Anda di halaman 1dari 41

PROYEK PERANCANGAN MESIN

PROTOTYPE CEMENT MIXER YANG DILENGKAPI


DENGAN TIMER

OLEH

KEVIN / 515160003

POPPY KESUMA / 515160048

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2018
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS

Nama : Kevin / Poppy Kesuma


Nim : 515160003 / 515160048

Judul Tugas : Prototype Cement Mixer yang Dilengkapi Dengan Timer

Telah menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu dan telah diperiksa dan disetujui
oleh dosen pembimbing yang bersangkutan.

Jakarta,

Dosen Pembimbing, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Erwin Siahaan M.Si. Bayu Suseno, S.T.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya maka penulisan laporan proyek perancangan mesin ini dapat
selesai dengan baik dan tepat waktu. Dengan perancangan ini diharapkan agar
mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai prototipe cement

mixer dengan timer. Tidak lupa penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

pihak – pihak yang telah membantu penulis antara lain:


 Bapak Dr. (Cand). Ir. Sofyan Djamil, M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknologi
Industri Universitas Tarumanagara.
 Bapak Dr. Ir. Erwin Siahaan, M.Si. selaku koordinator Proyek Perancangan
Mesin.
 Bapak Bayu Suseno, S.T. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
masukan dalam proyek perancangan mesin.
 Bapak Baharudin selaku staff laboratorium yang telah memberikan kami
pengarahan dalam menggunakan mesin-mesin yang ada di laboratorium
proses produksi.
 Saudara-saudara seangkatan serta kru Workshop yang ikut membantu
memberi masukkan serta saran dalam pembuatan mesin.
Terciptanya laporan proyek perancangan mesin ini juga bukan tanpa
kekurangan ataupun kesalahan. Untuk itu, berbagai saran dan kritik yang bersifat
konstruktif sangat diharapkan demi kesempurnaan Laporan Proyek Perancangan
Mesin.

Jakarta, ............. 2018

Penulis

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Topik Perancangan


Semen merupakan salah satu bahan baku terpenting yang digunakan sebagai
bahan campuran utama untuk merekatkan bagian-bagian jembatan, tembok,
jalanan, dan pekerjaan konstruksi lainnya. Pada penggunaannya, semen tidak akan
terlepas dari proses pengadukan yang biasanya menggunakan cement mixer, baik
penggunaan skala besar maupun skala kecil.
Topik yang akan kami bahas pada proyek perancangan mesin kali ini yaitu
untuk merancang dan membuat prototype cement mixer yang dilengkapi dengan
timer. Perancangan ini kami buat dengan tujuan untuk mempermudah pemakaian
mesin pengaduk semen bagi para pekerja konstruksi bangunan. Kita tahu bahwa di
dalam bidang konstruksi tersebut terdapat beberapa pekerjaan konstruksi yang
dilakukan seperti mengaduk semen, memasang pilar, membangun jalan raya,
membangun perumahan, dan lain-lain. Pekerjaan tersebut pastinya memerlukan
berbagai macam peralatan yang mendukung agar dapat berlangsung dengan aman
dan lancar. Salah satu peralatan yang digunakan adalah cement mixer atau yang
biasa disebut mesin molen semen.
Cement mixer tersebut digunakan untuk mengaduk dan mencampur semen
yang akan digunakan sebagai perekat untuk memasang dinding bata, pembuatan
campuran beton yang akan digunakan dalam pembuatan jembatan. Biasanya
proses pencampuran bahan semen dilakukan menggunakan mesin molen dengan
ukuran yang cukup besar dan masih menggunakan bahan bakar bensin.
Namun proses pengadukan semen tersebut masih kurang efisien dikarenakan
mesin molen masih menggunakan bahan bakar bensin, ukuran dari mesin molen
tersebut masih terlalu besar yang menyebabkan diperlukannya tenaga lebih untuk
memindahkan alat tersebut pada saat pengoperasian, dan kurang pastinya waktu
yang dibutuhkan untuk dapat menghasilkan campuran semen yang tepat.
Maka dari itu kami mencari cara alternatif lain dengan merancang prototype
dari mesin molen tersebut dengan membuat ukuran yang lebih minimalis,
membuat daya tampung bahan-bahan campuran semen menjadi lebih sedikit,

1
2

meminimalisir waktu yang terpakai pada saat menunggu campuran semen teraduk
merat dengan menambahkan timer, mengganti sumber tenaga menggunakan daya
yang dihasilkan motor listrik agar mengurangi pengeluaran biaya dan polusi
udara, dan membuat alat ini aman untuk ditinggalkan oleh operator, guna memberi
keleluasaan pada operator untuk mengerjak an hal yang lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah kegunaan dari penambahan timer pada mesin pengaduk semen
tersebut ?
2. Mengapa prototype dalam proyek perancangan mesin ini dibuat dengan
dimensi yang lebih kecil ?

1.3 Batasan Perancangan


Batas perancangan proyek perancangan mesin ini yaitu merancang cement
mixer yang compact dan mudah untuk dipindahkan, serta memastikan kualitas
hasil dari proses pengadukan semen.

1.4 Tujuan Perancangan


Tujuan kami merancang Cement Mixer yang Dilengkapi Dengan Timer ini
yaitu agar para pekerja konstruksi bangunan dan masyarakat, dapat dengan mudah
menggunakan alat ini serta mendapatkan kepastian hasil adukan semen yang
diinginkan.
3

1.5 Metode Perancangan


Diagram Alir Mesin Molen Semen yang Dilengkapi dengan Timer

Mulai

Semen yang
digunakan adalah
Semen Portland
tipe I dengan rasio
1:2:3

Menghitung beban F = m x g
Torsi = F x L
2.𝜋.𝜏.𝑛
Daya yang dibutuhkan P = 60
Diameter pulley = V.R.dp
2.𝜋.𝑑𝑝.𝑛
Kecepatan Belt =
60000

N.OK

Pengecekan
Keamanan

OK

Mengetahui
besar F, τ, P, d,
dan V.

