Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PRAKEK BENGKEL
MESIN MOLDING

Dibuat Oleh :
Nama : AHMAD REFVI

BP : 2001011001
Kelas : 3A D3-TEKNIK MESIN
Dosen : ALFIAN,S.ST.,MT

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI PADANG PRODI D III TEKNIK MESIN
SEMESTER GANJIL
2022/2023
Kata pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat,nikmat, serta
taufik dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan
laporan praktek kerja bengkel mesin Molding pada semester ganjil tahun 2022.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu serta
membimbing dalam melaksanakan perkuliahan praktikum kerja bengkel sampai laporan yang
telah dibuat saat ini antara lain penulis mengucapkan kepada
1. Bapak Alvian,ST.MT Dosen pembimbing praktek bengkel mesin molding.
2. Mahasiswa atau teman-teman yang telah membantu dalam melaksanakan praktikum
hingga selesai.
3. Orang tua yang telah mendukung serta mesuupport dalam melaksanakan praktikum
pada semester ganjil tahun 2022.
Penulis menyadari dan mohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dan kesalahan
dalam pembuatan laporan ini karena apabila tidak sesuai dengan kenyataannya. saat praktek
mudah-mudahan dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kedepannya
saya akhiri Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Padang, Oktober 2022

AHMAD REFVI

NIM : 2001011001
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Rumusan masalah

BAB II TEORI DASAR

A. Pengertian mesin molding


B. Bagian unit mesin molding
C. Alat dan bahan
D. Assambly clamping mold
E. Core dan cavitiy mold
F. Langkah-langkah pengoperasian mesin molding
G. Analisa permasalahan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Memasuki era modern seperti sekarang ini kehidupan manusia tidak bisa lepas dari
bahan plastik. Tanpa kita sadari, sebagian besar barang di sekitar kita berasal dari bahan
plastik. Melihat banyak sekali kegunaan dari plastik, membuat perkembangan industri
plastik di Indonesia maju pesat [1]. Industri yang memproduksi plastik untuk memenuhi
kebutuhan peralatan kehidupan manusia di Indonesia pada zaman sekarang ini
kebanyakan menggunakan mesin injection molding. Untuk memenuhi kebutuhan
produksi plastik yang semakin meningkat maka dibutuhkan proses produksi yang yang
mampu menunjang permintaan tersebut , tentunya dipengaruhi dengan kinerja mesin
produksi yang efektif dan

efisien.

B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu mesin molding.
2. Mahasuswa dapat mengetahui komponen-komponen assembly pada unit clemping
mesin molding.
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja bagian unit mesin dan bagian utama pada
mesin molding.
4. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam komponen cavity dan core pada mesin
molding.
5. Mahasiswa dapat menganalisa setiap permasalahan yang dihadapi ketika praktek
mesin molding.

C. Rumusan masalah
1. Dapat mengukur setiap dimensi masing masing komponen assembly clemping dengan
benar sesuai ketepatan pasanganya.
2. Mengetahui fungsi komponen pada unit injection mold, unit control panel dan unit
clemping.
3. Dapat mengoperasikan mesin molding sesuai prosedur yang telah diberikan
instruktur.
4. Menganalisa hasil benda kerja.
BAB II

TEORI DASAR

A. Pengertian mesin molding


Injection moulding adalah metode material thermoplastik dimana material yang
meleleh karena pemanasan di injeksikan oleh plunger melalui nozzle mesin ke dalam
beton yang tersedia oleh udara dimana bahan plastik tersebut akan menjadi dingin dan
mengeras sehingga bisa dikeluarkan dari beton dengan mudah.Meskipun banyak variasi
dari proses dasar ini, 90 persen injection moulding adalah memproses bahan termoplastik.
Injection moulding mengambil porsi sepertiga dari keseluruhan resin yang ditambahkan
dalam termoplastik. Sekarang ini bisa dipastikan bahwa setiap kantor, kendaraan, rumah
tangga, pabrik terdapat barang-barang dari plastik yang dibuat dengan cara injection
molding, misalnya sebuah alat-alat rumah tangga seperti waskom, ember, gayung,
gantungan baju, sisir, sealpack, segel gas elpiji, outsole sepatu, drat botol, pallet, roda
furniture, outsole sepatu, variasi warna outsole sepatu, komponen peralatan rumah seperti
rice cooker, blender, kipas angin, kulkas, mesin cuci, tape radio, VCD Player, dan lain-
lain.Komponen kemasan seperti tutup botol air minum dan tutup galon.

