PRAKEK BENGKEL
MESIN MOLDING
Dibuat Oleh :
Nama : AHMAD REFVI
BP : 2001011001
Kelas : 3A D3-TEKNIK MESIN
Dosen : ALFIAN,S.ST.,MT
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat,nikmat, serta
taufik dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan
laporan praktek kerja bengkel mesin Molding pada semester ganjil tahun 2022.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu serta
membimbing dalam melaksanakan perkuliahan praktikum kerja bengkel sampai laporan yang
telah dibuat saat ini antara lain penulis mengucapkan kepada
1. Bapak Alvian,ST.MT Dosen pembimbing praktek bengkel mesin molding.
2. Mahasiswa atau teman-teman yang telah membantu dalam melaksanakan praktikum
hingga selesai.
3. Orang tua yang telah mendukung serta mesuupport dalam melaksanakan praktikum
pada semester ganjil tahun 2022.
Penulis menyadari dan mohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dan kesalahan
dalam pembuatan laporan ini karena apabila tidak sesuai dengan kenyataannya. saat praktek
mudah-mudahan dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kedepannya
saya akhiri Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
AHMAD REFVI
NIM : 2001011001
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Rumusan masalah
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Memasuki era modern seperti sekarang ini kehidupan manusia tidak bisa lepas dari
bahan plastik. Tanpa kita sadari, sebagian besar barang di sekitar kita berasal dari bahan
plastik. Melihat banyak sekali kegunaan dari plastik, membuat perkembangan industri
plastik di Indonesia maju pesat [1]. Industri yang memproduksi plastik untuk memenuhi
kebutuhan peralatan kehidupan manusia di Indonesia pada zaman sekarang ini
kebanyakan menggunakan mesin injection molding. Untuk memenuhi kebutuhan
produksi plastik yang semakin meningkat maka dibutuhkan proses produksi yang yang
mampu menunjang permintaan tersebut , tentunya dipengaruhi dengan kinerja mesin
produksi yang efektif dan
efisien.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu mesin molding.
2. Mahasuswa dapat mengetahui komponen-komponen assembly pada unit clemping
mesin molding.
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja bagian unit mesin dan bagian utama pada
mesin molding.
4. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam komponen cavity dan core pada mesin
molding.
5. Mahasiswa dapat menganalisa setiap permasalahan yang dihadapi ketika praktek
mesin molding.
C. Rumusan masalah
1. Dapat mengukur setiap dimensi masing masing komponen assembly clemping dengan
benar sesuai ketepatan pasanganya.
2. Mengetahui fungsi komponen pada unit injection mold, unit control panel dan unit
clemping.
3. Dapat mengoperasikan mesin molding sesuai prosedur yang telah diberikan
instruktur.
4. Menganalisa hasil benda kerja.
BAB II
TEORI DASAR
Injection unit memiliki tiga fungsi utama, yang pertama yaitu untuk memanaskan
dan melelehkan bahan baku yang akan masuk melalui bagian hopper. Setelah meleleh,
bahan baku tersebut kemudian diinjeksikan ke dalam cavity. Fungsi yang terakhir adalah
untuk memberikan tekanan selama proses pendinginan plastik. Ketiga fungsi utama ini
juga mendukung proses injection unit untuk bergerak ke depan dan ke belakang pada saat
berhubungan dengan mold, serta untuk memutuskan hubungan nozzle dengan tekanan
yang tepat.
Hopper
Hopper digunakan untuk menempatkan material plastik sebelum masuk ke barrel. Biasanya
untuk menjaga kelembaban material plastik, digunakan tempat penyimpanan khusus yang dapat
mengatur kelembaban, sebab apabila kandungan air terlalu besar pada udara, dapat menyebabkan
hasil injeksi yang tidak bagus. Pada umumnya hopper mempunyai semacam jendela yang
digunakan oleh operator untuk memeriksa pengisian bahan dengan mudah.
Screw
Reciprocating screw berfungsi untuk mengalirkan plastik dari hopper menuju ke
nozzle. Ketika screw berputar, material dari hopper akan tertarik mengisi screw yang
selanjutnya dipanaskan dan kemudian didorong ke arah nozzle.
Nonreturn valve
Valve ini berfungsi untuk menjaga aliran plastik yang telah meleleh agar tidak
kembali saat screw berhenti berputar.
Nozzle
Proses plasticating berakhir pada nozzle. Pada nozzle ini terjadi perputaran silinder
pada sprue brushing yang terletak pada mold. Jika dibutuhkan, silinder tersebut tertutup
pada saat proses plasticating dan fase pendinginan.
