Anda di halaman 1dari 19

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Plastik adalah bahan polimer sintetis yang terbagi menjadi banyak jenis
berdasarkan sifat fisis, mekanis, dan kimia. Plastik umumnya ringan, bersifat
isolator, serta merupakan suatu bahan yang banyak digunakan untuk berbagai
keperluan dalam kehidupan sehari-hari. Plastik merupakan suatu bahan teknik
yang sering digunakan dalam industri manufaktur dan dalam bidang teknik mesin.
Plastik memiliki derajat kekristalan lebih rendah daripada serat, dan dapat
digunakan atau dicetak pada temperatur tinggi. Plastik dapat dicetak atau didaur
ulang sesuai dengan bentuk yang diinginkan dengan menggunakan proses
injection molding dan ekstrusi. Plastik merupakan nama lain dari polimer, bahan
yang memiliki rantai panjang karbon dan elemen lain yang mudah dibentuk
menjadi berbagai bentuk dan ukuran.
Plastik memiliki beberapa jenis salah satunya polypropylene. Polypropylene
(PP) adalah termoplastik yang terbuat dari kombinasi monomer propilena
serbaguna dan banyak ditemukan dalam pemakaian sehari-hari, misalnya
pengemas makanan, bahan tekstil, peralatan laboratorium, dan alat dapur
(Mawardi, 2015). Proses pembentukan plastik dilakukan dengan menggunakan
metode injection moulding. Injection moulding merupakan suatu daur proses
pembentukan plastik kedalam bentuk yang diinginkan dengan cara menekan
plastik cair kedalamsebuah ruang (cavity). Dengan banyaknya produk yang cacat
karena flashess maka, penulis melakukan penelitian sejauh mana peng aruh dari
temperatur dan tekanan injeksi menggunakan mesin injection moulding dapat
menjadi solusi mengendalikan cacat produk.
Salah satu produk yang dihasilkan injection moulding adalah Miswak
Toothbrush Pada umumnya bulu sikat gigi terbuat dari nilon dan gagangnya
terbuat dari plastik, tim kami melakukan inovasi untuk mengganti bulu sikat ini
dengan menggunakan Miswak karena bulu yang terbuat dari nilon memiliki
kekurangan yaitu sifatnya yang lebih sulit untuk kering sehingga mudah
ditumbuhi bakteri, sedangkan siwak dipercaya sebagai obat memiliki
kemampuan antiseptik dan ampuh dalam menghilangkan plak dan mereduksi
virulensi bakteri periodontopathogenic, Kandungan anionic alami dalam miswak

tambahkan tentang penelitian sebelumnya


yang mirip punya kamu, minimal 5 referensi
dipercaya sebagai antimicrobial efektif didalam menghambat dan membunuh
microbial. Maka tim kami membuat produk sikat gigi dengan gagang berbahan
plastik jenis Polypropylene (PP) dan bulunya di ganti menggunakan misawak.
Untuk memproduksi produk Miswak Toothbrush metode yang digunakan
adalah injection moulding (Yulistio Hardiyanti 2022). Dari banyaknya produk
yang cacat flashess maka, penulis melakukan penelitian sejauh mana pengaruh
dari temperatur dan tekanan injeksi menggunakan mesin injection moulding dapat
menjadi solusi mengendalikan cacat produk (Yulistio Hardiyanto 2022). Penulis
membuat judul skripsi “Analisis Pengaruh Temperatur dan Tekanan Injection
Molding Moulding Terhadap Cacat Flashess Pada Produk Miswak Toothbrush
Polypropylene”.

