1. Latar Belakang
Penggunaan produk berbahan plastik mengalami peningkatan tiap
tahunnya, untuk meningkatkan kualitas produk industri manufaktur melakukan
pengembangan dalam segi material yang digunakan, guna menunjang kualitas
dari material untuk bahan bakunya. Dalam mengaplikasiannya yaitu pada bidang
penerbangan, perkapalan, bidang konstruksi dan bidang manufaktur. Dalam
bidang manufaktur proses injection molding yang sering digunakan untuk proses
produksi yang menggunakan material polimer pada produk yang dibuat.
Pengaplikasian material polimer matriks komposit salah satunya digunakan pada
alat-alat dibidang kesehatan, seperti roda kastor pada hospital bed ( tempat tidur
rumah sakit ), trolley, kereta dorong lipat dan lain-lain.
Injection molding merupakan proses manufaktur yang sangat umum dan
serba guna untuk proses dengan material polimer komposit. Teknik yang
digunakan pada mesin Injection Molding dengan cara melelehkan biji plastik
kemudian diinjeksikan ke dalam cetakan (Mold). Dengan teknik injection
molding dapat dikehendaki dengan cara mendesain sebuah cetakan[1]. Hasil
yang didapat dalam pembuatan produk dengan material polimer komposit pada
proses injection molding dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya
yaitu parameter yang ada pada pada mesin injection molding. Paramater-
parameter tersebut diantaranya tekanan, temperatur dan kecepatan aliran.
Permasalahan yang terjadi setiap proses injection molding adalah adanya
penyusutan (shrinkaage) pada produk hasil injeksi. Berdasarkan penelitian
Ramadhan Anwar Ilmar[2], mengenai analisa penyusutan produk plastik pada
proses injection molding menggunakan media pendingin cooling tower dan
udara bahwa, menggunakan pendingin atau cooling tower akan mengurangi
shrinkage pada hasil produk injection molding karena mengakibatkan
pemerataan panas pada mold akan lebih merata dan akan memiliki temperatur
yang konstan.
Tidak hanya shrinkage yang sering terjadi, warpage pun sering terjadi
pada produk hasil proses injection molding. Warpage adalah ketebalan yang
tidak seragam pada produk yang dibuat. Berdasarkan penelitian Hakim Arif
Rahman[3], mengenai Pengaruh Suhu, Tekanan dan Waktu Pendinginan
terhadap Cacat Warpage Produk Berbahan Plastik, bahwa yang signifikan
terjadinya warpage pada proses injection molding adalah parameter temperatur
195-210oC dan tekanan 542-973 kgf/mm.
Untuk meminimalisir warpage pada saat proses injection molding
dengan cara mengoptimalisasi pada parameter tekanan. Berdasarkan penelitian
Fathoni, M. Anwar, F. Bambang Waluyo dan Sedyono Joko[4], bahwa untuk
menentukan parameter tekanan banyak variabel untuk mengoptimalisasikan
produk agar tidak mengalami warpage. Untuk mengatasi warpage pada hasil
produk, saat proses terjadi di injection molding harus menggunakan variabel
parameter tekanan yang beragam.
Dari uraian diatas mengatasi warpage pada hasil produk yaitu tekanan
yang optimal, berdasarkan penelitian Wahyudi. U[5], mengenai Pengaruh
Injection Time dan Back Pressure Terhadap Cacat Penyusutan, bahwa nilai yang
4
baik dan ideal sesuai dengan settingan dimana nilai tersebut untuk injenction
pressure 137 MPa, back pressure 2.94 MPa dengan temperatur diatas 240oC dan
temperatur mold 60oC.
Dalam upaya peningkatan hasil produk plastik dapat diperoleh dengan
cara mengkombinasikan antara material. Penggabungan material tersebut
dinamakan komposit. Komposit ini terdiri dari komponen matrik dan penguat
dan memiliki viskositas yang baik. Berdasarkan penelitian Naniek Handayani,
Susatyo Nugroho, W.P dan Haneka Ari Wibowo[6], yaitu mengganti material
Haibam dengan TPU, dimana material ini memiliki tingkat viskositas dan
kekerasan yang lebih baik, serta mampu menahan beban yang lebih besar.
Diketahui bahwa tingkat sigma Haibam > TPU (3,0 Sigma > 2,8 Sigma). Hal ini
menunjukkan terjadinya penurunan kemampuan ketika proses produksi diganti
bahan bakunya dari material Haibam menjadi TPU. Sehingga batangan yang
dihasilkan belum baik dikarenakan masih adanya cacat pada produk seperti sink
mark, short shot, eject failure dan warna.
Pada penelitian TA (Tugas Akhir) yang saat ini, akan meneliti bagaimana
“Pengaruh tekanan pada proses injection molding dengan material komposit
matriks polyurethane”.
2. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian tugas akhir ini memiliki beberapa tujuan, antara lain :
1. Mendapatkan perubahan bentuk yang optimal pada batangan pada uji
kekerasan.
2. Meminimalisir kecacatan pada hasil injection molding batangan.
3. Mendapatkan sifat antistatic material komposit untuk batangan.
3. Manfaat Penelitian
1. Sebagai penambah wawasan mengenai mesin injection molding dan proses
produk injection molding.
2. Memahami tekanan yang terjadi pada material komposit matriks
polyurethane terhadap injection molding.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Manufaktur
Manufaktur memiliki 2 sudut pandang yang berbeda yaitu definisi sesuai
teknologi yang digunakan dan sesuai nilai ekonomi suatu produk. Pengertian
manufaktur sesuai teknologi yaitu penambahan atau pengurangan bahan fisik
atau kimia ke pada produk yang akan merubah bentuk geometri, sifat dan
materialnya menggunakan mesin konvensional maupun dengan mesin otomatis
(CNC), sedangkan pengertian secara ekonomi yaitu transformation material
yang memiliki nilai yang tinggi dengan cara melakukan satu atau lebih proses
operasi perakitan. Manufaktur dapat berjalan dengan baik karena memiliki
sistem. Dengan sistem semua proses dapat berjalan dengan baik. Sistem
manufaktur dimulai dari raw material sampai menjadi suatu produk yang sudah
siap assembly[7,8].
Gambar II-1 Proses Manufaktur (a) dengan Proses Teknologi (b) dengan Proses
Ekonomi [7].
a. Hydraulic Cylinder
Yang berfungsi menggerakan clamping untuk menutup mold pada saat
proses injection molding berlangsung.
7
b. Links
Bagian yang menyilang pada clamping unit yang berfungsi untuk
menompang antara moving platen dengan plat yang berwarna hitam yang
berada dibawahnya.
c. Tie Bar
Bagian yang panjang berfungsi sebagai penghubung antara fixed platen
dengan black plate dengan dikunci menggunakan baut agar tidak mudah
bergerak selama proses injection molding[9,10].
2. Injection Unit
Proses penyuntikan bahan plastik ke dalam cetakan sehingga memenuhi
ruangan pada cetakan, dengan temperatur, tekanan, kecepatan aliran yang
disesuaikan dengan material palstik[10,11]. Bagian-bagian pada injection
unit dan fungsinya antara lain :
c. Hopper
Tempat untuk meletakan material plastik sebelum masuk barrel.
d. Barrel
Tempat screw berputar dan berbentuk seperti silinder dan menjaga aliran
plastik tidak keluar selama dipanasi.
e. Heater
Pemanas untuk plastik agar dapat dialirkan di dalam barrel
menggunakan screw.
f. Screw
Berfungsi untuk mengalirkan plastik dari hopper ke nozzel.
g. Nozzel
Bagian ujung dari barrel dimana keluarnya aliran plastik yang akan
diinjeksikan ke dalam mold.
3. Mold Unit
Berfungsi pada saat proses pembentukan yang akan dicetak. Bagian-bagian
pada mold unit yaitu :
9
c. Core Side
Merupakan bagian yang memberikaan bentuk pada cetakan.
d. Ejector System
Bagian yang berfungsi untuk melepas produk pada cavity mold.
2. Waktu Penekanan
Lamanya waktu yang diperlukan pada saat penekanan atau injeksi pada
plastik yang sudah meleleh didorong keluar untuk masuk ke dalam cetakan.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Diagram Alir
Dalam penelitian yang akan dilakukan mengenai sifat mekanis untuk
komposisi material roda kastor, harus melewati beberapa proses aliran sebelum
mendapatkan hasil yang diinginkan dan sesuai dengan standar yang berlaku.
Beberapa proses aliran dalam penelitian dilakukan, sebagai berikut :
Start
A B
Identifikasi Masalah
Yes or No
Analisa Visual
Analisa Visual
End
A B
B. Hipotesis
Peneletian ini membahas pengaruh tekanan yang terjadi pada injection
molding dengan menggunakan material komposit polyurethane.
C. Jadwal Penelitian
Bulan
No Kegiatan
Februari Maret April Mei
Identifikasi masalah,
1.
tujuan penelitian
2. Studi literature
3. Studi lapangan
4. Pengujian
Pengumpulan dan
5.
pengolahan data
Analisis dan
6.
kesimpulan
Penulisan laporan
7.
akhir
D. Kesimpulan
Dari hasil pembuatan tugas akhir dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Diantara parameter proses injection molding yang ada cacat penyusutan
sangat dipengaruhi oleh waktu injeksi, backpressure dan temperature leleh.
2. Material komposit mempengaruhi tekanan dalam proses injection molding.
DAFTAR PUSTAKA