B. Bagian unit mesin molding

1. Unit Injection Molding


Injection molding merupakan metode yang penting dalam industri pembuatan
plastik. Injection molding banyak dipilih karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu
kapasitas produksi yang tinggi, sisa penggunaan material (useless material) sedikit dan
tenaga kerja minimal. Selain itu bahan baku yang digunakan juga dapat diolah dalam satu
kali proses dan pada umumnya metode ini juga tidak memerlukan proses finishing.
Keunggulan metode injection molding adalah kita dapat membuat suatu benda dengan
bentuk geometri yang kompleks dalam satu langkah produksi yang dilakukan secara
otomatis. Sedangkan kekuranganya, biaya investasi dan perawatan alat tinggi, serta
perancangan produk harus mempertimbangkan pembuatan desain moldingnya.
Dalam proses injection molding terdapat lima komponen penting, yaitu bagian injection
unit, molding unit, clamping unit, tempering system, dan mesin pengendali sistem.
Kelima komponen ini merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan secara
otomatis. Kelima komponen tersebut secara sederhana dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1. Komponen Injection Molding (Pötsch, 1995)

2. Plasticating atau Injection Unit

Injection unit memiliki tiga fungsi utama, yang pertama yaitu untuk memanaskan
dan melelehkan bahan baku yang akan masuk melalui bagian hopper. Setelah meleleh,
bahan baku tersebut kemudian diinjeksikan ke dalam cavity. Fungsi yang terakhir adalah
untuk memberikan tekanan selama proses pendinginan plastik. Ketiga fungsi utama ini
juga mendukung proses injection unit untuk bergerak ke depan dan ke belakang pada saat
berhubungan dengan mold, serta untuk memutuskan hubungan nozzle dengan tekanan
yang tepat.

Gambar injection unit tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1.1. Injection Unit (Pötsch, 1995) Injection unit


terdiri dari tujuh bagian, yaitu:

 Hopper
Hopper digunakan untuk menempatkan material plastik sebelum masuk ke barrel. Biasanya
untuk menjaga kelembaban material plastik, digunakan tempat penyimpanan khusus yang dapat
mengatur kelembaban, sebab apabila kandungan air terlalu besar pada udara, dapat menyebabkan
hasil injeksi yang tidak bagus. Pada umumnya hopper mempunyai semacam jendela yang
digunakan oleh operator untuk memeriksa pengisian bahan dengan mudah.

 Motor dan transmission gear unit (rotating drive)


Bagian ini berfungsi untuk menghasilkan daya yang digunakan untuk memutar screw
pada barrel, sedangkan transmission unit berfungsi untuk memindahkan daya dari
putaran motor ke dalam screw, selain itu transmission unit juga berfungsi untuk
mengatur tenaga yang disalurkan sehingga tidak terjadi pembebanan yang terlalu besar.

 Cylinder screw chamber


Bagian ini berfungsi untuk mempermudah gerakan screw dengan menggunakan
momen inersia sekaligus menjaga perputaran screw tetap konstan, sehingga dapat
dihasilkan kecepatan dan tekanan yang konstan saat proses injeksi plastik dilakukan.

 Screw
Reciprocating screw berfungsi untuk mengalirkan plastik dari hopper menuju ke
nozzle. Ketika screw berputar, material dari hopper akan tertarik mengisi screw yang
selanjutnya dipanaskan dan kemudian didorong ke arah nozzle.