Barrel Tempering
Alat ini merupakan tempat screw dan selubung yang menjaga aliran plastik ketika
dipanasi oleh heater, pada bagian ini juga terdapat heater untuk memanaskan plastik
sebelum masuk ke nozzle.
3. Unit clemping Mold
Mold adalah elemen kunci pada proses injection molding. Molding unit sebenarnya
adalah bagian lain dari mesin plastic injection. Molding unit adalah bagian yang
membentuk benda yang dibuat, secara garis besar molding unit memiliki dua bagian
utama yaitu bagian cavity dan core, bagian cavity adalah bagian cetakan yang
berhubungan dengan nozzle pada mesin, sedangkan bagian core adalah bagian yang
berhubungan dengan ejector. Ejector adalah bagian dari mesin yang digunakan untuk
melepas produk plastik yang sudah jadi dari cetakkannya. Mold harus dapat
mendistribusikan melt, membentuk melt tersebut menjadi bentuk yang diinginkan,
mendinginkan melt dan kemudian mengeluarkan (eject) produk yang sudah jadi. Selain
cavity dan core, mold juga terdiri dari runner system, dan ejector system. Penjabaran dari
bagian-bagian mesin mold tersebut adalah sebagai berikut:
Runner System
Fungsi dari runner system adalah untuk mengeluarkan melt panas dari nozzle pada
plasticating unit dan kemudian mendistribusikannya pada cavity. Pada saat proses
injeksi bagian nozzle berhubungan dengan sprue brushing dan menekan melt panas
ke bagian sprue. Pada mesin mold yang memiliki beberapa cavity, melt tersebut
kemudian didistribusikan melalui runner dan gate menuju ke cavity-cavity yang
ada. Gate tersebut terhubung dengan saluran kecil yang menghubungkan runner dan
cavity. Fungsi saluran ini adalah untuk mengurangi kecacatan pada saat runner
dilepas dan untuk menambahkan gesekan panas yang dibutuhkan apabila melt
tersebut mulai dingin pada saat mengalir melewati sistem runner.
Cavity
Clamping Unit
Clamping unit berfungsi untuk memegang dan mengatur gerakan mold unit, serta
gerakan ejector saat melepas benda dari molding unit, pada clamping unit lah kita
bisa mengatur berapa panjang gerakan molding saat dibuka dan seberapa panjang
ejector harus bergerak. Gambar clamping unit secara umum adalah sebagai berikut:
Selain itu mesin ini juga dilengkapi silinder lebih kecil yang fungsinya untuk
mengendalikan gerakan membuka dan menutup mesin tanpa memindahkan sejumlah
besar minyak dalam tekanan tinggi. Yang terakhir, hydraulic mechanical clamping units.
Mesin ini merupakan gabungan dari mechanical clamping units dan hydraulic clamping
units. Dengan gabungan keduanya, mesin ini memiliki keunggulan, yaitu lebih cepat,
hemat energi, serta tekanan clamping yang lebih mudah diulang. Karena keunggulan
tersebut, mesin jenis ini harganya lebih mahal.
Semua jenis mesin injection molding yang sudah modern pasti dilengkapi dengan sistem
hidrolis. Pada saat ini mesin hidrolis merupakan salah satu solusi terbaik untuk distribusi
energi. Proses yang terjadi pada saat fase injeksi akan lebih ekonomis jika dibantu
dengan adanya (minyak) hidrolis.
Proses yang harus dikontrol antara lain adalah temperatur plasticating unit dan mold,
posisi plasticating unit, screw, dan mold, kecepatan screw selama injeksi dan pada
saat mold menutup, serta tekanan pada saat fase injection dan clamping. Pada mesin-
mesin yang sudah modern, pengendalian ini dilakukan secara otomatis yang
dilengkapi komponen digital. Proses yang ada dikendalikan dengan komputerisasi
dan menggunakan sensor.
Langkah yang pertama dalam proses injection molding adalah bahan baku plastik injeksi
berupa pelet atau bubuk dimasukkan ke dalam hopper. Setetah itu tekanan, kecepatan,
dan parameter mesin disetting dan bahan baku plastik tersebut dimasukkan ke dalam
barrel untuk kemudian dipanaskan. Selanjutnya screw berputar dan mengalirkan listrik
sehingga bahan baku tadi mulai meleleh. Saat plastik akan diinjeksikan ke dalam nozzle,
molding unit ditutup oleh clamping unit. Setelah ditutup dan ditekan oleh clamping unit,
plastik dimasukkan ke dalam molding unit melalui nozzle. Pada saat plastik dimasukkan
ke dalam molding unit, screw berhenti berputar, kemudian clamping unit menarik core
mold sehingga mold terbuka. Setelah itu produk plastik yang telah dicetak dilepas dengan
menekan ejector pada molding unit.
