TESIS
OLEH
CUT ITA ERLIANA
117025001/TI
F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA M E D A N
2014
RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA
PADA STASIUN PENGANTONGAN SEMEN DI
PT. YOGA WIBAWA MANDIRI
TESIS
OLEH
F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA M E D A N
2014
Judul Tesis
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi
Menyetujui
Komisi
Pembimbing
Dekan
: 16 Juli 2014
ABSTRAK
PT. Yoga Wibawa Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengantongan
semen dan menjalin kemitraan dengan PT. Semen Padang sejak tahun 2008. Produk yang
dihasilkan adalah Semen Portland Pozzolan 50 kg. Masalah yang dihadapi perusahaan adalah
kemampuan produksi semen yang lebih rendah dari permintaan semen. Analisis awal
dilakukan terhadap komponen sistem kerja yaitu manusia, bahan baku, mesin, dan lingkungan
kerja. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor manusia yaitu pada metode kerja yang
berpengaruh terhadap kemampuan produksi semen.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan rancangan perbaikan metode kerja pada stasiun
pengantongan semen agar waktu pengerjaan produk menjadi lebih singkat sehingga jumlah
produksi semen meningkat.
Perhitungan waktu elemen gerakan bagian pengantongan semen dilakukan dengan
menggunakan metode Modular Arrangement of Predermined Time Standards (MODAPTS).
Rancangan perbaikan metode kerja dilakukan dengan work elimination dan work
simplification sesuai Prinsip Ekonomi Gerakan. Hasil pengukuran perbaikan metode kerja
pada stasiun pengantongan semen menghasilkan penurunan waktu siklus sebesar 3,741 detik
atau 34% dan kenaikan jumlah produksi sebanyak 16,8 ton/operator.
Kata Kunci : MODAPTS, Prinsip Ekonomi Gerakan.
PT. Yoga Wibawa Mandiri is a company which operates in cement bagging service and has
established partnership with PT. Semen Padang since 2008. The products produced by the
company is Portland Pozzolan 50 kg cement. The problem faced by the company is the ability
of cement production is lower than the demandfor cement. Initial analysis was about the
component of work system of human resources, raw material, machines, and work
environment. The result of the analysis showed that the human resources in the working
method influenced the capacity of the production.
The purpose of the research was to identify the design for the improvement of work method by
using Modular Arrangement of Predermined Time Standards (MODAPTS). The design for the
improvement of work method was conducted by using work elimination and work
simplification, according to the Principles of Motion Economy. The result of the measurement
of the improvement of work method in the cement bagging station showed that there was
decrease in cycle time of 3.741 seconds or 34% and the increase in the amount of production
of 16.8 tons/operator.
Keywords : MODAPTS, Principles of Motion Economy.
RIWAYAT HIDUP
Alhamdulillah, segala puji kehadirat ALLAH SWT atas segala karunia dan ridha-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Penulisan tesis ini merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Magister Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, sekaligus mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
di bangku perkuliahan.
Dalam penulisan tesis ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME, selaku Dekan
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng.,
selaku Ketua Program Studi Magister Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara sekaligus sebagai pembanding atas masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini.
Bapak Prof. Dr. Ir. A.Rahim Matondang, MSIE., selaku pembimbing utama dan Ibu Dr. Eng.
Listiani Nurul Huda, MT selaku anggota pembimbing yang telah bersedia membimbing dan
mengarahkan penulis dalam penyusunan tesis ini. Demikian juga Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein
Nasution, MSIE dan Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT., selaku tim pembanding yang telah
memberi masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini. Ucapan terima kasih juga kepada
seluruh staf pengajar pada Program Studi Magister Teknik Industri atas semua pengetahuan
yang telah diberikan. Terima kasih kepada Bapak Dr. Apridar, SE, M.Si selaku Rektor
Universitas Malikussaleh atas motivasi dan rekomendasi yang diberikan kepada penulis.
Bapak Ir. T. Hafli, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh atas motivasi
dan rekomendasi yang diberikan kepada penulis. Bapak Bahtiar, ST, MT selaku Ketua Jurusan
Teknik Industri Universitas Malikussaleh dan seluruh staf dan dosen di jurusan teknik industri
Unimal atas semua motivasi yang diberikan kepada penulis. Demikian juga kepada Bapak
Alliyan Anzib dari PT.Yoga Wibawa Mandiri atas semua kemudahan dan fasilitas yang
diberikan selama penelitian dilaksanakan.