 Nonreturn valve
Valve ini berfungsi untuk menjaga aliran plastik yang telah meleleh agar tidak
kembali saat screw berhenti berputar.

 Nozzle
Proses plasticating berakhir pada nozzle. Pada nozzle ini terjadi perputaran silinder
pada sprue brushing yang terletak pada mold. Jika dibutuhkan, silinder tersebut tertutup
pada saat proses plasticating dan fase pendinginan.

 Barrel Tempering
Alat ini merupakan tempat screw dan selubung yang menjaga aliran plastik ketika
dipanasi oleh heater, pada bagian ini juga terdapat heater untuk memanaskan plastik
sebelum masuk ke nozzle.
3. Unit clemping Mold

Mold adalah elemen kunci pada proses injection molding. Molding unit sebenarnya
adalah bagian lain dari mesin plastic injection. Molding unit adalah bagian yang
membentuk benda yang dibuat, secara garis besar molding unit memiliki dua bagian
utama yaitu bagian cavity dan core, bagian cavity adalah bagian cetakan yang
berhubungan dengan nozzle pada mesin, sedangkan bagian core adalah bagian yang
berhubungan dengan ejector. Ejector adalah bagian dari mesin yang digunakan untuk
melepas produk plastik yang sudah jadi dari cetakkannya. Mold harus dapat
mendistribusikan melt, membentuk melt tersebut menjadi bentuk yang diinginkan,
mendinginkan melt dan kemudian mengeluarkan (eject) produk yang sudah jadi. Selain
cavity dan core, mold juga terdiri dari runner system, dan ejector system. Penjabaran dari
bagian-bagian mesin mold tersebut adalah sebagai berikut:

 Runner System
Fungsi dari runner system adalah untuk mengeluarkan melt panas dari nozzle pada
plasticating unit dan kemudian mendistribusikannya pada cavity. Pada saat proses
injeksi bagian nozzle berhubungan dengan sprue brushing dan menekan melt panas
ke bagian sprue. Pada mesin mold yang memiliki beberapa cavity, melt tersebut
kemudian didistribusikan melalui runner dan gate menuju ke cavity-cavity yang
ada. Gate tersebut terhubung dengan saluran kecil yang menghubungkan runner dan
cavity. Fungsi saluran ini adalah untuk mengurangi kecacatan pada saat runner
dilepas dan untuk menambahkan gesekan panas yang dibutuhkan apabila melt
tersebut mulai dingin pada saat mengalir melewati sistem runner.

 Cavity

Fungsi cavity adalah mendistribusikan melt, membentuknya dan memberikan


sentuhan akhir pada produk yang dihasilkan. Cavity mewakili bagian negatif dari
dinding molding. Mesin injection molding seringkali merupakan bentuk geometri
yang kompleks. Dalam beberapa kasus, harus berada pada bagian dinding mold
yang bergerak yang kemudian kembali ke posisi awal pada saat mold menutup.
 Ejector System
Mold minimal terdiri dari dua bagian sehingga produk yang sudah jadi dapat
dikeluarkan dari mesin. Produk jadi tersebut dapat dikeluarkan secara manual dari
mesin atau dapat menggunakan ejector system pada saat mold terbuka. Fungsi
utama dari ejector system ini adalah untuk melepas produk jadi secara otomatis
sehingga proses produksi lebih cepat dan tidak membahayakan operator. Gambar
dari ejector system adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1.2.3. Ejector System (Pötsch, 1995)

 Clamping Unit
Clamping unit berfungsi untuk memegang dan mengatur gerakan mold unit, serta
gerakan ejector saat melepas benda dari molding unit, pada clamping unit lah kita
bisa mengatur berapa panjang gerakan molding saat dibuka dan seberapa panjang
ejector harus bergerak. Gambar clamping unit secara umum adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1.3. Clamping Unit (Pötsch, 1995)


Terdapat tiga macam clamping unit yang dipakai pada umumnya, yaitu mechanical,
hydraulic, dan hydraulic mechanical system. Mechanical clamping units merupakan jenis
mesin yang mana gerakan dan tekanan clampingnya dihasilkan oleh gerakan mekanik
dari sistem mekanik. Hydraulic clamping units memiliki desain yang berbeda sama
sekali dengan mechanical clamping units. Mesin ini memiliki bagian silinder hidrolis
yang menggerakkan tekanan clamping.

