TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan
Memenuhi Syarat Untuk Menempuh
Ujian Sarjana Teknik Sipil
Disusun Oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh
karena anugerah dan kasih karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat
Tugas Akhir ini merupakan syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik
Akhir ini terkhusus kepada ayahanda dan ibunda tercinta A. Gultom dan D.
Harahap yang telah memotivasi dan mendukung serta menjadi sumber semangat
penulis.
terlepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
2. Ibu Adina Sari Lubis ST. MT. selaku Dosen Co Pembimbing, yang telah
Akhir ini.
3. Bapak Irwan Sembiring ST. MT. dan Bapak Ir. Medis Surbakti MT. Phd.
4. Bapak Ir. Medis Surbakti MT. Phd. selaku Ketua Departemen Teknik Sipil
5. Bapak Ir. Andy Putra Rambe, MBA selaku Sekretaris Departemen Teknik
6. Bapak Prof. Dr. Ing Johannes Tarigan selaku Wakil Dekan I Fakultas
kepada penulis.
2012 yang tidak dapat disebutkan seluruhnya. Terima kasih atas semangat
Dan segenap pihak yang belum penulis sebut disini atas jasa-jasanya
dalam mendukung dan membantu penulis dari segi apapun, sehingga Tugas Akhir
penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari permbaca
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan Tugas
Penulis,
12 0404 054
ABSTRAK
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
LAMPIRAN .................................................................................................... 83
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Nilai kekesatan (skid resistance) minimum yang disarankan . .......10
perkerasan .......................................................................................15
Tabel 2.7 Tabulasi penelitian kekesatan (skid resistance) dan variabel lain
Penurunannya. ................................................................................57
Penurunannya. ................................................................................57
Penurunannya. ................................................................................58
Tabel 4.4 Data Nilai Kekesatan (Skid Resistance) Permukaan Perkerasan
Penurunannya. ................................................................................58
Smirnov. .........................................................................................61
Tabel 4.8 Hasil Uji Tukey HSD (Beda Nyata Jujur) Terhadap Perbedaan
Tabel 4.9 Hasil Uji Tukey HSD (Beda Nyata Jujur) Terhadap
Gambar 2.2 Diagram gaya yang terjadi pada rotasi kendaraan . .....................11
Gambar 2.3 Grafik regresi linear antara nilai kekesatan (BPN) terhadap
Gambar 2.4 Grafik pengaruh ketebalan lapisan air (WFT) pada kekesatan
Gambar 2.5 Grafik hubungan antara tingkat kecelakaan pada musim hujan
Gambar 2.8 Skema alat pendulum dan bidang kontak karet peluncur.............25
Gambar 2.10 ..... Grafik hubungan antara kekesatan (skid resistance) dan bentuk
Gambar 2.11 Grafik hubungan antara kekesatan dan slip speed diukur
Gambar 2.12 Grafik hubungan antara kekesatan dan bentuk agregat kasar pada
Gambar 2.13 Grafik hubungan antara kekesatan dan bentuk agregat kasar pada
Gambar 2.14 Hubungan antara kekesatan dan tipe campuran aspal beton yang
berbeda-beda. ...............................................................................37
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian Jl. Dr. A. Sofian. ......................................39
Gambar 3.3 British Pendulum Tester pada permukaan yang akan diuji..........42
Gambar 3.18 Alat BPT diletakkan 80º dari pola perkerasan rigid.....................51
pendulum. .....................................................................................53
resistance) ....................................................................................60
Gambar 4.2 Grafik nilai kekesatan (skid resistance) Jl. Dr. A. Sofian dan Jl.
pelumas. .......................................................................................66
Gambar 4.3 Grafik nilai kekesatan (skid resistance) Jl. Dr. A. Sofian dan Jl.
pelumas. .......................................................................................67
Gambar 4.4 Grafik nilai kekesatan (skid resistance) Jl. Dr. A. Sofian dan Jl.
Gambar 4.5 Grafik nilai kekesatan (skid resistance) Jl. Dr. A. Sofian dan Jl.
Gambar 4.6 Grafik nilai kekesatan (skid resistance) Jl. Dr. A. Sofian dan Jl.
Gambar 4.7 Grafik nilai kekesatan (skid resistance) Jl. Dr. A. Sofian dan Jl.
Gambar 4.8 Grafik nilai kekesatan (skid resistance) Jl. Dr. A. Sofian dan Jl.
Gambar 4.9 Grafik nilai kekesatan (skid resistance) Jl. Dr. A. Sofian dan Jl.
permukaan beton aspal terutama pada kondisi basah, memberikan gaya gesek
pada roda kendaraan sehingga kendaraan tidak tergelincir ataupun slip (Saptoyo
Aji., 2011).
perkerasan dan roda kendaraan. Nilai gesekan ini tergantung tekstur mikro dan
cuaca. (Beaven and Tubey, L.W. 1978 dalam Yero, S., et al, 2012).
antara permukaan jalan dengan ban untuk mengimbangi maju kendaraan saat
ban, bentuk ban, bunga ban, permukaan dan kondisi jalan, dan kecepatan
Diseluruh dunia, lebih dari 1 juta orang meninggal setiap tahun karena
persentase kecelakaan lalu lintas yang tinggi ini. Faktor yang paling penting pada
jalan raya yang mempengaruhi tingkat kecelakaan adalah skid resistance. Tingkat
resistance yang besar dan memadai, sedangkan pada musim dingin bila
permukaan tertutup lapisan lumpur, salju, es, atau lainnya maka nilai skid
memberikan pengaruh terburuk pada skid resistance perkerasan aspal (Ping Cao.,
et al. 2010).
merupakan alat uji jenis bandul (pendulum) dinamis, digunakan untuk mengukur
energi yang hilang pada saat karet di bagian bawah telapak bandul menggesek
permukaan yang diuji. Alat ini digunakan untuk pengujian pada permukaan yang
terhadap nilai skid resistance permukaan perkerasan. Perkerasan pada jalan terdiri
dari perkerasan lentur dan perkerasan kaku, maka dipandang perlu untuk
permukaan perkerasan. Oleh karena itu, melalui penelitian ini akan dianalisis
permukaan perkerasan?
