Di Susun oleh :
Hikam Muhammad Sultan
INFORMATIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL.
KATA PENGANTAR..
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang1
1.2.1 Tujuan.....................3
1.2.2 Manfaat...............3
1.3 Batasan Masalah
BAB II
LANDASANTEORI
2.7. Puli....... 17
2.8 Poros...18
2.9. Bantalan............0
2.10 Baut danMur.23
2.11.Rangka4
2.12 Mesin mesin yang digunakan pada saat pembuatan mesin . 25
2.13 Mesin Gerinda Potong .. 25
2.14 Mesin Bubut.25
2.15 Mesin Las Listrik.29
2.16 Mesin Bor....0
2.17 Sambungan Paku Keling . 30
BAB III
PROSES PEMBUATAN.........3
3.1. Konsep UmumPembuatanRangka..33
3.2 .Metode Proses Pembuatan.......34
3.3 .Kegiatan Awal Pembuatan5
3.4 Penyusunan Konsep 36
3.5 Proses Pengumpulan Data.......6
3.6 Pemilihan Bahan..7
3.7 Analisa Biaya Manufaktur38
3.8 Proses Pengerjaan 3
3.9 Prosas Pembuatan Rangka ... 39
3.10 Pembuatan Piringan Pisau 47
3.11 Perakitan mesin..48
3.12 Proses Pelapisan49
3.13 Pengawasan Mutu49
BAB IV
KESIMPULAN
50
PENUTUP51
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1Motor Listrik...................................12
Gambar 2.2 Sabuk V...17
Gambar 2.3 GambarPuli.8
Gambar 2.4 Poros.....20
Gambar. 2.5 Bantalan.....23
Gambar 2.6 Baut23
Gambar. 2.7 mesinBubut...27
Gambar 2.8 PahatmesinBubut.....28
Gambar 2.9 Pahat Ulir Mesinbubut...8
Gambar 2.10 Mesin Las Listrik.....29
Gambar 2.11 MesinBorTegak........30
Gambar 2.12 Paku Keling......31
Gambar 2.13 Alat Penembak Paku Keling.......31
Gambar 3.1.Diagramalir proses manufaktur..35
Gambar 3.2 Pandangan Rangka........ 39
Gambar 3.3 Rangkayang telah dirakit........45
Gambar 3.4 Piringan Pisau.48
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keadaan perekonomian bangsa Indonesia yang semakin terpuruk
dalam krisis ekonomi yang berkepanjangan, menyebabkan terjadinya
pemutusan hubungan kerja yang cukup beasar. Hampir seluruh aspek
perekonomian terkena imbas dari krisis ekonomi yang sangat merugikan
bagi rakyat Indonesia. Jumlah pengangguran makin bertambah sementara
jumlah lapangan kerja semakin menyempit. Ditengah kondisi yang sangat
buruk dan serba tidak menentu untuk berkembangnya suatu usaha ternyata
kita semua harus mengakui bahwa masih ada bidang usaha yang ternyata
mampu bertahan ditengah kondisi seperti ini, salah satunya adalah bidang
agrobisnis. Dewasa ini bidang agrobisnis memang merupakan primadona
baru bagi Indonesia sebagai ladang usaha yang cukup memberikan
prospek yang menggembirakan. Bidang ini tidak hanya meliputi hal-hal
yang berkaitan dengan pertanian sebelum panen, tetapi yang justru lebih
berkembang adalah industri pengolahan hasil-hasil pertanian.