Selain itu mesin ini juga dilengkapi silinder lebih kecil yang fungsinya untuk
mengendalikan gerakan membuka dan menutup mesin tanpa memindahkan sejumlah
besar minyak dalam tekanan tinggi. Yang terakhir, hydraulic mechanical clamping units.
Mesin ini merupakan gabungan dari mechanical clamping units dan hydraulic clamping
units. Dengan gabungan keduanya, mesin ini memiliki keunggulan, yaitu lebih cepat,
hemat energi, serta tekanan clamping yang lebih mudah diulang. Karena keunggulan
tersebut, mesin jenis ini harganya lebih mahal.

Semua jenis mesin injection molding yang sudah modern pasti dilengkapi dengan sistem
hidrolis. Pada saat ini mesin hidrolis merupakan salah satu solusi terbaik untuk distribusi
energi. Proses yang terjadi pada saat fase injeksi akan lebih ekonomis jika dibantu
dengan adanya (minyak) hidrolis.

Keuntungan penggunaan sistem minyak hidrolis adalah cairan dapat didistribusikan


dengan mudah melalui pipa atau slang dan tidak ada proses mekanik yang rumit seperti
kabel, rak, balok, dan sebagainya. Selain itu, sistem hidrolis juga memiliki tekanan yang
tinggi sehingga dapat digunakan pada volume desain kecil dengan berat serta momen
inersia yang rendah. Tekanan mesin hidrolis juga dapat digunakan sebagai pencegah
overload, tetapi hilangnya energi tidak bisa dihindarkan dan pasti terjadi dalam jumlah
minimal. Viskositas minyak sistem hidrolis sangat dipengaruhi oleh temperatur dan
tekanan, oleh karena itu minyak hidrolis harus selalu diganti karena efek dari kotoran,
udara, air, dan waktu.
 Tempering System
Fungsi utama dari tempering system adalah untuk mengendalikan suhu, tekanan dan
waktu yang berhubungan dengan proses injection molding. Tempering system ini
sangatlah penting karena dapat mempengaruhi kualitas produk jadi dan waktu
pendinginan maupun pemanasan.

4. Unit control/Mesin Pengendali Sistem

Mesin injection molding memiliki serangkaian alat pengendali yang digunakan


untuk menjaga supaya proses tetap terkendali sesuai dengan prosedur.

Proses yang harus dikontrol antara lain adalah temperatur plasticating unit dan mold,
posisi plasticating unit, screw, dan mold, kecepatan screw selama injeksi dan pada
saat mold menutup, serta tekanan pada saat fase injection dan clamping. Pada mesin-
mesin yang sudah modern, pengendalian ini dilakukan secara otomatis yang
dilengkapi komponen digital. Proses yang ada dikendalikan dengan komputerisasi
dan menggunakan sensor.

Proses Injection Molding

Langkah yang pertama dalam proses injection molding adalah bahan baku plastik injeksi
berupa pelet atau bubuk dimasukkan ke dalam hopper. Setetah itu tekanan, kecepatan,
dan parameter mesin disetting dan bahan baku plastik tersebut dimasukkan ke dalam
barrel untuk kemudian dipanaskan. Selanjutnya screw berputar dan mengalirkan listrik
sehingga bahan baku tadi mulai meleleh. Saat plastik akan diinjeksikan ke dalam nozzle,
molding unit ditutup oleh clamping unit. Setelah ditutup dan ditekan oleh clamping unit,
plastik dimasukkan ke dalam molding unit melalui nozzle. Pada saat plastik dimasukkan
ke dalam molding unit, screw berhenti berputar, kemudian clamping unit menarik core
mold sehingga mold terbuka. Setelah itu produk plastik yang telah dicetak dilepas dengan
menekan ejector pada molding unit.