1.3. Hipotesa
permukaan perkerasan.
permukaan perkerasan.
1.4. Tujuan
permukaan perkerasan.
1.5. Manfaat
4. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi
5. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
2. Kontaminan yang digunakan adalah air, pasir, garam dan minyak pelumas.
3. Pengukuran nilai skid resistance dilakukan untuk dua jenis perkerasan yaitu
4. Penelitian ini menggunakan peraturan SNI 4427 : 2008 yaitu Cara Uji
Tester (BPT).
1.7. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
penelitian untuk mencapai tujuan pemecahan dari suatu masalah yang ditinjau,
Merupakan kajian teori dari literatur atau bahan bacaan yang relevan
resistance, dan alat uji skid resistance. Baik itu dari jurnal, buku, prosiding,
selama penelitian berlangsung sampai tujuan dari penelitian ini tercapai. Dalam
bab ini dijelaskan metode yang yang digunakan dalam penelitian, penentuan
mendapatkan data atau sumber data, proses pengolahan data, dan analisa data.
BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA
Pada bab ini berisi tentang pembahasan atau hasil data-data yang telah
dikumpulkan. Hasil tersebut kemudian dianalisa berdasarkan teori yang ada. Data-
data yang terkumpul tersebut kemudian dianalisa sehingga diperoleh hasil atau
tujuan akhir dari penelitian ini. Dari hasil analisa tersebut kemudian kesimpulan.
2.1. Umum
Perkerasan merupakan campuran antara agregat dan bahan pengikat yang
pelayanan yang efisien kepada pengguna jalan. Perkerasan juga harus memiliki
kapasitas struktural yang mampu mendukung berbagai beban lalu lintas dan tahan
Untuk mengetahui kinerja suatu perkerasan pada titik tertentu dan pada
perkerasan jalan dalam memenuhi tiga fungsi dasar perkerasan jalan yaitu
kenyamanan, keamanan dan efisiensi pelayanan. Evaluasi ini ditinjau dari dua
aspek yaitu fungsional dan struktural. Pada Tabel 2.1. disajikan skema sederhana
jalan. Karakteristik utama yang disurvei pada evaluasi fungsional ini adalah dalam
hal fungsi keamanan (safety) yaitu kekesatan permukaan jalan (skid resistance)
dan tekstur permukaan jalan (surface texture). Sedangkan dalam hal fungsi
informasi tentang kinerja struktur perkerasan terhadap beban lalu lintas dan
kondisi lingkungan. Karakteristik yang disurvei pada evaluasi struktural ini adalah
kekesatan permukaan perkerasan (skid resistance) dan retak pada ruas perkerasan
Seiring dengan waktu yang terus berjalan dan bertambahnya beban yang
harus dipikul oleh perkerasan, kinerja dari perkerasan itu akan berkurang (Gambar
2.1). Pengurangan kinerja ini akan mempengaruhi dua aspek ini, yaitu aspek
Serviceability
Beban Repetisi/Umur
memberikan gaya gesek pada roda kendaraan sehingga kendaraan tidak tergelincir
gesek antara ban dan permukaan jalan tersedia cukup dan permukaan tidak licin
sehingga pada kondisi kering atau basah tidak mengakibatkan ban yang halus
mudah slip. Permukaan perkerasan yang basah lebih berbahaya bagi kendaraan
dengan permukaan ban halus daripada kondisi permukaan kering. Nilai skid
Nilai skid
Kategori Tipe Lokasi
resistance
Lokasi-lokasi yang sulit seperti :
1. Bundaran
2. Belokan berjari-jari < 150 m pada jalan bebas
hambatan.
A 65
3. Kemiringan, 1:20 atau lebih curam, dengan panjang
> 100 m
4. Lengan pendekat simpang bersinyal pada jalan
bebas hambatan.
Jalan utama/cepat, menerus dan jalan kelas 1 dan jalan
B berlalulintas berat di perkotaan (>2000 kendaraan per 55
hari)
C Lokasi-lokasi lainnya 45
Sumber : ROAD RESEARCH LABORATORY (1969)
Instruction for using the Portable Skid Resistance Tester
Menurut Willey (1935) pada waktu kering semua jalan mempunyai nilai
skid resistance yang besar, sedangkan pada musim dingin bila permukaan jalan
tertutup lapisan lumpur, salju, es, atau lainnya maka nilai skid resistance tidak
bentuk profil permukaan dan kondisi ban, tekstur permukaan jalan, kondisi cuaca
gaya traksi, gaya pengereman, kendali arah dan tahanan gaya ke samping. Nilai
Skid resistance merupakan gaya yang menahan gerak relatif antara roda
ilustrasikan pada Gambar 2.2 dihasilkan melalui putaran roda atau luncuran di
Wallman dan Astrom (2001) faktor-faktor ini dapat dibagi menjadi empat kategori
properti ban, dan lingkungan. Pada Tabel 2.3 faktor yang paling berpengaruh
dicetak tebal.
