OLEH
KEVIN / 515160003
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
Telah menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu dan telah diperiksa dan disetujui
oleh dosen pembimbing yang bersangkutan.
Jakarta,
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya maka penulisan laporan proyek perancangan mesin ini dapat
selesai dengan baik dan tepat waktu. Dengan perancangan ini diharapkan agar
mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai prototipe cement
mixer dengan timer. Tidak lupa penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Penulis
i
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
meminimalisir waktu yang terpakai pada saat menunggu campuran semen teraduk
merat dengan menambahkan timer, mengganti sumber tenaga menggunakan daya
yang dihasilkan motor listrik agar mengurangi pengeluaran biaya dan polusi
udara, dan membuat alat ini aman untuk ditinggalkan oleh operator, guna memberi
keleluasaan pada operator untuk mengerjak an hal yang lain.
Mulai
Semen yang
digunakan adalah
Semen Portland
tipe I dengan rasio
1:2:3
Menghitung beban F = m x g
Torsi = F x L
2.𝜋.𝜏.𝑛
Daya yang dibutuhkan P = 60
Diameter pulley = V.R.dp
2.𝜋.𝑑𝑝.𝑛
Kecepatan Belt =
60000
N.OK
Pengecekan
Keamanan
OK
Mengetahui
besar F, τ, P, d,
dan V.
Selesai
BAB 2
DASAR TEORI
4
5
2. Concrete Mixer
2.2 Semen
2.2.1 Definisi Semen
Semen adalah zat atau campuran utama dalam konstruksi bangunan yang
digunakan untuk merekatkan batu bata, batako, maupun bahan bangunan lainnya.
Sedangkan dalam pengertian secara umum semen diartikan sebagai bahan perekat
yang memiliki sifat mampu mengikat bahan – bahan padat menjadi dengan kuat.
Semen portland atau cement portland adalah jenis semen yang paling umum
digunakan untuk bahan campuran beton, plester dinding, adukan encer, bahan
penambal, dan lain sebagainya. Semen portland disebut sebagai perekat hidrolis
karena dapat mengeras apabila bersentuhan dengan air dan berubah menjadi benda
padat yang tidak larut dalam air.
7
Diantara proyek yang menggunakan material ini yaitu sumur minyak bumi di
bawah permukaan bumi dan laut.
f. Semen Thang Long PCB40
Karakteristik semen thang long PCB40 yang memiliki daya tahan tinggi
terhadap sulfat sesuai untuk konstruksi bangunan bawah tanah dan air. Tak hanya
itu, semen ini juga memeiliki daya tahan terhadap penyerapan air, erosi
lingkungan, dan tahan lama. Jenis ini juga hemat digunakan karena kekuatannya.
Iklim Vietnam sangat pas untuk penggunaan jenis semen ini.
g. Semen Putih (White Portland Cement)
Kegunaan semen putih diaplikasikan untung lapisan keramik hingga dekorasi
interior dan eksterior bangunan. Merek yang beredar dipasaran adalah Semen Tiga
Roda, Plamur Kingkong, Semen Putuh Cap Gajah dan Semen Putih Panda.
h. Semen Acian Putih/Mortar TR30
Katarekteristik semen acian putih atau mortar TR30 ialah memiliki daya rekat
yang tinggi dan dapat menghasilkan permukaan acian yang lebih halus. Oleh
karena itu hasil akhir dari penggunaan semen jenis ini struktur tidak mudah retak,
dan terkelupas. Waktu pengerjaannya juga cenderung lebih cepat. Kegunaan
semen acian putih adalah untuk untuk finishing seperti diantaranya plesteran,
acian, pasangan keramik.
Kekurangannya yakni pelumasan dari roda gigi miring ini harus diperhatikan
dengan cermat untuk meningkatkan umur pakai dari roda gigi miring yang saling
bergesekan dan harus ada penahan agar roda gigi miring tidak bergerak secara
aksial.
2.7.3 Roda gigi kerucut
Kelebihan Karena mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dapat
meneruskan beban besar.Pembuatan roda gigi kerucut lebih mudah dan sederhana
sehingga membarikan hasil yang baik dalam pemakaian bila dipasangkan secara
tepat dan teliti.Kekurangan roda gigi kerucut bersifat statis pemasangan yang
terbatas oleh sudut kontak.
2.8 Poros
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama
dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakara tali, puli sabuk
mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi, dipasang berputar
terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang
berputar. Dalam pemilihan bahan poros, banyak hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
2.8.1 Kekuatan poros
17
Pada poros transmisi misalnya dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yangmendapatkan beban tarik
atau tekan, seperti poros baling-baling kapal atau turbin. Kelelahan tumbukan atau
pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil (poros bertangga)
atau bila poros mempunyai alur pasak harus diperhatikan. Jadi, sebuah poros harus
direncanakan cukup kuat untuk menahan beban-beban yang terjadi.
2.8.1.1 Kekakuan poros
Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup, tetapi jika
lenturan dan defleksi puntirannya terlalu besar, maka hal ini akan mengakibatkan
ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada turbin
dan kotak roda gigi).