Gambar 1.1 Miswak Toothbrush

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana pengaruh temperatur dan tekanan terhadap cacat flashess berat
produk?
1.2.2 Bagaimana pengaruh temperatur dan tekanan terhadap cacat flashess luas
permukaan produk?
1.2.3 Berapakah harga temperatur dan tekanan yang optimum untuk menghasilkan
produk yang tidak cacat?
mengetahui
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1.3.1 Mendapat nilai pengaruh temperatur dan tekanan terhadap cacat flashess
beratproduk.
1.3.2 Mendapat nilai pengaruh temperature dan tekanan terhadap cacat flashess
luaspermukaan produk.
1.3.3 Mendapat harga temperatur dan tekanan yang optimum untuk
menghasilkanproduk yang tidak cacat.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari pembuatan Miswak Toothbrush
sebagai berikut :
1.4.1 Hasil dari pengaruh temperatur produk cutting board yang tidak cacat.
1.4.2 Hasil dari pengaruh tekanan injeksi produk cutting board yang tidak cacat.
1.4.3 Hasil dari pengaruh temperatur dan tekanan injeksi produk cutting board
yangtidak cacat.

1.5 Batasan Masalah


Dari permasalahan yang muncul dalam penulisan skripsi ini, agar tidak
menyimpang dari tujuan, maka batasan masalahnya sebagai berikut:
1.5.1 Mesin injection molding yang digunakan adalah manual tipe vertikal
1.5.2 Bahan dasar plastik yang digunakan adalah polypropylene (PP).
1.5.3 Variasi temperatur yang digunakan 200˚C, 225˚C, dan 250C.
1.5.4 Variasi tekanan yang digunakan 100 Psi, 125 Psi, dan 150 Psi.
No. Nama Peneliti Metode Penelitian Hasil Penelitian

