Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

PELAKSANAAAN DAN PENGAWASAN

4.1. Bahan
Bangunan dikatakan baik jika memiliki kekuatan struktur. Kekuatan
struktur erat kaitannya dengan kekuatan bahan. Kekuatan bahan tergantung
jenis dan kualitasnya. Bahan bangunan merupakan komponen yang sangat
mempengaruhi mutu dari hasil pekerjaan. Maka bahan bangunan yang
digunakan sedapat mungkin merupakan yang terbaik dan sesuai dengan
ketentuan yang ada Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
Dari bahan yang akan dipakai di proyek melalui persetujuan
pengawas sehingga sesuai dengan di isyaratkan dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) dan dapat menjamin mutu pekerjaan di lapangan.
Bahan yang akan dipakai hendaknya menggunakan bahan yang masih baru
dan terjaga mutunya.
Penyimpanan bahan matrial perlu di perhatikan, agar bahan material
yang dipakai dalam kondisi yang layak pakai apabila selama penyimpanan
bahan menjadi tidak layak dipakai, maka pengawas akan meminta pelaksana
selaku penanggung jawab agar menganti bahan yang sesuai syarat yaitu
bahan yang sesuai dengan peraturan-peraturan standar yang berlaku secara
nasional. Bahan- bahan yang digunakan dalam proyek ini adalah :
a. Semen
Semen yang digunakan adalah Semen Tonasa merupakan hasil
produksi dalam negri.
1. Persyaratan umum.
a) Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan
persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia.
b) Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah
yang memenuhi persyaratan .Pemilihan salah satu merk semen
adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.

40
c) Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari
pengaruh cuaca sepanjang waktu dan perletakannya harus
terangkat dari lantai untuk menghindari dari kelembaban.
2. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang
disimpan dalam gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan.
Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang
dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas untuk pengambilan contoh-
contoh tersebut. Semen yang tidak dapat diterima sesuai
pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, harus tidak dipergunakan
atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut
telah dipergunakan untuk beton, maka konsultan pengawas dapat
memerintahkan membongkar beton tersebut dan diganti dengan
memakai semen yang telah disetujui atas beban kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan semua semen.
3. Tempat Penyimpanan Kontraktor harus menyediakan tempat
penyimpanan yang sesuai untuk semen.

Gambar 4.1 Semen Tonasa


b. Agregat Kasar
Agregat kasar dipakai di peroleh dari gunung merapi. Untuk
pembuatan beton yang digunakan untuk struktur seperti pembuatan
kolom dan balok. Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh
ketentuan berikut ini:

41
1. Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SNI
2843:2013 “Mutu dan Cara Uji Beton”. Bila tidak tercakup didalam
SNI 2843:2013, maka agregat tesebut harus memenuhi ketentuan
agregat normal: ASTM CC3M “Specification for Concrete
Aggregates”.
2. Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum agregat
kasar harus tidak melebihi syarat-syarat berikut:
a. 1/5 jarak terkecil antar bidang samping dari cetakan beton.
Sepertiga dari tebal plat.
b. 3/4 jarak bersih minimum antar tulangan atau kawat, bundel
tulangan, atau tendon prategang, atau selongsong.
Penyimpangan dari batasan-batasan inni diijinkan jika menurut
penilaian tenaga ahli, kemudahan pekerjaan, dan metode konsolidasi.
Sehingga beton dijamin tidak akan terjadi sarang krikil atau rongga.
Agregat kasar yang digunakan pada proyek ini di ambil dari ternate.

Gambar 4.2 Agregat Kasar


c. Agregat Halus
Agregat halus (pasir) adalah bahan batuan yang berukuran kecil,
yang lolos ayakan 5 mm dan tertinggal dalam ayakan 0,75 mm. kualitas
pasir digunakan untuk campuran adukan beton harus memenuhi
persyaratan tertentu yaitu:
1. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beranekaragam besarnya.
2. Tidak boleh mengandung bahan organik terlalu banyak.

42
3. Butiran-butiran pasir harus bersifat kekal, dalam arti tidak hancur
atau pecah oleh pengaruh cuaca misalnya oleh pengaruh kelembaban
hujan dan terik matahari.
4. Pasir tidak mengandung lumpur lebih dari 5% apabila lebih dari itu
maka pasir harus dicuci.
5. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk semua mutu beton. Kecuali
dengan petunjuk lembaga pemeriksaan bahan yang diakui.
6. Syarat-syarat tersebut harus di buktikan dengan pengujian di
laboratorium.
Pasir sebelum digunakan sebaiknya disimpan dalam bak dengan
alas lantai ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah, pasir
yang digunakan pada proyek ini berasal dari pasir merapi.

