Oleh
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh air hujan pada
tanah berlempung sebagai upaya konservasi air tanah agar dapat menambah
cadangan air tanah berdasarkan pada pengujian permeabilitas. Pengujian
dilakukan dilapangan dan dilaboratorium, yaitu uji permeabilitas lapangan dengan
metode Sumur Uji dan uji laboratorium berupa uji sifat fisik tanah dan
permeabilitas laboratorium dengan metode falling head.
Sampel tanah yang diuji merupakan tanah lempung tidak terganggu yang berasal
dari perumahan pada Kelurahan Beringin Raya, Kecamatan Kemiling.
Berdasarkan hasil uji laboratorium untuk pemeriksaan sifat fisik tanah asli, USCS
mengklasifikasikan sampel tanah sebagai tanah berlempung dan termasuk ke
dalam kelompok ML. Nilai permeabilitas laboratorium sebesar 3,1408 x 10-7
cm/detik dan untuk uji permeabilitas lapangan sebesar 2,8755 x 10-7 cm/dtk.
Kata Kunci : Permeabilitas, tanah lempung, Sumur Resapan, muka air tanah.
ABSTRACT
By
This study aims to determine how much influence the rain water on clay soil as
soil water conservation efforts in order to increase the ground water reserves
based on permeability testing. Tests carried out in the field and laboratory, the
field permeability test with the Well Test method and test a laboratory test of soil
physical and laboratory permeability by falling head method.
The soil tested is not disturbed clay derived from housing on Beringin Raya
Village, District Kemiling. Based on the results of laboratory tests for the
examination of the physical properties of the original soil, soil samples USCS
classifies as argillaceous soil and included in the ML group. Laboratory
permeability value of 3.1408 x 10-7 cm / sec and for field permeability test of
2.8755 x 10-7 cm / sec.
The results showed that the addition of groundwater level based on the effect of
rain water and laboratory permeability test value is very small in the amount of
0.001739 m3, with the amount of rain water that does not seep into the ground at
3,711 m3. So, it takes planning infiltration wells to maximize the addition of
groundwater reserves, based on the results of the analysis with reference to SNI:
03- 2453-2002 obtained 2 pieces infiltration wells to hold reserves of 10,607 m3
of ground water
Oleh :
SEPTIADI YOTA NUGRAHA
Skripsi
Pada
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Maria Juita.
SMAN 1 Kotabumi yang diselesaikan pada tahun 2008. dan selanjutnya pada
dan terdaftar pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil (S1) melalui jalur SPMB.
Teknik Sipil (HIMATEKS UNILA) 2010, juga aktif dalam organisasi Badan
tahun 2012 penulis mengikuti Kerja Praktik selama tiga bulan pada Proyek
Papa danMamaku
Hi. Djoko Trimoyo, S.K.M, M.Kes. & Hj. Maria Juita, S.P.
ataskesabaran akan kasih sayang dan doa untuk
keberhasilanku
Adik-adikku
Januredo Yota Nugraha dan Afifah Nur Sabrina
atas inspirasi dan motivasi untuk mencapai kesuksesan
Keluarga Besar
ataskebersamaan, serta canda tawa dalam menjalani hari
My Future
dan seluruh orang-orang yang menanti kesuksesanku
MOTTO :
Alhamdulillah segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Air Hujan Untuk Tanah Berlempung Terhadap Muka Air Tanah
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Setyanto, M.T., selaku Dosen Pembimbing Utama atas waktu,
skripsi ini dapat dibuat dan diselesaikan juga membuat penulis belajar arti
2. Bapak Ir. Idharmahadi Adha, M.T., selaku Dosen Pembimbing Kedua, atas
arahannya dalam penyusunan skripsi ini yang membuat skripsi ini menjadi
lebih baik.
3. Bapak Iswan, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji dan juga selaku Ketua
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung atas saran, kritik,
ilmu, dukungan dan argumentasinya yang mendorong penulis untuk terus
4. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
seorang mahasiswa yang lugas, tegas, dan bertanggung jawab hingga penulis
pendidikan. Penulis bahkan sadar ucapan terima kasih tidak akan cukup untuk
Universitas Lampung.