2.8.1.2 Putaran kritis
Putaran kritis terjadi jika putaran mesin dinaikkan pada suatu harga
putaran tertentu sehingga dapat terjadi getaran yang terlalu besar. Hal ini dapat
mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian yang lainnya. Untuk itu,
maka poros harus direncanakan sedemikian rupa sehingga putaran kerjanya lebih
rendah dari putaran kritis.
2.8.1.3 Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan pompa
bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk poros-poros
yang terancam kavitas dan poros mesin yang sering berhenti lama.
2.8.1.4 Bahan poros
Bahan untuk poros mesin umum biasanya terbuat dari baja karbon
konstruksi mesin, sedangkan untuk pembuatan poros yang dipakai untuk
meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan
dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan.
2.9 Belt
Belt adalah suatu elemen fleksibel yang dapat di gunakan dengan mudah
mentranmisi torsi dan gerakan berputar dari suatu komponen ke komponen lainnya,
dimana belt tersebut dililitkan pada puli yang melekat pada poros yang akan
berputar. Berdasarkan kegunaannya Belt terbagi menjadi beberapa tipe :
18
2.10 Pulley
Pulley merupakan bagian terpenting dari mesin-mesin sehingga pembuatan
pulley perlu dipertimbangkan baik kekuatan pulley, proses pengerjaan hingga nilai
ekonomis bahan pulley. Pada dunia teknik kususnya kontruksi permesinan kita
mengetahu ada berbagai macam jenis dan bahan yang bisa digunakan dalam
kontruksi pulley disesuaikan dengan penggunaan pulley tersebut yang dapat kita
jumpai dilapangan,adapun jenis-jenis pulley tersebut adalah sebagai berikut:
2.10.1 Sheaves/V
Merupakan jenis pulley yang paling sering digunakan untuk transmisi, produk
ini digerakkan oleh V-Belt. Karena kemudahannya penggunaannya dan
mendapatkannya, pulley ini paling sering digunakan selama 1 dekade ini.
20
BAB 3
PERHITUNGAN
21
𝑏 + √𝑏 2 − 8 (Dp − dp )2
𝑐=
8
6. Sudut kontak
57 (Dp − dp )
𝜃 = 180 −
𝑐
7. Gaya Pada belt
102 ∙ P
F= ( )
v
8. Kecepatan belt
2 ∙ π ∙ dp ∙ n
v=
60000
4
Dimana :
V∙R = Rasio Kecepatan
P1 = Daya input (dari motor)
P2 = Daya Output (pada Pulley)
N1 = Kecepatan putaran input (dari motor)
N2 = Kecepatan putaran output (pada Pulley)
v = kecepatan
c = jarak antar poros
L = panjang belt
𝜃 = sudut kontak
𝐷p = Diameter Pulley
3.3.1. Rasio kecepatan roda gigi (pada speed reducer)
n1
V∙R=
n2
933
V∙R=
45
V ∙ R = 20,73 ≈ 20
n1 933 rpm
n2 = =
V∙R 20
n2 = 46,65 rpm
3.3.2. Rasio kecepatan pulley
n1
V∙R=
n2
1400
V∙R=
933
V ∙ R = 1,533 ≈ 1,5
n1
n2 =
V∙R
1400 rpm
n2 =
1,5
n2 = 933 rpm
4
3.3.3. Diamater Pulley
Pulley yang tersedia dipasaran paling kecil berukuran 75 mm. untuk
memudahkan dalam perancangan dan pembuatan mesin penggiling maka
untuk menentukan ukuran pulley yang digerakkan digunakan pulley
penggerak berukuran 75 mm
Dp = V. R x dp
Dp = 1.5 x 75 mm
Dp = 112,5 mm
4
3.3.6. Panjang belt dan jarak antar poros
Data yang diketahui :
jarak asumsi, 𝐶 ′ = 320 𝑚𝑚
Panjang belt (L)
π 1
L = 2xC′ + (Dp + dp ) + (Dp − dp )2
2 4 C′
π 1
L = 2x320 mm + (115 mm − 75 mm) + (115 mm −
2 4 x 200 mm
75 mm)2
L = 939,5 mm
b = 2xL − (Dp + dp )
b = 2 x 939,5 mm − (115 mm + 75 mm)
b = 1689,1 mm
b + √b 2 − 8 (Dp − dp )2
c=
8
1689,1 mm + √(1689,1 mm)2 − 8 (115 mm − 75 mm)2
c=
8
c = 421,8 mm
3.3.7. Sudut kontak
60 (Dp − dp )
𝜃 = 180 −
𝑐
60 (115 − 75)
𝜃 = 180 −
421,8
𝜃 = 1740
3.3.8. Koefisien gesek
42,6
μ = 0,54 −
152,6 + V
42,6
= 0,54 -
152,6+5,5
= 0,28
4
3.4. Perhitungan Poros
Berikut adalah perhitungan pada poros yang digunakan pada mesin pemisah
daging dan tulang ikan.