Produk yang dihasilkan dengan cara injection molding dapat mengalami kecacatan.
Kecacatan yang ditimbulkan antara lain adalah terbentuknya short shots, flashing, sink
material and voids, dan weld line. Short shots adalah proses pengerasan plastik sebelum
plastik tersebut mengisi rongga cetakan secara penuh yang diakibatkan kurang tepatnya
temperatur maupun tekanan yang digunakan. Flashing adalah proses tertekannya polimer
melt di antara dua parting surface. Sink material adalah kontraksi material bagian dalam
yang terjadi pada saat pengerasan bagian luar sehingga mengakibatkan permukaan
terdepresi ke dalam. Sedangkan voids adalah kontraksi material bagian dalam yang
terjadi pada saat pengerasan bagian luar yang mengakibatkan rongga di bagian internal
material. Cacat terakhir adalah terbentuknya weld line yang diakibatkan adanya
pertemuan dua aliran polymer melt yang mengelilingi inti sehingga terbentuk garis.
Gambar proses injection molding adalah sebagai berikut:
Dalam proses injection molding, bahan baku yang digunakan adalah polimer. Ada
beberapa jenis polimer, antara lain:
Thermoplastic Polymers
Jenis polimer ini berbentuk padat (solid) pada suhu kamar dan mudah mencair
pada suhu tinggi hingga beberapa ratus derajat. Sifatnya mudah dibentuk dengan
pemanasan yang berulang-ulang, selain itu saat pemanasan struktur molekul juga
tidak berubah dan tidak mengalami proses pengerasan (curing).
- Amorphous Thermoplsatics
Jenis polimer ini memiliki sifat yang sama dengan termoplastic polymers, tetapi
perbedaannya terletak pada bentuk dan struktur kimianya. Bentuknya sangat kecil
sehingga molekulnya hampir tidak dapat diihat.
-Semi-Crystalline Thermoplastics
Polimer ini memiliki sifat yang sama dengan termoplastic polymers tetapi bentuk
strukturnya seperti kristal. Bentuk molekulnya sebesar 50 sampai 500 µm
sehingga masih dapat dilihat dengan jelas.
Thermosets
Jenis polimer ini akan mengalami perubahan kimia permanen pada struktur
molekulnya (cross-linking) pada saat pemanasan dan pembentukan sehingga
mengalami proses pengerasan (curing). Setelah mengeras, polimer tadi tidak
dapat dicairkan melalui proses pemanasan ulang (infusible solid). Jika dipanaskan
kembali, polimer ini akan mengalami degradasi dan menghitam.
Alat
Adapun alat yang harus dipersiapkan dalam praktek molding adalah sebagai berikut :
Adapun fungsi dari masing-masing komponen clamping mold adalah sebagai berikut :
Top Clampling Plate
Berfungsi untuk mengikat molding pada saat di pasang pada mesin pada bagian
atas/depan (stationary plate / bagian yang tidak bergerak).
Ejector Plate
Berfungsi untuk menempatkan ejector pin,angular core / lifter.
Stipper Plate
Berfungsi untuk membantu penempatan cavity/core pada design molding tertentu.
Guide Bush
Berfungsi untuk jalur Guide Pin,sifat materialnya lebih keras daripada moldbase
agar bertahan lama.
Guide Pin
Berfungsi untuk mengarahkan pada saat penyatuan antara Cavity plate dan core
plate.sifat materialnya pun lebih keras daripada moldbase agar bertahan lama.
Support Pin
Berfungsi untuk pengganti guide pin pada struktur moldbase tipe F.G & sebagai
support / pembantu pada struktur moldbase tipe D.E.
Return Pin
Berfungsi untuk membantu mengarahkan ejector pin plate agar bergerak tegak
lurus.sifat materialnya juga lebih keras daripada moldbase agar bertahan lama.
Core cavitiy
F. Langkah-langkah pengoperasian mesin molding
1. Tetap mengikuti prosedur k3 dan APD.
2. Mengecek kondisi mesin dalam keadaan baik dan dapat digunakan.
3. Menghubungkan jok mesin molding ke sumber energi listrik agar mesin dapat di
hidupkan dengan sumber energi listrik.
