Anda di halaman 1dari 46

ABSTRACT

MAKING MACHINE KNEADING CRACKERS

by:

DWI KURNIAWAN

Home business industry is the existence of micro enterprises in Indonesia is

increasingly gaining the attention of the government and society so that the

number is increasing. To get a product that has a good quality of the industrial

system or operating system in the manufacture of crackers need to be addressed,

in addition to keeping the engine can work optimally we need to hold a care and

maintenance of the machines used for the production of crackers.

In making the cracker dough mixing machine used materials are: iron plate, angle

steel, and stainless steel plate. Where the iron plate and angle iron used to make

the frame and the motor holder, while the stainless steel plate is used to make

dough crackers tank. The first step in making this machine is making an image,

followed by the cutting of materials that have been measured. Once all the

ingredients are available, switching performed at each section to be formed into a

framework. Furthermore assembly process to attach the parts of the device. Total

cost to make this machine is Rp. 3.300.000, -

Keywords: home industries, operational, cracker dough mixing machine.


ii

ABSTRAK

PEMBUATAN MESIN PENGADUK ADONAN KERUPUK

Oleh:

DWI KURNIAWAN

Usaha home industri merupakan usaha mikro yang keberadaannya di Indonesia

semakin mendapatkan perhatian pemerintah dan masyarakat sehingga jumlahnya

semakin banyak. Untuk mendapatkan produk yang memiliki kualitas yang baik

maka sistem industri atau sistem operasional dalam pembuatan kerupuk perlu

dibenahi, selain itu untuk menjaga agar mesin bisa bekerja secara optimal maka

perlu diadakan suatu perawatan dan pemeliharaan terhadap mesin yang digunakan

untuk produksi kerupuk.

Dalam membuat mesin pengaduk adonan kerupuk bahan yang digunakan ialah:

besi plat, besi siku, dan plat stainless steel. Besi plat dan besi siku digunakan

untuk membuat kerangka dan dudukan motor penggerak, sedangkan plat stainless

steel digunakan untuk membuat bak penampung adonan kerupuk. Langkah

pertama dalam membuat mesin ini adalah pembuatan gambar, kemudian

dilanjutkan dengan pemotongan bahan yang telah diukur. Setelah semua bahan

tersedia, dilakukan penyambungan pada tiap-tiap bagian untuk dibentuk menjadi

kerangka. Selanjutnya adalah proses perakitan bagian-bagian dari alat tersebut.

Total biaya yang dibutuhkan untuk membuat mesin ini adalah

Rp. 3.300.000,-

Kata kunci : home industri, operasional, mesin pengaduk adonan kerupuk.


1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir ini banyak pelaku usaha kecil menengah dibidang

pembuatan kerupuk yang mulai gulung tikar karena mereka tidak mampu

memenuhi biaya oprasional yang tinggi untuk membeli mesin pengaduk adonan

kerupuk dengan kapasitas besar, sedangkan pesanan para pelanggan semakin

banyak dengan batas waktu pengerjaan yang singkat. Untuk membantu para

pengusaha kerupuk tersebut, maka dibuat mesin pengaduk adonan kerupuk yang

harganya terjangkau. Pembuatan mesin didesain dengan bentuk yang lebih

sederhana dan perawatannya lebih mudah, sehingga pengusaha kerupuk dapat

menekan biaya produksi dan mendapatkan untung yang besar.

Dengan melihat permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk merancang dan

membuat mesin pengaduk adonan kerupuk. Mesin ini dirancang menggunakan

motor listrik dengan kapasitas 1/2 Hp sebagai penggeraknya dan stainless steel

sebagai bak penampung dan porosnya. Putaran dari motor listrik ditransmisikan

ke gear box melalui bantuan pulley dan sabuk V-belt. Putaran tersebut diteruskan

ke poros pengaduk dengan menggunakan kopel.

Laporan Proyek Akhir


2

Sebelum pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini dilakukan, langkah

pertama yang dikerjakan adalah membuat gambar mesin pengaduk adonan

kerupuk dengan program Autocad. Dengan adanya gambar mesin maka

pembuatan mesin ini akan semakin mudah.

B. Tujuan Proyek Akhir

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam proyek akhir ini adalah :

1. Membuat mesin pengaduk adonan kerupuk.

2. Mengetahui cara kerja dari mesin pengaduk adonan kerupuk.

C. Batasan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang dan masalah teknologi, maka proyek akhir

ini hanya membahas tentang pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk.

D. Sistematika penulisan

Penulisan proyek akhir ini dibagi dalam lima bab, yaitu :

I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan latar belakang, tujuan proyek akhir, batasan masalah dan

sistematika penulisan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisikan teori-teori yang diperlukan dalam penyusunan laporan

proyek akhir ini.

Laporan Proyek Akhir


3

III. METODOLOGI PEMBUATAN

Dalam bab ini berisikan tentang waktu dan tempat pelaksanaan, alat dan bahan,

prosedur pembuatan, serta alur kerja proyek akhir.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini membahas tentang pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk

dari tahap awal sampai akhir.