Handita, M. Aqli, dan M. Juana Fitra atas bantuan dan kerjasamanya selama
Tanah yang telah menjadi teman sekaligus tutor bagi penulis dalam
10. Ibu Sulasmi (Ma’can) atas makanan serta membolehkan untuk menghutang
atas makanannya, tanpa itu penulis tidak akan punya energy untuk kuliah
11. Sahabat yang selama ini mensuport dan selalu ada di samping penulis
Rahmat, Nando, Vania, Via, Indri dan Intan. Terimakasih selama ini tidak
Teknik Sipil angkatan 2008 atas dukungan, semangat, canda tawa dan
13. Kakak-kakak dan adik-adik tingkat angkatan 2003-2013, terima kasih atas
14. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam proses perkuliahan,
Penulis berharap semoga ALLAH SWT membalas kebaikan yang telah mereka
berikan. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi
dengan sedikit harapan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis
Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 3
D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
i
I. Pengujian Analisis Saringan (Sieve Analysis) ........................................ 25
J. Sumur Resapan ..................................................................................... 25
1. Desain Sumur resapan ..................................................................... 26
K. Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................................... 32
ii
1. Pengujian Permeabilitas Lapangan .................................................. 57
2. Pengujian Permeabilitas Laboratorium ............................................ 60
D. Perbandingan Nilai Permeabilitas Lapangan dengan Nilai
Permeabilitas Laboratorium ................................................................... 64
E. Perencanaan Sumur Resapan.................................................................. 67
1. Kedalaman Muka Air Tanah ............................................................. 67
2. Perhitungan Debit .............................................................................. 67
3. Penambahan Muka Air Tanah ........................................................... 70
4. Desain Sumur Resapan ...................................................................... 71
V. PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 76
B. Saran ...................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran A. Surat – Surat Akademik
Lampiran B. Hasil Uji Tanah Asli
Lampiran C. Hasil Uji Permeabilitas di Lapangan
Lampiran D. Hasil Uji Permeabilitas di Laboratorium
Lampiran E. Dokumentasi Penelitian
Lampiran F. Foto Peralatan
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
16. Perbandingan Nilai (k) Lapangan Dengan Nilai (k) Laboratorium .... 65
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Laboratorium ........................................................................................ 66
v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suatu konstruksi sangat erat kaitannya dengan kondisi fisik dan mekanis dari
tanah. Hal ini disebabkan karena tanah merupakan salah satu material yang
Tanah berperan utama pada setiap pekerjaan konstruksi, karena hampir semua
menuju rongga dari satu titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih rendah.
Studi mengenai aliran air melalui pori-pori tanah diperlukan dan sangat
Tanah yang memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju alir tertentu
disebut permeabilitas tanah. Sifat ini berasal dari sifat alami granular tanah,
meskipun dapat dipengaruhi oleh faktor lain (seperti air terikat di tanah liat).
Jadi, tanah yang berbeda akan memiliki permeabilitas yang berbeda pula.
laboratorium.
kedalam tanah yang mempengaruhi penambahan pasokan air tanah, dalam hal
ini kebutuhan air tanah sangat dibutuhkan di daerah perkotaan serta rumah
tinggal.
Saat ini belum ada seberapa besar pengaruh permeabilitas tanah terhadap
penambahan muka air tanah di daerah perkotaan. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan upaya untuk menganalisa pengaruh air hujan pada penambahan air
B. Rumusan Masalah
tanah lempung pada lokasi yang sama untuk dilakukan pengujian sifat fisik
2
tanah lempung skala lapangan, kemudian dilakukan analisa penambahan
pasokan air tanah berdasaran hasil uji permeabilitas skala lapangan. Lalu,
C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini, masalah hanya dibatasi pada sifat permeabilitas tanah
Head.