4. Selanjutnya memutar tombol emergency agar Apabila terjadi permasalahan dapat
mengaktifkan tombol emergency.
5. Menekan tombol on agar semua panel kontrol ataupun mesin molding dalam keadaan
hidup dan dapat difungsikan.
6. Memastikan seluruh settingan yang terdapat di dalam panel kontrol sudah tersetting
dengan baik dan benar sesuai prosedur yang akan digunakan baik dari temperatur
maupun kecepatan saat proses molding.
7. Setelah bagian unit kemping dicek selanjutnya nozzle atau return not false di
masukkan kembali ke dalam bagian unit clamping agar nantinya cairan Veteran
plastik akan dicetak di dalam molding.
8. Selanjutnya kita akan mengoperasikan dan menjalankan proses molding atau
pencetakan dengan menekan tombol injection,tunggu beberapa detik dan dengar kode
bunyi yang berubah.
9. Tunggu temperatus didalam unit injection bekerja dan bisa didorong oleh nozel ke
bagian unit calmping.
10. Tunggu beberapa detik setelah menekan melt-mold.
11. Selanjutnya tekan open untuk membuka unit clamping bagian bnevle dsri stasioner.
12. Tekan fwd dengan simbol yang terdapat dalam panel, nantinya benda kerja akan
terdorong keluar.
13. Kemudin tekan kembali fwd untuk mengembalikan pin tersebut.
14. Benda kerja selesai.
15. Kemudian keluarkan nozzel dari bagian unit clamping.
16. Tekan tombol off untuk mematikan mesin.
17. Cabut kembali chock sumber energi listrik dari mesin.
18. Bersihkan area mesin.
19. Letakan kemabli peralatan yang telah digunakan.
G. Analisa permasalahan
Adapun analisa permasalahannya dapat dilakukan setelah melakukan praktikum
pengoperasian mesin molding dapat diambil sebagai berikut :
1. Dalam pengoperasian mesin molding harus sesuai prosedur ataupun urutan-urutan
yang telah diberikan oleh instruktur apabila tidak sesuai dengan urutan yang telah
diberikan maka saat praktek pengoperasian mesin molding tidak akan berjalan baik
dan lancar.
2. Dalam praktek harus memahami teori dan fungsi serta bagian-bagian utama pada
mesin molding agar lebih mengetahui saat praktek pengoperasian mesin molding,
sehingga lebih maksimal.
3. Terdapat cacat pada hasil benda kerja dikarenakan temperatur dan saat pengoperasian
terlalu tergesa-gesa atau cepat-cepat sehingga hasil dari benda kerja tidak sesuai yang
diinginkan.
4. Harus mengetahui bagian-bagian pada benda kerja seperti spruebush dan gate.
5. Harus mengetahui komponen core dan cavitiy.
BAB III
PENUTUP
A. Kesinmpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil setelah melaksanakan praktek kerja
bengkel pengoperasian mesin molding adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa telah dapat mengetahui fungsi serta bagian-bagian komponen
pada clamping mold dan dapat mengukur dimensi clamping mold.
2. Mahasiswa telah dapat membongkar dan memasang kembali bagian-
bagian clamping mold.Serta mngetahui bagian utama pada clamping
mold.
3. Mahasiswa telah dapat mengetahui bagian-bagian utama pada mesin
molding seperti unit kontrol panel, unit clamping mold dan unit
injection.
4. Mahasiswa telah dapat mengoperasikan mesin molding sesuai prosedur
atau urutan yang telah diberikan oleh instruktur dan dapat berjalan
dengan baik.
5. Mahasiswa telah dapat mengetahui setiap permasalahan yang dihadapin
setelah menganalisa hasil dari praktek pengoperasian mesin molding.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis setelah melakukan praktek kerja
bengkel pengoperasian mesin molding sebagai berikut :
1. Dapat lebih kompak dan kerjasama tim dalam melakukan praktek
pengoperasian mesin molding agar berjalan dengan baik dan benar.
2. Sebaiknya menggunakan alat-alat sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya.
3. Sebaiknya hasil benda kerja yang sudah banyak dibuat harus dipilah atau
dipilih agar dapat digunakan dan menjadi nilai ekonomis.
Daftar pustaka
H J. 2010 Studi Perbandingan Sifat Mekanik Polypropylene Murni Dan Daur Ulang
. International Journal of Scinece and Research (IJSR),4(5):722-725.