Selesai
BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Cement Mixer


Dalam pelaksanaan pekerjaan khususnya di bidang konstruksi, pekerjaan
mengaduk campuran bahan semen merupakan salah satu hal yang sangat penting.
Dalam pelaksanaannya cement mixer ini telah banyak digunakan. Dengan mesin ini
hasil adukan semen dan bahan lainnya akan tercampur lebih merata, lebih sempurna
dan akan lebih bagus hasil pekerjaannya saat penggunaannya nanti. Selain hasil
adukan baik ternyata kecepatan aduk lebih meningkat dan biaya aduk lebih murah
dibandingkan dengan mengaduk dengan tenaga manusia.
Pada umumnya cement mixer tersebut memiliki beberapa bentuk berdasarkan
penggunaannya, yaitu:
1. Truck Mixer
Merupakan truk pengaduk beton yang digunakan untuk mengaduk beton
dan mengangkutnya ke lokasi pengecoran. Mesin ini dapat berupa mesin
statis, semi mobile maupun full mobile (mixer truck).

Gambar 2.1 Truck Mixer

4
5

2. Concrete Mixer

Gambar 2.2 Concrete Mixer


Pada mesin molen tersebut, terdapat bagian-bagian penting yang berperan
untuk menghasilkan campuran yang bagus, yaitu:
1. Motor
Motor gerak yang ditempatkan pada kerangk mesin aduk berfungsi
untuk menggerakkan tabung aduk hingga tabung aduk dapat berputar
dan campuran bahan-bahan adukan semen secara merata.
2. Roda Mesin Molen
Roda mesin molen berfungsi untuk memindahkan dan menjalankan
mesin molen dari satu tempat ke tempat lain.
3. Kerangka
Merupakan tubuh dari mesin yang dilengkapi dengan roda dan batang
tarik mesin untuk menopang bagian-bagian dari molen yang di desain
sedemikian rupa, hingga mesinnya dapat dengan mudah untuk
dipindahkan.
4. Batang Tarik Mesin
Batang tarik berupa besi yang berguna untuk memudahkan pekerja
pada saat ingin memindahkan mesin molen.
5. Kunci Roda Pembalik
Kunci ini berguna untuk mengunci roda pembalik tabung aduk agar
dapat dipindahkan ke tempat lain. Bila mesin ini tidak digunakan untuk
menarik, batang dapat dimasukkan ke dalam kerangka mesin, dan bila
6

akan digunakan untuk menarik maka batang tersebut


dikeluarkan/dipanjangkan dari kerangka.
6. Roda Pembalik Tabung
Roda pembalik yang berada di dekat tabung berguna untuk mengubah
posisi tabung aduk, pada waktu di isi bahan-bahan campuran semen dan
untuk menumpahkan hasil adukan semen.
7. Tabung Aduk
Tabung aduk berupa bejana berbentuk silinder dengan bagian bawah
tertutup dan bagian atas berbentuk kerucut. Pada ujung atas kerucut
terdapat lubang mulut tabung aduk untuk memasukkan bahan-bahan
adukan semen dan untuk menumpahkan adukan semen dan beton
tersebut setelah selesai dicampur. Di dalam tabung aduk terdapat
pengaduk yang berbentuk seperti blade yang terdapat pada blender
yang berfungsi untuk membantu mencampur bahan-bahan adukan
semen.
Pada proyek perancangan mesin ini, cement mixer akan di desain
menyerupai concrete mixer diatas, hanya saja komponen yang digunakan hanya
yang utama, seperti rangka, motor, poros, pulley, dan belt, dengan penambahan
timer dan reducer.

2.2 Semen
2.2.1 Definisi Semen
Semen adalah zat atau campuran utama dalam konstruksi bangunan yang
digunakan untuk merekatkan batu bata, batako, maupun bahan bangunan lainnya.
Sedangkan dalam pengertian secara umum semen diartikan sebagai bahan perekat
yang memiliki sifat mampu mengikat bahan – bahan padat menjadi dengan kuat.
Semen portland atau cement portland adalah jenis semen yang paling umum
digunakan untuk bahan campuran beton, plester dinding, adukan encer, bahan
penambal, dan lain sebagainya. Semen portland disebut sebagai perekat hidrolis
karena dapat mengeras apabila bersentuhan dengan air dan berubah menjadi benda
padat yang tidak larut dalam air.
7

2.2.2 Komposisi Semen


Bahan dasar penyusun semen terdiri dari bahan-bahan yang terutama
mengandung kapur, silika dan oksida besi, maka bahan-bahan itu menjadi unsur-
unsur pokok semennya. Komposisi kimia semen portland pada umumnya terdiri
dari CaO, SiO2, Al2O3 dan Fe2O3, yang merupakan oksida dominan. Sedangkan
oksida lain yang jumlahnya hanya beberapa persen dari berat semen adalah MgO,
SO3, Na2O dan K2O. Keempat oksida utama tersebut diatas di dalam semen berupa
senyawa C3S, C2S, C3A dan C4AF, dengan mempunyai perbandingan tertentu pada
setiap produk semen, tergantung pada komposisi bahan bakunya.

