Anda di halaman 1dari 120

RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA

PADA STASIUN PENGANTONGAN SEMEN DI


PT. YOGA WIBAWA MANDIRI

TESIS

OLEH
CUT ITA ERLIANA
117025001/TI

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA M E D A N
2014
RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA
PADA STASIUN PENGANTONGAN SEMEN DI
PT. YOGA WIBAWA MANDIRI

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh


Gelar Magister Teknik dalam Program Studi Teknik
Industri pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara

OLEH

CUT ITA ERLIANA


117025001/TI

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA M E D A N
2014

Judul Tesis

Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi

RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA PADA


STASIUN PENGANTONGAN SEMEN DI PT. YOGA
WIBAWA MANDIRI
: Cut Ita Erliana
: 117025001
: Teknik Industri

Menyetujui
Komisi
Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)


Ketua

(Dr. Eng. Listiani Nurul Huda, MT)


Anggota

Ketua Program Studi

Dekan

(Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng)

(Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME)

Tanggal Lulus : 16 Juli 2014


LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :


RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA PADA STASIUN PENGANTONGAN
SEMEN DI PT. YOGA WIBAWA MANDIRI
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya.
Sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Juli 2014 Yang


Membuat Pernyataan,

Cut Ita Erliana NIM :


117025001/TI

Telah di uji pada


Tanggal

: 16 Juli 2014

PANITIA PENGUJI TESIS


Ketua
: Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE
Anggota
: Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng Prof.
Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE Dr. Eng. Listiani Nurul
Huda, MT Dr. Ir. Nazaruddin, MT

ABSTRAK

PT. Yoga Wibawa Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengantongan
semen dan menjalin kemitraan dengan PT. Semen Padang sejak tahun 2008. Produk yang
dihasilkan adalah Semen Portland Pozzolan 50 kg. Masalah yang dihadapi perusahaan adalah
kemampuan produksi semen yang lebih rendah dari permintaan semen. Analisis awal
dilakukan terhadap komponen sistem kerja yaitu manusia, bahan baku, mesin, dan lingkungan
kerja. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor manusia yaitu pada metode kerja yang
berpengaruh terhadap kemampuan produksi semen.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan rancangan perbaikan metode kerja pada stasiun
pengantongan semen agar waktu pengerjaan produk menjadi lebih singkat sehingga jumlah
produksi semen meningkat.
Perhitungan waktu elemen gerakan bagian pengantongan semen dilakukan dengan
menggunakan metode Modular Arrangement of Predermined Time Standards (MODAPTS).
Rancangan perbaikan metode kerja dilakukan dengan work elimination dan work
simplification sesuai Prinsip Ekonomi Gerakan. Hasil pengukuran perbaikan metode kerja
pada stasiun pengantongan semen menghasilkan penurunan waktu siklus sebesar 3,741 detik
atau 34% dan kenaikan jumlah produksi sebanyak 16,8 ton/operator.
Kata Kunci : MODAPTS, Prinsip Ekonomi Gerakan.
PT. Yoga Wibawa Mandiri is a company which operates in cement bagging service and has
established partnership with PT. Semen Padang since 2008. The products produced by the
company is Portland Pozzolan 50 kg cement. The problem faced by the company is the ability
of cement production is lower than the demandfor cement. Initial analysis was about the
component of work system of human resources, raw material, machines, and work
environment. The result of the analysis showed that the human resources in the working
method influenced the capacity of the production.
The purpose of the research was to identify the design for the improvement of work method by
using Modular Arrangement of Predermined Time Standards (MODAPTS). The design for the
improvement of work method was conducted by using work elimination and work
simplification, according to the Principles of Motion Economy. The result of the measurement
of the improvement of work method in the cement bagging station showed that there was
decrease in cycle time of 3.741 seconds or 34% and the increase in the amount of production
of 16.8 tons/operator.
Keywords : MODAPTS, Principles of Motion Economy.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Lhokseumawe - Aceh pada tanggal 2 November 1981,


merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Ir. H. TM. Ali Akbar dan
Ibu Hj. Nuraliyah.
Riwayat pendidikan formal yang dilalui penulis berawal dari Sekolah Dasar Negeri
Hagu Selatan tahun 1987-1993, Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 19931996 di SMP
Negeri 1 Lhokseumawe, Sekolah Menengah Atas tahun 1996-1999 di SMA Negeri 1
Lhokseumawe. Pada tahun 1999 melanjutkan pendidikan Strata-1 di Universitas Islam
Bandung, Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri dan dinyatakan lulus pada tahun
2004.
Pada akhir tahun 2008 penulis diterima sebagai staf pengajar pada Program Studi
Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh. Penulis mendapatkan izin sekolah
untuk melanjutkan pendidikan Strata-2 pada Program Studi Magister Teknik Industri
Universitas Sumatera Utara angkatan 14.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kehadirat ALLAH SWT atas segala karunia dan ridha-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Penulisan tesis ini merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Magister Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, sekaligus mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
di bangku perkuliahan.
Dalam penulisan tesis ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME, selaku Dekan
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng.,
selaku Ketua Program Studi Magister Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara sekaligus sebagai pembanding atas masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini.
Bapak Prof. Dr. Ir. A.Rahim Matondang, MSIE., selaku pembimbing utama dan Ibu Dr. Eng.
Listiani Nurul Huda, MT selaku anggota pembimbing yang telah bersedia membimbing dan
mengarahkan penulis dalam penyusunan tesis ini. Demikian juga Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein
Nasution, MSIE dan Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT., selaku tim pembanding yang telah
memberi masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini. Ucapan terima kasih juga kepada

seluruh staf pengajar pada Program Studi Magister Teknik Industri atas semua pengetahuan
yang telah diberikan. Terima kasih kepada Bapak Dr. Apridar, SE, M.Si selaku Rektor
Universitas Malikussaleh atas motivasi dan rekomendasi yang diberikan kepada penulis.
Bapak Ir. T. Hafli, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh atas motivasi
dan rekomendasi yang diberikan kepada penulis. Bapak Bahtiar, ST, MT selaku Ketua Jurusan
Teknik Industri Universitas Malikussaleh dan seluruh staf dan dosen di jurusan teknik industri
Unimal atas semua motivasi yang diberikan kepada penulis. Demikian juga kepada Bapak
Alliyan Anzib dari PT.Yoga Wibawa Mandiri atas semua kemudahan dan fasilitas yang
diberikan selama penelitian dilaksanakan.
Secara khusus penghargaan penulis ucapkan kepada suami tercinta Dahlan Abdullah, ST,
M.Eng dan ananda tercinta Cut Zahra Almaira, terima kasih atas cinta, kasih sayang,
kesabaran, pengertian, motivasi dan doanya. Bapak dan Ibu tercinta H. TM. Ali Akbar dan Hj.
Nuraliyah, Ibunda Cut Aminah, abang, kakak dan adik T. Fauzan, ST, MT, Cut Mutia Dewi,
SE, T.Farhan, Cut Shyfa atas doa, kasih sayang, dan motivasi yang diberikan untuk
menyelesaikan studi. Terima kasih juga atas bantuan selama perkuliahan kepada Rosanti Osie
Banabana dan rekan-rekan seperjuangan angkatan 14 (Bang Azis, Kak Meri, Bang Yanta,
Yudi), angkatan 13,15 dan 16. Kemudian kepada semua pihak yang pernah memberikan
bantuan dan dukungan kepada penulis yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu sangat
diharapkan saran dan masukan yang konstruktif untuk perbaikan pada masa yang akan datang.
Terima Kasih.

Medan, Juli 2014


Penulis, Cut Ita
Erliana

Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................................... i
ABSTRACT ...................................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL............................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................... 1

1.1

Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

1.2

Perumusan Masalah................................................................................. 8

1.3

Tujuan Penelitian .................................................................................... 8

1.4

Manfaat Penelitian .................................................................................. 9

1.5

Batasan Masalah dan Asumsi ................................................................... 9

1.6

Sistematika Penulisan Tesis ..................................................................... 10

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR................................................................................... 12

2.1 Perbaikan Metode Kerja (Methods Improvement)....................................... 12


2.2 Prosedur Sistematis untuk melaksanakan Analisis Metode Kerja .............. 15
2.3 Prinsip Ekonomi Gerakan .......................................................................... 16
2.4 Studi Gerakan.............................................................................................. 18
2.5 Peta Kerja.................................................................................................... 20
2.5.1 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan ............................................... 20
2.5.2 Peta Pekerja dan Mesin ................................................................... 21
2.6 Teknik Pengukuran Kerja .......................................................................... 22
2.6.1 Kelonggaran .................................................................................... 23

2.7 Modular Arrangement of Predermined Time Standards ............................. 26


2.8 Lingkungan Kerja ....................................................................................... 29
2.9 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 30

DAFTAR ISI

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI............................................................... 35

3.1 Sejarah Singkat Perusahaan......................................................................... 35


3.2 Visi dan Misi Perusahaan............................................................................
3.2.1 Visi Perusahaan...........................................................................
3.2.2 Misi Perusahaan .........................................................................
3.2.3 Produk ........................................................................................

36
36
36
36

3.3 Organisasi dan Manajemen......................................................................... 37


3.3.1 Struktur Organisasi Perusahaan .................................................. 37
3.3.2 Tenaga Kerja dan Jam Kerja ...................................................... 41

3.4

Mesin yang Digunakan Perusahaan ......................................................... 41

3.5

Proses Produksi ....................................................................................... 42

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 43

4.1

Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 43

4.2

Subjek Penelitian ..................................................................................... 43

4.3

Jenis Penelitian ........................................................................................ 43

4.4

Identifikasi Variabel Penelitian ................................................................


4.4.1 Variabel Independen .....................................................................
4.4.2 Variabel Dependen .......................................................................
4.4.3 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................
4.4.4 Definisi Operasional ....................................................................

4.5

Instrumen Penelitian ............................................................................... 45

4.6

Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 46


4.6.1 Data Primer ............................................................................... 46
4.6.2 Data Skunder ............................................................................. 46

4.7

Prosedur Penelitian .................................................................................. 47

4.8

Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 48

4.9

Tahap Pengumpulan Data ......................................................................... 49

44
44
44
44
45

4.10 Tahap Pengolahan Data ............................................................................ 50


4.11 Tahap Analisis Pemecahan Masalah ........................................................ 50
4.12 Tahap Kesimpulan dan Saran ................................................................... 50
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................52

5.1

Data Permintaan dan produksi Semen Tahun 2013 ...................................53

5.2

Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2014...................................53

5.3

Data Upah Lembur Tahun 2013 ...............................................................54

5.4

Data Upah Lembur Tahun 2014................................................................57

5.5

Data Operator...........................................................................................57

5.6

Jumlah Kantong Semen yang dihasilkan Operator ...................................58

5.7

Data Elemen Gerakan .............................................................................. 58

5.8

Prinsip Ekonomi Gerakan ........................................................................ 60

5.9

Data Waktu Pengerjaan .............................................................................71

5.10 Perhitungan Faktor Kelonggaran (Allowance)..........................................80

DAFTAR ISI

5.11 Peta Pekerja dan Mesin ............................................................................


83

5.12 Rancangan Usulan ................................................................................... 85


5.12.1 Prinsip Ekonomi Gerakan .......................................................... 85
5.12.2 Perhitungan Waktu dengan Elemen Gerakan Usulan .................. 88
5.12.3 Perhitungan Faktor Kelonggaran (Allowance)............................93
5.12.4 Perhitungan Waktu Standar.........................................................93
5.12.5 Perbandingan Metode Kerja Aktual dan Usulan.........................94
5.12.6 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Usulan...............................96
5.12.7 Penggunaan Anggota Tubuh Usulan...........................................96
5.12.8 Peta Pekerja dan Mesin Usulan...................................................98
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................99

6.1 Kesimpulan..................................................................................................99
6.2 Saran............................................................................................................
100
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................101
LAMPIRAN.....................................................................................................................103

Nomor
1.1

Judul

Halaman

Hasil Produksi Semen Tahun 2013................................................................ 2

2.1 Gerakan Dasar Therbligs....................................................................................... 19


2.2 Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-faktor yang berpengaruh... 24
2.3 Perbandingan Metode Time Study dan Modapts................................................... 27
2.4 Kode Modapts ...................................................................................................... 28
5.1 Data Permintaan dan produksi Semen Tahun 2013 ............................................. 52
5.2 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2014 ............................................... 53
5.3 Data Upah Lembur Tahun 2013 ............................................................................ 55
5.4 Data Upah Lembur Tahun 2014 ............................................................................ 56
5.5 Data Operator ....................................................................................................... 57
5.6 Jumlah Kantong yang dihasilkan Operator .......................................................... 58
5.7 Elemen Gerakan Operator .................................................................................... 59
5.8 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 1 ................................................... 60
5.9 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 2 ................................................... 61
5.10

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 3............................................. 62

5.11

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 4............................................ 62

5.12

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 5............................................ 63

5.13

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 6............................................ 63

5.14

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 7............................................ 64

5.15

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 8............................................. 64

5.16

Rekapitulasi Waktu Gerakan Tangan Operator 1 s.d 8................................... 65

5.17

Bagian Tubuh Operator untuk Melakukan Pekerj aan.................................... 66

5.18

Rekapitulasi Penggunaan Anggota Tubuh...................................................... 67

5.19

Tahapan Gerakan Operator............................................................................ 68

5.20

Perbandingan Waktu Tiap Gerakan Operator ................................................69

5.21

Lembar KerjaModapts Operator 1................................................................. 72

5.22

Lembar Kerja Modapts Operator 2 ............................................................... 73

5.23

Lembar Kerja Modapts Operator 3 ............................................................... 74

5.24

Lembar Kerja Modapts Operator 4 ............................................................... 75

5.25

Lembar Kerja Modapts Operator 5 ................................................................ 76

5.26

Lembar Kerja Modapts Operator 6 ................................................................ 77

5.27

Lembar Kerja Modapts Operator 7 ................................................................ 78

5.28

Lembar Kerja Modapts Operator 8 ................................................................ 79

5.29

Rekapitulasi Waktu Normal Tiap Operator..................................................... 80

5.30

Perhitungan

Allowance

(Kelonggaran)

untuk

Operator

.................................................................................................................................81

5.31

Waktu Standar Tiap Operator......................................................................... 82

5.32

Peta Pekerja dan Mesin Operator A............................................................... 84

5.33

Rekapitulasi Peta Pekerja dan Mesin Operator A s.d H ................................. 85

5.34

Gerakan yang Tidak Sesuai dengan Prinsip Ekonomi Gerakan ..................... 86

5.35

Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 1.................................................... 89

5.36

Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 2 ..................................................

89

5.37

Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 3 ..................................................

90

5.38

Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 4 ..................................................

90

5.39

Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 5 ..................................................

91

5.40

Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 6 ..................................................

91

5.41

Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 7 ..................................................

92

5.42

Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 8 ..................................................

92

5.43

Perhitungan Allowance Untuk Operator .......................................................

93

5.44

Waktu Standar Tiap Operator .....................................................................

94

5.45

Perbandingan Waktu Standar Metode Kerja Aktual dan Usulan.................... 94

5.46

Perbandingan Hasil Produksi Semen ............................................................ 94

5.47

Peta Tangan Kiri dan Kanan Usulan ............................................................. 96

5.48

Bagian Tubuh yang Digunakan untuk Melakukan Pekerjaan......................... 97

5.49

Peta Pekerja dan Mesin Usulan ..................................................................... 97

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul

Halaman

1.1 Bahan Baku .......................................................................................................... 3


1.2 Mesin yang Digunakan ........................................................................................ 4
1.3 Tahapan Gerakan Operator Pada Pengantongan Semen Aktual ............................ 5
1.4 Tahapan Gerakan Operator detail pada Pengantongan Semen .............................. 6
1.5 Kondisi Lingkungan Kerja Fisik Perusahaan ....................................................... 7
2.1 Langkah-langkah dalam Analisis Metode Kerja ................................................... 12
2.2 Interaksi Faktor-faktor Produksi dalam Analisis Metode Kerja ............................14
3.1 Produk yang Dihasilkan ....................................................................................... 36
3.2 Struktur Organisasi PT. Yoga Wibawa Mandiri ....................................................38
4.1 Kerangka Konseptual Penelitian ........................................................................... 44
4.2 Prosedur Pengamatan Ekonomi Gerakan Operator................................................47
4.3 Prosedur Pengukuran Work and Idle Operator ..................................................... 48
4.4 Blok Diagram Prosedur Penelitian ....................................................................... 51
5.1 Data Permintaan dan produksi Semen Tahun 2013............................................... 53
5.2 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2014 ............................................. 54
5.3 Data Upah Lembur Tahun 2013 ............................................................................ 56
5.4 Data Upah Lembur Tahun 2014 ............................................................................57
5.5 Gerakan Kerja Operator ....................................................................................... 59
5.6 Grafik Waktu Gerakan Tangan ............................................................................. 65
5.7 Penggunaan Anggota Tubuh Operator Saat Bekerja ............................................67
5.8 Perbandingan Waktu Tiap Gerakan Operator ...................................................... 69
5.9 Layout Area Produksi ......................................................................................... 70
5.10

Grafik Waktu Standar Tiap Operator ............................................................82

5.11

Gerakan Kerja Aktual .................................................................................. 87

5.12

Gerakan Kerja Usulan .................................................................................. 88

5.13

Perbandingan Waktu Standar Aktual dan Usulan .......................................... 95

Nomor
1.

Judul

Halaman

Peta Pekerja dan Mesin Operator A s.d Operator H ..................................104

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Industri semen merupakan salah satu industri prospektif saat ini. Asosiasi Semen
Indonesia (ASI) menyebutkan pada tahun 2012 kebutuhan semen nasional mencapai 54,9 juta
ton dan tahun 2013 mencapai 58,5 juta ton atau meningkat 6 persen. Pada tahun 2014
diprediksi kebutuhan semen nasional akan meningkat 10 persen atau sebesar 64 juta ton.
Konsumsi semen nasional yang semakin meningkat ini menjadi peluang sekaligus
tantangan bagi pabrik semen untuk terus bersaing satu dan lainnya. Salah satu bentuk
persaingan adalah banyaknya jumlah unit pengantongan semen (packing plant) yang dimiliki
perusahaan untuk kelancaran distribusi semen ke daerah. Hal ini diharapkan perusahaan dapat
meningkatkan volume penjualan di wilayah tersebut. Namun disisi lain metode kerja yang
diterapkan pada tiap packing plant adalah berbeda, misalnya dalam hal fasilitas produksi yang
digunakan. Packing plant yang didukung oleh mesin pengantongan (packer) yang bersifat
otomatis, menyebabkan beban kerja operator menjadi berkurang, dimana kantong atau zak
akan terisi secara otomatis dengan bantuan robot. Namun tidak semua perusahaan memakai
sistem robotic karena alasan finansial. Masih banyak perusahaan yang masih menerapkan
sistem manual.
Salah satu perusahaan yang masih menggunakan mesin packer manual adalah PT. Yoga
Wibawa Mandiri. Perusahaan yang berdomisili di pelabuhan Krueng Geukuh - Lhokseumawe
ini menjalin kemitraan dengan PT. Semen Padang sejak tahun 2008 dalam bidang
pengantongan semen. Hasil wawancara dengan pihak perusahaan, perusahaan mengeluhkan
jumlah produksi semen yang lebih rendah dari jumlah permintaan semen. Data hasil produksi
semen tahun 2013 ditunjukkan pada Tabel 1.1.

