Anda di halaman 1dari 22

III.

PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. Penjelasan Umum

Pelaksanaan pekerjaan proyek dilakukan setelah kontrak disetujui, sesuai

dengan waktu yang telah ditetapkan dan dalam pelaksanaan proyek,

kontraktor harus mengacu pada RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat).

Pembahasan pada bab ini meliputi bagian-bagian dari pelaksanaan pekerjaan,

mulai dari material, peralatan, dan pelaksanaan pekerjaan struktur proyek

yang ditekankan pada pekerjaan pile cap, kolom(pier), dan pier head.

B. Material Bangunan (Bahan Bangunan)

Material adalah semua jenis bahan yang digunakan dalam pelaksanaan

pembangunan suatu proyek. Diperlukan pengawasan yang cukup ketat

terhadap bahan bangunan yang digunakan. Pengadaan bahan yang akan

digunakan harus diperhatikan agar mutu bahan dapat dipertahankan sehingga

tetap pada kondisi baik, karena bahan bangunan menentukan mutu dan

kualitas dari hasil pekerjaan. Bahan bangunan yang digunakan harus sesuai

dengan Rencana Kerja dan Syarat–syarat (RKS) yang ada.

Adapun material yang digunakan dalam proyek ini adalah sebagai berikut :
37

1. Air

Air dalam pekerjaan proyek digunakan untuk berbagai keperluan seperti

perawatan beton (curing), pekerjaan pembersihan sampai untuk

keperluan pekerja di lapangan. Air yang digunakan sebaiknya air bersih

agar tidak merusak beton atau baja tulangan sehingga didapat hasil yang

diharapkan. Air harus bebas dari minyak, alkali, garam, dan bahan-

bahan organik (ACI 3 18-83). Pada proyek ini air yang digunakan

diperoleh dari sumur bor.

2. Semen Portland

Semen portland adalah semen hidrolik yang dihasilkan dengan

menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang

umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai

bahan tambahan yang digiling bersama-sama dengan bahan utamanya

(Teknologi Beton I, Tri Mulyono). Pada proyek ini semen yang

digunakan adalah Semen Portland tipeI dengan merek Semen Padang.

Semen yang akan digunakan sebaiknya diletakkan ditempat yang baik

agar terlindung dari cuaca (air, hujan, dan kelembaban tinggi) yang dapat

menyebabkan kualitas semen menjadi buruk, mengeras ataupun rusak.


38

Gambar 12. Semen.

3. Agregat

Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan

pengisi dalam campuran beton atau mortar (Teknologi Bahan I,

Muhtarom dan Amalia). Akan tetapi walaupun fungsinya sebagai

pengisi, agregat cukup berpengaruh sehingga pemilihan agregat

merupakan bagian yang penting agar hasil yang didapat sesuai dengan

yang direncanakan.

Berdasarkan ASTM C-33, ukurannya agregat dibagi menjadi dua:

a. Agregat Kasar (Kerikil/Split)

Agregat kasar berupa butir–butiragregat yang tertahan pada saringan

no. 4 (>4,75 mm).

Adapun syarat–syarat dari agregat kasar adalah sebagai berikut :

1. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil alami dari

batuan–batuan atau berupa batu pecah.

2. Agregat kasar harus terdiri dari butir–butir yang keras, tidak

berpori dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.


39

Dalam proyek ini digunakan split. Agregat kasar (split) yang

digunakan telah sesuai dengan standar, yaitu dapat masuk diantara

sela-sela tulangan, karena tidak ditemukan tersangkutnya butir-butir

agregat pada sela-sela tulangan.

Gambar 13. Agregat Kasar (Kerikil/ Split).

b. Agregat Halus (Pasir)

Pasir yang digunakan harus berbutir tajam, keras, dan tidak

mengandung lumpur lebih dari 5 %. Agregat halus yang digunakan

pada proyek ini telah memenuhi standar karena sebelumnya telah

dilakukan pengujian terlebih dahulu,sehingga dinyatakan telah layak

digunakan.
40

Gambar 14. Agregat Halus (Pasir).

4. Tulangan

Pada proyek ini tulangan yang digunakan ada tulangan ulir dengan

diameter 13 mm, D16mm, D19 mm, D25 mm. Baja tulangan seharusnya

bersih dari karat, minyak, dan material lain yang dapat mengurangi daya

lekatnya terhadap beton. Sedangkan dilokasi proyek, tulangan diletakkan

di tempat yang tidak terlindung dari hujan ataupun panas sehingga dapat

menyebabkan karat yang nantinya akan membuat kualitas tulangan

menjadi menurun atau kurang baik.Seharusnya tulangan diletakkan di

tempat terlindung sehingga kualitasnya tetap terjaga.

