Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

FENOMENA MESIN

PRAKTIKUM V
UJI REAKSI TUMPUAN

DISUSUN OLEH:
Nama : Gieorgie Kosasih
NIM : 515160037
Semester : Ganjil
Tahun Akademik : 2019/2020
Kelompok : VII
Asisten : Eudo Kristanto

LABORATORIUM FENOMENA MESIN


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2019
Gieorgie Kosasih
515160037
68

PRAKTIKUM REAKSI TUMPUAN

I. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari fenomena yang terjadi pada reaksi antara tumpuan rol dan
engsel.
2. Mempelajari fungsi dan alat yang digunakan dalam uji reaksi tumpuan.
3. Menganalisis pengaruh posisi pembebanan terhadap reaksi tumpuan.
4. Menganalisis perbandingan nilai beban terhadap nilai reaksi tumpuan.

II. Dasar Teori


Reaksi tumpuan adalah gaya reaksi pada titik tumpuan yang mencapai
suatu kesetimbangan sistem. sistem kesetimbangan ini tercapai apabila syarat-
syarat dibawah ini terpenuhi:

∑𝑀 = 0

∑ 𝐹𝑦 = 0

∑ 𝐹𝑥 = 0

Momen terjadi apabila sebuah gaya bekerja mempunyai jarak tertentu dari
titik yang akan menahan momen tersebut dan besarnya momen tersebut adalah
besarnya yang dikalikan dengan jaraknya. Satuan untuk momen ialah (N/m,
Kg/m, Kg/cm, Ton/m).

Gambar 5.2. Momen


Gieorgie Kosasih
515160037
69

Gerak rotasi yang dihasilkan selain dipengaruhi oleh gaya juga


dipengaruhi oleh panjang lengan gaya dengan titik tumpu yang tegak lurus
dengan gaya.
Tumpuan juga dikatakan dengan landasan dimana sebuah balok akan
diletakkan kepadanya. Dalam ilmu konstruksi dikenal ada 3 jenis Tumpuan
yaitu : Tumpuan Sendi, Tumpuan Rol dan Tumpuan Jepit.
a) Tumpuan Sendi
Tumpuan Sendi atau engsel adalah merupakan salah satu tempat untuk
bertumpunya sebatang balok. Tumpuan Sendi dapat menahan gaya tekan,
tarik dari berbagai arah vertikal dan horizontal, gaya tekan dan tarik ini
tetap akan melalui pusat sendi. Tumpuan sendi tidak dapat menahan
momen atau meneruskan momen. Gaya Reaksi sendi ini dapat
diproyeksikan pada arah vertikal dan horizontal.

Gambar 5.2.Tumpuan Sendi

b) Tumpuan Rol
Tumpuan Rol ini tidak dapat menahan gaya tarik dan tekan sembarang
arah . Tumpuan ini hanya bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik berarah
vertikal saja. Tumpuan rol tidak dapat menahan momen atau meneruskan
momen. Gaya Reaksi rol ini dapat diproyeksikan pada arah vertikal.

Gambar 5.3.Tumpuan Rol


Gieorgie Kosasih
515160037
70

c) Tumpuan Jepit
Tumpuan Jepit ini membuat Balok dalam keadaan kaku, justru
karenanya dapat meneruskan gaya tarik dan tekan dengan sembarang arah
disamping itu juga dapat meneruskan momen.
Dengan demikian tumpuan jepit ini dapat menahan gaya vertikal, gaya
horizontal dan momen.

Gambar 5.4.Tumpuan Jepit

III. Peralatan Praktikum


Dalam menunjang praktikum ini, terdapat peralatan-peralatan yang
digunakan dalam praktikum uji reaksi tumpuan. Peralatan uji tersebut dapat
dilihat pada Gambar 5.5.

