FENOMENA MESIN
PRAKTIKUM V
UJI REAKSI TUMPUAN
DISUSUN OLEH:
Nama : Gieorgie Kosasih
NIM : 515160037
Semester : Ganjil
Tahun Akademik : 2019/2020
Kelompok : VII
Asisten : Eudo Kristanto
I. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari fenomena yang terjadi pada reaksi antara tumpuan rol dan
engsel.
2. Mempelajari fungsi dan alat yang digunakan dalam uji reaksi tumpuan.
3. Menganalisis pengaruh posisi pembebanan terhadap reaksi tumpuan.
4. Menganalisis perbandingan nilai beban terhadap nilai reaksi tumpuan.
∑𝑀 = 0
∑ 𝐹𝑦 = 0
∑ 𝐹𝑥 = 0
Momen terjadi apabila sebuah gaya bekerja mempunyai jarak tertentu dari
titik yang akan menahan momen tersebut dan besarnya momen tersebut adalah
besarnya yang dikalikan dengan jaraknya. Satuan untuk momen ialah (N/m,
Kg/m, Kg/cm, Ton/m).
b) Tumpuan Rol
Tumpuan Rol ini tidak dapat menahan gaya tarik dan tekan sembarang
arah . Tumpuan ini hanya bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik berarah
vertikal saja. Tumpuan rol tidak dapat menahan momen atau meneruskan
momen. Gaya Reaksi rol ini dapat diproyeksikan pada arah vertikal.
c) Tumpuan Jepit
Tumpuan Jepit ini membuat Balok dalam keadaan kaku, justru
karenanya dapat meneruskan gaya tarik dan tekan dengan sembarang arah
disamping itu juga dapat meneruskan momen.
Dengan demikian tumpuan jepit ini dapat menahan gaya vertikal, gaya
horizontal dan momen.
5
2
1
3
4
1. Tumpuan Rol.
Tumpuan rol adalah tumpuan yang digunakan untuk menahan satu gaya
saja yaitu gaya vertikal.
Tumpuan rol dan sendi memiliki jarak sejauh 500 mm. Tumpuan rol
dapat dilihat pada Gambar 5.6.
2. Tumpuan Sendi.
Tumpuan sendi adalah tumpuan yang dapat digunakan untuk menahan
dua gaya yaitu gaya vertikal dan horizontal. Tumpuan rol dan sendi
memiliki jarak sejauh 500 mm. Tumpuan sendi dapat dilihat pada
Gambar 5.7.
4. Penimbang Digital.
Penimbang digital adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur
nilai dari reaksi tumpuan. Penimbang digital dapat dilihat pada Gambar
5.9.
6. Dudukan massa
Dudukan massa merupakan peralatan yang digunakan untuk menaruh
beban. Dudukan massa dapat dilihat pada Gambar 5.11.
7. Massa pemberat
Massa pemberat merupakan peralatan yang berperan sebagai beban
dalam praktikum ini. Massa pemberat dapat dilihat pada Gambar 5.12.
V. Skema Pengujian
Keterangan gambar:
Titik A : Tumpuan rol.
Titik B : Tumpuan sendi.
W : Beban yang diberikan.
X : Jarak beban dari tumpuan rol (titik A).
Y : Jarak beban dari tumpuan sendi (titik B).
L : Jarak tumpuan rol dan tumpuan engsel.
Gieorgie Kosasih
515160037
76
Pada Gambar 5.13., terlihat fenomena reaksi tumpuan yang terjadi pada
sistem ketika batang diberi beban sebesar W dengan jarak X maka pada tumpuan
rol (titik A) akan terjadi reaksi satu reaksi tumpuan dengan arah vertikal (RvA)
dan pada tumpuan engsel (titik B) akan terjadi reaksi dua reaksi tumpuan yaitu
reaksi tumpuan dengan arah vertikal (RvB) serta arah horizontal (RhB).
Percobaan 2
𝑋 = 100 𝑚𝑚 𝐿 = 500 𝑚𝑚
𝑋1 = 100 𝑚𝑚 (Tumpuan A)
Tabel 5.2.Data Percobaan 2.
Beban, W Reaksi Tumpuan (N) Defleksi
No.
(N) RvA RvB (mm)
1 1 0,986 0,295 0,2
2 3 2,598 0,735 0,82
3 5 2,889 1,065 1,2
Gieorgie Kosasih
515160037
77
Percobaan 3
𝑋 = 100 𝑚𝑚 𝐿 = 500 𝑚𝑚
𝑋1 = 100 𝑚𝑚 (Tumpuan B)
Tabel 5.3.Data Percobaan 3.
Beban, W Reaksi Tumpuan (N) Defleksi
No.