3
D. Tujuan Penelitian
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanah
Tanah adalah benda alami di permukaan bumi yang terbentuk dari bahan
induk tanah (bahan organik atau bahan mineral) oleh proses pembentukan
pertumbuhan tanaman. Batas atas adalah udara, batas samping adalah air
dalam lebih dari 2 meter atau singkapan batuan dan batas bawah adalah
sampai kedalaman aktivitas biologi atau padas yang tidak tembus akar
Tanah dalam pandangan teknik sipil adalah himpunan mineral, bahan organik
dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose) yang terletak di atas batu
Tanah merupakan material yang terdiri dari agregat (butiran) padat yang
tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan
organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair
besar dari 250 mm sampai 300 mm. Untuk kisaran ukuran 150 mm
sampai 250 mm, fragmen batuan ini disebut sebagai kerakal (cobbles)
atau pebbes.
mm.
4. Lanau (silt), yaitu partikel batuan yang berukuran dari 0,002 mm sampai
0,074 mm.
5. Lempung (clay), yaitu partikel mineral yang berukuran lebih kecil dari
B. Klasifikasi Tanah
umum dari tanah pada kondisi fisis tertentu. Tujuan klasifikasi tanah adalah
mengenai keadaan tanah dari suatu daerah dengan daerah lainnya dalam
6
1. Sistem Unified (Unified Soil Classification / USCS).
pasir yang kurang dari 50% berat total contoh tanah lolos saringan
b. Tanah berbutir halus (fine-grained soil), yaitu tanah yang lebih dari
7
Tabel 1. Sistem Klasifikasi Tanah Unified
Gradasi buruk P
Pasir S Berlanau M
Berlempung C
Lanau M
Lempung C wL < 50 % L
Organik O wL > 50 % H
Gambut Pt
Keterangan :
tinggi.
8
Tabel 2. Klasifikasi Tanah Berdasarkan Sistem Unified
Simbol
Divisi utama Nama umum
kelompok
Kerikil bergradasi-baik dan campuran
(hanya kerikil)
Kerikil bersih
Pasir≥ 50 % fraksi kasar
GW kerikil-pasir, sedikit atau sama sekali
lolos saringan No. 4
tidak mengandung butiran halus
Kerikil bergradasi-buruk dan campuran
GP kerikil-pasir, sedikit atau sama sekali
Tanah berbutir kasar≥ 50 % butiran
Butiran
dengan
Kerikil
pasir-lanau
halus
Kerikil berlempung, campuran kerikil-
GC
pasir-lempung
Pasir bergradasi-baik , pasir berkerikil,
(hanyapasir)
Pasir bersih
berlempung
Lempung anorganik dengan plastisitas
rendah sampai dengan sedang lempung
Tanah berbutir halus
CL
berkerikil, lempung berpasir, lempung
berlanau, lempung “kurus” (lean clays)
Lanau-organik dan lempung berlanau
OL
organik dengan plastisitas rendah
Lanau dan lempung
9
Lanjutan Tabel 2. Klasifikasi Tanah Berdasarkan Sistem Unified
Kriteria klasifikasi
Cu = D60 / D10 > dari 4
2
5 - 12 % lolos saringan No. 200 klasifikasi perbatasan yang ( D 30 )
Cc = antara 1 dan 3
D 10 xD 60
≥ 12 % lolos saringan No. 200 GM, GC, SM, SC
merupakan klasifikasi
memerlukan r halus
60
Bagan plastisitas
CL - ML ML & OL
–
0 10 20 40 50 60 70 80 90 100
Batas Cair
10
C. Tanah Lempung
penyusun batuan, tanah lempung sangat keras dalam keadaan kering dan
bersifat plastis pada kadar air sedang. Pada kadar air lebih tinggi lempung
Tanah lempung terdiri dari berbagai golongan tekstur yang agak susah
diantara sifat tanah pasir dan liat. Pengolahan tanah tidak terlampau berat,
Warna tanah pada tanah lempung tidak dipengaruhi oleh unsur kimia yang
dimana kesemuanya hanya dipengaruhi oleh unsur Natrium saja yang paling
masing-masing unsur kimia belum tentu sama. Hal ini disebabkan karena
unsur-unsur warna tanah dipengaruhi oleh nilai Liquid Limit (LL) yang
penyusun batuan, dan bersifat plastis dalam selang kadar air sedang sampai
luas. Dalam keadaan kering sangat keras, dan tak mudah terkelupas hanya
Peck, 1987). Ukuran mineral lempung (0,002 mm, dan yang lebih halus)
11
agak bertindihan (overlap) dengan ukuran lanau. Akan tetapi, perbedaan
Jadi dari segi mineral, tanah dapat juga disebut sebagai bukan lempung
Untuk itu, akan lebih tepat partikel-partikel tanah yang berukuran lebih kecil
yang lain, disebut saja sebagai partikel berukuran lempung daripada disebut
berukuran koloid (<1μ) dan ukuran 2 μ merupakan batas atas (paling besar)
2001) :