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jumlah

Periode
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

Tabel 1.1 Hasil Produksi Semen Tahun 2013.


Permintaan (ton)
Produksi (ton)
7421
6356
7581
6683
7907
7308
8398
7532
8546
7530
8716
7691
10933
9222
8612
6813
11529
9371
10960
8475
10213
8565
11346
9550
112162
95096

Sumber: Perusahaan.
Tabel 1.1 menunjukkan jumlah permintaan lebih tinggi dari jumlah produksi dan ini
terjadi setiap bulan selama tahun 2013. Selama ini perusahaan menerapkan jam lembur. Akibat
penerapan jam lembur, perusahaan harus mengeluarkan dana tambahan untuk membayar upah
lembur dengan kisaran Rp. 30.000.000,- setiap tahunnya. Berdasarkan kelebihan upah ini
manajemen baru di perusahaan ingin melakukan perubahan agar jumlah produksi semen pada
jam kerja sama besarnya dengan jumlah permintaan semen.

Penulis melakukan analisis awal pada komponen sistem kerja untuk mengetahui
penyebab dari menurunnya produktivitas perusahaan. Pada komponen bahan baku, semen
curah dan kantong semen dikirimkan oleh Semen Padang menggunakan kapal laut. Selama ini
tidak ada masalah pada bahan baku karena pengiriman selalu tepat waktu dan dalam jumlah
yang mencukupi sehingga bahan baku bukan faktor penyebab menurunnya produktivitas
perusahaan. Bahan baku ditunjukkan pada Gambar 1.1.

a. Kantong semen.

c. Semen curah dialirkan


melalui pipa inlet.

b. Kapal pengangkut semen curah

d. Semen curah dialirkan ke silo.

Gambar 1.1 Bahan baku


Mesin yang digunakan adalah mesin packer manual sehingga operator diharuskan untuk
memasang kantong semen atau zag yang kosong ke lengan pengisi (spout) mesin packer.
Mesin ini berkapasitas 40 ton/jam dengan kapasitas terpakai adalah 70%. Berdasarkan data
diatas komponen mesin bukan merupakan faktor penyebab rendahnya jumlah produksi semen
karena kapasitas mesin melebihi kapasitas produksi dan persentase kapasitas terpakai masih
dibawah 100%. Mesin yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 1.2.

I
Gambar 1.2 Mesin yang digunakan
Pada faktor manusia, operator pada stasiun kerja pengantongan semen adalah operator yang
sudah berpengalaman (bekerja di perusahaan ini sejak tahun 2008) dan berjumlah 8 orang.
Tiap mesin packer dioperasikan oleh dua operator yang bergantian dengan operator lainnya
setiap 3,5 jam kerja. Sampai saat ini perusahaan beroperasi tanpa didukung dengan SOP
(Standard Operating Procedure). Metode kerja yang diterapkan berdasarkan kebiasaan apa
yang sudah mereka jalankan bertahun-tahun. Belum ada standar waktu kerja bagi operator,
sehingga operator tidak mempunyai acuan waktu dalam bekerja. Cara kerja ditunjukkan pada
Gambar 1.3 dan 1.4.

c. Operator berputar, berjalan dan


memegang kantong semen.

d. Operator mengarahkan kantong


semen ke lengan mesin packer.

Gambar 1.3 Tahapan Gerakan Operator Pada Proses Pengantongan Semen Aktual.

Pada Gambar 1.3 tampak operator melakukan pekerjaan pengantongan semen.


Gerakan pertama ditunjukkan pada Gambar I.3.a operator menyalakan mesin packer. Gerakan
selanjutnya adalah berputar sebesar 180 untuk mengambil kantong semen yang terletak di
meja dibelakang operator. Gerakan ini dilakukan sebanyak 240 kali dalam satu jam kerja.
Tahapan gerakan operator secara detail tiap elemen kegiatan ditunjukkan pada Gambar 1.4.

a. Operator menyalakan mesin packer.

180'

b. Operator berputar dan berjalan

d.
Operator
berputar
dan
berjalan

c. Operator mengambil kantong semen.

membawa kantong semen.

Gambar 1.4 Tahapan Gerakan Operator Secara Rinci Pada


Saat
Pengantongan
Semen.
PT. Yoga

Wibawa

Mandiri terletak

di Pelabuhan

Krueng Geukuh

dengan kondisi

e. Operator memegang kantong semen.


f. Operator meletakkan kantong semen ke lengan mesin packer.

lingkungan kerja fisik ditunjukkan pada Gambar 1.5.

a. Kecepatan angin 5,7 m/s.

c. Suhu 30C.

b. Kelembaban udara 100%.

d. ISPU 222.
Gambar 1.5 Kondisi Lingkungan Kerja Fisik Perusahaan.

Berdasarkan Gambar 1.5 dan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1405/Menkes/SK/Xi/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Industri, suhu dan kelembaban yang diizinkan maksimal 30C dan
100% artinya suhu dan kelembaban perusahaan masih dalam ambang batas. Indeks Standar
Pencemaran Udara termasuk dalam kategori sangat tidak sehat dikarenakan debu semen yang

sangat banyak beterbangan. Tetapi efek debu terhadap pekerja tidak diamati di dalam
penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisis awal terhadap empat komponen sistem kerja diidentifikasi
bahwa faktor penyebab tidak terpenuhinya permintaan semen pada jam kerja adalah pada
komponen metode kerja.
Berdasarkan fenomena dan literatur di atas maka perlu diadakan penelitian di PT. Yoga
Wibawa Mandiri untuk menemukan solusi berupa rancangan perbaikan metode kerja agar
jumlah produksi semen pada jam kerja meningkat.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan bahwa terdapat metode

kerja dengan gerakan repetitif dalam frekuensi tinggi yang menyebabkan pemborosan waktu
kerja dan produksi semen pada jam kerja tidak terpenuhi, oleh karena itu diperlukan
perbaikan metode kerja.

1.3

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa metode kerja yang berlangsung

saat ini dan melakukan perbaikan metode kerja yang dilakukan oleh operator untuk
mempersingkat waktu pengerjaan produk sehingga jumlah produksi semen perusahaan
meningkat.
1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.

Peningkatan

kemampuan

peneliti

untuk

mengamati

dan

menganalisis

permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan khususnya dalam penerapan


metode kerja pada proses pengantongan semen.

2.

Sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk dapat merancang metode kerja
yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

3.

Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dalam mencari solusi


terbaik dalam perbaikan metode kerja.

1.5

Batasan Masalah dan Asumsi


Untuk menghindari meluasnya pembahasan dari yang sebenarnya diteliti, maka penulis
membuat batasan masalah dan asumsi. Penelitian ini dibatasi pada:
1.
Penelitian dilakukan di PT. Yoga Wibawa Mandiri pada stasiun kerja
pengantongan semen.
2.
Operator yang diamati adalah operator pada stasiun kerja pengantongan semen.
3.
Masalah penelitian dibatasi pada aspek ergonomi proses pengantongan semen.

Asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut:


1. Proses produksi berada pada kondisi normal dan tidak mengalami perubahan selama
penelitian berlangsung.
2.
Operator yang diamati memiliki tingkat keterampilan dan kemampuan yang
sama untuk pekerjaan yang akan dilakukan.
3.
Metode dan fasilitas yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan adalah
sama selama penelitian berlangsung.
4.
Jam kerja yang berlangsung adalah normal.
5.
Lingkungan kerja tidak mempengaruhi hasil penelitian.

1.6 Sistematika Penulisan Tesis


Agar penulisan tesis ini dapat dipahami dengan mudah, maka disusun sistematika yang
digunakan dalam penulisan ini yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi penelitian dan serta
sistematika penulisan tesis.
BAB 2 : TINJAUAN LITERATUR
Menguraikan literatur yang melandasi dan mendukung penelitian ini. Memberikan
pemahaman singkat melalui penjelasan umum, uraian pengertian, dan teori-teori. BAB
3 : GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI
Menguraikan tentang gambaran umum perusahaan, ruang lingkup usaha,
proses produksi dan struktur organisasi yang ada di perusahaan.
BAB 4 : METODOLOGI PENELITIAN
Menguraikan metodologi penelitian sebagai kerangka pemecahan masalah baik
dalam mengumpulkan data ataupun dalam menganalisis data yang diperoleh.
BAB 5 : HASIL DAN PEMBAHASAN
Menguraikan data yang dikumpulkan untuk kepentingan penelitian dan
pengolahan data tersebut sesuai dengan metodologi penelitian dan menguraikan
hasil perancangan yang dianalisa dari hasil pengolahan data yang telah
dilakukan.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Menguraikan kesimpulan yang didapat dari hasil rancangan dan saran-saran yang
diberikan kepada pihak perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB 2
TINJAUAN LITERATUR

2.1 Perbaikan Metode Kerja (Methods Improvement)


Perbaikan metode kerja adalah proses dimana pekerjaan dianalisis untuk meningkatkan
produktivitas kerja. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi metode (methods analysis)
yang berlangsung saat ini kemudian merancang dan menerapkan metode kerja yang lebih
efektif dan efisien dengan tujuan akhir adalah waktu penyelesaian lebih singkat dan cepat
(Lawrence, 2000:105).
Analisa metode kerja dimaksudkan untuk mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik
pengaturan kerja yang optimal dalam suatu sistem kerja. Yang dimaksudkan dengan sistem
kerja adalah sistem dimana komponen-komponen kerja seperti manusia, mesin, material serta
lingkungan kerja fisik akan berinteraksi (Lawrence, 2000:108). Hal ini secara skematis
ditunjukkan pada Gambar 2.1.

ANALISIS METODE KERJA

SISTEM KERJA

Pekerja
Bahan
Mesin
Lingkungan Kerja
Fisik

Alternatif-

^^^1 alternatif
PEMILIHAN ALTERNATIF

alternatif

SISTEM KERJA TERBAIK

EFEKTIF
EFISIEN

Gambar 2.1 Langkah-langkah dalam Analisis Metode Kerja.


Berdasarkan gambar di atas jelas bahwa di dalam analisis metode terdapat empat macam
komponen sistem kerja yang harus diperhatikan guna memperoleh metode kerja yang baik,
meliputi:

1.

Komponen material: Bagaimana cara menempatkan material, jenis material yang


mudah diproses dan lain-lain. Material yang dimaksud dalam hal ini meliputi
bahan baku, supplier (komponen, parts, dan lain-lain), produk jadi, limbah dan
lain-lain.

2.

Komponen manusia: Bagaimana sebaiknya posisi pekerja pada saat proses kerja
berlangsung agar mampu memberikan gerakan-gerakan kerja yang efektif dan
efisien.

3.

Komponen mesin: Bagaimana desain dari mesin dan peralatan kerja lainnya,
apakah sudah sesuai dengan prinsip ergonomi.

4.

Komponen lingkungan kerja fisik: Bagaimana kondisi lingkungan kerja fisik


tempat operasi kerja dilaksanakan, apakah dirasa cukup aman dan nyaman.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pokok dari analisis metode ini
adalah sebagai berikut:

1.

Perbaikan proses dan tata cara pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.

2.

Perbaikan dan penghematan penggunaan material, mesin, dan manusia.

3.

Pendayagunaan usaha manusia.

4.

Perbaikan tata ruang kerja yang mampu memberikan suasana lingkungan kerja
yang nyaman dan aman.

Gambar 2.2 menunjukkan faktor-faktor produksi yang harus diperhatikan di dalam


menganalisa metode kerja dengan tujuan pokok mencari tata kerja yang lebih sederhana,
efektif dan efisien.

Lingkungan Kerja Fisik (temperatur, penerangan,


kebisingan, kadar debu, dll)

Bahan Baku
&
Supplies
Input

METODE KERJA (prosedur,


langkah, urutan, dll)

Produk
Jadi
(Output)

Operator, Mesin &


Fasilitas Kerja
Lainnya

Gambar 2.2 Interaksi Faktor-Faktor Produksi dalam Analisa Metode Kerja.


Penelitian metode kerja adalah penelitian tentang prinsip-prinsip pengaturan komponen
sistem kerja untuk memperoleh beberapa alternatif sistem kerja yang baik. Komponen sistem
kerja ini diatur dan secara bersama-sama berada dalam suatu komposisi yang baik, sehingga
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha.
2.2 Prosedur Sistematis Untuk Melaksanakan Analisis Metode Kerja
Sebelum diputuskan apakah perlu dilaksanakan kegiatan analisis metode kerja maka
terlebih dahulu harus dipertimbangkan hal-hal berikut ini (Wignjosoebroto, 2008:93)
1. Adakah keuntungan ekonomis yang bisa dipakai sebagai hasil akhir dari
pelaksanaan kegiatan ini?
2.
Adalah tersedia cukup pengetahuan teknis yang melatarbelakangi proses kerja
yang akan dianalisis?
3.
Apakah benar-benar tidak ada reaksi yang negatif terhadap pelaksanaan aktivitas
analisis metode yang berasal dari pekerja?
Jika tiga pertanyaan tersebut di atas sudah berhasil dijawab dengan jelas dan positif
maka langkah-langkah berikut harus ditempuh guna memperoleh hasil analisis yang sebaikbaiknya yaitu:
1.
Identifikasi operasi kerja yang harus diamati dan dipelajari. Kumpulkan semua
data dan fakta yang ada terutama yang berkaitan dengan komponen-komponen
yang terlihat di dalam sistem kerja tersebut.
2.
Apabila diperlukan maka dapatkan input data dari pekerja ataupun penyelia atau
supervisor langsung, terutama untuk pekerjaan yang telah berlangsung lama
(dalam hal ini metode kerja tersebut perlu dianalisis lagi sebab dianggap tidak
efektif dan efisien).
3.
Dokumentasikan metode kerja yang sesuai dengan langkah-langkah urutan kerja
yang sistematis dan logis. Untuk menggambar prosedur kerja ini
direkomendasikan untuk menggunakan bantuan peta proses atau peta kerja
lainnya.
4.
Buat usulan metode kerja yang baru yang dianggap lebih efektif dan efisien
dibandingkan dengan metode kerja sebelumnya.
5.
Buatlah beberapa alternatif untuk ini dan pilih alternatif terbaik yaitu alternatif
metode kerja yang mampu memberikan kesederhanaan prosedur yang harus
ditempuh (work simplification), kemudahan dan kenyamanan pelaksanaan kerja,
serta waktu lebih singkat. 6.
Terapkan metode kerja yang baru dan ikuti
pelaksanaannya sampai akhirnya benar terbukti bahwa perbaikan metode kerja
yang diinginkan tercapai.
2.3 Prinsip Ekonomi Gerakan
Di dalam menganalisa dan mengevaluasi metode kerja untuk memperoleh metode kerja
yang lebih efisien, maka perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip ekonomi gerakan. Prinsip
ekonomi gerakan ini dapat dipergunakan untuk menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat
yang terjadi dalam sebuah proses kerja dan juga untuk kegiatan kerja yang berlangsung secara
menyeluruh dari satu proses ke proses kerja yang lainnya. (Lawrence, 2000: 117).
1. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan anggota tubuh manusia:
a.
Sebaiknya kedua tangan harus memulai dan mengakhiri gerakannya
dalam waktu yang bersamaan.
b.
Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama
kecuali pada waktu istirahat.
c.
Gerakan tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris
dan berlawanan arah.

d.

e.
f.
2.

Gerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat, yaitu hanya


menggerakkan bagian badan yang diperlukan saja untuk melakukan
pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
Hindari gerakan yang menyebabkan perubahan arah karena akan
menghabiskan waktu yang lebih banyak.
Pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga gerak mata terbatas
pada satu bidang tanpa perlu mengubah fokus.

Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung:


a.
Sebaiknya badan dan peralatan mempunyai tempat yang tetap.
b.
Tempatkan bahan-bahan dan fasilitas kerja ditempat yang mudah dan
cepat untuk dicapai.
c.
Tempat
penyimpanan
bahan
yang
akan
dikerjakan
sebaiknya
memanfaatkan prinsip gaya berat sehingga bahan yang akan dipakai
selalu tersedia di tempat yang dekat untuk diambil.
d.
Mekanisme yang baik untuk menyalurkan objek yang sudah selesai
dirancang.
e.
Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan teratur sedemikian
rupa
sehingga
gerakan-gerakan
dapat
dilakukan
dengan
urutan
terbaik.
f.
Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya dirancang sedemikian rupa
sehingga alternatif berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan
merupakan suatu hal yang menyenangkan.
g.
Tipe tinggi kursi harus dirancang sedemikian rupa sehingga yang
mendudukinya memiliki postur yang baik dan nyaman.
h. Tata letak fasilitas kerja sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga dapat
membentuk kondisi kerja yang baik. 3. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan
desain peralatan kerja yang dipergunakan:
a.
Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila
penggunaan dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakan
dengan kaki dapat ditingkatkan.
b.
Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian rupa agar mempunyai
lebih dari satu kegunaan.
c.
Peralatan
sebaiknya
dirancang
sedemikian
rupa
sehingga
memudahkan dalam pemegangan dan penyimpanan.
d.
Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya
seperti pekerjaan mengetik, beban yang didistribusikan pada jari harus
sesuai dengan kekuatan masing-masing jari.

2.4 Studi Gerakan


Studi gerakan adalah analisa terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam
melakukan pekerjaannya. Tujuan dari studi gerak adalah untuk mengurangi atau
menghilangkan gerakan yang kurang efektif agar mendapatkan gerakan yang cepat dan
efektif (Lawrence, 2000:208).
Untuk mempermudah penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yang ada, terlebih
dahulu mengetahui gerakan-gerakan dasar yang membentuk kerja tersebut. Guna
melaksanakan tujuan ini, maka Frank dan Lilian Gilberth telah berhasil menciptakan kode dari
gerakan-gerakan dasar kerja yang dikenal dengan nama THERBLIG. Di sini Frank dan Lilian

Gilberth menguraikan gerakan-gerakan kerja ke dalam 17 gerakan dasar Therbligs,


ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Gerakan Dasar Therbligs
Gerakan Kerja

No

Mencari (Search)

Memilih (Select)

Memegang (Grasp)

Menjangkau (Reach)

Membawa (Move)

Memegang untuk Memakai (Hold)

Melepas (Release)

Mengarahkan (Position)

Mengarahkan Sementara (Pre position)

10 Pemeriksaan (Inspect)
11 Perakitan (Assembly)
12 Lepas Rakit (Disassemble)
13 Memakai (Use)
14 Kelambatan yang Tak Terhindarkan (Unavoidable delay)
15 Kelambatan yang dapat Dihindarkan (Avoidable delay)
16 Merencana (Plan)
17 Istirahat untuk Menghilangkan Fatigue (Rest to Overcome
2.5 Peta Kerja
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan
jelas. Melalui peta kerja kita dapat melihat semua langkah atau proses yang dialami oleh suatu
benda kerja kemudian menggambarkan semua langkah yang dialami benda kerja, seperti:
transportasi, operasi mesin, pemeriksaan, perakitan, sampai akhirnya menjadi produk jadi.
Apabila kita ingin melakukan studi yang seksama terhadap suatu peta kerja, maka
pekerjaan kita dalam usaha memperbaiki metode kerja dari stau proses produksi akan lebih
mudah dilaksanakan. Pada dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi
biaya produksi secara keseluruhan, dengan demikian peta ini merupakan alat yang baik untuk
menganalisis suatu pekerj aan sehingga mempermudah perencanaan perbaikan kerja. Peta
kerja dibagi atas peta pekerja keseluruhan (peta proses operasi, peta aliran proses) dan peta
pekerja setempat (peta tangan kiri dan kanan, peta pekerja dan mesin).