Tabel 2.3 Faktor yang mempengaruhi skid resistance perkerasan
Karakteristik Parameter
Permukaan Pengoperasian Properti Ban Lingkungan
Perkerasan Kendaraan
• Tektur • Slip Speed • Foot Print • Iklim
Mikro ➢ Kecepatan • Desain ➢ Angin
• Tekstur kendaraan Tapak dan ➢ Temperatur
Makro ➢ Gerak kondisinya ➢ Air (hujan,
• Tekstur pengereman • Komposisi kondensasi)
Mega atau • Driving manuver karet dan ➢ Salju dan es
unevenness kekerasann • Kontaminan
• Properti ya ➢ Anti skid
Material • Tekanan material
• Temperatur udara (garam, pasir)
• Beban ➢ Tanah, pasir,
• Temperatur runtuhan
Sumber : Modifikasi dari Wallman dan Astrom (2001) dalam Behrouz Mataei., et al. (2016)
dengan sudut 20º dari arah perjalanan. Gaya antara ban dan lapisan
kendaraan yang bergerak dan mengukur torsi pengereman pada saat slip
terjadi. Dari pengukuran torsi tersebu, gaya antara ban dan lapisan
mata dan biasanya dibagi menjadi dua kondisi ekstrem yaitu halus dan
permukaan perkerasan.
dari batuan induk pada pemolesan tertentu. Di lapangan, nilai ini akan
dari arus lalu lintas. Pada pelaksanaannya, uji PSV dilakukan dengan
memoles agregat dengan roda karet yang berputar dengan tambahan air
dan bahan pemoles. Dalam hal ini PSV mensimulasikan kondisi agregat
Pada waktu kering semua jalan mempunyai nilai skid resistance yang
besar dan memadai, sedangkan pada musim dingin bila permukaan tertutup
lapisan lumpur, salju, es, atau lainnya maka nilai skid resistance tidak memadai
aspal. Pengaruh dari kontaminan pada nilai skid resistance meningkat ketika area
yang tidak dapat dihiraukan untuk keselamatan lalu lintas. Oleh karena itu pihak
yang sangat mempengaruhi nilai skid resistance dari permukaan perkerasan dan
roda kendaraan. Ada empat hal yang secara khusus mempengaruhi nilai skid
resistance, yaitu:
a. Temperatur
Roda kendaraan terbuat dari bahan viskoelastis dan sifatnya yang dapat
Gambar 2.3 Grafik regresi linear antara nilai skid resistance (BPN) terhadap temperatur
Sumber : Bazlamit, SM., et al.2015
Dari Gambar 2.3 kita dapat melihat bahwa nilai skid resistance (BPN)
nilai awal skid resistance yang lebih tinggi dibandingkan perkerasan dengan
agregat kasar kerikil. Tetapi tingkat penurunan nilai skid resistance perkerasan
b. Air
Air dalam bentuk curah hujan atau kondensasi dapat bertindak sebagai
pelumas yang secara signifikan mengurangi gesekan antara roda kendaraan dan
WFT) terhadap nilai skid resistance paling minimal pada kecepatan rendah (<20
mil/jam atau 32 km/jam) dan paling maksimal pada kecepatan yang tinggi (>40
mil/jam atau 64 km/jam) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4 koefisien
gesekan roda kendaraan diatas permukaan jalan yang basah berkurang secara
eksponensial ketika WFT meningkat. Selain itu, pengaruh dari WFT juga
kecelakaan juga dipengaruhi oleh permukaan perkerasan yang basah saat musim
hujan. Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.5 ketika nilai skid resistance
musim hujan maka tingkat kecelakaan meningkat. (Schulze, K., et al. 1977 dalam
Tingkat Kecelakaan
saatPermukaan
Perkerasan Basah
Gambar 2.5 Grafik hubungan antara tingkat kecelakaan pada musim hujan dan nilai skid
resistance
c. Salju dan es
keadaan yang paling berbahaya untuk kendaraan pada saat pengereman atau saat
menikung. NCHRP Web Dokumen 53 (Al Qadi., et al, 2002) mencatat bahwa
performa nilai skid resistance antara roda kendaraan dan permukaan perkerasan
dapat secara drastis terdegradasi jika area roda kendaraan tidak mencapai
d. Kontaminan
kontaminan seperti minyak, pasir, tanah, air, salju, dan es. Setiap jenis
piston dan silinder mesin yang mengurangi gesekan antara dua permukaan.
beberapa alat uji yang biasa digunakan. Alat-alat uji tersebut memiliki metode
operasi dan kecepatan yang berbeda-beda seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.5
Tabel 2.5 Alat-alat pengukur skid resistance permukaan perkerasan
% Slip
Mode Kecepatan Negara
Alat (Yaw
Operasional (Km/Jam) Manufaktur
Angle )
ASTM E-274
Locked wheel 100 30-90 United States
Trailer
British Portable
United
Slider 100 10
Tester Kingdom
Dagonal Braked
Locked wheel 100 65 U.S.(NASA)
Vehicle (DBV)
DFTester Slider 100 0-90 Japan
DWW Trailer The
Fixed slip 86 30-90
Netherlands
Griptester Fíxed slip 14.5 30-90 Scotland
IMAG Variable fixed
0-100 30-90 France
slip
Japanese Skid
Locked wheel 100 30-90 Japan
Tester
Komatsu Skid
Variable fixed
10-30 30-60 Japan
Tester slip
LCPC Adhera Locked wheel 100 40-90 France
MuMeter United
Side force 13(7.5o) 20-80
Kingdom
Norsemeter Oscar Variable slip,
0-90 30-90 Norwey
fixed slip
Norsemetel
Variable slip,
0-90 30-90 Norwey
ROAR fixed slip
Norsemeter
Variable slip 0-90 30-60 Norwey
SALTAR
Odoliograph Side force 34 (20O) 30-90 Belgium
Polish SRT-3 Locked wheel 100 30-90 Japan
Runway
Fixed slip 15 30-90 United State
Fïction'Ièster
Saab Friction
Fixed slip 15 30-90 Sweden
Tester (SFT)
SCRIM United
Side force 34 (20o) 30-90
Kingdom
Skiddometer BV-8 Locked wheel 100 30-90 Sweden
Skiddometer BV-l
Fixed.slip 20 30-90 Sweden
I
Stradograph Side force 21 (12o) 30-90 Denmark
Stuttgarter
Reibungsmesser Locked wheel,
100, 20 30-90 Germany
fixed slip
(SRM)
Sumber : Hendry J. J. (2000)
Ada dua alat uji yang umum digunakan untuk mengukur kekesatan (skid
British Pendulum Tester (BPT) (AASHTO T 278 atau ASTM E 303) dan
Dynamic Friction Tester (DFT) (ASTM E 1911). Kedua perangkat ini mengukur
yang berayun atau disk yang berputar ketika kontak dengan permukaan
perkerasan. Kedua metode tersebut sangat mudah untuk dilakukan. (Saito., et al,
1996).