2.2.3 Jenis-Jenis Semen


8

a. Portland Composite Cement (PCC)


Kegunaan Portland Composite (PCC) ini secara luas adalah bahan pengikat
untuk konstruksi beton umum, pasangan batu bata, beton pra cetak, beton pra tekan,
paving block, plesteran dan acian, dan sebagainya. Karakteristik Portland
Composite Cement (PCC) lebih mudah dikerjakan, kedap air, tahan sulfat, dan tidak
mudah retak. Material ini terdiri dari beberapa unsur diantaranya terak, gypsum,
dan bahan anoraganik.
b. Super Portland Pozzolan Composite Cement (PPC)
Kegunaan super portland pozzolan composite cement diantaranya adalah
sebagai konstruksi beton massa, konstruksi di tepi pantai dan tanah rawa yang harus
memiliki ketahanan terhadap sulfat, tahan hidrasi panas sedang, pekerjaan pasangan
dan plesteran. Beberapa jenis bangunan yang menggunakan produk ini diantaranya
perumahan, jalan raya, dermaga, irigasi, dan sebagainya. Semen ini merupakan
pengikat hidrolis seperti halnya PCC namun terdiri dari campuran terak, gypsum,
dan pozzolan.
c. Special Blended Cement (SBC)
Ada yang istimewa dari jenis special belended cement (SBC) atau semen
campur karena semen ini memiliki bahan pengikat hidrolis spesial yang dibuat
dengan menggiling bersama-sama terak semen Portland, gypsum dan bahan silika
amorf dari semen jenis Pozolan, serta digunakan untuk bangunan yang memerlukan
ketahanan sulfat tinggi dan digunakan untuk kondisi di lingkungan laut.
d. Super Masonry Cement (SMC)
Kegunaan Super Masonry Cement (SMC) diantaranya sebagai bahan baku
genteng beton, tegel, hollow brick, dan paving block. Selain itu, digunakan hanya
pada kisaran konstruksi bangunan rumah atau irigasi dengan struktur beton paling
besar K225. Tipe ini pertama kali diperkenalkan di USA.
e. Oil Well Cement (OWC) Class G-HSR (High Sulfate Resistance)
Lain rumah, lain pula material yang digunakan untuk sumur bumi.
Karakteristik Oil Well Cement (OWC) Class G-HSR yang tahan terhadap sulfat
tinggi ini merupakan jenis yang dibuat untuk kegunaan khusus di kedalaman dan
temperatur tertentu yang bisa disesuaikan dan kecepatan pengerasan dikurangi.
9

Diantara proyek yang menggunakan material ini yaitu sumur minyak bumi di
bawah permukaan bumi dan laut.
f. Semen Thang Long PCB40
Karakteristik semen thang long PCB40 yang memiliki daya tahan tinggi
terhadap sulfat sesuai untuk konstruksi bangunan bawah tanah dan air. Tak hanya
itu, semen ini juga memeiliki daya tahan terhadap penyerapan air, erosi
lingkungan, dan tahan lama. Jenis ini juga hemat digunakan karena kekuatannya.
Iklim Vietnam sangat pas untuk penggunaan jenis semen ini.
g. Semen Putih (White Portland Cement)
Kegunaan semen putih diaplikasikan untung lapisan keramik hingga dekorasi
interior dan eksterior bangunan. Merek yang beredar dipasaran adalah Semen Tiga
Roda, Plamur Kingkong, Semen Putuh Cap Gajah dan Semen Putih Panda.
h. Semen Acian Putih/Mortar TR30
Katarekteristik semen acian putih atau mortar TR30 ialah memiliki daya rekat
yang tinggi dan dapat menghasilkan permukaan acian yang lebih halus. Oleh
karena itu hasil akhir dari penggunaan semen jenis ini struktur tidak mudah retak,
dan terkelupas. Waktu pengerjaannya juga cenderung lebih cepat. Kegunaan
semen acian putih adalah untuk untuk finishing seperti diantaranya plesteran,
acian, pasangan keramik.

2.3 Motor Listrik


Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk,
misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor,
mengangkat bahan, dan lain sebagainya. Motor listrik secara umum dibagi menjadi
dua yaitu motor listrik DC dan motor listrik AC. Motor AC ada dua tipe, Mesin
sinkron dan Mesin asinkron.

2.4 Bagian – Bagian Yang Penting Dari Motor DC


Ada 2 jenis motor listrik, yakni motor AC dan DC, berikut adalah bagian-
bagian dari motor DC.
10

Gambar 2.2 Bagian dari motor DC

2.4.1 Stator (case)


Badan mesin ini berfungsi sebagai tempat mengalir fluks magnet yang
dihasilkan kutub magnet, sehingga harus terbuat dari bahan ferromagnetik. Fungsi
lain adalah untuk meletakkan alat-alat tertentu dan mengelilingi bagian-bagian dari
mesin, sehingga harus terbuat dari bahan yang benar-benar kuat, seperti dari besi
tuang dan plat campuran baja.
2.4.2 Inti kutub magnet dan belitan penguat magnet
Kutub medan digambarkan sebagai interaksi dua kutub magnet akan
menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang
stasioner dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan.
Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan.
Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara
ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih
elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai
penyedia struktur medan.
2.4.3 Sikat – sikat
Sikat-sikat ini berfungsi sebagai jembatan bagi aliran arus jangkar dengan
bebas, dan juga memegang peranan penting untuk terjadi proses komutasi.
2.4.4 Komutator
Komutator terdapat terutama dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk
membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Commutator juga membantu dalam
transmisi arus antara dinamo dan sumber daya. Selain itu komutator berfungsi
untuk menyearahkan tegangan yang dihasilkan rotor menjadi tegangan DC.
2.4.5 Jangkar
11

Jangkar dibuat dari bahan ferromagnetic dengan maksud agar kumparan


jangkar terletak dalam daerah yang induksi magnetik besar, agar ggl induksi yang
dihasilkan dapat bertambah besar.
2.4.6 Belitan jangkar
Belitan jangkar merupakan bagian yang terpenting pada mesin arus searah,
berfungsi untuk tempat timbul tenaga putar motor.