2.5.1 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan


Peta tangan kiri dan kanan adalah peta kerja setempat yang bermanfaat untuk
menganalisa gerakan tangan manusia didalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat
manual. Peta ini akan menggambarkan semua gerakan ataupun delay yang terjadi yang
dilakukan oleh tangan kanan maupun tangan kiri secara mendetail sesuai dengan elemenelemen Therblig yang membentuk gerakan. Dengan menganalisa detail gerakan yang terjadi
maka langkah perbaikan dapat diusulkan. Peta ini tepat digunakan untuk menganalisa gerakan
yang terjadi secara berulang (repetitive motion) dan dilakukan secara manual. Berdasarkan
analisa yang dilakukan maka pola gerakan tangan yang dianggap tidak efisien dan
bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan bisa diusulkan untuk perbaikan.
Demikian pula akan diharapkan terjadi keseimbangan gerakan yang dilakukan oleh tangan
kanan dan tangan kiri, sehingga siklus kerja akan berlangsung dengan lancar dalam ritme
gerakan yang lebih baik yang akhirnya mampu memberikan delays maupun operator fatigue
yang minimum.

2.5.2 Peta Pekerja dan Mesin (Man and Machine Process Chart)
Peta pekerja mesin ini akan menunjukan hubungan waktu kerja antara siklus kerja
operator (pekerja) dan siklus operasi dari mesin atau fasilitas kerja lainnya yang ditangani oleh
pekerja dan mesin ini sering bekerja secara bergantian. Ada empat kemungkinan terjadi
hubungan kerja antara pekerja dan mesin tersebut, yaitu:
a.

Operator bekerj a - mesin menganggur (idle)

b.

Operator menganggur - mesin bekerja.

c.

Operator bekerja - mesin bekerja.

d.
Operator menganggur - mesin menganggur.
Pada dasarnya kondisi menganggur, apakah itu terjadi pada operator maupun mesin
adalah suatu hal yang merugikan. Waktu menganggur ini harus dihilangkan atau paling tidak
ditekan seminimal mungkin dengan tetap mempertimbangkan batas-batas kemampuan
manusia dan mesin. Peta Pekerja Mesin bisa digunakan hanya jika terdapat hubungan kerja
sama antara pekerja dengan mesin dan sebaliknya, dengan peta ini dapat diketahui waktu
menganggur pekerja dan mesin.
2.6 Teknik Pengukuran Kerja
Pengukuran kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang
dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Pengukuran waktu kerja ini berhubungan

dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan (Wignjosoebroto, 2008:169).
Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki
tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaan. Dalam hal ini meliputi waktu
kelonggaran yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus
diselesaikan. Dengan demikian maka waktu baku yang dihasilkan dalam aktivitas pengukuran
kerja ini dapat digunakan sebagai alat untuk membuat rencana penjadwalan kerja yang
menyatakan berapa lama suatu kegiatan harus berlangsung dan berapa output yang dihasilkan
serta berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Teknik-teknik pengukuran waktu kerja ini dapat dibagi dua, yaitu pengukuran waktu
kerja secara langsung dan pengukuran kerja secara tidak langsung. Cara pertama disebut
demikian karena pengukurannya dilaksanakan secara langsung, yaitu ditempat dimana
pekerjaan diukur dijalankan. Dua cara termasuk didalamnya adalah cara pengukuran kerja
dengan menggunakan jam henti (stopwatch time study) dan sampling kerja (work sampling).
Sebaliknya cara tidak langsung melakukan perhitungan waktu kerja tanpa si pengamat harus
ditempat pekerjaan yang diukur. Disini aktivitas yang dilakukan hanya melakukan perhitungan
waktu kerja dengan membaca tabel-tabel waktu yang tersedia.
2.6.1 Kelonggaran
Kelonggaran pada dasarnya adalah suatu faktor koreksi yang harus diberikan kepada
waktu kerja operator, karena dalam melakukan pekerjaannya operator terganggu oleh hal-hal
yang tidak diinginkan namun sifatnya alamiah. Sifat alamiah menyebabkan waktu kerja
menjadi cenderung bertambah lama, karena 'gangguan-gangguan' ini muncul tidak dapat
dihindarkan. Kelonggaran secara umum dapat dibagi kedalam 3 jenis, yaitu:
1.

Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.


Yang termasuk dalam kebutuhan pribadi seperti minum sekedarnya untuk
menghilangkan haus dan ke kamar kecil.

2.

Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan.

3.

Kelonggaran hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan.

Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak lepas dari hambatan-hambatan yang datang
pada saat pekerja sedang melakukan pekerjaannya. Hambatan ini dapat berupa mengobrol,
merokok, membaca koran, dan sebagainya. Untuk hambatan jenis ini, maka upaya yang harus
dilakukan adalah menghilangkan delay tersebut dengan cara melakukan perbaikan kerja.
Namun demikian, ada hambatan lain yang benar-benar diluar kendali pekerja, misalnya listrik
padam, peralatan rusak, menerima telepon, serta gangguan-gangguan kerja lainnya. Besarnya
nilai kelonggaran ini ditunjukkan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh.


Faktor
Contoh Pekerjaan
Kelonggaran (%)
A. Tenaga Yang
Ekivalen Beban
Dikeluarkan
Pria
1. Dapat Diabaikan
Bekerja Dimeja, Duduk
Tanpa Beban
0,0-6,0
2. Sangat Ringan
Bekerja Dimeja, Berdiri
0,00-2,25 Kg
6,0-7,5
3. Ringan
Menyekop, Ringan
2,25-9,00
7,5-12,0
4. Sedang
Mencangkul
9,00-18,00
12,0-19,0
5. Berat
Mengayun Palu Yang
19,00-27,00
19,0-30,0
Berat
6. Sangat Berat
Memanggul Beban
27,00-50,00
30,00-50,0
7. Luar Biasa Berat
Memanggul Karung Berat
Diatas 50 Kg
B. Sikap Kerja
1. Duduk
Bekerja Duduk, Ringan
0,0 - 1,0
2. Berdiri Diatas Dua Kaki
Badan Tegak, Ditumpu
1,0 - 2,5
Dua Kaki
3. Berdiri Diatas Satu Kaki Satu Kaki Mengerjakan
2,5 - 4,0
Alat Kontrol
4. Berbaring
Pada Bagian Sisi,
2,5 - 4,0
Belakang Atau Depan
Badan
5. Membungkuk
Badan Dibungkukkan
4,0 - 10,0
Bertumpu Pada Dua Kaki
C. Tenaga Yang
Ekivalen Beban
Dikeluarkan
Pria
8. Dapat Diabaikan
Bekerja Dimeja, Duduk
Tanpa Beban
0,0-6,0
9. Sangat Ringan
Bekerja Dimeja, Berdiri
0,00-2,25 Kg
6,0-7,5
10. Ringan
Menyekop, Ringan
2,25-9,00
7,5-12,0
11. Sedang
Mencangkul
9,00-18,00
12,0-19,0
12. Berat
Mengayun Palu Yang
19,00-27,00
19,0-30,0
Berat
13. Sangat Berat
Memanggul Beban
27,00-50,00
30,00-50,0
14. Luar Biasa Berat
Memanggul Karung Berat
Diatas 50 Kg
D. Sikap Kerja
6. Duduk
Bekerja Duduk, Ringan
0,0 - 1,0
7. Berdiri Diatas Dua Kaki
Badan Tegak, Ditumpu
1,0 - 2,5
Dua Kaki
8. Berdiri Diatas Satu Kaki Satu Kaki Mengerjakan
2,5 - 4,0
Alat Kontrol
9. Berbaring
Pada Bagian Sisi,
2,5 - 4,0
Belakang Atau Depan
Badan
10. Membungkuk
Badan Dibungkukkan
4,0 - 10,0
Bertumpu Pada Dua Kaki

Wanita
0,0-6
6,0-7,5
7,5-16
16,0-30

Wanita
0,0-6
6,0-7,5
7,5-16
16,0-30

34

Tabel 2.2 (Lanjutan)

35

FAKTOR

KELONGGARAN (%)

36

E. Keadaan Temperatur Tempat Kerja (C)

1. Beku

Di bawah 0

2. Rendah

0 - 13

3. Sedang

13 - 22
22 - 28
28 - 38

10 s.d 5
0 s.d 5
5 s.d 40

berpengaruh dapat
menurunkan
kualitas

6. Terasa adanya

4. Normal

5 s.d 0

4. Sangat bising
5. Jika faktor yang

12 s.d 5
8 s.d 0 0

Di atas 38

s.d 8 8

getaran lantai

7. Keadaan yang luar


biasa (bunyi,
kebersihan, dan
lain-lain)
Sumber: Sutalaksana,dkk
(2006)
Normal Berlebihan Di
atas 10 Di atas 12

s.d 100

5. Tinggi
Di atas 40 Di atas 100 0

6. Sangat
tinggi

0 s.d 5

F. Keadaan Atmosfer
1. Baik Ruang yang berventilasi baik, udara segar

5 s.d 10 10 s.d 20

2
Cukup
.
Kurang
baik
3
Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan

4. Buruk

Adanya debu beracun atau tidak


beracun tapi banyak Adanya bau-bauan
berbahaya harus menggunakan alat
pernafasan

0 s.d 1
1 s.d 3 0 s.d 5
0 s.d 5
5 s.d 10 5 s.d 10

G. Keadaan Lingkungan Yang Baik

1. Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah


2. Siklus kerja berulang antara 5 - 10 detik
3. Siklus kerja berulang antara 0 - 5 detik

2.7 Modular Arrangement of Predermined Time Standards (MODAPTS)


Modular Arrangement of Predetermined Time Standards (MODAPTS) adalah salah
satu metode untuk menganalisis gerakan dan menetapkan waktu standar gerakan. Metode
ini cocok digunakan pada proses yang memiliki waktu siklus singkat dengan gerakan

37

berulang. MODAPTS dikembangkan pertama kali di Australia oleh G.C Heyde pada
tahun 1960 untuk pekerjaan yang dikontrol secara manual (Niebel, 1993).
Karakteristik MODAPTS cocok digunakan dalam perancangan metode kerja,
dengan karakteristik sebagai berikut:
a.

Metode ini mudah digunakan dan mudah dimengerti untuk perbaikanperbaikan operasi kerja.

b.

Tidak memerlukan alat-alat pengukuran

c.

Perbedaan waktu gerakan berhubungan dengan perbedaan bagian-bagian


tubuh

d.

Kode MODAPTS adalah sama dengan kode waktu dan gerakan.

e.

Penganalisaan mudah dan hasilnya sebaik hasil yang diperoleh dengan


metode detail.

f.

Sistem ini dapat berperan untuk perbaikan aktivitas yang berulang.

MODAPTS dirancang untuk memperkirakan standar waktu untuk berbagai tugas


dan meningkatkan produktivitas suatu organisasi. MODAPTS digunakan untuk estimasi
waktu standar, keseimbangan kerja, peningkatan produktivitas dan peningkatan
penerapan ergonomi di tempat kerja. Perbandingan metode time study dan MODAPTS
ditunjukkan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Perbandingan Metode Time Study dan
Modapts.
TIME
STUDY
MODAPTS
Stopwatch Required.

No Stopwatch Required for people work

Stopwatch diperlukan untuk mencatat Penggunaan stopwatch saat pengukuran


berapa

lama

waktu

yang

diperlukan

menyebabkan

konsentrasi

pekerja

pekerja dalam melaksanakan

terganggu, pekerja pada umumnya ingin

aktivitasnya.

terlihat sempurna dihadapan peneliti.

Performance Rating Required.

No Performance Rating.

Faktor penyesuaian digunakan untuk Saat ini makin banyak peneliti yang ketika pekerja
bekerja dalam kondisi tidak setuju dengan penerapan rating tidak wajar, misalkan
terburu-buru.

factor. Pada dasarnya pekerja yang


diamati adalah pekerja yang sudah
berpengalaman.

38

Not Ergonomically Sensitive.

Ergonomically Sensitive.

Tidak menekankan pada resiko Menekankan pada gerakan berhubungan


kesehatan pekerja akibat gerakan kerja dengan tubuh.
Not Methods Sensitive.

Methods Sensitive.

Semua aktivitas dicatat

Yang dicatat bagaimana gerakan itu


dilakukan

Sumber : Industrial Engineering and Production School.


MODAPTS memiliki tiga klasifikasi gerakan yaitu aktivitas perpindahan, aktivitas
terminal, dan aktivitas bantu. Perhitungan waktu standar dengan metode MODAPTS
dilakukan dengan menjumlahkan nilai MODAPTS dan melakukan konversi ke waktu
standar. Satu nilai MOD setara dengan 0,129 detik. Kode MODAPTS dan nilai MOD
ditunjukkan pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Kode MODAPTS.
Classification

Movement
Activities

No
1

Activity
Finger

Symbol
M1

Hand

M2

Forearm

M3

Whole arm

M4

Extended arm
5

Terminal
Activities

Auxiliary
Activities

M5

6
7
8
9
10
11
12
13
14

Grasp
Grasp
Grasp
Grasp
Grasp
Put
Put
Put
Put

G0
G1
G2
G3
G11
P0
P2
P3
P5

15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Weight
Sight
Judgement
Press
Press
Walk
Regrasp
Regrasp
Step
Rotate
Bend
Bend
Sit and
Stand

L1
E2
D3
A2
A4
W5
R2
R4
F3
C4
B17
B8
S30

MOD
Explanation
1
Movement from the knuckle Movement
from the wrist hand or
2
Palm
must move
3
Movement from the elbow. Wrist must
Move
4
Movement from the shoulder.
Elbow must move
Movement from the shoulder fully to
5
the left, right, or across the body.
Shoulder must move.
0
Acquire contact
1
Acquire Simple Grasp
2
Grasping around axis
3
Evaluate feedback
11 Movement of fingertips
0
Simply Place
2
Put with Feedback
3
Sensual feedback is required
5
Put with Feedback
Load factor (added to put activities
when the object being handles is heavy)
1
2
Eye Fixation, eye travel
3
Momentary Decision
2
Pressure movement lower than 2 kg
4
Pressure movement higher than 2 kg
5
Walk one step or rotate
2
Regrasp small thing
4
Regrasp large thing
3
Hill on the ground and step or release
4
Moving in a circular path
17 Bend and elevate waist
8
Sequential B17 movements
30 This includes both the up and down
movements

Remark
2,5 cm
5 cm
15 cm
30 cm

40 cm

Conscious
Conscious
Conscious
Conscious
Conscious

Independent
Independent
Independent
Independent
Independent
Independent

2.8 Lingkungan Kerja


Lingkungan kerja merupakan tempat dimana karyawan melakukan aktivitas setiap
harinya. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan
karyawan untuk dapat bekerja optimal.
Menurut Board of Certification for Professional Ergonomists (2013),
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja yang ditandai dengan
adanya interaksi antara parameter sebagai berikut:
1.
Seorang pekerja dengan atribut ukuran, kekuatan, rentang gerak, kecerdasan,
pendidikan, harapan dan kemampuan fisik/mental lainnya.
2.
Pengaturan kerja yang terdiri dari bagian, peralatan, panel kontrol dan tampilan
benda fisik lainnya.
3.
Sebuah lingkungan kerja yang diciptakan oleh iklim, pencahayaan, temperatur,
vibrasi, kebisingan, warna, debu dan kualitas atmosfer lainnya.
Menurut Sutalaksana,dkk (2006:83) "Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di
sekeliling manusia pada saat manusia melaksanakan kegiatannya. Suatu kondisi lingkungan
kerja dikatakan baik apabila didalamnya manusia dapat melaksanakan kegiatannya dengan
aman, sehat dan nyaman".
Suatu kondisi lingkungan yang baik tidak dapat diperoleh begitu saj a, tetapi harus
dengan ilmu pengetahuan dan melalui tahapan-tahapan pengujian atas setiap kondisi yang
mungkin. Sebagaimana kita ketahui, keadaan lingkungan dibentuk oleh berbagai unsurnya,
yaitu temperatur dan kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis,
kadar debu, dan lain-lain.
2.9 Penelitian Terdahulu
1.

Taufik Dwi Laksono ( Jurnal Teolodita, Vol.12 No.1 Juni 2010: 1-12)
Melakukan penelitian yang berjudul "Metode Kerja dan Produktivitas
Tukang Batu Pada Pekerjaan Plesteran" . Dalam penelitiannya terhadap
metode kerja dan produktivitas tukang plester pada pekerjaan plesteran
disimpulkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas
tukang plester adalah metode kerja yang digunakan dan waktu kegiatan
yang diperlukan.
Pada analisis metode kerja diperoleh bahwa metode kerja yang terdiri dari 11
kegiatan membutuhkan waktu total rata-rata seluruh kegiatan adalah 616,1 detik
sehingga produktivitas yang dihasilkan sebesar 6m2/jam. Sedangkan metode
kerja yang memiliki 12 kegiatan membutuhkan waktu total rata-rata seluruh

kegiatan adalah 642,3 detik sehingga produktivitas yang dihasilkan sebesar


5,4m2/jam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode kerja yang digunakan
akan berpengaruh terhadap produktivitas yang dihasilkan.
2.

3.

4.

Hani Shafeek ( Asian Transactions on Engineering/'ATE ISSN: 22214267 Vol.1 No.6 Jan 2012: 1-9). Melakukan penelitian dengan judul
"Maintenance Practices in Cement Industry".
Penelitian dilakukan disebuah pabrik semen yang berlokasi di Kerajaan Saudi
Arabia dan bertujuan menganalisa manajemen yang diterapkan diperusahaan
tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan terfokus pada target
yang harus dicapai. Manajemen yang diterapkan tidak memenuhi kriteria baik.
Perusahaan tidak mempunyai laporan lengkap keuangan (pembelian dan
penjualan), tidak melakukan program pelatihan kepada karyawan, perusahaan
tidak mempunyai jadwal perbaikan mesin secara berkala. Penulis
merekomendasikan penerapan manajemen yang baik pada perusahaan, karena
manajemen yang baik sangat mempengaruhi produktivitas perusahaan.