British Pendulum Tester (BPT). British Pendulum Tester merupakan alat uji jenis
bandul (pendulum) dinamis, digunakan untuk mengukur energi yang hilang pada
saat karet di bagian bawah telapak bandul menggesek permukaan yang diuji. Alat
ini dimaksudkan untuk pengujian pada permukaan yang datar di lapangan atau
laboratorium, dan untuk mengukur nilai pemolesan (polishing value) pada benda
Satuan nilai skid resistance yang diukur dengan alat BPT adalah British
Pendulum Number (BPN), baik untuk permukaan uji datar atau nilai pemolesan
untuk benda uji lengkung. Nilai ini mempresentasikan sifat-sifat hambatan atau
gesekan (frictional)
British Pendulum Tester (BPT) adalah alat untuk mengukur nilai skid
atau bandul pada kedudukan tertentu. Cara uji ini terdiri atas alat penguji jenis
hambatan atau gesekan atau skid resistance permukaan perkerasan yang diuji.
British Pendulum Number (BPN) dengan skala 0 sampai 140. Karena slip speed
pada British Pendulum Tester sangat rendah, British Pendulum Number sangat
tergantung pada microtexture, oleh karena itu nilai British Pendulum Number
Pengujian ini dapat dilakukan dengan baik apabila ketentuan yang sudah
sebagai berikut :
gram.
2. Jarak titik pusat pendulum dari pusat oskilasi (oscillation) adalah (411 ± 5)
mm.
3. Alat uji disetel dan kedudukan kontak karet peluncurnya harus sepanjang 124
berbentuk lengkung.
4. Berat per dan pengatur kontak peluncur atau berat dalam keadaan normal
rata-rata (2.500 ± 100) gram, serta menyentuh karet peluncur selebar 76 mm.
Gambar 2.8 Skema alat pendulum dan bidang kontak karet peluncur
yang direkatkan di bagian telapak bandul untuk pengujian pada permukaan datar,
Karet peluncur terbuat dari karet alam (British) sesuai dengan persyaratan dari
Road Research Lavoratory (RRL) – British, atau karet sintesis yang sesuai dengan
No. 60 (silicon carbide cloth No. 60 atau sejenisnya) tahan air, dalam kondisi
kering.
2. Keausan pada tepi karet peluncur tidak boleh lebih dari 3,2 mm pada
1. Mistar pengukur panjang terdiri atas mistar tipis berskala untuk mengukur
panjang bidang kontak yang akan diuji, dengan jarak antara 124 mm dan 127
a. Di Lapangan
Benda Uji berupa permukaan perkerasan yang akan diuji di lapangan harus
bebas dari butiran-butiran lepas dan disiram dengan air bersih. Peralatan
untuk benda uji yang posisinya tidak mendatar atau turunan, dapat disiapkan
b. Di Laboratorium
Panel uji harus bersih dan bebas dari butiran-butiran lepas serta cukup kokoh
a. Posisi Mendatar
Letakkan alat uji perlahan-lahan di atas lokasi titik yang akan diuji dengan
cara mengatur posisi mendatar alat uji secara tepat atau memutar ketiga baut
pengatur mendatar (Lihat Gambar 2.7, keterangan No. 7 dan No. 13), sampai
posisi gelembung air pada alat ukur penyipat datar (water pass) berada di
tengah-tengah.
Pengaturan angka nol pada skala pengukuran dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
diturunkan.
pendulum, dan putar baut pengatur naik-turun (No. 10), sehingga bila
bandul diayunkan dapat meluncur bebas pada permukaan yang akan diuji.
diluncurkan, dan putar jarum penunjuk skala ukur berlawanan arah jarum
bebas dan segera tangkap kembali saat berayun berbalik ke arah yang
berlawanan. Catat angka yang tertera pada skala ukur (No. 1) yang
pengunci naik-turun (No. 8) dan stel baut pengatur naik-turun (No. 10), ke
8. Ulangi kembali Butir (5) sampai dengan Butir(7) di atas sehingga jarum
1. Persiapan
handel alat.
d. Jika panjang bidang kontak belum mencapai antara 124 mm dan 127 mm
untuk benda uji lengkung, atur baut pengatur datar bagian depan No. 7).
e. Jika kedudukan alat uji bergeser dan tidak mendatar akibat pengaturan
tersebut di atas, maka ulangi sesuai dengan Butir (1) dan (2).
alat siap untuk digunakan. Skema alat pendulum dan bidang kontak karet
< 27 0
27-32 +1
32-37 +2
> 37 +3
𝑡(𝜎)
𝐸 =
√𝑛
Dengan :
E : kesalahan pengukuran
1. Ping Cao, Xinping Yan, Xiuqin Bai and Chengqing Yuan. 2010, Effects of
pengujian pada berbagai jenis perkerasan aspal yang biasa digunakan di China.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak pelumas, pasir, tanah dan
air. Menurut penelitian ini pengaruh kontaminan akan meningkat apabila luas
permukaan perkerasan yang ditutupi oleh kontaminan juga meningkat. Hal ini
efek terburuk bagi nilai skid resistance permukaan perkerasan adalah minyak
pelumas.
