Anda di halaman 1dari 7

APLIKASI METODE DESAIN FAKTORIAL UNTUK

MENGOPTIMALKAN PROSES PEMBUATAN EMBER PLASTIK

Gan Shu San, Soejono Tjitro, Daniel A.P. Santoso


Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri
Universitas Kristen Petra
Siwalankerto 142-144 Surabaya 60236
Telp: 031-2983467, fax: 031-8436418
gshusan@peter.petra.ac.id

Abstract

PT. ABC mengalami peningkatan permintaan produk ember plastik sehingga perlu meningkatkan kapasitas produksi
melalui optimalisasi proses pembuatan ember plastik dengan memanfaatkan sumber daya yang sudah ada. Optimalisasi ini
dilakukan dengan mencari variabel setting yang optimal untuk proses pembuatan ember plastik pada mesin injection
molding, sedemikian sehingga waktu siklus dapat dipercepat dan pada akhirnya meningkatkan jumlah produksi dengan
jumlah produk cacat tidak melebihi 5%. Metode yang digunakan adalah desain eksperimen, khususnya metode desain
faktorial. Varibel respon dalam desain faktorial ini adalah waktu siklus, sedangkan variabel bebas (faktor) adalah screw
speed, cooling time, dan inject pressure. Pengolahan data dan analisa variansi menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut
mempunyai efek yang signifikan terhadap respon dimana level optimalnya adalah screw speed 60 mm/detik, cooling time 33
detik, dan inject pressure 95 kg/cm². Analisa pengaruh masing-masing faktor melalui analisa response surface menunjukkan
bahwa faktor screw speed secara individual tidak berpengaruh terhadap respon karena adanya ketergantungan terhadap
inject pressure. Sedangkan Cooling time dan injection pressure secara individual menunjukkan pengaruh yang signifikan.
Interaksi yang memberikan pengaruh signifikan terhadap respon adalah faktor inject pressure kuadratik. Perbandingan
antara setting optimal dengan setting awal menunjukkan bahwa waktu siklus menjadi lebih cepat sekitar 20 %, dengan
jumlah reject < 5 %.

Keywords: optimalisasi, desain faktorial, response surface, waktu siklus

1. PENDAHULUAN satu produk, dimana besaran waktu siklus ini


tergantung dari pengaturan parameter-parameter
Dewasa ini industri plastik sangat cepat
setting mesin.
perkembangannya, hal ini dapat dilihat dari makin
Untuk mengoptimalkan waktu siklus pada mesin
banyaknya produk yang terbuat dari plastik dengan
injection molding, maka diperlukan suatu desain
berbagai macam bentuk dan kegunaan, antara lain
eksperimen dan analisa eksperimen, yang meliputi
perlengkapan rumah tangga, alat-alat elektronik,
pemilihan parameter yang menjadi faktor yang
komponen-komponen kendaraan bermotor, dan lain-
dicurigai mempengaruhi waktu siklus secara
lain. Faktor yang mendukung produk plastik banyak
signifikan pada mesin injection molding dan
digemari konsumen antara lain adalah harga yang
penentuan level yang akan divariasi dalam setiap
relatif murah dan sifat plastik yang ringan, bersih,
faktor.
tahan karat serta dapat didaur ulang. PT. ABC adalah
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan
produsen untuk produk-produk perlengkapan rumah
variabel setting yang optimal untuk proses
tangga yang terbuat dari plastik, dan salah satu
pembuatan ember plastik pada mesin injection
produk andalannya adalah ember 4 galon. Seiring
molding, sedemikian sehingga waktu siklus dapat
dengan meningkatnya kebutuhan produk plastik,
dipercepat dan pada akhirnya meningkatkan jumlah
maka PT. ABC juga mengalami peningkatan
produksi dengan jumlah produk cacat tidak melebihi
permintaan produk ember 4 galon sehingga perlu
5%.
upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi
melalui optimalisasi proses pembuatannya dengan
memanfaatkan sumber daya yang sudah ada. 2. METODE PENELITIAN
Melalui pengamatan awal terhadap proses
Metode yang digunakan adalah metode desain
pembuatan ember ditemukan bahwa peningkatan
eksperimen, khususnya metode desain faktorial
dapat dilakukan dengan mengoptimalkan waktu
untuk mendapatkan suatu kondisi yang optimal
siklus. Waktu siklus adalah waktu total yang
terhadap respon dan faktor-faktor yang signifikan.
diperlukan mesin injection molding dalam membuat
Langkah pertama adalah membuat diagram sebab