Sri Maryati dkk (Jurnal TeknikIndustri Vol.5 No.2: 95-105 tahun 2012). Penelitian ini
berjudul "Perbaikan Metode Kerja di Bagian Pelintingan Rokok dengan Menggunakan
Studi Gerak dan Waktu untuk Meningkatkan Efisiensi Kerja (Studi Kasus di P.R.
Sumber Rejeki Wajak Malang)". Permasalahan yang terjadi adalah perusahaan hanya
bisa memenuhi 75% target produksi yang ada. Sri Maryani dkk melakukan perbaikan
metode kerja menggunakan studi gerak dan waktu dengan menggabungkan gerakangerakan kerja dan mengeliminasi gerakan menunggu. Hasil penelitian menunjukkan
perbaikan ini mempercepat waktu siklus yang semula membutuhkan waktu 2,16 detik
menjadi 1,83 detik. Perbaikan ini berhasil meningkatkan jumlah produksi.
Gurunath V Shinde, Prof. V.S. Jadhav
(International Journal of Engineering and
Technology/IJET, ISSN: 0975-4024, Vol 4 No 4 Aug-Sep
2012: 220-227).
Penelitian di perusahaan perakitan pada stasiun kerja pengelasan.
Penelitian ini berjudul "Ergonomic Analysys of An Assembly Workstation to Identify
Time Consuming and Fatique Causing Factors Using Application of Motion Study",
berlokasi di Karad-India. Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah hasil
produksi menurun dan frekuensi kecelakaan kerja tinggi. Berdasarkan hasil
pengamatan dan wawancara, diidentifikasi bahwa faktor penyebab adalah layout, alat
kerja dan gerakan kerja repetitif yang tidak sesuai dengan prinsip ergonomi. Perbaikan
yang dilakukan peneliti adalah:
a.
Perbaikan layout kerja baru sesuai dengan prinsip ergonomi
b.
Penghapusan gerakan repetitif dan penerapan prinsip ergonomi
dalam gerakan kerja pada proses pengelasan.
c.
Perbaikan alat las dan perbaikan pencahayaan serta ventilasi udara.

5. Sultan Ayoub Meo, Abdul Majeed Al-Drees, Abeer A. Al Masri, Fawzia Al Rouq, M.Abdul
Azeem. (International Journal Of Environmental Research and Public Health,
January 2013 Vol.10 No.1, 390-398; doi:10.3390/ijerph10010390).

Tulisan ini berjudul "Effect of Duration of Exposure to Cement dust on Respiratory


Function of Cement Mill Workers". Para penulis melakukan penelitian pada sebuah
pabrik semen di Pakistan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari
paparan debu semen terhadap fungsi pernafasan pekerja pabrik semen. Hasil penelitian
menunjukkan paparan debu semen sangat mempengaruhi fungsi pernafasan pekerja.
Pekerja pada umumnya mengalami penyakit paru obstruktif, penyakit paru restriktif,
peradangan paru lainnya, bahkan kanker paru (pada paparan di atas 15 tahun dan tanpa
pelindung). Untuk mengatasi risiko menghirup dan mengalami reaksi penyakit dalam
tubuh akibat debu semen, langkah pencegahan yang dapat diambil adalah menghindari
paparan terhadap paparan debu semen, dengan menggunakan peralatan kesehatan dan
keamanan saat bekerja, seperti penutup kepala, kaca mata khusus (goggle), masker atau
alat penutup hidung dan mulut lainnya, baju khusus, sepatu khusus, dan berbagai
macam perlengkapan yang didesain untuk mencegah masuknya debu ke dalam saluran
pernapasan. Selain itu, para pekerja juga diharapkan tidak makan atau minum di lokasi
dimana debu semen bertebaran, untuk menghindari masuknya debu ini ke dalam
saluran cerna kemudian ke dalam darah, karena efeknya dapat membahayakan organorgan tubuh dalam jangka panjang, dan memeriksakan kesehatan secara berkala ke
bagian kesehatan pabrik.
6. M. Muhundhan ( Indian Textile Journal, May 2013 Vol 123. No.8:57-66) Penelitian yang
berjudul "Ergonomy for Productivity" dilakukan pada sebuah pabrik garmen di India.
Pada awalnya, perusahaan tidak menerapkan prinsip ergonomi pada proses pembuatan
pakaian, tapi produktivitas perusahaan terus menurun karena karyawan sering
mengalami sakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Hasil penelitian menunjukkan
peranan ergonomi sangat penting bagi peningkatan produktivitas perusahaan.
Penerapan ergonomi pada metode kerja adalah menghilangkan gerakan repetitif,
menggunakan gerakan kerja sesuai prinsip ekonomi gerakan. Penerapan ergonomi
pada alat dan fasilitas kerja adalah menyesuaikan alat dengan postur tubuh. Penerapan
ergonomi pada lingkungan kerja adalah pencahayaan yang cukup pada bagian
pemotongan kain, pengendalian kebisingan pada bagian bordir, pengaturan ventilasi
pada bagian jahit. Dengan pelatihan dan instruksi yang tepat, penggunaan alat
pelindung kerja yang tepat dan sistem kerja ergonomis, pekerja garmen dapat
memproduksi produk di tempat kerja yang aman dan sehat dan produktivitas
perusahaan meningkat.

7.

Irena Sabaric, Snjenaza Brnada, Stana Kovacevic (Industrial Engineering Journal, 2013
Vol.4 No.100:55-59).
Melakukan penelitian dengan judul "Application of the MODAPTS Method with
Innovative Solutions in the Warping Process", berlokasi di Zagreb-Croatia. Penelitian
ini bertujuan untuk menghilangkan gerakan tidak efektif pada proses penyusunan
gulungan benang di perusahaan tekstil dengan merancang alat bantu kerja yang
inovatif. Hasil penelitian menyatakan dari perhitungan studi gerakan menggunakan
MODAPTS dapat menghemat waktu sebesar 75,87% mods sesudah perbaikan akibat
dari penyederhanaan gerakan kerja dengan menggunakan troli inovatif.
BAB 3
GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

3.1.

Sejarah Singkat Perusahaan


PT. Yoga Wibawa Mandiri berdiri pasca bencana tsunami melanda Provinsi Aceh

tahun 2004. Pasca tsunami, berbagai bantuan dari seluruh dunia berdatangan, bantuan dalam
bentuk pangan, sandang, obat-obatan, dan bantuan rehabilitasi rumah serta bangunan lainnya
yang rusak akibat tsunami.
Tingginya kebutuhan semen untuk pembangunan kembali (rekonstruksi) Aceh,
membuat sejumlah pengusaha asal Aceh yang berada di Sumatera Utara yang tergabung
dalam Aceh Sepakat membentuk sebuah konsorsium untuk membangun terminal
pengantongan semen yang diberi nama PT. Yoga Wibawa Mandiri berlokasi di Pelabuhan
Krueng Geukuh-Lhokseumawe dengan akte pendirian perusahaan nomor
20 tanggal 6 Maret 2006.
Peletakan batu pertama pembangunan infrastruktur terminal senilai 30 milyar
berlangsung pada tanggal 30 April 2007 di area pelabuhan Krueng Geukeuh. Direksi PT.
Yoga Wibawa Mandiri, Irsahuddin Hasan menyebutkan terminal di Krueng Geukeuh
memiliki kapasitas pengantongan 10.000 ton per bulan dan selama ini kebutuhan semen yang
dipasok untuk pantai timur Aceh saja mencapai 23.000 ton setiap bulannya. Jadi dengan
membuka sendiri terminal pengantongan semen dan membangun kemitraan dengan Semen

Padang diharapkan keberadaan terminal mampu menghidupkan Pelabuhan Krueng Geukeuh


dan mengurangi jumlah pengangguran.

3.2.

Visi dan Misi Perusahaan

3.2.1

Visi Perusahaan
Menjadi industri semen yang andal, unggul, dan berwawasan lingkungan.

3.2.2

Misi Perusahaan
a.

Meningkatkan nilai perusahaan bagi stakeholder, bertumbuh dan


memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

3.2.3

b.

Mengembangkan industri berwawasan lingkungan.

c.

Mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten dan profesional.

Produk

PT. Yoga Wibawa Mandiri merupakan terminal pengantongan (packing plant) untuk
Semen

Padang.

Produk

yang

dihasilkan

Gambar 3.1 Produk yang dihasilkan


ditunjukkan pada gambar 3.1.
3.3.

Organisasi dan Manajemen

3.3.1 Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta
posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pendistribusian tugas, wewenang dan
tanggung jawab serta hubungan satu sama lain dapat digambarkan pada suatu struktur

organisasi, sehingga karyawan mengetahui dengan jelas tentang tugas yang harus dijalankan,
dari siapa perintah diterima dan kepada siapa harus bertanggung jawab.
PT. Yoga Wibawa Mandiri memiliki struktur organisasi berbentuk lini. Pendelegasian
wewenang dilakukan secara vertikal melalui garis terpendek dari seorang atasan ke
bawahannya. Pelaporan tanggung jawab dari bawahan ke atasannya juga dilakukan melalui
garis terpendek. Perintah-perintah diberikan oleh atasannya saja dan pelaporan tanggung
jawab hanya kepada atasan bersangkutan. Ciri-ciri organisasi dalam bentuk lini adalah:
a.
Garis struktural langsung dari atasan ke bawahan atau dari pimpinan
tertinggi kepada berbagai tingkat operasional.
b.
Masing-masing pekerja bertanggung jawab penuh terhadap tugasnya.
c.
Otoritas dan tanggung jawab tertinggi terletak pada pimpinan puncak (top
management).
d.
Ruang lingkup organisasi nya lebih kecil dan jumlah anggota juga sedikit.
e.
Tingkat spesialisasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas pokok dan
fungsi organisasi masih rendah.
Struktur organisasi PT. Yoga Wibawa Mandiri ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Direktur

Plant Manager

Bagian Logistik

Bagian Teknik

Bagian Produksi

Bagian Kebersihan

Bagian Keamanan

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Yoga Wibawa Mandiri Tugas dan
tanggung jawab pemegang jabatan di PT. Yoga Wibawa Mandiri adalah sebagai berikut: 1.
Direktur
Tugas dan tanggung jawab direktur adalah sebagai berikut:
a.
Memimpin perusahaan agar dapat berjalan dengan baik.
b.
Mengkoordinir seluruh bagian yang ada di perusahaan tersebut.
c.
Mengontrol masalah keahlian teknis, proyek, penjualan dan pembelanjaan
perusahaan.
d.
Mengadakan hubungan dengan pihak luar baik swasta maupun pemerintah
yang bertujuan untuk kelancaran perusahaan.
e.
Mempunyai wewenang atas persetujuan surat-surat ekstern dan intern,
pesanan pembelian, penerimaan dan pengeluaran keuangan.
2.

Plant Manager
Tugas dan tanggung jawab manajer pabrik adalah sebagai berikut:
a.

Menyeleksi dan memeriksa data yang masuk ke perusahaan.

b.

Menganalisis dan memeriksa pesanan yang akan dibeli (purchase order)


perusahaan.

c.

Menganalisis perintah kerja (work order) yang masuk.

d.

Menganalisis daftar harga yang telah direncanakan oleh pihak produksi.

e.

Mempunyai wewenang atas keputusan apakah order yang diperoleh layak


untuk dijalankan atau tidak dan kesesuaian dengan harganya.

f.

Mempunyai wewenang untuk mengubah purchase order yang telah dibuat


oleh bagian pembelian.

g.

Bertanggung jawab kepada direktur atas setiap hal yang berkenaan dengan
pabrik maupun administrasi.

3.

Bagian Logistik
Tugas dan tanggung jawab bagian logistik adalah sebagai berikut:
a.
Menentukan jumlah material yang harus dipesan sesuai dengan jumlah
material yang masih ada di gudang.
b.
Melakukan pemesanan bahan baku dan kontak dengan pihak konsumen
setelah mendapat persetujuan dari Direktur.
c.
Mengadakan surat kontrak penjualan produk dengan pihak konsumen.
d.
Menetapkan waktu penyerahan produk kepada konsumen melalui masukan
dari bagian produksi.

4.

Bagian Teknik
Tugas dan tanggung jawab bagian teknik adalah sebagai berikut:
a.

Bertanggung jawab atas tersedianya mesin, peralatan dan kebutuhan


listrik agar proses produksi selalu lancar.

b.

Mengkoordinir tugas-tugas di bagian perawatan mesin dan listrik secara


teratur.

5.

Bagian Produksi
Tugas dan tanggung jawab bagian produksi adalah sebagai berikut:
a.

Bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi dan terpenuhinya


permintaan konsumen sesuai dengan rencana produksi.

b.

Melaksanakan proses produksi.

c.

Bertanggung jawab menjamin penanganan, penyimpanan dan perawatan


barang pada setiap tahap proses produksi dikerjakan sesuai dengan
persyaratan dalam standar mutu.

6.

Bagian Kebersihan
Tugas dan tanggung jawab bagian kebersihan adalah sebagai berikut:
a.

Menjaga kebersihan di lingkungan pabrik.

b.

Mengelola dan merawat segala fasilitas pendukung di lingkungan pabrik,


terutama di bagian kantor.

7.

Bagian Keamanan

a.
b.
c.

Tugas dan tanggung jawab bagian keamanan adalah sebagai berikut:


Bertanggung jawab atas keamanan dan kelangsungan jalannya aktivitas
perusahaan.
Memeriksa setiap orang yang ingin berurusan dengan pihak perusahaan.
Menerima dan menyampaikan pesan, surat atau berita yang ditujukan
kepada perusahaan.

3.3.2 Tenaga Kerja dan Jam Kerja


PT. Yoga Wibawa Mandiri berupaya memanfaatkan tenaga kerja yang berdomisili di
sekitar perusahaan yang memenuhi spesifikasi pekerjaannya. Hal ini dimaksudkan agar
kecemburuan sosial yang bersumber dari masyarakat setempat dapat dihindari.
Saat ini tenaga kerja di PT. Yoga Wibawa Mandiri berjumlah 36 orang yang terdiri
dari manajer, staf, karyawan dan buruh yang ditentukan berdasarkan pengalaman, spesifikasi
dan tingkatan pendidikan yang dimiliki. Operator pengantongan semen berjumlah 8 orang
dan keseluruhan operator adalah laki-laki. Jam kerja yang berlangsung diperusahaan adalah 7
jam kerja dimulai pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 wib dengan waktu istirahat 1
jam serta 6 hari kerja yaitu hari senin sampai dengan hari sabtu.

3.4.

Mesin Yang Di Gunakan Perusahaan


Mesin yang digunakan pada proses pengantongan semen adalah sebagai berikut:
1. Compressor, berfungsi untuk mendorong semen agar mengalir lebih cepat ke
dalam silo.
2.
Blower air slide, berfungsi untuk menyuntikkan angin agar lebih cepat
mendorong semen ke dalam silo.

2.
3.
3.

Dust Collector, berfungsi untuk menyaring debu pada proses


pengantongan semen.
Storage Silo, berfungsi sebagai tempat penyimpanan semen sementara ketika
dialirkan dari kapal pengangkut.
Bucker elevator, berfungsi sebagai alat transportasi yang digunakan untuk
mengirim bahan baku semen dari silo ke mesin packer.

4.

Screw Screen, berfungsi sebagai penyaring semen kasar.

5.

Packer, alat penampung semen bersih yang langsung mengalirkan ke dalam bag
semen.

6.

Bag Cleaning, berfungsi sebagai alat pembersih kantong semen yang pecah
selama proses pengantongan.

7.

Packing Conveyor, berfungsi sebagai alat yang mengalirkan kantong yang berisi
semen ke armada transportasi.

3.5.

Proses Produksi
Aktivitas pengantongan semen dimulai dari penerimaan bahan baku semen dari PT.

Semen Padang dengan armada pengangkutan kapal laut dengan frekuensi pengangkutan ratarata 3 kali per bulan dengan bobot 5000 ton. Semen dari kapal dialirkan ke silo melalui pipa
inlet 10 inchi sepanjang 60 meter, juga menggunakan pipa inlet 8 inchi sepanjang 80 meter
dengan air pressure sebesar 2,5 kg/cm2 - 4,0 kg/cm2. Selanjutnya semen dialirkan ke silo 1
dan silo 2 yang berkapasitas 2800 m2.
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN

4.1

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di PT. Yoga Wibawa Mandiri yang berlokasi di Jalan Medan -

Banda Aceh, kompleks Pelabuhan, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, Provinsi
Aceh. Penelitian dimulai pada bulan Juni 2013 sampai dengan sekarang.

4.2

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Subyek pada
penelitian ini adalah delapan operator yang berpartisipasi pada stasiun kerja pengantongan
semen di PT. Yoga Wibawa Mandiri.

4.3

Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (deduktif) dan metode yang
digunakan adalah metode asosiatif kausal. Menurut Sinulingga (2012:29) "penelitian asosiatif
kausal adalah penelitian yang dilakukan untuk menganalisis hubungan sebab akibat dengan
cara mengamati akibat yang terjadi dan kemungkinan faktor (sebab) yang menimbulkan
akibat tersebut".
Pendekatan deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum
dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat lebih khusus. Pendekatan ini diawali dari
pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.
4.4 Identifikasi Variabel Penelitian

4.4.1

Variabel Independen
Variabel Independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi atau

menjadi penyebab berubahnya variabel dependen. Variabel independen disebut juga dengan
variabel yang diduga sebagai sebab dari variabel dependen. Variabel independen yang
berpengaruh terhadap perancangan penelitian adalah gerakan kerja.

4.4.2

Variabel Dependen
Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh

variabel independen. Variabel dependen yang digunakan adalah waktu pengerjaan.

4.4.3 Kerangka Konseptual Penelitian


Dalam penelitian ini peneliti ingin mengusulkan rancangan perbaikan di lantai
produksi PT. Yoga Wibawa Mandiri. Adapun kerangka konseptual yang digunakan
ditunjukkan pada Gambar 4.1.

Gerakan
Kerja

Waktu
Pengerjaan

Produktivi
tas

Perancang
an metode
kerja

Gambar 4.1 Kerangka Konseptual Penelitian

4.4.4 Definisi Operasional


1.

Gerakan Kerja.
Gerakan-gerakan yang dilakukan operator pada proses pengantongan semen
dimulai saat menyalakan mesin packer sampai dengan selesai.

2.

Waktu Pengerjaan.
Waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator secara wajar (tidak terlalu cepat
atau terlalu lambat) untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam
sistem kerja terbaik. Waktu pengerjaan ini dipengaruhi oleh gerakan kerja yang
dilakukan operator dalam mengerjakan tugasnya.

3.

Produktivitas.
Produktivitas adalah suatu perbandingan antara output dengan input.
Produktivitas akan semakin baik jika output semakin tinggi sedangkan input
semakin kecil.

4.5 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, adalah:
1.

Panduan Wawancara.
Digunakan untuk mendapatkan informasi yang benar dengan cara bertanya
langsung kepada pimpinan perusahaan dan para pekerja.

2.

Video Camcorder Sony.


Digunakan ntuk pengamatan gerakan pekerja sehingga pengamatan bisa lebih
terperinci dan dapat diamati berulang kali.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder.

4.6.1

Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan pengukuran langsung

terhadap objek penelitian dilapangan.

1.

Data gerakan kerja.

2.

Data waktu pengerjaan.

3.
4.6.2

Data persen produktif pekerja dan mesin.

