Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL TUGAS AKHIR – 73467A

RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG


LONTONGAN KERUPUK MENGGUNAKAN
PISAU PEMOTONG MODEL DISK

Oleh:
Nuril Fawaid
NRP. 33211801043

Dosen Pembimbing I:
Auliana Diah Wilujeng S.T., M.T.

Dosen Pembimbing II:


Laily Ulfiyah, S.T., M.T.

PROGRAM DIPLOMA III


JURUSAN TEKNIK MESIN ALAT BERAT
POLITEKNIK NEGERI MADURA
SAMPANG
2021
abstrak

RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG LONTONGAN KERUPUK


MENGGUNAKAN PISAU PEMOTONG MODEL DISK
Nama : Nuril Fawaid
NRP : 33211801043
Pembimbing I : Auliana Diah Wilujeng,S.T.,M.T.
Pembimbing II : Laily Ulfiyah,S.T.,M.T.
ABSTRAK
Usaha mikro kerupuk merupakan sebuah usaha rumahan yang bamyak
banyak digeluti oleh beberapa keluarga di desa Cenlecen kecamatan Pakong.
Dalam usaha ini pada umumnya permasalahan yang ada pada pengusaha kerupuk
ini adalah pada saat proses pemotongan/pengirisan, dimana pada preses tersebut
ketebalan hasil pemotongan yang tidak merata dan tidak sesuai dengan yang
diinginkan. Banyak msyarakat berinovasi untuk mengembangkan alat otomatis
untuk memudahkan mereka dalam hal produksi utamanya pada proses pemotongan
lontongan kerupuk.
Pada penelitian alat pemotong lontongan kerupuk dibuat dan dirancang
otomatis dengan menggunakan motor AC sebagai penggerak dan pisau pemotong
berbentuk disk sebagai alat potongnya. Penelitian ini dilakukan mengetahui berapa
daya dan torsi yang dibutuhkan untuk menggerakan alat serta bagaimana
menghasilkan pemotongan kerupuk dengan ketebalan yang diinginkan.
Dari penelitian ini penulis berharap dapat mengembangkan sebuah inovasi
produk yang sangat dibutuhkan oleh para pengusaha mikro untuk menunjang
proses produksi.

Kata kunci : Kerupuk, Sistem Pemotong

i
Lembar pengesahan

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Judul : Rancang Bangun Alat Pemotng Lontongan Kerupuk Menggunakan


Pisau Pemotong Model Disk
Oleh : Nuril Fawaid
NRP : 33211801009

Telah Diseminarkan Pada:


Hari : Selasa
Tanggal : 19 Januari 2021
Tempat : Ruang 2
Mengetahui/Menyetujui,
Dosen Penguji: Dosen Pembimbing:

1. Mohammad Anas Fikri,S.T.,M.T. Auliana Diah Wilujeng S.T.,M.T.


NIK. 0022057706 NIP. 199212222019032000

2. Lukman Hadiwijaya,S.T.,M.T. Laily Ulfiyah S.T.,M.T.


NIK. 0029047404 NIP. 198608062014042002

3. Faizatur Rohmah,S.Si.,M.Si.
NIK. 006069001

2
Proposal Tugas Akhir

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerupuk merupakan suatu jenis makanan ringan yang banyak digemari oleh
masyarakat, makanan kering ini sudah lama dikenal oleh masyarakat indonesia di
semua kalangan. Olahan ini lebih dikenal dengan sebutan cemilan dan banyak
dikonsumsi sebagai pelengkap ketika makan. Kerupuk terbuat dari bahan dasar
tepung terigu dan tepung tapioka, kerupuk ini juga mengandung rempah yang
mudah didapatkan. Jenis produk ini banyak diproduksi oleh industri kecil atau
industri rumah tangga. Dalam pengertian lain kerupuk merupakan jenis makanan
kecil yang mengalami pengembangan volume, juga mempunyai densitas atau masa
jenis yang rendah selama proses penggorengan. Pembuatan kerupuk ini dibuat
dengan proses yang sederhana dan menggunakan alat yang sederhana pula (I.M
Widiyarta, 2018).
Tahapan dalam proses pembuatan atau pengolahan kerupuk ini terdiri dari
mulai menyiapkan bahan, pencampuran bahan, pemadatan dengan proses
perebusan, pengirisan, penjemuran, penggorengan, dan pengemasan. Dalam proses
pengirisan atau pemotongan ini membutuhkan waktu yang lama karena dikerjakan
secara manual dalam melakukan proses pemotongan lontongan kerupuk mentah
menggunakan pisau dengan ketebalan yang dihasilkan dari proses pemotongan
tersebut masih tidak sama dan cendurung lebih tebal dari yang di inginkan. Sebagai
suatu gambaran, dalam 1 kg bahan baku yang di buat bisa menghasilkan 5 buah
lontongan kerupuk (adonan kerupuk uang sudah dipadatkan). Satu lontongan
kerupuk memiliki panjang sekitar 35cm – 40cm dengan diameter 9 cm, pengirisan
satu lontongan kerupuk memerlukan waktu sekitar 2 menit, sehingga dalam 1 kg
memerlukan waktu kurang lebih sekitar 10 menit dengan alat pemotong sederhana
menggunakan kawat yang ditekan dengan bantuan tenaga manusia, sama halnya
dengan alat yang digunakan di sekitar daerah desa cenlecen kecamatan pakong.
Dimana dari beberapa alat pemotong kerupuk yang digunkanan sebagai alat bantu

