanya
istilah penyusutan kearah memanjang (longitudinal shrinkage) maupun melintang
(transversal shrinkage) terhadap benda kerjanya, sehingga perhitungannya
menjadi semakin kompleks. Kadang-kadang bahkan sering terjadi hal-hal yang
tidak bisa diprediksi lebih dahulu, misalnya suatu bentuk yang simetris namun
ternyata menghasilkan penyusutan yang berbeda. Setelah diamati lebih teliti
ternyata perbedaan penyusutan ini disebabkan oleh kurang sempurnanya
pendinginan mold (cooling). Faktor lain yang bisa mempengaruhi besarnya
penyusutan adalah jumlah dan penempatan gate, ada tidaknya rib penguat pada
benda kerja, besarnya tekanan injeksi dan tekanan penahan injeksi (holding
pressure), penguat material (reinforcement) serta masih banyak faktor lainnya.
14
Maka, untuk benda kerja yang mempunyai tuntutan kestabilan bentuk serta harus
berpasangan (matching) dengan benda lainnya, sebaiknya dipilih bahan yang
dalam daftar material mempunyai harga shrinkage yang kecil, sehingga
perubahan ukuran tidak terlalu besar.
5. Flow-mark
Kondisi flow-mark digunakan untuk menggambarkan fenomena dimana terdapat
pola bergaris, terbentuk di sekitar gate pada saat material mengalir memasuki
cavity. Dalam hal ini, plastik yang telah didinginkan sprue dan runner yang
selanjutnya didinginkan oleh cavity dan mengisi dalam viskositas tinggi,
akibatnya plastik yang kontak dengan permukaan mold bertekanan dalam kondisi
semi-padat dan garis-garis tegak lurus terhadap arah aliran material terbentuk
pada permukaan produk yang dicetak.
udara tidak sempat keluar melalui air venting. Cacat ini juga dapat dipengaruhi
oleh gas yang masih terperangkap dengan material cair dalam cylinder.
8. Jetting
Jetting adalah garis semburan di permukaan produk yang dimulai dari sisi gate
point karena aliran turbulen material. Plastik yang dengan suhu relatif rendah
diinjeksikan kedalam nozzle selama tahap awal molding, setelah bersentuhan
dengan cetakan, material ini menjadi sangat kental dan terdorong terus kedalam
cetakan yang akhirnya meninggalkan bekas aliran. Penyebabnya bisa karena
ukuran gate yang terlalu kecil sehingga speed material yang diinjeksikan menjadi
cukup cepat atau temperatur material yang terlalu rendah dan viskositas material
menjadi tinggi yang mengakibatkan resistensi terhadap material menjadi besar.
9. Weld –line
Weld-line terjadi ketika dua atau lebih aliran lelehan material yang bertemu dan
membeku dengan tidak sempurna yang digambarkan dengan garis “V” sempit
pada kedua ujung aliran lelehan material. Fenomena ini terjadi pada saat
menggunakan sisipan atau multi-point gate. Secara teori, cacat ini tidak dapat
dihilangkan tetapi hanya dapat diminimalisir atau dipindahkan. Weld-line kadang
terlihat seperti crack dan kehadiran weld-line pada daerah konsentrasi tegangan
dapat menyebabkan masalah kekuatan. Weld-line harus segera ditanggulangi.
11. Stringing
Stringing adalah fenomena dimana bagian string-line pada plastik terbentuk pada
saat mold open, kemudian sisa material yang tertarik tersebut terjebak didalam
mold dan pada saat shot selanjutnya menyebabkan ketidakrataan hasil produk.
Biasanya disebabkan oleh temperatur nozzle yang terlalu tinggi.
12. Warpage
Warpage atau twisting digunakan untuk menjelaskan bagian dari produk yang
bengkok atau melengkung karena ketidakrataan distribusi tekanan pada produk.