V. PENUTUP

Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Laporan Proyek Akhir


4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kerupuk

Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka

dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus

adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan dibawah sinar matahari dan

digoreng dengan minyak goreng yang banyak.

Kerupuk bertekstur garing dan sering dijadikan pelengkap untuk berbagai

makanan Indonesia seperti nasi goreng dan gado-gado. Jenis kerupuk yang paling

umum dijumpai di Indonesia adalah Kerupuk udang dan kerupuk ikan. Kerupuk

kulit adalah kerupuk yang tidak dibuat dari adonan tepung tapioka, melainkan dari

kulit sapi atau kerbau yang dikeringkan. Kerupuk biasanya dijual di dalam

kemasan yang belum digoreng. Kerupuk kulit dan Kerupuk ikan dari jenis yang

sulit mengembang ketika digoreng biasanya dijual dalam bentuk sudah digoreng

karena krupuk perlu digoreng sebanyak dua kali. Kerupuk perlu digoreng lebih

dulu dengan minyak goreng bersuhu rendah sebelum dipindahkan ke dalam wajan

berisi minyak goreng panas.

Laporan Proyek Akhir


5

Gambar 1. Kerupuk.

B. Mesin Pengaduk Adonan Kerupuk

Mesin ini digunakan untuk mengaduk adonan kerupuk seperti : tepung, bumbu,

air, dan sebagainya sehingga tercampur merata dan siap dicetak dengan baik.

Mesin yang penulis gambar ini lebih mengutamakan aspek kesederhanaan dan

bentuk yang ringkas sehingga pembuatan dan operasional mesin tidak

membutuhkan biaya yang terlalu besar dan dapat dijangkau para pedagang kecil

menengah.

Cara kerja mesin pengaduk adonan kerupuk adalah sebagai berikut :

Pada saat motor dihidupkan motor akan berputar sesuai dengan putaran motor,

yang kemudian putaran pada motor tersebut ditransmisikan ke gear box melalui

bantuan pulley dan sabuk V-belt dimana gear box tersebut akan memutar poros

yang terpasang menjadi satu dengan bak penampung, pemutaran tersebut

Laporan Proyek Akhir


6

dihubungkan dengan menggunakan kopel. Mesin pengaduk adonan kerupuk ini

dibuat menggunakan penggerak motor listrik berkapasitas 1/2 Hp.

Dalam pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk menggunakan beberapa

komponen elemen mesin yang sangat berpengaruh dalam pembuatan mesin ini,

semua elemen mesin ini bisa didapatkan di toko-toko peralatan mesin. Beberapa

komponen elemen mesin tersebut antara lain (Zainudin Ahmad, 2006).

B.1. Motor Listrik

Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.

Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik

disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada peralatan

rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu.

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama. Arus listrik dalam

medan magnet akan memberikan gaya Jika kawat yang membawa arus

dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada

sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.

Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar kumparan.

Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga

putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan

elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

B.2. Transmisi

Transmisi yang digunakan yaitu :

Gear Box atau reducer adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengurangi

kecepatan dari putaran motor penggerak atau mesin penggerak. Momen yang

Laporan Proyek Akhir


7

dihasilkan oleh motor penggerak atau mesin mendekati tetap, sementara tenaga

bertambah sesuai dengan putaran mesin. Untuk mengurangi beban langsung

terhadap penggerak makadiperlukan gear box untuk mengatasi hal ini, dengan

cara menukar kombinasi gigi (perbandingan gigi). Ada banyak jenis perbandingan

kecepatan putarnya, diantaranya: 1 : 10, 1 : 20, 1 : 30 dan masih banyak

perbandingan lainnya. Maksud dari 1 : 10 adalah 10 kali putaran poros pada

penggerak (motor) diubah menjadi 1 kali putaran pada poros gear box (reducer).

B.3. Poros

Poros merupakan bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin

meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Dalam hal ini poros dibedakan

menjadi:

B.3.1. Poros Dukung

Poros dukung dapat dibagi menjadi poros tetap atau poros berhenti dan poros

berputar. Elemen mesin berputar seperti cakera tali dan pulley sabuk mesin,

piringan kabel, teromol kabel, roda jalan dan roda gigi dipasang berputar terhadap

poros dukung tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Pada

umumnya poros dukung itu tetap pada salah satu ujungnya atau kedua ujungnya

ditumpu dan sering ditahan terhadap perputaran. Poros dukung umumnya dibuat

dari baja bukan paduan (Fe 490) terkadang dari baja paduan misalnya baja nikel

krom dan juga dari besi cor nodular.

Laporan Proyek Akhir


8

B.3.2. Poros Transmisi

Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen

mesin ke elemen mesin yang lain. Poros transmisi mendapat beban puntir murni

atau puntir dan lentur yang akan meneruskan daya ke poros melalui kopling, roda

gigi, puli sabuk atau sproket rantau, dan lain-lain.