Penelitian ini meneliti tentang hubungan antara nilai skid resistance dan
kecelakaan yang terjadi pada musih dingin di Kota Virginia. Dari penelitian ini
tingkat kecelakaan lebih tinggi 44% ketika nilai skid resistance berada pada
angka lebih kecil atau sama dengan 30 dibandikan dengan angka nilai skid
resistance yang lebih dari 30, tingkat kecelakaan lebih tinggi 57% ketika nilai
skid resistance berada pada angka lebih kecil atau sama dengan 25
Gambar 2.10 Grafik hubungan antara nilai skid resistance dan rasio kecelakaan lalu lintas pada
3. Yinghai Miao, Dongwei Cao, and Qingquan Liu. 2010, Evaluating the
perkerasan aspal dengan slip speed (kecepatan slip) dengan menggunakan alat
dengan empat jenis permukaan perkerasan yaitu Asphalt Concrete (AC), Stone
Matrix Asphalt (SMA), Slurry Seal (SS), dan Micro Surfacing (MS) pada jalan
Gambar 2.11 Grafik hubungan antara nilai skid resistance dan slip speed diukur menggunakan
DFT
4. Shahreena Melati Rhasbudin Shah and Mohd Ezree Abdullah. 2010, Effect of
karakteristik bentuk agregat kasar pada nilai skid resistance dari aspal hot mix
aspal dengan agregat kasar bentuk lonjong dan terakhir campuran dengan
Gambar 2.13 Hubungan antara nilai skid resistance dan bentuk agregat kasar pada permukaan
HMA basah
5. Ibrahim M. Asi., 2005. Evaluating Skid Resistance of Different Asphalt
Concrete Mixes.
2. Campuran aspal beton yang mengandung slag 30% memiliki nilai skid
Gambar 2.14 Grafik hubungan antara nilai skid resistance dan tipe campuran aspal beton
yang berbeda-beda
macroseal dan tanpa macroseal. Hasil dari penelitian ini didapat nilai skid
resistance pada perkerasan tanpa macroseal yang diukur langsung 2,5 kali
1,2 kali lebih besar dari yang dihitung melalui parameter PSV.
Tabel 2.7 Tabulasi penelitian nilai skid resistance dan variabel lain pada penelitian
terdahulu
Variabel
perkerasan lentur yaitu Jalan Dr. A. Sofian (Kampus USU) dan untuk permukaan
Untuk permukaan perkerasan lentur yaitu Jalan Dr. A. Sofian dipilih ruas
jalan yang berada di depan FISIP USU sebagaimana terlihat pada Gambar 3.1.
Lokasi Penelitian
ruas jalan yang memiliki perkerasan kaku tepatnya di depan kantor Badan
Sisingamangaraja dengan Jalan Air Bersih sebagaimana terlihat pada Gambar 3.2.
Lokasi Penelitian
3.2. Sampel
2𝜎 2
𝑛= . 𝑓(𝛼, 𝛽)
(𝜇2 − 𝜇1)2
Keterangan:
kontaminan terhadap nilai skid resistance (Ping Cao., et, al. 2010) = 3
adalah 1
kontaminan terhadap nilai skid resistance (Ping Cao., et, al. 2010) = 0.9
Dalam pengujian diambil lima titik sampel untuk satu jenis kontaminan
pada setiap ruas jalan yang menjadi lokasi penelitian. Kelima titik sampel berjarak
70 cm dari tepi perkerasan untuk perkerasan lentur dan berjarak 20 cm dari tepi
perkerasan untuk perkerasan kaku dan satu sama lain berjarak 40 cm arah
memanjang perkerasan.
kontaminan.
Pemilihan jumlah titik sampel dan perlakuan kondisi kontaminan per ruas
jalan dilakukan mengacu penelitian terdahulu mengenai nilai skid resistance dan
permukaan perkerasan sebelum (zero covered) dan sesudah (all covered) terkena
kontaminan.
dipilih yang tidak memiliki tambalan atau crack. Karena tambalan dan crack dapat
Dalam penelitian ini terdapat dua peralatan yang digunakan yaitu: alat
Alat utama merupakan alat yang digunakan untuk mengukur nilai skid
dinamis, digunakan untuk mengukur energi yang hilang pada saat karet di bagian
bawah telapak bandul menggesek permukaan yang diuji. Alat ini dimaksudkan
untuk pengujian pada permukaan yang datar di lapangan atau laboratorium, dan
untuk mengukur nilai pemolesan (polishing value) pada benda uji berbentuk
Satuan nilai skid resistance yang diukur dengan alat British Pendulum
Tester (BPT) adalah British Pendulum Number (BPN), baik untuk permukaan uji
datar atau nilai pemolesan untuk benda uji lengkung. Nilai ini mempresentasikan
alat untuk mengukur nilai skid resistance diperlukan alat-alat tambahan yang
Meteran digunakan untuk mengukur jarak dari tepi perkerasan ke titik sampel dan
dari titik sampel yang satu ke titik sampel yang lainnya. Meteran yang digunakan
b. Penggaris
Sikat halus dan kuas digunakan untuk membersihkan permukaan perkerasan yang
akan diuji. Kuas juga digunakan untuk membasahi/melapisi permukaan jalan yang
e. Safety Jacket
Safety jacket yang digunakan peneliti adalah yang dilengkapi dengan reflektor
atau pemantul cahaya agar mudah terlihat oleh pengemudi kendaraan yang berlalu
lalang.
Gambar 3.6 Safety Jacket
f. Segitiga Pengaman
Segitiga pengaman digunakan untuk memberi tanda bagi pengendara lain bahwa
sedang ada kegiatan di area penelitian. Segitiga pengaman ditempatkan di dua sisi
penelitian.
a. Bahan Kontaminan
terhadap nilai skid resistance permukaan perkerasan. Oleh sebab itu kontaminan
yang akan digunakan akan dipilih dan ditentukan jenisnya sebagai berikut :
1. Air
2. Pasir
saringan No. 30
3. Garam
Garam yang digunakan adalah garam yang lolos saringan No. 16 tertahan
di saringan No. 30
Gambar 3.10 Garam
4. Minyak Pelumas
adalah ketika belum terkena kontaminan (zero covered) dan penurunan paling
besar terjadi setelah terkena kontaminan (all covered). Maka penelitian ini
kontaminan. Untuk kontaminan yang berupa cairan (minyak pelumas dan air)
kontaminan yang berupa zat padat (garam dan pasir) akan diletakkan diatas
permukaan uji dan diratakan dengan kuas dengan ketebalan 1.0 mm. Adapun
(menentukan pula besar diameter material yang lolos) saringan No. 16 yaitu
Semua alat ukur setelah melewati mobilisasi atau pergeseran dari satu
British Pendulum Tester (BPT) yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran
penelitian ini data primer berupa data hasil pengujian nilai skid resistance pada
pengujian dari lalu lintas selama pengujian berlangsung. Kegiatan ini terdiri dari
label titik.