Gambar 4.3 Agregat Halus (pasir)


d. Air
Air adalah bahan dasar pembangunan beton. Berfungsi membuat
semen bereaksi dan sebagai bahan pelumas antar butir-butir agregat.
Pada umumnya air minum dapat dipakai untuk campuran beton.air yang
mengandung senyawa-senyawa yang berbahaya, yang tercemar garam,
minyak, gula atau bahan kimia lainnya, bila dipakai untuk campuran
beton akan sangat menurunkan kekuatan dan dapat juga mengubah sifat-
sifat semen. Selain itu air yang demikian dapat mengurangi afinitas
antara agregat dengan pasta semen dan mungkin pula mempengaruhi
kemudahan pengerjaan. Air yang diperlukan dipengaruhi oleh faktor-
faktor sebagai berikut:

43
1. Ukuran agregat maksimum diameter membesar maka kebutuhan air
menurun.
2. Bentuk butir: bentuk bulat, maka kebutuhan menurun (batu pecah
perlu banyak air).
3. Gradasi agregat : gradasi baik, makka kebutuhan air menurun untuk
kecelakaan yang sama.
4. Kotoran dalam agregat : makin banyak slit, tanah liat dan lumpur,
maka kebutuhan air meningkat.
5. Jumlah agregat halus (dibandingkan agregat kasar) : agregat halus
lebih sedikit, maka kebutuhan air menurun.

Gambar 4.4 Penampung Air


e. Baja/Besi Tulangan
Baja atau besi untuk pekerjaan sloof dan kolom yang dipakai
pada proyek Pembangunan Gedung Losmen Guraping, Sofifi
menggunakan besi tulangan D19 mm, D16 mm, D13 mm, D12 mm,
dan Ø10 mm.

Gambar 4.5. Besi Tulangan

44
f. Kawat Bendrat
Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan
agar dapat membentuk struktur seperti yang dikehendaki. Kawat
bendrat yang digunakan berdiameter 1 mm dan dalam pemakaiannya
digunakan tiga lapis kawat agar lebih kuat dalam mengikat baja
tulangan. Agar baja tulangan saling terikat dengan kuat maka kawat
yang digunakan harus mempunyai kualitas yang baik dan tidak mudah
putus.

Gambar 4.6. Kawat Bendrat


g. Paku
Paku yang digunakan untuk melekatkan dua bahan dengan
menembusi kedua-duanya. Contoh dalam pekerjaan ini digunakan
untuk merangkai bekisting, bauwplank, dan lain-lain.

Gambar 4.7 Paku


h. Kayu
Kayu merupakan bahan yang sangat diperlukan untuk
menunjang Proses penyelesaian sebuah konstruksi, kayu bisa
digunakan untuk bekisting bauwplank, rangka plafond dan sering juga
dipakai untuk rangka atap.

45
Gambar 4.8. Kayu

i. Triplek
Triplek yang dipakai untulk bekisting dalam proyek
Pembangunan Losmen Guraping, Sofifi ini makai triplek dengan
ukuran 122 cm x 244 cm dan tebal 10 mm.

Gambar 4.9 Triplex


4.2. Alat-alat yang digunakan
Alat kerja merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam
menciptakan hasil kerja yang memuaskan. Kontraktor harus menggandakan
semua peralatan atau perlengkapan kerja yang lengkap untuk melaksanakan
pekerjaan. Pemilihan dari jumlah kebutuhan ditetapkan berdasarkan macam
pekerjaan, rencana kerja, keadaan lapangan, dan volume pekerjaan yang
akan dikerjakan. Alat tersebut harus cukup memadai baik dari segi kualitas
maupun kuantitasnya, agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi saling
pinjam akibat kurangnya alat serta harus memperbaiki alat terlebih dahulu
karena alat tersebut rusak.
Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan proyek, baik itu alat
berat maupun ringan bertujuan menunjang kelancaran pekerjaan proyek,
beberapa secara umum :
a. Mempercepat penyelesaian pekerjaan.
b. Meningkatlan kualitas dan kuantitas pekerjaan.
c. Meningkatkan efisiensi dan produktifitas pekerjaan.