B.3.3. Gandar

Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir, fungsinya hanya

sebagai penahan beban, biasanya tidak berputar. Contohnya seperti yang dipasang

pada roda-roda kereta barang, atau pada as truk bagian depan.

B.3.4. Spindel

Poros Spindel merupakan poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama

mesin perkakas dimana beban utamanya adalah beban puntiran atau yang biasa

disebut spindel. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus

kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.

B.3.5. Macam-macam poros menurut bentuknya

Menurut bentuknya poros dapat dibedakan atas:

 Poros luar umum

 Poros engkol sebagai poros utama

 Poros luwes untuk transmisi yang kecil

B.3.6. Macam-macam poros menurut pembebanan

 Poros dengan beban puntir dan lentur

Laporan Proyek Akhir


9

Poros dengan beban puntir dan lentur dapat terjadi pada puli atau roda gigi pada

mesin untuk meneruskan daya melalui sabuk, atau rantai. Dengan demikian poros

tersebut mendapat beban puntir dan lentur akibat adanya beban.

 Poros dengan beban puntir

Daya dan perputaran, momen puntir yang akan dipindahkan oleh poros dapat

ditentukan dengan mengetahui garis tengah pada poros.

 Poros dengan pembebanan lentur murni

Poros dengan beban lentur murni biasanya terjadi pada gandar dari kereta

tambang dan lengan robot yang tidak dibebani dengan puntiran, melainkan

diasumsikan mendapat pembebanan lentur saja. Meskipun pada kenyataannya

gandar ini tidak hanya mendapat beban statis, tetapi juga mendapat beban

dinamis.

B.3.7. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang sebuah poros

 Kekuatan poros

Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur

(bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur.

Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya :

kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros

bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang

dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.

 Material poros

Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada

umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit

(case hardening) sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah

Laporan Proyek Akhir


10

baja khrom nikel, baja khrom nikel molebdenum, baja khrom, baja khrom

molibden, dll. Sekalipun demikian, baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan

jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan pembebanan yang berat saja.

Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat

treatment yang tepat sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.

 Kekakuan poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan

pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan

mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration)

dan suara (noise).

Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga

harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan

dayanya dengan poros tersebut.

B.4. Bantalan

Tempat sebuah poros ditumpu, dinamakan tap-poros atau leher poros (journal),

elemen yang menumpu dinamakan bantalan. Bantalan ini dapat dipasang di dalam

mesin dimana poros termasuk atau dalam suatu elemen yang terpisah yang

dipondasikan yang dinamakan blok bantalan, blok atau dengan singkat bantalan.

Dalam bantalan umumnya bekerja gaya reaksi. Apabila gaya reaksi ini jauh lebih

banyak mengarah tegak lurus pada garis sumbu poros, bantalan dinamakan

bantalan radial. Kalau gaya reaksi itu jauh lebih banyak mengarah sepanjang garis

sumbu dinamakan bantalan aksial. Pada poros vertikal nama yang diberikan

adalah bantalaan pivot. Juga terdapat kombinasi gaya aksial dan gaya radial.

Laporan Proyek Akhir


11

Gambar 2. Bantalan.

C. Proses Produksi

C.1. Pemotongan

Pemotongan dilakukan terhadap besi siku yang digunakan sebagai kerangka

mesin. Untuk pemotongan pelat kita menggunakan gerinda potong, gergaji besi,

gunting pelat dan terkadang menggunakan mesin las asitilin.

C.2. Pengelasan

Pengelasan adalah proses penyambungan dua buah atau lebih logam dasar (base

metal) dengan cara pencairan material tersebut melalui masukan panas (het input).

C.2.1. Las listrik

Elektroda-elektroda yang digunakan untuk menekan benda kerja dengan tekanan

yang cukup arus listrik akan mencairkan benda kerja sehingga membentuk paduan

yang kokoh. Bentuk hasil pengelasan ditentukan oleh bentuk-bentuk elektroda.

Mesin las yang ada pada unit peralatan las berdasarkan arus yang dikeluarkan

Laporan Proyek Akhir


12

pada ujung-ujung elektroda dibedakan menjadi beberapa macam yaitu: (Daryanto,

1987).

a. Mesin las arus searah (DC)

Pesawat las arus searah (DC) dapat berupa pesawat transformator rectifier,

pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin maupun pesawat pembangkit

lstrik yang digerakkan oleh motor listrik.

Mesin las DC ada dua macam, yaitu las stasioner dan mesin las portable. Mesin

las stasioner biasanya digunakan pada tempat-tempat atau bengkel yang

mempunyai jaringan listrik permanen. Adapun mesin las portable yang

mempunyai bentuk relatif lebih kecil biasanya digunakan untuk proses pada

tempat-tempat yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik.

b. Mesin las arus bolak balik (AC)

Mesin las arus AC meperoleh busur nyala dari transformator dimana di dalam

pesawat ini arus dari jaring-jaring listrik diubah menjadi arus bolak-balik oleh

transformator yang sesuai dengan arus yang digunakan untuk mengelas sehingga

mesin las ini disebut juga mesin las transformator. Mesin las ini mempunyai dua

buah kumparan primer dililit oleh kawat tembaga berukuran lebih besar dengan

jumlah yang lebih sedikit dan di dalam transformator terdapat sebuah inti besi

yang dapat digerakkan untuk mengatur besarnya arus listrik dalam pengelasan.