Data Skunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari tempat objek penelitian dan bukan

pengukuran langsung terhadap objek penelitian di lapangan, data skunder yang diperoleh
adalah sebagai berikut:

1.

Sejarah perusahaan.

2.

Struktur organisasi.

3.

Proses produksi.

4.

Data permintaan semen.

5.

Data hasil produksi semen.

6.

Jam kerja

7.

Data pekerja

Adapun mekanisme prosedur pengumpulan data di PT. Yoga Wibawa Mandiri adalah:

1.

Melakukan observasi awal.

2.

Mengidentifikasi masalah yang ada pada perusahaan.

1.

Melakukan studi pustaka dengan mencari teori-teori yang mendukung penelitian


yang akan dilakukan.

2.

Data yang dikumpulkan adalah data-data historis mengenai kegiatan produksi,


data permintaan (penjualan), data umum perusahaan, dan data lainnya yang
berkaitan dengan proses produksi.

3.

Pengamatan ekonomi gerakan operator.


Bagan prosedur pengamatan ditunjukkan pada Gambar 4.2.

Pengamatan ekonomi

Pengamatan ekonomi

gerakan op^tor
Persiapan

gerakan operator
Istirahat

4.7 Prosedur Penelitian

10.00

SHIFT I

11.30

12.30

14.30

SHIFT Ih

4.7 Prosedur Penelitian

Gambar 4.2 Prosedur Pengamatan Ekonomi Gerakan Operator.

6.

Pengukuran kegiatan work dan idle operator.


Bagan prosedur pengukuran kegiatan ditunjukkan pada Gambar 4.3.

Pengukuran
Waktu Idle dan
Work

Pengukuran
Waktu Idle dan
Work

Persiapa
n

Istirahat

12
.30
L------------ SHIFT I --------13

.30
-------------SHIFT II ------

Gambar 4.3 Prosedur Pengukuran Work dan Idle Operator 4.8


Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian
tahap pengumpulan data. 1. Penelitian Pendahuluan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di
perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai tema penelitian. Dalam penelitian
pendahuluan ini dilihat adalah:

2.

a.

Input, proses dan output pada stasiun kerja pengantongan semen.

b.

Kendala dan masalah yang dihadapi perusahaan.

c.

Analisa umum terhadap kendala dan masalah aktual.

Tahapan Penelitian.
Kegiatan yang dilakukan pada saat penelitian adalah sebagai berikut:
a.
Pengambilan data perusahaan.
Pengambilan data perusahaan tempat dilaksanakannya penelitian, data
perusahaan yang diambil yaitu : sejarah perusahaan, struktur organisasi, proses
produksi yang berlangsung diperusahaan, jam kerja dan data pekerja.
b.
Pengambilan data gerakan kerja
Pengambilan data gerakan dilakukan pada proses pengantongan semen,
menggunakan video camcorder untuk pengamatan gerakan sehingga
pengamatan bisa lebih terperinci dan dapat diamati berulang kali.
c.
Pengukuran waktu kerja.

4.9 Tahap Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
Observasi, adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena sosial
dan gejala-gejala fisik dengan jalan mengamati dan mencatat. Pada penelitian ini
peneliti melakukan pengamatan pada proses produksi di perusahaan.
2.
Metode wawancara, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakan tanya jawab dengan orang-orang yang berkepentingan dan
mempunyai wewenang terhadap obyek-obyek yang dipelajari, sehingga data
yang terkumpul adalah benar.

1.

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran dan data yang berasal dari perusahaan
diolah secara kuantitatif. Pengolahan data dilakukan untuk memperoleh gambaran data yang
representatif sehingga dapat digunakan untuk penyelesaian permasalahan.

1.

Penguraian gerakan operator menjadi elemen gerakan sesuai prinsip ekonomi


gerakan.

2.

Perhitungan waktu standar dengan metode Modapts.

3.

Perhitungan persen produktif pekerja dan mesin.

4.11 Tahap Analisis Pemecahan Masalah


Analisis pemecahan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Analisa gerakan kerja operator.
2. Analisa pengukuran waktu standar.
3. Analisa pengukuran persen produktif operator dan mesin.
4. Analisa rancangan usulan perbaikan metode kerja.
4.12 Tahap Kesimpulan dan Saran
Tahapan terakhir yang akan dilakukan adalah penarikan kesimpulan dan saran.
Berdasarkan hasil analisis terhadap metode kerja yang berlaku saat ini diperusahaan maka
diperoleh suatu kesimpulan dan saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
oleh pihak perusahaan untuk diimplementasikan dalam usaha perbaikan metode kerja. Blok
diagram prosedur penelitian ditunjukkan pada Gambar 4.4.

STUDI PENDAHULUAN

LITERATUR

.
Obs
erva
si

.
Wawanc
ara

1. Buku
2
.
penelitian

Jurnal

PERUMUSAN MASALAH
Penurunan produktivitas perusahaan karena jumlah permintaan
yang melebihi jumlah produksi semen

PENETAPAN TUJUAN
Menganalisa penerapan metode kerja saat ini dan merancang
usulan perbaikan metode kerja

PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER

DATA SEKUNDER

1. Data gerakan kerja

1.

Sejarah perusahaan

2. Data waktu pengerjaan

2.

Struktur organisasi

3. Data persen produktif

3.

Proses produksi

pekerja dan mesin

4.

Pekerja dan Jam Kerja

PENGOLAHAN DATA

1
2
3

. Penguraian gerakan sesuai prinsip e-konomi gerakan


. Pengukuran waktu proses dan waktu standar
. Pengukuran persen produktif operator dan mesin

ANALISA DAN PERANCANGAN

1
2
3

. Analisa gerakan kerja operator


. Analisa pengukuran waktu proses dan waktu standar
. Analisa pengukuran persen produktif operator dan
mesin

. Usulan perbaikan metode kerja

KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 4.4
Penelitian.

Blok

Diagram

Prosedur

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan bagaimana data-data dikumpulkan sekaligus diolah
sesuai dengan metodologi yang dirancang kemudian dianalisa untuk mendapatkan suatu
kesimpulan.

5.1 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2013


Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan, permintaan dan produksi semen
tahun 2013 mengalami fluktuasi namun jumlah permintaan melebihi dari jumlah produksi.
Permintaan dan produksi semen tahun 2013 ditunjukkan pada tabel 5.1.

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Tabel 5.1 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2013.


Bulan
Permintaan (ton)
Produksi (ton)
Januari
7421
6356
Februari
7581
6683
Maret
7907
7308
April
8398
7532
Mei
8546
7530
Juni
8716
7691
Juli
10933
9222
Agustus
8612
6813
September
11529
9371
Oktober
10960
8475
November
10213
8565
Desember
11346
9550
Jumlah
112162
95096
Sumber: Perusahaan
Penyajian data permintaan dan produksi semen tahun 2013 ditunjukkan pada Gambar

5.1.

Gambar 5.1 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2013 Gambar 5.1
menunjukkan bahwa jumlah permintaan dan produksi semen bulan Januari sampai dengan
Juli mengalami kenaikan. Pada bulan Agustus terjadi penurunan karena minimnya proyek
kontruksi bertepatan dengan Bulan Ramadhan. Namun pada bulan September sampai dengan
Desember jumlah permintaan dan produksi semen kembali meningkat.
5.2 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2014
Permintaan dan produksi semen kuartal petama tahun 2014 ditunjukkan pada
tabel 5.2.
Tabel 5.2 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2014.
No
1
2
3

Bulan
Januari
Februari
Maret
Jumlah

Sumber: Perusahaan.

Permintaan (ton)
10335
10369
10910
31614

Produksi (ton)
8117
8061
8850
25028

Permintaan dan produksi semen kuartal 1 tahun 2014 ditunjukkan pada gambar 5.2.

Grafik Permintaan dan Produksi Semen Kuartal 1 Tahun 2014


1100
0
1050
0
1000
0
9500
9000
8500
8000
7500
7000

Februari Periode (Bulan)

Permintaan
(ton) Produksi
(ton)

Sumber: Perusahaan.

Gambar 5.2 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2014.


Gambar 5.2 menunjukkan bahwa jumlah permintaan lebih tinggi dibanding
kemampuan produksi. Jumlah permintaan setiap bulan mengalami kenaikan. Untuk
memenuhi jumlah permintaan maka perusahaan mengadakan lembur. Pengadaan lembur
membuat perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan berupa biaya lembur.
5.3 Data Upah Lembur Tahun 2013
Jam kerja yang berlaku di PT. Yoga Wibawa Mandiri adalah 7 jam kerja dimulai pada
pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 wib dengan waktu istirahat 1 jam untuk hari kerja
senin sampai jumat, dan 5 jam kerja untuk hari sabtu sehingga jumlah jam kerja dalam satu
minggu adalah 40 jam kerja. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13
Tahun 2003 dan Keputusan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kepmenakertrans)
No.102/MEN/VI/2004.
Selama tahun 2013 jumlah jam lembur adalah 398 jam dengan rata-rata 33 jam tiap
bulannya. Perhitungan upah lembur mengacu pada Kepmenakertrans No. KEP102/MEN/VI/2004 tentang waktu kerja lembur dan upah lembur. Perhitungan upah lembur
menggunakan rumus sebagai berikut:
Upah lembur = 1/173 x Upah 1 Bulan.....................................................................(5.1)
Lembur pada hari kerja untuk jam pertama dibayar upah sebesar 1,5 kali upah 1 jam. Untuk
setiap jam lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 kali upah 1 jam. Sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan Kepmenakertrans, upah lembur per jam di PT. Yoga Wibawa
Mandiri adalah Rp. 10.700,00. Biaya lembur yang dikeluarkan oleh perusahaan selama tahun
2013 ditunjukkan pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Data Upah Lembur Tahun 2013.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah

Upah Lembur (Rp)


1.958.100
1.968.800
1.374.950
1.861.800
2.632.200
2.632.200
3.402.600
2.268.400
3.210.000
3.680.800
3.017.400
3.659.400
30.767.850

Pada tahun 2013 upah lembur yang harus dibayarkan perusahaan adalah
Rp.30.767.850. Gambar 5.3 menunjukkan bahwa upah lembur yang dikeluarkan perusahaan
tiap bulan bervariasi, upah lembur tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar Rp.
3.680.000,00. Hal ini disebabkan semakin banyak proyek konstruksi yang dilaksanakan pada
akhir tahun sehingga permintaan terhadap semen meningkat.

Grafik Upah Lembur Tahun

Jan Febr Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Periode Tahun 2013
Gambar 5.3 Data Upah Lembur Tahun 2013.
2013
36000
00
32000
00
28000
00
24000
00
20000
00
16000
00
12000
00

Sumber: Perusahaan.

5.4 Data Upah Lembur Tahun 2014


Data lembur Bulan Januari sampai dengan Maret 2014 ditunjukkan pada Tabel
5.4.
Tabel 5.4 Data Upah Lembur Tahun 2014
No
Bulan
Upah Lembur (Rp)
1
Januari
2.354.000
2
Februari
2.889.000
3
Maret
3.210.000
Jumlah
8.453.000
Sumber: Perusahaan. Untuk tiga bulan pertama di tahun 2014 jumlah upah
lembur adalah
Rp.8.453.000,00.
Gambar 5.4 menunjukkan bahwa setiap bulan terjadi peningkatan upah lembur. Menurut
perkiraan pihak manajemen, jumlah biaya lembur ini akan terus meningkat dan pada akhirnya
dapat merugikan perusahaan. Perusahaan ingin mereduksi waktu lembur dengan
meningkatkan produksi pada jam kerja.

Grafik Upah Lembur Kuartal 1

2014
3200000

Januari Februari
Periode(Bulan)

2800000 e
^ 2400000 a p
U
2000000

Sumber: Perusahaan

Maret

Gambar 5.4 Data Upah Lembur Tahun 2014

5.5 Data Operator


Jumlah dan usia operator mesin packer pada stasiun pengantongan semen ditunjukkan
pada Tabel 5.5.
Nama Operator
Packer A
Operator 1
Operator 2
Operator 3
Operator 4
Packer B
Operator 5
Operator 6
Operator 7
Operator 8

Usia Operator (Tahun)


30
25
27
29
28
35
25
27

____________Tabel 5.5 Data Operator_____________

Sumber: Perusahaan

5.6 Jumlah Kantong Semen yang Dihasilkan Operator


Jumlah kantong semen yang dihasilkan operator selama bulan Januari 2014
ditunjukkan pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Jumlah Kantong Semen yang Dihasilkan


Operator
Jumlah Kantong Semen (ton)
Operator 1
Operator 2
Operator 3
Operator 4
Operator 5
Operator 6
Operator 7
Operator 8
Jumlah
Sumber: Perusahaan.

1030
996
987
1020
1043
1028
1023
990
1014

5.7 Data Elemen Gerakan


Gerakan operator akan diuraikan menjadi elemen gerakan berdasarkan metode
Modapts. Pada dasarnya gerakan tubuh pada metode Modapts adalah gerakan Therblig yang
disempurnakan sehingga menj adi lebih terperinci dengan melibatkan faktor beban kerja
(load factor/L) dengan rincian sebagai berikut:
L1= 0-2 kg,
L2 = 2-6 kg,
L3= 6-10 kg, L4 = 10-14 kg,
L5=14-18 kg, L6 = 18-22 kg,
L7 = 22-26 kg, L8= 26-30kg.
Gerakan kerja yang dilakukan operator ditunjukkan pada Gambar 5.5.
Gambar 5.5 Gerakan Kerja Operator

Berdasarkan Gambar 5.5 maka penguraian elemen gerakan menggunakan metode


Modapts ditunjukkan pada Tabel 5.7.

No
1
2
3

4
5
6

Pekerjaan

Tabel 5.7 Elemen Gerakan Operator


Elemen Gerakan
Menyalakan mesin packer
Berputar
Berjalan ke belakang

Pengantongan
Mengambil kantong semen
Semen
Berputar
Berjalan ke depan memegang kantong
Meletakkan kantong pada mesin packer
Berdiri (menunggu semen terisi penuh)

Sumber: Pengamatan.

Gerakan Modapts
Move, Press, Eye
Twist
Walk
Move, Grasp Twist
Walk, Grasp
Move, Put
Stand

Gerakan kerja yang dilakukan operator akan disesuaikan dengan prinsip ekonomi
gerakan untuk dilihat apakah gerakan kerja tersebut sudah memenuhi prinsip-prinsip yang
terdapat pada ekonomi gerakan.
4. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan anggota tubuh manusia:
a. Sebaiknya kedua tangan harus memulai dan mengakhiri gerakannya dalam waktu
yang bersamaan. Gerakan kedua tangan tersebut dianalisa menggunakan Peta Tangan Kiri
dan Tangan Kanan (PTKTK) seperti ditunjukkan pada Tabel 5.8 s.d 5.15.
Tabel 5.8 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 1
PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PEKERJAAN
OPERATOR
NOMOR PETA
SEKARANG
DIPETAKAN OLEH
TANGGAL DIPETAKAN
TANGAN KIRI
Menunggu
Menunggu

:
:
:
:
:
:

PENGANTONGAN SEMEN
1
01
V
CUT ITA
16JUNI2014
JARAK WAKTU WAKTU
(DET)
(DET)
(CM)
1,5
1,5
0
1,6
0

Menahan tumpukan
kantong semen

20

Menunggu

Merapikan bawah kantong


semen

Menunggu
Total

JARAK
TANGAN KANAN
(CM)
30
Menyalakan mesin

2,6

20

Mengambil kantong semen

1,1

2,1

Memegang kantong semen

40

20

7,2

7,2

90

Meletakkan kantong semen di


mesin

Peta tangan kiri dan tangan kanan pada Tabel 5.8 menunjukkan bahwa terdapat 4
gerakan menunggu pada tangan kiri dan tidak terdapat kegiatan menunggu pada tangan
kanan. Kedua tangan tidak memulai dan mengakhiri gerakannya dalam waktu yang
bersamaan. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan beban kerja antara tangan kiri
dan tangan kanan pada operator 1.
Tabel 5.9 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 2 PETA
TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PEKERJAAN

: PENGANTONGAN SEMEN

OPERATOR

:2

NOMOR PETA

: 02

SEKARANG

:V

DIPETAKAN OLEH

: CUT ITA

TANGGAL DIPETAKAN : 16JUNI2014


TANGAN KIRI
Memegang mesin
Menunggu
Menunggu
Menunggu
Total

JARAK
(CM)
30
0
0
0
30

WAKTU
(DET)
1,5
2,7
2,1
1

WAKTU
(DET)
1,5
2,7
2,1
1

JARAK
(CM)
30
20
0
40

7,3

7,3

90

TANGAN KANAN
Menyalakan mesin
Mengambil kantong semen
Memegang kantong semen
Meletakkan kantong semen
di
mesin

Peta tangan kiri dan tangan kanan pada Tabel 5.9 menunjukkan bahwa terdapat 3
gerakan menunggu pada tangan kiri dan tidak terdapat kegiatan menunggu pada tangan
kanan. Tangan kiri dan kanan operator tidak mengakhiri gerakannya dalam waktu yang
bersamaan. Hal ini juga menunjukkan adanya ketidakseimbangan beban kerja antara tangan
kiri dan tangan kanan pada operator 2.