Gambar 15. Tulangan.


41

5. Kayu dan Multiplek

Kayu yang digunakan yaitu kayu yang baik, yang lurus, tidak terdapat

cacat, dimensi penampang kayu harus sesuai rencana, kelas, dan jenis

mutu kayu harus sesuai dengan penggunaan. Kayu dan multiplek ini

digunakan untuk membuat bekisting.

Gambar 16. Kayu dan Multiplek.

6. Beton Tahu (Beton Decking)

Beton tahu adalah beton yang dibentuk sesuai fungsinya, yaitu untuk

mendapatkan selimut beton yang direncanakan dan juga untuk memberi

batasan antara permukaan bekisting dengan tulangan. Beton tahu yang

digunakan pada proyek Fly Over ini berdiameter 11 cm dan tebal 5cm.
42

Gambar 17. Beton tahu (Beton Decking).

7. Beton Ready Mix

Pada proyek ini beton ready mix digunakan dalam pengecoran pondasi

bore pile, kolom, pile cap, girder,pelat lantai, dan struktur atas atau

bagian lainnya.Untuk pengontrolan dan pengujian mutu beton dibuat

benda uji silinder dengan ukuran 15 × 30 cm. Dilakukan pula uji slump

pada saat beton ready mix tiba di lokasi proyek untuk melihat kesesuaian

antara nilai slump pada beton ready mix yang akan digunakan dengan

nilai slump yang direncanakan.

Penggunaan beton ready mix ini dipilih karena beberapa alasan, seperti:

a. Penghematan waktu dalam pengecoran.

b. Pemakaian beton ready mix dapat mengontrol dengan baik kualitas

betondengan pemakaian mixer truck.

Ready mix yang digunakan pada pelaksanaan proyek pembangunan

Jembatan Layang sepanjang 140,73 ini berasal dari PT. Bima Mix, yang

berada di daerah Tarahan dengan Slump rencana yang digunakan adalah

10 - 13 cm.

Bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :


43

a. Semen

Semen yang digunakan pada proyek ini adalah semen portland tipe I

dari merek dagang Semen Padang. Pemilihan semen portland tipe I

adalah didasarkan pada klasifikasi ASTM (American Society for

Testing and Materials) C150, yaitu digunakan untuk konstruksi biasa

dimana sifat yang khusus tidak diperlukan.

b. Agregat halus

Pada proyek pembangunan fly over ini menggunakan agregat halus

yang berasal dari penambangan pasir di daerah Gunung Sugih.

c. Agregat kasar

Agregat kasar (kerikil) yang digunakan pada proyek pembangunan

fly over ini adalah Agregat kasar (kerikil) yang berasal dari SBB

Tanjungan.

d. Admixture

Admixture atau bahan tambah yang digunakan pada proyek ini

adalah jenis admixture Naptha 676 Type G. Admixture biasanya

digunakan untuk menambah kekuatan atau mutu beton dan dapat

juga digunakan agar beton lebih cepat mengering tanpa menunggu

lebih lama.

8. Kawat Pengikat (Bendrat)

Kawat pengikat yang digunakan terbuat dari baja lunak diameter 1 mm.

Kawat pengikat yang digunakan terbagi kedalam dua fungsi yaitu

pengikat antar sambungan tulangan besi dan pengikat kolom agar dapat

berdiri tegak.
44

Gambar 18. Kawat Pengikat(Bendrat.)

9. Sikacim

Sikacim adalah campuran antara bubuk dan air dengan konsentrasi cairan

tertentu. Zat adiktif digunakan sebagai zat perekat antara betonlama

dengan beton baru yang baru akan dicor. Zat adiktif yang digunakan

dalam proyek ini adalah sikacim yang berasal dari PT. SIKA.

Gambar 19.Sikacim.
45

10. Pelumas

Pelumas digunakan untuk melumasi permukaan bekisting dengan tujuan

agar beton tidak melekat pada bekisting, sehingga seusai proses

pengecoran pembongkaran bekisting dapat dilakukan dengan mudah.

Gambar20. Pelumas.