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


Berdasarkan hasil studi literatur oleh penulis, penulis berhasil menemukan
beberapa penelitian tentang injeksi moulding diantaranya penelitian yang
di buat tabel dilakukan oleh: Mawardi, Indra, dkk (2015) dalam penelitian yang berjudul
“Analisis Kualitas Produk dengan Pengaturan Parameter Temperatur Injeksi
Material Plastik Polypropylene (PP) Pada Proses Injection Molding.” Bahwa cacat
flash pada kondisi optimal pengaturan parameter pembuatan produk kastok biji
yaitu dengan pengaturan parameter temperature 170˚ C. Dari pengaturan tersebut
didapatkan hasil cacat flash terkesil. Dengan menggunakan pengaturan ini mampu
menurunkan jumlah cacat flash yang terjadi dalam proses pembuatan kastok
bijian.
Yanto, Heri, dkk (2018) dalam penelitian yang berjudul “Analisa Pengaruh
Temperatur dan Tekanan Injeksi Moulding terhadap Cacat Produk.” Bahwa cacat
produk yang dipengaruhi pengaturan parameter temperature dan tekanan injeksi.
Dengan temperature injeksi 170˚ C dan tekanan injeksi 60 Mpa,pembuatan produk
tersebut didapatkan hasil cacat terkesil.
Ramadhan, Anwar Ilmar, dkk (2017) dalam penelitian yang berjudul “Analisa
Penyusutan Produk Plastik Pada Proses Injection Molding Menggunakan Media
Pendingin Cooling Tower Dan Udara Dengan Material Polypropylene.” Bahwa
cacat produk shrinkage yang dipengaruhi pendinginan melalui media air dan
udara. Dari hasil percobaan tersebut diketahui pendinginan air lebil meminimalisir
cacat produk disbanding pendinginan udara.
Siregar, Rakhmad Arief, dkk (2015). Dalam penelitian yang berjudul
“Pembuatan Cetakan Kotak Sabun Pada Mesin Injection Molding Plastik.” Bahwa
mould merupakan bagian terpenting untuk mencetak plastik karena bentuk benda
plastik tergantung dari bentuk cetakan. Oleh sebab itu, bentuk kepresisian dari
cavity dan core sangat berpengaruh pada cacat produk.
2.2 Material Plastik
Plastik adalah bahan polimer sintetis yang terbagi menjadi banyak jenis
berdasarkan sifat fisis, mekanis, dan kimia. Plastik umumnya ringan, bersifat
isolator, serta merupakan suatu bahan yang banyak digunakan untuk berbagai
keperluan dalam kehidupan sehari-hari. Plastik merupakan suatu bahan teknik
yang sering digunakan dalam industri manufaktur dan dalam bidang teknik mesin.
Plastik adalah bahan sintetis yang dapat diubah bentuknya dan dapat
mempertahankan perubahan bentuknya serta dapat dikeraskan, tergantung pada
strukturnya. Plastik merupakan salah satu jenis bahan sintesis hasil polimerasi
yang dibuat oleh manusia. Plastik juga merupakan bahan yang sangat penting
dalam dunia permesinan dan industri modern. Pertama kali plastik ditemukan oleh
Schombein pada tahun 1856 yang disebut dengan cullulose. Pada tahun 1890
penemuan tersebut disempurnakan oleh John’
Wesley Hyatt yang hasilnya dinamakan celluloid. Plastik modern ditemukan
oleh Dr. Bakeland yang merupakan ilmuan belgian pada tahun 1909, yang pada
saat itu sedang mengembangkan phenol formaldehydresin yang menghasilkan
bahan-bahan sintetis plastik yang memiliki sifat-sifat unik lainnya. Plastik
merupakan nama lain dari polimer, bahan yang memiliki rantai panjang karbon
dan elemen lain yang mudah dibentuk menjadi berbagai bentuk dan ukuran.
Plastik dibuat dengan cara polimerasi dengan tambahan bahan non plastik yang
disebut additive. Polimer yang disebut juga sebagai monomer, adalah molekul
besar yang dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia yang kecil dan sederhana.
Kesatuan-kesatuan berulang itu setara dengan monomer, yaitu bahan dasar
pembuat polimer, sehingga molekul-molekul polimer umumnya mempunyai
massa molekul yang sangat besar. Additive adalah senyawa kimia yang bila
ditambahkan akan menaikkan unjuk kerja (sifat kimia berubah).
Thermoplastic merupakan plastik yang bisa dicetak berulang-ulangdengan
adanya panas. Plastik jenis ini termasuk jenis plastik yang dapat diolah kembali,
didaur ulang dengan proses pemanasan. Plastik ini tetap lunak pada temperatur
tinggi dan akan mengeras pada temperatur rendah. Oleh karena itu jenis plastik ini
jenis plastik yang mudah didaur ulang dan diubah-ubah bentuknya. Plastik jenis
ini dapat dibentuk atau dicetak dengan cara pencetakan sistem injeksi, 6 ekstrusi,
atau sistem tiup. Contoh plastik thermoplastic antara lain yaitu polypropylene
(PP), polyethelene (PE), polyvinyl chloride (PVC), polystyrene (PS),
polycarbonate (PC), nylon, SAN, polyethylene terephthalate (PETE), high density
polythylene (HDPE), low density polythylene (LDPE).

Referensi?
2.3 Jenis Plastik Polypropylene
Polypropylene merupakan jenis plastik yang baik digunakan sebagai tempat
makanan maupun minuman terutama untuk bayi dan balita karena lebih aman dan
tidak bereaksi terhadap bahan kimia. Jenis plastik ini dapat didaur ulang menjadi
nampan, garpu, dan lain-lain. Polypropylene bisa didaur ulang dan merupakan
plastik polimer yang mudah dibentuk saat panas. Sifatnya keras, dan resisten
terhadap lemak. Material ini termasuk material yang tembus cahaya, lentur, dan
kedap air. Material polypropylene memiliki sifat yang membedakan dengan bahan
polimeryang lain, antara lain:
1. Jenis yang paling ringan dibanding dengan polimer yang lain.
2. Memiliki massa jenis titik tinggi lunak 176° C.
3. Massa jenis rendah (0,90-0,92) kg/m³.
4. Penyusutan yang terjadi saat proses pencetakan sangat kecil

Gambar 2.3 Contoh Produk Plastik Polypropylene


referensi?