Secara khusus penghargaan penulis ucapkan kepada suami tercinta Dahlan Abdullah, ST,
M.Eng dan ananda tercinta Cut Zahra Almaira, terima kasih atas cinta, kasih sayang,
kesabaran, pengertian, motivasi dan doanya. Bapak dan Ibu tercinta H. TM. Ali Akbar dan Hj.
Nuraliyah, Ibunda Cut Aminah, abang, kakak dan adik T. Fauzan, ST, MT, Cut Mutia Dewi,
SE, T.Farhan, Cut Shyfa atas doa, kasih sayang, dan motivasi yang diberikan untuk
menyelesaikan studi. Terima kasih juga atas bantuan selama perkuliahan kepada Rosanti Osie
Banabana dan rekan-rekan seperjuangan angkatan 14 (Bang Azis, Kak Meri, Bang Yanta,
Yudi), angkatan 13,15 dan 16. Kemudian kepada semua pihak yang pernah memberikan
bantuan dan dukungan kepada penulis yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu sangat
diharapkan saran dan masukan yang konstruktif untuk perbaikan pada masa yang akan datang.
Terima Kasih.
Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................................... i
ABSTRACT ...................................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL............................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1
1.2
Perumusan Masalah................................................................................. 8
1.3
1.4
1.5
1.6
DAFTAR ISI
36
36
36
36
3.4
3.5
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
44
44
44
44
45
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
Data Operator...........................................................................................57
5.6
5.7
5.8
5.9
DAFTAR ISI
6.1 Kesimpulan..................................................................................................99
6.2 Saran............................................................................................................
100
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................101
LAMPIRAN.....................................................................................................................103
Nomor
1.1
Judul
Halaman
5.11
5.12
5.13
5.14
5.15
5.16
5.17
5.18
5.19
5.20
5.21
5.22
5.23
5.24
5.25
5.26
5.27
5.28
5.29
5.30
Perhitungan
Allowance
(Kelonggaran)
untuk
Operator
.................................................................................................................................81
5.31
5.32
5.33
5.34
5.35
5.36
89
5.37
90
5.38
90
5.39
91
5.40
91
5.41
92
5.42
92
5.43
93
5.44
94
5.45
5.46
5.47
5.48
5.49
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
5.11
5.12
5.13
Nomor
1.
Judul
Halaman
BAB 1
PENDAHULUAN
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jumlah
Periode
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Sumber: Perusahaan.
Tabel 1.1 menunjukkan jumlah permintaan lebih tinggi dari jumlah produksi dan ini
terjadi setiap bulan selama tahun 2013. Selama ini perusahaan menerapkan jam lembur. Akibat
penerapan jam lembur, perusahaan harus mengeluarkan dana tambahan untuk membayar upah
lembur dengan kisaran Rp. 30.000.000,- setiap tahunnya. Berdasarkan kelebihan upah ini
manajemen baru di perusahaan ingin melakukan perubahan agar jumlah produksi semen pada
jam kerja sama besarnya dengan jumlah permintaan semen.
Penulis melakukan analisis awal pada komponen sistem kerja untuk mengetahui
penyebab dari menurunnya produktivitas perusahaan. Pada komponen bahan baku, semen
curah dan kantong semen dikirimkan oleh Semen Padang menggunakan kapal laut. Selama ini
tidak ada masalah pada bahan baku karena pengiriman selalu tepat waktu dan dalam jumlah
yang mencukupi sehingga bahan baku bukan faktor penyebab menurunnya produktivitas
perusahaan. Bahan baku ditunjukkan pada Gambar 1.1.
a. Kantong semen.
I
Gambar 1.2 Mesin yang digunakan
Pada faktor manusia, operator pada stasiun kerja pengantongan semen adalah operator yang
sudah berpengalaman (bekerja di perusahaan ini sejak tahun 2008) dan berjumlah 8 orang.