1
akibat untuk menemukan dan menganalisa faktor- speed. Standar yang digunakan pabrik adalah 40
faktor yang berpengaruh dalam menentukan mm/detik, dan ditetapkan sebagai nilai bawah.
karakterisktik kualitas keluaran (lihat gambar 1). Faktor Cooling time dipilih karena waktu terlama
Selanjutnya dilakukan pemilihan masalah, pemilihan dalam proses pembuatan ember 4 galon adalah waktu
faktor, level dan range, serta penetapan variabel mendinginkan matras. Waktu pendinginan yang
respon. Dari data hasil eksperimen dilakukan analisa digunakan sekarang adalah 40 detik, dan percobaan
statistik yang meliputi analisa variansi (anova) untuk awal menunjukkan waktu pendinginan ini dapat
mengetahui signifikansi pengaruh faktor-faktor dikurangi hingga 33 detik sebelum mengalami cacat
eksperimen, serta interaksi antar faktor. Hasil anova produk. Pemilihan faktor Inject pressure didasarkan
tersebut selanjutnya digunakan untuk memperbaiki pada fakta bahwa makin besar tekanan yang
model eksperimen sehingga dapat ditentukan model diberikan akan membuat screw makin cepat dalam
desain yang menghasilkan respon optimal dengan menekan melt plastic kedalam matras.
menggunakan metode Response Surface
Methodology. 3.1. Analisa Variansi
Dari hasil analisa variansi (Tabel 2) diketahui
bahwa faktor screw speed, cooling time, dan inject
pressure mempunyai efek yang signifikan terhadap
respon.

Tabel 2. Hasil Analisa Variansi

Untuk memastikan bahwa faktor-faktor yang


dipilih benar-benar signifikan maka dilakukan
analisa Main effects plot dan Interaction plot
(Gambar 2).

Gambar 1. Diagram Sebab Akibat

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Rancangan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.
Gambar 2. Main Effects Plot – Data Means for Time
Tabel 1. Faktor dan Level Desain Faktorial
Faktor Level Main effect plot menunjukkan bahwa faktor screw
0 1 2 speed memberikan efek yang sangat kecil terhadap
Screw Speed (mm/det) : A 40 50 60 respon dibandingkan dengan faktor cooling time dan
Cooling Time (det) : B 33 35 37 inject pressure, namun hasil anova menunjukkan
Inject Pressure (kg/cm²) : C 85 90 95 bahwa faktor ini signifikan sehingga tetap
diperhitungkan. Faktor cooling time dan inject
Faktor screw speed dipilih karena kecepatan pressure menunjukkan bahwa level 33 detik cooling
untuk melakukan injeksi tergantung dari screw time dan 95 Kg/cm² inject pressure memberikan

2
waktu respon yang terkecil, dan plot menunjukkan residual secara acak pada Residual versus the order
bahwa faktor-faktor tersebut memberikan efek of data menunjukkan tidak adanya kecenderungan
signifikan terhadap respon. error secara kontinu pada eksperimen.

Dari analisa diatas, maka dapat ditentukan


bahwa level faktor-faktor yang paling signifikan
adalah Screw speed 60 mm/detik, Cooling time 33
detik dan Inject pressure 95 Kg/cm².