46
d. Menghemat biaya.
Dalam pemilihan alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan
proyek harus disesuaikan dengan besar volume pekerjaan yang ada, dengan
kata lain harus ada keseimbangan antara jumlah pekerjaan yang ada dengan
alat yang akan dioperasikan dengan hasil yang optimal. Beberapa alat yang
digunakan dalam Proyek ini yaitu:
1. Dump Truk
Dump truk digunakan untuk mengangkut material tanah dan
pasir dalam pekerjaan pengurugan dan pengangkutan material lainnya.

Gambar 4.10. Dump Truk


2. Excavator
Excavator merupakan salah satu alat berat untuk mengangkat dan
memindahkan material, serta meratakan permukaan tanah. Tujuannya
adalah untuk membantu dalam melakukan pekerjaan yang sulit agar
menjadi lebih ringan dan dapat mempercepat waktu pekerjaan sehingga
dapat menghemat waktu.

47
Gambar 4.11 Excavator
3. Truk Pompa Beton (Concrete Pump)
Mobil yang dilengkapi dengan pompa dan pipa yang digunakan
untuk memompa dan mengalirkan beton ke area yang tidak terjangkau
truk aduk beton.

Gambar 4.12. Truk Pompa Beton (Concrete pump)


4. Truk Aduk Beton (Concrete Mixer Truck)
Truk aduk beton adalah truk beton yang di lengkapi dengan mesin
gerak pengaduk beton (drum type concrete mixer) yang terpisah dengan
mesin truknya. Truk aduk beton ini berguna untuk mengangkut adukan
beton ready mix. Selama truk berjalan membawa adukan beton dari
tempat percampuran sampai kelokasi proyek, slinder berputar terus
menerus searah jarum jam dengan kecepatan balapan sampai dua belas
kali permenit. Untuk mengeluarkan adukan di dalam slinder diputar
sedemikian rupa sehingga jika slinder diputar berlawanan dengan arah
jarum jam, adukan beton terangkat keluar. Truk aduk beton dengan
kapasitas bak pengaduk/molen maksimal 7 m3.

48
Gambar 4.13. Truk aduk beton (Concrete Mix Truck)

4. Bar Cutter
Alat pemotong besi yang pemotongannya dikerjakan dengan
menggunakan mesin. Penggunaan mesin pemotong ini mempermudah
cara kerja pemotongan besi di dalam pengerjaan di proyek dan
berbagai peralatan lainnya, Contohnya seperti sekop, pacul, tang,
meteran, gergaji, palu, cangkul, load, dan lain-lain yang mendukung
pembangunan proyek.

Gambar 4.14. Bar Cutter


5. Mesin Aduk Beton (Concrete Mixer Molen)
Mesin aduk beton digunakan untuk mencampur atau
mengaduk beton hingga diperoleh adukan yang homogen dalam
jumlah besar. Data Concrete Mixer Molen :
1. Merek : Tiger
2. Kapasitas : 0,23 m3
3. Bahan Bakar : Solar
Cara kerja mesin adukan beton :
a. Pasir, split, semen dengan jumlah perbandingan tertentu
dimasukan ke dalam drum aduk.
b. Kontruksi di dalam drum dibuat sedemikian rupa, sehingga
dengan berputarnya drum maka campurkan beton akan teraduk
dengan rata.

49
c. Setelah pencampuran sempurna (homogen) maka campuran
beton siap dituangkan ke dalam bak penampungan beton dengan
cara memutar kemudi, sehingga akan terbalik dan isinya akan
tertuang.

Gambar 4.15. Mesin Aduk Beton (Concrete Mixer Molen)

4. Sekop
Sekop merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat
material-material seperti pasir dan lain-lain, dan juga sebagai alat
untuk pengaduk material yang sudah tercampur dan yang sudah
menjadi campuran beton.

Gambar 4.16. Sekop


5. Gerobak Dorong

50
Gerobak dorong digunakan untuk mengangkut adukan beton
dari bak penampungan ke tampat pengecoran dan untuk
pengangkutan material lainnya. Dengan menggunakan alat tersebut
pengangkutan material dari satu tempat ke tempat lain dapat lebih
mudah dan lebih ringan. Gerobak dorong ini juga digunakan untuk
mengangkut adukan beton yang akan diuji dan mengangkut benda uji
yang sudah keras untuk direndam dalam air.

Gambar 4.17. Gerobak

6. Ember
Ember adalah suatu alat yang terbuat dari bahan plastik yang
fungsinya untuk memindahkan material yang sudah menjadi
campuran dari tempat pengadukan campuran ke tempat item
pekerjaan yang dikerjakan.