b. Letakkan alat BPT pada titik pengujian dan atur keseimbangannya hingga
kaku, maka alat BPT diatur 80º dari pola perkerasan (RRL., 1969)
Gambar 3.17 Alat BPT diletakkan 80º dari pola perkerasan rigid
d. Pengaturan titik nol pada alat. Pengaturan berupa longgar atau tidaknya
Begitu pula dengan kontaminan yang lain di titik uji yang lain. Area
bidang kontak yang dikenai oleh karet peluncur (Akontaminan > 127mm x ).
data yang berupa data nilai skid resistance permukaan perkerasan sebelum dan
didapat. Adapun metode dan tahapan yang digunakan dalam pengolahan data
Kontaminan
Dalam menguji skid resistance setiap titik sampel dilakukan lima kali
dari kelima pengulangan pembacaan tersebut. Begitu pula nilai skid resistance
b. Setelah nilai skid resistance untuk setiap sampel didapat dilakukan deskripsi
resistance.
Persentase penurunan nilai skid resistance dihitung dengan menggunakan
persamaan :
digunakan dalam menganalisa data adalah metode uji Two Way Anova dengan
data.
(Anova Dua Arah). Uji Two Way Anova digunakan karena penelitian ini memiliki
dua faktor yang harus diperhatikan yaitu jenis kontaminan dan jenis perkerasan.
Tujuan dari pengujian Two Way Anova (Anova Dua Arah) adalah untuk
mengetahui apakah ada pengaruh dari berbagai kriteria yang diuji terhadap hasil
yang diinginkan. Pada penelitian ini akan diketahui apakah ada pengaruh antara
pemberian kontaminan terhadap nilai skid resistance pada dua jenis permukaan
perkerasan.
Setelah dilakukan pengolahan data maka setiap hasil yang didapat dari
penelitian ini.Analisa data dilakukan dari data yang telah diolah dan dibahas satu
persatu mengenai pengaruh kontaminan terhadap nilai skid resistance permukaan
perkerasan.
berikut
Mulai
Studi Literatur
Pemilihan Lokasi
Dan
Jumlah Sampel (Tahap Persiapan)
Selesai
4.1. Hasil
Nilai skid resistance dalam satuan British Pendulum Number (BPN) yang
(BPT) sebelum dan setelah terkena keempat jenis kontaminan dapat dilihat pada
Tabel 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4. Sedangkan persentase penurunan nilai skid resistance
Tabel 4.4 Nilai Skid Resistance (BPN) dengan Kontaminan Minyak Pelumas
atau tingkat kepercayaan 95% didapat hasil p-value sebesar 0.343. Karena p-
value > α (0.05) maka distribusi data normal dan dilanjutkan dengan uji
selanjutnya.
2. Uji Perbedaan Pengaruh Antar Faktor Penelitian
Pada penelitian ini ada dua faktor yang akan diperhatikan yaitu faktor
jenis perkerasan (perkerasan lentur dan kaku) dan faktor jenis kontaminan
(minyak pelumas, garam, pasir, dan air). Pada bagian ini akan dilihat apakah
0.001. Karena p-value(0.001) < α(0.05) maka ada pengaruh faktor jenis
kontaminan untuk data tersebut pada tingkat signifikansi 5%. Atau dengan kata
lain didapat kesimpulan bahwa jenis kontaminan air, pasir, garam dan minyak
nilai skid resistance, maka perlu dilakukan uji Multiple Comparissons (Analisis
Perbandingan Ganda) :
Uji Tukey HSD (Honestly Significant Difference) atau uji BNJ (Beda
Nyata Jujur) merupakan salah satu teknik uji beda rerata yang digunakan untuk
Tabel 4.8 Hasil Uji Tukey HSD (Beda Nyata Jujur) Terhadap Perbedaan Antar Berbagai
Perlakuan
memiliki p-value < α (0.05), maka ada perbedaan nyata (pengaruh yang nyata)
terhadap masing-masing perlakuan kontaminan. Perlakuan tanpa kontaminan
kontaminan yang lain, maka H0 ditolak yang berarti bahwa ada perbedaan yang
pada jenis kontaminan air dan pasir tidak terdapat perbedaan yang nyata
nilai skid resistance akibat tiap kontaminan dapat dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4.9 Hasil Uji Tukey HSD (Beda Nyata Jujur) Terhadap Pengelompokan Rata-rata
akibat air dan pasir berada dalam satu kelompok dikarenakan pengaruhnya yang
tidak berbeda secara signifikan yaitu 20.13% untuk air dan 22.8% untuk pasir.
garam sebesar 37.10%, pasir sebesar 22.80%, dan air sebesar 20.13%.
tidak.
1. Kontaminan Air
perkerasan lentur dan sebesar 21.5% untuk jenis perkerasan kaku. Hasil ini tidak
jauh berbeda dari penelitian sebelumnya yang dilakukan Ping Cao yaitu sebesar
26.0%.
perkerasan lentur (Jl. Dr. A. Sofian) sebesar 51.8 BPN dan pada perkerasan kaku
(Jl. Sisingamangaraja) sebesar 59.9 BPN atau dapat dikatakan nilai skid resistance
keduanya masih memadai. Seperti yang dapat dilihat dari Gambar 4.1.