Gambar 3. Interaction Plot A, B - Data Means for Time

Gambar 4. Interaction Plot A, C - Data Means for Time

Gambar 5. Interaction Plot B, C - Data Means for Time

Pada interaction plot (Gambar 3, 4 dan 5) dapat


dilihat bahwa semakin tinggi screw speed dan inject
pressure maka waktu siklus akan semakin singkat.
Selain itu cooling time yang rendah akan
mempercepat waktu siklus.
Untuk mengetahui variabilitas dari respon maka
dilakukan analisa residual dengan residual plot
seperti pada gambar 6. Histogram of Residuals
menunjukkan bahwa residual terdistribusi atau
tersebar dengan merata, sedangkan Normal
Gambar 6. Residual Plot
probability plot menunjukkan bahwa model sudah
terdistribusi normal. Pada Residual versus fitted
values dapat dilihat bahwa residual memiliki variasi
yang konstan terhadap fitted value. Penyebaran nilai

3
3.2. Pengaruh Faktor Terhadap Respon antara faktor screw speed dengan inject pressure,.
3.2.1. Screw Speed Namun perubahan terjadi pada interaksi faktor inject
Screw speed berhubungan dengan inject pressure dengan cooling time, sehingga dapat
pressure yang berfungsi mempercepat pergerakan disimpulkan bahwa faktor screw speed tidak
screw untuk injeksi. Namun dengan bertambahnya memberikan efek yang besar terhadap respon.
kecepatan screw tidak memberikan dampak yang
sangat besar terhadap waktu yang dihasilkan untuk 3.3. Response Surface
melakukan injeksi. Hal ini diperkuat oleh Main effect Response surface digunakan untuk mencari
plot diatas (gambar 2) dan hasil response surface model dari respon, dengan menentukan variabel-
yang menunjukkan bahwa faktor screw speed variabel yang mempengaruhi respon dan
tidaklah signifikan untuk menjadi perubah dalam menghasilkan respon yang optimal. Hasil anova
persamaan. Analisa yang didapat adalah pengaturan menunjukkan bahwa respon menghasilkan model
screw speed sangatlah tergantung dari besarnya yang curvature bukan linier. Oleh karena itu model
inject pressure. Karena dengan meningkatnya inject response surface yang digunakan adalah orde 2.
pressure maka pergerakan dari screw juga ikut Analisa yang didapat dari pengolahan data
meningkat. Namun hal ini tidaklah berlaku untuk menunjukkan bahwa faktor screw speed tidak
sebaliknya, terlihat pada saat level screw speed signifikan karena memiliki p-value lebih besar dari α
dinaikkan dari 40 mm/detik menjadi 60 mm/detik dan ditemukan interaksi faktor yang tidak signifikan,
tidak memberikan perubahan waktu siklus yang yaitu interaksi screw speed (A) dengan screw speed
signifikan pada saat inject pressure pada posisi 85 (A) , interaksi antara screw speed (A) dengan cooling
kg/cm², tetapi bila inject pressure dirubah menjadi time (B), screw speed (A) dengan inject pressure
90 dan 95 kg/cm² maka mulai terjadi perubahan (C), interaksi antara cooling time (B) dengan cooling
waktu yang cukup signifikan. time (B), dan interaksi antara cooling time (B)
dengan inject pressure (C). Dengan demikian maka
3.2.2. Cooling Time haruslah dilakukan perbaikan dengan membuang
Dari hasil anova dapat dilihat bahwa faktor faktor dan interaksi tersebut dan dibuat model
cooling time memiliki pengaruh yang signifikan, perbaikannya. Faktor yang dipakai untuk
sesuai dengan main effects plot. Grafik residual memperbaiki model adalah Cooling time (B), Inject
versus cooling time menunjukkan bahwa level-level pressure (C), dan Interaksi dari inject pressure (C)
dari faktor ini semuanya memberikan efek terhadap dengan inject pressure (C). Sehingga dengan
respon, namun level 33 detik adalah yang paling demikian pendekatan model optimasi yang akan
signifikan terhadap respon dibandingkan dengan digunakan sebagai berikut:
level 35 detik dan 37 detik.
y = 208,049 + 0,992B − 4,128C + 0,021C2 +ε
3.2.3. Inject Pressure
Pada main effects plot, faktor inject pressure dimana y adalah respon berupa angka waktu siklus
menunjukkan pengaruh yang cukup besar terhadap dari pembuatan ember 4 galon dalam satuan detik, B
respon dan level yang paling signifikan adalah 95 adalah faktor cooling time dengan nilai input 33
kg/cm². Dan dari grafik residual versus inject detik sampai dengan 37 detik, C adalah faktor inject
pressure tidak terjadi penyimpangan dari tiap level pressure dengan nilai input 85 kg/cm² sampai
sehingga dapat disimpulkan bahwa level 95 kg/cm² dengan 95 kg/cm², serta ε adalah error.
adalah yang paling berpengaruh terhadap respon
dibandingkan level yang lain.