2.4 Deskripsi Sistem Aliran Material


Sistem runner atau yang lebih dikenal dengan sistem aliran material
mengakomodasi bahan plastik cair yang berasal dari barrel dan memandu ke
dalam rongga cetakan. Sistem runner biasanya terdiri dari beberapa komponen
khusunya pada cetakan multycavity. Gambar di bawah menunjukkan susunan
sistem runner.

Gambar 2.4 Aliram Material


2.4.1 Sprue
Sprue umumnya dibentuk oleh sprue bushing, sprue bushing menerima bahan
plastik dari nozzle, barrel dan membawanya ke plate melalui parting line, yang
umumnya sejajar dengan sprue. Sprue adalah saluran masuk pertama yang dilalui
oleh material plastik setelah diinjeksikan dari nozzle. Melalui sprue, material akan
didistribusikan menuju runner. Sprue akan menjadi bagian terakhir yang
membeku, untuk menjaga tekanan penahanan (holding pressure) dapat bekerja
dengan efektif.
2.4.2 Runner
Runner menghubungkan sprue dengan satu gate atau banyak gate. Tujuan
utama dari sebuah runner adalah untuk mendistribusikan material sehingga dapat
mengisi semua cavity dalam sebuah cetakan pada saat yang sama dan dalam
kondisi yang sama pula (tekanan dan tempratur yang seimbang). Runner pada
injection molding memiliki beberapa pola, dimana masing-masing pola memiliki
kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri.
Pemilihan pola runner banyak ditentukan oleh sukar atau tidaknya proses
pengerjaan serta sisi ekonomi. Panjang runner harus disesuaikan dengan rongga
yang tersedia dari cavity yang terpasang pada pelat cetakan. Ukuran profil runner
sangat bergantung pada ketebalan dinding dari produk yang akan diproduksi.
Menges/mohren pada tahun 1983 mengklasifikasikan runner berdasarkan tipe
penampangnya. referensi?
2.4.3 Gate
Merupakan saluran cairan plastik yang menghubungkan runner dan sprue
kecetakan cavity. Sama seperti runner, gate memiliki bermacam-macam tipe yang
digunakan berdasarkan tujuan, kondisi dan beradsarkan tipe mold yang
digunakan.

referensi? sumber?
2.5 Injection Moulding
Proses injection molding merupakan proses pembentukan benda kerja dari
material compound berbentuk butiran yang ditempatkan kedalam suatu
hopper/telenan dan masuk kedalam silinder injeksi dipanaskan hingga leleh yang
kemudian didorong melalui nozzle dan sprue bushing kedalam rongga (cavity)
dari mold yang sudah tertutup. Setelah beberapa saat didinginkan, mold akan
dibuka dan benda jadi akan dikeluarkan dengan ejector. Material yang sangat
sesuai adalah material termoplastik dan karena pemanasan material ini akan
melunak dan sebaliknya akan mengeras lagi bila didinginkan.
Perubahanperubahan ini hanya bersifat fisik, jadi bukan perubahan kimiawi
sehingga memungkinkan untuk mendaur ulang material sesuai dengan kebutuhan.
Material plastik yang dipindahkan dari silinder pemanas biasanya suhunya
berkisar antara 177°C hingga 274°C. Semakin panas suhunya, plastik/material itu
akan semakin encer (rendah viskositasnya) sehingga semakin mudah di injeksikan
ke dalam mold. Setiap material memiliki karakter suhu molding. Semakin lunak
formulasinya, yang berarti kandungan plastis tinggi, membutuhkan temperatur
rendah, sebaliknya yang memiliki formulasi lebih keras butuh temperatur tinggi.
Bentuk-bentuk partikel yang sulit, besar dan jumlah cavity yang banyak serta
runner yang panjang menyebabkan tuntutan temperatur yang tinggi atau naik.
Proses kerja mold injeksi berkisar antara 35 detik yang terdiri atas beberapa tahap
seperti mold closing, injection, holding pressure, plasticizing, cooling, mold
opening, idle time, dan cycle time.
referensi?