2. Permeabilitas rendah.
Tanah butiran halus khususnya tanah lempung akan banyak dipengaruhi oleh
air. Sifat pengembangan tanah lempung yang dipadatkan akan lebih besar pada
lempung yang dipadatkan pada kering optimum dari pada yang dipadatkan
pada basah optimum. Lempung yang dipadatkan pada kering optimum relatif
kekurangan air oleh karena itu lempung ini mempunyai kecenderungan yang
12
lebih besar untuk meresap air sebagai hasilnya adalah sifat mudah
Tanah lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila
basah terkena air. Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral lempung yang
tanah. Tekstur dari tanah yang seperti ini ditentukan oleh komposisi
tiga partikel pembentuk tanah : pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah
Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal
sebagai geluh (loam). Tanah lempung berpasir merupakan tanah lempung yang
D. Hukum Darcy
Ada dua asumsi utama yang digunakan dalam penetapan Hukum Darcy ini.
Menurut Darcy (1856), kecepatan aliran air di dalam tanah dinyatakan dengan
persamaan :
13
dengan :
k = koefisien permeabilitas
i = gradient hidraulik
v = dan i =
dengan :
E. Permeabilitas
Kemampuan fluida untuk mengalir melalui medium yang berpori adalah suatu
Satuan permeabilitas adalah m². Pada umumnya pada reservoir panas bumi,
14
perminyakan adalah Darcy (1 Darcy = 10 - 12 m²)
(http://www.anneahira.com/permeabilitas-tanah.htm).
tanah lempung berukuran kecil, kemampuan meloloskan air juga kecil. Dalam
praktek, tanah lempung dianggap sebagai lapisan yang tak lolos air atau kedap
yang besar, tanah ini menyulitkan pekerjaan galian tanah pondasi yang
dipengaruhi air tanah, karena tebing galian menjadi mudah longsor. Lagi pula,
aliran yang terlalu cepat dapat merusak struktur tanah dengan menimbulkan
2001).
tanah terjadi pada saat air tersingkir dari rongga tanah pada saat proses
15
5. Mengendalikan rembesan dari tempat penimbunan bahan-bahan limbah
1. Koefisien Permeabilitas
tanah, yaitu :
16
Tabel 3. Harga-Harga Koefisien Permeabilitas Tanah Pada Umumnya
Jenis Tanah k
Cm/dt Ft/menit
Kerikil bersih 1,0 – 100 2,0 – 200
Pasir kasar 1,0 – 0,01 2,0 – 0,02
Pasir halus 0,01 – 0,001 0,02 – 0,002
Lanau 0,001 – 0,00001 0,002 – 0,00002
Lempung < 0,000001 < 0,000002
Sumber : Das, 1988
dikembangkan dan ada tiga metode yang lazim digunakan untuk keperluan
(Sosrodarsono, 1977).
pengujian pada lubang bor dilaksanakaan apabila pada lubang yang akan
17
Metode sumur uji merupakan salah satu metode yang paling sering
pemadatan tanah, karena metode ini dapat digunakan pada lapisan yang
terletak di atas permukaan air tanah atau pada lapisan yang dangkal di
uji dari lapisan yang diuji dapat diketahui dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
k =
dimana :
Apabila H/r jauh lebih besar dari harga 1, maka rumus yang dipakai :
k =
k =
18
Dalam penelitian ini digununakan alat uji permeabilitas di lapangan yang
waktu tertentu.
macam cara pengujian yang sering digunakan, yaitu Uji Tinggi Energi
Tetap (Constant Head) dan Uji Tinggi Energi Turun (Falling Head).