C.2.2. Las Oksi Asitilin

Pengelasan dengan oksi asitilin adalah proses secara manual dengan pemanasan

permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gas

Laporan Proyek Akhir


13

asetilin melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam

pengisi. Proses penyambungannya dapat dilakukan dengan tekanan. Pembakaran

gas C2H2 oleh oksigen (O2) dapat menghasilkan suhu panas yang sangat tinggi

sehingga dapat mencairkan logam. Untuk memperoleh nyala pembakaran yang

baik perlu melakukan pengaturan campuran gas yang dibakar. Jika jumlah gas O2

ditambah maka akan dihasilkan suhu yang sangat tinggi, lebih tinggi dari suhu

titik lebur baja atau metal lainnya sehingga dalam waktu sekejap mampu

mencairkan logam tersebut yang cukup tebal. Oleh karena itu las ini sangat baik

untuk memotong logam. Namun, pemotongan dengan las ini tidak baik untuk

memotong baja paduan misalnya steinless steel yang sangat peka terhadap

oksidasi.

C.2.3. Teknik Pengelasan

Sebelum proses pengelasan dilaksanakan sebaiknya mengetahui tentang teknik-

teknik pengelasan untuk mengurangi tingkat kegagalan pada proses pengelasan.

Dalam mengelas pelat tipis, teknik-teknik ini sangat diperlukan. Ada beberapa hal

yang harus diketahui tentang teknik pengelasan antara lain :

a. Menentukan arus tegangan listrik yang digunakan dalam pengelasan yang

diatur sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dikarenakan penggunaan tegangan

tidak boleh terlalu tinggi hanya sekitar 55 volt sampai 85 volt. Hal ini

berhubungan dengan keselamatan kerja operator las. Tubuh manusia tidak akan

mampu menahan arus listrik dengan tegangan tinggi. Tegangan listrik yang

digunakan pada mesin las (tegangan pada ujung-ujung terminal) berkisar 55

volt sampai 85 volt, tegangan ini disebut sebagai tegangan pembakaran. Bila

Laporan Proyek Akhir


14

nyala busur listrk sudah terjadi maka tegangan turun menjadi 20 volt sampai 40

volt, tegangan ini disebut dengan tegangan kerja. Semakin besar diameter

elektoda maka semakin besar pula arus yang terjadi.

b. Menyalakan dan mematikan elektroda

Untuk menyalakan atau membuat busur listrik perlu diperhatikan jenis mesin

las yang digunakan. Jika mesin las yang digunakan adalah mesin las AC, maka

cara menyalakan dengan mengggoreskan elektroda yang terjepit pada penjepit

elektroda pada benda kerja yang sudah terhubung dengan kabel massa. Adapun

cara menyalakan mesin las arus DC dengan cara menggoreskan dengan arah

naik turun. Elektroda digerakkan lurus ke bawah sampai menyentuh benda

kerja kemudian diangkat setinggi diameter elektroda.

C.3. Penggerindaan

Penggerindaan adalah proses menghaluskan permukaan material yang dilakukan

oleh betu gerinda dengan jumlah mata potongan yang tak terhitung yang

merupakan serbuk abrasif di permukaannya.

Pada dasarnya mesin gerinda berguna untuk menggerinda permukaan benda kerja

sehingga rata dan halus, khususnya untuk mengasah pahat pemotong dari mesin

perkakas. Bentuk mesin ini ada yang duduk dan ada yang berdiri serta ada gerinda

tangan. Yang dimaksud mesin gerinda duduk adalah mesin gerinda yang

pemasangannya diikat dengan baut pada bangku kerja, sedangkan mesin gerinda

berdiri adalah mesin gerinda yang terpasang pada kakinya yang tinggi.

Laporan Proyek Akhir


15

C.4. Pengeboran (Drilling)

Pengeboran (drilling) dilakukan pada kerangka mesin bertujuan sebagai tempat

dudukan baut. Pengeboran dilakukan agar komponen mesin dapat dibongkar

pasang saat terjadi kerusakan sehingga dapat diganti dengan hanya melepas

komponen yang rusak saja.

Laporan Proyek Akhir


35

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil proses pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini dapat

disimpulkan bahwa :

1. Mesin pengaduk adonan kerupuk ini adalah alat yang digunakan untuk

mencampur semua bahan-bahan pembuat adonan kerupuk, alat ini

memakai mesin penggerak motor listrik berkapasitas ½ Hp.

2. Pada proses pembuatan kerangka mesin ini, bahan yang digunakan adalah

besi siku dengan tebal 4 mm dan lebar 4 cm. Proses penyambungan

kerangka ini menggunakan cara pengelasan.

