Anda di halaman 1dari 101

EVALUASI SISTEM DRAINASE DI KAWASAN JALAN

MEDAN–BINJAI KM 15, KECAMATAN SUNGGAL,


KABUPATEN DELI SERDANG

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Penyelesaiaan


Ujian Sarjana Teknik Sipil

Disusun oleh :

NUGRAHA
10 0404 016

BIDANG STUDI TEKNIK SUMBER DAYA AIR


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PENGESAHAN

EVALUASI SISTEM DRAINASE DI KAWASAN JALAN


MEDAN–BINJAI KM 15, KECAMATAN SUNGGAL,
KABUPATEN DELI SERDANG

TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat
dalam menempuh Colloqium Doctum / Ujian Sarjana Teknik Sipil
Dikerjakan oleh:
NUGRAHA
10 0404 016
Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Terunajaya, M.Sc Ivan Indrawan, S.T., M.T.


NIP. 19500817 198411 1 001 NIP. 19761205 200604 1 001

Penguji I Penguji II

Ir. Alferido Malik Riza Inanda Siregar, ST.MT


NIP. 19530504 198103 1 003 NIP. 19900429 2015404 2 004

Mengesahkan:
Ketua Departemen Teknik Sipil

Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan


NIP. 19561224 198103 1 002

BIDANG STUDI TEKNIK SUMBER DAYA AIR


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Jalan lintas Medan - Binjai km 15 kelurahan Diski kecamatan Sunggal


merupakan jalan lintas yang berhimpitan dengan perbatasan kota Medan dan kota
Binjai. Namun pada saat musim hujan, kawasan ini sering mengalami banjir yang
disebabkan saluran drainase tidak sanggup menampung debit banjir serta
topografinya kawasan tersebut yang berbentuk cekung. Untuk mengatasi masalah
banjir perlu dilakukan peninjauan ulang kapasitas drainase, dikarenakan jalan
tersebut merupakan akses utama menuju kota Medan dan kota Binjai.
Metode penelitian yang digunakan adalah adalah metode pengumpulan
dan analisa data. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder
kemudian dianalisa dengan menggunakan metode Rasional berdasarkan analisa
hidrologi dan analisa hidrolika serta dievaluasi berdasarkan besarnya debit saluran
eksisting dengan besarnya debit rencana.
Berdasarkan perhitungan diperoleh curah hujan rencana sebesar 111.217
mm untuk kala ulang 10 tahun. Terdapat 6 dari 19 saluran drainase yang
kapasitasnya tidak mencukupi pada kawasan tersebut dimana debit banjir terbesar
1.884 m3/dtk sedangkan daya tampung drainase tersebut 1.318 m3/dtk.
Dari analisa yang dilakukan ternyata ada beberapa saluran yang tidak
mampu menampung debit banjir rencana sehingga perlu dilakukan pelebaran atau
perencanaan ulang sistem drainase agar permasalahan banjir dapat diatasi.

Kata kunci :
Analisa Hidrologi, Analisa Hidrolika, Jalan lintas Medan-Binjai, Metode Rasional

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberi

karunia kesehatan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas

Akhir ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

studi pada Program Studi Strata Satu (SI) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi yang diambil adalah:

“Evaluasi Sistem Drainase Di Kawasan Jalan Medan – Binjai Km 15,

Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang”

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak

terlepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada beberapa pihak yang berperan penting yaitu

1. Kepada keluarga besar saya, Ayah saya H.Sarman Yus dan Bunda saya

Hj.Nursiah Sitepu S.Pd yang selalu mengirimkan do’a, serta telah bekerja

keras untuk menguliahkan semua anaknya. Terima kasih juga kepada

kakak-kakak saya Afriyana Eka Sarvelina S.T / Ahmad Tedy Junaid S.E,

Dr.Febriyanti Mobilina Sp.A.M.ped / Maijoni S.sos, Jeni Ariani S.H /

M.Akhyar Dalimunte S.T, Agustina S.Pd / M.Yaman Syahputra S.T,

Yuni Silvia S.E / Arif Hiya S.H, M.H, abang saya Kurniawan S.H, adik

saya Putri Tsasalbila, dan Dyan Ayu Prastica yang telah memberikan

semangat dan pengertian untuk saya agar menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Universitas Sumatera Utara


2. Bapak Ir. Alferido Malik selaku Dosen Pembimbing serta yang telah

banyak memberikan bimbingan yang sangat bernilai, masukan,

dukungan serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu

penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan selaku Ketua Departemen Teknik

Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. Terunajaya, M.Sc selaku koordinator sub jurusan Teknik

Sumberdaya Air Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara.

5. Bapak Ivan Indrawan ST, MT dan Ibu Riza Inanda Siregar ST, MT

selaku Dosen Pembanding, atas saran dan masukan yang diberikan

kepada penulis terhadap Tugas Akhir ini.

6. Kepada teman-teman sepermainan di lingkungan tempat tinggal saya

Wahidun, Dio, Zumaro, Apri, Viki shu, Rini, Indah, Kak anggi, Kak

mell, Bang Aan, Aref, Wakreg, Zack, serta yang lainnya. Dan tak lupa

juga kepada Kawan seperjuangan angkatan 2010 Teknik Sipil, Akbar,

Dhaka, Afiz, Resdi, Habibi, Rizqan, Nardis, Maulana, Irul, Syahru,

Lamhot, Tria, Iwan, Abdul, Cika, Sari, Dwi, Taslim, Fahmi, Ijep, Iqbal,

terima kasih atas semangat dan bantuannya selama ini.

7. Bapak/Ibu seluruh staf pengajar Departemen Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


8. Seluruh pegawai administrasi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan selama ini

kepada penulis.

9. Dan segenap pihak yang belum penulis sebut disini atas jasa-jasanya

dalam mendukung dan membantu penulis dari segi apapun, sehingga

Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

Mengingat adanya keterbatasan - keterbatasan yang penulis miliki, maka

penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca

diharapkan untuk penyempurnaan laporan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga laporan Tugas

Akhir ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juni 2016

Penulis

NUGRAHA
10 0404 016

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii

DAFTAR TABEL............................................................................................. viii

DAFTAR NOTASI ........................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar belakang Masalah ...................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................ 3

1.3 Pembatasan Masalah ........................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

BAB II STUDI PUSTAKA .............................................................................. 5

2.1 Uraian Umum ...................................................................................... 5

2.2 Jenis Drainase...................................................................................... 5

2.3 Pola Jaringan Drainase ........................................................................ 7

2.4 Analisa Hidrologi ................................................................................ 10

2.4.1 Siklus Hidrologi ......................................................................... 10

2.4.2 Curah Hujan Kawasan................................................................ 12

2.4.3 Analisa Curah Hujan Rencana ................................................... 16

2.4.4 Analisa Frekuensi Curah Hujan ................................................. 17

Universitas Sumatera Utara


2.4.5 Uji Distribusi Probabilitas .......................................................... 23

2.5 Koefisien Pengaliran ........................................................................... 26

2.6 Intensitas Hujan Rencana .................................................................... 27

2.7 Waktu Konsentrasi .............................................................................. 28

2.8 Analisa Debit Banjir Rancangan ......................................................... 29

2.9 Analisa Sistem Drainase ..................................................................... 30

2.9.1 Kapasitas Saluran ....................................................................... 31

2.9.2 Tinggi Jagaan ............................................................................. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 35

3.1 Lokasi Penelitian ................................................................................. 35

3.2 Rancangan Penelitian .......................................................................... 36

3.3 Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 39

3.4 Variabel Yang Diamati ....................................................................... 39

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 40

4.1 Identifikasi Masalah ............................................................................ 40

4.2 Analisa Hidrologi ................................................................................ 41

4.2.1 Distribusi Normal ....................................................................... 44

4.2.2 Distribusi Log Normal ............................................................... 45

4.2.3 Distribusi Log Pearson III .......................................................... 48

4.2.4 Distribusi Gumbel ...................................................................... 51

4.3 Uji Distribusi Probabilitas ................................................................... 54

4.3.1 Metode Chi-Kuadrat................................................................... 54

4.3.2 Metode Smirnov-Kolmogorof .................................................... 58

4.4 Analisa Intensitas Hujan ..................................................................... 67

Universitas Sumatera Utara


4.5 Analisa Debit Banjir............................................................................ 69

4.6 Analisa Saluran Terhadap Debit Banjir .............................................. 70

4.7 Desain Saluran Drainase ..................................................................... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 74

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 74

5.2 Saran.................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 76

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola Jaringan Drainase Alamiah .................................................... 7

Gambar 2.2 Pola Jaringan Drainase Siku........................................................... 8

Gambar 2.3 Pola Jaringan Drainase Paralel ....................................................... 8

Gambar 2.4 Pola Jaringan Drainase Grid Iron ................................................... 9

Gambar 2.5 Pola Jaringan Drainase Radial........................................................ 9

Gambar 2.6 Pola Jaringan Drainase Jaring-Jaring ............................................. 10

Gambar 2.7 Siklus Hidrologi ............................................................................. 11

Gambar 2.8 DAS dengan rata-rata Aljabar ........................................................ 14

Gambar 2.9 DAS dengan Perhitungan Curah Hujan Poligon Thiessen ............. 15

Gambar 2.10 DAS dengan Hitungan Metode Isohyet ....................................... 16

Gambar 2.11 Penampang Saluran Persegi ......................................................... 32

Gambar 2.12 Penampang Saluran Trapesium .................................................... 33

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian ............................................................................ 35

Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian Tugas Akhir ................................................ 38

Gambar 4.1 Skema Jaringan Drainase ............................................................... 40

Gambar 4.2 Grafik CH Rencana Maksimum Berbagai Periode Ulang ............. 54

Gambar 4.3 Grafik Intensitas Hujan .................................................................. 68

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pemilihan Metode Analisis Sesuai Dengan Kondisi DAS................. 13

Tabel 2.2 Nilai Variabel Reduksi Gauss ............................................................ 18

Tabel 2.3 Nilai K Untuk Distribusi Log Pearson III .......................................... 20

Tabel 2.4 Reduced Mean, Yn............................................................................. 22

Tabel 2.5 Reduced Standard Deviation, Sn ....................................................... 22

Tabel 2.6 Reduced Variate, Y Tr Sebagai Fungsi Periode Ulang........................ 22

Tabel 2.7 Tabel nilai parameter Chi-Kuadrat Kritis, χ2 cr ................................... 24

Tabel 2.8 Tabel Nilai ΔP Kritis Smirnov-Kolgomorof ...................................... 26

Tabel 2.9 Koefisien Pengaliran, C..................................................................... 26

Tabel 2.10 Nilai Kekasaran Manning (n) .......................................................... 31

Tabel 4.1 Data Eksisting Drainase di Kawasan Jln. Medan-Binjai km-15 ........ 41

Tabel 4.2 CHH Maksimum Stasiun Klambir Lima Deli Serdang ..................... 41

Tabel 4.3 CHH Maksimum Stasiun Tandem Deli Serdang ............................... 42

Tabel 4.4 CHH Maksimum Stasiun Semayang Deli Serdang ........................... 42

Tabel 4.5 Curah Hujan Harian Maksimum Rata-rata Aljabar ........................... 43

Tabel 4.6 Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan ......................................... 43

Tabel 4.7 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Log Normal ........ 44

Tabel 4.8 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Normal................ 44

Tabel 4.9 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Log Normal ........ 45

Tabel 4.10 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Log Normal ...... 46

Tabel 4.11 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III . 48

Tabel 4.12 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III . 49

Tabel 4.13 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Gumbel ............. 51

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.14 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Gumbel ............. 51

Tabel 4.15 Rekapitulasi Analisa Curah Hujan Rencana Maksimum ................. 53

Tabel 4.16 Pengurutan Data Hujan Dari Besar Ke Kecil................................... 55

Tabel 4.17 Uji Distribusi Probabilitas Chi-Kuadrat Distribusi Normal............. 56

Tabel 4.18 Uji Distribusi Probabilitas Chi-Kuadrat Distribusi Log Normal ..... 56

Tabel 4.19 Uji Distribusi Probabilitas Chi-Kuadrat Distribusi Log Pearson III 56

Tabel 4.20 Uji Distribusi Probabilitas Chi-Kuadrat Distribusi Gumbel ............ 57

Tabel 4.21 Perhitungan nilai χ2 untuk distribusi Normal ................................... 57

Tabel 4.22 Perhitungan nilai χ2 untuk distribusi Log Normal ........................... 57

Tabel 4.23 Perhitungan nilai χ2 untuk distribusi Log Pearson III ...................... 57

Tabel 4.24 Perhitungan nilai χ2 untuk distribusi Gumbel .................................. 58

Tabel 4.25 Rekapitulasi nilai χ2 dan χ2 cr ............................................................ 58

Tabel 4.26 Uji Distribusi dengan Metode Smirnov-Kolgomorof untuk

Distribusi Normal ............................................................................. 58

Tabel 4.27 Uji Distribusi dengan Metode Smirnov-Kolmogorof untuk

Distribusi Log Normal ..................................................................... 60

Tabel 4.28 Uji Distribusi dengan Metode Smirnov-Kolgomorof untuk

Distribusi Log Pearson III ................................................................ 62

Tabel 4.29 Uji Distribusi dengan Metode Smirnov-Kolgomorof untuk

Distribusi Gumbel ............................................................................ 64

Tabel 4.30 Rekapitulasi Simpangan Maksimum (ΔP ) Keseluruhan

Distribusi Probabilitas ...................................................................... 66

Tabel 4.31 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Normal .............................. 67

Tabel 4.32 Analisis Intensitas Hujan (mm/jam) ................................................ 67

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.33 Analisa Debit Banjir Drainase Kawasan Jln. Medan-Binjai km15.. 70

Tabel 4.34 Perbandingan Debit Banjir 5 tahun terhadap Kapasitas Drainase ... 70

Tabel 4.35 Desain Ulang Dimensi Drainase terhadap Debit Banjir 5 tahun ..... 73

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR NOTASI

α = Derajat kepercayaan

A = Luas area (ha atau km2)

C = Koefisien pengaliran permukaan, yang besarnya < 1

Dk = Derajat kebebasan

Ef = Frekuensi yang diharapkan sesuai dengan pembagian kelasnya

g = Percepatan gravitasi 9,81 (m/detik2)

G = Koefisien kemencengan

I = Intensitas hujan (mm/jam)

K = Jumlah kelas distribusi

KT = Faktor frekuensi

L = Panjang sungai/saluran (m)

Log XT = Nilai logaritma curah hujan dengan periode ulang tertentu

�������
Log X = Nilai logaritma rata-rata curah hujan

n = Angka kekasaran Manning

Of = Frekuensi yang diamati pada kelas yang sama

P = Keliling basah (m)

Qb = Debit banjir (m³/detik)

Qs = Debit kapasitas saluran (m3/detik)

R 24 = Curah hujan harian maksimum dalam 24 jam (mm)

S = Kemiringan dasar saluran

Sn = Reduced standar

Sd = Standar deviasi

t = Durasi waktu hujan (menit)

Universitas Sumatera Utara


tc = Waktu konsentrasi (jam)

td = Waktu Perjalanan Dari Pertama Masuk Saluran Sampai Titik

Keluaran (menit)

V = Kecepatan aliran (m/detik)

𝜒2 = Parameter chi-kuadrat terhitung

χ2 cr = Parameter chi-kuadrat kritis


X = Curah hujan rata–rata (mm)

XT = Curah hujan dengan periode ulang tahun (mm)

Yn = Reduced mean

YT = Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T

Y Tr = Reduced variate


Y = Nilai rata-rata hitung variat

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kabupaten Deli Serdang dulunya merupakan dua pemerintahan yang

berbentuk Kerajaan, Kesultanan Deli yang berpusat di kota Medan atau sekarang

yang dikenal dengan nama Istana Maimun dan Kesultanan Serdang yang berpusat

di Perbaungan. Dulunya daerah ini mengelilingi tiga kota madya, yaitu kota

Medan, Binjai, dan Tebing Tinggi, Selain itu berbatasan dengan Kabupaten

Langkat, Karo, dan Simalungun.