(N) RvA RvB (mm)
1 1 0,194 1,016 0,3
2 3 0,53 2,615 0,8
3 5 0,802 3,872 1,25
❖ ∑ 𝑀𝐴 = 0
𝑊(𝑥) − 𝑅𝑣𝐵(𝐿) = 0
𝑊(𝑥) 3(250)
𝑅𝑣𝐵 = = = 1,5𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝑀𝐵 = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) − 𝑅𝑣𝐴(𝐿) = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) 3(250)
𝑅𝑣𝐴 = = = 1,5𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝐹𝑥 = 0
𝑅ℎ𝐵 = 0
c. 𝑊 = 5 𝑁
❖ ∑ 𝑀𝐴 = 0
𝑊(𝑥) − 𝑅𝑣𝐵(𝐿) = 0
𝑊(𝑥) 5(250)
𝑅𝑣𝐵 = = = 2,5𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝑀𝐵 = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) − 𝑅𝑣𝐴(𝐿) = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) 5(250)
𝑅𝑣𝐴 = = = 2,5𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝐹𝑥 = 0
𝑅ℎ𝐵 = 0
3
2.616
2.500
3 2.226
Reaksi Tumpuan ( N )
2
1.602 Percobaan Ra
1.500
2 1.317
Percobaan Rby
1 Teoritas Ra
0.560
0.500
0.452 Teoritas Rby
1
0
0 2 4 6
BEBAN ( N )
2. Percobaan 2
𝑋 = 100 𝑚𝑚 ; 𝐿 = 500 𝑚𝑚. 𝑋2 = 100 𝑚𝑚 (Tumpuan di A)
Tabel 5.5. Data perhitungan percobaan 2.
Beban, Reaksi Tumpuan (N)
No. W Percobaan Teoritis Perbedaan
(N) Ra Rby Ra Rby Ra Rby
1 1 0,963 0,268 0,2 0,8 0,763 0,532
2 3 2,519 0,695 0,6 2,4 1,919 1,705
3 5 4,095 1,108 1,0 4,0 3,095 2,892
a. 𝑊 = 1𝑁
❖ ∑ 𝑀𝐴 = 0
𝑊(𝑥) − 𝑅𝑣𝐵(𝐿) = 0
𝑊(𝑥) 1(100)
𝑅𝑣𝐵 = = = 0,2𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝑀𝐵 = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) − 𝑅𝑣𝐴(𝐿) = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) 1(400)
𝑅𝑣𝐴 = = = 0,8𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝐹𝑥 = 0
𝑅ℎ𝐵 = 0
b. 𝑊 = 3𝑁
❖ ∑ 𝑀𝐴 = 0
𝑊(𝑥) − 𝑅𝑣𝐵(𝐿) = 0
𝑊(𝑥) 3(100)
𝑅𝑣𝐵 = = = 0,6𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝑀𝐵 = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) − 𝑅𝑣𝐴(𝐿) = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) 3(400)
𝑅𝑣𝐴 = = = 2,4𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝐹𝑥 = 0
𝑅ℎ𝐵 = 0
c. 𝑊 = 5,0 𝑁
Gieorgie Kosasih
515160037
80
❖ ∑ 𝑀𝐴 = 0
𝑊(𝑥) − 𝑅𝑣𝐵(𝐿) = 0
𝑊(𝑥) 5,0(100)
𝑅𝑣𝐵 = = = 1,0𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝑀𝐵 = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) − 𝑅𝑣𝐴(𝐿) = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) 5,0(400)
𝑅𝑣𝐴 = = = 4,0𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝐹𝑥 = 0
𝑅ℎ𝐵 = 0
5 4.095
4.000
4
4
Reaksi Tumpuan (N)
3 2.519
2.400 Percobaan Ra
3
Percobaan Rby
2
2 Teoritas Ra
1.108
1.000
0.963
0.800 0.695 Teoritas Rby
1 0.600
1 0.268
0.200
0
0 2 Beban (N) 4 6
3. Percobaan 3
𝑋 = 100 𝑚𝑚 ; 𝐿 = 500 𝑚𝑚. . 𝑋3 = 𝑌 = 100 𝑚𝑚 (Tumpuan di B)
Tabel 5.6. Data perhitungan percobaan 3.