80 70,8
70 63
Skid Resistance (BPN) 55,4 56,4
53,6 56,2 56,8
60 51
46,8 48,4
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5
Titik Sampel
Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku
Gambar 4.1 Grafik nilai skid resistance perkerasan lentur dan perkerasan kaku sebelum terkena
kontaminan air
pada perkerasan lentur (Jl. Dr. A. Sofian) sebesar 41.9 BPN dan pada perkerasan
kaku (Jl. Sisingamangaraja) sebesar 47.0 BPN atau dapat dikatakan nilai skid
resistance keduanya tidak memadai. Seperti yang dapat dilihat dari Gambar 4.2.
80,0
70,0
Skid Resistance (BPN) 55,4
60,0
45,8 45,8 47,4
50,0 40,2 42,6 40,8 41,0 41,8 43,6
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0
1 2 3 4 5
Titik Sampel
Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku
Gambar 4.2 Grafik nilai skid resistance perkerasan lentur dan perkerasan kaku setelah terkena
kontaminan air
2. Kontaminan Pasir
perkerasan lentur dan sebesar 23.4% untuk jenis perkerasan kaku. Hasil ini tidak
jauh berbeda dari penelitian sebelumnya yang dilakukan Ping Cao yaitu sebesar
30.0%.
titik yang diuji pada perkerasan lentur (Jl. Dr. A. Sofian) sebesar 52.6 BPN dan
pada perkerasan kaku (Jl. Sisingamangaraja) sebesar 67.8 BPN atau dapat
dikatakan nilai skid resistance keduanya masih memadai. Seperti yang dapat
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0
1 2 3 4 5
Titik Sampel
Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku
Gambar 4.3 Grafik nilai skid resistance perkerasan lentur dan perkerasan kaku sebelum terkena
kontaminan pasir
pasir pada perkerasan lentur (Jl. Dr. A. Sofian) sebesar 41.0 BPN dan pada
perkerasan kaku (Jl. Sisingamangaraja) sebesar 51.8 BPN atau dapat dikatakan
nilai skid resistance keduanya tidak memadai. Seperti yang dapat dilihat dari
Grafik 4.4.
80,0
70,0
Skid Resistance (BPN) 56,0
60,0 53,0 50,6
49,2 49,4 50,2
50,0 41,8 42,2
36,0 35,6
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0
1 2 3 4 5
Titik Sampel
Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku
Gambar 4.4 Grafik nilai skid resistance perkerasan lentur dan perkerasan kaku setelah
3. Kontaminan Garam
perkerasan lentur (Jl. Dr. A. Sofian) sebesar 56.8 BPN dan pada perkerasan kaku
(Jl. Sisingamangaraja) sebesar 59.2 BPN atau dapat dikatakan nilai skid resistance
keduanya masih memadai. Seperti yang dapat dilihat dari Gambar 4.5.
80,0
70,0 63,0 62,2
Skid Resistance (BPN) 56,8 55,0 57,4 58,4 56,6 56,0 57,6
60,0
45,8
50,0
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0
1 2 3 4 5
Titik Sampel
Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku
Gambar 4.5 Grafik nilai skid resistance perkerasan lentur dan perkerasan kaku sebelum terkena
kontaminan garam
garam pada perkerasan lentur (Jl. Dr. A. Sofian) sebesar 36.0 BPN dan pada
perkerasan kaku (Jl. Sisingamangaraja) sebesar 36.9 atau dapat dikatakan nilai
skid resistance keduanya tidak memadai. Seperti yang dapat dilihat dari Grafik
4.6.
80,0
70,0
Skid Resistance (BPN)
60,0
50,0
36,8 38,0 34,8 37,2 37,2 37,2 36,2 38,2 35,2 37,6
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0
1 2 3 4 5
Titik Sampel
Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku
Gambar 4.6 Grafik nilai skid resistance perkerasan lentur dan perkerasan kaku setelah terkena
kontaminan garam
jenis perkerasan lentur dan sebesar 52.2% untuk jenis perkerasan kaku. Hasil ini
tidak jauh berbeda dari penelitian sebelumnya yang dilakukan Ping Cao yaitu
sebesar 50%.
pelumas pada perkerasan lentur (Jl. Dr. A. Sofian) sebesar 54.6 BPN dan pada
perkerasan kaku (Jl. Sisingamangaraja) sebesar 60 BPN atau dapat dikatakan nilai
skid resistance keduanya masih memadai. Seperti yang dapat dilihat dari Gambar
4.7.
80,0
70,0 61,8 62,6 61,8
56,6 57,6 57,6
53,6 56,2
Skid Resistance (BPN)
60,0 51,6 53,6
50,0
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0
1 2 3 4 5
Titik Sampel
Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku
Gambar 4.7 Grafik nilai skid resistance perkerasan lentur dan perkerasan kaku sebelum terkena
minyak pelumas pada perkerasan lentur (Jl. Dr. A. Sofian) sebesar 28.0 BPN dan
pada perkerasan kaku (Jl. Sisingamangaraja) sebesar 29.2 BPN atau dapat
dikatakan nilai skid resistance keduanya tidak memadai. Seperti yang dapat
Gambar 4.8 Grafik nilai skid resistance perkerasan lentur dan perkerasan kaku setelah terkena
0.078. Karena p-value > α (0.05) maka tidak ada pengaruh faktor perkerasan
untuk data tersebut pada tingkat signifikansi 5%. Dengan kata lain didapat
kesimpulan bahwa perkerasan lentur dan perkerasan kaku tidak signifikan berbeda
satu sama lain nilai perubahan yang dialami ketika terkena kontaminan. Hal ini
nilai skid resistance yang dialami dua jenis perkerasan tersebut 2.1% (tidak lebih
dari 5%)
Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku
100,0
Persentase Penurunan Nilai BPN
80,0
0,0
Minyak Pelumas Garam Pasir Air
Kontaminan
5.1. Kesimpulan
sebesar 22.2%, garam sebesar 36.6%, dan minyak pelumas sebesar 48.7%.
perkerasan kaku yang terkena kontaminan air sebesar 21.5%, pasir sebesar
4. Hasil uji statistik Two Way Anova menunjukkan ada pengaruh yang
5. Sebelum terkena kontaminan nilai skid resistance pada Jalan Dr. A. Sofian
XII dengan jenis perkerasan kaku adalah 61.73. berdasarkan nilai skid
skid resistance pada Jalan Dr. A. Sofian dengan jenis perkerasan lentur
47.0, 51.8, 36.9, dan 29.2 berdasarkan nilai nilai skid resistance minimum
dialami dua jenis perkerasan tersebut 2.1% (tidak lebih dari 5%)
5.2. Saran
nilai skid resistance menjadi tidak memadai. Oleh sebab itu sebaiknya
Indonesia, Depok.