11. Plastik terpal

Plastik terpal digunakan sebagai upaya melindungi beton yang baru dicor

agar terhindar dari sinar matahari langsung dan air hujan.

C. Peralatan Proyek

Peralatan merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan

proyek, perlu ditinjau terlebih dahulu dari segi efisiensi biaya dan waktu.

Untuk itu diperlukan manajemen peralatan yang baik.

Penentuan ini harus mempertimbangkan faktor–faktor antara lain:

a. Lokasi dan keadaan lapangan.

b. Macam dan volume pekerjaan.

c. Waktu dan biaya yang tersedia.


46

Pekerjaan suatu proyek sangat tergantung kepada peralatan yang tersedia,

karena hal ini akan mempengaruhi kelancaran pekerjaan di lapangan.

Peralatan yang digunakan pada proyek ini rata–rata 1 unit, hanya ada

beberapa alat yang lebih dari 1 unit, ini pasti sudah melalui pertimbangan

sebelumnya agar alat dapat digunakan seefektif mungkin. Berikut ini adalah

gambar dan penjelasan singkat peralatan yang digunakan di proyek :

1. Pemotong tulangan (Bar cutter)

Pemotong tulangan (Bar cutter) berfungsi untuk memotong baja tulangan

sesuai dengan panjang yang diinginkan.Sebelum dipotong, baja tulangan

terlebih dahulu ditandai pada titik yang akan dipotong.

Gambar 21.Pemotong Tulangan (Bar Cutter).

2. Pembengkok Tulangan(Bar Bending)

Pembengkok tulangan digunakan untuk membentuk baja tulangan seperti

yang diinginkan sesuai gambar kerja, alat ini bersifat manual sehingga

diperlukan pekerja yang khusus bertugas membengkokkan tulangan.


47

Gambar 22. Pembengkok Tulangan(Bar Bending).

3. Genset

Genset digunakan untuk mengalirkan listrik agar dapat mengoperasikan

alat-alat di proyek yang membutuhkan listrikatau semua pekerjaan di

proyek yang memang memerlukannya.

Gambar 23.Genset.

4. Pompa Air
48

Pompa air berfungsi untuk mengambil air dari sumber air atau dari

tempat yang menyediakan atau tempat pengambilan air untuk proses

pekerjaan di lapangan.

Gambar 24. Pompa Air.

5. Pemadat Adukan (Concrete Vibrator)

Concrete Vibrator adalah alat yang digunakan untuk memadatkan

adukan beton, meminimalisir beton yang melekat di bagian atas pada saat

sedang pengecoran dan juga untuk meratakan adukan beton. Dengan

digunakannya concrete vibrator diharapkan seluruh bagian yang dicor

dapat terisi dengan baik sehingga tidak terjadi celah-celah kosong yang

dapat menyebabkan beton keropos. Concrete Vibrator harus sering

diangkat dan dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain supaya

diperoleh pemadatan yang merata diseluruh bagian.


49

Gambar 25.Pemadat Adukan (Concrete Vibrator).

Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat ini adalah :

a. Ujung vibrator dimasukkan dalam adukan beton dengan posisi

vertical dan diusahakan untuk tidak mengenai tulangan baja.

b. Penggetaran dilakukan sekitas 10-15 detik untuk satu posisi titik.

c. Penggetaran dilakukan selapis demi selapis untuk mendapatkan

pemadatan yang diinginkan.

d. Ujung vibrator dicabut secara perlahan-lahan dari adukan sehingga

bekasnya dapat menutup kembali dengan sempurna.

6. Alat Las

Digunakan untuk menyambung besi agar sesuai dengan yang dibutuhkan.


50

Gambar 26. Alat Las.

7. Alat PDA Test

Alat PDA Test adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data

mengenai daya dukung aksial tiang, keutuhan /integritas tiang, effisiensi

energi yang ditransfer.

Gambar 27. Alat PDA Test.

8. Sampel Beton

Proses pengendalian mutu beton dilakukan dengan cara pengujian

terhadap sampel beton menggunakanbenda uji bentuk silinder dengan

diameter 150 mm dan tinggi 300 mm dan kubus dengan ukuran sisi-

sisinya 150 mm. Pengujian dilakukan dengan cara mengambil sampel

dari setiap pekerjaan pengecoran.


51

Gambar 28. Sampel beton.