3
Proposal Tugas Akhir

mempermudah produksi masih menggunakan alat pemotong menggunakan kawat


dengan adonan yang digunakan yaitu panjang 35 cm – 40 cm dengan ketebalan
pemotongan yang dihasilkan 1,5 mm – 2 mm.

Gambar 1.1 Alat Pemotong Lontongan kerupuk.


Pada gambar diatas merupakan alat pemotong yang sudah ada di sekitar
lingkungan tempat survei diambil. Dimana pada alat ini masih bersifat manual
dalam setiap prinsip kerjanya karena masih menggunakan bantuan operator, dan
juga hasil pemotongan itu tidak rata kadang terlalu tipis atau terlalu tebal.
Oleh karena itu sesuai dengan kondisi ini, maka akan dilakukan penelitian
perancangan mesin pemotong lontongan kerupuk otomatis yang bergerak dengan
menggunakan motor listrik. Mesin ini dirancang dengan menggunakan mekanisme
sederhana supaya mudah digunakan. Mesin terdiri dari 4 bagian utama yaitu bagian
penggerak menggunakan motor listrik AC, bagian pemotong/pengiris
menggunakan disc brake sebagai pisau pemotong, bagian pengerak maju mundur,
dan bagian pendorong otomatis lontongan kerupuk.
1.2 Rumusan Masalah
Berikut ini merupakan perumusan masalah yang diambil oleh penulis untuk
dibahas :

4
Proposal Tugas Akhir

1. Bagaimana rancangan torsi dan daya motor pengerak mesin pemotong adonan
lontongan kerupuk menggunakan pisau pemotong model disk?
2. Bagaimana rancangan tuas penggerak meja mesin pemotong adonan lontongan
kerupuk menggunakan pisau pemotong model disk?
3. Bagaimana rancangan plat pendorong adonan lontongan kerupuk ?
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian tugas akhir ini lebih terarah maka batasan masalah yang
diberlakukan untuk tugas akhir ini adalah :
1. Membahas perencanaan sistem tranmisi pulley dan V-Belt..
2. Tidak membahas komponen elektrikal pada motor.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin diperoleh penulis dalam perancangan alat pemotong
kerupuk ini diantaranya :
1. Mendapatkan hasil perhitungan torsi dan daya motor yang dibutuhkan.
2. Mendapatkat rancangan tuas dengan sudut yang mampu menggerakan slider
sesuai dengan yang ditentukan.
3. Mendapatkan rancangan plat dan pendorong adonan untuk menghasilkan
ketebalan pemotongan 2 mm.

5
Proposal Tugas Akhir

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Penelitian sebelumnya
Pada tahun 2018 Sugianto membuat penelitian tentang mesin perajang kerupuk
jengkol yang dibuat untuk meningkatkan efisiensi pada saat produksi utamanya
dalam hal perajangan adonan tersebut. Mesin pemotong tersebut dirancang dengan
menggunakan motor listrik dengan putaran motor sebesar 1450 rpm yang
direduksi dengan dengan sistem tranmisi V-Belt. Pada alat tersebut memiliki
beberapa keunggulan yaitu dapat memotong adonan dengan cepat dan beraturan
dan juga mesin tersebut bisa di modifikasi untuk kapasitas yang lebih besar. Akan
tetapi alat ini juga memiliki kekurangan atau kelemahan diantaranya bebannya
terlalu berat, mesin masih belum otamatis karena membutuhkan operator pada saat
proses pemotongan.
Pada tahun 2016 Hiola melakukan penelitian yang berbeda dengan penelitian
yang diatas dikarekan pada alat yang dibuat oleh peneliti menggunakan tali senar
sebagai alat pemotongnya dan juga masih manual semua, senar yang digunakan
yaitu senar gitar dengan panjang 35 cm. Sistem kerja alat pemotong kerupuk secara
manual ini mampu memotong lontong kerupuk dengan hasil pemotongan 2-3 mm,
dan juga hasil pengujian rata-rata didapatkan hasil pengujian alat dengan panjang
lontong kerupuk 16 cm dengan tiga kali pengujian membutuhkan waktu
pemotongan 76 detik.
Pada tahun 2018 I Widiyarta melakukan penelian yang dilakukan dengan tujuan
untuk memudahkan proses produksi pada umkm rumahan yaitu usaha kerupuk
tepung. Alat pada penelitian ini dibuat semi otomatis karena pada bagian pengarah
untuk bahan bakunya masih manual dengan bantuan operator. Pada saat pengujian
alat tersebut menggunakan 1 kg adonan yang menghasilkan 8 lontong kerupuk
dengan panjang rata-rata 8 cm dengan ketebalan pengirisan yaitu 2 mm dan hasil
pemotongan dalam satu menit menghasilkan 120 potongan.
Pada tahun 2018 Silitonga melalukan penelitian dalam pembuatan alat
pendorong otomatis pada pemotong keripik singkong. Pada penelitian tersebut