3. Setelah dilakukan pengujian, mesin pengaduk adonan ini mampu

menghasilkan maksimal 15 kg adonan kerupuk dalam waktu 50 menit.

4. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat mesin pengaduk adonan kerupuk

ini adalah Rp. 3.300.000,- apabila dibandingkan dengan mesin pengaduk

adonan kerupuk yang sudah ada dipasaran dengan kapasitas yang sama,

mesin ini relatif lebih murah karena harga mesin yang ada dipasaran

berkisar Rp. 10.000.000,-

Laporan Proyek Akhir


36

B. Saran

Dari hasil proses pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini, penulis

memberikan beberapa saran yaitu :

1. Sebaiknya bak pengadukan diberi tutup agar pada saat proses pengadukan

dilakukan kotoran tidak masuk kedalam bak.

2. Pembuatan dudukan motor listrik dan gear box pada kerangka harus

sejajar atau lurus agar pada saat perakitan komponen lebih mudah.

3. Sebaiknya celah antara poros pengaduk dengan dinding bak penampung

dibuat lebih rapat, hal ini dilakukan untuk mengurangi adonan yang

menempel pada dinding bak penampung pada saat dilakukan pengadukan.

Laporan Proyek Akhir


PEMBUATAN MESIN PENGADUK ADONAN
KERUPUK

(Laporan Proyek Akhir)

Oleh:
DWI KURNIAWAN

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

Ahli Madya (A.Md.)

Pada

Program Studi Diploma III Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
16

III. METODE PEMBUATAN

A. Waktu dan Tempat

Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

Amanah, jalan raya candimas Natar, Lampung Selatan. Pembuatan mesin

pengaduk adonan kerupuk ini membutuhkan waktu 1 bulan 12 hari, terhitung dari

tanggal 1 November 2012 sampai tanggal 13 Desember 2012.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan mesin pengaduk adonan

kerupuk ini adalah sebagai berikut :

B.1. Alat

Adapun beberapa alat yang digunakan untuk proses pembuatan mesin pengaduk

adonan kerupuk ini, antara lain yaitu :

B.1.1. Mistar siku

Mistar siku digunakan untuk mengukur besi siku dalam pembuatan kerangka

mesin dan lain-lain.

Laporan Proyek Akhir


17

Gambar 3. Mistar siku.

B.1.2. Gergaji besi

Gergaji besi digunakan untuk memotong besi siku yang telah diukur.

Gambar 4. Gergaji besi.

B.1.3. Gerinda

Gerinda ini digunakan untuk meratakan bagian-bagian yang sudah dipotong dan

dilas.

Laporan Proyek Akhir


18

Gambar 5. Gerinda.

B.1.4. Mesin las listrik

Mesin las digunakan untuk menyambung besi siku yang akan disatukan untuk

membuat desain yang telah ditentukan.

Gambar 6. Mesin las listrik.

B.1.5. Mesin bor tangan

Mesin bor tangan digunakan untuk melubangi bagian-bagian yang akan

diinginkan untuk pemasangan sebuah baut dan bagian lainnya sebagai pengikat.

Laporan Proyek Akhir


19

Gambar 7. Mesin bor tangan.

B.1.6. Kunci pas

Kunci pas digunakan untuk mengencangkan baut dan mur pada bearing, motor

penggerak, dan gear box.

Gambar 8. Kunci pas.

B.1.7. Meteran

Meteran digunakan untuk mengukur panjang besi siku yang akan dipotong.

Laporan Proyek Akhir


20

Gambar 9. Meteran.

B.2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan mesin pengaduk adonan

kerupuk ini adalah sebagai berikut :

Table 1. Bahan dan material mesin pengaduk adonan kerupuk.

No Bahan Dimensi Jumlah Keterangan

Pembelian Pembuatan

Pulley Gear

1 Pulley Box,D = 10 cm 1 Pcs Beli jadi Siap pasang

Pulley motor

listrik,

D = 5 cm 1 Pcs Beli jadi Siap pasang

2 Motor listrik ½ Hp 1 unit Beli jadi Siap pasang

3 Gear Box 1:50 1 Pcs Beli jadi Siap pasang

4 Besi siku L 4x4mm 3 batang Beli jadi Di potong

Laporan Proyek Akhir


21

D= 1 inchi

5 Poros D= 10 mm 2 pcs Beli jadi Dipotong

Plat stainles 400x300x5

6 steel mm 2 pcs Beli jadi Dipotong

Plat stainles 1500x400x2

7 steel mm 1 pcs Beli jadi Dipotong

8 Bearing UCP 205 2 pcs Beli jadi Siap pakai

9 Plat baja 2 pcs Beli jadi Dipotong

10 Bearing UCF 205 2 pcs Beli jadi Siap pakai

11 Kuas I pcs Beli jadi Siap pakai

12 Cat 1 kaleng Beli jadi Siap pakai

13 Kawat las 2 pcs Beli jadi Siap pakai

14 V-Belt A-35 1 pcs Beli jadi Siap pakai

15 Mur dan 12 dan 14 mm 18 pcs Beli jadi Siap pakai

baut

C. Prosedur Pembuatan

Langkah-langkah pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini adalah sebagai

berikut :

Laporan Proyek Akhir


22

C.1. Tahap membuat gambar

Dalam pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini, tahap kerja utama yang

dilakukan adalah membuat gambar mesin. Tujuan pembuatan gambar ini untuk

mempermudah pembuatan sesuai dengan keinginan dan langkah kerja.

