Anda di halaman 1dari 19

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM & PERUMAHAN RAKYAT

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR


PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PEMUKIMAN DAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR WILAYAH

MODUL 4
PRODUKSI DAN
PENGANGKUTAN
CAMPURAN
BETON

DIKLAT PERKERASAN KAKU 1


Umum
• Campuran beton bergantung pada bahan-bahan
pencampurnya
• Agar didapat beton yang baik maka diperlukan
pemadatan yang baik dan itu bergantung pada
kualitas beton segar
• Kemudahan pengerjaan beton (pengadukan s.d.
Pemadatan) dikenal dengan istilah workability.
• Beton semakin mudah dikerjakan maka semakin
workable
• Masing-masing jenis konstruksi dan metoda
pengecoran akan membutuhkan tingkat
workability yang berbeda.

DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 4. PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON


2
Peralatan Pencampuran
Batching Plan
• BP alat untuk memproduksi beton
skala besar.
• Kualitas, kinerja dan kontinyuitas
produksi dapat dijaga
• BP ada tipe dry mix dan wet mix
• Dry Mix : BP hanya untuk
menimbang bahan beton,
pencampuran dan pengadukan di
truk mixer
• Wet Mix : BP selain menimbang
bahan sekaligus mencampur dan
mengaduk

DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 4. PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON


3
Bagian Batching Plan

DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 4. PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON


4
Bagian Batching Plan

• Cement silo, tempat penyimpanan semen atau fly ash dan


menjaganya agar tetap baik.
• Belt conveyor, untuk menarik material ke atas dari bin ke storage
bin.
• Bin
,
tem
pat
• Storage bin untuk pemisah fraksi agregat. Storage bin dibagi
menjadi
pen empat fraksi yaitu agregat butir kasar (split), butir
gu
menengah (screening), butir halus (pasir).
mp
• Timbangan dibagi menjadi empat macam yaitu untuk agregat,
ula
semen, fly ash dan air.
n
• Dosage pump digunakan untuk penambahan bahan admixture
bah
seperti retarder, superplasticizer dan lain-lain.
an
• Tempat penampungan air yang berfungsi sebagai suplai
yan
kebutuhan air pada ready mix.
g
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 4. PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON
5
ber
Alat Bantu Batching Plan

<<< Dump Truk

Loade>>>

DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 4. PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON


6
Alat Bantu Batching Plan

Truk Semen/Posolan

Truk Mixer

Truk Mini
Mixer

DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 4. PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON


7
Prinsip Kerja Truk Mixer

Dalam drum terdapat bilah-bilah baja, ketika


dalam perjalanan, drum ini berputar perlahan-
lahan berlawanan dengan arah jarum jam
sehingga adukan mengarah ke dalam.
Perputaran ini bertujuan agar tidak terjadi
segregasi sehingga adukan tetap homogen.

Ketika akan dilakukan pengecoran, arah putaran drum dibalik


searah putaran jarum jam dan percepatan putaran diperbesar
sehingga adukan beton keluar.
Pengiriman beton ready mix diatur dengan memperhatikan jarak,
kondisi lalu lintas, cuaca, dan suhu, karena hal tersebut dapat
mempengaruhi waktu pelaksanaan.
Pada umumnya, pengadaan concrete mixer truck menjadi
tanggung jawab penyedia ready mix

DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 4. PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON


8
OPERATION
OF A TRUCK
MIXER

2ND Boom opening seal


ki t

5ND Boom OPel'lll'lg se�I


kit

I N D 8 o o m cyli nder se< i l k l l


Rotary seal mounting se<il
kll
Sl • w ln g O e v h ::• se a l
kl ! M o to r c o o l se a l
ki t
Pvmplng c·yllnder kit
seal kit
D i s t r i b u t i n g se a l kl l

Vertlcol cyllnc:ler seal


1<11
Mixing mechc:mlsm seCll kit
Reor epenlng eyllncfe.r s,eal
kit
Ho r lz o nt o l CYiin d e r $e CII kl l Ve r t ic a l c v lln d e r 5e a l ki t

DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 4. PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON


9
Penakaran
• Penakaran bahan beton dapat dilakukan secara manual
atau mesin.
• Penakaran dibagi dua yaitu berdasarkan berat atau volume.
• Untuk volume < 500 m3 penakaran berdasarkan volume,
karena dengan mesin tidak ekonomis.
• Tetapi jika pertimbangan adalah mutu (fc’ > 20 MPa) maka
penakaran berdasarkan berat.
• Untuk mutu fc’ < 20 MPa penakaran boleh dengan volume
dengan cara takaran berat dikonversi ke volume.
• Alat penakar dibuat disesuaikan dengan kapasitas alat
pencampur.
• Penakaran semen berdasarkan volume tidak dapat
dilakukan karena semen sensitif terhadap getaran atau
benturan
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 4. PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON
10
Pengadukan Beton
• Pengadukan dibagi dua yaitu manual (tangan) atau mesin
(concrete mixer atau batching plan)
• Mutu campuran pengadukan manual jauh lebih rendah
dibandingkan dengan mesin. Pengadukan manual biasanya
untuk pekerjaan beton < 10 m3 atau dalam periode pendek.
• Alat pencampur mesin dibagi dua yaitu manual dan
otomatis.
• Pencampuran manual dilakukan mengaduk bahan agregat
dan semen secara kering kemudian diberi air secara
bertahap sampai beton plastis.
• Pencampuran otomatis dilakukan cara memasukkan
seluruh bahan betonsecara bersamaan hingga dicapai
adukan plastis.

DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 4. PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON


11
Pengadukan Beton
• Mutu beton hasil adukan dipengaruhi oleh waktu pencampuran
• Waktu terlalu singkat menyebabkan campuran bahan kurang
merata sehingga pengikatan antar bahan kurang.
• Waktu pencampuran terlalu lama mengakibatkan suhu beton naik,
agregat aus, kehilangan air, perubahan nilai slump yang akhirnya
berdampak pada kekuatan beton.
• Umumnya waktu pengadukan 1-1 1/2 menit.
• Pencampuran dengan kecepatan putar lebih tinggi, waktu 35 menit
sudah memadai.
• ASTM C 94 dan ACI 318 merkomendasikan waktu pengadukan
beton sbb. : mesin pengaduk (m3)
Kapasitas Waktu pengadukan
0,8 – 3,1 1 menit
3,8 – 4,6 2 menit
7,6 3 menit

DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 4. PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON


112
Prinsip Umum Penggunaan Alat Pencampur Beton

• Semen, pasir, dan agregat dimasukkan ke dalam alat pencampur secara


simultan sehingga curahan dari tiap-tiap bahan berlangsung pada periode
yang sama
• Air harus diisikan ke dalam alat pencampur pada waktu yang bersamaan;
• Pencampuran harus berlangsung terus sampai beton menunjukkan
keseragaman konsistensi dan warna.
• Alat pencampur tidak boleh diisi melebihi kapasitasnya.
• Alat pencampur harus disetel dengan teliti sehingga sumbu putar
wadahpencampur berada dalam posisi horizontal.
• Alat pencampur harus berputar pada kecepatan yang benar
sebagaimanayang dinyatakan oleh pabrik pembuatnya;
• Pada setiap akhir dari siklus pencampuran harus dilakukan
pembersihandari beton yang melekat pada pisau putar atau permukaan
dalam wadahputar untuk mencegah beton melekat dan mengeras.

DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 4. PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON


13
Pengangkutan Beton
• Pengangkutan beton segar dilakukan sedemikian rupa agar tidak
terjadi segregasi, kehilangan material (tumpah) atau hilangnya
plastisitas sebelum beton dituangkan.
• Alat angkut yang digunakan harus menjamin beton segar sampai
ditujuan dengan tetap memenuhi workability, tanpa segregasi dan
belum terjadi setting.
• Untuk jarak angkut cukup jauh atau terjadi kemacetan maka
sebaiknya menggunakan bahan tambah yang menunda waktu
pengikatan (retarder).
• Adukan beton (manual atau mesin) harus diangkut sebelum terjadi
setting.
• Cara pengangkutan disesuaikan dengan jumlah adukan dan
tempat penuangan (ember, gerobak dorong atau pompa beton).
• Untuk jarak pendek bisa digunakan ember atau gerobak.

DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 4. PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON


14
Pengangkutan Beton

• Bila tempat penuangan cukup jauh, pengangkutan beton sebaiknya


dengan truk.
• Penggunaan pompa beton dilakukan jika lokasi pengadukan dengan
tempat penuangan cukup ramai, lokasi tinggi atau volume beton
cukup besar.
• Pengangkutan dengan ban berjalan dipilih jika pengangkutan secara
menerus dan ditujukan ke tempat lebih tinggi.
• SNI – 03 - 2487 – 2002 tentang pengangkutan adukan harus
mencakup tidak terjadi segregasi, hilang bahan, dan kontinyu.
• Pengangkutan dan pengecoran seringkali dilakukan malam hari
untuk menghindari kemacetan atau penguapan karena terik
matahari.
• Pengangkutan terlalu lama dapat mengakibatkan beton segar
menjadi padat.

DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 4. PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON


15
Alat Angkutan Beton

• Beton yang dipompa adalah beton yang memenuhi persyaratan beton


pompa
• Beton pavement dan beton dengan permukan tekstur estetika tidak
dapat dipompa
• Beton dengan slump rendah tidak dapat diangkut dengan bucket,
karena akan melekat pada dinding
• Beton mengalir tidak dapat diangkut dengan bucket, karena air dan
pasta akan bocor
• Penggunaan kereta dorong terbuka harus dihindari bila cuaca panas.

Gerobak Ember
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 4. PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON
16
Pengangkutan Beton

Talang Beton

Pompa beton mobil

DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 4. PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON


17
Pengangkutan Beton

Pompa beton trailer

Bucket dan tower crane

DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 4. PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON


18
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM & PERUMAHAN RAKYAT
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PEMUKIMAN DAN
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

Terimakasih atas perhatiannya…!

DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 4. PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON

Anda mungkin juga menyukai