Diawali pemerintahan kota Medan menjadi pusat pemerintahannya, karena

dulunya sebagian besar wilayah kota Medan adalah Tanah Deli. Sekitar tahun

1980, pemerintahan ini dipindahkan ke Lubuk Pakam sebuah kota kecil yang

terletak di pinggir jalan lintas Sumatera, dan telah ditetapkan menjadi Ibu Kota

Kabupaten Deli Serdang.

Secara geografis Kabupaten Deli Serdang terletak pada

2°57'' Lintang Utara 3°16'' Lintang Selatan dan 9°33'' - 99°27'' Bujur Timur

( 3° 36' 2'' LU dan 98° 32' 55'' BT ) dengan luas wilayah 2.497,72 km² atau

249,772 Ha. Kecamatan Sunggal adalah salah satu dari 22 Kecamatan di

Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Sunggal

berbatasan dengan Kota Medan di sebelah Barat, Kota Binjai di sebelah Timur,

Kecamatan Pancur Batu di Selatan, dan Kecamatan Hamparan Perak di Utara.

Kecamatan Sunggal ini merupakan Kecamatan yang terletak di jalan lintas

dan berhimpitan dengan perbatasan kota Medan dan kota Binjai, maka untuk

menuju ke kota Medan harus melawati Kecamatan ini, begitu juga sebaliknya jika

Universitas Sumatera Utara


menuju ke kota Binjai. Namun pada saat musim hujan seperti ini, kawasan ini

sering mengalami banjir yang berdampak pada arus lalu lintas, karena jalan lintas

ini merupakan akses utama menuju kota Medan dan Binjai.

Oleh karena itu dalam kajian ini yang akan dibahas adalah kondisi dari

saluran drainase yang terdapat di ruas jalan tersebut yaitu jalan lintas

Medan - Binjai tepatnya di Km 15 kelurahan Diski. Diangkatnya permasalahan ini

karena genangan yang terjadi di kawasan jalan tersebut sangatlah dipengaruhi

oleh kondisi dari kapasitas saluran drainase yang seharusnya mampu mengalirkan

aliran air menuju sungai semayang yang terletak tidak jauh dari lokasi sering

terjadinya banjir. Beberapa dari titik-titik genangan yang ada merupakan daerah

cekungan sehingga sulit untuk mengalirkannya dengan konsep drainase

sederhana, Masyarakat masih menganggap bahwa badan air merupakan tempat

pembuangan sampah, sampah dibuang sembarangan di jalan dan kemudian

dibawa air hujan masuk ke saluran, air menjadi kotor dan saluran menjadi penuh

sampah, tersumbat dan meluap pada musim hujan.

Penyerobotan lahan umum, bantaran sungai, saluran drainase jalan raya,

bangunan liar untuk tempat tinggal maupun kios jualan, mengakibatkan

penampang sungai / saluran berkurang, bukaan / lubang di sisi-sisi jalan yang

berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpahan air hujan yang berada

sepanjang jalan menuju ke saluran (Street Inlet) yang tidak terawat dengan baik

sehingga menyulitkan air untuk mengalir dari jalan menuju saluran yang ada.

Universitas Sumatera Utara


1.2 Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan permasalahan - permasalahan yang terjadi serta

dampak yang ditimbulkan bagi manusia dan lingkungan sekitar, maka

permasalahan dalam kajian ini dapat dirumuskan sbb :

1. Bagaimana debit aliran pada saluran eksisting berdasarkan data curah

hujan selama 10 tahun, dimulai dari tahun 2005 sampai tahun 2015 ?

2. Pengukuran terhadap dimensi saluran drainase, berapa kapasitas aliran

maksimum yang dapat ditampung ?

3. Bagaimana kapasitas penampang saluran terhadap debit rencana ?

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan hasil pembahasan yang maksimal, maka penulis perlu

membatasi masalah yang akan dibahas. Batasan masalah yang ditinjau dari

penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Menganalisis kondisi eksisting sistem drainase yang terdapat di kawasan

Jalan Medan – Binjai Km 15 Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli

Serdang.

2. Menghitung debit rencana yang didasarkan pada analisa hidrologi dari

data curah hujan yang ada.

3. Menganalisa kapasitas saluran drainase eksisting dan membandingkannya

dengan debit banjir hasil analisa.

Universitas Sumatera Utara


1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengatasi banjir pada kawasan Jalan Medan – Binjai Km 15,

Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

2. Untuk menganalisis debit aliran dan mengevaluasi kondisi dari penampang

saluran drainase.

3. Dapat membandingkan antara Qrencana dan Q dilapangan dan mengetahui

daerah mana yang memenuhi syarat dan tidak termasuk daerah genangan

atau banjir.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai pemikiran secara ilmiah bagi pemerintah kabupaten untuk mengatasi

permasalahan drainase di Kabupaten Deli Serdang, khususnya di Kecamatan

sunggal.

Dari hasil studi ini diharapkan dapat memberikan suatu evaluasi serta

masukan bagi pihak-pihak yang terkait atas kondisi dari suatu jalan raya agar

dapat merencanakan sistem drainase perkotaan terutama tentang keberadaan

saluran drainase yang baik, strategis, dan terpadu.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Uraian Umum

Menurut Dewi, Arsana dan Saputra (2013) Drainase merupakan salah satu

fasilitas yang dirancang sebagai system guna memenuhi kebutuhan masyarakat

dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan

infrastruktur khususnya).

Sistem drainase merupakan suatu rangkaian bangunan air yang berfungsi

untuk mengurangi atau membuang kelebihan air baik di atas maupun di bawah

permukaan tanah dari suatu kawasan/lahan sehingga dapat difungsikan

secara optimal. Sistem drainase sudah menjadi salah satu infrastruktur kota yang

sangat penting. Kualitas manajemen kota dapat dilihat dari kualitas sistem

drainase yang ada. Sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota dari

genangan air atau banjir. Secara fungsional, sistem drainase dan sistem

pengendalian banjir hampir tidak dapat dibedakan. Namun yang jelas suatu

sistem drainase menangani kelebihan air sebelum dialirkan ke sungai sedangkan

sistem pengendalian banjir mengelola pemanfaatan sungai. Dan kedua sistem

ini harus saling mendukung agar berjalan baik dan seimbang.

2.2 Jenis Drainase

a. Menurut Sejarah Terbentuknya

• Drainase Alamiah (natural drainage) yaitu drainase yang terbentuk

secara alami dan tidak terdapat bangunan- bangunan penunjang seperti

Universitas Sumatera Utara


bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-gorong dan lain-lain.

Saluaran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena grafitasi

yang lambat laun membetuk jalan air seperti sungai.

• Drainase Buatan (arficial drainage) yaitu drainase yang dibuat dengan

maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan bangunan-bangunan

khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan

sebagainya.

b. Menurut Letak Bangunan

• Drainase permukaan tanah (surface drainage) yaitu saluaran drainase yang

berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan

permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open chanel flow.

• Drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage) yaitu saluran

drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui

media di bawah tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu.

Alasan itu antara lain: tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah

yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan tanah.

c. Menurut Fungsi

• Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air

buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lain.

• Multi Purpose, yaitu saluran yang befungsi mengalirkan beberapa jenis air

buangan baik secara bercampur maupun bergantian.

d. Menurut Konstruksi

• Saluran Terbuka, yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan

yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun

Universitas Sumatera Utara


untuk drainase non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/

mengganggu lingkungan.

• Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai

untuk air kotor atau saluran yang terletak di tengah kota.

2.3 Pola Jaringan Drainase

Pola jaringan drainase adalah perpaduan antara satu saluran dengan

saluran lainnya baik yang fungsinya sama maupun berbeda dalam suatu kawasan

tertentu. Dalam perencanaan sistem drainase yang baik bukan hanya membuat

dimensi saluran yang sesuai tetapi harus ada kerjasama antar saluran sehinggga

pengaliran air lancar.

Beberapa contoh model pola jaringan yang dapat diterapkan dalam

perencanaan jaringan drainase meliputi:

a. Pola Alamiah

Letak conveyor drain (b) ada dibagian terendah (lembah) dari suatu daerah

yang secara efektif berfungsi sebagai pengumpul dari anak cabang saluran

yang ada (collector drain), dimana collector maupun conveyor drain

merupakan saluran alamiah.

Gambar 2.1 Pola Jaringan Drainase Alamiah

Universitas Sumatera Utara


b. Pola Siku

Conveyor drain (b) terletak di lembah dan merupakan saluran

alamiah, sedangkan collector drain dibuat tegak lurus dari conveyor drain.

Gambar 2.2 Pola Jaringan Drainase Siku

c. Pola Paralel

Collector drain yang menampung debit dari sungai-sungai yang lebih

kecil, dibuat sejajar satu sama lain dan kemudian masuk ke dalam

conveyor drain.

Gambar 2.3 Pola Jaringan Drainase Paralel

d. Pola Grid Iron

Beberapa interceptor drain dibuat satu sama lain sejajar, kemudian

ditampung di collector drain untuk selanjutnya masuk ke dalam conveyor

drain.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.4 Pola Jaringan Drainase Grid Iron

e. Pola Radial

Suatu daerah genangan dikeringkan melalui beberapa collector drain dari

satu titik menyebar kesegala arah (sesuai dengan kondisi topografi

daerah).

Gambar 2.5 Pola Jaringan Drainase Radial

f. Pola Jaring-Jaring

Untuk mencegah terjadinya pembebanan aliran dari suatu daerah terhadap

daerah lainnya, maka dapat dibuat beberapa interceptor drain

yang kemudian ditampung ke dalam saluran collector dan selanjutnya

dialirkan menuju saluran conveyor.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.6 Pola Jaringan Drainase Jaring-Jaring

2.4 Analisa Hidrologi

Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk air, kejadian dan

distribusinya, sifat alami dan sifat kimianya, serta reaksinya terhadap kebutuhan

manusia. Untuk menyelesaikan persoalan drainase sangat berhubungan dengan

aspek hidrologi khususnya masalah hujan sebagai sumber air yang akan di alirkan

pada sistem drainase dan limpasan sebagai akibat tidak mampunyai sistem

drainase mengalirkan ke tempat pembuangan akhir. Desain hidrologi diperlukan

sebagai pemanfaatan fenomena hujan yang terjadi untuk mengetahui debit

pengaliran yang terjadi sehingga sistem drainase dapat direncanakan.

2.4.1 Siklus Hidrologi

Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari

atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi,

evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari

merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.7 Siklus Hidrologi

Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju,

hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan

menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau

langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai

tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu

dalam tiga cara yang berbeda:

• Evaporasi / transpirasi; Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di

tanaman, dan sebagainya kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan

kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan

menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam

bentuk hujan, salju dan es.

• Infiltrasi/ perkolasi ke dalam tanah; Air bergerak ke dalam tanah melalui

celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat

bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau

horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali

sistem air permukaan.

• Air Permukaan; Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran

Universitas Sumatera Utara


utama dan danau, makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka

aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat

biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan

membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar

daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir

maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah

permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke

laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen

siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS).

2.4.2 Curah Hujan Kawasan

Data hujan yang diperoleh oleh suatu alat penakar hujan hanya merupakan

hujan yang terjadi pada suatu tempat atau titik dimana alat penakar hujan

ditempatkan (point rainfall). Kejadian hujan sangat bervariasi pada suatu area,

terutama pada area pengamatan yang luas, satu titik pengamatan tidak mencukupi

untuk dapat menggambarkan kejadian hujan pada wilayah tertentu. Cara untuk

menentukan harga rata-rata curah hujan pada beberapa stasiun penakar

hujan dapat dilakukan dengan beberapa metode. Pemilihan metode mana yang

cocok dipergunakan pada suatu DAS dapat ditentukan dengan

mempertimbangkan tiga faktor seperti pada Tabel 2.1.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.1 Pemilihan Metode Analisis Sesuai Dengan Kondisi DAS
Kondisi DAS Metode
Jaring-Jaring Pos Penakar Hujan
• Jumlah pos penakar hujan cukup • Isohyet, Theisen, Rata-Rata Aljabar

• Jumlah pos penakar hujan terbatas • Theisen, Rata-Rata Aljabar


• Jumlah pos penakar hujan tunggal • Hujan Titik
Luas DAS
• DAS besar (>5000 km2) • Isohyet
• DAS sedang (500 km2 s/d 5000 km2) • Theisen
• DAS kecil (<500 km2) • Rata-Rata Aljabar
Topografi DAS
• Pegunungan • Rata-Rata Aljabar
• Dataran • Theisen, Rata-Rata Aljabar
• Berbukit dan tidak beraturan • Isohyet
Sumber : Suripin (2004)

a. Rata-Rata Aljabar (Arithmatic Mean)

Cara mencari tinggi rata-rata curah hujan di dalam suatu daerah aliran

dengan cara arithmatic mean merupakan salah satu cara yang sangat sederhana.