2.5 Pengertian Sistem Transmisi Roda Gigi


Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk
mentransmisikandaya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan
dengan gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan
dan bekerja bersama-sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan bisa
menghasilkan keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu
mengubah kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap sumber daya. Tidak
semua roda gigi berhubungan dengan roda gigi yang lain; salah satu kasusnya
adalah pasangan roda gigi dan pinion yang bersumber dari atau menghasilkan gaya
translasi, bukan gaya rotasi.
Transmisi roda gigi analog dengan transmisi sabuk dan puli. Keuntungan
transmisi roda gigi terhadap sabuk dan puli adalah keberadaan gigi yang mampu
mencegah slip, dan daya yang ditransmisikan lebih besar. Namun, roda gigi tidak
bisa mentransmisikan daya sejauh yang bisa dilakukan sistem transmisi roda dan
puli kecuali ada banyak roda gigi yang terlibat di dalamnya.
Ketika dua roda gigi dengan jumlah gigi yang tidak sama dikombinasikan,
keuntungan mekanis bisa didapatkan, baik itu kecepatan putar maupun torsi, yang
bisa dihitung dengan persamaan yang sederhana. Roda gigi dengan jumlah gigi
yang lebih besar berperan dalam mengurangi kecepatan putar namun meningkatkan
torsi. Mekanisme cara kerja transmisi roda gigi dapat dilihat pada Gambar 2.3.
12

Gambar 2.3 Sistem transmisi roda gigi


2.6 Klasifikasi Roda Gigi
Jenis roda gigi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok sebagai
berikut:
2.6.1 Roda gigi lurus (spur gear)
Spur adalah roda gigi yang paling sederhana, yang terdiri dari silinder atau
piringan dengan gigi-gigi yang terbentuk secara radial. Ujung dari gigi-giginya
lurus dan tersusun paralel terhadap aksis rotasi. Roda gigi ini hanya bisa
dihubungkan secara paralel. Roda gigi ini biasa diaplikasikan untuk gear box pada
mesin.

Gambar 2.4 Roda gigi lurus (spur gear)


2.6.2 Roda gigi miring (helical gear)
Roda gigi miring adalah penyempurnaan dari spur. Ujung-ujung dari gigi-
giginya tidak paralel terhadap aksis rotasi, melainkan tersusun miring pada derajat
tertentu. Karena giginya bersudut, maka menyebabkan roda gigi terlihat seperti
13

[heliks]. Gigi-gigi yang bersudut menyebabkan pertemuan antara gigi-gigi menjadi


perlahan sehingga pergerakan dari roda gigi menjadi halus dan minim getaran.
Berbeda dengan spur di mana pertemuan gigi-giginya dilakukan secara langsung
memenuhi ruang antara gigi sehingga menyebabkn tegangan dan getaran. Roda gigi
heliks mampu dioperasikan pada kecepatan tinggi dibandingkan spur karena
kecepatan putar yang tinggi dapat menyebabkan spur mengalami getaran yang
tinggi.
Spur lebih baik digunakan pada putaran yang rendah. Kecepatan putar
dikatakan tinggi jika kecepatan linear dari pitch melebihi 25 m/detik. Roda gigi
heliks bisa disatukan secara paralel maupun melintang. Susunan secara paralel
umum dilakukan, dan susunan secara melintang biasa disebut dengan skew.
Roda gigi miring biasa diaplikasikan pada sistem transmisi persneling pada
kendaraan beroda empat, roda gigi penggerak katup-katup pada mesin motor.

Gambar 2.5 Roda gigi miring (helical gear)


2.6.3 Roda gigi kerucut (bevel gear)
Roda gigi bevel (bevel gear) berbentuk seperti kerucut terpotong dengan gigi-
gigi yang terbentuk di permukaannya. Ketika dua roda gigi bevel mersinggungan,
titik ujung kerucut yang imajiner akan berada pada satu titik, dan aksis poros akan
saling berpotongan. Sudut antara kedua roda gigi bevel bisa berapa saja kecuali 0
dan 180. Roda gigi bevel dapat berbentuk lurus seperti spur atau spiral seperti roda
gigi heliks. Keuntungan dan kerugiannya sama seperti perbandingan antara spur
dan roda gigi heliks biasa diaplikasikan pada grab winch, hand winch, kerekan.
14

Gambar 2.6 Roda gigi kerucut (bevel gear)


2.6.4 Roda gigi cacing (worm gear)
Roda gigi cacing (worm gear) menyerupai screw berbentuk batang yang
dipasangkan dengan roda gigi biasa atau spur. Roda gigi cacing merupakan salah
satu cara termudah untuk mendapatkan rasio torsi yang tinggi dan kecepatan putar
yang rendah. Biasanya, pasangan roda gigi spur atau heliks memiliki rasio
maksimum 10:1, sedangkan rasio roda gigi cacing mampu mencapai 500:1.

Gambar 2.7 Roda gigi cacing (worm gear)


2.6.5 Roda gigi pinion
Pasangan roda gigi pinion terdiri dari roda gigi, yang disebut pinion, dan
batang bergerigi yang disebut sebagai rack. Perpaduan rack dan pinion
menghasilkan mekanisme transmisi torsi yang berbeda; torsi ditransmisikan dari
gaya putar ke gaya translasi atau sebaliknya. Ketika pinion berputar, rack akan
bergerak lurus. Mekanisme ini digunakan pada beberapa jenis kendaraan untuk
mengubah rotasi dari setir kendaraan menjadi pergerakan ke kanan dan ke kiri dari
rack sehingga roda berubah arah. Biasa digunakan untuk menggerakan meja kerja
mesin produksi yang menggunakan poros engkol.
15

Gambar 2.8 Roda gigi pinion


2.6.6 Roda gigi mahkota (crown gear)
Roda gigi mahkota (crown gear) adalah salah satu bentuk roda gigi bevel
yang gigi-giginya sejajar dan tidak bersudut terhadap aksis. Bentuk gigi-giginya
menyerupai mahkota. Roda gigi mahkota hanya bisa dipasangkan secara akurat
dengan roda gigi bevel atau spur.