Tabel 5.10 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 3


PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PEKERJAAN

: PENGANTONGAN SEMEN

OPERATOR NOMOR

:3:

PETA SEKARANG

03 : V

DIPETAKAN OLEH

: CUT ITA

TANGGAL

: 16JUNI2014

DIPETAKAN TANGAN
KIRI
Menunggu
Menunggu
Memegang kantong
semen
Menunggu
Total

JARAK
(CM)
0
0
0
0

WAKTU
(DET)
1,5
2,8
2,2
1

WAKTU
(DET)
1,5
2,8
2,2
1

JARAK
(CM)
30
20
0
40

7,5

7,5

90

TANGAN KANAN
Menyalakan mesin
Mengambil kantong semen
Memegang kantong semen
Meletakkan kantong semen
di
mesin

Tabel 5.11 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 4


PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PEKERJAAN

: PENGANTONGAN SEMEN

OPERATOR

:4

NOMOR PETA

: 04

SEKARANG

:V

DIPETAKAN OLEH

: CUT ITA

TANGGAL DIPETAKAN : 16JUNI2014


TANGAN KIRI
Menunggu
Menunggu
Memegang kantong
Menunggu

JARAK
(CM)
0
0
0
0

WAKTU
(DET)
1,5
2,5
2
1,5

WAKTU
(DET)
1,5
2,5
2
1,5

JARAK
(CM)
30
20
0
40

7,5

7,5

90

Total

TANGAN KANAN
Menyalakan mesin
Mengambil kantong semen
Memegang kantong semen
Meletakkan kantong semen
di mesin

Tabel 5.12 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 5


PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PEKERJAAN

: PENGANTONGAN SEMEN

OPERATOR

:5

NOMOR PETA

: 05

SEKARANG

:V

DIPETAKAN OLEH

: CUT ITA

TANGGAL DIPETAKAN : 16JUNI2014


TANGAN KIRI
Menunggu
Memegang meja
Memegang kantong
Menunggu

JARAK
(CM)
0
20
0
0

Total

WAKTU
(DET)
1,5
2,8
2
1

WAKTU
(DET)
1,5
2,8
2
1

JARAK
(CM)
30
20
0
40

7,3

7,3

90

20

TANGAN KANAN
Menyalakan mesin
Mengambil kantong semen
Memegang kantong semen
Meletakkan kantong semen
di mesin

Tabel 5.13 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 6


PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

OPERATOR
PEKERJAAN
NOMOR PETA

: 6:
: 06

SEKARANG

:V

DIPETAKAN OLEH

: CUT ITA

PENGANTONGAN

TANGGAL DIPETAKAN : 16JUNI2014


TANGAN KIRI
Menunggu
Memegang meja
Menunggu
Menunggu
Total

JARAK
(CM)
0
20
0
0
20

WAKTU
(DET)
1,5
2,7
2
1

WAKTU
(DET)
1,5
2,7
2
1

JARAK
(CM)
30
20
0
40

7,2

7,2

90

TANGAN KANAN
Menyalakan mesin
Mengambil kantong semen
Memegang kantong semen
Meletakkan kantong semen
di mesin

Tabel 5.14 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 7


PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PEKERJAAN

: PENGANTONGAN SEMEN

OPERATOR

:7

NOMOR PETA

: 07

SEKARANG

:V

DIPETAKAN OLEH

: CUT ITA

TANGGAL DIPETAKAN : 16JUNI2014


TANGAN KIRI

JARAK WAKTU
(CM)
(DET)
30
1,5
20
2,6

Menyalakan mesin
Mengambil kantong
semen
Memegang kantong
semen
Meletakkan kantong
semen di mesin
Total

WAKTU
(DET)
1,5
2,6

JARAK

TANGAN KANAN
Menunggu
Menunggu

(CM)
0

1,9

1,9

Menunggu

40

1,3

1,3

Menunggu

90

7,3

7,3

Tabel 5.15 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 8


PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PEKERJAAN

: PENGANTONGAN SEMEN

OPERATOR

:8

NOMOR PETA

: 08

SEKARANG

:V

DIPETAKAN OLEH

: CUT ITA

TANGGAL DIPETAKAN : 16JUNI2014


TANGAN KIRI
Memegang mesin
Menunggu
Menunggu
Menunggu
Total

JARAK WAKTU
(CM)
(DET)
30
1,5
0
2,7
0
2,1
0
1
30

7,2

WAKTU
(DET)
1,5
2,6
2,1
1
7,2

JARAK

TANGAN KANAN
Menyalakan mesin
Mengambil kantong semen
Memegang kantong semen
Meletakkan kantong semen di
40
mesin
90

(CM)

30
20
0

Peta tangan kiri dan tangan kanan pada Tabel 5.10 s.d Tabel 5.15 menunjukkan bahwa
frekuensi gerakan menunggu lebih sering dilakukan oleh tangan kiri. Dengan demikian
berdasarkan hasil pemetaan tangan kiri dan kanan pada operator 1 sampai dengan operator 8
menunjukkan adanya ketidakseimbangan beban kerja antara tangan kiri dan tangan kanan.
Tabel 5.16 Rekapitulasi Waktu Gerakan Tangan Operator 1 s.d 8
Operator
Tangan Kiri

Waktu Gerakan

Tangan Kanan
Op. 1
2,1
de2
Op. 2
1,5
7,3
Op. 3
2,2
7,5
Op. 4
2
7,5
Op. 5
4,8
7,3
Op. 6
2,7
7,2
Op. 7
0
7,3
Op. 8
1,5
7,2
Gambar 5.6 menunjukkan bahwa kecenderungan tangan kanan melakukan pekerjaan

sebesar 80% dan tangan kiri sebesar 20%. Artinya tangan kanan lebih banyak
melakukan pekerjaan dibandingkan dengan tangan kiri. Pekerjaan diawali dengan
tangan kanan dan diakhiri dengan tangan kanan. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip

Gambar 5.6 Grafik Waktu Gerakan Tangan


ekonomi gerakan.
b.

Gerakan tubuh sebaiknya dihemat, yaitu hanya menggerakkan bagian tubuh yang
diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan.

Tabel 5.17 berikut ini menunjukkan bagian-bagian tubuh yang digunakan operator
pada saat pengantongan semen.

Tabel 5.17 Bagian Tubuh yang Digunakan Untuk Melakukan Pekerjaan


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Bagian Tubuh
Leher bagian atas
Leher bagian bawah
Bahu Kiri
Bahu Kanan
Lengan Atas Kiri
Pinggang
Lengan Atas Kanan
Punggung
Bokong
Pantat
Siku Kiri
Siku Kanan
Lengan Bawah Kiri
Lengan Bawah Kanan
Pergelangan Tangan Kiri
Pergelangan T. Kanan
Tangan Kiri
Tangan Kanan

No
Bagian Tubuh
19 Paha Kiri
20 Paha Kanan
21 Lutut Kiri
22 Lutut Kanan
23 Betis Kiri
24 Betis Kanan
25 Pergelangan Kaki Kiri
26 Pergelangan Kaki Kanan
27 Kaki Kiri
28 Kaki Kanan
Total
Persen Penggunaan

Op 1
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
18
64,3

Op 1

Op 2

Op 3

Op 4

Op 5

Op 6

Op 7

Op 8

V
V

V
V

V
V
V
V
V

V
V
V
V
V

V
V
V
V
V

V
V
V
V
V

V
V
V
V
V

V
V
V
V
V

Op 2
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
18
64,3

Op 3
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
18
64,3

Op 4
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
18
64,3

V
V
V

Op 5
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
18
64,3

Op 6
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
18
64,3

Op 7
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
18
64,3

V
V
V
V
V

V
V
V
V

Op 8
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
18
64,3

Berdasarkan Gambar 5.7 dapat dilihat bahwa penggunaan anggota tubuh operator
secara umum adalah sama yaitu sekitar 64,3%. Hal ini mengindikasikan gerakan tubuh tidak
dihemat, terdapat anggota tubuh yang sebenarnya tidak diperlukan namun digunakan oleh
Operator
operator. Hal ini tidak sesuai dengan
prinsip ekonomi gerakan. Penggunaan Anggota Tubuh (%)
Operator 1
g. Hindari gerakan yang menyebabkan
arah karena akan menghabiskan waktu
Operatorperubahan
2
yang lebih banyak.
Operator 3
Untuk mengetahui apakah Operator
gerakan pada
4 poin c sudah sesuai dengan prinsip ekonomi
gerakan, maka Tabel 5.19 akan Operator
menunjukkan
tahapan gerakan operator dan waktu yang
5
dibutuhkan melakukan gerakan tersebut.
Operator 6
Operator 7
Operator 8
Tabel 5.19 Tahapan Gerakan Operator
No. Tahapan Gerakan Operator

Op.1

Op.2

Op.3 Waktu (det)

Op.6

Op.7

Op.8

Op.4 Op. 5

Tabel 5.18
Gambar
Rekapitulasi
5.7 Penggunaan
Penggunaan
Anggota
Anggota
Tubuh
Tubuh
Operator Saat Bekerja

1
2
3
4
5

Menyalakan Mesin Packer


Berputar
Berjalan
Mengambil Kantong Semen
Berputar
Berjalan ke Depan Meletakkan
6 7 kantong pd mesin packer
8 Berdiri menunggu semen terisi
penuh
Jumlah

1,4
0,5
1,2
0,9
0,6

1,4
0,5
1,2
1
0,5

1,4
0,5
1,3
0,9
0,5

1,4
0,5
1,3
0,7
0,5

1,5 1

1,5 1

3,9

3,9

3,9 3,9

3,9

3,9

3,9

3,9

11

11

11

11

10,9

11,1

11,1

1,5 1 1,5 1,2

11

1,4
0,5
1,3
0,9
0,5
1,5 1

1,4
0,5
1,3
0,8
0,5

1,4
0,5
1,3
0,8
0,5

1,4
0,5
1,3
0,8
0,5

1,5 1 1,5 1,2 1,5 1,2

Gerakan yang menyebabkan perubahan arah adalah gerakan berputar yang diikuti oleh
gerakan berjalan, mengambil kantong semen, berputar dan berjalan ke depan. Perbandingan
waktu dari lima gerakan tersebut ditunjukkan pada Tabel 5.20.

Tabel 5.20 Perbandingan Waktu Tiap Gerakan Operator.


No.
1
2
3
4

Tahapan Gerakan Operator


Op.1
Menyalakan Mesin Packer
1,4
Berputar ke belakang dan ke depan 4,7
Meletakkan kantong pada mesin
1
packer
Berdiri menunggu semen terisi
3,9
penuh
Jumlah
11

Waktu (det)
Op.2 Op.3 Op.4 Op.5 Op.6 Op.7
1,4
1,4
1,4 1,4
1,4 1,4
4,7
4,7
4,5 4,7
4,6 4,6
1
1
1,2 1
1 1,2
3,9

3,9

3,9 3,9

3,9 3,9

11

11

11 11

10,9 11,1

Op.8
1,4
4,6
1,2
3,9
11,1

Tabel 5.20 dan Gambar 5.9 menunjukkan bahwa gerakan berputar menghabiskan
waktu paling lama yaitu 4,7 detik. Hal ini membuktikan bahwa gerakan yang menyebabkan
perubahan arah akan menghabiskan waktu lebih banyak.

Gerakan Kerja Operator


Menyalakan Mesin Packer

Berputar ke
belakang dan selanjutnya
ke depan

Meletakkan kantong
semen pada mesin packer

Berdiri

Menunggu

Gambar 5.8 Perbandingan Waktu Tiap Gerakan Operator


5.

Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung:


a.
Tempatkan fasilitas kerja ditempat yang mudah dan cepat untuk dicapai.
b.
Tata letak fasilitas kerja diatur sedemikian rupa sehingga dapat membentuk
kondisi kerja yang baik.

Berdasarkan pengamatan dan ditunjukkan pada Gambar 5.9, penempatan fasilitas kerja
berupa meja dibelakang operator dinilai belum memenuhi prinsip ekonomi gerakan. Meja
berfungsi sebagai alas untuk meletakkan kantong semen yang masih kosong. Penempatan
meja dibelakang operator menyebabkan operator harus berputar 180 untuk mengambil
kantong semen. Gerakan berputar yang terjadi berulang kali (repetitive motion) dengan
frekuensi tinggi termasuk ke dalam postur kerja yang tidak efektif dan berkontribusi
menyebabkan cumulative trauma disorders (CTDs) (Ladao, 2004:87). CTDs merupakan
sekumpulan gangguan pada sistem muskuloskeletal yang meliputi cedera pada syaraf, otot,
tendon, ligamen, tulang dan persendian pada titik-titik ekstrim tubuh bagian atas yaitu tangan,
pergelangan, siku dan bahu, tubuh bagian bawah yaitu kaki, lutut dan pinggul serta tulang
belakang yaitu punggung dan leher. Gangguan ini timbul karena adanya gerakan berulang
(repetitive motion) dengan frekuensi tinggi. Oleh karena itu penempatan meja dibelakang
operator dikategorikan penempatan fasilitas kerja yang tidak mudah dicapai.

5.9 Data Waktu Pengerjaan


Perhitungan data waktu pengerjaan menggunakan Modular Arrangement of
Predetermined Time Standart (MODAPTS). MODAPTS adalah metode pengukuran kerja
dengan menggunakan data waktu gerakan untuk gerakan kerja repetitif. MODAPTS
menggunakan satuan Mods untuk mewakili unit beban kerja pekerja. 1 Mods = 0,129 detik.
Perhitungan waktu pengerjaan oleh operator pengantongan semen ditunjukkan pada Tabel
5.21 s.d 5.28.
Kode
Faktor T. . . - . .
No
Gerakan
Kalkulasi Mods
Modapts
Beban
Operator
Menyalakan
M5A4
5x1
1 mesin
4x1
packer
E2
1
2x1
2 Berputar
C4
1
4x1
3 Berjalan (2 langkah)
W5
1 5x2(langkah)x1
4

Mengambil
kantong semen

Berputar Berjalan
ke
6 depan
(2 langkah)
Meletakkan
7 kantong semen
pada mesin
packer
Berdiri
8 (menunggu
semen terisi
penuh)
Total Mods

M3G1
E2
C4

Waktu
(dtk)
1,161

2
4
10

0,258
0,516
1,29

0,516

2
4

0,258
0,516

11

1,419

3x1

0,774

3x1
1x1
1
2x1
1
4x1
5x2(langkah)x1
1

W5G1

1x1

Mods

3x1
M3P3

E2

2x1

0,258

S30

30x1

30

3,87

84

10,836

Operator 84

Tabel 5.22 Lembar kerja MODAPTS Operator 84

No

Gerakan
Operator
1 Menyalakan
mesin packer

Kode Faktor Kalkulasi Mods


Modapts Beban
M5A4
5x1
E21
4x1 1
2x1
C41
4x1
W51 5x2(langkah)x1

2 Berputar
3 Berjalan (2
langkah)
4 Mengambil kantong
M3G2 E2
semen
5 Berputar Berjalan
ke
6 depan
(2 langkah)
7 Meletakkan
kantong semen
pada mesin
packer
Berdiri
8 (menunggu semen
terisi penuh)

2x1 1
C41
4x1
5x2(langkah)x1
1x1
3x1
1

Gerakan
Operator

Menyalakan
mesin packer

2
3

Berputar
Berjalan (2 langkah)

Mengambil
kantong semen

5
6

Berputar Berjalan ke

depan
(2 langkah)
Meletakkan
7 kantong semen
pada mesin
packer
Berdiri
8 (menunggu
semen terisi
penuh)
Total Mods

0,516

11

1,419

0,774
0,258

E21

3x1
2x1

S301

30x1

30

3,87

10,965

Kode Faktor T.
Kalkulasi Mods
Modapts Beban

. .-..
5x1
4x1

M5A4
E2
C4
W5

1
1
1

M3G2

E2
C4

0,516
1,29

5 2 0,645 0,258

2x1

Total Mods
No

4
10

3x1

W5G1
M3P3

Mods Waktu
(dtk)
9
1,161
2
0,258

2x1
4x1
5x2(langkah)x1
3x1
2x1

1
2x1
1
4x1
5x2(langkah)x1

W5G2

Mods

Waktu
(dtk)

1,161

2
4
10

0,258
0,516
1,29

0,645

2
4

0,258
0,516

12

1,548

2x1

M3P3

3x1

0,774

E2

2x1

0,258

S30

30x1

30

3,87

86

11,094

3x1

Operator 85

Tabel 5.22 Lembar kerja MODAPTS Operator 85

No

Gerakan Kode
Faktor
Kalkulasi
Mods
Modapts
Beban
Operator

Menyalakan
mesin packer

2
3

Berputar
Berjalan (2
langkah)

Mengambil
kantong
semen

Berputar
Berjalan ke

depan
(2 langkah)

Mods

(dtk)
5
x
1
4
x
2x1 1
4x1

M5A4
E2
C4
W5

M3G2
E2
C4

1,161

1
1
1
5x2(langkah)
x1
3
x
1
1
2x1

2
4
10

0,258
0,516
1,29

0,645

1
2x1
1
4x1
5x2(langkah)
x1

2
4

0,258
0,516

11

1,419

5x1

1,032

W5G1

1
x
1
3
x
1

Meletakkan
7

No
1

2
3
4

kantong
semen
pada mesin
packer
Berdiri
(menunggu
semen terisi
penuh)

Gerakan
Operator
Menyalakan
mesin packer

M3P5

E2

2x1

0,258

S30

30x1

30

3,87

Total Mods
Kode Faktor
Kalkulasi Mods
Modapts Beban
M5A4
E2

Berputar
C4
W5
Berjalan (2 langkah)
Mengambil kantong
M3G2 E2
semen

Berputar Berjalan ke

depan
W5G2
(2 langkah)
Meletakkan kantong M3P3

Waktu

C4

87

11,223
Mods
Waktu
(dtk)
9
1,161
2
0,258

5x1
1
4x1
1
2x1
1
4x1
1 5x2(langkah)x1

4
10

3x1
1

2x1 1
1
4x1
5x2(langkah)x1
1
2x1
3x1

2x1

52

0,516
1,26
0,645 0,258

0,516

12

1,548

0,774

Operator 86

Tabel 5.22 Lembar kerja MODAPTS Operator 86

semen
pada mesin
packer
Berdiri
8 (menunggu semen
terisi penuh)
Total Mods
No
Gerakan Operator
1
2
3
4
5
6
7

Menyalakan mesin
packer
Berputar
Berjalan (2 langkah)
Mengambil kantong
semen

E2

3x1
2x1

0,258

S30

30x1

30

3,87

Kode
Modapts

Meletakkan kantong
semen pada mesin
packer
Berdiri (menunggu
semen terisi penuh)

M3P3

Menyalakan mesin
packer

2
3
4

Berputar
Berjalan (2 langkah)
Mengambil
kantong semen

Faktor
Beban

5x1
92
4x1 2x1
4x1
4
5x2(langkah)x1 10
3x1 1x1 4
2
2x1
4x1
4
5x2(langkah)x1 12

C4
W5
M3G1
E2
C4
W5G2

86
Kalkulasi Mods Mods

M5A4 E2

Berputar
Berjalan ke depan (2
langkah)

No Gerakan Operator

5
6

2x1
3x1 3x1 6

E2
S30

2x1
30x1

Total Mods
Kode
Faktor
Modapts Beban

1,161 0,258
0,516
1,29
0,516
0,258
0,516
1,548
0,774

2
30

0,258
3,87

Kalkulasi Mods

85
Mods

10,965
Waktu (dtk)

5x1
4x1

1,161

2
4
10
4

0,258
0,516
1,29
0,516

2
4
11

0,258
0,516
1,419

1,032

2
30

0,258
3,87

86

11,094
Waktu

M5A4
E2
C4
W5
M3G1

2x1
4x1
5x2(langkah)x1

E2
C4
W5G1

2x1
4x1
5x2(langkah)x1
1x1
3x1
5x1
2x1
30x1

Berputar
Berjalan ke depan
(2 langkah)
Meletakkan
M3P5
7 kantong semen
pada mesin packer
E2
8 Berdiri (menunggu
S30
semen terisi penuh)
Total Mods
No
Gerakan Kode
Faktor
Kalkulasi
Mods
Modapts
Beban
Operator

11,094
Waktu (dtk)

3x1 1x1

Mods

(dtk)
5
x

Operator 87

Tabel 5.22 Lembar kerja MODAPTS Operator 87

1
1

Menyalakan M5A4
mesin packer

2
3

Berbalik
Berjalan (2
langkah)

Mengambil
kantong
semen

M3G1

Berbalik
Berjalan ke

depan
W5G2
(2 langkah)
Meletakkan

Total Mods

kantong
M3P3
semen
pada mesin
packer
Berdiri
(menunggu
semen terisi
penuh)

4x1

1,161

2
4
10

0,258
0,516
1,29

0,516

2
4

0,258
0,516

12

1,548

3x1

0,774

E21

2x1

0,258

S301

30x1

30

3,87

E21
2x1
C41
4x1
W51
5x2(langkah)
x1
3x1
1
1x1
E21
2x1
C41
4x1
5x2(langkah)
x1
1

2x1
3
x
1

85

10,965

Berdasarkan jumlah mods pada tabel 5.21 sampai dengan 5.28 maka dilakukan perhitungan
waktu normal (Wn) masing-masing operator. a. Operator 1
Waktu normal (Wn) = Total Mods x 0,129 detik
= (84 x 0,129 detik)
= 10,836 detik

Tabel 5.29 Rekapitulasi Waktu Normal Tiap Operator


Operator
Operator 1
Operator 2
Operator 3
Operator 4
Operator 5
Operator 6
Operator 7
Operator 8

Jumlah Mods
84
85
86
87
86
85
86
85

Waktu Normal (det)


10,836
10,965
11,094
11,223
11,094
10,965
11,094
10,965

5.10 Perhitungan Allowance (Kelonggaran)


Perhitungan waktu normal pada tabel 5.29 belum mempertimbangkan faktor
kelonggaran. Kelonggaran pada dasarnya adalah suatu faktor koreksi yang diberikan kepada
waktu kerja operator, karena dalam melakukan pekerjaannya operator terganggu oleh hal-hal
yang tidak diinginkan namun sifatnya alamiah.
Besarnya faktor kelonggaran dipengaruhi oleh:
a.