Biasanya cara ini dipakai pada daerah yang datar dan banyak stasiun curah

hujannya, dengan anggapan bahwa di daerah tersebut sifat curah hujannya adalah

sama rata (uniform distribution). Tinggi rata-rata curah hujan didapatkan dengan

mengambil nilai rata-rata pengukuran hujan di pos penakar hujan di dalam areal

tersebut. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:

d 1 + d 2 + d 3 + .... + d n n
d
d= = ∑ 1 .................................................................... .. (2.1)
n i =1 n

Keterangan :
d = tinggi curah hujan rata-rata (mm)
d 1 , d 2 , d 3 , …d n = tinggi curah hujan di stasiun 1, 2, 3,…,n (mm)
n = banyaknya stasiun penakar hujan

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.8 DAS dengan rata-rata Aljabar

Cara ini akan memberikan hasil yang dapat dipercaya jika stasiun- stasiun

penakarnya ditempatkan secara merta di areal tersebut, dan hasil penakaran

masing-masing penakar tidak menyimpang jauh dari nilai rata- rata seluruh

stasiun di seluruh areal.

b. Metode Poligon Thiessen

Cara ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus

pada tengah-tengah garis penghubung dua stasiun hujan. Dengan demikian tiap

stasiun penakar Rn akan terletak pada suatu poligon tertentu An. Dengan

menghitung perbandingan luas untuk setiap stasiun yang besarnya = An /n, dimana

A adalah luas daerah penampungan atau jumlah luas seluruh A areal yang dicari

tinggi curah hujannya. Curah hujan rata-rata diperoleh dengan cara

menjumlahkan pada masing-masing penakar yang mempunyai daerah pengaruh

yang dibentuk dengan menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap

garis penghubung antara dua pos penakar. Cara perhitungannya adalah sebagai

berikut:

d=
A 1d 1 + A 2 d 2 + A 3 d 3 + .... + A n d n
=
∑A d i i
.............................................. (2.2)
A A

Universitas Sumatera Utara


Keterangan :
A = luas areal (km2)
d = tinggi curah hujan rata-rata areal
d 1 , d 2 , d 3 ,…d n = tinggi curah hujan di pos 1, 2, 3,…,n
A1 , A 2 , A3 ,…An = luas daerah pengaruh pos 1, 2, 3,…,n

Gambar 2.9 DAS dengan Perhitungan Curah Hujan Poligon Thiessen

c. Metode Isohyet

Metode ini memperhitungkan secara aktual pengaruh tiap-tiap pos penakar

hujan. Metode ini cocok untuk daerah berbukit dan tidak teratur dengan luas lebih

dari 5000 km2. Hujan rerata daerah dihitung dengan persamaan berikut (Suripin,

2004). Dalam metode ini harus digambarkan dahulu kontur dengan tinggi hujan

yang sama (isohyet). Kemudian luas bagian di antara isohyet-isohyet yang

berdekatan diukur, dan harga rata- ratanya dihitung sebagai harga rata-rata

timbang dari nilai kontur, dengan persamaan sebagai berikut :

d 0 + d1 d + d2 d + dn
A1 + A2 1 + ... + A n n -1
d= 2 2 2 ............................................ (2.3)
A

Keterangan :
A = luas areal (km2)
d = tinggi curah hujan rata-rata areal
d 1 , d 2 , d 3 ,…d n = tinggi curah hujan di pos 1, 2, 3,…,n
A1 ,A 2 ,A3 ,…An = luas bagian areal yang dibatasi oleh isohyet-isohyet yang
bersangkutan

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.10 DAS dengan Hitungan Metode Isohyet

Ini adalah cara yang paling teliti untuk mendapatkan hujan areal rata-rata,

tetapi memerlukan jaringan stasiun penakar yang relatif lebih padat yang

memungkinkan untuk membuat garis-garis Isohyet. Pada waktu menggambar

garis-garis Isohyet sebaiknya juga memperhatikan pengaruh bukit atau gunung

terhadap distribusi hujan.

2.4.3 Analisa Curah Hujan Rencana

Hujan merupakan komponen yang sangat penting dalam analisis hidrologi.

Pengukuran hujan dilakukan selama 24 jam baik secara manual maupun otomatis,

dengan cara ini berarti hujan yang diketahui adalah hujan total yang terjadi selama

satu hari. Dalam analisa digunakan curah hujan rencana, hujan rencana yang

dimaksud adalah hujan harian maksimum yang akan digunakan untuk menghitung

intensitas hujan, kemudian intensitas ini digunakan untuk mengestimasi debit

rencana.

Untuk berbagai kepentingan perancangan drainase tertentu data hujan

yang diperlukan tidak hanya data hujan harian, tetapi juga distribusi jam jaman

atau menitan. Hal ini akan membawa konsekuen dalam pemilihan data, dan

Universitas Sumatera Utara


dianjurkan untuk menggunakan data hujan hasil pengukuran dengan alat ukur

otomatis. Dalam perencanaan saluran drainase periode ulang (return period) yang

dipergunakan tergantung dari fungsi saluran serta daerah tangkapan hujan yang akan

dikeringkan. Menurut pengalaman, penggunaan periode ulang untuk perencanaan:

- Saluran Kwarter : periode ulang 1 tahun


- Saluran Tersier : periode ulang 2 tahun
- Saluran Sekunder : periode ulang 5 tahun
- Saluran Primer : periode ulang 10 tahun
(Wesli, 2008)

2.4.4 Analisa Frekuensi Curah Hujan

Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi frekuensi

yang banyak digunakan dalam bidang hidrologi. Berikut ini empat jenis distribusi

frekuensi yang paling banyak digunakan dalam bidang hidrologi:

- Distribusi Normal
- Distribusi Log Normal
- Distribusi Log Person III
- Distribusi Gumbel.

a. Distribusi Normal

Distribusi normal atau kurva normal disebut juga distribusi Gauss.

Perhitungan curah hujan rencana menurut metode distribusi normal, mempunyai

persamaan sebagai berikut:

� + K T S .................................................................................................. (2.4)
XT = X

Dimana :

XT − X
KT = .................................................................................................. (2.5)
S

Keterangan :
XT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T
tahunan.

X = nilai rata-rata hitung variat,

Universitas Sumatera Utara


S = deviasi standar nilai variat,
KT = faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode
ulang dan tipe model matematik distribusi peluang yang
digunakan untuk analisis peluang.

Untuk mempermudah perhitungan, nilai faktor frekuensi KT umumya

sudah tersedia dalam tabel, disebut sebagai tabel nilai variabel reduksi Gauss

(Variable reduced Gauss), seperti ditunjukkan dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Nilai Variabel Reduksi Gauss


Periode ulang,T
No. Peluang KT
(tahun)
1 1,001 0,999 -3,05
2 1,005 0,995 -2,58
3 1,010 0,990 -2,33
4 1,050 0,950 -1,64
5 1,110 0,900 -1,28
6 1,250 0,800 -0,84
7 1,330 0,750 -0,67
8 1,430 0,700 -0,52
9 1,670 0,600 -0,25
10 2,000 0,500 0
11 2,500 0,400 0,25
12 3,330 0,300 0,52
13 4,000 0,250 0,67
14 5,000 0,200 0,84
15 10,000 0,100 1,28
16 20,000 0,050 1,64
17 50,000 0,020 2,05
18 100,000 0,010 2,33
19 200,000 0,005 2,58
20 500,000 0,002 2,88
21 1000,000 0,001 3,09
Sumber : Suripin (2004)

b. Distribusi Log Normal

Dalam distribusi Log Normal data X diubah kedalam bentuk logaritmik

Y = log X. Jika variabel acak Y = log X terdistribusi secara normal, maka X

dikatakan mengikuti distribusi Log Normal. Untuk distribusi Log Normal

perhitungan curah hujan rencana menggunakan persamaan berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


YT = Y + K T S ................................................................................................ (2.6)
YT − Y
KT = .................................................................................................. (2.7)
S

Keterangan :
YT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-tahunan,

Y = nilai rata-rata hitung variat,
S = deviasi standar nilai vatiat,dan
KT = Faktor Frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang dan
tipe model matematik disrtibusi peluang yang digunakan untuk
analisis peluang.

c. Distribusi Log Pearson III

Perhitungan curah hujan rencana menurut metode Log Pearson

III, mempunyai langkah-langkah perumusan sebagai berikut:

- Ubah data dalam bentuk logaritmis, X = Log X

- Hitung harga rata-rata:

∑ logX i
log X = i =1
........................................................................................ (2.8)
n

- Hitung harga simpangan baku :

( )
0.5
 n 
 ∑ logX i − log X
2

s =  i =1  ........................................................................ (2.9)
 n −1 
 

- Hitung koefisien kemencengan :

∑ (logX )
n
3
i − log X
G= i =1
........................................................................... (2.10)
(n − 1)(n − 2)s 3
- Hitung logaritma hujan atau banjir dengan periode ulang T dengan rumus :

logX T = log X + K.s .................................................................................(2.11)

Dimana K adalah variabel standar ( standardized variable) untuk X yang

Universitas Sumatera Utara


besarnya tergantung koefisien kemencengan G. Tabel 2.3 memperlihatkan

harga K untuk berbagai nilai kemencengan G.

Tabel 2.3 Nilai K untuk distribusi Log-Person III


Interval kejadian (Recurrence interval), tahun (periode ulang)

1,0101 1,2500 2 5 10 25 50 100


Koef,G Persentase peluang terlampaui (Percent chance of being exceeded)
99 80 50 20 10 4 2 1
3,0 -0,667 -0,636 -0,396 0,420 1,180 2,278 3,152 4,051
2,8 -0,714 -0,666 -0,384 0,460 1,210 2,275 3,114 3,973
2,6 -0,769 -0,696 -0,368 0,499 1,238 2,267 3,071 2,889
2,4 -0,832 -0,725 -0,351 0,537 1,262 2,256 3,023 3,800
2,2 -0,905 -0,752 -0,330 0,574 1,284 2,240 2,970 3,705
2,0 -0,990 -0,777 -0,307 0,609 1,302 2,219 2,192 3,605
1,8 -1,087 -0,799 -0,282 0,643 1,318 2,193 2,848 3,499
1,6 -1,197 -0,817 -0,254 0,675 1,329 2,163 2,780 3,388
1,4 -1,318 -0,832 -0,225 0,705 1,337 2,128 2,706 3,271
1,2 -1,449 -0,844 -0,195 0,732 1,340 2,087 2,626 3,149
1,0 -1,588 -0,852 -0,164 0,758 1,340 2,043 2,542 3,022
0,8 -1,733 -0,856 -0,132 0,780 1,336 1,993 2,453 2,891
0,6 -1,880 -0,857 -0,099 0,800 1,328 1,939 2,359 2,755
0,4 -2,029 -0,855 -0,066 0,816 1,317 1,880 2,261 2,615
0,2 -2,178 -0,850 -0,033 0,830 1,301 1,818 2,159 2,472
0,0 -2,326 -0,842 0,000 0,842 1,282 1,751 2,051 2,326
-0,2 -2,472 -0,830 0,033 0,850 1,258 1,680 1,945 2,178
-0,4 -2,615 -0,816 0,066 0,855 1,231 1,606 1,834 2,029
-0,6 -2,755 -0,800 0,099 0,857 1,200 1,528 1,720 1,880
-0,8 -2,891 -0,780 0,132 0,856 1,166 1,448 1,606 1,733
-1,0 -3,022 -0,758 0,164 0,852 1,128 1,366 1,492 1,588
-1,2 -2,149 -0,732 0,195 0,844 1,086 1,282 1,379 1,449
-1,4 -2,271 -0,705 0,225 0,832 1,041 1,198 1,270 1,318
-1,6 -2,388 -0,675 0,254 0,817 0,994 1,116 1,166 1,197
-1,8 -3,499 -0,643 0,282 0,799 0,945 1,035 1,069 1,087
-2,0 -3,605 -0,609 0,307 0,777 0,895 0,959 0,980 0,990
-2,2 -3,705 -0,574 0,330 0,752 0,844 0,888 0,900 0,905
-2,4 -3,800 -0,537 0,351 0,725 0,795 0,823 0,830 0,832
-2,6 -3,889 -0,490 0,368 0,696 0,747 0,764 0,768 0,769
-2,8 -3,973 -0,469 0,384 0,666 0,702 0,712 0,714 0,714
-3,0 -7,051 -0,420 0,396 0,636 0,660 0,666 0,666 0,667
Sumber : Suripin (2004)

Universitas Sumatera Utara


d. Distribusi Gumbel

Perhitungan curah hujan rencana menurut Metode Gumbel,

mempunyai perumusan sebagai berikut:

X = X + S.K ...................................................................................................(2.12)

Keterangan :

X = harga rata-rata sampel,
S = standar deviasi (simpangan baku) sampel.

Nilai K (faktor probabilitas) untuk harga-harga ekstrim Gumbel dapat

dinyatakan dalam persamaan:

YTr − Yn
K= ................................................................................................(2.13)
Sn

Keterangan :
Yn = reduced mean yang tergantung jumlah sample/ data n (Tabel 2.4)
Sn = reduced standard deviation yang juga tergantung pada jumlah sample/
data n (Tabel 2.5)
Y Tr = reduced variate, yang dapat dihitung dengan persamaan berikut ini.

 T − 1
YTr = −ln − ln r  ....................................................................................(2.14)
 Tr 

Tabel 2.6 memperlihatkan hubungan antara reduced variate dengan periode ulang.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.4 Reduced Mean, Yn
N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,4952 0,4996 0,5035 0,5070 0,5100 0,5128 0,5157 0,5181 0,5202 0,5220
20 0,5236 0,5252 0,5268 0,5283 0,5296 0,5309 0,5320 0,5332 0,5343 0,5353
30 0,5362 0,5371 0,5380 0,5388 0,8396 0,5403 0,5410 0,5418 0,5424 0,5436
40 0,5436 0,5442 0,5448 0,5453 0,5458 0,5463 0,5468 0,5473 0,5477 0,5481
50 0,5485 0,5489 0,5493 0,5497 0,5501 0,5504 0,5508 0,5511 0,5515 0,5518
60 0,5521 0,5524 0,5527 0,5530 0,5533 0,5535 0,5538 0,5540 0,5543 0,5545
70 0,5548 0,5550 0,5552 0,5555 0,5557 0,5559 0,5561 0,5563 0,5565 0,5567
80 0,5569 0,5570 0,5572 0,5574 0,5576 0,5578 0,5580 0,5581 0,5583 0,5585
90 0,5586 0,5587 0,5589 0,5591 0,5592 0,5593 0,5595 0,5596 0,5598 0,5599
100 0,5600 0,5602 0,5603 0,5604 0,5606 0,5607 0,5608 0,5609 0,5610 0,5611
Sumber : Suripin (2004)

Tabel 2.5 Reduced Standard Deviation, Sn


N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,949 0,967 0,983 0,997 1,009 1,020 1,031 1,041 1,049 1,056
20 1,062 1,069 1,075 1,081 1,086 1,091 1,096 1,100 1,104 1,108
30 1,112 1,115 1,119 1,122 1,125 1,128 1,131 1,133 1,136 1,138
40 1,141 1,143 1,145 1,148 1,149 1,151 1,153 1,155 1,157 1,159
50 1,160 1,162 1,163 1,165 1,166 1,168 1,169 1,170 1,172 1,173
60 1,174 1,175 1,177 1,178 1,179 1,180 1,181 1,182 1,183 1,184
70 1,185 1,186 1,187 1,188 1,189 1,189 1,190 1,191 1,192 1,193
80 1,193 1,194 1,195 1,195 1,196 1,197 1,198 1,198 1,199 1,200
90 1,200 1,201 1,202 1,202 1,203 1,203 1,204 1,204 1,205 1,206
100 1,206 1,206 1,207 1,207 1,208 1,208 1,208 1,209 1,209 1,209
Sumber : Suripin (2004)

Tabel 2.6 Reduced variate, YTr sebagai fungsi periode ulang


Periode Ulang, Tr Reduced variate Periode ulang, Tr Reduced variate
(tahun) YTr (tahun) Ytr
2 0,3668 100 4,6012
5 1,5004 200 5,2969
10 2,2510 250 5,5206
20 2,9709 500 6,2149
25 3,1993 1000 6,9087
50 3,9028 5000 8,5188
75 4,3117 10000 9,2121
Sumber : Suripin (2004)

Universitas Sumatera Utara


2.4.5 Uji Distribusi Probabilitas

Uji distribusi probabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah

persamaan distribusi probabilitas yang dipilih dapat mewakili distribusi statistik

sampel data yang dianalisis.(I.M.Kamiana, 2011)

a. Metode Chi-Kuadrat

Rumus yang digunakan dalam perhitungan dengan metode uji chi-kuadrat

adalah sebagai berikut :

n
(O f − Ef )
2

χ =∑
2
........................................................................................(2.15)
i =1 Ef

Keterangan :
χ2 = Parameter chi-kuadrat terhitung.
E f = Frekuensi yang diharapkan sesuai dengan pembagian kelasnya.
O f = Frekuensi yang diamati pada kelas yang sama.
n = jumlah sub kelompok.