Uji permeabilitas Constant Head cocok untuk tanah granular, seperti pasir,
kerikil atau beberapa campuran pasir dan lanau. Umumnya tanah jenis ini
memiliki nilai permeabilitas yang tinggi, karena janis tanah ini mempunyai
angka pori tinggi, yang bergantung pada distribusi ukuran butiran, susunan
permeabilitas tanah berbutir halus. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
19
dilakukan dengan menggunakan metode Falling Head, karena contoh
Pada pengujian ini, air dari dalam pipa tegak yang dipasang di atas contoh
tanah mengalir melalui contoh tanah. Ketinggian air pada awal pengujian
contoh tanah hingga perbedaan tinggi air pada waktu t2 adalah h2.
Jumlah air yang mengalir melalui contoh tanah pada suatu waktu (t) dapat
Q = k x x A = -a
20
dimana :
Yang jika diintegralkan dengan batas kiri atas t = 0 dan batas kiri bawah
Uji Tinggi Jatuh sangat cocok untuk tanah berbutir halus dengan koefisien
rembesan kecil.
21
Gambar 2 . Pinsip Uji Permeabilitas Metode Falling Head
Kadar air adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan
berat kering tanah tersebut. Kadar air tanah dapat digunakan untuk menghitung
Besarnya kadar air dinyatakan dalam persen dan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
22
dimana :
Berat jenis tanah adalah suatu nilai dari perbandingan antara berat butir tanah
dengan berat isi air suling dengan isi yang sama pada suhu 40 °C. Berat jenis
Gs =
dimana :
Gs = berat jenis
W3 = berat picnometer
23
H. Pengujian Batas-Batas Atterberg
Batas cair tanah adalah kadar air minimum dimana sifat suatu tanah yang
akan berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis. Besaran batas cair
Batas cair ditentukan dengan terlebih dahulu menghitung kadar air dari
menarik sebuah garis lurus melalui titik-titiknya. Besarnya kadar air pada
jumlah pukulan ke-25 merupakan batas cair dari sampel tanah tersebut.
Batas plastis adalah kadar air dimana suatu tanah berubah sifatnya dari
keadaan plastis menjadi semi padat. Besaran batas palstis tanah biasanya
Nilai batas plastis meruapakan harga kadar air rata-rata dari sample tanah
PI = LL – PL
dimana:
PI = indeks plastis
LL = batas cair
PL = batas plastis
24
I. Pengujian Analisis Saringan (Sieve Analysis)
Analisis saringan adalah penentuan persentase berat butiran tanah yang lolos
persentase ukuran butirsn tanah dan susunan butiran tanah (gradasi) dari suatu
J. Sumur Resapan
Sumur Resapan (infiltration Well) adalah sumur atau lubang pada permukaan
tanah yang dibuat untuk menampung air hujan/aliran permukaan agar dapat
banjir, melindungi serta memperbaiki kualitas air tanah, menekan laju erosi dan
dalam jangka waktu lama dapat memberi cadangan air tanah yang cukup.