Satu hal yang harus kita perhatikan disini adalah bahwa bidang ini
ternyata dikuasai oleh industri rumah kecil dan menengah yang sebenarnya
adalah industri rumah tangga. Selain itu dikarenakan makin sulitnya
mendapatkan pekerjaan dan juga pemutusan hubungan kerja yang sering
jarang suatu
alat
mekanisme
yang
efisien
pada
proses
BATASAN MASALAH
Pada penulisan laporan ini,Penulis hanya akan membahas tentang proses
pembuatan mesin perajang singkong dan bagian bagian pokok pada mesin
perajang singkong,diantaranya adalah :
a. Poros
b. Bantalan
c. Sabuk
d. Pasak
e. Puli
f. Cakram dudukan pisau
. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam penyusunan
tugas makalah ini adalah :
perajang singkong
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Umum
Pengertian Umum Mesin Perajang Singkong Mesin perajang singkong
merupakan mesin yang berfungsi sebagai perajang singkong dalam jumlah yang
banyak dan secara kontinyu. Mesin ini menggunakan motor sebagai sumber
tenaganya. Mesin perajang singkong ini di lengkapi dengan pisau pemotong dan
menggunakan tenaga manual untuk mendorong singkong tersebut sehingga
terjadi proses pemotongan singkongtersebut.Prinsip kerja mesin perajang
singkong Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp
mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, piringan pisau,
poros, bantalan, sabuk,dan puli. Dalam perencanaan mesin ini terdapat dua
gerakan yaitu gerakan putar piringan (sentrifugal) dan gerakan maju
(horizontal) batangan bahan baku keripik singkong untuk pemotongan. Untuk
mendapatkan gerak sentrifugal pada piringan, perencanaan menggunakan
motor listrik sebagai penggeraknya, sedangkan untuk menggerakan batang
bahan baku keripik singkong perencanaan menggunakan sistem manual, yaitu
dengan
mendorong
batangan
bahan
baku
keripik
singkong
tersebut
diasah
agar
tajam,
karena
pisau
dapat
dilepas/diganti.
suatu
alat
yang
dapat
mengubah
energi
listik
menjadi energi gerak atau energi mekanik. Motor listik berfungsi untuk
menggerakan sistem pemutaran pisau potong, di mana pada saat singkong
dimasukan atau disentuhkan pada permukaan pisau potong maka proses
pemotongan pun akan memotong singkong yang di dorong ke dalam
permukaan pisau potong.
akan untuk penggunaan yang menggunakan torque penyalaan awal yang tinggi
seperti Derek danperangkat alat hoist (gambar 5) Karakteristik motor seri DC
(rodwell international comporation, 1999) Pedoman efisiensi enenrgi untuk
industry di asia
Bagian Utama Mesin
1. Kerangka Mesin
Kerangka mesin terbuat dari besi pipa, kerangka mesin berfingsi sebagai
tempat dudukan mesin dan bagian lain yang berada di atasnya. Jika
kerangka
sebuah
mesin
tidak
kuat,
kemungkinan
besar
akan
2. Pisau Perajang
Pisau perajang merupakan salah satu bagian utama dari mesin perajang singkong
(slicer). Jenis material yang digunakan untuk membuat pisau perajang adalah plat
stainless steel dengan bagian sisi perajang dibuat tajam.Kami merancang pisau
perajang berbentuk khusus yang memungkinkan pisau tersebut bisa diatur posisi
tinggi rendahnya dengan seimbang dan rata. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan
hasil rajangan dengan ukuran ketipisan yang seragam. Pisau perajang ini didesain
untuk bisa ditajamkan kembali jika sudah mulai tumpul. Pisau perajang dapat
dilepas dengan mudah dari cakram dudukan, kemudian diasah bagian pisau
tajamnya menggunakan mesin gerinda atau menggunakan batu asah manual. Jika
pisau sudah kembali tajam maka siap dipasang kembali dan pisau siap digunakan.
3. Cakram Dudukan Pisau
Fungsi utama dari cakram dudukan pisau mesin perajang singkong (slicer)
adalah sebagai dudukan tempat pisau perajang diletakkan. Cakram dibuat dari
bahan plat stainless steel dan bentuknya disesuaikan dengan rancangan pisau
perajang. Ukuran cakram disesuaikan dengan kapasitas mesin perajang yang
dibuat. Kapasitas mesin perajang singkong (slicer) yang tinggi membutuhkan
ukuran cakram yang besar, demikian juga sebaliknya.