Faktor yang menyebabkan warpage adalah perbedaan antara shrinkage dan
cooling time yang tergantung pada kontraksi kedua permukaan dan ketebalan
komponen dari hasi distribusi temperatur mold. Bisa jadi karena injection
pressure yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dan cooling terlalu pendek dan
kurangnya clamping force dapat menyebabkan warpage.
2.2.4 Autodesk Inventor
Autodesk Inventor adalah sebuah perangkat lunak (software) yang digunakan
untuk membuat desain 3D jenis Computer Aided Drawing (CAD). Inventor sendiri
adalah salah satu produk dari Autodesk Inc. USA atau yang lebih kita kenal dengan nama
AutoCAD. Software ini menyediakan secara lengkap fasilitas yang menunjang dalam
pembuatan model 3D, Perakitan (Assembly), Gambar Kerja (Drawing) dan juga Animasi
yang memungkinkan kita untuk mempresentasikan desain kita menggunakan gerakan
yang dapat diatur urutan-urutan dalam perakitannya maupun hanya memperlihatkan
sudut-sudut tertentu saja. hasil dari fitur animasi ini nantinya akan berupa video yang
dapat diputar dengan media player layaknya kita memutar video pada umumnya.
Seperti halnya program lain, Autodesk Inventor memiliki pula bidang kerja, yaitu
Menu Bar, Inventor Standard Toolbar, Panel Bar, dan Browser Bar.
17
View Face
View Face Fungsinya untuk memperbesar tampilan dengan referensi face.
Face hanya berlaku untuk permukaan datar. Kliklah view face, lalu klik pada
face yang kita pilih maka akan diperbesar.
Free Orbit
Free Orbit Fungsinya untuk memutar objek pada bidang kerja. Kliklah free
orbit, lalu klik pada bidang kerja. Selanjutnya, putar objek sampai
memperoleh tampilan yang diinginkan.
View Cube
View Cube Fungisnya untuk memutar objek berdasarkan arah yang telah
ditentukan seperti front, top, left dan lain-lain. Kliklah view cube untuk
menampilkan sistem navigasi pada sudut kanan atas. Untuk memilih arah,
cukup klik salah satu sisi view cube.
2. Full Navigation
Fungsinya untuk melakukan kombinasi perintah navigasi seperti zoom, orbit,
pan, dan lain-lain. Kliklah full navigation wheel sehingga akan keluar menu dan
pilihlan salah satu perintah yang akan dipakai.
Menu-menu Sketsa :
Line
Perintah Line pada Autodesk Inventor adalah perintah yang digunakan untuk
membuat garis dan busur. Hal ini mempermudah kita dalam pembuatan sketsa
dimana kadang – kadang setelah membuat garis harus disambung dengan busur
baik yang bersudut kurang atau lebih dari 900. Dengan perintah ini kita tidak
perlu mengganti dengan perintah busur (Arc).
Circle
Menu Circle adalah perintah yang digunakan untuk membuat lingkaran. Metode
pembuatan lingkaran pada AIP ada dua pilihan yaitu Center Point Circle dan
Tangent Circle. Metode Center Point Circle diawali dengan memilih Center
Point (CP) yang dikendaki kemudian geser kursor klik ditempat lainnya untuk
menentukan besarnya lingkaran atau dengan memasukan ukuran lingkaran
dengan nilai yang pasti.
19
Arc
Menu Arc adalah perintah perintah yang digunakan untuk membuat busur.
Metode pembuatan lingkaran pada AIP ada tiga pilihan yaitu Metode Three
Point Arc, Tangent Arc dan Center Point Arc. Metode Three Point Arc diawali
dengan memilih Start Point Arc (SP) yang dikehendaki, gese kursor ditempat
lainnya lalu klik untuk menentukan EP selanjutnya geser kursor dan masukan
nilai radius busur yang dikehendaki dan diakhiri dengan Enter. Jika dikehendaki
ukuran yang tidak tertentu maka setelah menentukan SP dan EP maka geser
kursor hingga ukuran busur sesuai kemudian klik.