C.2. Tahap pembuatan

Setelah tahap membuat gambar selesai langkah selanjutnya adalah membuat

mesin pengaduk adonan kerupuk. Adapun tahap pembuatannya meliputi :

a. Proses pemotongan.

b. Proses pengelasan.

c. Proses pengeboran.

a. Proses Pemotongan.

1. Memotong besi siku sebanyak 2 batang dengan ukuran 84 cm, 2

batang dengan ukuran 60 cm, dan 2 batang dengan ukuran 48 cm

untuk ketinggian kerangka.

2. Memotong besi siku sebanyak 5 batang dengan ukuran 64 cm, untuk

panjang kerangka.

3. Memotong besi siku sebanyak 2 batang untuk bagian atas dan 2 batang

untuk bagian bawah dengan ukuran 40 cm, untuk panjang kerangka

pada dudukan motor listrik dan gear box.

4. Memotong 2 batang besi siku dengan ukuran 40 cm, untuk dudukan

motor listrik..

Laporan Proyek Akhir


23

5. Memotong 2 batang besi siku dengan ukuran 40 cm, untuk dudukan

gear box.

6. Memotong 10 batang besi siku dengan ukuran 50 cm untuk lebar

kerangka.

7. Memotong plat stainless steel dengan ukuran 1500 x 400 x 2 mm dan

400 x 300 x 5 mm untuk bak pengaduk.

Gambar 10. Kerangka Mesin.

b. Proses Pengelasan.

Setelah semua besi siku terpotong barulah melakukan penyambungan

untuk dijadikan suatu kerangka, proses penyambungan kerangka tersebut

menggunakan las listrik. Kemudian plat stainless steel di las untuk

dijadikan bak penampung adonan.

Laporan Proyek Akhir


24

c. Proses Pengeboran.

Setelah menjadi sebuah kerangka mesin, baru dilakukan pengeboran untuk

dudukan baut-baut mesin. Pengeboran dilakukan agar komponen mesin

dapat dibongkar pasang saat terjadi kerusakan sehingga dapat diganti

dengan hanya melepas komponen yang rusak saja. Proses pengeboran ini

hanya menggunakan mata bor 12 dan 14 mm.

C.3. Tahap perakitan

Tahap perakitan merupakan tahap pemasangan bagian-bagian mesin yang dibuat

menjadi satu kesatuan. Adapun tahap perakitannya meliputi :

C.3.1. Pemasangan bearing pada poros

Pemasangan bearing pada poros ini dilakukan agar poros dapat berputar dengan

baik.

C.3.2. Pemasangan pulley pada gear box dan motor listrik.

Pemasangan pulley pada gear box dan motor listrik ini dilakukan untuk

mentransmisikan putaran yang dihasilkan oleh motor listrik ke gear box

selanjutnya diteruskan ke poros.

C.3.3. Pemasangan kopel.

Pemasangan kopel ini dilakukan untuk meneruskan putaran dari gear box ke

poros.

Laporan Proyek Akhir


25

C.3.4. Pemasangan menjadi satu antara poros dan bak penampung adonan.

Pemasangan poros dilakukan dengan melubangi bak penampung adonan terlebih

dahulu, kemudian poros dimasukkan kedalam bak penampung. Setelah itu

dilakukan pengelasan poros pengaduk adonan pada poros.

C.3.5. Pemasangan gear box dan motor listrik pada kerangka.

Pemasangan gear box dan motor listrik ini dilakukan untuk meneruskan putaran

yang dihasilkan oleh motor listrik ke gear box dengan bantuan sabuk v-belt dan

pulley, kemudian putaran tersebut diteruskan ke poros.

C.4. Finishing

Setelah semua bagian mesin selesai dirakit, mulai dari pembuatan kerangka

sampai pemasangan komponen mesin, sehingga menjadi suatu alat pengaduk

adonan kerupuk yang sempurna. Pada tahap finishing ini yang dilakukan adalah

penggerindaan pada bagian yang tidak rata dari hasil proses pemotongan dan

pengelasan, kemudian melakukan proses pengamplasan, setelah diamplas

kerangka tersebut dibersihkan, kemudian melakukan proses selanjutnya yaitu

proses pengecatan sebagai hasil akhir.

C.5. Tahap pengujian

Setelah semua komponen-komponen mesin tersebut terpasang dan menjadi suatu

mesin pengaduk adonan kerupuk yang sempurna, kemudian dilanjutkan dengan

tahap pengujian. Pengujian mesin ini dilakukan dengan mengaduk bahan-bahan

yang digunakan untuk membuat kerupuk.