Atau
P T
Dimana :
(Sularso, 2004 : 7)
(Sularso, 2004
: 7)
8
Dimana :
9
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan poros antara lain :
1. Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur
atau gabungan antara puntir dan lentur seperti yang telah diutarakan di
atas. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros
baling-baling kapal atau turbin, dll.
Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila
diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai
alur pasak, harus diperhatikan.
Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk
menahan beban-beban di atas.
2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekakuan yang cukup tetapi
jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan
ketidak-telitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya
pada turbin dan kotak roda gigi).
Karena itu, disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus
diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayanai
poros tersebut
3. Putaran Kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran
tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini
disebut putaran kritis. Hal
10
ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik, dan lain-lain, dan
dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya.
Jika mungkin, poros harus direncanakan sedemikian rupa hingga putaran
kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya.
4. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastik) harus dipilih untuk
poros propeler dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif.
Demikian pula untuk poros-poros yang terancam kavitasi, dan porosporos mesin yang sering berhenti lama. Sampai batas-batas tertentu dapat
pula dilakukan perlindungan terhadap korosi.
5. Bahan Poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang
ditarik dingin dan difinish, baja karbon konstruksi mesin (disebut bahan
S-C) yang dihasilkan dari ingot yang di-kill (baja yang dideoksidasikan
dengan ferrosilikon dan dicor; kadar karbon terjamin) (JIS G3123 Tabel
1.1). Meskipun demikian, bahan ini kelurusannya agak kurang tetap dan
dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang
misalnya bila diberi alur pasak, karena ada tegangan sisa di dalam
terasnya. Tetapi penarikan dingin membuat permukaan poros menjadi
keras dan kekuatannya bertambah besar.
11
Tabel 2.1 Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang yang
difinis dingin untuk poros
16 T
d s3
(Sularso, 1997 : 8)
16 T
d s3
(Sularso, 1997 : 8)
1
3
16 T
ds
1
3
5,1 T
ds
(Sularso, 1997 : 8)
(Sularso, 1997 : 8)
12
T = Torsi (kg.mm)
a = Tegangan izin (kg/mm2)
Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak (kW),
maka berbagai faktor keamanan bisa diambil, sehingga koreksi pertama
bisa diambil kecil. Jika faktor koreksi adalah fc, maka daya perencanaan
adalah :
Pd = fc . P
(Sularso, 2004 : 7)
fc
1,2 - 2,0
0,8 - 1,2
1,0 - 1,5
Pd
Pd 102 60 1000
2 n
13
T 9,74 10 5
Pd
n1
7)
Dimana :
(Sularso,
Elemen
Mesin, hal : 8)
= Tegangan geser izin (kg/mm2)
B = Kekuatan tarik (kg/mm2)
Sf1 = Faktor keamanan untuk baja karbon, yaitu 6,0
Sf2 = Faktor keamanan untuk baja karbon dengan alur pasak,
dengan
harga 1,3 3,0
Dimana : a
ds
1
3
K t C bT
(Sularso, 2004 :
8)
Dimana : ds = Diameter poros (mm)
Kt = Faktor koreksi untuk momen puntir :
1,0 (Jika beban halus)
1,0 1,5 (Jika terjadi sedikit kejutan atau tumbukkan)
1,5 3,0 (Jika beban dikenakan dengan dengan kejutan)
Cb = Faktor lenturan, yaitu 1,2 2,3
T = Momen puntir
Pembebanan yang dialami poros antara lain beban puntir, lentur serta
beban puntir dan lentur. Tetapi di sini poros yang dibahas adalah poros dengan
beban puntir dan lentur.
= fc . N (kW)
Nd
(T / 1000)( 2n / 60)
102
Sehingga,
= 9,74 . 105 .
Nd
n
(kg.mm)
Keterangan :
2.1.1
Nd
fc
= faktor koreksi
= torsi (kg.mm)
Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang berfungsi menumpu poros berbeban,
sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat berlangsung secara
halus,
aman dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk
memungkinkan
poros serta elemen lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak
berfungsi
dengan baik maka prestasi seluruh sistem menurun atau tidak dapat
bekerja
dengan semestinya.