Rectangle
Menu Rectangle adalah perintah yang digunakan untuk membuat empat
persegi panjang. Metode pembuatan Rectangle pada AIP ada dua pilihan yaitu
Two Point Rectangle, Three Point Rectangle. Metode Two Point Rectangle
diawali dengan menentukan SP kemudian geser kursor, masukan ukuran
panjang kemudian tekan tombol TAB pada keyboard, masukan ukuran lebar
lalu tekan tombol TAB pada keyboard. Akhiri dengan Enter.
BAB III
METODE PERANCANGAN
Mulai
Studi Literatur
Desain
Tidak
Sesuai
Ya
Pengolahan Data
Selesai
Mencari penelusuran sumber atau acuan yang digunakan dalam perancangan sebagai
rujukan mendapatkan jenis informasi yang dibutuhkan, dapat berupa buku atau dalam
tulisan lain.
20
21
Perancangan mesin injeksi plastik molding ini dibuat dengan menggunakan perangkat
komputer yaitu Inventor.
Pada mesin Injection Molding terdapat beberapa bagian utama yang berperan
penting pada saat proses pembuatan produk plastik, adapun pada mesin Injection Molding
di bagi menjadi tiga garis besar yaitu :
1. Clamping Unit
Clamping Unit berfungsi untuk memegang dan mengatur gerakan dari
mold unit, serta gerakan ejector saat melepas benda/produk dari molding unit,
pada clamping unit bisa mengatur berapa panjang gerakan mold saat di buka
dan berapa panjang ejektor harus bergerak.
Ada empat macam clamping unit namun yang dipakai pada umumnya
hanya dua macam, yaitu toggle clamp, dan hidrolik clamp, berikut adalah
macam–macam Clamping unit :
a. Toggle clamp yaitu clamping system yang menggunakan tenaga mekanis
dari linkage untuk menghasilkan gaya yang dibutuhkan saat menahan
cetakan selama injeksi.
b. Hydraulic clamp yaitu clamping system yang menggunakan tenaga hidrolis
untuk menghasilkan clamp force secara langsung.
22
2. Injection Unit
Injection unit berfungsi melehkan dan memasukkan material plastik ke
dalam cetak. Injection unit terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
Berikut adalah beberapa bagian injection unit:
a. Motor dan Transmission Gear Unit
Bagian ini berfungsi untuk menghasilkan daya yang digunakan untuk
memutar Screw pada Barrel, sedangkan transmisi unit berfungsi untuk
memindahkan daya dari putaran motor ke dalam Screw, selain itu
Transmission Unit juga berfungsi untuk mengatur tenaga yang di
salurkan sehingga pembebanan tidak terlalu besar.
b. Hopper
Hopper adalah tempat untuk menempatkan material plastik, sebelum
masuk ke Barrel. Biasanya untuk menjaga kelembapan material plastik,
digunakan tempat penyimpanan khusus yang dapat mengatur
kelembapan, sebab apabila kandungan air terlalu besar pada udara, dapat
menyebabkan hasil injeksi yang tidak bagus.
c. Barrel
Di dalam barel terdapat Screw yang memiiki dua fungsi utama. Berputar
untuk mencampur dan pemanasan polimer, berfungsi sebagai piston
untuk memasukan plastik cair kedalam rongga cetak.
d. Screw
Screw berfungsi untuk mengalirkan plastik dari Hopper ke Nozzle, ketika
Screw berputar material dari Hopper akan tertarik mengisi screw yang
selanjutnya dipanaskan lalu didorong ke arah Nozzle. Adapun terdapat
standard Screw dengan 3 zona yaitu zona pengisian, zona kompresi, dan
zona pengisian. zona transisi (kompresi) dimana area ini merupakan
tempat pelet plastik meleleh. Energi yang dibutuhkan untuk melelehkan
plastik dari pergeseran (friksi) dan kompresi yang berasal dari putaran
Screw.