3.4.1. Tegangan akibat beban gaya pada poros
𝜋
A = 2 𝑥 𝐷 𝑥 𝑡 = 533,8
F 88,2
τ= 𝑥 1000 = 𝑥 1000
A 533,8
τ = 165,2 𝑀𝑝𝑎
3.4.2. Tegangan ijin
τ
τ′ =
Sf
165,2 MPa
τ′ =
4
τ′ = 41,3 MPa
diaman Sf = faktor keselamatan ( 4 untuk beban steady load)
3.4.3. Diamater poros
3 𝑇 . 16
𝑑=√
𝜋 . 𝜏′
3 17199 𝑁𝑚𝑚 . 16
𝑑=√
𝜋 . 41,3 𝑀𝑃𝑎
4
3.5.1. Efisiensi (daya motor listrik)
102 x 0,187 Kw
f1 = ( )
v
102 x 0,187 Kw
f1 = ( )
5,5
f1 = 3,468 Kg = 34 N
102 x 0,187 Kw
f2 = ( )
v
102 x 0,373 Kw
f2 = ( )
5,8
f2 = 3,29 Kg = 32,23 N
𝐷𝑝1 75
Rx = = = 0,0375 mm
2 2
1400 𝑥 2𝜋
𝜔𝑥 = = 146,53
60
P = (f1-f2).rx.𝜔𝑥
= (34N – 32,23N).0,0375m.146,5
= 9,72 Watt
Daya Keluaran 9,72 Watt
Efisiensi = x 100% = x 100% = 5,19%
Daya Masukkan 187 Watt
4
3.5.2. Slip pada belt
100 − 𝑆2
πD1n1 = [V] 𝑥 [ ]
100
100 − 𝑆2
3,14 x 75 x 1400 = [5500 mm/s] 𝑥 [ ]
100
100 − 𝑆2
60 = [ ]
100
100 − 𝑆2
0=
6000
S2 = 0,016
𝑆1 100 − 𝑆2
= [V] 𝑥 [ ]
𝑆1 100
1 − 100
𝑆1
S1 = 5,5 – 5,5
100
0,055 + 1 S1 = 5,5
1,055 S1 = 5,5
S1 = 5,213
Total = 0,016 + 5,213 = 5,229
𝑉1−𝑉2 5,5−5,229
x 100% = 𝑥 100% = 3,9%
𝑉1 5,5
45 1/3
= (933) = 0,36
𝜇 = Koefisien Gesek
V. R
𝜇 = 0,025 +
n
20,733
𝜇 = 0,025 +
933
4
26
𝜇 = 0,047
tan 𝛼 (𝑐𝑜𝑠 ∅−𝜇 . 𝑡𝑎𝑛 𝛼)
Efisiensi = x 100%
cos ∅ .tan 𝛼+ 𝜇
tan 19,7𝑜 (𝑐𝑜𝑠 14,5𝑜 −0,047 . 𝑡𝑎𝑛 19,7𝑜 )
=
cos 14,5𝑜 .tan 19,7𝑜 + 0,047
0,35 (0,96−0,047 . 0,35)
=
0,96 𝑥 0,35+0,047
0,3302
= = 0,83 x 100% = 83%
0,383
26
27
26
27
BAB 4
KESIMPULAN
[1] Khurmi, R.S. dan J.K. Gupta. A Textbook of Machine Design. New
Delhi: Eurasia, 2005.
[2] Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta :
PT.pradyaparamita, 1983.
[3] http://insauin.co.id/2014/12/makalah-motor-dc.html
[4] https://taufiqurrokhman.wordpress.com/2014/02/10/menghitung-daya-
transmisi-dan-efisiensi/
[5] http://www.academia.edu/17263221/perhitungan_perancangan belt dan
pulley
[6] https://logamceper.com/mesin-molen-beton/
[7] http://www.ilmusipil.com/cara-menghitung-kebutuhan-pasir-dan-semen
[8] https://asiacon.co.id/blog/portland-cement-pengertian-komposisi
[9] https://bpws.go.id/index.php/pengendalian-mutu/item/208-special-
blended-cement
vi
Rincian Biaya Perancangan
No
Nama barang Jumlah Harga satuan Jumlah
.
Batang besi hollow 6000 mm
1
x 40 mm x 20 mm 1 Rp.120.000,00 Rp.120.000,00
Batang besi siku 6000 mm x
2 30 mm x 30 mm 1 Rp.150.000,00 Rp.150.000,00
3 Pulley 75 mm 1 Rp.75.000,00 Rp.75.000,00
4 Pulley 37,5 mm 1 Rp.50.000,00 Rp.50.000,00
Plat Aluminium 6061
5 420 mm x 200 mm x 6 mm 1 Rp.100.000,00 Rp.100.000,00
6 Belt 900 mm 1 Rp.45.000,00 Rp.45.000,00
Batang poros 200 mm x 18
7 mm 1 Rp.25.000,00 Rp.25.000,00
8 Bearing ASB F204 2 Rp.90.000,00 Rp.180.000,00
Roll panjang 120 mm,
9 diameter 190 mm 1 Rp.110.000,00 Rp.110.000,00
Speed reducer AMW model
10 WPA tipe 50 rasio 20:1 1 Rp. 450.000,00 Rp.450.000,00