Produk yang dihasilkan dengan cara injection molding dapat mengalami kecacatan.
Kecacatan yang ditimbulkan antara lain adalah terbentuknya short shots, flashing, sink
material and voids, dan weld line. Short shots adalah proses pengerasan plastik sebelum
plastik tersebut mengisi rongga cetakan secara penuh yang diakibatkan kurang tepatnya
temperatur maupun tekanan yang digunakan. Flashing adalah proses tertekannya polimer
melt di antara dua parting surface. Sink material adalah kontraksi material bagian dalam
yang terjadi pada saat pengerasan bagian luar sehingga mengakibatkan permukaan
terdepresi ke dalam. Sedangkan voids adalah kontraksi material bagian dalam yang
terjadi pada saat pengerasan bagian luar yang mengakibatkan rongga di bagian internal
material. Cacat terakhir adalah terbentuknya weld line yang diakibatkan adanya
pertemuan dua aliran polymer melt yang mengelilingi inti sehingga terbentuk garis.
Gambar proses injection molding adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2. Proses Injection Molding (Pötsch, 1995)

Bahan Baku yang Digunakan dalam Proses Injection Molding

Dalam proses injection molding, bahan baku yang digunakan adalah polimer. Ada
beberapa jenis polimer, antara lain:

 Thermoplastic Polymers
Jenis polimer ini berbentuk padat (solid) pada suhu kamar dan mudah mencair
pada suhu tinggi hingga beberapa ratus derajat. Sifatnya mudah dibentuk dengan
pemanasan yang berulang-ulang, selain itu saat pemanasan struktur molekul juga
tidak berubah dan tidak mengalami proses pengerasan (curing).
- Amorphous Thermoplsatics
Jenis polimer ini memiliki sifat yang sama dengan termoplastic polymers, tetapi
perbedaannya terletak pada bentuk dan struktur kimianya. Bentuknya sangat kecil
sehingga molekulnya hampir tidak dapat diihat.
-Semi-Crystalline Thermoplastics
Polimer ini memiliki sifat yang sama dengan termoplastic polymers tetapi bentuk
strukturnya seperti kristal. Bentuk molekulnya sebesar 50 sampai 500 µm
sehingga masih dapat dilihat dengan jelas.

 Thermosets
Jenis polimer ini akan mengalami perubahan kimia permanen pada struktur
molekulnya (cross-linking) pada saat pemanasan dan pembentukan sehingga
mengalami proses pengerasan (curing). Setelah mengeras, polimer tadi tidak
dapat dicairkan melalui proses pemanasan ulang (infusible solid). Jika dipanaskan
kembali, polimer ini akan mengalami degradasi dan menghitam.

C. Alat dan bahan


Bahan
Adapun bahan yang harus diperhatikan dalam praktek molding pada kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Mesin molding 1 unit
2. Assambly clemping 1 unit
3. Core and cavity ( pencetak mangkok cabe )
4. Core and cavity ( pencetak tutup galon )
5. Butiran plastik
6. Pigmen/ zat pewarna

Alat

Adapun alat yang harus dipersiapkan dalam praktek molding adalah sebagai berikut :

1. Tools box 1 unit lengkap


2. Jangka sorong
3. ATK
D. Assembly clammping mold

Adapun fungsi dari masing-masing komponen clamping mold adalah sebagai berikut :
Top Clampling Plate
Berfungsi untuk mengikat molding pada saat di pasang pada mesin pada bagian
atas/depan (stationary plate / bagian yang tidak bergerak).

 Cavity Plate (statioary plate)


Berfungsi untuk menempatkan bagian cavity.