24
b. Nonreturn valve
Nonreturn Valve ini berfungsi untuk menhambat atau mencegah aliran
plastik yang telah meleleh agar tidak kembali ke Screw.
c. Nozzle
Nozzle ini berfungsi sebagai penghubung antara Mold dengan unit
injeksi, penahan kebocoran/sealing, dan penyempitan pada Nozzel untuk
mempertinggi kecepatan.
2. Mold Unit
Mold Unit adalah bagian terpenting untuk mencetak produk plastik,
bentuk benda / produk plastik sangat tergantung dari bentuk Mold, karena
setelah material plastik mencair kemudian akan diinjeksikan ke dalam
cetakan atau Mold, dan dinginkan maka terbentuklah produk plastik sesuai
dengan bentuk Mold, ada berbagai tipe Mold, di sesuaikan dengan bentuk
benda yang akan dibuat.
Pada mold unit, secara umum terdiri dari beberapa bagian diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Sprue dan Runner System
Sprue dan runner system berfungsi menerima cairan plastik dari Nozzle
dan kemudian runner akan mengalirkan cairan plastik ke dalam Cavity
Mold.
b. Cavity Side
Cavity Side merupakan salah satu sisi Mold yang bergerak brfungsi untuk
membentuk produk plastik, Cavity Side terletak pada Stationary Plate,
yaitu Plate yang tidak bergerak saat proses Ejecting produk plastik.
c. Ejector System
Setiap jenis Mold selalu mempunyai sistem untuk melepas produk yang
selesai di cetak dari Cavity Mold, bagian inilah yang disebut dengan
ejektor. Penggerak utama ejektor adalah mesin hidrois pada bagian
Clamping Unit.
4. Parting Line
Parting line adalah garis batas pemisah cetakan yang membentuk
produk dan membebaskan produk dari pembentukannya. Baik antara
bagian sisi tetap dan sisi bergerak. Yang memisahkan bagian rongga
cetakan dan inti cetakan pada saat terbuka dan sebagai tempat
pengeluaran produk. Pada produk gelas plastik ini penempatan parting
line terletak antara pelat cavity atas dengan pelat cavity bawah, seperti
terlihat pada gambar.
26
Mold adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan produk, dari bahan plastik dan
dilakukan pada jenis mesin injeksi. Untuk menghasilkan sebuah mould tepat dan presisi
tentu banyak yang harus dipertimbangkan, sehingga produk yang dihasilkan dapat
memenuhi standart kualitas yang diinginkan secara optimal baik dari kepresisian dimensi,
kompleksitas geometri, maupun efisiensi proses.
Pada dasarnya untuk merencanakan pembuatan sebuah mould yang optimal, banyak
melibatkan unsur-unsur proses yang meliputi proses desain/perancangan, proses
manufaktur, maupun proses pencetakan. Oleh karenanya sangat diperlukan pengetahuan
dan pemahaman tentang prinsip dasar teknik desain mould, proses manufaktur, proses
injeksi, dan parameter lain yang berpengaruh terhadap perancangan mould dan produk
hasil cetakannya.
Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan di dalam perancangan serta
berpengaruh terhadap aspek ekonomi produksi mould umumnya ditinjau dari :
Efisiensi proses manufaktur
Efektifitas cetakan
Life time/ketahanan tool
Biaya pembuatan
Waktu pembuatan
3.5 Simulasi Proses Injeksi Molding dengan Inventor
terbagi menjadi 4 urutan proses, yaitu: Gerakan menutup pada kecepatan perlahan
dengan tekanan rendah. (Low Mold Close Velocity & LowMold Close Pressure).
Tekanan yang dimaksud adalah tekanan hidrolik. Posisi awal cetakan adalah
terbuka penuh yang diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan produk
yang dihasilkan nantinya dapat dikeluarkan atau diambil dengan mudah. Dari
posisi ini bergerak hingga posisi tertentu yang tidak terlalu jauh dari posisi
terbuka penuh. Gerakan ini dimaksudkan untuk mereduksi getaran mesin yang
juga sekaligus merawat mesin itu sendiri, terutama sistem hidroliknya yang
rentan terhadap tekanan hidrolik yang tiba-tiba.