Derajat nyata atau derajat kepercayaan (α) tertentu yang sering diambil adalah

5%. Derajat kebebasan (Dk) dihitung dengan rumus :

Dk = K – (p+1) ................................................................................................ (2.16)

K = 1 + 3,3 log n ............................................................................................. (2.17)

Keterangan :
Dk = derajat kebebasan.
p = banyaknya parameter, untuk uji chi-kuadrat adalah 2
K = jumlah kelas distribusi
n = banyaknya data

Selanjutnya distribusi probabilitas yang dipaki untuk menentukan curah

hujan rencana adalah distribusi probabilitas yang mempunyai simpangan

maksimum terkecil dan lebih kecil dari simpangan kritis atau dirumuskan sebagai

berikut :

χ2 < χ2 cr ............................................................................................................ (2.18)

Universitas Sumatera Utara


Keterangan :
χ2 = parameter chi-kuadrat terhitung.
χ2 cr = parameter chi-kuadrat kritis (tabel 2.7)

Prosedur perhitungan dengan menggunakan dengan metode chi-kuadrat adalah

sebagai berikut :

• Urutkan data dari besar ke kecil atau sebaliknya.


• Menghitung jumlah kelas.
• Menghitung derajat kebebasan (Dk) dan χ2 cr
• Menghitung kelas distribusi.
• Menghitung interval kelas.
• Perhitungan nilai χ2.
• Bandingkan nilai χ2 terhadap χ2 cr .

Tabel 2.7 Tabel nilai parameter Chi-Kuadrat Kritis, χ2 cr


(α) Derajat Kepercayaan
Dk
0,995 0,99 0,975 0,95 0,05 0,025 0,01 0,005
1 0,0000393 0,000157 0,000982 0,00393 3,841 5,024 6,635 7,879
2 0,0100 0,0201 0,0506 0,103 5,991 7,378 9,210 10,597
3 0,0717 0,115 0,216 0,352 7,815 9.,48 11,345 12,838
4 0,207 0,297 0,484 0,711 9,488 11,143 13,277 14,860
5 0,412 0,554 0,831 1,145 11,070 12,832 15,086 16,750
6 0,676 0,872 1,237 1,635 12,592 14,449 16,812 18,548
7 0,989 1,239 1,69 2,167 14,067 16,013 18,475 20,278
8 1,344 1,646 2,18 2,733 15,507 17,535 20,09 21,955
9 1,735 2,088 2,7 3,325 16,919 19,023 21,666 23,589
10 2,156 2,558 3,247 3,940 18,307 20,483 23,209 25,188
11 2,603 3,053 3,816 4,575 19,675 21,492 24,725 26,757
12 3,074 3,571 4,404 5,226 21,026 23,337 26,217 28,300
13 3,565 4,107 5,009 5,892 22,362 24,736 27,688 29,819
14 4,075 4,660 5,629 6,571 23,685 26,119 29,141 31,319
15 4,601 5,229 6,161 7,261 24,996 27,488 30,578 32,801
16 5,142 5,812 6,908 7,962 26,296 28,845 32,000 34,267
17 5,697 6,408 7,564 8,672 27,587 30,191 33,409 35,718
18 6,265 7,015 8,231 9.,90 28,869 31,526 34,805 37,156
19 6,844 7,633 8,907 10,117 30,144 32,852 36,191 38,582
20 7,434 8,260 9,591 10,851 31,410 34,17 37,566 39,997
21 8,034 8,897 10,283 11,591 32,671 35,479 38,932 41,401
22 8,643 9,542 10,982 12,338 33,924 36,781 40,289 42,796
23 9,260 10,196 11,689 13,091 36,172 38,076 41,638 44,181

Universitas Sumatera Utara


24 9,886 10,856 12,401 13,848 36,415 39,364 42,980 45,558
25 10,52 11,524 13,120 14,611 37,652 40,646 44,314 46,928
26 11,16 12,198 13,844 15,379 38,885 41,923 45,642 48,290
27 11,808 12,879 14,573 16,151 40,113 43,194 46,963 49,645
28 12,461 13,565 15,308 16,928 41,337 44,461 48,278 50,993
29 13,121 14,256 16,047 17,708 42,557 45,722 49,588 52,336
30 13,787 14,953 16,791 18,493 43,773 46,979 50,892 53,672
Sumber : Soewarno (1995)

b. Metode Smirnov-Kolmogorof

Pengujian distribusi probabilitas dengan Metode Smirnov-Kolmogorof

dilakukan dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:

- Urutkan data (X i ) dari besar ke kecil atau sebaliknya.

- Tentukan peluang empiris masing-masing data yang sudah diurut tersebut

P(X i ) dengan rumus tertentu, rumus Weibull misalnya :

i
P(X i ) = ...................................................................................... (2.19)
n +1

Keterangan :
n = jumlah data.
i = nomor urut data (setelah diurut dari besar ke kecil atau sebaliknya.

- Tentukan peluang teoritis masing – masing data yang sudah di urut

tersebut P’ (X i ) berdasarkan persamaan distribusi probabilitas yang diplih

(Gumbel, Normal, dan sebagainya).

- Hitung selisih (∆P i ) antara peluang empiris dan teoritis untuk setiap data

yang sudah diurut :

∆P i = P(X i ) –P’ (X i )............................................................................ (2.20)

- Tentukan apakah ∆P i < ∆P kritis, jika “tidak” artinya distribusi

probabilitas yang dipilih tidak dapat diterima, demikian sebaliknya.

- ∆P kritis lihat tabel 2.8

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.8 Tabel Nilai ΔP Kritis Smirnov-Kolgomorof
(α) Derajat Kepercayaan
n
0,2 0,1 0,05 0.01
5 0,45 0,51 0,56 0,67
10 0,32 0,37 0,41 0,49
15 0,27 0,30 0,34 0,40
20 0,23 0,26 0,29 0,36
25 0,21 0,24 0,27 0,32
30 0,19 0,22 0,24 0,29
35 0,18 0,20 0,23 0,27
40 0,17 0,19 0,21 0,25
45 0,16 0,18 0,20 0,24
50 0,15 0,17 0,19 0,23
n>50 1,07/n 1,22/n 1,36/n 1,693/n
Sumber : Soewarno (1995)

2.5 Koefisien Pengaliran

Koefisien pengaliran (C) didefinisikan sebagai nisbah antara aliran

permukaan terhadap intensitas hujan (Suripin, 2004). Faktor ini merupakan

variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Pemilihan harga

C yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas. Berikut disajikan

koefisien pengaliran (C) pada tabel 2.9.

Tabel 2.9 Koefisien Pengaliran, C


Diskripsi lahan/karakter permukaan Koefisien aliran, C
Business
perkotaan 0,70 - 0,95
pinggiran 0,50 - 0,70
Perumahan
rumah tunggal 0,30 - 0,50
multiunit, terpisah 0,40 - 0,60
multiunit, tergabung 0,60 - 0,75
perkampungan 0,25 - 0,40
apartemen 0,50 - 0,70
Industri
ringan 0,50 - 0,80
berat 0,60 - 0,90
Perkerasan

Universitas Sumatera Utara


aspal dan beton 0,70 - 0,95
batu bata, paving 0,50 - 0,70
Atap 0,75 - 0,95

Halaman, tanah berpasir


datar, 2% 0,05 - 0,10
rata-rata, 2% - 7% 0,10 - 0,15
curam, 7% 0,15 - 0,20
Halaman, tanah berat
datar, 2% 0,13 - 0,17
rata-rata, 2% - 7% 0,18 - 0,22
curam, 7% 0,25 - 0,35
Halaman kereta api 0,10 - 0,35
Taman tempat bermain 0,20 - 0,35
Taman, perkuburan 0,10 - 0,25
Hutan
datar, 0 - 5% 0,10 - 0,40
bergelombang, 5% - 10% 0,25 - 0,50
berbukit, 10% - 30% 0,30 - 0,60
Sumber : Suripin (2004)

2.6 Intensitas Hujan Rencana

Intensitas hujan adalah jumlah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan

atau volume hujan tiap satuan waktu. (Wesli, 2008). Sifat umum hujan adalah

makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung makin tinggi dan makin

besar periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya.(Suripin, 2004).

Intensitas hujan diperoleh dengan cara melakukan analisis data hujan baik

secara statistik maupun secara empiris. Biasanya intensitas hujan dihubungkan

dengan durasi hujan jangka pendek misalnya 5 menit, 30 menit, 60 menit dan

jam- jaman. Data curah hujan jangka pendek ini hanya dapat diperoleh dengan

menggunakan alat pencatat hujan otomatis. Apabila data hujan jangka pendek

tidak tersedia, yang ada hanya data hujan harian, maka intensitas hujan dapat

dihitung dengan rumus Mononobe.

Universitas Sumatera Utara


2/3
R  24 
I = 24   ............................................................................................... (2.21)
24  tc 

Keterangan :
I = Intensitas hujan (mm/jam)
R24 = Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)
tc = Waktu konsentrasi (jam)

2.7 Waktu Konsentrasi (tc)

Waktu konsentrasi suatu DAS adalah waktu yang diperluan oleh air hujan

yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS (titik

control) setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi. Berikut

waktu konsentrasi yang dikembangkan oleh Kirpich (1940) :

0,385
 0,78 × L2 
t c =   ....................................................................................... (2.22)
 1000 × S 

Keterangan :
tc = Waktu konsentrasi (jam)
L = panjang lintasan air dari titik terjauh sampai titik yang ditinjau
debitnya (km)
S = kemiringan daerah saluran/sungai = H/L

Waktu konsentrasi dapat juga dihitung dengan membedakannya menjadi

dua komponen, yaitu (1) waktu yang diperlukan air untuk mengalir untuk

mengalir diermukaan lahan sampai saluran terdekat t o dan (2) waktu perjalanan

dari pertama masuk saluran sampai titik keluaran t d sehingga :

tc = to + td

dimana :

2 n 
t o =  × 3.28 × L ×  menit....................................................................... (2.23)
3 S

dan

Universitas Sumatera Utara


Ls
td = menit ............................................................................................. (2.24)
60V

Keterangan :
n = angka kekasaran Manning
L = panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m)
Ls = panjang lintasan aliran di dalam saluran/sungai (m)
S = kemiringan lahan
V = kecepatan aliran di dalam saluran (m/dtk)

2.8 Analisa Debit Banjir Rancangan

Menurut Defi, Reini dan Baitullah (2014), Untuk merencanakan suatu

dimensi saluran harus diketahui debit banjir sebenarnya. Hal ini untuk

menghindari terjadinya genangan air. Untuk memenuhi tujuan ini saluran

harus cukup dibuat cukup sesuai dengan debit banjir.

Dalam hal ini metode yang digunakan untuk mengetahui debit banjir

adalah metode Rasional. Metode Rasional merupakan rumus tertua dan yang

terkenal diantara rumus-rumus empiris. Metode rasional dapat digunakan untuk

menghitng debit puncak sungai atau saluran namun dengan daerah pengaliran

yang terbatas. (I.M. Kamiana, 2011)

Metode rasional dapat digunakan untuk daerah pengaliran < 300 ha

(Suripin, 2004). Berikut rumus umum dari metode rasional :

Q = 0.278 C.I.A .............................................................................................. (2.25)

Keterangan :
Q = debit puncak limpasan permukaan (m3/det)
C = koefisien pengaliran
A = luas daerah pengaliran (km2)
I = intensitas curah hujan (mm/jam)

Metode Rasional juga dapat dipergunakan untuk DAS yang tidak seragam,

dimana DAS dapat dibagi-bagi menjadi beberapa sub-DAS atau pada DAS

Universitas Sumatera Utara


dengan sistem saluran yang bercabang-cabang. Metode Rasional digunaakan

untuk menghitung debit dari masing-masing sub-DAS.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan dua aturan yaitu :

1. Metode Rasional dipergunakan untuk menghitung debit puncak pada tiap-tiap

daerah masukan (inlet area) pada ujung hulu sub-DAS.

2. Pada lokasi dimana drainase berasal dari dua atau lebih daerah masukan, maka

waktu konsentrasi yang terpanjang yang dipakai untuk intensitas hujan

rencana, koefisien dipakai C DAS , dan total area drainase dari daerah masukan.

Persamaan 2.21 tidak untuk menghitung debit dari tiap daerah masukan

kemudian dijumlahkan. Hal ini akan mengabaikan perbedaan waktu debit

puncak yang terjadi pada masing-masing sub-area.

2.9 Analisa Sistem Drainase

Analisis sistem drainase dilakukan untuk mengetahui apakah secara teknis

sistem drainase direncanakan sesuai dengan persyaratan teknis. Analisis sistem

drainase diantaranya adalah perhitungan kapasitas saluran, penentuan tinggi

jagaan, penentuan daerah sempadan, perhitungan kepadatan drainase, dan

bagunan-bangunan yang dibutuhkan dalam sistem drainase.

Dalam kaitannya dengan pekerjaan pengendalian banjir, analisis sistem

drainase digunakan untuk mengetahui profil muka air, baik kondisi yang ada

(eksisting) maupun kondisi perencanaan. Untuk mendukung analisa hitungan

guna memperoleh parameterisasi desain yang handal, dibutuhkan validasi data

dan metode hitungan yang representatif (Soewarno, 1991). Analisis untuk

drainase dapat dijelaskan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


2.9.1 Kapasitas Saluran

Kapasitas rencana dari setiap komponen sistem drainase dihitung

berdasarkan rumus Manning:

Q sal = V sal x Asal .............................................................................................. (2.26)

1
V= × R 2/3 × S1/2 ........................................................................................... (2.27)
n

1
Q= × R 2/3 × S1/2 × A .................................................................................... (2.28)
n

Keterangan :
Q = Kapasitas debit (m3/det)
n = koefisien kekasaran Manning
A
R = Jari-jari hidrolik (m) dimana R =
P
S = kemiringan dasar saluran
A = luas penampang basah (m2)
P = keliling penampang basah (m)

Tabel 2.10 Nilai Kekasaran Manning (n)


Harga
No Tipe Saluran dan Jenis Bahan
Minimum Normal Maksimum
1 Beton
Gorong-gorong lurus dan bebas dari
0,001 0,011 0,013
kotoran
Gorong-gorong dengan lengkungan dan
sedikit kotoran / gangguan 0,011 0,013 0,014
Beton dipoles 0,011 0,012 0,014
Saluran pembuang dengan bak kontrol 0,013 0,015 0,017
2 Tanah, lurus dan seragam
Bersih baru 0,016 0,018 0,020
Bersih telah melapuk 0,018 0,022 0,025
Berkerikil 0,022 0,025 0,030
Berumput pendek, sedikit tanaman
pengganggu 0,022 0,027 0,033

3 Saluran Alam
Bersih lurus 0,025 0,030 0,033
Bersih, berkelok-kelok 0,033 0,040 0,045

Universitas Sumatera Utara


Banyak tanaman pengganggu 0,050 0,070 0,080
Dataran banjir berumput pendek-tinggi 0,025 0,030 0,035
Saluran di belukar 0,035 0,050 0,070
(Sumber : Suripin, 2004)

Berikut beberapa penampang efektif saluran drainase :

a. Penampang Persegi

Pada penampang melintang saluran berbentuk persegi dengan lebar dasar B

dan kedalaman air h, luas penampang basah A = B x h dan keliling basah

P. Maka bentuk penampang persegi paling ekonomis adalah jika kedalaman

setengah dari lebar dasar saluran atau jari-jari hidrauliknya setengah dari

kedalaman air.