Gambar 2.2 Mesin Injeksi Cetak Plastik


2.6 Mold
Mold adalah elemen kunci pada proses injection molding. Molding unit
sebenarnya adalah bagian lain dari mesin plastic injection. Molding unit adalah
bagian yang membentuk benda yang dibuat, secara garis besar molding unit
memiliki dua bagian utama yaitu bagian cavity dan core, bagian cavity adalah
bagian cetakan yang berhubungan dengan nozzle pada mesin, sedangkan bagian
core adalah bagian yang berhubungan dengan ejector. Ejector adalah bagian dari
mesin yang digunakan untuk melepas produk plastik yang sudah jadi dari
cetakkannya. Mold harus dapat mendistribusikan melt, membentuk melt tersebut
menjadi bentuk yang diinginkan, mendinginkan melt dan kemudian mengeluarkan
(eject) produk yang sudah jadi. Selain cavity dan core, mold juga terdiri dari
runner system, dan ejector system. Penjabaran dari bagian-bagian mesin mold
tersebut adalah sebagai berikut:
2.6.1 Cavity
Fungsi cavity adalah mendistribusikan melt, membentuknya danmemberikan
sentuhan akhir pada produk yang dihasilkan. Cavity mewakili bagian negatif dari
dinding molding. Mesin injection molding seringkali merupakan bentuk geometri
yang kompleks. Dalam beberapa kasus, harus berada pada bagian dinding mold
yang bergerak yang kemudian kembali ke posisi awal pada saat mold menutup.

Gambar 2.6 Cavity Miswak Toothbrush Polypropylene


referensi?
2.6.2 Ejector System
Mold minimal terdiri dari dua bagian sehingga produk yang sudah jadi dapat
dikeluarkan dari mesin. Produk jadi tersebut dapat dikeluarkan secara manual dari
mesin atau dapat menggunakan ejector system pada saat mold terbuka. Fungsi
utama dari ejector system ini adalah untuk melepas produk jadi secara otomatis
sehingga proses produksi lebih cepat dan tidak membahayakan operator. Gambar
dari ejector system adalah sebagai berikut:

Gambar 2.7 Ejector System

2.6.3 Clamping Unit


Clamping unit berfungsi untuk memegang dan mengatur gerakan mold unit,
serta gerakan ejector saat melepas benda dari molding unit, pada clamping unit lah
kita bisa mengatur berapa panjang gerakan molding saat dibuka dan seberapa
panjang ejector harus bergerak. Gambar clamping unit secara umum adalah
sebagai berikut :

Gambar 2.8 Clamping Unit


referensi?

2.6.4 Core
Core merupakan bagian dari injeksi molding yang membentuk sebuah produk
bagian bawah.

Gambar 2.9 core Miswak Toothbrush Polypropylene

2.6.5 Runner System


Fungsi dari runner system adalah untuk mengeluarkan melt panas dari nozzle
pada plasticating unit dan kemudian mendistribusikannya pada cavity. Pada saat
proses injeksi bagian nozzle berhubungan dengan sprue brushing dan menekan
melt panas ke bagian sprue. Pada mesin mold yang memiliki beberapa cavity,
melt tersebut kemudian didistribusikan melalui runner dan gate menuju ke cavity-
cavity yang ada. Gate tersebut terhubung dengan saluran kecil yang
menghubungkan runner dan cavity. Fungsi saluran ini adalah untuk mengurangi
kecacatan pada saat runner dilepas dan untuk menambahkan gesekan panas yang
butuhkan apabila melt tersebut mulai dingin pada saat mengalir melewati sistem
runner.