6
Proposal Tugas Akhir

sistem perancangan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu pembuatan


rangkaian elektronik, desain mekanik, perancangan mesin, dan pengukuran.
Rangkaian pengontrol pendorong singkong supaya bekerja sesuai dengan yang
diinginkan maka menggunakan limitswitch dan relay. Dimana pada alat ini
dilakukan sebanyak 5 kali percobaan dengan menggunakan hambatan potensio
yang berbeda disetiap percobaannya, dari percobaan tersebut hasil pemotongan
terbaiknya singkong terpotong dengan ketebalan 4 mm yang menggunakan
hambatan potensio 1000 kΩ. Jadi bisa disimpulkan dari percobaan ini semakin
besar hambatan yang diberikan maka ketebalan yang dihasilkan semakin kecil
akan tetapi waktu yang diperlukan juga semakin lama.
Pada tahun 2017 Risyandi melakukan penelitian yang menggunakan alat
pendorong yang berbasis controller. Secara umum perancangan sistem alat
perajang tempe otomatis terbagi menjadi tiga bagian yaitu input output, kontrol
PID, dan komunikasi serial. Dalam perancangan mekanik alat perajang tempe
otomatis ini , setiap motor akan bekerja saling terhubung. Kecepatan dari motor
DC, motor AC, motor power window dan motor stepper akan diatur agar dapat
mengiris tempe sesuai dengan jenis ketebalan yang telah ditentukan.
Dari penelitian-penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwasanya alat yang
sudah pernah diteliti rata-rata masih bersifat semi otomatis dimana masih
mebutuhkan bantuan tenaga manusia di salah satu prinsip kerjanya. Oleh karena
itu sebuah inovasi terbarukan dengan menciptakan sebuah alat yang seluruh
prinsip kerjanya bersifat otomatis tanpa bantuan seorang operator.
2.2 DASAR TEORI
2.2.1 Motor Listrik AC
Motor AC merupakan motor listrik yang digerakkan oleh arus bola-balik
yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini terbuat
dari memanfaatkan gaya atau force yang dihasilkan oleh medan magnet berputar
yang karena adanya arus bola-balik yang mengalir melalui komponennya. Motor
AC terdiri dari dua komponen utama yaitu :

7
Proposal Tugas Akhir

a. Stator stasioner yang ada di bagian luar.


b. Rotor dalam yang menempel pada poros output.
Motor AC dapat bergerak melalui prinsip kemagnetan. Motor AC sederhana berisi
sebuah kumparan / coils dan dua magnet tetap (fixed magnet) yang mengelilingi
poros. Ketika muatan listrik diterapkan pada kumparan, maka ku,paran tersebut
akan menjadi elektromagnet dan kemudian akan menghasilkan medan magnet. Hal
tersebut akan membuat kumparan bergerak dan mulai berputar,sehingga motor
dapat bekerja (Suharno, dkk).

Gambar 2.1 Motor AC

2.2.2 Perencanaan Daya Motor


Daya motor dapat diartikan sebagai satuan kerja persatuan waktu yang
dihasilkan oleh motor tersebut.(Sumber://www.physicsclassroom.com)
Sehingga daya motor dapat di peroleh menggunakan pendekatan
perhitungan dengan rumus dibawah ini : (Sugeng Hariyadi, 2015)
T = 974.000 p/n (2.1)
Dengan :
T = Torsi motor (kgf.mm)
P = Daya motor (kW)
N = Putaran motor (rpm)

a. Putaran Motor
n
𝑄 = putaran 𝑊 (2.2)