Gambar 2.8 Roda gigi mahkota

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Roda Gigi


Adapun kelebihan dan kekurangan dari tiap-tiap jenis roda gigi, adalah
sebagai berikut:
2.7.1 Roda gigi lurus
Kelebihan roda gigi lurus yakni dapat digunakan untuk mentransmisikan daya
atau putaran antara dua poros atau lebih yang posisinya sejajar atau pararel.
Kekurangannya tidak dapat di pasang secara bersilangan dan setiap konstruksi pada
roda gigi lurus memiliki cara pemasangan dan tingkat kesulitan yang berbeda.
2.7.2 Roda gigi miring
Kelebihan roda gigi miring ini dapat digunakan untuk pemasangan sumbu
yang bersilangan. Dengan adanya kemiringan alur gigi, maka perbandingan kontak
yang terjadi jauh lebih besar dibanding roda gigi lurus yang seukuran, sehingga
pemindahan putaran maupun beban pada antar gigi berlangsung lebih halus.
16

Kekurangannya yakni pelumasan dari roda gigi miring ini harus diperhatikan
dengan cermat untuk meningkatkan umur pakai dari roda gigi miring yang saling
bergesekan dan harus ada penahan agar roda gigi miring tidak bergerak secara
aksial.
2.7.3 Roda gigi kerucut
Kelebihan Karena mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dapat
meneruskan beban besar.Pembuatan roda gigi kerucut lebih mudah dan sederhana
sehingga membarikan hasil yang baik dalam pemakaian bila dipasangkan secara
tepat dan teliti.Kekurangan roda gigi kerucut bersifat statis pemasangan yang
terbatas oleh sudut kontak.

2.7.4 Roda gigi cacing


Kelebihan roda gigi cacing yakni dapat mentransmisikan daya yang besar
dengan efisiensi yang tinggi dan selanjutnya hubungan seri dengan salah satu
tingkat roda gigi lurus sebelum atau sesudahnya untuk mendapat reduksi yang lebih
besar dengan efisiensi yang lebih baik. Kekurangan dari roda gigi cacing yakni
pergerakan roda gigi cacing hanya dapat mentranmisikan secara terbatas dan
umumnya arah transmisi tidak dapat dibalik untuk menaikan putaran dari roda
cacing ke cacing(mengunci sendiri) serta roda gigi cacing efisiensi sangat rendah,
terutama sudut kisarnya kecil.
2.7.5 Roda gigi planet
Kelebihan Roda gigi ini dapat menerima torsi yang tinggi dan ratio roda
giginya ralatif tinggi. Sedangkan kekurangan dari roda gigi palnet adalah speed
ratio nya tergantung dari masing-masing gear penggerak.

2.8 Poros
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama
dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakara tali, puli sabuk
mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi, dipasang berputar
terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang
berputar. Dalam pemilihan bahan poros, banyak hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
2.8.1 Kekuatan poros
17

Pada poros transmisi misalnya dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yangmendapatkan beban tarik
atau tekan, seperti poros baling-baling kapal atau turbin. Kelelahan tumbukan atau
pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil (poros bertangga)
atau bila poros mempunyai alur pasak harus diperhatikan. Jadi, sebuah poros harus
direncanakan cukup kuat untuk menahan beban-beban yang terjadi.
2.8.1.1 Kekakuan poros
Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup, tetapi jika
lenturan dan defleksi puntirannya terlalu besar, maka hal ini akan mengakibatkan
ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada turbin
dan kotak roda gigi).
2.8.1.2 Putaran kritis
Putaran kritis terjadi jika putaran mesin dinaikkan pada suatu harga
putaran tertentu sehingga dapat terjadi getaran yang terlalu besar. Hal ini dapat
mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian yang lainnya. Untuk itu,
maka poros harus direncanakan sedemikian rupa sehingga putaran kerjanya lebih
rendah dari putaran kritis.
2.8.1.3 Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan pompa
bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk poros-poros
yang terancam kavitas dan poros mesin yang sering berhenti lama.
2.8.1.4 Bahan poros
Bahan untuk poros mesin umum biasanya terbuat dari baja karbon
konstruksi mesin, sedangkan untuk pembuatan poros yang dipakai untuk
meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan
dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan.

2.9 Belt
Belt adalah suatu elemen fleksibel yang dapat di gunakan dengan mudah
mentranmisi torsi dan gerakan berputar dari suatu komponen ke komponen lainnya,
dimana belt tersebut dililitkan pada puli yang melekat pada poros yang akan
berputar. Berdasarkan kegunaannya Belt terbagi menjadi beberapa tipe :
18

2.9.1 Round belts


Round belts terbuat dari bahan sejenis karet. Belt ini hanya digunakan untuk
beban ringan seperti untuk sewing machine projector films.

Gambar 2.9 Round Belt


2.9.2 Flat belts
Penggunaan flat belts semakin berkurang dengan digunakannya V-belts pada
sistem pemindah tenaga. Flat belt juga dipergunakan sebagai conveyor belt
bilamana belt tersebut membawa beban.

Gambar 2.10 Flat Belt


2.9.3 V-belts
V-belts banyak digunakan untuk memindahkan beban antara pulley yang
berjarak pendek. Gaya jepit ditimbulkan oleh bentuk alur V. Gaya tarik atau load
yang lebih besar menghasilkan gaya jepit belt yang kuat.
19

Gambar 2.11 V-Belt


2.9.4 Timing Belts
Timing belt merupakan aksi gabungan antara chain dan sprocket pada bentuk
flat belt. Bentuk dasarnya merupakan flat yang memiliki gigi-gigi berukuran sama
pada permukaan kotak dengan gigi pulley. Sebagaimana penggerak gear rantai,
membutuhkan kelurusan pada perpasangan pulley.