Tiap mesin packer dioperasikan oleh dua operator yang bergantian dengan operator lainnya
setiap 3,5 jam kerja. Sampai saat ini perusahaan beroperasi tanpa didukung dengan SOP
(Standard Operating Procedure). Metode kerja yang diterapkan berdasarkan kebiasaan apa
yang sudah mereka jalankan bertahun-tahun. Belum ada standar waktu kerja bagi operator,
sehingga operator tidak mempunyai acuan waktu dalam bekerja. Cara kerja ditunjukkan pada
Gambar 1.3 dan 1.4.
Gambar 1.3 Tahapan Gerakan Operator Pada Proses Pengantongan Semen Aktual.
180'
d.
Operator
berputar
dan
berjalan
Wibawa
Mandiri terletak
di Pelabuhan
Krueng Geukuh
dengan kondisi
c. Suhu 30C.
d. ISPU 222.
Gambar 1.5 Kondisi Lingkungan Kerja Fisik Perusahaan.
Berdasarkan Gambar 1.5 dan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1405/Menkes/SK/Xi/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Industri, suhu dan kelembaban yang diizinkan maksimal 30C dan
100% artinya suhu dan kelembaban perusahaan masih dalam ambang batas. Indeks Standar
Pencemaran Udara termasuk dalam kategori sangat tidak sehat dikarenakan debu semen yang
sangat banyak beterbangan. Tetapi efek debu terhadap pekerja tidak diamati di dalam
penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisis awal terhadap empat komponen sistem kerja diidentifikasi
bahwa faktor penyebab tidak terpenuhinya permintaan semen pada jam kerja adalah pada
komponen metode kerja.
Berdasarkan fenomena dan literatur di atas maka perlu diadakan penelitian di PT. Yoga
Wibawa Mandiri untuk menemukan solusi berupa rancangan perbaikan metode kerja agar
jumlah produksi semen pada jam kerja meningkat.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan bahwa terdapat metode
kerja dengan gerakan repetitif dalam frekuensi tinggi yang menyebabkan pemborosan waktu
kerja dan produksi semen pada jam kerja tidak terpenuhi, oleh karena itu diperlukan
perbaikan metode kerja.
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa metode kerja yang berlangsung
saat ini dan melakukan perbaikan metode kerja yang dilakukan oleh operator untuk
mempersingkat waktu pengerjaan produk sehingga jumlah produksi semen perusahaan
meningkat.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Peningkatan
kemampuan
peneliti
untuk
mengamati
dan
menganalisis
2.
Sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk dapat merancang metode kerja
yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.
3.
1.5
BAB 2
TINJAUAN LITERATUR
SISTEM KERJA
Pekerja
Bahan
Mesin
Lingkungan Kerja
Fisik
Alternatif-
^^^1 alternatif
PEMILIHAN ALTERNATIF
alternatif
EFEKTIF
EFISIEN
1.
2.
Komponen manusia: Bagaimana sebaiknya posisi pekerja pada saat proses kerja
berlangsung agar mampu memberikan gerakan-gerakan kerja yang efektif dan
efisien.
3.
Komponen mesin: Bagaimana desain dari mesin dan peralatan kerja lainnya,
apakah sudah sesuai dengan prinsip ergonomi.
4.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pokok dari analisis metode ini
adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Perbaikan tata ruang kerja yang mampu memberikan suasana lingkungan kerja
yang nyaman dan aman.
Bahan Baku
&
Supplies
Input
Produk
Jadi
(Output)
d.
e.
f.
2.
No
Mencari (Search)
Memilih (Select)
Memegang (Grasp)
Menjangkau (Reach)
Membawa (Move)
Melepas (Release)
Mengarahkan (Position)
10 Pemeriksaan (Inspect)
11 Perakitan (Assembly)
12 Lepas Rakit (Disassemble)
13 Memakai (Use)
14 Kelambatan yang Tak Terhindarkan (Unavoidable delay)
15 Kelambatan yang dapat Dihindarkan (Avoidable delay)
16 Merencana (Plan)
17 Istirahat untuk Menghilangkan Fatigue (Rest to Overcome
2.5 Peta Kerja
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan
jelas. Melalui peta kerja kita dapat melihat semua langkah atau proses yang dialami oleh suatu
benda kerja kemudian menggambarkan semua langkah yang dialami benda kerja, seperti:
transportasi, operasi mesin, pemeriksaan, perakitan, sampai akhirnya menjadi produk jadi.