Laporan Proyek Akhir


26

D. Diagram Alur Proyek Akhir

Adapun proses pengerjaan proyek akhir ini terlampir didalam diagram alur berikut

ini :

Mulai

Membuat gambar mesin

Persiapan alat dan bahan

Pengumpulan komponen-komponen mesin

Pembuatan Mesin

Pengujian mesin

Pengambilan Data

Pembuatan Laporan

Selesai

Gambar 11. Alur Kerja proyek akhir.

Laporan Proyek Akhir


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerupuk .............................................................................................. 5

2. Bantalan ............................................................................................. 11

3. Mistar Siku ......................................................................................... 17

4. Gergaji Besi ........................................................................................ 17

5. Gerinda ............................................................................................... 18

6. Mesin Las Listrik ............................................................................... 18

7. Mesin Bor Tangan .............................................................................. 19

8. Kunci Pas ........................................................................................... 19

9. Meteran .............................................................................................. 20

10. Kerangka Mesin ................................................................................. 23

11. Alur Kerja Proyek Akhir......................................................................26

12. Mesin Pengaduk Adonan Kerupuk......................................................27

13. Gambar Autocad Mesin Pengaduk Adonan Kerupuk.........................28

14. Kerangka Mesin Tampak Depan.........................................................30


PEMBUATAN MESIN PENGADUK ADONAN
KERUPUK

(Laporan Proyek Akhir)

Oleh:
DWI KURNIAWAN

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii

MENGESAHKAN .......................................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

SANWACANA ............................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Tujuan Proyek Akhir ............................................................................ 2

C. Batasan Masalah................................................................................... 2

D. Sistematika Penulisan .......................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kerupuk .............................................................................. 4

B. Mesin Pengaduk Adonan Kerupuk ...................................................... 5

B.1. Motor Listrik................................................................................. 6

B.2. Transmisi....................................................................................... 6

B.3. Poros............................................................................................. 7

B.4. Bantalan........................................................................................ 10

C. Proses Produksi..................................................................................... 11

C.1. Pemotongan .................................................................................. 11

C.2. Pengelasan .................................................................................... 11

C.2.1. Las listrik............................................................................ 11

C.2.2. Las Oksi Asitilin................................................................. 12

C.2.3. Teknik Pengelasan.............................................................. 13

C.3. Penggerindaan .............................................................................. 14

C.4. Pengeboran (Drilling) ................................................................... 15

III. METODE PEMBUATAN

A. Waktu dan Tempat ............................................................................... 16

B. Alat dan Bahan ..................................................................................... 16


C. Prosedur Pembuatan ............................................................................. 21

D. Diagram Alur Proyek Akhir ................................................................. 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pembuatan Mesin Pengaduk Adonan Kerupuk .......................... 27

B. Pembahasan ......................................................................................... 32

C. Perawatan ............................................................................................ 34

V. PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 35

B. Saran .................................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Z. 2006. Elemen Mesin I. Refika Aditama. Bandung.

Daryanto. 1987. Mesin Perkakas Bengkel. Rineka Cipta. Jakarta.

Sugianto. 2013. Pengujian Mesin Pengaduk Adonan Kerupuk. Universitas

Lampung. Bandar Lampung.


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Bahan dan Material Mesin Pengaduk Adonan Kerupuk ...................... 20

2. Spesifikasi Mesin pengaduk Adonan Kerupuk.................................... 29

3. Perencanaan Dimensi Pembuatan Kerangka ........................................ 31

4. Rincian Biaya Pembuatan Mesin Pengaduk Adonan Kerupuk ............ 31


MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua Penguji : Dr. Ir. Yanuar Burhanuddin, M.T. ............

Penguji

Bukan Pembimbing : Jorfri Boyke S. S.T., M.T. ............

2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung

Dr. Ir. Lusmelia Afriani, D.E.A


NIP 19650510 199303 2 008

Tanggal Lulus Ujian Proyek Akhir : 08 Maret 2013


Judul Proyek Akhir : PEMBUATAN MESIN PENGADUK
ADONAN KERUPUK
Nama Mahasiswa : DWI KURNIAWAN
Nomor Pokok Mahasiswa : 0905101008
Program Studi : DIII Teknik Mesin
Jurusan : Teknik Mesin
Fakultas : Teknik

MENYETUJUI

Ketua Program Studi


Diploma III Teknik Mesin Dosen Pembimbing

Zulhanif, S.T., M.T. Dr. Ir. Yanuar Burhanuddin, M.T


NIP.197304022000031002 NIP. 196405062000031001

MENGETAHUI
Ketua Jurusan Teknik Mesin

Harmen Burhanuddin, S.T., M.T.


NIP. 196906202000031001
MOTTO

“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya

Malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.”

( QS. Ali-Imran, 190 )

” Sesungguhnya orang yang didalam hatinga tak ada lagi secuil

cahaya al-quran, niscaya ia ibarat rumah kosong yang roboh.”

( HR. Tarmidzi )

Jangan pernah menyakiti hati dan perasaan orang lain, jika

Hati dan perasaan kita tidak ingin disakiti.