Beban, Reaksi Tumpuan (N)
No. W Percobaan Teoritis Perbedaan
(N) Ra Rby Ra Rby Ra Rby
1 1 0,225 1,007 0,8 0,2 0,575 0,807
2 3 0,568 2,59 2,4 0,6 1,832 1,99
3 5 0,925 4,197 4,0 1,0 3,075 3,197
a. 𝑊 = 1𝑁
Gieorgie Kosasih
515160037
81
❖ ∑ 𝑀𝐴 = 0
𝑊(𝑥) − 𝑅𝑣𝐵(𝐿) = 0
𝑊(𝑥) 1(400)
𝑅𝑣𝐵 = = = 0,8𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝑀𝐵 = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) − 𝑅𝑣𝐴(𝐿) = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) 1(100)
𝑅𝑣𝐴 = = = 0,2𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝐹𝑥 = 0
𝑅ℎ𝐵 = 0
b. 𝑊 = 3𝑁
❖ ∑ 𝑀𝐴 = 0
𝑊(𝑥) − 𝑅𝑣𝐵(𝐿) = 0
𝑊(𝑥) 3(400)
𝑅𝑣𝐵 = = = 2,4𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝑀𝐵 = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) − 𝑅𝑣𝐴(𝐿) = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) 3(100)
𝑅𝑣𝐴 = = = 0,6𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝐹𝑥 = 0, 𝑅ℎ𝐵 = 0
c. 𝑊 = 5,0 𝑁
❖ ∑ 𝑀𝐴 = 0
𝑊(𝑥) − 𝑅𝑣𝐵(𝐿) = 0
𝑊(𝑥) 5(400)
𝑅𝑣𝐵 = = = 4𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝑀𝐵 = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) − 𝑅𝑣𝐴(𝐿) = 0
𝑊(𝐿 − 𝑥) 5(100)
𝑅𝑣𝐴 = = = 1𝑁
𝐿 500
❖ ∑ 𝐹𝑥 = 0
𝑅ℎ𝐵 = 0
Gieorgie Kosasih
515160037
82
5
Percobaan Ra Percobaan Rby Teoritas Ra
4.197 Teoritas Rby
4.000
4
2
1.007 1.000
0.925
0.800
1 0.600
0.568
0.225
0.200
0
0 2 Beban (N) 4 6
Kesimpulan:
1. Semakin besar beban yang diberikan maka nilai dari reaksi tumpuan
akan semakin besar pada setiap titik pada tumpuan, dan sebaliknya.
3 2.59
2.400
2
1.007
0.800 1.000
0.925
1 0.600
0.568
0.225
0.200
0
0 1 2
Beban (N) 3 4 5 6
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.gurusipil.com/jenis-jenis-tumpuan-dalam-mekanika-
teknik/ (Diakses pada tanggal 23 Oktober 2019)
2. https://egigiandaragie.wordpress.com/2014/01/01/pengertian-gaya-
resultan-gaya-momen-dan-tumpuan-dalam-analisa-struktur/
(Diakses pada tanggal 23 Oktober 2019)
3. http://www.ilmusipil.com/cara-menghitung-momen-ra-rb (Diakses pada
tanggal 23 Oktober 2019)
x
LAMPIRAN
Gieorgie Kosasih
515160037
Jawaban Pertanyaan
Pertanyaan:
1. Hitung nilai reaksi tumpuan A dan B secara teoritis.
2. Hitung perbedaan nilai reaksi tumpuan teoritis dengan reaksi tumpuan
aktual.
3. Jelaskan fenomena yang terjadi pengujian uji reaksi tumpuan.
Jawaban:
1. Nilai reaksi tumpuan A dan B secara teoritis telah dihitung pada tabel 5.4,
tabel 5.5, dan tabel 5.6.
Tabel 5.4.Hasil Perhitungan Percobaan 1.
Beban, Reaksi Tumpuan (N)
No. W Percobaan Teoritis Perbedaan
(N) RvA RvB RvA RvB RvA RvB
1 1 0,433 0,527 0,5 0,5 0,067 0,27
2 3 0,137 0,155 1,5 1,5 1,363 1,345
3 5 0,234 0,257 2,5 2,5 2,226 2,243
Tabel 5.5.Data Perhitungan Percobaan 2.
Beban, Reaksi Tumpuan (N)
No. W Percobaan Teoritis Perbedaan
(N) RVA RVB RVA RVB RVA RVB
1 1 0,773 0,21 0,2 0,5 0,573 0,59
2 3 0,235 0,685 0,6 2,4 0,365 1,715
3 5 0,392 0,113 1 4 0,608 3,887
Tabel 5.6.Data Perhitungan Percobaan 3.
Beban, Reaksi Tumpuan (N)
No. W Percobaan Teoritis Perbedaan
(N) RVA RVB RVA RVB RVA RVB
1 1 0,141 0,864 0,8 0,2 0,659 0,664
2 3 0,458 0,248 2,4 0,6 1,942 0,352
3 5 0,796 0,408 4 1 3,204 0,592
Gieorgie Kosasih
515160037
2. Perbedaan nilai reaksi tumpuan teoritis dengan reaksi tumpuan aktual telah
terlampir pada tabel nomor 1.
3. Fenomena reaksi tumpuan yang terjadi pada sistem ketika batang diberi
beban sebesar W dengan jarak X maka pada tumpuan rol (titik A) akan
terjadi reaksi satu reaksi tumpuan dengan arah vertikal (RvA) dan pada
tumpuan engsel (titik B) akan terjadi reaksi dua reaksi tumpuan yaitu
reaksi tumpuan dengan arah vertikal (RvB) serta arah horizontal (RhB).