Apabila kita ingin melakukan studi yang seksama terhadap suatu peta kerja, maka
pekerjaan kita dalam usaha memperbaiki metode kerja dari stau proses produksi akan lebih
mudah dilaksanakan. Pada dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi
biaya produksi secara keseluruhan, dengan demikian peta ini merupakan alat yang baik untuk
menganalisis suatu pekerj aan sehingga mempermudah perencanaan perbaikan kerja. Peta
kerja dibagi atas peta pekerja keseluruhan (peta proses operasi, peta aliran proses) dan peta
pekerja setempat (peta tangan kiri dan kanan, peta pekerja dan mesin).
2.5.2 Peta Pekerja dan Mesin (Man and Machine Process Chart)
Peta pekerja mesin ini akan menunjukan hubungan waktu kerja antara siklus kerja
operator (pekerja) dan siklus operasi dari mesin atau fasilitas kerja lainnya yang ditangani oleh
pekerja dan mesin ini sering bekerja secara bergantian. Ada empat kemungkinan terjadi
hubungan kerja antara pekerja dan mesin tersebut, yaitu:
a.
b.
c.
d.
Operator menganggur - mesin menganggur.
Pada dasarnya kondisi menganggur, apakah itu terjadi pada operator maupun mesin
adalah suatu hal yang merugikan. Waktu menganggur ini harus dihilangkan atau paling tidak
ditekan seminimal mungkin dengan tetap mempertimbangkan batas-batas kemampuan
manusia dan mesin. Peta Pekerja Mesin bisa digunakan hanya jika terdapat hubungan kerja
sama antara pekerja dengan mesin dan sebaliknya, dengan peta ini dapat diketahui waktu
menganggur pekerja dan mesin.
2.6 Teknik Pengukuran Kerja
Pengukuran kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang
dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Pengukuran waktu kerja ini berhubungan
dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan (Wignjosoebroto, 2008:169).
Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki
tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaan. Dalam hal ini meliputi waktu
kelonggaran yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus
diselesaikan. Dengan demikian maka waktu baku yang dihasilkan dalam aktivitas pengukuran
kerja ini dapat digunakan sebagai alat untuk membuat rencana penjadwalan kerja yang
menyatakan berapa lama suatu kegiatan harus berlangsung dan berapa output yang dihasilkan
serta berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Teknik-teknik pengukuran waktu kerja ini dapat dibagi dua, yaitu pengukuran waktu
kerja secara langsung dan pengukuran kerja secara tidak langsung. Cara pertama disebut
demikian karena pengukurannya dilaksanakan secara langsung, yaitu ditempat dimana
pekerjaan diukur dijalankan. Dua cara termasuk didalamnya adalah cara pengukuran kerja
dengan menggunakan jam henti (stopwatch time study) dan sampling kerja (work sampling).
Sebaliknya cara tidak langsung melakukan perhitungan waktu kerja tanpa si pengamat harus
ditempat pekerjaan yang diukur. Disini aktivitas yang dilakukan hanya melakukan perhitungan
waktu kerja dengan membaca tabel-tabel waktu yang tersedia.
2.6.1 Kelonggaran
Kelonggaran pada dasarnya adalah suatu faktor koreksi yang harus diberikan kepada
waktu kerja operator, karena dalam melakukan pekerjaannya operator terganggu oleh hal-hal
yang tidak diinginkan namun sifatnya alamiah. Sifat alamiah menyebabkan waktu kerja
menjadi cenderung bertambah lama, karena 'gangguan-gangguan' ini muncul tidak dapat
dihindarkan. Kelonggaran secara umum dapat dibagi kedalam 3 jenis, yaitu:
1.
2.
3.
Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak lepas dari hambatan-hambatan yang datang
pada saat pekerja sedang melakukan pekerjaannya. Hambatan ini dapat berupa mengobrol,
merokok, membaca koran, dan sebagainya. Untuk hambatan jenis ini, maka upaya yang harus
dilakukan adalah menghilangkan delay tersebut dengan cara melakukan perbaikan kerja.