8
Proposal Tugas Akhir

Dengan :
Q = Kapasitas mesin (kg/jam)
n = Putaran poros
W = Beban per-kg (kg)
b. Daya
Pd = fc x P (2.3)
Dengan :
Pd = Daya rencana (kW)
P = Daya nominal input poros (kW)
fc = Faktor koreksi daya yang di transmisikan
c. Daya Untuk Memotong Kerupuk
−𝑏(𝑇/1000)(2𝜋.𝑛2 /60)
𝑃= (2.4)
1000
Dengan :
P = Daya nominal input poros (kW
T = Torsi (N.mm)
n2 = Putaran poros (rpm)
d. Torsi yang Dialami
T=Fxr (2.5)
Dengan :
T = Torsi (N.mm)
F = Gaya yang terjadi (N)
r = Jari-jari dudukan pisau (mm)
2.2.3 Belt dan Pulley
Belt dan pulley merupakan pasangan elemen mesin yang digunakan untuk
mentranmisikan daya dari satu poros ke poros yang lain. Perbandingan kecepatan
antara poros penggerak dengan poros yang digerakkan tergantung pada
perbandingan diameter pulley yang digunakan. Belt tersebut berperan sebagai
pemindah daya dari motor AC menuju pulley yang berhubungan dengan mata
pisau dan pengerak wadah (KRISHADIATNO, 2015).

9
Proposal Tugas Akhir

.
Belt yang digunakan adalah jenis V-Belt dengan penampang melintang
berbentuk trapezium karena tranmisi ini tergolong sederhana dan memiliki gaya
gesek yang besar dibandingkan dengan jenis belt lainnya, selain itu V-Belt lebih
ekonomis dan lebih murah di bandingkan dengan penggunaan tranmisi yang
lainnya. Berikut ini merupakan faktor penting yang dapat dijadikan dasar dari
pemilihan penggerak pulley dan sabuk : (KRISHADIATNO, 2015).
 Kecepatan poros penggerak dan poros yang digerakkan.
 Rasio pengurangan kecepatan.
 Daya yang ditransmisikan.
 Jarak antara titik pusat dan poros.
 Tata letak poros.
 Ruang yang tersedia.

Gambar 2.2 Belt dan Pulley


A. Perencanaan Belt
Dalam mesin ini menggunakan belt dengan bentuk penampang V-Belt,
dalam penggunaan V-Belt untuk menentukan kecepatan dan dimensi dari belt dan
pulley dapat menggunakan cara sebagai berikut :

Gambar 2.3 Tranmisi Daya (KRISHADIATNO, 2015)

10
Proposal Tugas Akhir

a. Kecepatan Sabuk/Belt
𝜋 𝑥 𝑑𝑝 𝑥 𝑛𝑝
𝑉= (2.6)
60 𝑥 1000
Dengan :
dp = Diameter pulley bergerak (mm)
np = Putaran motor (rpm)
v = kecepatan sabuk/belt (m/s)
b. Panjang Keliling (L)
𝜋
𝐿 = 2𝐶 (𝑑𝑝 + 𝑛𝑝) + (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝)² (2.7)
?

Dengan :
dp = Diameter pulley bergerak (mm)
Dp = Diameter pulley yang digerakkan (mm)
np = Putaran motor (rpm)
v = kecepatan sabuk/belt (m/s)
c. Jarak Sumbu Poros (C)
b = (2 x L) – 3,14 (Dp - dp)
𝑏+ √𝑏2 −8 (Dp−dp)
𝐶= (2.8)
R
Dengan :
L = Panjang keliling sabuk (mm)
Dp = Diameter pulley yang digerakkan (mm)
dp = Diameter pulley bergerak (mm)
C = Jarak sumbu poros (mm)
d. Sudut Kontak (θ)
57 (dp x np)
θ = 180ᵒ (2.9)
C

Dengan :
L = Panjang keliling sabuk (mm)
θ = Sudut Kontak
dp = Diameter pulley bergerak (mm)
Dp = Diameter pulley yang digerakkan (mm)

11
Proposal Tugas Akhir

C = Jarak sumbu poros (mm)


2.2.4 Mata Pisau
Mata pisau yang akan digunakan adalah mata pisau yang terbuat dari bahan
stainless stell atau bisa dikatakan food grede dengan kategori alat yang digunakan
tidak mentransfer zat-zat berbahaya kedalam makanan dan juga tidak akan
berkarat jika digunakan dalam jangka waktu yang lama karena bahan ini dipilih
supaya safety jika digunakan untuk memotong makanan. Mata pisau ini dibuat
tajam mebentuk sudut 10o dengan ketebalan ujung mata pisau 0,1 mm untuk
mempermudah proses pemotongan lontongan kerupuk sehingga dapat
menghasilkan irisan atau potongan yang sesuai dengan apa yang diinginkan.
Dalam pemilihan mata pisau yang akan digunakan adalah mata pisau berbentuk
disk.