9. Troli

Alat ini berbentuk seperti gerobak dengan kapasitas angkut yang tidak

begitu banyk. Troli merupakan suatu alat yang digunakan untuk

mengangkut, membawa dan juga untuk memindahkan barang, alat,

material ataupun bahan proyek lainnya dalam jumlah yang tidak banyak

dan biasanya juga dalam jarak yang tidak begitu jauh.

Gambar 29. Troli.


52

10. Dump Truck

Dump truck digunakansebagai alat transportasi untuk memindahkan

tanah ataupun material lainnya dari satu tampat ke tempat lain.

Gambar 30. Dumptruck.

11. Truk Pengaduk Beton (readymix concrete mixer truck)

Mixer truck adalah kendaraan yang digunakan untuk mengangkut beton

ReadyMix dari lokasi batching plant ke lokasi proyek. Beton ready mix

yang digunakan berasal dari PT. Bima Readymix (Bima mix) yang berada

di Tarahan. Truk ini berputar selama perjalanan menuju ke lokasi proyek

sehingga beton tidak mengalami segregasi, beton tetap homogen dan

tidak mengeras. Adapun kapasitas dari truk pengaduk ada yang mampu

menampung 5 m3 dan 7 m3 beton pra campur (ready mix).


53

Gambar 31. Readymix concrete mixer truck.

12. Concrete Pump Truck

Concrete pump truck adalah jenis kendaraan yang berguna untuk

memompa atau menyalurkan beton ready mix dari truk pencampur

(Mixer Truck) ke bagian atau tempat yang akan di cor. Alat ini bekerja

dengan sistem tekanan hidrolik yang diberikan oleh putaran mesin pada

pompa, namun adakalanya tempat dengan kedudukan yang lebih tinggi

harus dijangkau oleh pompa sehingga dibutuhkan tenaga udara yang juga

dihasilkan oleh compressor yang bekerja untuk menghantarkan campuran

beton dari mixer truck.

Gambar 32. Concrete pump truck.


54

13. Excavator

Merupakan alat berat yang digunakan untuk penggalian, penimbunan,

atau meratakan tanah juga untuk pemindahan atau pengangkutan tanah ke

dump truck. Excavator dilengkapi dengan bucket, yang berfungsi untuk

menggali dan memindahkan tanah.

Gambar 33. Excavator.

14. Mobile Crane

Mobile Crane adalah alat yang digunakan untuk mengangkat dan

memindahkan suatu muatan dari satu tempat ke tempat lain yang

diinginkan. Terutama digunakan untuk mengangkat muatan–muatan yang

berat.
55

Gambar 34. Mobile Crane.

15. Waterpass

Waterpass merupakan alat yang digunakan untuk menetukan elevasi

lantai, balok, atau lainnya dan juga dapat digunakan untuk menentukan

kemiringan pier head, sumbu kolom pier, dll.

Gambar 35. Waterpass.

16. Theodolit

Alat ini digunakan untuk pekerjaan pengukuran untuk menentukan titik

elevasi bidang datar, penandaan penempatan Pier dan Abutment,

pengontrol arah vertikal, dan masih banyak lagi dalam pekerjaan lainnya.

Dan juga dapat digunakan untuk pekerjaan pengukuran dalam

menentukan sumbu bangunan, penandaan penempatan kolom dan lain-

lain.
56

Gambar 36. Theodolit.

17. Peralatan bantuan

a. Alat penerangan

b. Cangkul dan sekop

c. Linggis

d. Catut dan tang / Gegep

Alat yang digunakan untuk mengencangkan sekaligus memotong

kawat bendrat pada proses pengerjaan pengikatan tulangan.

e. Palu

Palu digunakan untuk pemakuan, pemasangan atau pelepasan

bekisting, dan lain sebagainya.

f. Benang dan selang

Berfungsi untuk mengontrol elevasi (pekerjaan leveling).

g. Gergaji

Gergaji digunakan untuk untuk memotong kayu, triplek ataupun

multiplek, dan lain sebagainya dalam pengerjaan bekisting ataupun

pekerjaan lainnya.

h. Meteran
57

Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur, seperti tinggi atau

tebal pemasangan bekisting,jarak antar tulangan dan kegiatan

pengukuran lainnya dalam sekala jarak yang kecil.

i. Kawat Las

Fungsi kawat las sebagai pengisi atau penambah (filler), digunakan

untuk pengelasan agar membuang alur las yang berlebihan,

membuang alur las yang salah.

Anda mungkin juga menyukai