Hall, J. W., et al. 2009. “Guide for Pavement Friction,” Final Report for
Documents 108.
Washington, DC.
325-329
ASCE, 1341-1351
Shahreena Melati Rhasbudin Shah and Mohd Ezree Abdullah. 2010. “Effect
Bandung.
the Wessex Skid Teste. Jurnal Teknik Sipil Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta
Wiliyanda, Derry., 2015. “Hubungan Antara Nilai Skid Resistance dan
Yinghai Miao, Dongwei Cao, and Qingquan Liu., 2010. “Evaluating the
Yero, Suleiman A., Mohd. Rosli Hainin dan Haryati Yacoob. 2012. “The
1.d. Nilai Skid Resistance Permukaan Perkerasan dengan Kontaminan Minyak Pelumas
Sebelum Terkena Kontaminan
Jarak dari
Temperatur
Titik tepi Tekstur Pembacaan Nilai Skid Rata Nilai
Permukaan Koreksi
Uji perkerasan Permukaan Resistance (BPN) -rata BPN
(ºC)
(cm)
1 70 Kasar 39 45 49 52 51 56 50.6 3 53.6
2 70 Kasar 37 51 55 56 58 53 54.6 2 56.6
3 70 Kasar 34 50 48 54 45 51 49.6 2 51.6
4 70 Kasar 34 50 51 52 53 52 51.6 2 53.6
5 70 Kasar 35 55 55 56 56 56 55.6 2 57.6
Rata-rata 54.6
Setelah Terkena Kontaminan
Jarak dari
Temperatur
Titik tepi Tekstur Pembacaan Nilai Skid Rata Nilai
Permukaan Koreksi
Uji perkerasan Permukaan Resistance (BPN) -rata BPN
(ºC)
(cm)
1 70 Kasar 37 25 35 22 22 1 70 Kasar 37
2 70 Kasar 37 28 29 27 29 2 70 Kasar 37
3 70 Kasar 34 25 25 22 24 3 70 Kasar 34
4 70 Kasar 34 20 25 25 25 4 70 Kasar 34
5 70 Kasar 34 30 29 30 30 5 70 Kasar 34
Rata-rata 28.0
2. Hasil Pengujian Jalan Sisingamangaraja XII
Jarak dari
Temperatur
Titik tepi Tekstur Pembacaan Nilai Skid Rata Nilai
Permukaan Koreksi
Uji perkerasan Permukaan Resistance (BPN) -rata BPN
(ºC)
(cm)
1 20 Kasar 37 54 50 55 55 1 20 Kasar 37
2 20 Kasar 36 50 50 48 55 2 20 Kasar 36
3 20 Kasar 41 64 67 69 71 3 20 Kasar 41
4 20 Kasar 38 55 65 62 58 4 20 Kasar 38
5 20 Kasar 40 55 54 52 53 5 20 Kasar 40
Rata-rata 59.9
Setelah Terkena Kontaminan
Jarak dari
Temperatur
Titik tepi Tekstur Pembacaan Nilai Skid Rata Nilai
Permukaan Koreksi
Uji perkerasan Permukaan Resistance (BPN) -rata BPN
(ºC)
(cm)
1 20 Kasar 35 50 45 44 40 1 20 Kasar 35
2 20 Kasar 36 45 40 39 39 2 20 Kasar 36
3 20 Kasar 40 52 50 51 54 3 20 Kasar 40
4 20 Kasar 38 48 43 46 43 4 20 Kasar 38
5 20 Kasar 40 44 40 39 40 5 20 Kasar 40
Rata-rata 47.0
2.d. Nilai Skid Resistance Permukaan Perkerasan dengan Kontaminan Minyak Pelumas
Sebelum Terkena Kontaminan
Jarak dari
Temperatur
Titik tepi Tekstur Pembacaan Nilai Skid Rata Nilai
Permukaan Koreksi
Uji perkerasan Permukaan Resistance (BPN) -rata BPN
(ºC)
(cm)
1 20 Kasar 36 56 57 50 54 1 20 Kasar 36
2 20 Kasar 37 56 60 62 61 2 20 Kasar 37
3 20 Kasar 39 50 61 65 61 3 20 Kasar 39
4 20 Kasar 37 59 59 60 61 4 20 Kasar 37
5 20 Kasar 39 54 53 55 55 5 20 Kasar 39
Rata-rata 60.0
Setelah Terkena Kontaminan
Jarak dari
Temperatur
Titik tepi Tekstur Pembacaan Nilai Skid Rata Nilai
Permukaan Koreksi
Uji perkerasan Permukaan Resistance (BPN) -rata BPN
(ºC)
(cm)
1 20 Kasar 36 25 25 29 28 1 20 Kasar 36
2 20 Kasar 40 27 27 26 25 2 20 Kasar 40
3 20 Kasar 40 30 26 24 25 3 20 Kasar 40
4 20 Kasar 38 25 28 25 26 4 20 Kasar 38
5 20 Kasar 38 25 24 24 23 5 20 Kasar 38
Rata-rata 29.2
LAMPIRAN II
DOKUMENTASI PENELITIAN
2. Air
3. Pasir
4. Garam
\
5. Minyak Pelumas
LAMPIRAN 3
SERTIFIKAT KALIBRASI
LAMPIRAN 4
REKOMENDASI PENELITIAN