Secara sederhana, prinsip kerja sebuah sumur resapan yaitu menyimpan (untuk
sementara) air hujan dalam lubang yang sengaja dibuat, selanjutnya air
tampungan akan masuk ke dalam tanah sebagai air resapan (infiltrasi). Air
(http://pengairan.banyuwangikab.go.id/index.php?option=com_content&view=articl
e&id=28:manfaat-sumur-resapan&catid=2:berita&Itemid=138)
25
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan untuk memilih lokasi pembuatan
Pekarangan) adalah:
Untuk mengetahui keadaan muka air tanah dapat ditentukan dengan cara
b. Permeabilitas tanah
Di bawah ini terdapat tabel yang dapat dijadikan bahan acuan mengenai
26
Tabel 4. Volume Sumur Resapan Pada Kondisi Tanah Permeabilitas
Rendah
No Luas Kavling Volume Resapan Volume Resapan
2 (terdapat saluran drainase (tidak terdapat saluran
(m )
seagai pelimpahan, dalam drainase sebagai pelimpah,
m3) dalam m3)
1 50 1,3 - 2,1 2,1 – 4
2 100 2,6 - 4,1 4,1 – 7,9
3 150 3,9 - 6,2 6,2 – 11,9
4 200 5,2 – 8,2 8,2 – 15,8
5 300 7,8 – 12,3 12,3 – 23,4
6 400 10,4 – 12,3 16,4 – 31,6
7 500 13 – 20,5 20,5 – 39,6
8 600 15,6 – 24,6 24,6 – 47,4
9 700 18,2 – 28,7 28,7 – 55,3
10 800 20.8 – 32,8 32,8 – 63,2
11 900 23,4 – 36,8 36,8 – 71,1
12 1000 26 - 41 41 - 79
(sumber : SK Gubernur No. 17 Tahun 1992)
Metode Rasional
Dimana :
C : Koefisien Aliran
27
Dimana :
28
Dengan metode yang sama, kita juga dapat memperkirakan debit air yang
masuk pada sumur resapan dari air hujan yang turun pada area rumah
Dimana:
F : Faktor Geometrik
resapan.
2
2.R
29
3 π² . R
4
4.R
5
2.π.R
6
4.R
Sedangkan untuk menghitung volume air hujan yang meresap pada sumur
Dimana :
30
Adapun untuk menghitung kebutuhan sumur resapan dengan cara
membagi antara debit hujan yang kita hitung (Qtotal) dengan debit sumur
dibutuhan untuk daerah tersebut. Adapun cara lain yang dapat digunakan
2 30 1 - 1 - - -
3 40 2 1 1 - - -
4 50 2 1 1 - 1 -
5 60 2 1 1 - 1 -
6 70 3 1 2 1 1 -
7 80 3 2 2 1 1 -
8 90 3 2 2 1 2 1
9 100 4 2 2 1 2 1
10 200 8 3 4 2 3 2
11 300 12 5 7 3 5 2
12 400 15 6 9 4 6 3
13 500 19 8 11 5 7 4
31
K. Tinjauan Penelitian Terdahulu
ini dimaksudkan agar tanah yang dujikan masih memiliki kulaitas yang baik.
data uji lapngan yang kemudian akan dibandingkan dengan data uji
dilaboratorium.
Korelasi
Klasifi k. k. antara
Lokasi kasi Lapangan Lapangan k. Lapangan
Tanah (cm/detik) (cm/detik) dan k. Lab.
(cm/detik)
Titik 1 CH 7,43 x 10-8 5,72 x 10-7 6,89 x 10-7
Titik 2 CH 5,46 x 10-8 6,78 x 10-7 5,21 x 10-7
Titik 3 CH 8,75 x 10-7 4,32 x 10-7 7,77 x 10-7
Titik 4 CH 5,62 x 10-7 7,14 x 10-6 6,19 x 10-7
Titik 5 CH 6,89 x 10-7 5,89 x 10-7 7,23 x 10-7
Titik 6 CH 7,23 x 10-8 5,45 x 10-7 3,42 x 10-7
Titik 7 CH 8,45 x 10-7 6,45 x 10-7 7,65 x 10-7
Titik 8 CH 6,53 x 10-6 7,62 x 10-6 4,39 x 10-6
32
Gambar 3. Perbandingan k. Lapangan dengan k. Laboratorium yang pernah
dianalisa
33
III. METODE PENELITIAN
A. Bahan Penelitian
a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang
b. Air yang digunakan berasal dari Sumur di sekitar lokasi atau apabila tidak
Pemodelan alat uji dilakukan dengan mengikuti metode sumur uji yang
berdiameter 3,5 inc dengan kedalaman 45 cm, kemudian pada bagian sisinya
lima titik yang berbeda. Lalu tabung ditutup rapat dengan lakban untuk
menjaga kondisi tanah agar tidak mengalami penguapan dan untuk menjaga
kadar air tanah agar tidak berubah. Lokasi pengambilan sampel dibagi menjadi
5 titik.