Gambar 2.12 Timing Belts

2.10 Pulley
Pulley merupakan bagian terpenting dari mesin-mesin sehingga pembuatan
pulley perlu dipertimbangkan baik kekuatan pulley, proses pengerjaan hingga nilai
ekonomis bahan pulley. Pada dunia teknik kususnya kontruksi permesinan kita
mengetahu ada berbagai macam jenis dan bahan yang bisa digunakan dalam
kontruksi pulley disesuaikan dengan penggunaan pulley tersebut yang dapat kita
jumpai dilapangan,adapun jenis-jenis pulley tersebut adalah sebagai berikut:
2.10.1 Sheaves/V
Merupakan jenis pulley yang paling sering digunakan untuk transmisi, produk
ini digerakkan oleh V-Belt. Karena kemudahannya penggunaannya dan
mendapatkannya, pulley ini paling sering digunakan selama 1 dekade ini.
20

Gambar 2.13 Sheaves pulley

2.10.2 Variable speed


Perangkat yang digunakan untuk mengatur mengontrol kecepatan mesin.
Berbagai proses industry seperti jalur perakitan harus bekerja pada kecepatan
berbeda untuk produk yang berbeda pula.

Gambar 2.14 Variable speed


2.10.3 Timing pulley
Ini adalah jenis lainnya dari pulley yang dapat dikontrol dimana ketepatan
sangat dibutuhkan untuk pengaplikasian pada suatu alat. Material khusus yang
tersedia mempunyai kebutuhan yang lebih spesifik

Gambar 2.15 Timing pulley

BAB 3
PERHITUNGAN
21

3.1 Data Awal Perhitungan


Data berikut didapatkan berdasarkan hasil penekanan dan pengukuran pada ikan
1. Spesifikasi ikan (±)
Panjang = 24cm
Tebal = 2cm
Lebat = 15cm
2. Tegangan tekan pada ikan
P = F/a
P = 10 kg / 20 cm²
P = 0,4 kg/cm²
3. Daya pada ikan (P)
W=FxS
W = (10 kg x 9,8m/s) x 0,24m
W = 23,25Nm
P = W/t
P = 23,25Nm / 3
P = 7,84 watt
4. Asumsi kecepatan putaran yang dibutuhkan = 40 r/min
5. Kapasitas penggilingan = 30 Kg/jam = 0,5 Kg/min (Asumsi)

3.2 Spesifikasi Komponen


Komponen yang digunakan disesuaikan dengan harga dan bahan yang
tersedia di pasar. Berikut adalah spesifikasi komponen :
1. Frame 1
Material : Besi siku
Ukuran : 30 mm x 30 mm
2. Motor listrik
Daya (P) = 186 W = 0,186 kW
Tegangan = 24 V
Putaran (n) = No load = 1400 rpm
Torsi = 30 kg.cm
3. Poros
22

Jenis Material = Aluminium


Diameter poros = 18 mm
4. Bearing
Bearing yang digunakan (ASB F204) dimana:
Diameter dalam = 19 mm
Diameter luar = 41 mm
Tebal = 30 mm
5. Pulley 1
Material = Aluminium
Diameter = 75mm
6. Pulley 2
Material : Aluminium
Diameter : 37,5 mm
7. Belt
Material = Rubber
Ukuran = 960 mm
8. Mounting
Baut tanam M3 x 0.5 x 10 mm = digunakan untuk mengencangkan hub pada
poros.
Baut L M8 x 0.5 x 30 mm = digunakan untuk mengencangkan frame.
Baut M8 x 0,5 x 50 mm = digunakan untuk memasang rumah bearing ke
frame
9. Speed reducer
AMW model WPA tipe 50 rasio 20:1
10. Roda
Material : rubber
Diameter : 50 mm

3.2. Perhitungan Daya Perencangan


1. Berat beban
F=mxg
23

2. Torsi untuk naik dapat dilihat pada rumus berikut:


τ= FxL
3. Daya yang Dibutuhkan:
2 πτn
P=
60
4. Daya yang Direncanakan:
Pd = fc x P
Dimana :
L = panjang lengan
𝜏 = torsi
P = daya
g = gravitasi
Pd = Daya yang direncanakan
n = kecepatan putaran
m = massa
𝑓𝑐 = factor koreksi untuk beban medium

3.2.1 Berat beban


F = m∙g
F= ρ∙v∙g
kg m
F = 1,506 ∙ 50 liter ∙ 9,8 2
liter s
F = 737,94 N

3.2.2 Torsi massa


τ=F ∙L
m
τ = (10 kg ∙ 9,8 ) ∙ 0,15 m
s2
τ = 14,7Nm

3.2.3 Daya yang dibutuhkan


2∙π∙τ∙n
P=
60
24

2 ∙ 3,14 ∙ 14,7 Nm ∙ 40 rpm


P=
60
P = 61,544 Watt

3.2.4 Daya yang direncanakan


Pd = fc ∙ P
Pd = 1,2 ∙ 61,544 = 73,85 Watt
Pd = 73,85 Watt = 0,1 Bhp
3.3. Perhitungan Pulley dan Belt
1. Perbandingan daya dengan kecepatan putaran
n2 D1
=
n1 D2
2. Rasio Kecepatan
n1
V. R =
n2
3. Diameter Pulley
Dp = V ∙ R ∙ dp
4. Kecepatan belt
2 ∙ π ∙ dp ∙ n
v=
60000
5. Panjang belt dan jarak antar poros
π 1
L = 2 ∙ C′ + (Dp − dp ) + ′
(Dp − dp )2
2 4C

𝑏 + √𝑏 2 − 8 (Dp − dp )2
𝑐=
8
6. Sudut kontak
57 (Dp − dp )
𝜃 = 180 −
𝑐
7. Gaya Pada belt
102 ∙ P
F= ( )
v
8. Kecepatan belt
2 ∙ π ∙ dp ∙ n
v=
60000