Proses Simulasi Injeksi yang dilakukan sesuai maka proses produksi akan dilajutkan
untuk mengetahui hasil produksi yang di hasil dalam cycle time yang sudah ditentukan,
akan tetapi jika hasil proses simulasi tidak sesuai seperti terdapatnya cacat atau defect
pada hasil produksi dan bentuk yang tidak sesuai atau sempurna maka akan dilakukan
mendesain kembali mold yang dibutuhkan sampai hasil yang dibutuhkan.
3.6 Pengumpulan data
Data yang dicari melalui media internet untuk dijadikan sebagai refrensi penulisan
ataupun perhitungan kemudian akan dilakukan pengolahan data yang didapatkan yaitu :
1. Jenis material plastik yang digunakan adalah polypropylene (PP).
2. Jenis mesin yang akan digunakan untuk melakukan simulasi yaitu Jet Master
model JM88-C/ES.
3.7 Pengolahan data
Pengolahan data akan dilakukan dengan metode perhitungan untuk mengetahui
banyaknya hasil dari produksi oleh mesin injeksi moulding plastik.
3.8 Hasil dan Pembahasan
Untuk hasil yang akan didapat yaitu kuantitas hasil produksi gelas plastik dalam
jangka waktu 1 tahun dengan simulasi injeksi moulding plastik. Maka dari hasil tersebut
kita akan mengetahui banyak bahan plastik yang akan digunakan setiap produksi dan cara
kerja mesin injeksi moulding untuk memproduksi gelas plastik.
BAB IV
PERHITUNGAN PRODUKSI INJECTION MOLDING
UNTUK GELAS PLASTIK
4.1 Produk
Dalam perancangan cetakan ini produk yang dihasilkan berupa gelas plastik.
4.1. 1 Material Produk
Material plastik yang akan digunakan adalah polypropylene (pp). Pemilihan ini
berdasarkan pada kemudahan mendapatkan material tersebut. Disamping itu material
jenis ini memiliki spesifikasi yang cocok dengan produk yang akan dibuat, diantaranya
: memiliki massa jenis rendah (0,83 gr/cm³). Ketegaran, kekerasan, dan kekuatan
tariknya tinggi ketahanan temperature kerjanya sampai 280 ºC, tahan terhadap organic
lemah, asam, alcohol, oli tertentu, dan larutan alkali.
1. Menghitung Volume
Untuk menghitung volume dengan menggunakan rumus volume bangun
ruang yaitu :
V= ( )xt
Dimana :
32
33
V= ( )xt
Dimana :
Menentukan nillai t1
d2O = 70 mm r2O = 35 mm
d1O = 50 mm r1O = 25 mm
d2i = 66 mm r2i = 33 mm
d1i = 46 mm r 1i = 23 mm
t2i = 100 mm
t2 o =100 mm
t1 o =?
tsO =?