1. Klasifikasi Bantalan Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Berdasarkan
gerakan
bantalan
terhadap
poros
bantalan
luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan pelantara
lapisan pelumas. Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi
dengan beban yang besar. Dengan kontruksi yang sederhana maka bantalan ini
mudah untuk dibongkar pasang. Akibat adanya gesekan pada bantalan dengan
poros
maka
akan
memutar
poros.
berpungsi
sebagai
meminimalisasi
memerlukan
Pada
bantalan
peredam
suara
momen
luncur
tumbukan
yang
awal
dan
yang
terdapat
getaran
ditimbulkannya.
besar
untuk
pelumas
yang
sehingga
akan
Secara
umum
bagian
bantalan.
Kecocokan
antara
dimensi
poros
yang
dengan
bantalan
sekaligus
Pada
pembuatan
mesin
perajang
singkong
digunakan
untuk
memotong besi siku yang digunakan untuk rangka. Mesin ini digunakan
karena jika memotong secara manual atau menggunakan gergaji besi
memerlukan waktu yang cukup lama. Dengan menggunakan mesin gerinda
potong ini kita bisa memangkas waktu dan tenaga.
3.1.2 Mesin bubut
Mesin bubut digunakan
dalam
pembuatan
poros
dan
rotor
yaitu
ujungnya beradius. Pahat bentuk yang lain adalah berbentuk persegi, biasanya
untuk
membuat
alur
pada
benda
silinder.
2. Pahat Ulir
Pahat ulir digunakan untuk membuat ulir, baik ulir tunggal maupun ganda.
Bentuk pahat ulir harus sesuia dengan bentuk ulir yang diinginkan. Untuk itu
diperlukan pengasahan pahat sesuai dengan mal ulirnya. Pahat ulir tidak
mempunyai sudut tatal, permukaannya rata dengan ujung beradius sesui radius
kaki ulir yang besarnya tergantung besar kisar ulirnya.
3.1.3 Mesin Las Listrik
Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listriktermasuk suatu proses
penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas.
Jadi sumber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara
elektroda las benda kerja. Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran
arus listrik las. Elektroda mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari
busur
api
arus
listrik.
Gerakan
busur
api
diatur
sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan elektroda yang mencair, setelah
dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan.
putar dan dirancang untuk kerja yang lebih berat, mesin bor semacan ini dapat
dipakai untuk
relative
kecil.
Setiap
ben
kegunaan
tersendiri,
masing
6. Corong Pemasukan
2. Tempat Keluaran
7. Penutup Piringan
3. Pisau
8. Sabuk V
4. Piringan
9. Motor
5. Bantalan
BAB III
PEMBAHASAN
suatu
akan
pengurangan
produk,
mengalami
tersebut
tentunya
proses
berpengaruh
bahan
pengurangan
pada
yang
volume
hasil
akan
bahan
yang
di
hasil
dimana
inginkan.
bentuk
bahan
merupakan
proses
untuk
membentuk
logam atau bahan menjadi bentuk jadi atau setengah jadi yang
memerlukan pengerjaan lain. Umumnya bentuk mula suatu bahan adalah
batangan yang diperoleh sebagai hasil proses pengolahan bijih logam.
Bijih logam dicairkan menggunakan temperature tinggi, kemudian bijih
logam
cair
dituangkan
dalam
cetakan
logam
yang
kemudian
akan
satunya
yaitu
penyambungan
pada
bahan
dilakukan
salah
disambung
dengan
baut,
dikeling,
disolder,
dipatri
dan
lain
sebagainya.
4. Penyelesaian Permukaan
Proses
penyelesaian
permukaan
dapat
pula
diartikan
sebagai
proses
finishing. Proses ini adalah proses yang sangat menentukan baik tidaknya
penampakan luar pada suatu bahan atau produk. Proses yang dapat
dilakukan
pada
finishing
yaitu
diantaranya
ialah
proses
pelapisan,
rata,
penggosokan
halus,
dan
lain
sebagainya.
lebih
dari
sebelumnya.