Gambar 4.18. Ember

51
7. Catok (Tropol)
Catok adalah alat yang sangat kecil yang mempunyai fungsi
dan manfaat sangat besar, disaat pekerjaan seperti penyusunan batu
bata, finishing pada permukaan plat saat pengecoran, pekerjaan lantai
dan pekerjaan lainya yang membutuhkan cetok.

Gambar 4.19. Catok (Tropol)

8. Pacul Sekop
Pacul sekop adalah alat yang digunakan oleh para pekerja
bangunan untuk mencampur adonan pasir, gamping dan semen.

Gambar 4.20. Pacul Sekop

52
9. Meteran
Meteran di gunakan untuk mengukur ketebalan, lebar,
panjang, dan tinggi pada medan kerja. Panjangnya bermacam-macam
1 m - 5 m. Meteran ada yang terbuat dari plat baja tipis dan digulung
dari kotak kecil sebagai pelindungnya.

Gambar 4.21. Meteran

4.3. Sumber Daya Manusia


Pengelolaan sumber daya manusia meliputi proses perencanaan dan
penggunaan sumber daya manusia dengan cara yang tepat (effective) untuk
memperoleh hasil yang optimal. Sumber daya dapat berupa human (tenaga
kerja, tenaga ahli dan tenaga terampil), yang terdiri atas pedoman
peningkatan profesionalitas sumber daya manusia.

a. Tenaga kerja konstruksi


Tenaga kerja konstruksi merupakan peran yang paling penting
dari suatu proyek kontruksi. Sumber daya manusia adalah pelaku
pekerjaan di bidang konstruksi yang terdiri dari atas perencana,
pelaksana dan pengawas. Sesuai struktur ketenaga kerjaan yang pada
umumnya berbentuk piramida, sumber daya manusia mencakup:

53
1. Pekerja yang mencakup pekerja tidak terampil, pekerja semi
terampil dan pekerja teknis.
2. Teknis terampil yang mencakup teknis terampil administrasi
3. Teknis ahli dan teknisi professional
4. Tenaga material yang biasa dikelompokkan menjadi tenaga
manajerial terampil dan tenaga manajerial ahli
5. Tenaga professional
b. Dilihat dari tingkat pendidikan, struktur ketenagakerjaan SDM
kontruksi pada umumnya adalah :
1. Pekerja : SD, SLTP
2. Teknisi terampil : SMU
3. Teknisi ahli : D3 atau S1
4. Teknisi manajerial terampil, tenaga manajerial ahli D3 atau S1
5. Tenaga Professional : S2 dan S3
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, dengan
memperhatikan usaha untuk menyeimbangkan antara jumlah tenaga
dan pekerjaan yang tersedia, umumnya kontraktor memilih untuk
mengkombinasikan tenaga kerja langsung dengan tenaga kerja
borongan. Sedangkan untuk pengawas yang terampil akan tetap
dipertahankan meskipun volume pekerjaannya rendah.
c. Perencanaan tenaga kerja konstruksi
Dalam penyelenggaraan proyek, sumber daya manusia yang
berupa tenaga kerja merupakan faktor penentu keberhasilan suatu
proyek. Jenis dan intensitas kegiatan proyek berubah dengan cepat
sepanjang siklusnya, sehingga penyediaan jumlah tenaga kerja harus
meliputi perkiraan jenis dan kapan tenaga kerja diperlukan. Dengan
mengetahui perkiraan angka dan jadwal kebutuhannya, maka
penyediaan sumber daya manusia baik kualitas dan kuantitas menjadi
lebih baik dan efisien.

54
4.4. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan adalah realisasi dari perencanaan yang telah
dilakukan sebelumnya, yang meliputi berbagai macam pekerjaan, mulai dari
pekerjaan persiapan sampai dengan pekerjaan finisihing. Sumber daya yang
harus dimanfaatkan seefektif mungkin agar tercapainya keberhasilan proyek.
Sebelum melaksanakan pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop
Drawing), tujuannya adalah untuk memperjelas gambar agar dengan mudah
dapat dimengerti pelaksana pekerjaan. Pada shop drawing diberi penjelasan
tambahan untuk hal-hal yang tidak termasuk pada gambar rencana dan
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan atau jika ternyata ada perubahan
maka perubahan tersebut dicantumkan dalam shop drawing tersebut atau
shop drawing yang telah direvisi sesuai dengan perubahan yang telah
disetujui.

55

Anda mungkin juga menyukai