Maka :
t1𝑂
r2𝑂
t1𝑂+t2𝑂 = r1𝑂
t1𝑂
25
t1𝑂+100 = 35
10 t1o = 2500
2500
t1o = 10
= 250 mm
= 250 + 100
= 350 mm
t1𝑖
t1𝑖+t2𝑖 r2𝑖
= r1𝑖
t1𝑖
t1𝑖+100 23
= 33
10 t1i = 2300
2300
= 10
t1i = 230 mm
= 230 + 100
= 330 mm
Menentukan volume
V1 = ( ) x t1
1
= (3,14 × 252) × 250
3
= 163541,66 mm3
Vs = ( ) × ts
1
= (3,14 × 352) × 350
3
= 448758,33 mm3
VL = VS – V1
= 285216,67 mm3
= 376140,6 mm3
36
Maka :
Vi = Vsi – V1i
= 248792,67 mm3
Vd = V0 - Vi
= 36424 mm3
1
Va = π 𝑥D2 𝑥 t
4
Keterangan :
π = ketetapan (3,14)
t = tinggi/tebal (mm)
Dimana :
D = 50 mm
t = 2 mm
Maka :
1
Va = π 𝑥D2 𝑥 t
4
1
= 3,14 𝑥(50)2 𝑥 2
4
= 392,5 mm3
Maka dengan demikian bisa dicari volume total dari produkyang akan dihasilkan dengan
cara sebagai berikut :
37
Vtot = Vd + Va
= 36816,5 mm3
= 36,81 cm3
2. Menghitung Massa
m = Vtot 𝑥 ρ
dimana :
ρ = 0,83 gr/cm3
Jadi :
m = Vtot 𝑥 ρ
= 30,5 gr
Dalam perencanaannya dibuat dua cavity untuk satu kali penginjeksian, sehingga
diperoleh massa produk = 2 𝑥 30,5 gr
= 61 gr
4.2 Shrinkage/penyusutan
f =√3 100
100−shr
f =√3 100
100−5
f = 1,005%
= 70 + 1,005 𝑥 70
100
= 70,703 mm
= 66 + 1,005 𝑥 66
100
= 66,663 mm
= 50 + 1,005 𝑥 50
100
= 50,502 mm
= 101,05 mm
1 70 70,703
2 66 66,663
3 50 50,502
4 100 101,05
39
POWER/HEATING UNIT
Pump motor KW (HP) 11(15)/4P
2
System pressure Kgf/cm 145
Heating capacity KW 6.5
Temperature control 3+1
zones
OTHERS
Dry cycle time S 2.1
Machine dimension mxmxm 3.75x1.20x1.65
(LxWxH)
Oil tank capacity liter 200
Machine weight (dry) t 2.8
Sumber dari buku manual katalog
4.4 Tata Letak (Lay out) Cavity
Tata letak cavity merupakan bagian yang cukup penting dalam pembuatan
cetakan plastic, terutama pada cetakan yang memiliki cavity majemuk lebih dari satu.
Pengaturan tata letak cavity sangat berpengaruh terhadap kesetimbangan aliran,
kesetimbangan pengisian, dan juga kesetimbangan cetakan itu sendiri. Berikut ini gambar
lay out untuk mould gelas plastik.
r1 t1
r2 = t1+t2
𝜋.𝑟.𝑡
V = VkS – Vk1 Vk =
3
r1 t1
r2 = t1+t2
42
2 𝑡1
4 = 𝑡1+70
t1 = 2 (t1 + 70)
4 t1 = 2 t1 + 140
2 t1 = 140
140
t1 = 2
t1 = 70 mm
Untuk menghitung volume sprue :
𝜋𝑟12.𝑡1
Vk1 = 3
3,14 × 22 ×70
= 3
= 239,06 mm3
𝜋𝑟22.𝑡𝑠
Vks = 3
3,14 × 42 ×70
= 3
= 2344,53 mm3