Gambar 2.10 Runner System

2.7 Cacat pada produk


Pada proses injeksi plastik tidak jarang terjadi cacat pada produk, hal ini
dapat mengganggu operasional injection molding. Kecacatan pada produk dapat
terjadi akibat parameter yang tidak sesuai atau kesalahan pada desain mold. Untuk
mengatasi hal tersebut terlebih dahulu harus mengetahui bentuk dan cacat pada
produk, terdapat beberapa jenis cacat pada produk injeksi plastik yaitu, warpage,
sink mark, short-shot, weld lines, air traps dan flashing. referensi?
2.7.1 Warpage
Warpage adalah cacat pada produk yang menyebabkan permukaan
melengkung atau terelit. Hal ini bisa disebabkan oleh pendinginan cetakan yang
tidak seragam, perbedaan temperature yang tinggi sebagian dan tekanan tunggu
(holding pressure) uang rendah.

Gambar 2.11 warpage


2.7.2 Sink Mark
Sink mark adalah cacat pada produk yang menyebabkan timbulnya cekungan
pada permukaan produk. Hal ini dapat terjadi akibat perbedaan temperature pada
cavity dan core, perbedaan ketebalan produk, loading material terlalu cepat.

Gambar 2.12 Sink Mark


2.7.3 Short Shot
Short Shot adalah cacat pada produk yang menyebabkan pengisian pada
desain cavity dan core tidak sempurna. Hal ini dapat terjadi karena pelelehan biji
plastic yang tidak sempurna, injeksi yang lambat, tekanan injeksi yang lemah,
temperature peleburan yang rendah, temperature mold yang rendah dan udara
tidak keluar dari mold cavity.

Gambar 2.13 Short Shot


2.7.4 Air Traps
Air traps adalah jenis cacat dimana material cair tidak memenuhi cavity
akibat adanya udara yang terjebak pada cavity, sehingga bentuk produk tidak
sesuai dengan bentuk yang diharapkan. Hal ini terjadi disebabkan oleh gas yang
masih terperangkap didalam cylinder dan udara yang masih terjebak didalam.

Gambar 2.14 Air Traps


2.7.5 Flashing
Flashing adalah cacat yang terjadi pada produk yang menyisakan material
lebih yang ikut membeku di pinggir-pinggir produk. Penyebab flashing adalah
kurangnya pressure clamping mold pada mesinnya, desain produk yang kurang
sesuai dengan mold, umur dari mold yang memasuki titik kritis, kurangnya
kerapatan mold pada pertemuan antara dua plate.

Gambar 2.15 Flashing

2.8 Pengaruh Tekanan Injeksi dan Temperatur Injeksi


Mesin injeksi sangat berperan penting dalam menentukan kwalitas dan
kwantitas hasil produksi, untuk memahami masalah ini maka dilakukan penelitian
tentang pengaruh temperatur dan tekanan pada mesin injeksi moulding terhadap
cacat produk menggunakan material plastik yang digunakan PP (Polypropylene).
Tekanan injection adalah tekanan yang diberikan saat inject material ke dalam
mould. Tekanan yang tinggi akan mengakibatkan overpack atau flashing, bahkan
bisa mengakibatkan mould rusak. Sedangkan temperatur injeksi adalah temperatur
leleh plastik saat di injeksikan kedalam cetakan melalui nozzle. Settingtemperatur
barrel idealnya naik bertahap dari rendah di belakang menjadi semakin tinggi di
depan terutama di nozzel. Di barrel inilah tercampurnya pewarna dan bahan
polymer. Setting temperatur yang terlalu panas juga bisa berakibat silver atau
produk menjadi sangat mengkilap.

Tabel 2.7 Spesifikasi Temperatur Pada Material


(Sumber: Tarigan, W. (2011). Studi Temperatur Optimal Terhadap Sifat
Mekanik Dengan Campuran Bahan Polypropylene Dan Polyethylene Pada
ProsesMixing).