Gambar 2.4 Mata pisau disk


2.2.5 Bantalan
Bantalan atau bearing merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang
memegang peranan penting pada perancangan sebuah alat dikarenakan fungsi dari
bantalan itu sendiri yaitu untuk menjadi tumpuan sebuah poros agar poros dapat
berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus kuat untuk
memastikan poros serta elemen mesin lainnya dapat bekerja dengan baik. Secara
gari besar bantalan diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu : (Ardiansyah, 2016).
1. bantalan Luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan antara poros dengan bantalan yang
dapat menimbulkan panas yang besar, sehingga untk mengatasi
diberikan lapisan pelumas anatara poros dengan bantalan.

12
Proposal Tugas Akhir

2. Bantalan Gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan anytara bagian yang berputar
dengan bagian yang diam melalui elemen gelinding, sehingga gesekan
yang terjadi menjadi lebih kecil. Berdasarkan arah beban terhadap poros
bantalan dbagi menjadi 3 macam yaitu :
 Bantalan Radial
Pada bantalan ini arah beban adalah tegak lurus dengan sumbu
poros
 Bantalan Aksial
Pada bantalan ini arah beban adalah sejajr dengan sumbu poros
 Bantalan Gelinding Khusus
Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajr dan tegak
lurus dengan sumbu poros.

Gambar 2.5 Bantalan gelinding


Beban yang ditopang oleh poros ketika proses pengupasan
berlangsung merupakan gabungan dari beberapa berat antara lain beban
puli, roda gigi dan tegangan tali. Nilai beban tersebut dapat dihitung
dengan menggunakan Persamaan:
Fr = w1+w2+w3+ w4 (2.10)
Beban tersebut merupakan beban radial yang bisa dihitung dengan
menggunakan Persamaan:
Pr = fw x Fr (2.11)

13
Proposal Tugas Akhir

Dengan :
Pr = Beban radial yang ditumpu
Fw = Faktor beban, nilainya sebesar 1,1-1,3 untuk kerja biasa
Fr = Beban radial yang dibawa poros.
Faktor kecepatan untuk bantalan bola dapat dihitung dengan
menggunakan Persamaan:
1/ 3
 33,3 
fn =  
 n  (2.12)
Dengan :
fn = Faktor kecepatan
n = Putaran poros
Sedangkan perhitungan faktor umur untuk bantalan dapat dihitung
dengan Persamaan:

Fh = fn C
Pr (2.13)
Dengan :
fh = Faktor umur
Umur nominal untuk bantalan dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan sebagai berikut:
Lh = 500. fh3 (2.14)
2.2.6 Tuas
Tuas merupakan sebuah alat yang digunakan untuk membantu memudahkan
pekrjaan, seperti halnya tuas yang digunakan untuk dikehidupan sehari-hari seperti
pendorong dan penahan pintu otamatis, pompa pada senapan gas dan masih
banyak lagi. Dalam hal ini pergerakan dari benda-benda tersebut menggunakan
kinematika dan dinamika gerak untuk mengetahui posisi, kecepatan dan
percepatan pada benda. Kinematika merupakan bagian dari ilmu fisika yang
membahas tentang gerak. Posisi, kecepatan dan percepatan adalah besaran dalam

14
Proposal Tugas Akhir

fisika yang memiliki hubungan erat dengan kinematika. (mikha herlina premila,
2017)
Besaran besaran ini merupakan besaran vector yang memiliki besar dan arah.
Kinematika sendiri memiliki beberapa jenis yaitu kinematika gerak dan dinamika
partikel.
a. Kinematika Gerak
Kinematika gerak merupakan ilmu fisika yang mempelajari tentang gerak
suatu benda dilihat secara macro atau besar. Kinematika gerak sendiri terdapat
2 jenis, yaitu :
1. Gerak lurus beraturan (GLB)
Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang memiliki lintasan
lurus. Gerak ini memiliki ciri dimana percepatan yang dialami bernilai 0
karena pada gerak lurus benda tersebut tidak mengalami perubahan
kecepatan.
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan merupakan gerak dimana benda
mengalami percepatan yang tetap, (GLBB) ini memiliki arah gerak
horizontal.
 Rumus Kecepatan
v = x/t (2.15)
 Rumus Percepatan
a = ∆v/∆t = (v2-v1)/(t2-t1) (2.16)
Dengan :
v : Kecepatan
x : Perpindahan
t : Waktu
a : Percepatan

15
Proposal Tugas Akhir

b. Sudut
Sudut merupakan daerah yang dibentuk dari dua buah garis lurus. Suatu
susut dari dua buah sinar yang memiliki titik pangkal yang sama. Secara umum
sudut dibagi menjadi 3 yaitu sudut lancip, sudut tumpul, dan sudut siku-siku.
Untuk menghitung sudut pada tuas bisa dicari dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :

𝜔= 𝑛 (2.17)
60

𝑣 = 𝜔. 𝑅 (2.18)
Dengan :
Ω : Kecepatan Susut
R : Jari-Jari
2.2.7 Pegas
Pegas adalah eleman mesiin yang berfungsi untuk mengrontrol gerakan
dengan cara menahan, meredam gerakan, menghaluskan tumbukan dan model
pengontrolan gerakan lainnya. Tenaga kinetik benda telah diartikan sebagai
kemampuan untuk melakukan usaha karena adanya gerak, gaya elastis uang
dilakukan pegas ideal dengan gerakan lain yang berlaku serupa disebut bersifat
konservatif. Gaya gravitasi juga konservatif. Pegas spiral dibedakan menjadi dua
macam yaitu :
1. Pegas spiral yang dapat meregang memanjang karena gaya tarik, misalnya
pegas spiral pada neraca pegas.
2. Pegas spiral yang dapat meregang memendek karena gaya dorong, misalnya
pada jok tempat duduk dalam mobil.
Jika pada suatu partikel bekerja satu atau lebih gaya dan ketika ia kembali
ke posisi semula tenaga kinetiknya berubah, bertambah atau berkurang. Hal itu
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebgai berikut.
F = -k . ∆x (2.19)
Dengan :
F : Gaya tarik

16
Proposal Tugas Akhir

k : Konstanta pegas
x : Pertambahan panjang
2.2.8 Perencanaan Rangka
Rangka merupakan bagiaan yang penting dari sebua perancangan mesi
atau alat, pemilihan bahan dan alat pada rangka harus sesuai dengan klasifikasi
untuk menopang seluruh komponen atau bagian pada mesin atau alat yang akan
dibuat. Adapun jenis-jenis bahan rangka sebagai berikut : (Zarkasi, 2019).
A. Tumpuan
Konstruksi rangka bertugas mendukung beban atau gaya yang bekerja
pada sebuah sistem tersebut. Beban tersebut harus ditumpu dan diletakan
pada peletakan-peletakan tertentu agar dapat memenuhi tugasnya. Beberapa
peletakan antara lain:
a) Tumpuan Roll
Tumpuan rol adalah tumpuan yang dapat menahan gaya tekan
yang arahnya tegak lurus dengan bidang tumpuanya. Tumpuan rol
tidak dapat menahan gaya yang arahnya sejajar dengan bidang
tumpuan dan momen.
b) Tumpuan Sendi
Tumpuan sendi adalah tumpuan yang mampu menahan gaya
yang arahnya sembarang pada bidang tumpuan. Tumpuan sendi
dapat menumpu gaya yang arahnya tegak lurus maupun sejajar
dengan bidang tumpuan.
c) Tumpuan Jepit
Tumpuan jepit adalah tumpuan yang dapat menahan gaya dalam
segala arah dan dapat menahan momen.
B. Poros
Poros transmisi (transmission shaft ) atau sering hanya disebut poros
(shaft) digunakan pada mesin rotasi untuk mentransmisikan putaran dan torsi
dari satu lokasi kelokasi yang lain. Poros mentransmisikan torsi dari
driver (motor atau engine ) ke driven. Komponen mesin yang sering

17
Proposal Tugas Akhir

digunakan bersamaan dengan poros adalah roda gigi, puli dan sproket.
Transmisi torsi antar poros dilakukan dengan pasangan roda gigi, sabukatau
rantai. Poros bisa menjadi satu dengan driver, seperti pada poros motor dan
engine crank shaft, bisa juga poros bebas yang dihubungkan ke poros lainnya
dengan kopling. Sebagai dudukan poros, digunakan bantalan (Zarkasi,
2019).

Gambar 2.6 Poros


a. Gaya-gaya yang bekerja pada poros, F (kg)
Fr = Ft tan ɸ (2.20)
Dengan :
F = (Fr² + Ft²)½
Fr = gaya radial yang bekerja pada poros (kg)
Ft = gaya tangensial yang bekerja pada poros
ɸ = celah tekanan (o)
C. Sambungan las
Pada proses pengelasan pada umumnya tidak akan jauh dari yang
namanya sambungan. Sambungan merupakan penyatuan dua bagian dengan
menggunakan cara tertentu, yang salah satunya dengan menggunakan
sambungangan las. Teknik pengelasan banyak digunakan dalam proses
penyambungan plat-plat besi, konstruksi bangunan dan konstruksi mesin.
Mengelas merupaka salah satu cara menyambung dengan menggunakan
tenaga panas. (yuspian gunawan, 2017)
1. Macam-Macam Sambungan pengelasan
Secara umum jenis sambungan las ada 5 kelompok besar yaitu:
sambungan tumpul (butt joint), sambungan T (T joint), sambungan sudut