( Dwi Kurniawan )

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin

( Dwi Kurniawan )
PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati

Dan

Harapan meraih ridho illahi robbi

Ku persembahkan karya kucil ini untuk

Kedua orang tuaku tercinta

Yang telah memberikan kasih sayang kepadaku,

Selalu mendoakan dan memberikan yang terbaik untukku.

Kakakku

Yang telah memberikan kasih sayang, canda tawa dan semangat

Agar menjadi adik yang bijaksana.

Keluarga besar

Yang turut mensuport juga membantu, baik suka maupun duka

dan juga kawan – kawan seperjuangan angkatan 2009 D3 Teknik Mesin.

Almamater Tercinta

Dimana tempat ku belajar dan menimba ilmu sungguh proses yang sangat berharga.

Inilah saaya dengan hasil sementara masih jauh dari kata sempurna
v

RIWAYAT HIDUP

Dwi Kurniawan, lahir di Bandar Lampung, pada hari

sabtu 30 Maret 1991, sebagai anak kedua dari dua

bersaudara. Dari pasangan Ayahanda Y. Jaka Purwanto

dan Ibunda Sugiyati

Pada tahun 2002 penulis menyelesaikan sekolah dasar di SDN 2 Negeri Sakti,

Kecamatan Gedong Tataan. Pada tahun 2005 penulis menyelesaikan Sekolah

Lanjut Tingkat Pertama di SLTPN 1 Gedong Tataan, Pesawaran dan

menyelesaikan Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Teknik Auotomotif di SMK

2 Mei Bandar Lampung pada tahun 2008.

Tahun 2009 penulis diterima menjadi mahasiswa DIII Teknik Mesin Universitas

Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) Non

Reguler. Selama menjadi mahasiswa penulis juga aktif dalam anggota Himpunan

Mahasiswa Teknik Mesin (HIMATEM). Pada tanggal 01 Juli 2011 penulis

melakukan Kerja Praktek (KP) di PT. Great Giant Livestock, dengan metode

“Perawatan Mesin Chopper Pencacah Rumput”. Pada bulan november 2012

Penulis melaksanakan tugas akhir (TA) dengan metode “ Pembuatan Mesin

Pengaduk Adonan Kerupuk”.


viii

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, Karena atas

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir (TA) ini.

Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad

Rasulullah SAW beserta para sahabat dari dulu hingga akhir nanti..

Hal yang melatar belakangi penulis untuk mengambil judul “Pembuatan mesin

pengaduk adonan kerupuk”. Tugas Akhir (TA) ini selain memang merupakan

syarat akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa untuk memperoleh

gelar Ahli Madya (A.md) pada program studi Diploma D3 Teknik Mesin

Universitas Lampung, mahasiswa juga dapat memperoleh pengalaman dan

penguasaan teknik proses pembuatan mesin tersebut.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada orang-orang yang telah membantu penulis selama

melaksanakan Tugas Akhir (TA) diantaranya :


1. Ibu Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A, Selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Lampung

2. Bapak Harmen Burhanuddin, S.T., M.T., Sebagai Ketua Jurusan Teknik

Mesin Universitas Lampung.

3. Bapak Zulhanif, S.T., M.T., Ketua Program Diploma III Jurusan Teknik

Mesin Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Ir. Yanuar Burhanuddin, M.T., Selaku pembimbing Tugas

Akhir (TA) ini.

5. Bapak Jorfri Boyke Sinaga, S.T., M.T., Selaku penguji Tugas Akhit (TA)

ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Teknik Mesin yang telah membimbing

dan memberikan ilmunya sehingga Tugas Akhir (TA) ini dapat

terselesaikan.

7. Kedua Orang Tua beserta Keluarga yang saya cintai yang selalu

memberikan motivasi dan dukungan hingga terselesaikannya Tugas Akhir

ini.

8. Rizky Triani terima kasih atas do’a dan semangatnya.

9. Sugianto selaku teman dalam melaksanakan Tugas Akhir (TA) ini.

10. Irsyad (bandot) dan Sepri (curut) yang turut membantu pikiran serta tenaga

dalam pembuatan Tugas Akhir (TA) ini.

11. Kak Agus selaku pemilik bengkel las dan bubut terima kasih atas

bantuannya.

12. Seluruh Teknisi Lab. Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.


13. Teman-teman angkatan 2009 yang banyak memberikan motivasi dalam

terselesaikannya Tugas Akhir (TA) ini.

14. Seluruh pihak yang ikut terlibat dalam pembuatan Tugas Akir ini.

Penulis menyadari bahwa isi laporan Tugas Akhir (TA) ini masih terdapat banyak

kekurangan dan belum sempurna, karena penulis hanya manusia biasa yang tak

luput dari salah dan lupa. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan

kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga laporan Tugas Akhir

(TA) ini dapat bermanfaat bagi penulis, Universitas, dan orang lain. Amin!!!

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Mei 2013

Penulis,

Dwi Kurniawan
NPM.0905101008

Anda mungkin juga menyukai