4
Dimana :
V∙R = Rasio Kecepatan
P1 = Daya input (dari motor)
P2 = Daya Output (pada Pulley)
N1 = Kecepatan putaran input (dari motor)
N2 = Kecepatan putaran output (pada Pulley)
v = kecepatan
c = jarak antar poros
L = panjang belt
𝜃 = sudut kontak
𝐷p = Diameter Pulley
3.3.1. Rasio kecepatan roda gigi (pada speed reducer)
n1
V∙R=
n2
933
V∙R=
45
V ∙ R = 20,73 ≈ 20
n1 933 rpm
n2 = =
V∙R 20
n2 = 46,65 rpm
3.3.2. Rasio kecepatan pulley
n1
V∙R=
n2
1400
V∙R=
933
V ∙ R = 1,533 ≈ 1,5
n1
n2 =
V∙R
1400 rpm
n2 =
1,5
n2 = 933 rpm

4
3.3.3. Diamater Pulley
Pulley yang tersedia dipasaran paling kecil berukuran 75 mm. untuk
memudahkan dalam perancangan dan pembuatan mesin penggiling maka
untuk menentukan ukuran pulley yang digerakkan digunakan pulley
penggerak berukuran 75 mm
Dp = V. R x dp
Dp = 1.5 x 75 mm
Dp = 112,5 mm

3.3.4. Kecepatan belt


2 π dp n
v=
60000
2 x 3,14 x 75 mm x 1400 rpm
v=
60000
v = 5,5 m⁄s

3.3.5. Gaya pada belt


102 x P
f1 = ( )
v
102 x 0,373 Kw
f1 = ( )
5,5
f1 = 6,91 Kg = 67,7 N
102 x P
f2 = ( )
v
102 x 0,373 Kw
f2 = ( )
5,8
f2 = 6,5 Kg = 63,7 N

4
3.3.6. Panjang belt dan jarak antar poros
Data yang diketahui :
jarak asumsi, 𝐶 ′ = 320 𝑚𝑚
Panjang belt (L)
π 1
L = 2xC′ + (Dp + dp ) + (Dp − dp )2
2 4 C′
π 1
L = 2x320 mm + (115 mm − 75 mm) + (115 mm −
2 4 x 200 mm

75 mm)2
L = 939,5 mm

b = 2xL − (Dp + dp )
b = 2 x 939,5 mm − (115 mm + 75 mm)
b = 1689,1 mm

b + √b 2 − 8 (Dp − dp )2
c=
8
1689,1 mm + √(1689,1 mm)2 − 8 (115 mm − 75 mm)2
c=
8
c = 421,8 mm
3.3.7. Sudut kontak
60 (Dp − dp )
𝜃 = 180 −
𝑐
60 (115 − 75)
𝜃 = 180 −
421,8
𝜃 = 1740
3.3.8. Koefisien gesek
42,6
μ = 0,54 −
152,6 + V
42,6
= 0,54 -
152,6+5,5
= 0,28

4
3.4. Perhitungan Poros
Berikut adalah perhitungan pada poros yang digunakan pada mesin pemisah
daging dan tulang ikan.
3.4.1. Tegangan akibat beban gaya pada poros
𝜋
A = 2 𝑥 𝐷 𝑥 𝑡 = 533,8
F 88,2
τ= 𝑥 1000 = 𝑥 1000
A 533,8

τ = 165,2 𝑀𝑝𝑎
3.4.2. Tegangan ijin
τ
τ′ =
Sf
165,2 MPa
τ′ =
4
τ′ = 41,3 MPa
diaman Sf = faktor keselamatan ( 4 untuk beban steady load)
3.4.3. Diamater poros

3 𝑇 . 16
𝑑=√
𝜋 . 𝜏′

3 17199 𝑁𝑚𝑚 . 16
𝑑=√
𝜋 . 41,3 𝑀𝑃𝑎

d = 12,8 mm ≈ 13 mm (standarisasi poros)

3.5. Perhitungan Efisiensi ( losses )


Berikut adalah perhitungan rugi-rugi yang terjadi pada mesin pemisah daging
dan tulang ikan.

4
3.5.1. Efisiensi (daya motor listrik)
102 x 0,187 Kw
f1 = ( )
v
102 x 0,187 Kw
f1 = ( )
5,5
f1 = 3,468 Kg = 34 N

102 x 0,187 Kw
f2 = ( )
v
102 x 0,373 Kw
f2 = ( )
5,8
f2 = 3,29 Kg = 32,23 N

𝐷𝑝1 75
Rx = = = 0,0375 mm
2 2
1400 𝑥 2𝜋
𝜔𝑥 = = 146,53
60
P = (f1-f2).rx.𝜔𝑥
= (34N – 32,23N).0,0375m.146,5
= 9,72 Watt
Daya Keluaran 9,72 Watt
Efisiensi = x 100% = x 100% = 5,19%
Daya Masukkan 187 Watt

4
3.5.2. Slip pada belt
100 − 𝑆2
πD1n1 = [V] 𝑥 [ ]
100
100 − 𝑆2
3,14 x 75 x 1400 = [5500 mm/s] 𝑥 [ ]
100
100 − 𝑆2
60 = [ ]
100
100 − 𝑆2
0=
6000
S2 = 0,016
𝑆1 100 − 𝑆2
= [V] 𝑥 [ ]
𝑆1 100
1 − 100
𝑆1
S1 = 5,5 – 5,5
100
0,055 + 1 S1 = 5,5
1,055 S1 = 5,5
S1 = 5,213
Total = 0,016 + 5,213 = 5,229
𝑉1−𝑉2 5,5−5,229
x 100% = 𝑥 100% = 3,9%
𝑉1 5,5

3.5.3. Efisiensi roda gigi


∅ = Normal Pressure Angel
= 14 1/2o
NG 1/3
Tan 𝛼 = (NW)