5
2
1

3
4

Gambar 5.5.Peralatan Uji Reaksi Tumpuan


Adapun susunan dari peralatan yang dipakai dalam praktikum reaksi
tumpuan, yaitu:
Gieorgie Kosasih
515160037
71

1. Tumpuan Rol.
Tumpuan rol adalah tumpuan yang digunakan untuk menahan satu gaya
saja yaitu gaya vertikal.
Tumpuan rol dan sendi memiliki jarak sejauh 500 mm. Tumpuan rol
dapat dilihat pada Gambar 5.6.

Gambar 5.6.Tumpuan Rol

2. Tumpuan Sendi.
Tumpuan sendi adalah tumpuan yang dapat digunakan untuk menahan
dua gaya yaitu gaya vertikal dan horizontal. Tumpuan rol dan sendi
memiliki jarak sejauh 500 mm. Tumpuan sendi dapat dilihat pada
Gambar 5.7.

Gambar 5.7.Tumpuan Sendi

3. Batang dan mistar


Batang yang digunakan berbentuk profil persegi panjang dan
dilengkapi mistar sepanjang 100 cm. Batang dan mistar dapat dilihat
pada Gambar 5.8.
Gieorgie Kosasih
515160037
72

Gambar 5.8.Batang dan Mistar

4. Penimbang Digital.
Penimbang digital adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur
nilai dari reaksi tumpuan. Penimbang digital dapat dilihat pada Gambar
5.9.

Gambar 5.9.Penimbang Digital

5. Alat Ukur Defleksi


Alat ukur defleksi merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
defleksi yang terjadi pada batang pada saat diberikan pembebanan
dengan massa pemberat. Alat ukur defleksi dapat dilihat pada Gambar
5.10.
Gieorgie Kosasih
515160037
73

Gambar 5.10.Alat Ukur Defleksi

6. Dudukan massa
Dudukan massa merupakan peralatan yang digunakan untuk menaruh
beban. Dudukan massa dapat dilihat pada Gambar 5.11.

Gambar 5.11.Dudukan Massa

7. Massa pemberat
Massa pemberat merupakan peralatan yang berperan sebagai beban
dalam praktikum ini. Massa pemberat dapat dilihat pada Gambar 5.12.

Gambar 5.12.Massa Pemberat


Gieorgie Kosasih
515160037
74

IV. Langkah Kerja Praktikum


1. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam praktikum uji reaksi
tumpuan.
2. Menyalakan timbangan digital dan atur angka pada timbangan digital
sampai menunjukkan nilai nol.

Gambar 5.12.Pengaturan Timbangan Digital


3. Mengatur alat ukur defleksi agar nilai defleksinya menjadi nol.
4. Meletakkan dudukan massa pada posisi pertama dengan jarak 250 mm
dari tumpuan rol dan mengambil data dengan melihat nilai yang muncul
dari kedua penimbang digital yang terhubung ke tumpuan.

Gambar 5.13.Pengaturan Posisi Pembebanan


5. Memperhatikan nilai defleksinya. Lalu tambahkan beban sesuai
dengan prosedur dari asisten praktikum.
Gieorgie Kosasih
515160037
75

Gambar 5.14.Nilai Defleksi


6. Mengulangi langkah 3 dengan posisi 100 mm dan 400 mm dari
tumpuan rol. Lalu amati dan tulis data pengukuran yang diperoleh.
7. Merapikan dan mengembalikan peralatan ke posisi semula setelah
menyelesaikan praktikum.

V. Skema Pengujian

Gambar 5.15.Gambar Skema.

Keterangan gambar:
Titik A : Tumpuan rol.
Titik B : Tumpuan sendi.
W : Beban yang diberikan.
X : Jarak beban dari tumpuan rol (titik A).
Y : Jarak beban dari tumpuan sendi (titik B).
L : Jarak tumpuan rol dan tumpuan engsel.
Gieorgie Kosasih
515160037
76

Pada Gambar 5.13., terlihat fenomena reaksi tumpuan yang terjadi pada
sistem ketika batang diberi beban sebesar W dengan jarak X maka pada tumpuan
rol (titik A) akan terjadi reaksi satu reaksi tumpuan dengan arah vertikal (RvA)
dan pada tumpuan engsel (titik B) akan terjadi reaksi dua reaksi tumpuan yaitu
reaksi tumpuan dengan arah vertikal (RvB) serta arah horizontal (RhB).