18
Proposal Tugas Akhir

(corner joint), sambungan sisi (edge joint),dan sambungan tumpang (lap


joint). Berikut merupakan penguraian dari beberapa sambungan las tersebut:
a. Sambungan tumpul (butt joint)
Sambungan yang mempertemukan dua sisi materialdengan berbagai
bentuk kampuh las dan ukuran.
b. Sambungan T (T joint)
Sambungan yang mempertemukan sisi danpertemuan material berbagai
bentuk sudut dan bentuk kampuh las.
c. Sambungan sudut (corner joint)
Sambungan yang mempertemukan rusuk denganrusuk dan/sisi dan
permukaan material.
d. Sambungan sisi (Edge joint)
Sambungan yang mempertemukan dua permukaan dua permukaan dan
sisi material tersebut jadi alur las.
e. Sambungan tumpang (lap joint).
Sambungan yang mempertemukan dua permukaanmaterial dengan jarak
tumpang tertentu atau material yang lain ukuran lebih kecil dan menumpang
seluruhnya. Agar sambungan las cukup kuat, sambungan tersebut harus
dirancang sesuai dengan cara penggunaannya nanti. Berikut merupakan
penguraian dari beberapa sambungan las tersebut.

Gambar 2.7 Macam-macam sambungan las.

19
Proposal Tugas Akhir

BAB III
METODELOGI
3.1 Diagram Alir Rancang Bangun Mesin Pemotong Lontongan Kerupuk

MULAI

PERENCANAAN DESAIN

PERENCANAAN DIMENSI

PEMILIHAN BAHAN

PERHITUNGAN

PEMBUATAN MESIN

TIDAK
KETEBALAN KERUPUK 2mm

YA
Analisa data dan pembahasan

PEMBUATAN LAPORAN

Penarikan Kesimpulan dan Saran

SELESAI

Gambar 3.1. Gambar diangram alir perencanaan alat pemotong lontongan kerupuk
menggunakan pisau pemotong model disk.
3.2 Metodelogi Pengerjaan Tugas Akhir

20
Proposal Tugas Akhir

Dalam kegiatan ini dirancang mesin pemotong lontongan kerupuk. Untuk


mencapai hasil tersebut maka langkah-langkah kegiatan yang akan dilakasanakan
secara bertahap dapat diuraikan sebagai berikut :
3.2.1 Perencanaan desain
Perencanaan ini didasari dari hasil pengkajian refrensi yang didapatkan
lewat jurnal, Ebook, youtube dll. Dari rancangan awal ini diperoleh konsep
perancangan mesin pemotong lontongan kerupuk, hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan desain yang selanjutnya akan diterapkan pada alat tersebut dengan
memperhatikan data-data yang diperoleh dari refrensi yang sudah di temukan.
3.2.2 Perencanaan Dimensi dan Pemilihan komponen
Perancangan dimulai dari bentuk penyusunan dan ukuran alat yang dibuat
menggunakan aplikasi solidwork. Kemudian dilakukan pemilihan bahan yang
dibutuhkan untuk perangkaian alat, dimana komponen tersebut memiliki kualitas
yang baik dengan harga yang terjangkau.
3.2.3 Pembuatan Mesin
Dalam tahap pembuatan mesin ini didasarkan pada desain,dimensi dan
kebutuhan alat yang diperlukan. Setelah semua alat dan bahan di persiapkan maka
akan dibuat mesin atau produk yang siap untuk dilakukan pengujian.
3.2.4 Pengujian Mesin
Dalam pengujian mesin ini dilakukan beberapa kali pengoprasian pada
mesin tersebut agar dapat melihat kinerja,karakteristik dan keberfungsianya. Hasil
pengoprasian sesuai dengan yang diharapkan atau masih belum, kalau sudah
dianalisa maka akan dilanjutkan dengan pembuatan laporan. Pengujian dikatakan
berhasil jika hasil dari pemotongan adonan lontongan kerupuk terpotong dengan
ketebalan 2mm.
3.2.5 Pembuatan laporan
Tahap ini merupakan tahap akhir dari pembuatan mesin pemotong lontongan
kerupuk, dengan membuat laporan dari tahap awal sampai akhir porses pembuatan
alat tersebut.

21
Proposal Tugas Akhir

3.3 Alat dan Bahan


3.3.1 Alat
1. Motor AC
2. Penggaris Siku
3. Mesin Las SMAW 220V
4. Palu
5. Gerinda Tangan
6. APD Las
3.3.2 Bahan
1. Besi Siku Tebal 3 mm
2. Plat
3. Spring
4. Screw
5. Poros
6. Baut
7. V-Belt
8. Pulley
9. Kawat Las 2.6 mm
3.4 Sistem Kerja Alat
Berdasarkan prinsip alat kerja alat pemotong ketupuk,putaran motor listrik AC
menggerakan pulley 1 kemudian diteruskan melalui V-belt ke pulley 2, dimana
pulley 2 menggerakkan poros 1 dimana poros tersebut menggerakan pulley 3
kemudian diteruskan dengan V-belt untuk menggerkan pulley 4 yang terhubung
dengan poros untuk mengerakkan pisau pemotong, pulley 5 yang juga terhubung
dengan poros yang digerakkan pulley 2 meneruskan dengan V-belt ke pulley 6
yang terhubung dengan poros yang menggerakkan pulley 7. Pulley 7 tersambung
dengan tuas penggerakan yang sudutnya sudah diatur sedemikian rupa untuk
menggerakan slider (meja penampang adonan) dimana adonan akan ditekan dari
atas oleh bantuan plat agar adonan tetap seimbang dan tidak goyah pada saat proses