45 1/3
= (933) = 0,36

α = Tan -1 (0,36) = 19,7o


NW
V. R =
NG
933
V. R = = 20,733
45

𝜇 = Koefisien Gesek
V. R
𝜇 = 0,025 +
n
20,733
𝜇 = 0,025 +
933

4
26

𝜇 = 0,047
tan 𝛼 (𝑐𝑜𝑠 ∅−𝜇 . 𝑡𝑎𝑛 𝛼)
Efisiensi = x 100%
cos ∅ .tan 𝛼+ 𝜇
tan 19,7𝑜 (𝑐𝑜𝑠 14,5𝑜 −0,047 . 𝑡𝑎𝑛 19,7𝑜 )
=
cos 14,5𝑜 .tan 19,7𝑜 + 0,047
0,35 (0,96−0,047 . 0,35)
=
0,96 𝑥 0,35+0,047
0,3302
= = 0,83 x 100% = 83%
0,383

3.5.4. Daya yang dibutuhkan


Pd = fc x P
Pd = 1,6 x 61,44 = 98.3 Watt
Pd = 98,3 Watt = 0,1 Bhp
Daya akhir yang dibutuhkan = Pd + (jumlah total efisiensi sistem)
= 98,3 watt + ( 92,09%)
= 98,3 watt + 90,52 = 188,82 watt

26
27
26
27

BAB 4

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan


bahwa perancangan Mesin Pemisah Daging dan Tulang Ikan yang akan dibuat
sesuai dengan data sebagai berikut :
4.1. Torsi untuk Menggerakkan Poros Penggiling Daging
Torsi yang dibutuhkan 𝜏 = 14,7 𝑁𝑚
4.2. Daya untuk Menggerakkan Poros Penggiling Daging
Daya yang dibutuhkan P = 98,3 Watt
Daya akhir yang dibutuhkan P = 188,82 Watt
4.3. Rasio Pulley
Rasio = 1:1.5
4.4. Rasio Roda Gigi pada Reducer Gear
Digunakan Reducer Gear WPA 50 rasio 1 : 20

4.5. Spesifikasi Belt


Tegangan Belt yang dialami pulley Penggerak 𝑇1 = 67,7 𝑁
Tegangan Belt yang dialami pulley yang digerakkan 𝑇2 = 63,7 𝑁
Panjang Belt yang dibutuhkan L= 93,5 cm
DAFTAR PUSTAKA

[1] Khurmi, R.S. dan J.K. Gupta. A Textbook of Machine Design. New
Delhi: Eurasia, 2005.
[2] Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta :
PT.pradyaparamita, 1983.
[3] http://insauin.co.id/2014/12/makalah-motor-dc.html
[4] https://taufiqurrokhman.wordpress.com/2014/02/10/menghitung-daya-
transmisi-dan-efisiensi/
[5] http://www.academia.edu/17263221/perhitungan_perancangan belt dan
pulley
[6] https://logamceper.com/mesin-molen-beton/
[7] http://www.ilmusipil.com/cara-menghitung-kebutuhan-pasir-dan-semen
[8] https://asiacon.co.id/blog/portland-cement-pengertian-komposisi
[9] https://bpws.go.id/index.php/pengendalian-mutu/item/208-special-
blended-cement

vi
Rincian Biaya Perancangan
No
Nama barang Jumlah Harga satuan Jumlah
.
Batang besi hollow 6000 mm
1
x 40 mm x 20 mm 1 Rp.120.000,00 Rp.120.000,00
Batang besi siku 6000 mm x
2 30 mm x 30 mm 1 Rp.150.000,00 Rp.150.000,00
3 Pulley 75 mm 1 Rp.75.000,00 Rp.75.000,00
4 Pulley 37,5 mm 1 Rp.50.000,00 Rp.50.000,00
Plat Aluminium 6061
5 420 mm x 200 mm x 6 mm 1 Rp.100.000,00 Rp.100.000,00
6 Belt 900 mm 1 Rp.45.000,00 Rp.45.000,00
Batang poros 200 mm x 18
7 mm 1 Rp.25.000,00 Rp.25.000,00
8 Bearing ASB F204 2 Rp.90.000,00 Rp.180.000,00
Roll panjang 120 mm,
9 diameter 190 mm 1 Rp.110.000,00 Rp.110.000,00
Speed reducer AMW model
10 WPA tipe 50 rasio 20:1 1 Rp. 450.000,00 Rp.450.000,00

11 Motor listrik DC 1 Rp. 750.000,00 Rp.750.000,00


12 Locknut M8 x 0.5 20 Rp.500,00 Rp.10.000,00
13 Ring M8 100 Rp.20,00 Rp.2.000,00
14 Baut L M8 x 0.5 x 30 mm 20 Rp.600,00 Rp.12.000,00
15 Mata bor 10 mm 1 Rp.20.000,00 Rp.20.000,00
16 Mata gerinda potong 1 Rp.5.000,00 Rp.5.000,00
17 Mata gerinda amplas 1 Rp.8.000,00 Rp.8.000,00
18 Elektroda las 1 pack Rp.70.000,00 Rp.70.000,00
19 Rivets 100 Rp.200,00 Rp.20.000,00
Plat zinc 1000 mm x 500 mm
20 x 5 mm 1 Rp.40.000,00 Rp.40.000,00
Papan triplek penampang
21 1000 mm x 500 mm x 150mm 1 Rp.75.000,00 Rp.75.000,00
Cat semprot merk pylox
22 warna hitam 1 Rp.20.000,00 Rp.20.000,00
Rp.
23 Roda diameter 50 mm 4 Rp. 35.000,00 140.000,00
24 Mur M8 8 Rp. 300,00 Rp.2.400,00
25 Baut M8 50 mm 8 Rp. 800,00 Rp.6.400,00
Rp
Total Pengeluaran
2.510.800,00

Anda mungkin juga menyukai