Gambar 2.11 Penampang Saluran Persegi

Untuk bentuk penampang persegi yang ekonomis :

A = B.h ................................................................................................... (2.29)

P = B + 2h............................................................................................... (2.30)

B = 2h atau h = B/2 ................................................................................ (2.31)

R = A/P ................................................................................................... (2.32)

Keterangan :
A = Luas penampang saluran (m2)
B = Lebar dasar saluran (m)
h = Kedalaman saluran (m)

Universitas Sumatera Utara


P = Keliling basah saluran (m)
R = Jari-jari hidrolis (m)

b. Penampang Trapesium

Gambar 2.12 Penampang Saluran Trapesium

Dalam hal ini maka digunakan persamaan :

A = (B + mh)h ........................................................................................ (2.33)

P = b + 2h 1 + m 2 ................................................................................. (2.34)

R = A/P ................................................................................................... (2.35)

Keterangan :
A = Luas penampang saluran (m2)
B = Lebar dasar saluran (m)
h = Kedalaman saluran (m)
P = Keliling basah saluran (m)
R = Jari-jari hidrolis (m)
S = Kemiringan saluan
m = Kemiringan talud

2.9.2 Tinggi Jagaan (freeboard)

Yang dimaksud dengan Freeboard dari suatu saluran drainase adalah jarak

vertikal dari puncak tanggul sampai permukaan air pada kondisi perencanaan.

Suatu Freeboard direncanakan untuk dapat mencegah peluapan air akibat

gelombang serta fluktuasi permukaan air, akibat gerakan angin serta pasang surut.

Universitas Sumatera Utara


Jagaan tersebut direncanakan antara 5 % sampai dengan 30 % dari dalamnya

aliran.

Tinggi jagaan untuk saluran terbuka dengan permukaan diperkeras (lining)

ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan antara lain:

- Ukuran saluran
- Kecepatan pengaliran
- Arah dan belokan saluran
- Debit banjir
- Gelombang permukaan akibat tekanan aliran sungai

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada pada kawasan jalan Medan – Binjai Km 15,

berada di kordinat ( 3° 36' 2'' LU dan 98° 32' 55'' BT ) Kecamatan Sunggal,

Kabupaten Deli Serdang.

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian (Sumber : Google Map)

Universitas Sumatera Utara


3.2 Rancangan Penelitian

Metodologi yang digunakan untuk mengolah data dalam penulisan ini

adalah metode kuantitatif deskriptif, yaitu metode perhitungan dan penjabaran

hasil pengolahan data lapangan dari lokasi yang ditinjau. Studi penelitian

dilakukan sesuai urutan di bawah ini:

1. Tinjauan Pustaka

Rumusan-rumusan serta konsep-konsep teoritis dari berbagai literatur

dipelajari dan dipahami agar landasan teoritis terpenuhi dalam

mengembangkan konsep penelitian mengenai kajian sistem drainase dalam

mengatasi banjir akibat intensitas hujan yang tinggi. Hal ini akan

memudahkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dalam menentukan

pengaruh sistem drainase dalam mengatasi debit banjir pada lokasi penelitian

tersebut.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dengan pengamatan dan

pengukuran di lapangan dan analisa. Secara umum pengertian data primer

adalah data yang diperoleh dari sumber pertama/sumber data atau data yang

dikumpulkan peneliti secara langsung melalui obyek penelitian seperti

tinjauan ke lokasi dan data ini biasanya belum diolah. Disini peneliti

melihat kondisi serta profil drainase disekitar kawasan banjir tempat

penelitian.

Universitas Sumatera Utara


2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang mendukung penelitian dan memberikan

gambaran umum tentang hal-hal yang mencakup penelitian. Pengumpulan

data sekunder didapatkan melalui instansi-instansi yang terkait dalam

permasalahan ini, seperti jurnal, buku literatur, internet dan data-data yang

digunakan berupa data curah hujan (Badan Meteorologi, Klimatologi dan

Geofisika Statiun Sampali). Secara umum pengertian data sekunder adalah

data yang diperoleh dari pihak kedua, data ini biasanya sudah dalam

keadaan diolah.

3. Pengolahan Data

Setelah semua data yang dibutuhkan diperoleh, langkah selanjutnya adalah

pengolahan data. Data-data yang diperoleh dari hasil survei lapangan, hasil

analisa dan data-data yang telah di olah oleh suatu pusat penelitian akan di

hitung dengan menggunakan suatu metode.

4. Analisa Data

Dari hasil pengolahan, akan dilakukan analisa data sehingga dapat diperoleh

kesimpulan akhir yang berarti. Beberapa analisa tersebut berupa:

a. Analisa Hidrologi

Analisa ini berguna untuk mengetahui intensitas hujan rencana serta debit

banjir rencana pada kawasan penelitian.

b. Analisa Hidrolika

Analisa ini digunakan sebagai perbandingan debit banjir rencana dengan

debit saluran drainase untuk mengetahui apakah saluran drainase terbebut

mampu menampung debit banjir pada kawasan penelitian.

Universitas Sumatera Utara


5. Kesimpulan dan Saran

Penarikan kesimpulan dapat dilakukan setelah hasil pengolahan data

diperoleh, ditambah dengan uraian dan informasi yang diperoleh di lapangan.

Berikut bagan alir penelitian tugas akhir ini :

EVALUASI SISTEM DRAINASE DI KAWASAN JALAN MEDAN – BINJAI KM 15,


KECAMATAN SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG

Identifikasi Masalah

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan Data

Data Primer : Data Skunder :


Tinjauan di Lapangan Data Curah Hujan
Data Jaringan Drainase

Analisa Data

Analisa Hidrologi Analisa Hidraulika

Hasil

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian Tugas Akhir

Universitas Sumatera Utara


3.3 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian meliputi :

a. Penentukan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan langsung di Jalan Medan – Binjai Km 15,

Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Selain itu, data-data pelengkap

di ambil dikantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika untuk

menunjang penulisan tugas akhir ini.

b. Wawancara

Dalam kegiatan ini pengumpulan data dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan atau diskusi dengan pihak warga setempat.

c. Analisis Data

Metode analisa yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu Analisa

Hidrologi dan Analisa Hidraulika .

3.4 Variabel Yang Diamati

Beberapa variabel dalam penelitian ini adalah intensitas curah hujan, luas

DAS penelitian, debit banjir pada kawasan penelitian, serta kapasitas drainase

pada kawasan penelitian.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Masalah

Pada ruas jalan utama Medan-Binjai km 15 saluran drainase tidak

berfungsi dengan baik serta pada kawasan tersebut terdapat cekungan sehingga

saat intensitas hujan tinggi maka sering terjadi banjir genangan. Semakin

sempitnya daerah resapan air juga menyebabkan volume limpasan air hujan

meningkat serta kecilnya saluran pembuang pada kawasan tersebut menyebabkan

banjir yang terjadi semakin parah.

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, ditemukan beberapa titik banjir

yang tersebar di beberapa saluran drainase di kawasan tersebut. Adapun lokasi

genangan utama terjadi di jalan utama Medan-Binjai km 15 yang merupakan jalan

nasional antar provinsi antara Sumatera Utara dengan provinsi Aceh. Genangan

yang terjadi pada kawasan tersebut digambarkan pada skema jaringan drainase

berikut ini :

Gambar 4.1 Skema Jaringan Drainase

Universitas Sumatera Utara


Berikut data eksisting dari saluran-saluran drainase yang telah diamati

dilapangan :

Tabel 4.1 Data Eksisting Drainase di Kawasan jln. Medan-Binjai km-15


Ls Bentuk Dimensi (m) A P R V Qs
No Saluran n Slope
(km) Saluran B H (m2) (m) (m) (m/s) (m3/s)
1 kiri 0.014 0.42 Persegi 0.7 0.7 0.0022 0.49 2.1 0.233 1.270 0.622
kiri 0.014 0.223 Persegi 0.7 0.4 0.0022 0.28 1.5 0.187 1.094 0.306
2
kanan 0.014 0.223 Persegi 0.7 0.4 0.0022 0.28 1.5 0.187 1.094 0.306
kiri 0.014 0.328 Persegi 0.7 0.4 0.0022 0.28 1.5 0.187 1.094 0.306
3
kanan 0.014 0.328 Persegi 0.7 0.4 0.0022 0.28 1.5 0.187 1.094 0.306
4 kiri 0.014 0.16 Persegi 0.7 0.7 0.0022 0.49 2.1 0.233 1.270 0.622
5 0.014 0.16 Persegi 1.1 0.7 0.0022 0.77 2.5 0.308 1.528 1.177
kiri 0.014 0.217 Persegi 0.7 0.7 0.0022 0.49 2.1 0.233 1.270 0.622
6
kanan 0.014 0.217 Persegi 0.7 0.7 0.0022 0.49 2.1 0.233 1.270 0.622
kiri 0.014 0.152 Persegi 0.7 0.7 0.0022 0.49 2.1 0.233 1.270 0.622
7
kanan 0.014 0.152 Persegi 0.7 0.7 0.0022 0.49 2.1 0.233 1.270 0.622
8 0.014 0.11 Persegi 0.7 0.7 0.0022 0.49 2.1 0.233 1.270 0.622
9 0.014 0.201 Persegi 1.1 0.7 0.0022 0.77 2.5 0.308 1.528 1.177
10 0.014 0.216 Persegi 1.1 0.6 0.0022 0.66 2.3 0.287 1.458 0.962
kiri 0.014 0.243 Persegi 0.8 0.7 0.0022 0.56 2.2 0.255 1.346 0.754
11
kanan 0.014 0.243 Persegi 0.8 0.7 0.0022 0.56 2.2 0.255 1.346 0.754
kiri 0.014 0.362 Persegi 0.8 0.7 0.0022 0.56 2.2 0.255 1.346 0.754
12
kanan 0.014 0.362 Persegi 0.8 0.7 0.0022 0.56 2.2 0.255 1.346 0.754
13 0.014 0.259 Persegi 1.7 0.5 0.0022 0.85 2.7 0.315 1.550 1.318
(Sumber : Survei lapangan)

4.2 Analisis Hidrologi

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui debit limpasan air hujan pada

kawasan jalan Medan-Binjai km15 pada saat hujan. Untuk dapat melakukan

analisis ini maka diperlukan data curah hujan stasiun pengamatan pada wilayah

tersebut. Pada perhitungan analisis hidrologi, data-data yang dibutuhkan diantaranya

adalah data curah hujan harian maksimum. Curah hujan harian maksimum

diperoleh dari curah hujan harian Stasiun Meteorologi Klambir Lima Deli

Serdang, Stasiun Meteorologi Tandem Deli Serdang dan Stasiun Meteorologi

Semayang Deli Serdang masing-masing menggunakan data 10 tahun terakhir.

Data-data curah hujan ketiga stasiun dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.2 Curah Hujan Harian Maksimum Stasiun Klambir Lima Deli Serdang
TAHUN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
2006 42 17 41 80 54 46 27 28 54 56 40 85
2007 50 0 6 46 87 22 83 70 61 25 118 58
2008 34 0 42 50 36 18 53 44 37 50 73 36
2009 55 3 27 48 58 24 40 - - - - 109
2010 24 40 14 42 68 59 40 38 27 28 35 55
2011 42 8 27 18 30 30 17 40 44 60 45 35
2012 30 53 46 52 44 26 50 44 54 - - -
2013 38 48 32 48 47 18 26 43 56 91 44 60
2014 11 8 13 17 63 91 30 100 33 57 21 118
2015 53 30 22 36 68 40 30 76 53 113 68 92
(Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Sampali Medan)

Tabel 4.3 Curah Hujan Harian Maksimum Stasiun Tandem Deli Serdang
TAHUN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

2006 18 20 35 47 50 60 20 34 59 52 70 70
2007 45 8 50 58 92 21 0 35 61 60 59 65
2008 10 3 45 75 48 20 141 50 30 72 50 32
2009 75 47 107 45 50 62 62 48 60 93 70 30
2010 35 28 23 71 47 58 103 70 21 103 68 97
2011 77 66 82 80 33 95 55 91 35 129 90 63
2012 41 62 50 104 86 48 45 48 47 62 42 43
2013 45 65 56 56 90 21 36 32 45 99 70 46
2014 5 9 21 12 49 60 30 62 89 72 50 84
2015 47 15 27 55 117 70 49 71 48 66 61 65
(Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Sampali Medan)

Tabel 4.4 Curah Hujan Harian Maksimum Stasiun Semayang Deli Serdang
TAHUN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

2006 27 31 20 25 80 75 27 30 60 65 45 90
2007 31 35 7 60 70 21 55 23 37 35 40 57
2008 31 35 19 45 27 17 25 35 51 60 125 45
2009 80 36 50 0 55 23 27 85 86 75 74 47
2010 28 4 27 35 65 67 51 37 55 37 33 45
2011 43 33 45 55 20 50 28 55 51 70 30 63
2012 25 90 40 25 35 30 55 45 73 65 45 70
2013 60 65 35 35 35 15 30 35 50 80 35 55
2014 10 9 25 20 62 45 16 77 65 62 45 88
2015 82 11 15 40 40 63 32 100 63 125 81 117
(Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Sampali Medan)

Metode yang digunakan untuk menghitung curah hujan harian maksimum yaitu

metode rata-rata Aljabar karena DAS kecil (<500km2). Berdasarkan data curah hujan

tersebut, maka diperoleh :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.5 Curah Hujan Harian Maksimum Rata-rata Aljabar
Stasiun Klambir Stasiun Stasiun Sei Curah Hujan
Tahun Lima Deli Serdang Tandem Deli Semayang Deli Rata-Rata
(mm) Serdang (mm) Serdang (mm) (mm)
2006 85 70 90 82
2007 118 92 70 93
2008 73 141 125 113
2009 109 107 86 101
2010 68 103 67 79
2011 60 129 70 86
2012 54 104 90 83
2013 91 99 80 90
2014 118 89 88 98
2015 113 117 125 118
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Curah hujan tertinggi berada pada tahun 2015 yaitu sebesar 118 mm. Data

urut hujan maksimum harian secara lengkap ditunjukkan tabel 4.6 dibawah ini :

Tabel 4.6 Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan


Curah Hujan
No Urut Tahun Rata-Rata
(mm)
1 2015 118
2 2008 113
3 2009 101
4 2014 98
5 2007 93
6 2013 90
7 2011 86
8 2012 83
9 2006 82
10 2010 79
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Debit limpasan air hujan dianalisis dari curah hujan rencana yang terjadi

berdasarkan periode ulang hujan. Untuk memperoleh data curah hujan yang

terjadi berdasarkan periode ulang hujan tahun tertentu, maka perlu dilakukan

analisis distribusi probabilitas diantaranya :

- Distribusi Normal

- Distribusi Log Normal

Universitas Sumatera Utara


- Distribusi Log Pearson III

- Distribusi Gumbel

4.2.1 Distribusi Normal

Tabel 4.7 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Log Normal
No Tahun CHH max (X i ) X rata-rata (X i -X rata-rata ) (X i -X rata-rata )2
1 2015 118 94.3 23.7 561.69
2 2011 113 94.3 18.7 349.69
3 2010 101 94.3 6.7 44.89
4 2014 98 94.3 3.7 13.69
5 2007 93 94.3 -1.3 1.69
6 2012 90 94.3 -4.3 18.49
7 2013 86 94.3 -8.3 68.89
8 2006 83 94.3 -11.3 127.69
9 2009 82 94.3 -12.3 151.29
10 2005 79 94.3 -15.3 234.09
∑ 943 1572.1
(Sumber : Hasil Perhitungan)