Prosedur
yang
dilakukan
dalam
proses
sesuai denganklasifikasi yang dinginkan. Hal ini diperlukan agar didapat hasil
yang memuaskan. Bahan yang dibutuhkan diantaranya :
a) Bahan pada rangka mesin menggunakan besi siku berukuran 40 x 40 x 4 mm
dengan dimensi rangka p = 500 mm, l = 500 mm, t = 300 mm.
b) Poros menggunakan bahan C 45 S dengan ukuran P = 200 mm
dan d = 19 mm.
c) Bantalan menggunakan no. 2400, jenis bantalan yang digunakan adalah
bantalan gelinding jenis bola baris tunggal.
d) Pisau terbuat dari bahan baja steinles dengan ukuran panjang 80 mm, lebar 30
mm, dan tebal 2 mm.
e) Bahan piringan pengatur terbuat dari steinles steel dengan dimensidiameter 250
mm dengan ketebalan 4 mm.
f) Penutup rangka terbuat dari plat besi dengan ketebalan 1 mm.
Analisa Biaya Manufaktur Analisa biaya manufaktur perlu untuk mengetahui
besarnya efisiensibiaya-biaya yang diperlukan pada proses manufaktur, maka
perlu dilakukan analisa manufaktur antara lain :
a) Biaya pembelian beberapa komponen seperti : motor listrik, besi siku, besi plat,
bantalan, poros, puli, sabuk.
b) Biaya proses pemesinan dalam pembuatan mesin perajang singkong seperti :
mesin gerinda potong, mesin bubut, mesin las,mesin bor, dan mesin las.
c) Biaya tenaga kerja dalam pembuatan mesin perajang singkong.
Proses Pengerjaan (Proses Manufaktur) Proses manufaktur pada mesin perajang
singkong dilakukan dengan proses pemotongan, penggerindaan, pengeboran, dan
pengelasan. Adapun proses pengerjaan produksi dalam pembuatan mesin perajang
singkong terdapat pada gambar di baawah ini :
Realisasi kebutuhan plat siku jika panjang total kebutuhan 6200 mm dan panjang
palat siku 2000 mm maka plat siku yang harus dibeli adalah 3.5 batang.
4. Keselamatan kerja
a)
Pada saat mengelas mengenakan alat keselamatan kerja seperti sarung tangan
Pada saat menggerinda mengenakan kaca mata, sarung tangan, dan masker.
e)
Pada saat melakukan pengeboran benda kerja dijepit dengan ragum supaya
4. Potong benda kerja sesuai garis yang telah dibuat sebelumnya dengan
menggunakn mesin gerinda potong.
5. Rapikan hasil pemotongan yang masih kasar dengan mesin gerinda
tangan.
Alat yang dipakai : Roll meter, Penggaris, Penyiku, Busur Derajat,
Ragum, Gerinda Potong, Gergaji tangan.
Keterangan :
1. Ukur benda kerja sesuai gambar kerja menggunakan roll meter yaitu 300 mm
sebanyak 4 buah untuk kaki rangka
.2. Tandai benda yang telah diukur menggunakan penggores.
3. Jepit benda kerja dengan menggunakan ragum serta atur sudut potongan
menjadi 900 pada kedua ujung yang berlawanan.
4. Rapikan hasil pemotongan yang masih kasadengan menggunakan gerinda
tangan.
Alat yang dipakai : Roll meter, Penggaris, Penyiku, Busur Derajat,
Ragum, Gerinda Potong, Gergaji tangan.
Keterangan :
1. Ukur benda kerja sesuai gambar kerja menggunakan roll meter yaitu 500 mm
sebanyak
2 buah untuk dudukan motor listrik. 2. Tandai benda yang telah diukur
menggunakan penggores.
3. Jepit benda kerja dengan menggunakan ragum serta atur sudut pemotongan
menjadi 900 atau bentuk L.