3.2.4. Interaksi Dari Faktor


Percobaan menunjukkan bahwa faktor-faktor
yang dipilih memiliki interaksi satu dengan yang
lainnya sehingga menghasilkan waktu siklus yang
lebih cepat. Faktor screw speed berhubungan dengan
perubahan inject pressure dimana makin besar
tekanan maka akan membuat waktu proses injeksi
menjadi lebih cepat dan pada saat pendinginan mold,
Gambar 7. Countour Plot of Time
faktor cooling time lebih pendek sehingga waktu
siklus yang dihasilkan akan menjadi lebih singkat
dan tidak menghasilkan cacat. Hal ini dapat dilihat
dari hasil interaction plot dimana interaksi antara
faktor screw speed dengan cooling time tidak
menunjukkan perbedaan yang berarti dalam
mempengaruhi respon, demikian juga untuk interaksi

4
3.4.2. Cooling Time
Melt plastic yang memasuki mold akan
mengalami perubahan fase dari viscous liguid
menjadi fase rubbery (gambar 9), dimana pada saat
fase rubbery sudah terjadi ikatan-ikatan molekul
yang kuat. Bersamaan dengan pendinginan mold,
maka fase rubbery secara bertahap akan membentuk
inti-inti kristal yang akan bergerak bersamaan
dengan penyebaran melt plastic di dalam mold. Inti-
inti kristal tersebar dalam bentuk lamellar sebagai
Gambar 8. Surface Plot of Time molekul polymer, kemudian akan tumbuh menjadi
spherulites, yaitu pertumbuhan struktur kristal.
Kondisi optimum dari faktor-faktor yang Dengan terjadinya pertumbuhan kristal, maka plastik
signifikan dapat dilihat pada grafik plot kontur akan membentuk flexibel crystalline polymer hingga
(Gambar 7) dan plot permukaan (Gambar 8) mencapai fase glass-like, yaitu dimana plastik sudah
sehingga diperoleh bahwa respon yang terbaik dan mencapai freezing point.
nilai optimum adalah cooling time = 33 detik dan Kecepatan pendinginan mold berpengaruh
inject pressure = 95 kg/cm² terhadap kecepatan pertumbuhan crystalline. Waktu
pendinginan yang cepat akan membuat pertumbuhan
3.4. Analisa Molding struktur kristal menjadi lebih besar, karena
3.4.1. Screw Speed temperatur mold sendiri masih didalam temperatur
Selama proses pemanasan biji plastik hingga fase glass transition (60ºC). Hal ini akan
menjadi melt plastic, plastik akan melewati beberapa berpengaruh terhadap sifat elastisitas produk plastik.
fase (gambar 9). Perubahan fase terjadi bersamaan Temperatur mold yang terlalu dingin (< 60ºC) akan
dengan meningkatnya temperatur barrel. Pada saat membuat molekul polymer akan saling mengikat