∑ X i 943
Dari data-data diatas didapat : X = = = 94.3 mm
n 10

Standar deviasi : S =
(
∑ Xi − X )
2

=
(1572.1) = 13.217
n −1 9

KT = Faktor Frekuensi, nilainya bergantung dari T (lihat Tabel 2.2 Variabel

Reduksi Gauss)

Tabel 4.8 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Normal


Kala Ulang X rata-rata Kt S X T (mm)
2 94.3 0 13.217 94.300
5 94.3 0.84 13.217 105.402
10 94.3 1.28 13.217 111.217
25 94.3 1.71 13.217 116.900
50 94.3 2.05 13.217 121.394
100 94.3 2.33 13.217 125.095
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Berikut hasil analisis curah hujan rencana dengan Distribusi Normal :

Universitas Sumatera Utara


X T = X + (K T ⋅ S)

Untuk periode ulang (T) 2 tahun

X 2 = 94.3 + (0 x 13.217) = 94.3 mm

Untuk periode ulang (T) 5 tahun

X 5 = 94.3 + (0,84 x 13.217) = 105.402 mm

Untuk periode ulang (T) 10 tahun

X 10 = 94.3 + (1,28 x 13.217) = 111.217 mm

Untuk periode ulang (T) 25 tahun

X 25 = 94.3 + (1,71 x 13.217) = 116.900 mm

Untuk periode ulang (T) 50 tahun

X 50 = 94.3 + (2,05 x 13.217) = 121.394 mm

Untuk periode ulang (T) 100 tahun

X 100 = 94.3 + (2,33 x 13.217) = 125.095 mm

4.2.2 Distribusi Log Normal

Tabel 4.9 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Log Normal
No Tahun CHH max (X i ) Log X i Log X i rata-rata (Log X i -Log X rata-rata )2
1 2015 118 2.072 1.971 0.01021
2 2008 113 2.053 1.971 0.00677
3 2009 101 2.004 1.971 0.00112
4 2014 98 1.991 1.971 0.00042
5 2007 93 1.968 1.971 0.00001
6 2013 90 1.954 1.971 0.00027
7 2011 86 1.934 1.971 0.00132
8 2012 83 1.919 1.971 0.00268
9 2006 82 1.914 1.971 0.00325
10 2010 79 1.898 1.971 0.00536
∑ 943 19.708 0.03140
(Sumber : Hasil Perhitungan)

∑ LogX 19.708
Dari data-data diatas didapat : LogX = = = 1.971 mm
n 10

Universitas Sumatera Utara


Standar deviasi : S Log X =
(
∑ Log X − Log X )
2

=
0.0314
= 0,059
n −1 9

KT = Faktor Frekuensi, nilainya bergantung dari T (lihat Tabel 2.2 Variabel

Reduksi Gauss)

Tabel 4.10 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Log Normal
Kala Ulang Log X Kt S Log X Log X T X T (mm)
2 1.971 0 0.059 1.971 93.503
5 1.971 0.84 0.059 2.020 104.820
10 1.971 1.28 0.059 2.046 111.284
25 1.971 1.71 0.059 2.072 117.987
50 1.971 2.05 0.059 2.092 123.571
100 1.971 2.33 0.059 2.108 128.368
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Berikut hasil analisis curah hujan rencana dengan Distribusi Log Normal:

Log X T = Log X + (K T ⋅ S Log X )

Untuk periode ulang (T) 2 tahun

Log X 2 = Log X + (K 2 ⋅ S Log X )

Log X 2 = 1.971 + (0 × 0,059 )

Log X 2 = 1.971

X 2 = 93.503 mm

Untuk periode ulang (T) 5 tahun

Universitas Sumatera Utara


Log X 5 = Log X + (K 5 ⋅ S Log X )

Log X 5 = 1.971 + (0,84 × 0.059 )

Log X 5 = 2.020

X 5 = 104.820 mm

Untuk periode ulang (T) 10 tahun

Log X 10 = Log X + (K 10 ⋅ S Log X )

Log X 10 = 1.971 + (1,28 × 0,059)

Log X 10 = 2.046

X 10 = 111.284 mm

Untuk periode ulang (T) 25 tahun

Log X 25 = Log X + (K 25 ⋅ S Log X )

Log X 25 = 1.971 + (1,71 × 0,059 )

Log X 25 = 2.072

X 25 = 117.987 mm

Untuk periode ulang (T) 50 tahun

Log X 50 = Log X + (K 50 ⋅ S Log X )

Log X 50 = 1.971 + (2,05 × 0,059)

Log X 50 = 2.092

X 50 123.571 mm

Universitas Sumatera Utara


Untuk periode ulang (T) 100 tahun

Log X100 = Log X + (K 100 ⋅ S Log X )

Log X 100 = 1.971 + (2,33 × 0,059 )

Log X 100 = 2.108

X 100 = 128.368 mm

4.2.3 Distribusi Log Pearson III

Tabel 4.11 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III
No Tahun CHH max (X) Log X Log X (Log X-Log X )2 (Log X-Log X )3
1 2015 118 2.072 1.971 0.01021 0.00103
2 2008 113 2.053 1.971 0.00677 0.00056
3 2009 101 2.004 1.971 0.00112 0.00004
4 2014 98 1.991 1.971 0.00042 0.00001
5 2007 93 1.968 1.971 0.00001 0.00000
6 2013 90 1.954 1.971 0.00027 0.00000
7 2011 86 1.934 1.971 0.00132 -0.00005
8 2012 83 1.919 1.971 0.00268 -0.00014
9 2006 82 1.914 1.971 0.00325 -0.00019
10 2010 79 1.898 1.971 0.00536 -0.00039
∑ 943 19.708 0.03140 0.00087
(Sumber : Hasil Perhitungan)

∑ LogX 19.708
Dari data-data diatas didapat : LogX = = = 1.971 mm
n 10

Standar deviasi : S Log X =


(
∑ Log X − Log X )2

=
0.0314
= 0.059
n −1 9

( )
n
n ∑ log X − log X
3

10 × 0.00087
Cs = i =1
= = 0.584
(n − 1)(n − 2)(S Log X ) 3
9 × 8 × 0.059 3

K T = Faktor Frekuensi, nilainya bergantung dari T dan Cs atau G (lihat Tabel 2.3

Nilai K untuk distribusi Log-Person III)

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.12 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III
Kala Ulang Log X Kt S Log X Log X T X T (mm)
2 1.971 -0.096 0.059 1.965 92.290
5 1.971 0.801 0.059 2.018 104.265
10 1.971 1.327 0.059 2.049 111.998
25 1.971 1.934 0.059 2.085 121.637
50 1.971 2.351 0.059 2.110 128.735
100 1.971 2.744 0.059 2.133 135.803
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Berikut hasil analisis curah hujan rencana dengan Distribusi Log Pearson III :

Log X T = Log X + (K T ⋅ S Log X )

Untuk periode ulang (T) 2 tahun :

Log X 2 = Log X + (K 2 ⋅ S Log X )

Log X 2 = 1.971 + (- 0.096 × 0.059 )

Log X 2 = 1.965

X 2 = 92.290 mm

Untuk periode ulang (T) 5 tahun :

Log X 5 = Log X + (K 5 ⋅ S Log X )

Log X 5 = 1.971 + (0.801 × 0.059 )

Log X 5 = 2.018

X 5 = 104.265 mm

Untuk periode ulang (T) 10 tahun :

Universitas Sumatera Utara


Log X 10 = Log X + (K 10 ⋅ S Log X )

Log X 10 = 1.971 + (1.327 × 0.059)

Log X 10 = 2.049

X 10 = 111.998 mm

Untuk periode ulang (T) 25 tahun :

Log X 25 = Log X + (K 25 ⋅ S Log X )

Log X 25 = 1.971 + (1.934 × 0.058)

Log X 25 = 2.085

X 25 = 121.637 mm

Untuk periode ulang (T) 50 tahun :

Log X 50 = Log X + (K 50 ⋅ S Log X )

Log X 50 = 1.971 + (2.351 × 0.059 )

Log X 50 = 2.110

X 50 = 128.735 mm

Untuk periode ulang (T) 100 tahun :

Log X100 = Log X + (K 100 ⋅ S Log X )

Log X 100 = 1.971 + (2.744 × 0.059 )

Log X 100 = 2.133

X 100 = 135.803 mm

Universitas Sumatera Utara


4.2.4 Distribusi Gumbel

Tabel 4.13 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Gumbel


No Tahun CHH max (X i ) X (X i - X ) (X i - X )2
1 2015 118 94.3 23.7 561.69
2 2008 113 94.3 18.7 349.69
3 2009 101 94.3 6.7 44.89
4 2014 98 94.3 3.7 13.69
5 2007 93 94.3 -1.3 1.69
6 2013 90 94.3 -4.3 18.49
7 2011 86 94.3 -8.3 68.89
8 2012 83 94.3 -11.3 127.69
9 2006 82 94.3 -12.3 151.29
10 2010 79 94.3 -15.3 234.09
∑ 943 1572.1
(Sumber : Hasil Perhitungan)

∑ X i 943
Dari data-data diatas didapat : X = = = 94.3 mm
n 10

Standar deviasi : S =
(
∑ Xi − X )
2

=
1572.1
= 13.217
n −1 9

Dari tabel 2.4 dan tabel 2.5 untuk n = 10

Yn = 0.4952

Sn = 0.9497

Dari tabel 2.6 berdasarkan periode ulang T didapat nilai Yt

Tabel 4.14 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Gumbel


Kala Ulang X Yt Kt X T (mm)
2 93.4 0.3065 -0.199 91.674
5 93.4 1.4999 1.058 108.282
10 93.4 2.2504 1.848 118.726
25 93.4 3.1255 2.770 130.905
50 93.4 3.9019 3.587 141.710
100 93.4 4.6001 4.322 151.426
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Berikut hasil analisis curah hujan rencana dengan Distribusi Gumbel :

Universitas Sumatera Utara


Yt − Yn
KT =
Sn

X T = X + (K T ⋅ S)

Untuk periode ulang (T) 2 tahun :

0.3065 − 0.4952
K2 = = −0.199
0.9497

X 2 = 94.3 + (13.217 × −0.199 )

X 2 = 91.674 mm

Untuk periode ulang (T) 5 tahun :

1.4999 − 0.4952
K5 = = 1.058
0.9497

X 5 = 94.3 + (113.217 × 1.058)

X 5 = 108.282 mm

Untuk periode ulang (T) 10 tahun :

2.2504 − 0.4952
K10 = = 1.848
0.9497

X 10 = 94.3 + (13.217 × 1.848)

X 10 = 118.726 mm

Untuk periode ulang (T) 25 tahun :

3.1255 − 0.4952
K 25 = = 2.770
0.9497

X 25 = 94.3 + (13.217 × 2.770 )

X 25 = 130.905 mm

Untuk periode ulang (T) 50 tahun :

Universitas Sumatera Utara


3.9019 − 0.4952
K 50 = = 3.587
0.9497

X 50 = 94.3 + (13.217 × 3.587 )

X 50 = 141.710 mm

Untuk periode ulang (T) 100 tahun :

4.6001 − 0.4952
K 100 = = 4.322
0.9497

X 100 = 94.3 + (13.217 × 4.322 )

X 100 = 151.426 mm

Berikut ini rekapitulasi analisis curah hujan rencana maksimum dari

berbagai jenis distribusi :

Tabel 4.15 Rekapitulasi Analisa Curah Hujan Rencana Maksimum


Periode Jenis Distribusi
No Ulang Normal Log Normal Log Pearson III Gumbel
(Tahun) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 2 94.300 93.503 92.290 91.674
2 5 105.402 104.820 104.265 108.282
3 10 111.217 111.284 111.998 118.726
4 25 116.900 117.987 121.637 130.905
5 50 121.394 123.571 128.735 141.710
6 100 125.095 128.368 135.803 151.426
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Dan selanjutnya hasil analisis curah hujan rencana dapat dilihat pada grafik

berikut:

Universitas Sumatera Utara


160

140

120

100
Normal
80
Log Normal
60
Log Pearson III
40
Gumbel
20

0
2 5 10 25 50 100
Periode Ulang (Tahun)

Gambar 4.2 Grafik Curah Hujan Rencana Maksimum berbagai Periode Ulang

4.3 Uji Distribusi Probabilitas

Uji distribusi probabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah

persamaan distribusi probabilitas yang dipilih dapat mewakili distribusi statistik

sampel data yang dianalisis. Dalam hal ini digunakan metode Chi-Kuadrat dan

metode Smirnov Kolmogorov.

4.3.1 Metode Chi-Kuadrat

Berikut langkah-langkah perhitungan uji distribusi probabilitas metode

Chi-Kuadrat :

• Data Hujan diurut dari besar ke kecil

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.16 Pengurutan Data Hujan Dari Besar Ke Kecil
No X i (mm) X i diurut dari besar ke kecil
1 82 118
2 93 113
3 113 101
4 101 98
5 79 93
6 86 90
7 83 86
8 90 83
9 98 82
10 118 79
(Sumber : Hasil Perhitungan)

• Menghitung jumlah kelas


Jumlah data (n) = 10

Kelas distribusi (K) = 1 + 3.3 log n

= 1 + 3.3 log 10

= 4.3 ≈ 5 kelas

• Menghitung derajat kebebasan (Dk) dan χ2 cr


Parameter (P) = 2

Derajat kebebasan (Dk) = K - (P +1) = 5 – (2+1) = 2

Nilai χ2 cr dengan jumlah data (n) = 10 ; α = 5% dan Dk = 2 adalah = 5.9910

(lihat tabel 2.7)

• Menghitung kelas distribusi


1
Kelas distribusi = × 100% = 20%
5

interval distribusi adalah : 20% ; 40% ; 60% ; 80%

- Persentase 20%
1 1
P(X ) = 20% diperoleh T = = = 5 tahun
P(X ) 0.20

- Persentase 40%
1 1
P(X ) = 40% diperoleh T = = = 2.5 tahun
P(X ) 0.40

Universitas Sumatera Utara


- Persentase 60%
1 1
P(X ) = 60% diperoleh T = = = 1.67 tahun
P(X ) 0.60

- Persentase 80%
1 1
P(X ) = 80% diperoleh T = = = 1.25 tahun
P(X ) 0.80

• Menghitung interval kelas

Distribusi Probabilitas Normal

Tabel 4.17 Uji Distribusi Probabilitas Chi-Kuadrat Distribusi Normal


Kala Ulang X Kt S X T (mm)
5 94.3 0.84 13.217 105.402
2.5 94.3 0.25 13.217 97.604
1.67 94.3 -0.25 13.217 90.996
1.25 94.3 -0.84 13.217 83.198
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Distribusi Probabilitas Log Normal

Tabel 4.18 Uji Distribusi Probabilitas Chi-Kuadrat Distribusi Log Normal


Kala Ulang Log X Kt S Log X Log X T X T (mm)
5 1.971 0.84 0.059 2.020 104.820
2.5 1.971 0.25 0.059 1.986 96.737
1.67 1.971 -0.25 0.059 1.956 90.377
1.25 1.971 -0.84 0.059 1.921 83.408
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Distribusi Probabilitas Log Pearson III