D. Pelaksanaan Pengujian
1. Pengujian di Lapangan
2. Pengujian di Laboratorium
e. Pengujian Permeabilitas.
Bahan-bahan
2. Air secukupnya.
35
Peralatan
3. Alat pemukul.
4. Gelas ukur.
5. Stopwatch.
Langkah kerja
sebagai acuan untuk mengukur tinggi tetap aliran air yang masuk ke
uji (q).
36
F. Pengujian Kadar Air (Water Content)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air tanah. Metode pengujian
Bahan-bahan :
2. Air secukupnya.
Peralatan :
Langkah kerja:
mencatat beratnya.
konstan.
37
G. Pengujian Berat Jenis (Spesific Gravity)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui berat jenis tanah. Metode pengujian
Bahan-bahan
1. Sampel tanah yang lolos saringan no.4 dan telah dikeringkan melalui
Peralatan
4. Thermometer Celcius.
Langkah kerja
(W1).
4. Picnometer yang telah berisi tanah diberi air sebanyak 2/3 volume
butir tanah.
38
6. Menambahkan air ke dalam picnometer hingga mencapai garis batas.
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada
Bahan-bahan
Peralatan
3. Spatula.
5. Container 4 buah.
6. Plat kaca.
9. Oven.
39
10. Saringan no. 40, dan alat lainnya.
Langkah kerja
gram, kemudian diberi air sedikit demi sedikit dan diaduk hingga
mangkuk.
grooving tool.
kadar air.
40
Langkah Perhitungan
jumlah pukulan.
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada batas
Bahan-bahan
Peralatan
1. Plat kaca.
2. Spatula.
4. Container 3 buah.
6. Oven.
41
Langkah kerja
no. 40.
menimbangnya.
beratnya.
kali).
Langkah Perhitungan
PI = LL – PL
Bahan-bahan
42
1. Sampel tanah yang sudah dikeringkan sebanyak 500 gram.
Peralatan
6. Pan.
Langkah kerja
2. Mengeringkan sisa tanah yang tertahan di atas saringan no. 200 dalam
menggunakan desicator.
43
6. Menimbang masing-masing sampel yang tertahan pada saringan
Bahan-bahan
2. Air secukupnya.
Peralatan:
2. Kran air.
4. Suplier water.
5. Stopwatch.
6. Kunci pas.
7. Kertas saring.
Langkah kerja
44
4. Meratakan permukaan sampel bagian atas dan bawah, kemudian
dimodifikasi.
7. Mencatat ketinggian air awal (h1) dan tinggi air setelah waktu (t) yang
ditentukan (h2).
1. Pengolahan Data
2. Analisis Data
laboratorium, maka :
45
b. Dari pengujian kadar air sampel tanah, diperoleh nilai kadar air tanah
dalam persentase.
c. Dari pengujian berat jenis sampel tanah, diperoleh berat jenis tanah.
limit), batas plastis (plastis limit), dan indeks plastisitas (plastis indeks)
Klasifikasi Unified.
maka diambil nilai k yang mewakili daerah pemukiman sebagai nilai yang
46
Mulai
Tidak
Klasifikasi tanah
Analisa hasil
Selesai
47
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
sampel tanah asli yang berasal dari kelurahan beringin raya kecamatan
kesimpulan:
3. Dari analisis pengaruh air hujan terhadap muka air tanah, diperoleh jumlah
air hujan yang masuk sebagai pasokan air tanah sangat kecil yaitu sebesar
0,001739 m3, dan untuk air hujan yang tidak meresap sebanyak 3,711 m3.
resapan untuk tiap rumah sebanyak 2 buah dengan volume sumur sebesar
77
B. Saran
lapangan dilaksanakan
78
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, E.J. 1989. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah. PT. Erlangga. Jakarta.
Bowles, E.J. Johan K. Helnim. 1991. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah
(Mekanika Tanah). PT. Erlangga. Jakarta.
Sunjoto. 1988. Aliran Bawah Permukaa., PAU Ilmu Teknik Universitas Gajah.
Mada. Yogyakarta