 Core Plate (moveable plate)


Berfungsi untuk menempatkan bagian core.
 Spacer Plate
Berfungsi untuk memberi jarak antara Core Plate / Support plate dan disetting
(settingan) sedemikian rupa untuk mengeluarkan produk.

 Ejector Plate
Berfungsi untuk menempatkan ejector pin,angular core / lifter.

 Ejector Retainer Plate


Berfungsi untuk pengikat untuk ejertor plate.

 Bottom Clamping Plate


Berfungsi untuk mengikat molding pada saat di pasang pada mesin (moveable
plate / bagian yang bergerak).

 Stipper Plate
Berfungsi untuk membantu penempatan cavity/core pada design molding tertentu.

 Runner Stripper Plate


Berfungsi untuk menempatkan runner pada design dengan sistem pinpoint gate.

 Guide Bush
Berfungsi untuk jalur Guide Pin,sifat materialnya lebih keras daripada moldbase
agar bertahan lama.

 Guide Pin
Berfungsi untuk mengarahkan pada saat penyatuan antara Cavity plate dan core
plate.sifat materialnya pun lebih keras daripada moldbase agar bertahan lama.

 Support Pin
Berfungsi untuk pengganti guide pin pada struktur moldbase tipe F.G & sebagai
support / pembantu pada struktur moldbase tipe D.E.
 Return Pin
Berfungsi untuk membantu mengarahkan ejector pin plate agar bergerak tegak
lurus.sifat materialnya juga lebih keras daripada moldbase agar bertahan lama.

E. Core dan cavitiy mold


Core merupakan bagian dari injeksi molding yang membentuk sebuah produk bagian
bawah, sedangkan cavity bagian cetakan yang membentuk sebuah produk bagian atasq

Core cavitiy
F. Langkah-langkah pengoperasian mesin molding
1. Tetap mengikuti prosedur k3 dan APD.
2. Mengecek kondisi mesin dalam keadaan baik dan dapat digunakan.
3. Menghubungkan jok mesin molding ke sumber energi listrik agar mesin dapat di
hidupkan dengan sumber energi listrik.
4. Selanjutnya memutar tombol emergency agar Apabila terjadi permasalahan dapat
mengaktifkan tombol emergency.
5. Menekan tombol on agar semua panel kontrol ataupun mesin molding dalam keadaan
hidup dan dapat difungsikan.
6. Memastikan seluruh settingan yang terdapat di dalam panel kontrol sudah tersetting
dengan baik dan benar sesuai prosedur yang akan digunakan baik dari temperatur
maupun kecepatan saat proses molding.
7. Setelah bagian unit kemping dicek selanjutnya nozzle atau return not false di
masukkan kembali ke dalam bagian unit clamping agar nantinya cairan Veteran
plastik akan dicetak di dalam molding.
8. Selanjutnya kita akan mengoperasikan dan menjalankan proses molding atau
pencetakan dengan menekan tombol injection,tunggu beberapa detik dan dengar kode
bunyi yang berubah.
9. Tunggu temperatus didalam unit injection bekerja dan bisa didorong oleh nozel ke
bagian unit calmping.
10. Tunggu beberapa detik setelah menekan melt-mold.
11. Selanjutnya tekan open untuk membuka unit clamping bagian bnevle dsri stasioner.
12. Tekan fwd dengan simbol yang terdapat dalam panel, nantinya benda kerja akan
terdorong keluar.
13. Kemudin tekan kembali fwd untuk mengembalikan pin tersebut.
14. Benda kerja selesai.
15. Kemudian keluarkan nozzel dari bagian unit clamping.
16. Tekan tombol off untuk mematikan mesin.
17. Cabut kembali chock sumber energi listrik dari mesin.
18. Bersihkan area mesin.
19. Letakan kemabli peralatan yang telah digunakan.
G. Analisa permasalahan
Adapun analisa permasalahannya dapat dilakukan setelah melakukan praktikum
pengoperasian mesin molding dapat diambil sebagai berikut :
1. Dalam pengoperasian mesin molding harus sesuai prosedur ataupun urutan-urutan
yang telah diberikan oleh instruktur apabila tidak sesuai dengan urutan yang telah
diberikan maka saat praktek pengoperasian mesin molding tidak akan berjalan baik
dan lancar.
2. Dalam praktek harus memahami teori dan fungsi serta bagian-bagian utama pada
mesin molding agar lebih mengetahui saat praktek pengoperasian mesin molding,
sehingga lebih maksimal.
3. Terdapat cacat pada hasil benda kerja dikarenakan temperatur dan saat pengoperasian
terlalu tergesa-gesa atau cepat-cepat sehingga hasil dari benda kerja tidak sesuai yang
diinginkan.
4. Harus mengetahui bagian-bagian pada benda kerja seperti spruebush dan gate.
5. Harus mengetahui komponen core dan cavitiy.
BAB III