VI. Hasil Praktikum


Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, maka didapatkan data-data
sebagai berikut:
Percobaan 1
𝑋 = 100 𝑚𝑚 𝐿 = 500 𝑚𝑚
𝑋1 = 250 𝑚𝑚

Tabel 5.1.Data Percobaan 1.


Beban, W Reaksi Tumpuan (N) Defleksi
No.
(N) RvA RvB (mm)
1 1 0,564 0,678 0,6
2 3 1,48 1,75 0.5
3 5 2,25 2,53 2,1

Percobaan 2
𝑋 = 100 𝑚𝑚 𝐿 = 500 𝑚𝑚
𝑋1 = 100 𝑚𝑚 (Tumpuan A)
Tabel 5.2.Data Percobaan 2.
Beban, W Reaksi Tumpuan (N) Defleksi
No.
(N) RvA RvB (mm)
1 1 0,986 0,295 0,2
2 3 2,598 0,735 0,82
3 5 2,889 1,065 1,2
Gieorgie Kosasih
515160037
77

Percobaan 3
𝑋 = 100 𝑚𝑚 𝐿 = 500 𝑚𝑚
𝑋1 = 100 𝑚𝑚 (Tumpuan B)
Tabel 5.3.Data Percobaan 3.
Beban, W Reaksi Tumpuan (N) Defleksi
No.
(N) RvA RvB (mm)
1 1 0,194 1,016 0,3
2 3 0,53 2,615 0,8
3 5 0,802 3,872 1,25

VII. Perhitungan dan Pengolahan Data


1. Percobaan 1
𝑋 = 100 𝑚𝑚 ; 𝐿 = 500 𝑚𝑚; 𝑋1 = 250 𝑚𝑚
Tabel 5.4. Hasil Perhitungan Percobaan 1.
Beban, Reaksi Tumpuan (N)
No. W Percobaan Teoritis Perbedaan
(kg) RVA RVB RVA RVB RVA RVB
1 0,1 0,564 6,78 0,5 0,5 0,064 6,28
2 0,3 1,48 1,755 1,5 1,5 0,02 0,255
3 0,5 2,225 2,538 2,5 2,5 0,245 0,098
a. 𝑊 = 1 𝑁
❖ ∑ 𝑀𝐴 = 0
𝑊(𝑥) − 𝑅𝑣𝐵(𝐿) = 0
𝑊(𝑥) 1(250)
𝑅𝑣𝐵 = = = 0,5𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝑀𝐵 = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) − 𝑅𝑣𝐴(𝐿) = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) 1(250)
𝑅𝑣𝐴 = = = 0,5𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝐹𝑥 = 0
𝑅ℎ𝐵 = 0
b. 𝑊 = 3 𝑁
Gieorgie Kosasih
515160037
78

❖ ∑ 𝑀𝐴 = 0
𝑊(𝑥) − 𝑅𝑣𝐵(𝐿) = 0
𝑊(𝑥) 3(250)
𝑅𝑣𝐵 = = = 1,5𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝑀𝐵 = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) − 𝑅𝑣𝐴(𝐿) = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) 3(250)
𝑅𝑣𝐴 = = = 1,5𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝐹𝑥 = 0
𝑅ℎ𝐵 = 0
c. 𝑊 = 5 𝑁
❖ ∑ 𝑀𝐴 = 0
𝑊(𝑥) − 𝑅𝑣𝐵(𝐿) = 0
𝑊(𝑥) 5(250)
𝑅𝑣𝐵 = = = 2,5𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝑀𝐵 = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) − 𝑅𝑣𝐴(𝐿) = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) 5(250)
𝑅𝑣𝐴 = = = 2,5𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝐹𝑥 = 0
𝑅ℎ𝐵 = 0
3
2.616
2.500
3 2.226
Reaksi Tumpuan ( N )

2
1.602 Percobaan Ra
1.500
2 1.317
Percobaan Rby

1 Teoritas Ra
0.560
0.500
0.452 Teoritas Rby
1

0
0 2 4 6
BEBAN ( N )

Grafik 5.1. Grafik Hasil Pengolahan Data pada Percobaan 1.