Maka volume total sprue adalah :
Vtot = Vks – Vk1
= 239,06 mm3 - 2344,53 mm3
= 250541,47 mm3
= 2,5054147 cm3
b. Runner
r = 2 mm
h=2.r
h = 2 . 2 mm
h = 4 mm
W = 2,6 . r
W = 2,6 . 2 mm
W = 5,2 mm
Untuk menghitung volume runner :
Vr = L x W x h
Dimana :
L = 30 mm
W = 5,2 mm
h = 4 mm
Jadi :
Vr = 30 x 5,2 x 4 (mm3)
= 624 mm3
= 0,624 cm3
44
c. Gate
Ukuran gate dapat dihitung berdasarkan rumus berikut :
Rumus untuk mengukur lebar gate (W) dan tebal gate (h)
W = 𝑛√𝐴
(𝑚𝑚)
30
h = n . t (𝑚𝑚)
Dimana :
A = π . r2
= 3,14 . 352
= 3846,5 mm2
n = 0,7
t = 2 mm
Jadi :
𝑛√𝐴
W =
30
0,7√3846,5
=
30
43,414
= 30
= 1,4471 mm
h = n.t
= 0,7 . 2
= 1,4 mm
Tabel 4.3 Dimensi Gate
No WALL THICKNESS (mm) LENGTH (mm)
1 0,7 – 1,2 0,8 – 1
2 1,2 – 3,0 0,8 – 1
3 3,0 – 5,0 0,9 – 1
4 ≥5,0 0,8 – 1
Ketebalan gate (h) = 1,4 mm, dengan ketebalan disamping maka diambil panjang gate (l)
= 0,8 mm – 1 mm. Jadi panjang gate yang akan diambil adalah 1 mm. Menghitung
volume gate :
Vgate = panjang (l) x lebar (W) x tebal (h)
= 1 mm x 1,4471 mm x 1,4 mm
= 2,025 mm3
= 0,002025 cm3
45
Waktu injeksi
𝑉
tE = (S)
Ca
287,983
= 90
= 3, 1998 s
Waktu pendinginan
tku 8
𝑆2 ln
x 𝑇𝑒−𝑇𝑤 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
4 𝑇𝑚−𝑇
= aeff x 𝜋2 𝜋2
46
Dimana :
S = tebal produk
= 2 mm
aeff = thermal diffusivity efektif plastic
= 7,9 (cm2/s/10-4)
Tm = temperature leleh
= 200 – 300 (ºC), diambil 250 ºC
Tw = temperature dinding
= 20 – 100 (ºC), diambil 90 ºC
Te = temperature sentak
= 60 – 100 (ºC), diambil 100 ºC
Dari rumus maka :
tku 𝑆2 ln 8
x 𝑇𝑒−𝑇𝑤 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
4 𝑇𝑚−𝑇
= aeff x 𝜋2 𝜋2
(2 𝑚𝑚)2
= 79 𝑚𝑚2/𝑠/10−2 4 ln 8 250−90°C
x 3,142 3,142 x 100−90°C
= 7,263 s
Maka cycle time adalah :
T = tzul + tE + tN + tku + tpa
= (2,1 + 3,199 + 10 + 7,263 + 10)
= 32,562 s
Untuk satu menit
60
= 32,562
= 1,842 kali injeksi 1 kali
Maka untuk 2 cavity
=2x1
= 2 buah produk dalam 1 menit
Untuk satu jam
= 2 x 60
= 120 buah
Untuk waktu 1 hari
= 120 x 24
= 2.880 buah
Untuk waktu 1 bulan
47
= 2.880 x 30
= 86.400 buah
Dan untuk waktu 1 tahun
= 86.400 x 12
= 1.036.800 buah
Maka hasil produksi gelas plastik pada mesin injeksi dalam jangka waktu 1 tahun adalah
1.036.800 buah.