PENUTUP

A. Kesinmpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil setelah melaksanakan praktek kerja
bengkel pengoperasian mesin molding adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa telah dapat mengetahui fungsi serta bagian-bagian komponen
pada clamping mold dan dapat mengukur dimensi clamping mold.
2. Mahasiswa telah dapat membongkar dan memasang kembali bagian-
bagian clamping mold.Serta mngetahui bagian utama pada clamping
mold.
3. Mahasiswa telah dapat mengetahui bagian-bagian utama pada mesin
molding seperti unit kontrol panel, unit clamping mold dan unit
injection.
4. Mahasiswa telah dapat mengoperasikan mesin molding sesuai prosedur
atau urutan yang telah diberikan oleh instruktur dan dapat berjalan
dengan baik.
5. Mahasiswa telah dapat mengetahui setiap permasalahan yang dihadapin
setelah menganalisa hasil dari praktek pengoperasian mesin molding.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis setelah melakukan praktek kerja
bengkel pengoperasian mesin molding sebagai berikut :
1. Dapat lebih kompak dan kerjasama tim dalam melakukan praktek
pengoperasian mesin molding agar berjalan dengan baik dan benar.
2. Sebaiknya menggunakan alat-alat sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya.
3. Sebaiknya hasil benda kerja yang sudah banyak dibuat harus dipilah atau
dipilih agar dapat digunakan dan menjadi nilai ekonomis.
Daftar pustaka

Ajis. 2010. Proses Pembuatan Plastik dengan System Injection Molding.


http://ajisandfriends.blogspot.co.id. Diakses pada 22 Februari, pukul20.00 WIB.Bernadeth, J

H J. 2010 Studi Perbandingan Sifat Mekanik Polypropylene Murni Dan Daur Ulang
. International Journal of Scinece and Research (IJSR),4(5):722-725.

Budiyantoro, C. 2016. Teknologi Plastik Perkuliahan program studi TeknikMesin


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tanggal 06 Oktober 2016.Beejay. 2008.
Hidrolik clamp dan toggle clamphttp://www.beejaymolding.com/image-files/Clampi1.gif

Diakses pada 4Maret, pukul 23.15 WIB.Cahyadi, D. 2010.


Analisis Parameter Operasi pada Proses Plastik Injection Molding untuk Pengendalian Cacat
Produk, 8(2):8-16.Didit. 2015. Injection Molding Machine http://diditnote.blogspot.co.id.
Diakses pada 23 Maret, pukul 23.00 WIB.DKM Manufacturing. 2014.
Custom Insert & Injection Molding

Practical application of Taguchimethod for optimization of process parameters in Injection


Molding Machine for PP material. 2(4):264-268.Goodship, V. 2004. Arburg Practical to
Injection Moulding.
Lampiran

Gambar : clammping mold.

Gambar : salah satu komponen clamping mold yang dibongkar.


Gambar : bagian utama clamping mold (core dan cavitiy ).

Anda mungkin juga menyukai