Tabel 4.19 Uji Distribusi Probabilitas Chi-Kuadrat Distribusi Log Pearson III
Kala Ulang Log X Kt S Log X Log X T X T (mm)
5 1.971 0.801 0.059 2.018 104.265
2.5 1.971 0.0322 0.059 1.973 93.913
1.67 1.971 -0.431 0.059 1.945 88.179
1.25 1.971 -0.8568 0.059 1.920 83.218
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Universitas Sumatera Utara


Distribusi Probabilitas Gumbel

Tabel 4.20 Uji Distribusi Probabilitas Chi-Kuadrat Distribusi Gumbel


Kala Ulang X S Yn Sn Yt Kt X T (mm)
5 94.3 13.217 0.495 0.950 1.4999 1.058 108.282
2.5 94.3 13.217 0.495 0.950 0.6717 0.186 96.756
1.67 94.3 13.217 0.495 0.950 0.0907 -0.426 88.671
1.25 94.3 13.217 0.495 0.950 -0.4759 -1.023 80.786
(Sumber : Hasil Perhitungan)

• Perhitungan nilai χ2

Tabel 4.21 Perhitungan nilai χ2 untuk distribusi Normal


(O f − E f )2
Kelas Interval Ef Of O f -E f
Ef
1 >105.402 2 2 0 0
2 97.604 - 105.402 2 2 0 0
3 90.996 - 97.604 2 1 -1 0.5
4 83.198 - 90.996 2 2 0 0
5 <83.198 2 3 1 0.5
∑ 10 10 1
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Tabel 4.22 Perhitungan nilai χ2 untuk distribusi Log Normal


(O f − E f )2
Kelas Interval Ef Of O f -E f
Ef
1 >104.820 2 2 0 0
2 96.737 - 104.820 2 2 0 0
3 90.377 - 96.737 2 1 -1 0.5
4 83.408 - 90.377 2 2 0 0
5 <83.408 2 3 1 0.5
∑ 10 10 1
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Tabel 4.23 Perhitungan nilai χ2 untuk distribusi Log Pearson III


(O f − E f )2
Kelas Interval Ef Of O f -E f
Ef
1 >104.265 2 2 0 0
2 93.913 - 104.265 2 2 0 0
3 88.179 - 93.913 2 2 0 0
4 83.218 - 88.179 2 1 -1 0.5
5 <83.218 2 3 1 0.5
∑ 10 10 1

Universitas Sumatera Utara


(Sumber : Hasil Perhitungan)

Tabel 4.24 Perhitungan nilai χ2 untuk distribusi Gumbel


(O f − E f )2
Kelas Interval Ef Of O f -E f
Ef
1 >108.282 2 2 0 0
2 96.756 - 108.282 2 2 0 0
3 88.671 - 96.756 2 2 0 0
4 80.786 - 88.671 2 3 1 0.5
5 <80.786 2 1 -1 0.5
∑ 10 10 1
(Sumber : Hasil Perhitungan)

• Rekapitulasi nilai χ2 dan χ2 cr untuk keempat distribusi probabilitas

Tabel 4.25 Rekapitulasi nilai χ2 dan χ2 cr


Distribusi Probabilitas χ2 terhitung χ2 cr Keterangan
Gumbel 1 5.991 diterima
Normal 1 5.991 diterima
Log Normal 1 5.991 diterima
Log Pearson III 1 5.991 diterima
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Berdasarkan tabel 4.25 semua distribusi probabilitas memiliki χ2 < χ2 cr

atau semua distribusi tersebut dapat diterima.

4.3.2 Metode Smirnov-Kolmogorof (Secara Analitis)

Pengujian distribusi probabilitas dengan Metode Smirnov-Kolmogorof

dilakukan dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:

• Uji Distribusi dengan Metode Smirnov-Kolgomorof untuk Distribusi Normal

Tabel 4.26 Uji Distribusi dengan Metode Smirnov-Kolgomorof untuk Distribusi


Normal
i Xi P(Xi) f(t) P'(Xi) ΔP
1 2 3 4 5 6=5-3
1 118 0.091 1.793 0.037 -0.054
2 113 0.182 1.415 0.078 -0.104
3 101 0.273 0.507 0.305 0.032
4 98 0.364 0.280 0.390 0.026
5 93 0.455 -0.098 0.540 0.085

Universitas Sumatera Utara


6 90 0.545 -0.325 0.629 0.084
7 86 0.636 -0.628 0.736 0.099
8 83 0.727 -0.855 0.805 0.078
9 82 0.818 -0.931 0.824 0.006
10 79 0.909 -1.158 0.877 -0.032
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Keterangan tabel :

Kolom (1) = nomor urut data

Kolom (2) = data hujan diurut dari besar ke kecil (mm)

Kolom (3) = peluang empiris (persamaan Weibull)

Perhitungan baris (1) :

i 1
P(X i ) = = = 0.091
n + 1 10 + 1

Kolom (4) = untuk Distribusi Probabilitas Normal

X T = X + K T S ; sehingga

XT − X X −X
KT = atau K T = i
S S

Dimana K T = f(t)

Perhitungan baris (1) :

Nilai X = 94.3 mm

Nilai S = 13.217

118 − 94.3
f(t) = = 1.793
13.217

Universitas Sumatera Utara


Kolom (5) = Peluang teoritis = 1 – luas dibawah kurve normal sesuai nilai f(t),

yang didasarkan pada tabel luas wilayah dibawah kurve normal.

Perhitungan baris (1) :

untuk nilai f(t) = 1.793 maka luas wilayah dibawah kurve normal

adalah 0.9633 sehingga P' (Xi) = 1 − 0.9633 = 0.037

Kolom (6) = (∆P) = kolom (5) – kolom (3)

Perhitungan baris (1) :

ΔP = 0.037 − 0.091 = −0.054

• Uji Distribusi dengan Metode Smirnov-Kolgomorof untuk Distribusi Log

Normal

Tabel 4.27 Uji Distribusi dengan Metode Smirnov-Kolmogorof untuk Distribusi


Log Normal
i Log Xi P(Xi) f(t) P'(Xi) ΔP
1 2 3 4 5 6=5-3
1 2.072 0.091 1.711 0.044 -0.047
2 2.053 0.182 1.392 0.082 -0.100
3 2.004 0.273 0.567 0.284 0.012
4 1.991 0.364 0.345 0.363 0.000
5 1.968 0.455 -0.040 0.516 0.061
6 1.954 0.545 -0.281 0.610 0.065
7 1.934 0.636 -0.615 0.732 0.096
8 1.919 0.727 -0.876 0.811 0.083
9 1.914 0.818 -0.965 0.834 0.016
10 1.898 0.909 -1.239 0.893 -0.017
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Keterangan tabel :

Kolom (1) = nomor urut data

Universitas Sumatera Utara


Kolom (2) = data hujan diurut dari besar ke kecil (mm)

Kolom (3) = peluang empiris (persamaan Weibull)

Perhitungan baris (1) :

i 1
P(X i ) = = = 0.091
n + 1 10 + 1

Kolom (4) = untuk Distribusi Probabilitas Log Normal

Log X T = Log X + K T × S Log X ; sehingga

Log X T − Log X Log X i − Log X


KT = atau K T =
S Log X S Log X

Dimana K T = f(t)

Perhitungan baris (1) :

Nilai Log X = 1.971 mm

Nilai S Log X = 0.059

2.072 − 1.971
f(t) = = 1.711
0.059

Kolom (5) = Peluang teoritis = 1 – luas dibawah kurve normal sesuai nilai f(t),

Yang didasarkan pada tabel luas wilayah dibawah kurve normal

Perhitungan baris (1) :

untuk nilai f(t) = 1.711 maka luas wilayah dibawah kurve normal

Universitas Sumatera Utara


adalah 0.9564 sehingga P' (Xi) = 1 − 0.9564 = 0.044

Kolom (6) = (∆P) = kolom (5) – kolom (3)

Perhitungan baris (1) :

ΔP = 0.044 − 0.091 = −0.047

• Uji Distribusi dengan Metode Smirnov-Kolgomorof untuk Distribusi Log


Pearson III
Tabel 4.28 Uji Distribusi dengan Metode Smirnov-Kolgomorof untuk
Distribusi Log Pearson III
i Log Xi P(Xi) f(t) P'(Xi) ΔP
1 2 3 4 5 6=5-3
1 2.072 0.091 1.711 0.044 -0.047
2 2.053 0.182 1.392 0.082 -0.100
3 2.004 0.273 0.567 0.284 0.012
4 1.991 0.364 0.345 0.363 0.000
5 1.968 0.455 -0.040 0.516 0.061
6 1.954 0.545 -0.281 0.610 0.065
7 1.934 0.636 -0.615 0.732 0.096
8 1.919 0.727 -0.876 0.811 0.083
9 1.914 0.818 -0.965 0.834 0.016
10 1.898 0.909 -1.239 0.893 -0.017
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Keterangan tabel :

Kolom (1) = nomor urut data

Kolom (2) = data hujan diurut dari besar ke kecil (mm)

Kolom (3) = peluang empiris (persamaan Weibull)

Perhitungan baris (1) :

i 1
P(X i ) = = = 0.091
n + 1 10 + 1

Universitas Sumatera Utara


Kolom (4) = untuk Distribusi Probabilitas Log Pearson III

Log X T = Log X + K T × S Log X ; sehingga

Log X T − Log X Log X i − Log X


KT = atau K T =
S Log X S Log X

Dimana K T = f(t)

Perhitungan baris (1) :

Nilai Log X = 1.971 mm

Nilai S Log X = 0.059

Cs = 0.584

2.072 − 1.971
f(t) = = 1.711
0.059

Kolom (5) = ditentukan berdasarkan nilai Cs dan nilai K T atau f(t) pada tabel

2.3

Perhitungan baris (1) :

untuk nilai f(t) = 1.711 dan Cs = 0.584

0.9564 sehingga P' (Xi) = 1 − 0.9564 = 0.044

Kolom (6) = (∆P) = kolom (5) – kolom (3)

Perhitungan baris (1) :

ΔP = 0.044 − 0.091 = −0.047

Universitas Sumatera Utara


• Uji Distribusi dengan Metode Smirnov-Kolgomorof untuk Distribusi Gumbel

Tabel 4.29 Uji Distribusi dengan Metode Smirnov-Kolgomorof untuk Distribusi


Gumbel
i Xi P(Xi) f(t) P'(Xi) ΔP
1 2 3 4 5 6=5-3
1 118 0.091 1.793 0.105 0.014
2 113 0.182 1.415 0.147 -0.035
3 101 0.273 0.507 0.314 0.041
4 98 0.364 0.280 0.373 0.009
5 93 0.455 -0.098 0.488 0.033
6 90 0.545 -0.325 0.564 0.019
7 86 0.636 -0.628 0.669 0.033
8 83 0.727 -0.855 0.747 0.020
9 82 0.818 -0.931 0.771 -0.047
10 79 0.909 -1.158 0.840 -0.069
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Keterangan tabel :

Kolom (1) = nomor urut data

Kolom (2) = data hujan diurut dari besar ke kecil (mm)

Kolom (3) = peluang empiris (persamaan Weibull)

Perhitungan baris (1) :

i 1
P(X i ) = = = 0.091
n + 1 10 + 1

Kolom (4) = untuk Distribusi Probabilitas Normal

X T = X + K T S ; sehingga

XT − X X −X
KT = atau K T = i
S S

Dimana K T = f(t)

Universitas Sumatera Utara


Perhitungan baris (1) :

Nilai X = 94.3 mm

Nilai S = 13.217

118 − 94.3
f(t) = = 1.793
13.217

Kolom (5) = ditentukan berdasarkan nilai Yn, Sn dan K atau f(t)

Perhitungan baris (1) :

untuk nilai f(t) = 1.793 ; Yn = 0.4952 ; Sn = 0.9497

maka didapat Yt = (K × Sn ) + Yn = 2.198

T −1
kemudian berdasarkan rumus Yt = −Ln − Ln didapat
T

T = 9.516 sehingga P' (Xi) = 1 / T = 1 / 9.516 = 0.105

Kolom (6) = (∆P) = kolom (5) – kolom (3)

Perhitungan baris (1) :

ΔP = 0.105 − 0.091 = −0.014

Universitas Sumatera Utara


• Rekapitulasi Simpangan Maksimum (ΔP ) dari keseluruhan distribusi

probabilitas

Tabel 4.30 Rekapitulasi Simpangan Maksimum (ΔP ) Keseluruhan Distribusi


Probabilitas
Jenis Distribusi Probabilitas
No
Normal Log Normal Log Pearson III Gumbel
1 -0.054 -0.047 -0.047 0.014
2 -0.104 -0.100 -0.100 -0.035
3 0.032 0.012 0.012 0.041
4 0.026 0.000 0.000 0.009
5 0.085 0.061 0.061 0.033
6 0.084 0.065 0.065 0.019
7 0.099 0.096 0.096 0.033
8 0.078 0.083 0.083 0.020
9 0.006 0.016 0.016 -0.047
10 -0.032 -0.017 -0.017 -0.069
Max 0.099 0.096 0.096 0.041
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Berdasarkan tabel 4.30 dapat dilihat bahwa :

• Simpangan maksimum (∆P maksimum) berturut-turut 0.099 ; 0.096 ; 0.096

dan 0.041

• Jika jumlah data (n) = 10 dan α adalah 5% maka dari tabel 2.8 di dapat ΔP

kritis = 0,41

• Jadi (∆P maksimum) < ΔP kritis

Oleh karena itu, distribusi probabilitas Normal, Log Normal, Log Pearson

III dan Gumbel dapat diterima untuk menganalisis data hujan, karena simpangan

baku maksimum pada uji smirnov-kolgomorof lebih kecil dari simpangan baku

kritis (0.104 < 0.41).

Universitas Sumatera Utara


Dari kedua uji distribusi probabilitas maka disimpulkan semua distribusi

dapat digunakan. Dalam penelitian ini digunakan distribusi Normal untuk data

curah hujan rencana.

4.4 Analisa Intensitas Hujan

Dari hasil sebelumnya maka didapat distribusi yang digunakan adalah

distribusi Normal dengan data sebagai berikut :

Tabel 4.31 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Normal


Kala Ulang X rata-rata Kt S X T (mm)
2 94.3 0 13.217 94.300
5 94.3 0.84 13.217 105.402
10 94.3 1.28 13.217 111.217
25 94.3 1.71 13.217 116.900
50 94.3 2.05 13.217 121.394
100 94.3 2.33 13.217 125.095
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Rumus menghitung intensitas curah hujan (I) yang digunakan adalah rumus

Mononobe. Contoh perhitungan untuk interval 2 tahun dengan t = 10 menit maka

didapat intensitas hujan sebesar :

2/3
R  24 
I = 24  
24  t 

2/3
94.3  24 
I=   = 107.947 mm/jam
24  10/60 

Sehingga secara tabelaris untuk waktu berikutnya didapat hasilnya sebagai

berikut :

Tabel 4.32 Analisis Intensitas Hujan (mm/jam)


t 94.300 105.402 111.217 116.900 121.394 125.095
(menit) It 2 Thn It 5 Thn It 10 Thn It 25 Thn It 50 Thn It 100 Thn
10 107.947 120.655 127.312 133.817 138.961 143.198
20 68.002 76.008 80.201 84.300 87.540 90.209
30 51.895 58.005 61.205 64.333 66.806 68.842

Universitas Sumatera Utara


40 42.839 47.882 50.524 53.106 55.147 56.828
50 36.917 41.263 43.540 45.765 47.524 48.973
60 32.692 36.541 38.557 40.527 42.085 43.368
70 29.499 32.972 34.791 36.569 37.975 39.132
80 26.987 30.164 31.828 33.454 34.740 35.799
90 24.949 27.886 29.424 30.928 32.117 33.096
100 23.256 25.994 27.429 28.830 29.938 30.851
110 21.825 24.394 25.740 27.055 28.095 28.952
130 19.524 21.823 23.027 24.204 25.134 25.900
150 17.748 19.837 20.932 22.001 22.847 23.544
170 16.327 18.249 19.256 20.240 21.018 21.659
190 15.160 16.945 17.880 18.794 19.516 20.111
210 14.182 15.851 16.726 17.581 18.256 18.813
230 13.347 14.919 15.742 16.546 17.182 17.706
250 12.626 14.112 14.890 15.651 16.253 16.748
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Secara grafis intensitas dapat dilihat pada grafik berikut ini :

160

140

120
162,942 Int 2
100
221,354 Int 5
80 264.700 Int 10
325,199 Int 25
60
374,524 Int 50
40 427,659 Int 100

20

0
100
110
130
150
170
190
210
230
250
10
20
30
40
50
60
70
80
90

Waktu (menit)

Gambar 4.3 Grafik Intensitas Hujan

Universitas Sumatera Utara


4.5 Analisa Debit Banjir

Analisa debit banjir dihitung dengan menggunakan metode Rasional.