4. Potong benda kerja sesuai garis yang telah dibuat sebelumnya dengan
menggunakan msin gerinda potong.
5. Rapikan hasil pemotongan yang masih kasar dengan menggunakan
mesin gerinda tangan.Proses pengeboranan ) Gambar proses pengerjaan
b ) Gambar hasil pengerjaan
Alat yang dipakai : Mesin Bor, Ragum, Kunci Chuk, Mata Bor 14, Penitik,
Palu Besi.
Keterangan :
1. Lukis plat siku yang akan dibor (dudukan motor listrik), kemudian tandai
bagian yang akan dibor dengan penitik.
2. Gunakan mesin bor mejadan mata bor yang digunakan 14.
3. Putaran mesin bor yang dipakai sebesar 870 rpm.
4. Jepit plat siku dengan ragum kemudian lakukan pengeboran plat siku sesuai
gambar kerja. 45 Perakitan Rangka Perakitan adalah penggabungan komponenkomponen yang sudah melalui proses pemotongan, penggerindaan, dan
pengeboran
sampai
menjadi
satu
kesatuan
yang
kokoh
dengan
cara pengikatan dengan cara pengelasan sehingga menjadi suatu rangka yang
berguna atau sesuai dengan rencana.
Gambar 3.3 Rangka yang telah dirakit Uji Fungsional Rangka Untuk mengetahui
kesesuaian produk yang telah dibuat dengan komponen lainnya, maka diperlukan
sebuah pengujian fungsional. Dari hasil uji fungsional Rangka mesin perajang
singkong diperoleh data sebagai berikut :
1. Rangka mampu menopang dan menahan beban yang diberikan oleh komponen
lainnya.
2. Pemasangan komponen mesin lain pada rangka sesusai, misalnya lubang untuk
baut pengunci.
3. Meskipun rangka mesin sedikit tidak tegak, tapi tidak mempengaruhi kinerja
dari komponen mesin lainnya.Pembahasan.Dalam pembuatan rangka mesin
perajang singkong ini menggunakan baja bentuk profil siku 40 x 40 dengan tebal
2 mm. Ukuran total alat ini adalah dengan panjang 500 mm,lebar 500 mm dan
tinggi 350 mm. Proses pembuatan rangka tidal luput dari permasalahan,
atau
kesulitan
yang
dihadapi
pada
waktu
proses
pembuatan.
berupa
celah,
ini
dapat
menyebabkan
terjadinya
cacat las. Walaupun pembuatan rangka ini tidak terlalu rumit namun butuh
keterampilan dan pengalaman yang cukup untuk menangani masalah yang terjadi.
Masalah lain seperti pengeboran setelah menentukan titik pengeboran gunakanlah
center punch untuk membuat menandai titk. Hal ini dilakukan untuk
mempermudah pada saat proses pengeboran.Setelah semua komponen rangka
terangkai dengan baik dilakukan penggerindaan untuk menghilangkan sisa
pengelasan yang tidak diinginkan. Kemudian untuk langkah finishing dilakukan
pendempulan pada bagian-bagian yang kurang rata terutama pada bagian celah
yang memungkinkan terjadinya korosi. Setelah itu ampelas seluruh permukaan
komponen rangka untuk menghaluskan serta menghilangkan korosi dan minyak
yang mungkin menempel dipermukaan rangka. Setelah rangka bersih dari minyak
dan korosi dilakukan pengecatan menggunakan cat dasar epoxy setelah itu
diteruskan pengecatan dengan cat besi. Setelah cat kering dilakukan pemasangan
seluruh komponen mesin.Pembuatan Piringan Pisau Metode yang digunakan pada
proses pembuatan piringan pisau mesin perajang singkong diawali dengan
perancangan konsep,penyajian gambar, mengidentifikasi piringan pisau. Bahan
yang digunakan dalam proses pembuatan piringan pisau adalah steinles steel.
Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan piringan pisau antara lain
mesin potong, peralatan pendukungnya seperti mesin gerinda tangan, ragum, palu,
alat ukur dan alat bantu lainnya, serta pahat HSS (High Speed Steel). Proses
pengerjaan piringan pisau adalah penyiapan bahan, pembuatan facing,
pemotongan, pengeboran, dan finishing. Adapun tahapan dalam pembuatan
piringan pisau ini adalah analisa kebutuhan, analisa teknik, pembuatan gambar
kerja dan pengujian alat. Dari beberapa proses tersebut didapat hasil akhir
piringan pisau mesin perajang singkong yaitu piringan pisau 280 mm dengan
tebal 5 mm, lubang pisau sebanyak 4 buah dengan ukuran 80 x 30 mm, dan
pisau perajang dengan ukuran 80 x 10 mm.
benda
kerja
masih
bisa
diperbaiki
kesalahan-kesalahan
dan
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil perencanaan dan perhitungan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Motor yang digunakan adalah motor listrik dengan daya 0,25 hp dan 1400
rpm
2. Kerangka mesin perajang singkong dari profil L atau plat siku ukuran 40
x40 mm dan tebal 2 m, bahan ST 37.
3. Pulley motor maupun pulley poros piringan bahan yang digunakan adalah
cast iron. Diameter pulley motor 50 mm dan diameter pulley poros
piringan 220 mm.
4. sabuk yang dipakai adalah type A dengan bahan yang terbuat dari Rubber
Canvas.
5. Poros piringan perajang singkong yang digunakan adalah terbuat dari
bahan AISI C 1010 CDA dengan diameter 19 mm dan panjang 25 mm.
6. Mesin ini menggunakan 2 buah bantalan model pillow blok, type yang
dipakai adalah single row deep groove dengan diameter dalam 19 mm.
7. Piringan pisau yang digunakan dari bahan steinles steel dengan diameter
280 mm dan tebal plat 4 mm, sedangkan lubang yang dibuat adalah 4 buah
dengan ukuran 70 x 30.
8. Pisau menggunakan bahan baja stell dengan ukuran panjang 70 mm, lebar
20 mm dan tebal 2mm.
DAFTAR TABEL
Mesin Perajang
Singkong
Informasi Umum :
- Tuntutan Mesin
- Batasan dari Mesin
Teori-Teori Penunjang
Perhitungan
Evaluas
i
Gambar Kerja
Proses Produksi
Evaluas
i
Analisis Sesuai
Tuntutan Mesin
Kesimpulan
ESTIMASI BIAYA
No
Bahan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Proposal
Motor
Puli Besar
Puli Kecil
Sabuk V
Poros
Pasak
Bantalan
Piringan Al
Pisau
Besi Siku
Plat Baja
13
14
Lain-Lain
Total Biaya
Spesifikasi
1/4 HP, 1400 rpm
25 cm (D)
5 cm (D)
Tipe A, L1275
27 cm (D)
30 x 30 x 3 (mm3)
M10 x 1,5
M12 x 1,5
Vol
Satuan Harga/Satuan
1
1
1
1
1
1
1
2
1
3
1
1
11
11
buah
buah
buah
buah
buah
buah
buah
buah
buah
buah
lonjor
meter2
buah
buah
GAMBAR MESIN
Rp 10.000
Rp 400.000
Rp 60.000
Rp 40.000
Rp 35.000
Rp 150.000
Rp 15.000
Rp. 40.000
Rp 65.000
Rp 5.000
Rp 40.000
Rp 50.000
Rp 1.000
Rp 1.000
Jumlah
Rp 10.000
Rp 400.000
Rp 60.000
Rp 40.000
Rp 35.000
Rp 150.000
Rp 15.000
Rp. 80.000
Rp 65.000
Rp 15.000
Rp 40.000
Rp 50.000
Rp 11.000
Rp 11.000
Rp 200.000
Rp 1.182.000
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Sato, G. Takeshi dan N. Sugiarto Hartono, 1992, Menggambar Mesin Menurut
Standar ISO, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Stolk, Jac dan C. Kros, 1984, Elemen Mesin, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sularso dan Kiyokatsu Suga, 1991, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.