4.6 Jumlah Cavity
Di dalam perancangan cetakan gelas plastic ini, untuk mendapatkan jumlah cavity
dapat dihitung berdasarkan :
1. Gaya Cekam Mesin
𝐹
(P.Ap) 𝐴𝑟
− Ap
Dimana :
P = Injection Pressure x Grafitasi
= 1120 kg/cm2 x 9,81 m/s2
= 10987,2 N/cm2
F = Mold Clamping Unit
= 88 ton
= 88000 kg x 9,81 m/s2
= 863280 N
= 3846 mm2
= 38,465 cm2
=Lxw
= 30 x 5,2 = 156 mm2
= 1,56 cm2
𝐹
N = (P.Ap) 𝐴
− Ap
863280
= (10987,2 X 38,465) 1,56
− 38,465
= 2,0021 N = 2 cavity
48
Dimana :
Sv = 184,8 cm3
Vp = 36,81 cm3
Vr = 0,624 cm3
Jadi :
𝑆𝑣
N =
(Vp+Vr)
𝑆𝑣184,8
N =
(36,81+0,624)
= 4,9366
= 4 kaviti
3. Berdasarkan Kapasitas Alir Mesin
𝑄
N =
(Vp+Vr).z
Dimana :
Q = 115 cm3/s
z = 1/60
Vp = 36,81 cm3
Vr = 0,624 cm3
Jadi :
𝑄
N =
(Vp+Vr).z
115
N =
(36,81+0,624)X1/60
= 4,31
= 4 kaviti
4. Berdasarkan Kapasitas Plasticizing Mesin
𝑧.𝑅
N =
(Vp+Vr).ρ
Dimana :
R = 85 kg/jam
= 1416,67 gr/menit
49
z = 1/60
Vp = 36,81 cm3
Vr = 0,624 cm3
ρ = 0,83 gr/cm3
Jadi :
𝑧.𝑅
N =
(Vp+Vr).ρ
1
𝑥 1416,67
60
N = (36,81+0,624).0,83
= 4,43
= 4 kaviti
Jadi berdasarkan hitungan diatas, jumlah kavity untuk alas gelas plastik bisa dibuat
sebanyak 4 buah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
Dari hasil analisa perhitungan dan perencanaan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan :
1. Rancangan yang baik terutama pada cavity akan menghasilkan produk plastik
yang baik.
2. Ketelitian dalam mengerjakan cavity merupakan kunci keberhasilan plastik
molding ini.
3. Cavity atau ruang cetak yang digunakan dalam pembuatan gelas plastik ini adalah
sebanyak 4 cavity, dengan spesifikasi sebagai berikut :
Volume produk : 36816,5 mm2 = 36,81 cm3
Berat produk : 61 gr
Material yang digunakan : Polypropylene (PP)
4. Material yang digunakan pada cetakan ini adalah ST 37 dan standar Misumi
(untuk ejector).
5. System cetakan yang dirancang adalah Two Plate dengan satu bukaan dan system
ejector yang digunakan adalah slinder pin ejector dan sprue puller.
50
51
5. 2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Dalam perencanaan ini sebaiknya didukung oleh buku-buku penunjang dan standar-
standar dimensi bahan yang umum yang digunakan di Indonesia.
2. Pengerjaan moulding ini membutuhkan ketelitian yang tinggi agar produk yang
dihasilkan baik dan berkualitas.
3. Sebelum melaksanakan pembuatan moulding setiap orang harus benar-benar
memahami cara pembuatannya, agar mould yang dibuat sesuai dengan yang
diinginkan.
4. Jika ada masalah yang tidak terselesaikan sendiri lakukan konsultasi dengan
pembimbing Skripsi masing-masing.
5. Dalam menggambar ikutilah aturan gambar yang sesuai dengan aturan gambar teknik
yang telah dipelajari selama perkuliahan pada jurusan mesin dan sesuai dengan
buku- buku atau standar yang ada.
6. Dalam menggambar ikutilah aturan gambar yang sesuai dengan aturan gambar teknik
yang telah dipelajari selama perkuliahan pada jurusan mesin dan sesuai dengan
buku- buku atau standar yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, D. 2010.
Analisis Parameter Operasi pada Proses Plastik Injection Moldin
g untuk Pengendalian Cacat Produk, 8(2):8-16.
Oktaviandi, S D.
2012.Analisis Pengaruh Parameter Tekan dan Waktu Penekanan
Terhadap
Sifat Mekanik dan Cacat Penyusutan dari Produk Injection Moldi
ng Berbahan Polyethylene.Skripsi Progam Strata-1. Universitas
Sultan Agung Tirtayasa.
Pujari, V. Naik
2015. Meminimalkancacat Sink Mark di Mesin Injeksi Molding
Menggunakan Metode Taguchi.3(1):95-101.
Yulianto, I, Rispianda H P.
2014. Rancangan Desain Moldi Produk Knob Regulator Kompor
Gas pada Proses Injection Molding. 2(3):140-151.
POLYPROPYLENE