22
Proposal Tugas Akhir

pemotongan. Dan pada bagian penekan adonan akan dibantu oleh plat pendorong
yang menggunakan pegas.
3.5 Desain Alat
Desain alat 3D untuk alat rancang bangun alat pemotong lontongan kerupuk
menggunakan disc braake ditunjukkan pada gambar 3.2 sebabai berikut :

Gambar 3.2. Ganbar untuk rancang bangun alat pemotong lontongan kerupuk
menggunakan pisau pemotong model disk

Desain alat 2D untuk alat rancang bangun alat pemotong lontongan kerupuk
menggunakan disc braake ditunjukkan pada gambar 3.3, 3.4, 3.5 sebabai berikut
:

23
Proposal Tugas Akhir

Gambar 3.3. Gambar dimensi 2D tampak samping.

Gambar 3.4. Gambar dimensi 2D tampak atas.

24
Proposal Tugas Akhir

Gambar 3.5 Gambar desain 2D tampak depan.

3.6 Jadwal Pelaksanaan Rancang Bangun Alat Pemotong Lontongan Kerupuk


Penjadwalan ini bertujuan untuk memonitoring semua rencana kegiatan yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembuatan alat dari awal sampai akhir sebagai
media informasi dan mengetahui progres. Dengan demikian laporan tugas akhir dan
alat pemotong pemotong lontongan kerupuk dapat diselesaikan tepat waktu.
NO Minggu/Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Perencanaan Alat
Pembuatan Desain dan
2
perencanaan material
3 Pembelian Material
4 Pembuatan Alat
5 Pengambilan Data
Penyusunan Laporan Tugas
6
Akhir

25
Proposal Tugas Akhir

DAFTAR PUSTAKA

Andi Hendrawan, A. J. (2020). PENGARUH TURBOCHARGER TERHADAP


DAYA MESIN INDUK KN. PRAJAPATI. Majalah Ilmiah Gema Maritim Vol
22 No 1 tahun 2020, 22, 44-48.

Ardiansyah, W. R. (2016). Perencanaan dan perhitungan tranmisi pada mesin


pengaduk tipe horizontal berkapasitas 60 kg/jam. Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh November.

Deri Risyandi, A. T. (2017). Perancangan sistem perajang tempe otomatis dengan


pengaturan ketebalan menggunakan motor stepper berbasis P controller .
Journal Engeneering, 1-7.

Eska Hiola, E. S. (2016). rancang bangun alat pemotong lontongan kerupuk dengan
menggunakan tali senar. jurnal teknologi pertanian gorontalo, 1-7.

I.M Widiyarta, D. M. (2018). rancang bangun alat pemotong/pengiris bahan baku


kerupuk terigu dan keripik singkong. jurnal teknologi, 187-191.

I.M.Widiyarta, D. N. (2018). rancang bangun alat pemotong kerupuk. rancang bangun


alat pemotong bahan baku kerupuk dan kripik singkong, 187.

KRISHADIATNO, A. W. (2015). perencanaan sistem tranimisi mesin pencacah tebon


jagung berkapasitas 200 kb/jam. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
November.

mikha herlina premila, s. h. (2017). kajian kinematika dan dinamika gerak pada jalur
jembatan semanggi. seminar nasional fisika dan pembelajaran, 35-43.

Philip Kristanto, W. R. (2001). Analisa Turbocharger pada Motor Bensin Daihatsu


Tipe CB-23. JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 3, No. 1, April 2001: 12 – 18, 3,
12-18.

Reinol Silitonga, d. m. (2018). otomasi pendorong singkong pada mesin pemotong


dalam pembuatan keripik singkong. journal of applied electrical engenering,
18-21.

Sugeng Hariyadi, E. S. (2015). Perencanaan mesin pencacah rumput dengan kapasitas


800 kg/jam. Jurnal keilmuan dan terapan teknik, 15-31.

26
Proposal Tugas Akhir

Zarkasi, I. (2019). Rancang Bangun Alat Pengupas Kulit Jagung Dengan Sistem
Penggerak Motor Listrik. Sampang.

27

Anda mungkin juga menyukai