Tenaga yang dikeluarkan operator

b.

Sikap Kerja

c.

Gerakan Kerja

d.

Kelelahan Mata

e.

Temperatur

f.

Keadaan Lingkungan

Perhitungan besarnya kelonggaran pada operator pengantongan semen ditunjukkan


pada Tabel 5.30.
Berdasarkan tabel 5.30 maka dilakukan perhitungan waktu standar masing-masing operator.

A
B
C
D
E
F
G

a.

Tabel 5.30 Perhitungan Allowance (Kelonggaran) Untuk Operator


Faktor
Interval
Kelonggaran
Kelonggaran (%)
(%)
6,0 - 7,5
7
Tenaga yang dikeluarkan sangat ringan
Sikap kerja
1,0 - 2,5
2,5
berdiri diatas dua kaki
Gerakan kerja
0 - 5,0
3
agak terbatas
Kelelahan mata
2,0 - 5,0
5
terus-menerus
0,0 - 5,0
5
Keadaan temperatur
temperatur tinggi
5,0 - 10,0
10
Keadaan atmosfer
kurang baik
1,0 - 3,0
2
Keadaan Lingkungan Siklus kerja
32
berulang
Sub total
0 - 2,5
2
Kebutuhan pribadi pria
Hambatan yang tak terhindarkan
2,5
Total kelonggaran
39

Operator 1
Waktu standar (Wb)

= Wn x (Wn+l)
= 10,836 x (1+0,39) =
15,06 detik

Perusahaan belum memiliki waktu standar bagi operator dalam melakukan


pekerjaannya. Selama ini operator tidak mempunyai acuan waktu sehingga hal ini dapat
menjadi salah satu penyebab waktu penyelesaian produk menjadi lebih lama sehingga
dilaksanakannya jam lembur pada perusahaan. Hasil pengamatan dan pengukuran dengan
menggunakan metode MODAPTS di peroleh waktu standar tiap operator yang ditunjukkan
pada tabel 5.31.
Operator
Operator 1
Operator 2
Operator 3
Operator 4
Operator 5
Operator 6
Operator 7
Operator 8

Tabel 5.31 Waktu Standar Tiap Operator


Waktu Standar (detik)
15,06
15,24
15,42
15,60
15,42
15,24
15,42
15,24

v, 15,06 + 15,24 + 15,42 + 15,60 + 15,42 + 15,24+15,42 + 15,24

Rata-rata waktu standar = 2--------------------------------------------------------= 15,33 detik

Waktu Standar Tiap Operator

Tabel 5.91 Peta Pekerja dan Mesin Operator A

15,7
4-J

15,6

Op 1
Op 2
Op 3
Op 4
Op 5
Op 6
Op 7
Op 8
Operator
1 Waktu Standar Tiap Operator (detik) Rata-Rata Waktu Standar Operator (detik)
15,5
15,4
15,3
15,2
15,1
15
14,9
14,8
14,7

Gambar 5.10 Grafik Waktu Standar Tiap Operator


Berdasarkan Gambar 5.10 waktu baku pada operator 1,2,6 dan 8 berada dibawah ratarata waktu standar sedangkan operator 3,4,5 dan 7 berada diatas rata-rata waktu standar
dengan waktu pengerjaan paling lama adalah pada operator 4 yaitu 15,60 detik. Fluktuasi ini
disebabkan perusahaan belum memiliki standar waktu bagi operator dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
5.11 Peta Pekerja dan Mesin
Peta pekerja dan mesin digunakan untuk mengetahui hubungan yang jelas antara waktu
kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditanganinya. Peta pekerja dan mesin hanya
efektif digunakan untuk memperbaiki gerakan kerja dengan frekuensi pengulangan yang
tinggi.
Peta pekerja dan mesin untuk operator A ditunjukkan pada Tabel 5.32 dan untuk
operator B s.d operator H dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tabel 5.93 Peta Pekerja dan Mesin Operator A

PETA PEKERJA DAN MESIN

PEKERJAAN OPERATOR

: PENGANTONGAN SEMEN : 1

NAMA MESIN

: PACKER

SEKARANG

:V

DIPETAKAN OLEH

: CUT ITA

TANGGAL DIPETAKAN

: 28 APRIL 2014

Tabel 5.95 Peta Pekerja dan Mesin Operator A

PEKERJA
OPERATOR Menyalakan

mesin Berputar
Berjalan ke arah meja
Mengambil dan membawa
zak semen
Berputar
Berjalan ke arah
mesin packer
Meletakkan zak
semen pada spout
mesin packer
Menunggu zak semen
penuh_______________

MESIN

WAKTU (DTK)

1
0,5

MESIN PACKER WAKTU (DTK)

Mesin menyala

Mesin menunggu

Mesin bekerja

1,5
1
0,5
1,5

Waktu Menganggur (dtk)


Waktu Kerja (dtk)
Waktu Total (dtk)
Persen Produktif

Pekerja
4
7
11
64

Mesin
6
5
11
45

Tabel 5.32 menunjukkan bahwa persen produktif untuk operator A adalah


64% dan persen produktif mesin packer adalah 45%. Persen produktif operator A s.d
H ditunjukkan pada tabel 5.33.

Tabel 5.33 Rekapitulasi Peta Pekerja Mesin Operator A s/d H


Operator
% Produktif Pekerja
% Produktif Mesin
Operator A
64
45
Operator B
64
50
Operator C
58
46
Operator D
67
54
Operator E
67
51
Operator F
64
50
Operator G
67
54
Operator H
64
50
Rata-rata
65%
50%

Tabel 5.33 menunjukkan bahwa persentasi waktu produktif pekerja rata-rata


adalah 65% dan persentasi waktu produktif mesin rata-rata adalah 50%. Persentasi
waktu produktif pekerja lebih besar dibandingkan dengan mesin. Hal ini
menunjukkan bahwa gerakan kerja operator harus diperbaiki agar persentasi kerja
mesin meningkat.

5.12 Rancangan Usulan


Berdasarkan hasil observasi, identifikasi, perumusan, dan pengukuran maka
peneliti mengusulkan solusi untuk mengurangi waktu pengerjaan produk pada PT.
Yoga Wibawa Mandiri dengan perbaikan metode kerja tepatnya pada gerakan kerja
yang tidak sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan. Gerakan kerja operator yang
tidak sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan akan dieliminasi dan disederhanakan.
Gerakan kerja operator yang tidak sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan
ditunjukkan pada Tabel 5.34. Tabel 5.34 Gerakan Operator yang Tidak Sesuai
dengan Prinsip Ekonomi Gerakan

5.12.1 Prinsip Ekonomi Gerakan

No.

Prinsip Ekonomi Gerakan


Kedua tangan harus memulai dan
1
mengakhiri gerakannya dalam waktu
yang bersamaan. Gerakan badan
dihemat, yaitu hanya menggerakkan
bagian
2
badan yang diperlukan saj a untuk
melakukan pekerjaan dengan sebaikbaiknya.
Hindari
gerakan
yang
menyebabkan perubahan arah
3
3
karena akan menghabiskan waktu
yang lebih banyak. Tempatkan
bahan-bahan dan
4
fasilitas kerja ditempat yang
mudah dan cepat untuk dicapai
Tata
letak
fasilitas
kerja sebaiknya diatur sehingga 5
5
dapat membentuk kondisi kerja

______yang baik._____________________
Gerakan Operator Kedua tangan
operator tidak memulai dan mengakhiri
gerakan dalam waktu yang bersamaan.
Operator menggunakan 64,3% anggota tubuh
dalam proses pengantongan semen.

Gerakan yang menyebabkan perubahan arah


menghabiskan waktu selama 4,7 detik.
Posisi
meja
dibelakang
operator
mengharuskan
operator
melakukan
gerakan berputar (twist) dengan putaran
180. Twist yang dilakukan berulang kali
dengan frekuensi tinggi termasuk ke
dalam postur kerja yang tidak efektif dan
berkontribusi menyebabkan CTDs._________

Agar gerakan kerja menjadi efektif dan efisien maka hal yang dapat dilakukan
adalah eliminasi kegiatan dan penyederhanaan kegiatan. Usulan yang dilakukan adalah
dengan:
1. Eliminasi kegiatan, yaitu mengeliminasi gerakan yang menimbulkan adanya perubahan
arah. Gerakan tersebut adalah gerakan berputar dan berjalan yang terjadi ketika
operator mengambil zag semen yang kosong kemudian berputar lagi untuk
meletakkan zag semen ke lengan pengisi (spout) mesin packer.

2. Penyederhaan kegiatan yaitu dengan meletakkan fasilitas kerja berada dalam jangkauan
tangan yang normal. Fasilitas kerja dalam hal ini adalah meja terletak dibelakang
operator yang berfungsi untuk meletakkan zag semen yang masih kosong. Penulis
merancang usulan perbaikan dengan memindahkan letak fasilitas kerja ke samping kiri
dan kanan operator, ditunjukkan pada Gambar 5.12.

Keterangan
Gerakan
Operator
menghadap

1:
berdiri
dan mesin

Gambar 5.11 Gerakan Kerja Aktual

menyalakan mesin packer. Gerakan 2 : Operator mengambil kantong semen yang berada di

Gambar 5.12 Gerakan Kerja Usulan.


sebelah. Gerakan 3 : Operator meletakkan kantong semen pada mesin packer.
Perubahan elemen gerakan mempengaruhi waktu pengerjaan produk dan waktu
standar. Perhitungan waktu penyelesaian usulan juga menggunakan metode MODAPTS.

5.12.2 Perhitungan Waktu dengan Elemen Gerakan Usulan

Elemen gerakan yang diusulkan, yaitu: operator menyalakan mesin packer,


mengambil dan meletakkan kantong semen pada mesin packer. Perhitungan waktu normal
ditunjukkan pada tabel 5.35 s.d 5.41.

Tabel 5.35 Lembar kerja MODAPTS Operator 1.

No
1
2

Gerakan
Operator
Menyalakan
mesin packer

Kode
Modapts
M5A4
E2

Mengambil kantong
semen
Meletakkan kantong
semen
pada mesin
packer
Berdiri
(menunggu semen
terisi

penuh)

Faktor
Beban

Kalkulasi
Mods
5x1 4x1
2x1
3x1 1x1
2x1
3x1 3x1

M3G1 E2
M3P3

Mods Waktu
(detik)
9
1,161
2
0,258
4 2 0,516 0,258
6

0,774
0,258

E2

2x1

S30

30x1

30

Total Mods

3,87

55

7,095

Tabel 5.36 Lembar kerja MODAPTS Operator 2.


No

Gerakan
Operator
Menyalakan
mesin packer
Mengambil
kantong semen

Kode
Modapts
M5A4
E2
M3G2
E2

Faktor
Beban

Kalkulasi
Mods
5x1
4x1 2x1
3x1 2x1
2x1
3x1 3x1

M3P3
Meletakkan
kantong semen
E2
pada mesin packer.
Berdiri
S30
(menunggu semen
terisi
penuh)
Total Mods

Mods
9
2
5
2

Waktu
(detik)
1,161
0,258
0,645
0,258

0,774

2x1

0,258

30x1

30

3,87

56

7,224

No

4
No

Gerakan
Operator
Menyalakan
mesin packer
Mengambil
kantong semen
Meletakkan
kantong semen
pada mesin packer.
Berdiri

Kode
Modapts
M5A4
E2
M3G2
E2
M3P3
E2

Faktor
Beban

Kalkulasi
Mods
5x1 4x1
2x1
3x1 2x1
2x1
3x1 3x1
2x1

Mods
9
2

Waktu
(detik)
1,161
0,258

5
2
6

0,645
0,258
0,774

0,258

Tabel 5.35 Lembar kerja MODAPTS Operator 1.

No
1

S30
30x1
30
3,87
(menunggu semen
terisi
penuh)
Total Mods
56
7,224
Tabel 5.38 Lembar Kerja MODAPTS Operator 4.
Gerakan
Kode
Faktor
Kalkulasi
Mods
Waktu
Operator
Modapts
Beban
Mods
(detik)
Menyalakan
M5A4
5x1
9
1,161
mesin packer
E2
2
0,258
4x1 2x1
Mengambil
M3G2
5
0,645
3x1 2x1
kantong semen
E2
2
0,258
2x1
M3P5
8
1,032
Meletakkan
3x1 5x1
kantong semen
E2
2x1
2
0,258
pada mesin packer.
Berdiri
S30
30x1
30
3,87
(menunggu semen
terisi
penuh)
Total Mods
58
7,482
Gerakan
Kode
Faktor
Kalkulasi
Mods
Waktu
Operator
Modapts Beban
Mods
(detik)
Menyalakan
M5A4
5x1
9
1,161
mesin packer
E2
2
0,258
4x1
Mengambil
kantong
semen

M3G2
E2

Meletakkan
kantong
semen
pada mesin
packer
Berdiri
(menunggu
semen terisi
penuh).

M3P3

2x1
3x1
2x1
2x1
3x1
3x1

5
2

0,645
0,258

0,774

0,258

E2

2x1

S30

30x1

30

3,87

7,224
56

Total Mods

No

Tabel 5.40 Lembar Kerja MODAPTS Operator 6.


Gerakan
Kode
Faktor
Kalkulasi
Operator
Modapts
Beban
Mods
Menyalakan
M5A4
5x1
mesin packer
E2
4x1 2x1
Mengambil
M3G1
3x1 1x1
kantong semen
E2
2x1
M3P3
Meletakkan
kantong semen
E2
pada mesin packer
Berdiri
S30
(menunggu semen
terisi
penuh)
Total Mods

Mods
9
2
4
2

Waktu
(detik)
1,161
0,258
0,516
0,258

3x1 3x1

0,774

2x1

0,258

30x1

30

3,87

55

7,095

Tabel 5.35 Lembar kerja MODAPTS Operator 1.

No

Gerakan
Operator
Menyalakan
mesin packer
Mengambil
kantong semen

Kode
Modapts
M5A4
E2
M3G1
E2

Faktor
Beban

Kalkulasi
Mods
5x1
4x1 2x1
3x1 1x1
2x1
3x1 5x1

M3P5
Meletakkan
kantong semen
E2
2x1
pada mesin packer
Berdiri
S30
30x1
3 (menunggu semen
terisi
penuh)
Total Mods
Tabel 5.42 Lembar Kerja MODAPTS Operator 8.
Gerakan
Kode
Faktor
Kalkulasi
4
Operator
Modapts
Beban
Mods
Menyalakan
M5A4
5x1
mesin packer
E2
4x1 2x1
Mengambil
M3G1
3x1 1x1
kantong semen
E2
2x1
M3P3
Meletakkan
3x1 3x1
kantong semen
E2
2x1
No pada mesin packer
Berdiri
S30
30x1
(menunggu semen
terisi
penuh)
Total Mods
2

Mods
9
2
4
2

Waktu
(detik)
1,161
0,258
0,516
0,258

1,032

0,258

30

3,87

57

7,353

Mods
9
2
4
2

Waktu
(detik)
1,161
0,258
0,516
0,258

0,774

0,258

30

3,87

55

7,095

Tabel 5.44 Waktu Standar Tiap Operator.

5.12.3 Perhitungan Allowance (Kelonggaran)

Tabel 5.43 Perhitungan Allowance (Kelonggaran) Untuk Operator.


Faktor
Interval
Kelonggaran
Kelonggaran (%)
(%)
A Tenaga yang dikeluarkan sangat ringan
6,0 - 7,5
7
B Sikap kerja
1,0 - 2,5
2,5
berdiri diatas dua kaki
C Gerakan kerja
0 - 5,0
3
agak terbatas
D Kelelahan mata
2,0 - 5,0
5
terus-menerus
E Keadaan temperatur
0,0 - 5,0
5
temperatur tinggi
F Keadaan atmosfer
5,0 - 10,0
10
kurang baik
G Keadaan Lingkungan Siklus kerja
1,0 - 3,0
2
32
berulang
Sub total
Kebutuhan pribadi pria
0 - 2,5
2
Hambatan yang tak terhindarkan
2,5
Total kelonggaran
39
5.12.4 Perhitungan Waktu Standar (WS) a.
Operator 1
Waktu normal (Wn)

= Total Mods x 0,129 detik

= 55 x 0,129 detik
= 7,095 detik
Waktu standar (Wb)

= Wn x (Wn+l)
= 7,095 x (1+0,39)
= 9,86 detik.

Operator
Operator 1
Operator 2
Operator 3
Operator 4
Operator 5
Operator 6
Operator 7
Operator 8

Waktu Normal (detik)


7,10
7,22
7,22
7,48
7,22
7,10
7,35
7,10

Rata-rata waktu standar =

Waktu Standar (detik)


9,86
10,04
10,04
10,40
10,04
9,86
10,22
9,86

9,86+10,04+10,04+10,40

= 10,04 detik.

5.12.5 Perbandingan Metode Kerja Aktual dengan Metode Kerja Usulan


Tabel 5.45 Perbandingan Waktu Standar Metode Kerja Aktual dan Usulan
Metode Kerja
Metode Kerja Aktual
Metode Kerja Usulan
Waktu Standar
15,33 detik
10,04 detik
Metode kerja yang diusulkan adalah dengan work elimination yaitu mengeliminasi
gerakan berputar dan work simplification yaitu memindahkan fasilitas kerja sehingga
berada dalam jangkauan tangan yang normal. Metode kerja usulan memberikan waktu
standar lebih singkat dibandingkan waktu standar metode kerja aktual. Perbedaan waktu
yang dihasilkan adalah 5,29 detik (34%) lebih cepat dan semen yang dihasilkan juga
bertambah sehingga dengan perbaikan metode kerja diharapkan jam lembur dapat
dikurangi.