2.9 Macam-Macam Parameter Injection Moulding


Pada dasarnya ketepatan pengaturan parameter injeksi akan menentukan
kualitas produk yang dihasilkan, baik dari ketepatan dimensi, berat produk dan
bentuk produk secara keseluruhan. Parameter injeksi yang berpengaruh
diantaranya:
a. Temperatur Injeksi
Temperatur injeksi adalah temperatur leleh plastik ketika saat diinjeksikan ke
dalam cetakan melalui nozzle. Penentuannya ditentukan menurut zona temperatur
pemanas pada barrel dan nozzle yang disesuaikan menurut spesifikasi jenis
material yang telah ditetapkan industri pengolah bahan plastik. (Budiarto, 2002 :
33)
b. Cavity Filling Time/Injection Time
Cavity Filling Time/Injection Time atau waktu pengisian adalah waktu yang
diperlukan untuk mengisi rongga cetakan hingga terisi penuh. Pada umumnya
waktu pengisian diatur dari mesin injeksi saat proses percobaan untuk
mendapatkan hasil produk yang optimal. Lamanya temperatur akan berpengaruh
pada cycle time pencetakan. (Budiarto, 2002 : 34)

c. Injection Pressure
Injection Pressure atau tekanan Injeksi adalah besarnya tekanan yang
diperlukan untuk menginjeksikan cairan plastik ke dalam cetakan. Besarnya
tekanan maksimal ditentukan berdasarkan spesifikasi tiap jenis material plastik.
Besarnya tekanan injeksi material yang dibutuhkan untuk mengisi rongga cetak,
sangat berpengaruh terhadap besarnya gaya cekam mesin yang dibutuhkan untuk
menahan kedua bagian mold pada saat pengisian dan pemadatan produk
(Solidifikasi). (Budiarto, 2002 : 34)

d. Clamping Force
Gaya Cekam (Clamping force) adalah gaya yang dibutuhkan mesin untuk
menahan kedua bagian cetakan agar tidak membuka pada saat pembentukan.
(Budiarto, 2002 : 35)

e. Injection Speed
Injection speed atau kecepatan injeksi adalah kecepatan alir material yang
dibutuhkan untuk mengalirkan material kedalam rongga cetak. Besarnya
dipengaruhi oleh putaran ulir transportir dan dibatasi oleh kapasitas alir
mesin/injection rate serta diameter nozzle mesin. (Budiarto, 2002 : 36)

f. Cooling Time
Cooling time atau waktu Pendinginan adalah waktu yang diperlukan untuk
mendinginkan produk setelah pengisian. Lamanya waktu pendinginan dihitung
mulai dari terjadinya pemadatan (Solidifikasi) sampai waktu membuka. (Budiarto,
2002 : 36)
g. Holding Time
Holding Time adalah waktu yang dibutuhkan setelah cavity terpenuhi oleh
lelehan plastik sampai produk layak untuk dikeluarkan dari cavity.

2.10 Penelitian Kuantiatif


Metode penelitian kuantitaif adalah salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistemais, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak
awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka,
mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan
dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik
bila disertai dengan gambar, tabel, grafik. ditemukan dan dikembangkan berbagai
iptek baru. Sehingga metode ini disebut metode kuantitaif karena data penelitian
berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Peneliian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistemais terhadap bagian-
bagian dan fenomena serta interaksinya. Tujuan penelitian kuanitaif adalah
mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau
hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah
bagian yang utama dalam penelitian kuanitaif. (Siyoto dkk, 2015: 19).

2.11 Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hypo = kurang dari, dan thesis = pendapat.
Hipotesis merupakan suatu kesimpulan atau pendapat yang masih belum
sempurna. Kesimpulan yang masih kurang karena masih harus dibuktikan. Jadi
hipotesis berarti dalil yang dianggap belum menjadi dalil yang sebenarnya,
karena perlu pembuktian terhadap pembenarannya.
Dengan kata lain hipotesis adalah harapan-harapan yang dinyatakan oleh
peneliti mengenai hubungan antara variabel-variabel di dalam masalah penelitian.
Hipotesis juga diartikan sebagai rumusan jawaban sementara yang harus diuji
melalui kegiatan penelitian. Hipotesis juga diartikan merupakan dugaan yang
mungkin benar, atau mungkin salah. Bisa jadi akan ditolak jika salah atau palsu,
dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya.
A. Macam-macam Hipotesis
1. Berdasarkan Diperolehnya Hipotesis
a. Hipotesis Induktif, peneliti merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi
dari hubungan-hubungan yang diamati.
b. Hipotesis Deduktif, memiliki kelebihan dapat mengarah pada sistem
pengetahuan yang lebih umum, karena kerangka untuk menempatkannya
secara berarti ke dalam bangunan pengetahuan telah ada dalam teori itu
sendiri.
2. Berdasarkan Hubungan Antar Variabel
a. Hipotesis tentang hubungan dua variabel sejajar.
b. Hipotesis tentang hubungan dua variabel sebab akibat timbal balik atau
hipotesis saling berpengaruh.
c. Hipotesis tentang hubungan dua variabel sebab akibat tidak timbal balik
atau hipotesis pengaruh.
3. Berdasarkan Operasinya Rumusan
a. Hipotesis nol/null hypothesis/hipotesis statistik, yakni hipotesis yang
menyatakan ketidakadanya hubungan antara variabel. Hipotesis yang
dibuat untuk menyatakan suatu kesamaan atau tidak adanya perbedaan
yang berarti antar dua kelompok atau lebih tentang suatu hal yang
dipermasalahkan.
b. Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja atau hipotesis asli, yakni
hipotesisyang menyatakan adanya hubungan antar variabel.
4. Berdasarkan Lingkungan
a. Hipotesis Mayor, adalah hipotesis mengenai kaitan seluruh variabel
danseluruh subjek penelitian.
b. Hipotesis Minor, adalah hipotesis mengenai kaitan sebagian dari
variabel,atau dengan kata lain pecahan dari hipotesis mayor.
5. Menurut Bentuknya
Menurut bentuknya hipotesis ada tiga macam, yaitu:
a. Hipotesis penelitian/kerja, merupakan anggapan dasar peneliti terhadap
suatu masalah yang sedang dikaji. Peneliti menganggap benar hipotesisnya
yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian hipotesis
dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan
penelitian.
b. Hipotesis operasional, merupakan hipotesis yang bersifat objektif. Artinya
peneliti merumuskan hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan
dasarnya, tetapi juga berdasarkan objektivitasnya, bahwa hipotesis
penelitian yang dibuat belum tentu benar setelah diuji dengan
menggunakan data yang ada.
c. Hipotesis statistik, merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam
bentuk notasi statistik (Taniredja dkk, 2014: 24-27)

2.12 Metode Eksperimen


Dalam metode penelitian kuantitatif terdapat 2 metode pengambilan data
yaitu metode survey dan eksperimen. Dalam penelitian ini metode pengambilan
data yang dilakukan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah
metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara satu
variabel dengan variabel lain (Variabel X dan variabel Y). Definisi lain
menjelaskan bahwa metode eskperimen merupakan metode dengan memberikan
perlakuan terhadap suatu variabel untuk mengetahui pengaruh terhadap variabel
lain. Tetapi metode eksperimen tidak hanya digunakan untuk menjelaskan
hubungan sebab akibat antara satu dan lain variabel, tetapi juga untuk
menjelaskan dan memprediksi gerak atau arah kecenderungan suatu variabel di
masa mendatang. Ini adalah eksperimen yang bertujuan untuk memprediksi.
Eksperimen di dalam penelitian ilmu-ilmu eksakta pasti bersifat fakta.
Artinya, pengontrolan terhadap variabel-variabel yang diteliti sering kali
dilakukan secara ketat seperi dalam eksperimen (yang tidak menggunakan unsur
“manusia” sebagai objek penelitian). membagi kelompok Eksperimen dan
kelompok Kontrol. Pada model-model eksperimen yang menggunanakan “R”
adalah Eksperimen fakta. (Siyoto dkk, 2015: 22-24)

BAB 3
Dimana????

Anda mungkin juga menyukai