Extrusion molding
2.
Injection molding
3.
Blow molding
4.
Rotation molding
5.
Compression molding
6.
Transfer molding
1. Extrusion/Ekstruksi
Extrusion adalah suatu teknik pemrosesan untuk mengubah material termoplastik
bentuk bubuk atau butiran menjadi lelehan (continuous uniform melt) dan mendorong
lelehan tersebut melalui shaping die yang terletak di ujung akhir mesin. Bentuk produk
akhir yang dihasilkan tergantung pada bentuk die orifice yang dilalui lelehan polimer.
Ekstruksi ini merupakan suatu proses yang mengkombinasikan beberapa proses
meliputi pencampuran, pemasakan, pengadonan, penghancuran, pencetakan, dan
pembentukan. Dimana tujuan ekstrusi untuk meningkatkan keragaman jenis produk
pangan dalam berbagai bentuk, tekstur, warna, dan cita rasa.
Gambar 1 Ekstruder
Ekstruder terdiri dari suatu ulir (sejenis ulir bertekanan) yang menekan bahan baku
sehingga berubah menjadi bahan semi padat. Bahan tersebut ditekan keluar melalui suatu
lubang terbatas (cetakan/die) pada ujung ulir. Jika bahan baku tersebut mengalami
pemanasan maka proses ini disebut pemasakan ekstrusi (ekstrusi panas). Proses ekstrusi
dapat berupa pengolahan suhu rendah misalnya pada pasta, atau pengolahan suhu tinggi
misalnya pada pembuatan snack.
Tekanan yang digunakan dalam ekstruder (alat ekstrusi) berfungsi mengendalikan
bentuk, menjaga air dalam kondisi cair yang sangat panas, dan meningkatkan pengadukan.
Tekanan bervariasi mulai dari 15 sampai 200 atm.
Ciri utama proses ekstrusi adalah sifatnya yang kontinyu.alat ekstruder dioperasikan
dalam kondisi kesetimbangan dinamis, yaitu input setara dengan output, bahan yang
masuk setara dengan produk.
Motor
Motor berfungsi menggerakkan screw, berdaya besar karena harus mendorong
lelehan polimer yang sangat kental melalui dielorifice yang berukuran kecil.
Speed reducer
Speed reducer berfungasi menurunkan rpm motor dengan faktor 12 : 1. Jika
c. Screw/barrel system
Screw
merupakan
bagian
yang
bergerak,
dan
berfungsi
untuk
Barrel merupakan silinder yang membentang dari feed throat sampai ujung
screw. Ujung akhir barrel disebut kepala/head. Permukaan bagian dalam barrel
dilapisi bahan yang sangat keras, seperti tungsten-carbide alloy. Lapisan ini
mengurangi terjadinya abrasi barrel dan memperpanjang umur barrel.
3
d. Head/Die system
Die merupakan otak dari operassi extrusion. Head/die system menerima lelehan
polimer dari screw dan membentuknya menjadi bentuk akhir yang diinginkan.
Biasanya digunakan nozzle dan/atau adaptor untuk mengarahkan aliran lelehan dari
barrel exit ke die entrance.
e. Instrumentitation & Control System
Aplikasi pada proses ekstrusi ini yaitu kebanyakan jenis termoplastik dengan
resinnya yaitu:
PE (polyethylene),
PP (polypropylene),
ABS (acrylonitrile-butadiene-styrene)
PS (poly stryrene)
Fiber digunakan untuk tekstil (pakaian dan karpet) dan tali pancing.
5. Blown film
Blown film extrusion merupakan teknik yang paling banyak digunakan. Contoh
produk: tas belanja, kantong sampah.
2. Injection Molding
Salah satu teknik yang cukup efektif dan banyak dipergunakan untuk pengolahan
bahan thermoplastic adalah injection molding. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh
John Wesley Hyatt pada tahun 1868, dengan melakukan injeksi celluloid panas ke dalam
mold, untuk membuat bola billiar. Bersama sudara perempuannya Isaiah, dia mematenkan
mesin injection mold utnuk penyedot debu tahun 1872. Tahun 1946 James Hendri untuk
pertama kalinya membuat mesin screw injection mold, sehingga terjadi perubahan besar
pada industri plastik. Dan 95% mesin molding saat ini mengikuti teknik ini, untuk
menghasilkan efisiensi panas, efisiensi campuran dan injeksi plastik ke molding (Anonim,
2008).