Gieorgie Kosasih
515160037
79

2. Percobaan 2
𝑋 = 100 𝑚𝑚 ; 𝐿 = 500 𝑚𝑚. 𝑋2 = 100 𝑚𝑚 (Tumpuan di A)
Tabel 5.5. Data perhitungan percobaan 2.
Beban, Reaksi Tumpuan (N)
No. W Percobaan Teoritis Perbedaan
(N) Ra Rby Ra Rby Ra Rby
1 1 0,963 0,268 0,2 0,8 0,763 0,532
2 3 2,519 0,695 0,6 2,4 1,919 1,705
3 5 4,095 1,108 1,0 4,0 3,095 2,892

a. 𝑊 = 1𝑁
❖ ∑ 𝑀𝐴 = 0
𝑊(𝑥) − 𝑅𝑣𝐵(𝐿) = 0
𝑊(𝑥) 1(100)
𝑅𝑣𝐵 = = = 0,2𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝑀𝐵 = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) − 𝑅𝑣𝐴(𝐿) = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) 1(400)
𝑅𝑣𝐴 = = = 0,8𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝐹𝑥 = 0
𝑅ℎ𝐵 = 0
b. 𝑊 = 3𝑁
❖ ∑ 𝑀𝐴 = 0
𝑊(𝑥) − 𝑅𝑣𝐵(𝐿) = 0
𝑊(𝑥) 3(100)
𝑅𝑣𝐵 = = = 0,6𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝑀𝐵 = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) − 𝑅𝑣𝐴(𝐿) = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) 3(400)
𝑅𝑣𝐴 = = = 2,4𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝐹𝑥 = 0
𝑅ℎ𝐵 = 0
c. 𝑊 = 5,0 𝑁
Gieorgie Kosasih
515160037
80

❖ ∑ 𝑀𝐴 = 0
𝑊(𝑥) − 𝑅𝑣𝐵(𝐿) = 0
𝑊(𝑥) 5,0(100)
𝑅𝑣𝐵 = = = 1,0𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝑀𝐵 = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) − 𝑅𝑣𝐴(𝐿) = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) 5,0(400)
𝑅𝑣𝐴 = = = 4,0𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝐹𝑥 = 0
𝑅ℎ𝐵 = 0
5 4.095
4.000
4
4
Reaksi Tumpuan (N)

3 2.519
2.400 Percobaan Ra
3
Percobaan Rby
2
2 Teoritas Ra
1.108
1.000
0.963
0.800 0.695 Teoritas Rby
1 0.600
1 0.268
0.200
0
0 2 Beban (N) 4 6

Grafik 5.2. Grafik hasil pengolahan data pada percobaan 2.

3. Percobaan 3
𝑋 = 100 𝑚𝑚 ; 𝐿 = 500 𝑚𝑚. . 𝑋3 = 𝑌 = 100 𝑚𝑚 (Tumpuan di B)
Tabel 5.6. Data perhitungan percobaan 3.
Beban, Reaksi Tumpuan (N)
No. W Percobaan Teoritis Perbedaan
(N) Ra Rby Ra Rby Ra Rby
1 1 0,225 1,007 0,8 0,2 0,575 0,807
2 3 0,568 2,59 2,4 0,6 1,832 1,99
3 5 0,925 4,197 4,0 1,0 3,075 3,197
a. 𝑊 = 1𝑁
Gieorgie Kosasih
515160037
81