melt plastic akan diinjeksikan, plastik sudah hingga terjadi frozen plastic. Hal ini akan membuat
memasuki fase viscous liquid dimana temperaturnya produk akan mengalami deforming stresses dan
sekitar 300ºC. Pergerakan dari melt plastic ini berakibat produk plastik bersifat getas. Untuk
dipengaruhi oleh Berat Molekul (BM) polymer, menghindari terjadinya deforming stresses maka
dimana makin BM polymer maka melt flow akan temperatur matras harus konstan ± 60 ºC, dimana
semakin lambat. Tingginya BM polymer disebabkan temperatur 60ºC adalah temperatur fase glass
masih adanya molekul-molekul yang mengelompok. transition. Tingginya temperatur mold akan
Untuk mereduksi BM perlu dilakukan pemecahan membuat melt plastic yang sudah mencapai fase
molekul-molekul dengan cara menurunkan viskositas rubbery menjadi lebih lambat untuk masuk ke fase
dari polymer. Kecepatan screw dapat mempengaruhi glass-like, sehingga pertumbuhan molekul polymer
viskositas dari melt plastic. Pergerakan screw yang menjadi sangat besar dan akan mengurangi sifat
lambat akan menyebabkan makin lamanya melt stiffness pada produk.
plastic di dalam barrel, sehingga temperatur melt
plastic semakin tinggi. Hal ini mengakibatkan 3.4.3. Inject Pressure
viskositasnya makin rendah. Dengan makin Melt plastic memiliki karakteristik viscoelastic,
rendahnya viskositas maka aliran melt plastic akan yaitu campuran dari viscosity dan elastically.
makin cepat. Namun bila kecepatan screw Sehingga melt plastic tidaklah mudah mengalir tanpa
ditingkatkan, melt plastic lebih cepat mencapai fase adanya tekanan yang besar untuk mendorong melt
rubbery. Fase ini diharapkan dihindari sebelum tahap plastic masuk kedalam matras. Viscoelastic adalah
injeksi ke dalam mold. sifat dari melt plastic yang sudah masuk ke dalam
fase rubbery. Melt plastic yang mengalir di dalam
matras akan mengalami shear flow, dimana melt
plastic akan bergerak secara merata kedalam rongga
cetakan. Rendahnya inject pressure akan
mengakibatkan aliran melt plastic di dalam mold
lambat, hal ini disebabkan juga karena peningkatan
dari BM polymer.
Inject pressure diperlukan untuk menghindari
terjadinya frozen plastic pada saat melt plastic masih
bergerak untuk mengisi rongga cetakan. Karena
frozen plastic akan mengganggu melt plastic yang
mengalami shear flow sehingga pengisian mold tidak
Gambar 9. Diagram temperature-molecular weight
merata. Tetapi bila inject pressure yang diberikan