Metode rasional dapat digunakan untuk daerah pengaliran < 300 ha. Serta

intensitas hujan rencana yang dipakai adalah kala ulang 10 tahun. Berikut rumus

umum dari metode Rasional :

Q = 0,278 C.I.A

Dimana :

Q = debit puncak limpasan permukaan (m3/det)

C = koefisien pengaliran

A = luas daerah pengaliran (km2)

I = intensitas curah hujan (mm/jam)

Berikut contoh perhitungan debit banjir untuk saluran 1 kiri :

A 1ki = 0.02455 km2

C 1ki = 0.6

2/3
R  24 
I = 24  
24  tc 

 0.87 × L 
tc =  
 1000 × S 

 0.87 × 0.42 
tc =   = 0.359 jam
 1000 × 0.0022 

L 233
td = = = 5.513 menit = 0.092 jam
60V 60 × 1.27

2/3
111.217  24 
I=   = 76.368 mm/jam
24  0.359 

Universitas Sumatera Utara


Q = 0.278 C.I.A

Q = 0,278 (0,6)(76.368)(0.02455)

Qb 10tahun = 0.313 m3/detik

Dari perhitungan dengan menggunakan metode Rasional didapat debit

banjir pada saluran 1 kiri sebesar Qb 10tahun = 0.313 m3/detik. Untuk perhitungan

lengkap saluran lainnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.33 Analisa Debit Banjir Drainase Kawasan Jln. Medan-Binjai km15
No A Ls tc td I Qb
S C
Saluran km2 km jam jam mm/jam m3/dtk
1 kiri 0.02455 0.42 0.0022 0.359 0.092 76.368 0.6 0.313
kiri 0.05665 0.223 0.0022 0.415 0.057 69.261 0.6 0.654
2
kanan 0.01133 0.223 0.0022 0.220 0.057 105.694 0.6 0.200
kiri 0.05607 0.328 0.0022 0.297 0.083 86.702 0.6 0.811
3
kanan 0.02398 0.328 0.0022 0.297 0.083 86.702 0.6 0.347
4 kiri 0.00584 0.16 0.0022 0.171 0.035 125.333 0.6 0.122
5 0.15957 0.16 0.0022 0.668 0.029 50.478 0.6 1.344
kiri 0.01805 0.217 0.0022 0.251 0.047 96.962 0.6 0.292
6
kanan 0.01870 0.217 0.0022 0.240 0.047 99.889 0.6 0.312
kiri 0.00704 0.152 0.0022 0.164 0.033 128.677 0.6 0.151
7
kanan 0.00356 0.152 0.0022 0.164 0.033 128.677 0.6 0.076
8 0.00557 0.11 0.0022 0.128 0.024 151.914 0.6 0.141
9 0.22644 0.201 0.0022 0.925 0.037 40.625 0.6 1.534
10 0.04104 0.216 0.0022 0.215 0.041 107.439 0.6 0.735
kiri 0.01261 0.243 0.0022 0.235 0.050 101.135 0.6 0.213
11
kanan 0.00888 0.243 0.0022 0.235 0.050 101.135 0.6 0.150
kiri 0.01106 0.362 0.0022 0.320 0.075 82.422 0.6 0.152
12
kanan 0.01117 0.362 0.0022 0.320 0.075 82.422 0.6 0.154
13 0.34211 0.259 0.0022 1.262 0.046 33.017 0.6 1.884
(Sumber : Hasil Perhitungan)

4.6 Analisa Saluran Terhadap Debit Banjir

Berikut ini merupakan tabel perbandingan kapasitas saluran drainase

terhadap debit banjir 10 tahun yang terjadi dikawasan jln Medan-Binjai km15

dimana Qsaluran harus lebih besar dari Q banjir :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.34 Perbandingan Debit Banjir 10 tahun terhadap Kapasitas Drainase
No Qs Qb Keterangan
Saluran m3/dtk m3/dtk Qs>Qb
1 kiri 0.622 0.313 OK
kiri 0.306 0.654 no OK
2
kanan 0.306 0.200 OK
kiri 0.306 0.811 no OK
3
kanan 0.306 0.347 no OK
4 kiri 0.622 0.122 OK
5 1.177 1.344 no OK
kiri 0.622 0.292 OK
6
kanan 0.622 0.312 OK
kiri 0.622 0.151 OK
7
kanan 0.622 0.076 OK
8 0.622 0.141 OK
9 1.177 1.534 no OK
10 0.962 0.735 OK
kiri 0.754 0.213 OK
11
kanan 0.754 0.150 OK
kiri 0.754 0.152 OK
12
kanan 0.754 0.154 OK
13 1.318 1.884 no OK
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Dari hasil analisa ada beberapa saluran yang perlu didesain ulang karena

dimensi saluran yang ada tidak mampu menampung debit banjir rencana dalam

hal ini debit rencana kala ulang 10 tahun.

4.7 Desain Saluran Drainase

Saluran drainase dikawasan penelitian umumnya memiliki dimensi saluran

yang tidak sesuai dengan kapasitas debit banjir rencana. Hanya sebagian saja yang

sesuai dengan kapasitas debit banjir rencana. Pada tabel 4.34 ada beberapa saluran

yang perlu didesain ulang karena dimensi saluran tidak sesuai dengan debit banjir

rencana antara lain saluran 2ki, 3ki, 3ka, 5, 9 dan 13.

Analisa untuk mendesain dimensi saluran adalah dengan menggunakan

persamaan kontinuitas sebagai berikut :

Q sal = V sal x Asal

Universitas Sumatera Utara


1
V= × R 2/3 × S1/2
n

A
R=
P

A = B.h

P = B + 2h

Desain drainase yang diaplikasikan pada kasus ini adalah dengan

memperdalam dimensi saluran pada sebagian drainase. Hal ini dilakukan dengan

mempertimbangkan beberapa teknis sesuai dengan kondisi saluran yang ada

dilokasi studi. Pertimbangan yang diambil yaitu ketersediaan lahan yang tidak

memenuhi dimana saluran drainase dan halaman rumah orang sudah berhimpitan.

Contoh perhitungan dimensi saluran 2ki adalah sebagai berikut:

Q b2ki = 0.654 m3/dtk

n = 0.014

S = 0.0022

Untuk memenuhi debit rencana maka dengan cara coba-coba (trial error)

didapat penambahan kedalaman saluran 0.2 m serta lebar 0.2 m, untuk

perhitungannya dapat dilihat dibawah ini :

H = 0.6 m

B = 0.9 m

A = 0.6 x 0.9 = 0.54 m2

P = (2 x 0.6) + 0.9 = 2.1 m

R = 0.54/ 2.1 = 0.257 m

1
V = × 0.257 2 / 3 × 0.00221 / 2 = 1.355 m/dtk
0.014

Q s2ki = 1.355 x 0.54 = 0.732 m3/dtk

Universitas Sumatera Utara


Q s2ki > Q b2ki

0.732 m3/dtk > 0.654 m3/dtk ………OK

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.35 Desain Ulang Dimensi Drainase terhadap Debit Banjir 10 tahun
No B h A P R V Qs Qb Keterangan
n S
Saluran m m m2 m m m/dtk m3/dtk m3/dtk Qs>Qb
2ki 0.014 0.0022 0.9 0.6 0.54 2.1 0.25714 1.35477 0.732 0.654 OK
3ki 0.014 0.0022 1 0.6 0.6 2.2 0.27273 1.40897 0.845 0.811 OK
3ka 0.014 0.0022 0.7 0.5 0.35 1.7 0.20588 1.16814 0.409 0.347 OK
5 0.014 0.0022 1.2 0.75 0.9 2.7 0.33333 1.61065 1.450 1.344 OK
9 0.014 0.0022 1.2 0.8 0.96 2.8 0.34286 1.64119 1.576 1.534 OK
13 0.014 0.0022 1.9 0.6 1.14 3.1 0.36774 1.71967 1.960 1.884 OK
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Keterangan dari perhitungan diatas antara lain :

• Untuk saluran 2ki perubahan dimensi pada h yaitu dengan penambahan

kedalaman 0.2 m menjadi 0.6 m serta B selebar 0.2 m menjadi 0.9 m

• Untuk saluran 3ki perubahan dimensi pada h yaitu dengan penambahan

kedalaman 0.2 m menjadi 0.6 m serta B selebar 0.3 m menjadi 1 m

• Untuk saluran 3ka perubahan dimensi hanya pada h nya saja yaitu dengan

penambahan kedalaman 0.1 m menjadi 0.5 m.

• Untuk saluran 5 perubahan dimensi pada h yaitu dengan penambahan

kedalaman 0.05 m menjadi 0.75 m serta B selebar 0.1 m menjadi 1.2 m

• Untuk saluran 9 perubahan dimensi pada h yaitu dengan penambahan

kedalaman 0.1 m menjadi 0.8 m serta B selebar 0.1 m menjadi 1.2 m.

• Untuk saluran 13 perubahan dimensi pada h yaitu dengan penambahan

kedalaman 0.1 m menjadi 0.6 m serta B selebar 0.2 m menjadi 1.9 m.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Data curah hujan yang digunakan pada penelitian ini adalah data 10 tahun

terakhir yaitu dari tahun 2006 s.d 2015 yang kemudian digunakan untuk

analisa hidrologi menggunakan metode Normal, Log Normal, Log Pearson

tipe III, dan Gumbel.

2. Berdasarkan hasil uji distribusi Chi-Kuadrat serta Smirnov-Kolmogorof

maka digunakan distribusi Normal sebagai curah hujan rencana dalam

penelitian Tugas Akhir ini yang nilainya sebesar 111.217 mm untuk kala

ulang 10 tahun.

3. Besarnya kapasitas saluran dan debit banjir rencana masing-masing

saluran drainase yang tidak memenuhi serta diperlukan desain ulang

saluran pada kawasan jl. Medan-Binjai km 15 antara lain :

• Saluran 2kiri Qs = 0.306 m3/dtk ; Qb = 0.654 m3/dtk

• Saluran 3kiri Qs = 0.306 m3/dtk ; Qb = 0.811 m3/dtk

• Saluran 3kanan Qs = 0.306 m3/dtk ; Qb = 0.347 m3/dtk

• Saluran 5 Qs = 1.177 m3/dtk ; Qb = 1.344 m3/dtk

• Saluran 9 Qs =1.177 m3/dtk ; Qb = 1.534 m3/dtk

• Saluran 13 Qs = 1.318 m3/dtk ; Qb = 1.884 m3/dtk

Universitas Sumatera Utara


5.2 Saran

1. Saluran yang mampet karena sampah atau pun dipenuhi oleh sedimen

perlu dilakukan pembersihan agar saluran dapat mengalirkan air saat

banjir dengan maksimal.

2. Saluran pembuang perlu diperbesar mengingat kawasan penelitian

berbentuk cekungan serta saluran pembuang hanya ada satu, maka perlu di

perbesar agar saat banjir periode ulang diatas 10 tahun dapat dialirkan

segera ke sungai terdekat.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Chow, Ven Te. 1997, Hidrolika Saluran Terbuka, Erlangga, Jakarta.

Damalia Merni, 2014, Analisis Sistem Drainase Untuk Menanggulangi Banjir


Pada Kecamatan Medan Sunggal (Studi Kasus : Jalan Gatot Subroto
Depan Makro), (Tugas Akhir), Departemen Teknik Sipil, Universitas
Sumatera Utara, Medan.

Dewi Asrina Dayu, 2013, Analisis Kapasitas Saluran Drainase Sekunder Dan
Penanganan Banjir Di Jl Gatot Subroto Denpasar, (Jurnal), Universitas
Udayana Denpasar.

Isfandari Tesha Defi, 2014, Analisis Sistem Drainase Di Kawasan Pemukiman


Pada Sub Das Aur Palembang (Studi Kasus : Pemukiman 9/10 Ulu),
(Jurnal), Universitas Sriwijaya.

Kamiana I. Made, 2011, Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Laula Billy, Irianto Djoni, 2014, Analisis Penanggulangan Banjir Pada Sistem
Drainase Di Jalan Semarang Kecamatan Bubutan Kota Surabaya – Jawa
Timur, (Jurnal), Universitas Negeri Surabaya.

Limsley, Joseph, Dkk, 1989, Hidrologi Untuk Insinyur, Erlangga, Jakarta.

Limsley, Joseph, Dkk, 1996, Teknik Sumberdaya Air, Erlangga, Jakarta.

Mardiansyah Yudi, 2012, Evaluasi Kapasitas Dan Sistem Drainase Di Kampus


Universitas Sumatera Utara Dengan HECRAS, (Tugas Akhir),
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Soewarno, 1995, Hidrologi : Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data, Nova,
Bandung.
Suripin, Dr. Ir. M. Eng, 2004, Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan,
Andi, Yogyakarta.

Subarkah, Imam, 1980, Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air, Idea


Dharma, Bandung.

Suryaman Heri, Evaluasi Sistem Drainase Kecamatan Ponorogo Kabupaten


Ponorogo, (Jurnal), Universitas Negeri Surabaya.

Wesli, 2008, Drainase Perkotaan, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto Dokumentasi

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1 Foto Dokumentasi

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1 Foto Dokumentasi

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1 Foto Dokumentasi

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1 Foto Dokumentasi

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2 Skema Jaringan Drainase

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Tabel Penampang Saluran Drainase di Kawasan jln. Medan-Binjai km-15

No.
Bentuk Penampang Saluran Keterangan
Saluran

1kiri ;
4 kiri ;
6 kiri ;
6 kanan ; Q saluran = 0.622 m3/dtk
7 kiri ;
7 kanan ;
8

2 kiri ;
2 kanan ;
3 kiri ; Q saluran = 0.306 m3/dtk
3 kanan

5&9 Q saluran = 1.177 m3/dtk

Universitas Sumatera Utara


10 Q saluran = 0.962 m3/dtk

11 kiri ;
11 kanan ;
Q saluran = 0.754 m3/dtk
12 kiri ;
12 kanan

13 Q saluran = 1.318 m3/dtk

Universitas Sumatera Utara


Tabel desain draiase

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai