DISUSUN OLEH:
NAMA : PUTRA
KELAS : 2 PPM B
SEMESTER : 4 (Genap)
Telp.(0717)93586,Faks.(0717)93585
Email:polman@polman-babel,ac.id
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah S.W.T. karena dengan rahmat dan hidayahnya
akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas “Reengineering Mesin Perontok Brondol Sawit”
Tugas ini disusun oleh penyusun dengan tujuan untuk menjelaskan tentang proses dari
reengineering mesin perontok brondol sawit sesuai dari teori yang telah didapatkan.
Didalam tugas ini memuat tentang macam- macam kelebihan dan kekurangan dari “Mesin
perontok Brondol sawit” yang telah dibuat serta perbaikan proses dari reengineering mesin tersebut.
Tugas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.penulis menyadari dalam penyusunan tugas ini masih banyak terdapat kekurangan, baik itu dari
segi materi, maupun dalam penyampaian materi. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak yang sifatnya membangun guna untuk memperbaiki ke depan.
Demikianlah semoga tugas ini bisa bermanfaat dan berguna sebagaimana yang diharapkan dan
semoga Allah S.W.T. meridhoinya.Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Kelapa sawit merupakan tanaman yang memang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Pada
saat bersamaan meningkatlah permintaan minyak nabati akibat revolusi industri pertengahan
abad ke-19. Dari sini kemudian muncul ide membuat perkebunan kelapa sawit. Perkebunannya
menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversikan
menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah negara penghasil minyak kelapa sawit
terbesar di dunia(Wikipedia, 2018).
Jadi kelapa sawit sebelum masuk dalam proses selanjutnya, terlebih dahulu kelapa sawit
harus dipisahkan brondolnya dari tandannya. Menyadari perlunya pelestarian perkebunan di
daerah serta menyadari bahwa kelapa sawit dapat menjadi penggerak perekonomian di Bangka
Belitung. Maka pengembangan-pengembangan melalui transfer ilmu dan teknologi sangatlah
perlu demi kemajuan bersama.
ISI
2.1.Pembahasan
Reengineering merupakan suatu kegiatan yang mengubah perubahan dari mulai proses
sampai dengan hasil tanpa mengubah fungsi aslinya. Hal ini jadi membuat suatu kegiatan yang
bertujuan lebih mengarah memajukan teknologi yang sudah ada tepatnya yang memiliki
perubahan lebih baik dari sebelumnya. Untuk mendapatkan hasil perubahan yang baik harus
ditunjang dengan teori – teori tentang reengineering. Berikut contoh reengineering adalah mesin
perontok brondol sawit yang ada dibengkel Polman Babel. Mesin tersebut memang sudah
berfungsi sebagai mana fungsinya tetapi masih banyak terdapat berbagai kekurangan yang harus
diidentifikasi dan diselesaikan permasalahannya sebelum dipasarkan.
2.2.Tujuan
- Mereengineering dan menciptakan inovasi baru yang lebih baik dari mesin sebelumnya
atau mesin yang sudah ada sekarang.
- meningkatkan kualitas beroperasi, kemampuan sistem, fungsionalitas, kinerja,
kemampuan untuk berkembang dengan biaya yang murah, terjadwal dan beresiko rendah
BAB III
ANALISA
1. Kelebihan
Pengoperasian mesin yang mudah dilakukan .
Waktu yang dibutuhkan untuk merontokkan brondol sangat cepat.
Dapat beroperasi dalam waktu yang lama
2. Kekurangan
Ukuran mesin yang terlalu besar dan berat sehingga sulit dipindahkan.
Tidak adanya wadah penampung brondol yang sudah diproses dan
penampung sisa kotoran dari tandannya sehingga pada saat brondol keluar
dari mesin langsung ketanah karena tidak pada penampung apapun.
Sulitnya melakukan perawatan pada
Tidak adanya cover pelindung sistem transmisi
Bahan yang digunakan untuk konveyor nya tidak sesuai.
Proses pembuatan memerlukan biaya yang terlalu mahal.
Tidak terdapat roda pada kaki-kaki mesin.
Sistem transmisi berputar searah.
Cakar pada mesin yang kurang rapat sehingga kurang optimal dalam
merontokkan sehingga masih terdapat brondol yang rusak.
3.2.Perbaikan proses
2
1
Ket :
Tambahan:
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Rekayasa Ulang/Reengineering
adalah transformasi yang sistematis terhadap sistem yang ada ke dalam bentuk baru untuk
meningkatkan kualitas beroperasi, kemampuan sistem, fungsionalitas, kinerja, kemampuan
untuk berkembang dengan biaya yang murah, terjadwal dan beresiko rendah
4.2. Saran