Perbandingan Waktu Standar Aktual dan Usulan

WS
Aktual
(det)
WS
Usulan (det)

Oprt 1 Oprt 2 Oprt 3 Oprt 4 Oprt 5 Oprt 6 Oprt 7 Oprt 8 Operator


Gambar 5.13 Perbandingan Waktu Standar Aktual dan Usulan
Penerapan metode kerja usulan dilakukan selama 1 hari pengamatan dan dilakukan
pengujian pada operator yang sama pada shift 1 dan 2, operator pada shift 1
menggunakan elemen gerakan aktual, dan pada shift 2 menggunakan elemen gerakan
usulan. Perbandingan hasil produksi semen ditunjukkan pada Tabel 5.46.

Tabel 5.44 Waktu Standar Tiap Operator.

Tabel 5.46 Perbandingan Hasil Produksi Semen


Operator
Hasil (ton)
Operator 1 shift 1
33,6 ton
Operator 1 shift 2
50,4 ton

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa operator dengan metode kerja
usulan menghasilkan 16,8 ton semen lebih banyak atau meningkat sekitar 33%
dibandingkan operator yang menerapkan metode kerja aktual.
5.12.6 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Usulan
Peta tangan kiri dan tangan kanan usulan mengacu pada gerakan usulan yang
dilakukan operator.

Tabel 5.47 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Usulan


PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PEKERJAAN
OPERATOR NOMOR
PETA USULAN
DIPETAKAN OLEH
TANGGAL
DIPETAKAN
: PENGANTONGAN
SEMEN : 1 : 09 : V
: CUT ITA
: 16JUNI2014

TANGAN KIRI
Menyalakan mesin
Menunggu
Memegang kantong
semen 1
Total

JARAK
WAKTU
(CM)
(DET)
30
1,5
1,5
0

WAKTU
(DET)
1,5
1,5

30

20

60

80

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan


dengan metode kerja usulan menghasilkan
waktu rata-rata 4 detik. Kedua tangan operator
memulai dan mengakhiri gerakan dalam waktu
yang bersamaan. Hal ini telah sesuai dengan
prinsip ekonomi gerakan.

5.12.7 Penggunaan Anggota Tubuh


Penggunaan anggota tubuh operator
dengan metode kerja usulan secara umum
adalah sama yaitu sekitar 28,6%. Gerakan tubuh
usulan mengalami penghematan sebesar 35,7%
dari 64,3% dengan metode kerja aktual.
Penggunaan

anggota

JARAK
TANGAN KANAN
(CM)
20
Mengambil kantong semen 1
40
Meletakkan kantong semen 1
pada mesin packer

tubuh

operator

pengantongan semen dengan metode kerja


usulan ditunjukkan pada tabel 5.48.

Mengambil kantong semen


berikutnya

Tabel 5.48 Bagian Tubuh yang Digunakan Untuk Melakukan Pekerjaan


No
Bagian Tubuh
1 Leher bagian atas
2 Leher bagian bawah
3 Bahu Kiri
4 Bahu Kanan
5 Lengan Atas Kiri
6 Pinggang
7 Lengan Atas Kanan
8 Punggung
9 Bokong
10 Pantat
11 Siku Kiri
12 Siku Kanan
13 Lengan Bawah Kiri
Lengan Bawah
14 Kanan
15 Pergelangan T. Kiri
Pergelangan T.
16 Kanan
17 Tangan Kiri
18 Tangan Kanan
19 Paha Kiri
20 Paha Kanan
21 Lutut Kiri
22 Lutut Kanan
23 Betis Kiri
24 Betis Kanan
25 Pergelangan K. Kiri
Pergelangan K.
26 Kanan
27 Kaki Kiri
28 Kaki Kanan
Total
Persen Penggunaan

Op.1

Op.2

Op.3

Op.4

Op.5

Op.6

Op.7 Op.8

V
V

V
V

V
V
V
V
V

V
V

V
V

V
V

V
V

V
V

V
V

V
V
V

V
V
V

V
V
V

V
V
V

V
V
V

V
V
V

V
V
V

V
V
V

8
28,6

8
28,6

8
28,6

8
28,6

8
28,6

8
28,6

8
28,6

8
28,6

5.12.8 Peta Pekerja dan Mesin Usulan

Peta pekerja dan mesin usulan dan ditunjukkan pada tabel 5.49.
_________________Tabel 5.49 Peta Pekerja dan Mesin Usulan.
PETA PEKERJA DAN MESIN

5.12.8 Peta Pekerja dan Mesin Usulan

PEKERJAAN
OPERATOR NAMA
MESIN USULAN
DIPETAKAN OLEH

: PENGANTONGAN SEMEN : 1
: PACKER
:V
: CUT ITA

5.12.8 Peta Pekerja dan Mesin Usulan

TANGGAL DIPETAKAN : 29 APRIL 2014

5.12.8 Peta Pekerja dan Mesin Usulan

PEKERJA
OPERATOR
Menyalakan mesin
Mengambil dan
membawa zak semen
Meletakkan zak
semen pada spout
mesin packer

WAKTU
(DTK)
21

MESIN
MESIN PACKER
WAKTU
Mesin menyala
(DTK)
1,5

4
Menunggu zak semen
penuh__________________

Mesin
2,5

menunggu

5.12.8 Peta Pekerja dan Mesin Usulan

Pekerja
Mesin
Waktu Menganggur (dtk)
4
4
Waktu Kerja (dtk)
4
4
Waktu Total (dtk)
8
8
Persen Produktif
50
50
Tabel 5.49 menunjukkan bahwa metode kerja usulan dapat mengurangi waktu
pengantongan semen dari 11 detik menjadi 8 detik. Waktu menganggur pada mesin juga
berkurang menjadi 4 detik. Peta pekerja dan mesin usulan menunjukkan persen produktif
untuk operator dan mesin adalah sama yaitu 50%. Hal ini menunjukkan keseimbangan antara
operator dan mesin.
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah setelah melalui proses
analisis komponen-komponen sistem kerja yaitu manusia, mesin, material dan lingkungan
kerja diperoleh hasil bahwa:
a.

Penyebab

menurunnya

produktivitas

adalah

pada

komponen

manusia

terutama pada metode kerja.


b.

Rancangan

perbaikan

metode

kerja

dilakukan

sesuai

dengan

prinsip

ekonomi gerakan yaitu work elimination dengan mengeliminasi gerakan


kerja berputar dan berjalan, dan work simplification dengan memindahkan
fasilitas kerja agar berada dalam jangkauan tangan yang normal.
c.

Rancangan perbaikan metode kerja dapat mereduksi waktu siklus dari


10,836 detik berkurang sebesar 3,741 detik (34%) menjadi 7,095 detik dan
mereduksi waktu standar yang semula 15,06 detik berkurang sebesar 5,2
detik menjadi 9,86 detik.

d.

Perbandingan jumlah produksi semen menggunakan metode kerja aktual


dan usulan adalah operator yang menerapkan metode kerja usulan dapat
menghasilkan 16,8 ton/shift lebih banyak dibandingkan operator yang
menerapkan metode kerja aktual.

6.2 Saran

Saran yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah:


1.

Penerapan perbaikan terhadap metode kerja agar pengerjaan pekerjaan


dapat dilakukan dengan lebih cepat dan benar.

2.

Penetapan waktu standar dalam proses pengantongan semen.

3.

Perusahaan

memberikan

pelatihan

mentalitas,

pelatihan

keahlian

dan

motivasi kepada para operator.


4.

Perusahaan memberikan penghargaan kepada operator yang berprestasi.

5.

Perusahaan lebih memperhatikan kondisi lingkungan kerj a khususnya pada


kadar debu.

6.

Perusahaan menyediakan dan mewajibkan karyawan menggunakan alat


pelindung diri sesuai standar safety dalam bekerja.

7.

Perusahaan perlu membentuk tim implementor untuk mengaplikasikan


rancangan usulan dan perlu adanya evaluasi secara bertahap terhadap
implementasi rancangan perbaikan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Aft, Lawrence S. Work Measurement and Methods Improvement. Willey. NewYork.


2000.
Asosiasi Semen Indonesia (ASI): Peningkatan Kebutuhan Semen [online]. Diunduh pada
bulan Januari 2014, tersedia di:
http://ngsuyasa.wordpress.com/ kebutuhan-semen-secara-nasional.
Board of Certification for Professional Ergonomics (BCPE): Definition of Work Environment
[online]. Diunduh pada bulan Januari 2014, tersedia di: http://www.bcpe.org.
Dwi Laksono, Taufik. Metode Kerja dan Produktivitas Tukang Batu Pada Pekerjaan
Plesteran. Teodolita Vol.12, No.1., Juni 2010:1-12.
Huda, Listiani Nurul. Usulan Rancangan Alat Bantu dan Perbaikan Metode Kerja
untukMengurangi Keluhan MusculoskletalDisorders. Prosiding Seminar Ilmiah Dies
Natalis USU ke-60, Medan, 10 Juli 2012:62-68 ISNN 2088-8244.
International MODAPTS Association, Inc. Kalamazoo,
http://www.modapts.org/bylaws.htm, 25.05.2012.

MI

MODAPTS

Maryati, Sri, dkk. Perbaikan Metode Kerja di Bagian Pelintingan Rokok dengan
Menggunakan Studi Gerak dan Waktu. Jurnal Teknik IndustricVol.5 N0.2:95105. 2012.
Muhundhan,M. Ergonomy for Productivity. Indian Textile Journal.May 2013 Vol.123
N0.8:57-66.
Meyers, Fred E. Motion and Time Study For Lean Manufacturing Handbook. Prentice
Hall. USA. 2002.
Meo, Sultan Ayoub, dkk. Effect of Duration of Exposure to Cement Dust on Respiratory
Function of Cement Mill Workers. IJERPH. Januari 2013. Vol.10
No.1. 390:398.
Nurmianto, E. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Penerbit Guna
Widya. 2008.
Riduan, Ahmand. Penulisan Sumber Kutipan dan Daftar Pustaka.[online]. Diunduh pada
bulan Juni 2014, tersedia di:
http://www.academia.edu/Penulisan Sumber Kutipan Dan Daftar Pustaka.

Republik Indonesia. 2002. Undang-Undang No. 14 Tahun 2002 tentang Persyaratan


Lingkungan kerja Industri, Kementrian Kesehatan. Jakarta.
Republik Indonesia 2002. Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003, Kementrian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Jakarta.
Republik Indonesia. 2004. Keputusan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.102
Tahun 2004 tentang Lembur dan Upah Lembur. Kementrian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi. Jakarta.
Sabaric, Irena, dkk. Application of the MODAPTS Method with inovative Solutions in the
Warping Process. Fibres & Textiles in Eastern Europe 2013; 21, 4(100):
55-59.
Sinulingga, Sukaria. Metode Penelitian. Medan. USU Press. 2012.
Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., dan Tjakraatmadja, J, H, 2006, Teknik Perancangan
Sistem Kerja, Penerbit ITB, Bandung.
Shafeek, Hani. Maintenance Practices in Cement Industry. Asian Transactions on
Engineering Vol.1 No.6 Jan 2012:1-9.
Tarwaka., Bakri, S, H., dan Sudiajeng, L, 2004, Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Produktivitas, Penerbit Universitas Udayana, Bali.
V Shinde, Gurunath, dkk. Ergonomic Analysys of an Assembly Workstation to identify Time
Consuming and Fatique Causing Factors Using Application of Motion Study. IJET.
Vol.4 Aug-Sept 2012:220-227.
Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Penerbit Guna
Widya. 2008.
Peta Pekerja dan Mesin Operator A
PETA PEKERJA DAN MESIN
PEKERJAAN
NAMA MESIN
NAMA OPERATOR
SEKARANG

: PENGANTONGAN SEMEN
: PACKER
: OPERATOR A
USULAN
DIPETAKAN OLEH : CUT ITA
TANGGAL

PEKERJA
OPERATOR
Menyalakan mesin

Waktu (dtk)
1

Berputar

0,5

Berjalan ke arah meja

1,5

Mengambil dan membawa zak semen 1


Berputar

0,5

Berje|ak ke arah mesin pa cker

1,5

packer

Menunggu zak semen penuh

Waktu Menganggur
Waktu Kerja
Waktu Total
Persen Penggunaan

: 28 APRIL 2014
MESIN
MESIN PACKER
Waktu (dtk)
Mesin menyala
1

Mesin menunggu

___
Mesin bekerja

Pekerja

Mesin

4
7
11
64

6
5
11
45

Peta Pekerja dan Mesin Operator B

PETA PEKERJA DAN MESIN


PEKERJAAN
NAMA MESIN
NAMA OPERATOR
SEKARANG

: PENGANTONGAN SEMEN
: PACKER
: OPERATOR B
USULAN
DIPETAKAN OLEH : CUT ITA
TANGGAL

PEKERJA
OPERATOR
Menyalakan mesin

Waktu (dtk)
1,5

Berputar

Berjalan ke arah meja

Mengambil dan membawa zak semen

Berputar

: 28 APRIL 2014
MESIN
MESIN PACKER
Waktu (dtk)
Mesin menyala
1,5

Mesin menunggu

5,5

Mesin bekerja

0,5

Berje|ak ke arah mesin pa cker

packer

Menunggu zak semen penuh

PETA PEKERJA DAN MESIN


PEKERJAAN
: PENGANTONGAN SEMEN
Pekerja
Mesin
NAMA MESIN
: PACKER
Waktu Menganggur
4
5,5
NAMA OPERATOR
: OPERATOR C
Waktu Kerja
7
5,5
SEKARANG
USULAN
DIPETAKAN OLEH : CUT ITA
Waktu Total
11
11
TANGGAL
Persen Penggunaan
64
50: 28 APRIL 2014
PEKERJA
MESIN
OPERATOR
Waktu (dtk)
MESIN PACKER
Waktu (dtk)
Menyalakan mesin
1,5
Mesin menyala
1,5
Berputar

Berjalan ke arah meja

1,5

Mengambil dan membawa zak semen 1


Berputar

0,5

EMerj^^n ke arah mesin pa cker

1,5

packer

Menunggu zak semen penuh

Waktu Menganggur
Waktu Kerja
Waktu Total
Persen Penggunaan

Mesin menunggu

6,5

Mesin bekerja

Pekerja

Mesin

4
7
12
58

6,5
5,5
12
46

Peta Pekerja dan Mesin Operator B

PETA PEKERJA DAN MESIN


PEKERJAAN
NAMA MESIN
NAMA OPERATOR
SEKARANG

: PENGANTONGAN SEMEN
: PACKER
: OPERATOR D
USULAN
DIPETAKAN OLEH : CUT ITA
TANGGAL

PEKERJA
OPERATOR
Menyalakan mesin

Waktu (dtk)
1,5

Berputar

Berjalan ke arah meja

1,5

Mengambil dan membawa zak semen 1


Berputar

0,5

BMeerjlaeltankkkaen azraakhsmemesein kpea


cskpeorut mesin
packer

1,5

Menunggu zak semen penuh

: 29 APRIL 2014
MESIN
MESIN PACKER
Waktu (dtk)
Mesin menyala
1,5

Mesin menunggu

6,5

Mesin bekerja

PETA PEKERJA DAN MESIN


PEKERJAAN
: PENGANTONGAN SEMEN
Pekerja
Mesin
NAMA MESIN
: PACKER
Waktu Menganggur
4
5,5
NAMA OPERATOR
: OPERATOR E
Waktu Kerja
8
6,5
SEKARANG
USULAN
DIPETAKAN OLEH : CUT ITA
Waktu Total
12
12
TANGGAL
Persen Penggunaan
67
54: 28 APRIL 2014
PEKERJA
MESIN
OPERATOR
Waktu (dtk)
MESIN PACKER
Waktu (dtk)
Menyalakan mesin
1,5
Mesin menyala
1,5
Berputar

Berjalan ke arah meja

1,5

Mengambil dan membawa zak semen 1


Berputar

0,5

BMeerjlaeltankkkaen azraakhsmemesein kpea


cskpeorut mesin
packer

1,5

Menunggu zak semen penuh

Waktu Menganggur
Waktu Kerja
Waktu Total
Persen Penggunaan

Mesin menunggu

6,5

Mesin bekerja

Pekerja

Mesin

4
8
12
67

5,5
6,5
12
54

Peta Pekerja dan Mesin Operator B

PETA PEKERJA DAN MESIN


PEKERJAAN
NAMA MESIN
NAMA OPERATOR
SEKARANG

: PENGANTONGAN SEMEN
: PACKER
: OPERATOR F
USULAN
DIPETAKAN OLEH : CUT ITA
TANGGAL

PEKERJA
OPERATOR
Menyalakan mesin

Waktu (dtk)
1,5

Berputar

Berjalan ke arah meja

Mengambil dan membawa zak semen

Berputar

: 29 APRIL 2014
MESIN
MESIN PACKER
Waktu (dtk)
Mesin menyala
1,5

Mesin menunggu

5,5

Mesin bekerja

0,5

BMeerjlaeltankkkaen azraakhsmemesein kpea


cskpeorut mesin
packer

Menunggu zak semen penuh

PETA PEKERJA DAN MESIN


PEKERJAAN
: PENGANTONGAN SEMEN
Pekerja
Mesin
NAMA MESIN
: PACKER
Waktu Menganggur
4
5,5
NAMA OPERATOR
: OPERATOR G
Waktu Kerja
7
5,5
SEKARANG
USULAN
DIPETAKAN OLEH : CUT ITA
Waktu Total
11
11
TANGGAL
Persen Penggunaan
64
50: 28 APRIL 2014
PEKERJA
MESIN
OPERATOR
Waktu (dtk)
MESIN PACKER
Waktu (dtk)
Menyalakan mesin
1,5
Mesin menyala
1,5
Berputar

Berjalan ke arah meja

1,5

Mengambil dan membawa zak semen 1


Berputar

0,5

BMeerjlaeltankkkaen azraakhsmemesein kpea


cskpeorut mesin
packer

1,5

Menunggu zak semen penuh

Waktu Menganggur
Waktu Kerja
Waktu Total
Persen Penggunaan

Mesin menunggu

6,5

Mesin bekerja

Pekerja

Mesin

4
8
12
67

5,5
6,5
12
54

Peta Pekerja dan Mesin Operator B

PETA PEKERJA DAN MESIN


PEKERJAAN
NAMA MESIN
NAMA OPERATOR
SEKARANG

: PENGANTONGAN SEMEN
: PACKER
: OPERATOR H
USULAN
DIPETAKAN OLEH : CUT ITA
TANGGAL

PEKERJA
OPERATOR
Menyalakan mesin

Waktu (dtk)
1,5

Berputar

Berjalan ke arah meja

Mengambil dan membawa zak semen

Berputar

: 29 APRIL 2014
MESIN
MESIN PACKER
Waktu (dtk)
Mesin menyala
1,5

Mesin menunggu

5,5

Mesin bekerja

0,5

BMeerjlaeltankkkaen azraakhsmemesein kpea


cskpeorut mesin
packer

Menunggu zak semen penuh

Waktu Menganggur
Waktu Kerja
Waktu Total
Persen Penggunaan

Pekerja

Mesin

4
7
11
64

5,5
5,5
11
50

Anda mungkin juga menyukai