❖ ∑ 𝑀𝐴 = 0
𝑊(𝑥) − 𝑅𝑣𝐵(𝐿) = 0
𝑊(𝑥) 1(400)
𝑅𝑣𝐵 = = = 0,8𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝑀𝐵 = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) − 𝑅𝑣𝐴(𝐿) = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) 1(100)
𝑅𝑣𝐴 = = = 0,2𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝐹𝑥 = 0
𝑅ℎ𝐵 = 0
b. 𝑊 = 3𝑁
❖ ∑ 𝑀𝐴 = 0
𝑊(𝑥) − 𝑅𝑣𝐵(𝐿) = 0
𝑊(𝑥) 3(400)
𝑅𝑣𝐵 = = = 2,4𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝑀𝐵 = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) − 𝑅𝑣𝐴(𝐿) = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) 3(100)
𝑅𝑣𝐴 = = = 0,6𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝐹𝑥 = 0, 𝑅ℎ𝐵 = 0
c. 𝑊 = 5,0 𝑁
❖ ∑ 𝑀𝐴 = 0
𝑊(𝑥) − 𝑅𝑣𝐵(𝐿) = 0
𝑊(𝑥) 5(400)
𝑅𝑣𝐵 = = = 4𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝑀𝐵 = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) − 𝑅𝑣𝐴(𝐿) = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) 5(100)
𝑅𝑣𝐴 = = = 1𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝐹𝑥 = 0
𝑅ℎ𝐵 = 0
Gieorgie Kosasih
515160037
82

5
Percobaan Ra Percobaan Rby Teoritas Ra
4.197 Teoritas Rby
4.000
4

Reaksi Tumpuan (N)


3 2.59
2.400

2
1.007 1.000
0.925
0.800
1 0.600
0.568
0.225
0.200
0
0 2 Beban (N) 4 6

Grafik 5.3. Grafik hasil pengolahan data pada percobaan 3.

VIII. Faktor Kesalahan dan Kesimpulan


Faktor Kesalahan:
1. Ketidaktelitian ketika menentukan posisi beban atau kurang akurat
sehingga nilai gaya reaksi yang dihasilkan tidak akurat.
2. Ketidaktelitian dalam penggunaan timbangan digital sehingga hasil
yang didapatkan kurang tepat.
3. Ketidaktelitian dalam mengatur jarum penunjuk besar defleksi
sehingga nilai yang didapat tidak sesuai.
4. Ketidaktepatan dalam mengatur dudukan massa pada batang dan mistar
yang menyebabkan jarak antar tumpuan tidak sesuai dengan yang di
tentukan.
5. Ketidaktepatan dalam melihat nilai skala defleksi yang menyebabkan
defleksi yang di dapat tidak akurat
Gieorgie Kosasih
515160037
83

Kesimpulan:
1. Semakin besar beban yang diberikan maka nilai dari reaksi tumpuan
akan semakin besar pada setiap titik pada tumpuan, dan sebaliknya.

Percobaan Ra Percobaan Rby Teoritas Ra Teoritas Rby


5
Reaksi Tumpuan (N) 4.197
4.000
4

3 2.59
2.400

2
1.007
0.800 1.000
0.925
1 0.600
0.568
0.225
0.200
0
0 1 2
Beban (N) 3 4 5 6

2. Nilai reaksi tumpuan berbanding terbalik dengan jarak pembebanan


terhadap tumpuan dengan syarat beban yang sama. Contohnya semakin
dekat jarak beban dengan suatu tumpuan maka nilai reaksi yang
dihasilkan akan semakin besar dapat di lihat pada table 2 dan 3.
Beban, Reaksi Tumpuan (N)
No. W Percobaan Teoritis Perbedaan
(N) Ra Rby Ra Rby Ra Rby
1 1 0,963 0,268 0,2 0,8 0,763 0,532
2 3 2,519 0,695 0,6 2,4 1,919 1,705
3 5 4,095 1,108 1,0 4,0 3,095 2,892
Beban, Reaksi Tumpuan (N)
No. W Percobaan Teoritis Perbedaan
(N) Ra Rby Ra Rby Ra Rby
1 1 0,225 1,007 0,8 0,2 0,575 0,807
2 3 0,568 2,59 2,4 0,6 1,832 1,99
3 5 0,925 4,197 4,0 1,0 3,075 3,197
3. Ketika beban berada tepat di tengah – tengah dari kedua tumpuan maka
nilai reaksi arah vertikal kedua tumpuan akan memiliki nilai yang
hampir sama. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel percobaan 1 yang
dimana beban diletakan tepat ditengah dari kedua tumpuan.
Gieorgie Kosasih
515160037
84

Beban, Reaksi Tumpuan (N)


No. W Percobaan Teoritis Perbedaan
(kg) RVA RVB RVA RVB RVA RVB
1 0,1 0,564 6,78 0,5 0,5 0,064 6,28
2 0,3 1,48 1,755 1,5 1,5 0,02 0,255
3 0,5 2,225 2,538 2,5 2,5 0,245 0,098
4. Tumpuan sendi dapat menahan gaya vertikal dan gaya horizontal yang
diberikan pada batang, sedangkan tumpuan rol hanya dapat menahan
gaya vertikal saja.
5. Beban yang lebih dekat ke tumpuan roll menghasilkan nilai reaksi yang
lebih besar daripada posisi ketika beban dekat ke tumpuan sendi.
Gieorgie Kosasih
515160037

DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.gurusipil.com/jenis-jenis-tumpuan-dalam-mekanika-
teknik/ (Diakses pada tanggal 23 Oktober 2019)
2. https://egigiandaragie.wordpress.com/2014/01/01/pengertian-gaya-
resultan-gaya-momen-dan-tumpuan-dalam-analisa-struktur/
(Diakses pada tanggal 23 Oktober 2019)
3. http://www.ilmusipil.com/cara-menghitung-momen-ra-rb (Diakses pada
tanggal 23 Oktober 2019)

x
LAMPIRAN
Gieorgie Kosasih
515160037

Jawaban Pertanyaan
Pertanyaan:
1. Hitung nilai reaksi tumpuan A dan B secara teoritis.
2. Hitung perbedaan nilai reaksi tumpuan teoritis dengan reaksi tumpuan
aktual.
3. Jelaskan fenomena yang terjadi pengujian uji reaksi tumpuan.

Jawaban:
1. Nilai reaksi tumpuan A dan B secara teoritis telah dihitung pada tabel 5.4,
tabel 5.5, dan tabel 5.6.
Tabel 5.4.Hasil Perhitungan Percobaan 1.
Beban, Reaksi Tumpuan (N)
No. W Percobaan Teoritis Perbedaan
(N) RvA RvB RvA RvB RvA RvB
1 1 0,433 0,527 0,5 0,5 0,067 0,27
2 3 0,137 0,155 1,5 1,5 1,363 1,345
3 5 0,234 0,257 2,5 2,5 2,226 2,243
Tabel 5.5.Data Perhitungan Percobaan 2.
Beban, Reaksi Tumpuan (N)
No. W Percobaan Teoritis Perbedaan
(N) RVA RVB RVA RVB RVA RVB
1 1 0,773 0,21 0,2 0,5 0,573 0,59
2 3 0,235 0,685 0,6 2,4 0,365 1,715
3 5 0,392 0,113 1 4 0,608 3,887
Tabel 5.6.Data Perhitungan Percobaan 3.
Beban, Reaksi Tumpuan (N)
No. W Percobaan Teoritis Perbedaan
(N) RVA RVB RVA RVB RVA RVB
1 1 0,141 0,864 0,8 0,2 0,659 0,664
2 3 0,458 0,248 2,4 0,6 1,942 0,352
3 5 0,796 0,408 4 1 3,204 0,592
Gieorgie Kosasih
515160037

2. Perbedaan nilai reaksi tumpuan teoritis dengan reaksi tumpuan aktual telah
terlampir pada tabel nomor 1.
3. Fenomena reaksi tumpuan yang terjadi pada sistem ketika batang diberi
beban sebesar W dengan jarak X maka pada tumpuan rol (titik A) akan
terjadi reaksi satu reaksi tumpuan dengan arah vertikal (RvA) dan pada
tumpuan engsel (titik B) akan terjadi reaksi dua reaksi tumpuan yaitu
reaksi tumpuan dengan arah vertikal (RvB) serta arah horizontal (RhB).

Anda mungkin juga menyukai