5
terlalu tinggi maka melt plastic akan keluar ke celah 4. KESIMPULAN
antar mold (flash defect).
Dari penelitian ini dapat disimpulkan:
3.4.4. Interaksi Antar Faktor • Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap waktu
Pada saat mencari level pada faktor screw speed, siklus pembuatan ember 4 galon dengan mesin
terjadi ketidakmampuan screw untuk melakukan injection molding adalah screw speed, cooling
injeksi yaitu pada saat kecepatan screw 50 mm/detik time, dan inject pressure.
dan tekanan injeksi 80 Kg/cm². Ketidakmampuan • Kondisi optimum dari tiap faktor untuk
terjadi karena viskositas melt plastic saat kecepatan memperoleh waktu siklus yang diinginkan adalah
screw 50 mm/detik lebih tinggi dibandingkan saat Screw speed = 60 mm/detik, Cooling time = 33
kecepatan screw 40 mm/detik. Hal ini disebabkan detik, Inject pressure = 95 kg/cm². Dari ketiga
karena melt plastic saat kecepatan screw 50 faktor tersebut, faktor cooling time dan inject
mm/detik menerima kalor lebih sedikit dibandingkan pressure memiliki efek signifikansi yang lebih
saat kecepatan screw 40 mm/det Akibat tingginya besar dibandingkan faktor screw speed dalam
viskositas dan BM polymer maka diperlukan inject memperoleh waktu siklus yang optimal.
pressure yang lebih besar yaitu sekitar 90 kg/cm². • Dari ketiga faktor yang berpengaruh tersebut,
Demikian juga saat screw speed pada level 60 faktor yang paling dominan mempengaruhi
mm/detik, inject pressure perlu ditingkatkan menjadi kualitas ember adalah cooling time.
95 kg/cm². • Model regresi yang sesuai untuk mendapatkan
optimasi waktu siklus pembuatan ember 4 galon
3.5. Perbandingan Setting Optimal dengan adalah : y = 208,049 + 0,992 B − 4,128C +
Setting Awal 0,021C2 +ε
Dengan menggunakan setting yang optimal, • Percobaan ulang dengan menggunakan setting
dilakukan percobaan ulang dan diperoleh rata-rata optimal menghasilkan waktu siklus yang lebih
waktu siklus sebagai berikut: cepat sekitar 20%, dan jumlah cacat yang
• setting awal : 49,53 detik per produk. dihasilkan kurang dari 4% (dibawah batas
• setting optimal: 39,24 detik per produk. maksimum yang telah ditentukan yaitu 5 %).
Hasil percobaan ulang menunjukkan bahwa setting
mesin hasil desain eksperimen memberikan DAFTAR PUSTAKA
perubahan waktu siklus yang cukup signifikan
terhadap hasil proses produksi ember 4 galon. [1] Montgomery, Douglas. C. Design and Analysis
Untuk mengetahui jumlah produk dan jumlah of Experiment (4thed.), John Wiley and Sons,
reject yang bisa dihasilkan, maka dilakukan 1997.
percobaan dengan menjalankan mesin injection [2] DeGarmo, E. Paul., Black, J. T., & Kosher,
molding dengan menggunakan setting optimal dalam Ronald. A. Material and Processes in
8 jam (1 shift) selama tiga hari berturut-turut dan Manufacturing (8thed.), Prentice-Hall
hasil yang didapatkan dapat dilihat pada tabel 3. International Inc., 1997.
[3] Pötsch, Gerd., & Michaeli, Walter. Injection
Tabel 3. Jumlah Reject dengan Setting Optimal Molding: an Introduction. Hanser/Gardner,
1995.
[4] Hinkelmann, Klaus., & Kempthorne, Oscar.
Design and Analysis of Experiments (vol.1.),
John Wiley and Sons, 1994.
[5] Menges., & Mohren. How To Make Injection
Molds (2nd ed.), Hanser, 1993.
[6] Avant: Catalists for Polypropylene and
Besarnya reject dengan menggunakan setting awal Polyethylene. December 2, 2003,
adalah 3,6% yang diperoleh dari data awal bahwa http://www.basell.com/catalog.htm.
ditemukan ± 18 buah produk reject dari keseluruhan [7] Guide for Injection Molding Polypropylene.
± 500 buah produk September 4, 2003.
Dari perbandingan di atas dapat dilihat bahwa http://www.basell.com/catalog.htm.
desain eksperimen telah memberikan peningkatan [8] High Density Polyethylene-HDPE. December
hasil produksi sekitar 19%, waktu siklus menjadi 16, 2003. www.azom.com
lebih cepat sekitar 20% dan hasil reject yang terjadi [9] Scientific Principles. November 25, 2003.
tidak mencapai 5%. http://Scientific principles polimers.htm

6
BIODATA
nama lengkap penulis (dengan gelar akademik), tempat dan tanggal lahir, organisasi/institusi asal, serta
alamat korespondensi.

Nama lengkap : Gan Shu San


Tempat dan tanggal lahir : Malang, 13 Juli 1967
Organisasi/Institusi Asal : Universitas Kristen Petra
Alamat korespondensi : Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya 60236

Nama lengkap : Soejono Tjitro


Tempat dan tanggal lahir : Palembang, 13 Juni 1966
Organisasi/Institusi Asal : Universitas Kristen Petra
Alamat korespondensi : Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya 60236

Anda mungkin juga menyukai