Injection Molding adalah metode material termoplastik dimana material yang
meleleh karena pemanasan diinjeksikan oleh plunger ke dalam cetakan yang
diinginkan oleh air dimana material tersebut akan menjadi dingin dan mengeras
sehingga bisa dikeluarkan dari cetakan (Jamaluddin, 2007).
Injection Molding melakukan 3 fungsi yaitu:
a. Melelehkan plasstik sehingga dapat dialirkan dengan bantuan tekanan.
b. Menginjeksikan lelehan plastik ke dalam cetakan.
5
c. Memegang lelehan plastik dalam cetakan dingin sementara lelehan tersebut mengeras,
kemudian mengeluarkan plastik tersebut.
Proses Injection Molding diawali dengan pellet plastik kadang orang menamakan
resin. Secara sederhana dapat dijelaskan resin dimasukkan ke dalam Hopper (bagian dari
mesin injection), memasuki ke bagian barrel sesuai dengan prinsip gravitasi. Pemanasan
resin hingga tercapai ke titik melting oleh heater, resin mengalami proses plasticizing
berbentuk cairan sehingga mudah untuk diinjeksikan ke dalam molding (cetakan). Di
dalam Molding, resin dicetak sesuai dengan desain dari cetakannya, dan mengalami
pendinginan untuk proses perubahan fase dari cair ke padatan (solidifikasi) (Steven, 2011).
Faktor yang mempengaruhi dalamInjection Molding adalah material plastik yang
dipergunakan, mesin injection dan proses Injection Molding. Secara kuantitatif proses
injection molding sangat dipengaruhi: suhu material, tekanan, kecepatan aliran material
dalam silinder dan molding, temperatur molding, kekentalan resin, laju pendinginan.
Namun tidak semua faktor ini dapat terukur dalam ruangan Injection Molding yang
terisolasi (Jamaluddin, 2007).
Plasticizing Process
Plasticizing merupakan salah satu proses dalam Injecttion Molding, proses ini terjadi
dalam plasticizing unit. Resin yang termasuk dalam plasticizing unit dengan adanya screw
yang berputar menjadikan resin tercampur lebih homogen. Dibagian depan screw terjadi
pemanasan resin hingga titik melting, resin mengalami proses plasticizing. Resin berubah
bentuk dari padat ke cairan. Dengan bentuk cairan memudahkan untuk proses injeksi ke
nozzle dan akhirnya molding (Jamaluddin, 2007).
Injection
Injection diawali dari resin cair dalam plasticizing unit, diinjeksikan ke nozzle
(sambungan antara molding unit dengan tabung plasticizing unit). Melalui sprue material
mengalir ke molding, tekanan dan kecepatannya aliran ditentukan oleh perputaran screw.
Bagian dwelling akan bekerja untuk menentukan molding telah terisi penuh dengan
7
3. Blow Molding
Blow molding merupakan suatu metode mencetak bendakerja berongga dengan
meniupkan atau menghembuskan udara ke dalam material/bahan yang menggunakan
8
cetakan yang terdiri dari dua belahan mold yang tidak menggunakan inti (core) sebagai
pembentuk rongga tersebut (Yuswinanto, 2011).
Material plastik akan keluar secara perlahan akan turun dari dari sebuah Extruder
Head kemudian setelah cukup panjang kedua belahan mold akan dijepit dan menyatu
sedangkan bagian bawahnya akan dimasuki sebuah alat peniup (blow Pin) yang
menghembuskan udara ke dalam pipa plastik yang masih lunak, sehingga plastik tersebut
akan mengembang dan membentuk seperti bentuk rongga mould-nya. Material yang sudah
terbentuk akan mengeras dan bisa dikeluarkan dari mold hal ini karena mold dilengkapi
dengan saluran pendingin di dalam kedua belahan mold. Untuk memperlancar proses
peniupan proses ini dilengkapi dengan pisau pemotong pipa plastik yang baru keluar dari
extruder head (Yuswinanto, 2011).
Tahapan utama dari proses blow molding bisa dijelaskan secara singkat sebagai
berikut:
a. Material thermoplastic dipanaskan sampai keadaan lelehnya tercapai.
b. Selanjutnya lelehan diekstruksi melalui die head untuk membentuk tube berongga
(hollow) yang biasa dikenal sebagai PARISON.
c. Parison lalu dijatuhkan diantara dua bagian cetakan yang melingkar yang selanjutnya
digelembungkan dengan fluida pendorong (gas, udara, dll).
d. Lelehan thermoplastic selanjutnya akan mengalami pengerasan karena proses
pendinginan yang diberikan oleh cetakan (mold).
e. Setelah tercapai waktu pendinginan optimum maka cetakan (mold) akanterbuka dan
produk akhir terjatuh akibat gaya gravitasi atau penggerak otomatis lainnya.
Produk utama yang dihasilkan melalui teknik blow molding adalah botol plastik yang
selanjutnya bisa diproduksi dengan berbagai macamplastik yang berbeda disesuaikan
dengan properties yang diharapkan dan menggunakan metode yang berbeda-beda namun
yang paling banyak diaplikasikan oleh dunia industri meliputi:
a. Ekstrusi Blow Molding
b. Injeksi Blow Molding
c. Strech Blow Molding
d. Reheat BlowMolding
Contoh hasih produksi yang dapat dikerjakan dengan metode ini adalah bentuk gelas
dan botol. Proses tersebut seperti gambar di bawah ini:
a. Proses pengisian butiran plastik dari Hopper ke dalam Heater oleh motor Screw
berputar sambil menarik butiran plastik mengisi ruang Heater.
10
4. Rotation Molding
Rotational molding adalah salah satu proses pembentukan plastik. Rotational
moldingbisa juga disebut rotomoulding. Proses ini biasanya menggunakan temperatur
yang tinggi, tekanan rendah (low pressure) dalam metode manufakturingnya yang
mengkombinasikan panas dan perputaran bi-axial (bi-axial rotation).
Dalam proses ini, bubuk digilas halus dan dipanaskan dalam cetakan yang berputar
sampai meleleh. Jika bahan cair yang digunakan, proses ini sering disebut lumpur salju
molding. Resin yang melebur akan seragam dalam melapisi permukaan dalam cetakan.
Tujuan dari proses rotational molding adalah untuk mengurangi ongkos produksi dan
membuat design possibilities yang lebih luas/tak terbatas. Hal ini memberikan kesempatan
bagi seorang designer untuk membuat parts dengan ketebalan dinding yang sama dan
11
bentuk yang rumit. Proses ini dapat menjadi alternative bagi proses blow molding,
thermoforming, dan plastic injection molding.
Keuntungan dari proses pembuatan plastik dengan proses rotational molding adalah:
Lebih hemat ongkon produksi.
Memberikan flexibility yang lebih baik dalam mendesain produk.
Ketebalan dinding produk yang dihasilkan akan seragam.
Produk tidak ada parting line.
Material termosetting diletakkan ke dalam mold yang bersuhu antara 3000F hingga
3590F dan tekanan mold berkisar antara 155 bar hingga 600 bar.
Proses compression molding ada 4 macam yaitu:
1. Flash Type Mold
Jenis ini bentuknya sederhana, murah, saat mold menutup maka material sisa yang
kemudian meluap akan membentuk lapisan parting line/ plain (land B), dan karena
tipisnya akan segera mengeras/beku sehingga menghindari meluapnya material lebih
banyak. Jadi biasanya mold akan diisi material sepenuhnya sampai luapan yang terjadi
sebanyak yang diijinkan.
2. Positive Mold
Jenis ini teriri dari suatu rongga (cavity) yang dalam dengan sebuah plunger yang
mengkompresikan/ memadatkan material kompound pada bagian bawah mold
12
6. Transfer Molding
Transfer Molding merupakan proses pembentukan suatu benda kedalam sebuah mold
(yang tertutup) dari material thermosetting, yang disiapkan kedalam reservoir dan
memaksanya masuk melalui runner/kanal kedalam cavity dengan menggunakan panas dan
tekanan (Jamaluddin, 2007).
Pada proses transfer molding dibutuhkan toleransi yang kecil pada semua bagian
mold, sehingga sangat perlu dalam pembuatan mold, sehingga sangat perlu dalam
pembuatan mold, dikonsultasikan secara baik dengan product designer, mold designer,
dan molder/operator untuk menentukan toleransi (Jamaluddin, 2007).
Proses transfer molding terdiri atas dua type yaitu: sprue type dan plunger type. Jenis
plunger memerlukan tekanan yang lebih kecil dibandingkan dengan tipe sprue.
13