Namun demikian, ada hambatan lain yang benar-benar diluar kendali pekerja, misalnya listrik
padam, peralatan rusak, menerima telepon, serta gangguan-gangguan kerja lainnya. Besarnya
nilai kelonggaran ini ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Wanita
0,0-6
6,0-7,5
7,5-16
16,0-30
Wanita
0,0-6
6,0-7,5
7,5-16
16,0-30
34
35
FAKTOR
KELONGGARAN (%)
36
1. Beku
Di bawah 0
2. Rendah
0 - 13
3. Sedang
13 - 22
22 - 28
28 - 38
10 s.d 5
0 s.d 5
5 s.d 40
berpengaruh dapat
menurunkan
kualitas
6. Terasa adanya
4. Normal
5 s.d 0
4. Sangat bising
5. Jika faktor yang
12 s.d 5
8 s.d 0 0
Di atas 38
s.d 8 8
getaran lantai
s.d 100
5. Tinggi
Di atas 40 Di atas 100 0
6. Sangat
tinggi
0 s.d 5
F. Keadaan Atmosfer
1. Baik Ruang yang berventilasi baik, udara segar
5 s.d 10 10 s.d 20
2
Cukup
.
Kurang
baik
3
Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan
4. Buruk
0 s.d 1
1 s.d 3 0 s.d 5
0 s.d 5
5 s.d 10 5 s.d 10
37
berulang. MODAPTS dikembangkan pertama kali di Australia oleh G.C Heyde pada
tahun 1960 untuk pekerjaan yang dikontrol secara manual (Niebel, 1993).
Karakteristik MODAPTS cocok digunakan dalam perancangan metode kerja,
dengan karakteristik sebagai berikut:
a.
Metode ini mudah digunakan dan mudah dimengerti untuk perbaikanperbaikan operasi kerja.
b.
c.
d.
e.
f.
lama
waktu
yang
diperlukan
menyebabkan
konsentrasi
pekerja
aktivitasnya.
No Performance Rating.
Faktor penyesuaian digunakan untuk Saat ini makin banyak peneliti yang ketika pekerja
bekerja dalam kondisi tidak setuju dengan penerapan rating tidak wajar, misalkan
terburu-buru.
38
Ergonomically Sensitive.
Methods Sensitive.
Movement
Activities
No
1
Activity
Finger
Symbol
M1
Hand
M2
Forearm
M3
Whole arm
M4
Extended arm
5
Terminal
Activities
Auxiliary
Activities
M5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Grasp
Grasp
Grasp
Grasp
Grasp
Put
Put
Put
Put
G0
G1
G2
G3
G11
P0
P2
P3
P5
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Weight
Sight
Judgement
Press
Press
Walk
Regrasp
Regrasp
Step
Rotate
Bend
Bend
Sit and
Stand
L1
E2
D3
A2
A4
W5
R2
R4
F3
C4
B17
B8
S30
MOD
Explanation
1
Movement from the knuckle Movement
from the wrist hand or
2
Palm
must move
3
Movement from the elbow. Wrist must
Move
4
Movement from the shoulder.
Elbow must move
Movement from the shoulder fully to
5
the left, right, or across the body.
Shoulder must move.
0
Acquire contact
1
Acquire Simple Grasp
2
Grasping around axis
3
Evaluate feedback
11 Movement of fingertips
0
Simply Place
2
Put with Feedback
3
Sensual feedback is required
5
Put with Feedback
Load factor (added to put activities
when the object being handles is heavy)
1
2
Eye Fixation, eye travel
3
Momentary Decision
2
Pressure movement lower than 2 kg
4
Pressure movement higher than 2 kg
5
Walk one step or rotate
2
Regrasp small thing
4
Regrasp large thing
3
Hill on the ground and step or release
4
Moving in a circular path
17 Bend and elevate waist
8
Sequential B17 movements
30 This includes both the up and down
movements
Remark
2,5 cm
5 cm
15 cm
30 cm
40 cm
Conscious
Conscious
Conscious
Conscious
Conscious
Independent
Independent
Independent
Independent
Independent
Independent
Taufik Dwi Laksono ( Jurnal Teolodita, Vol.12 No.1 Juni 2010: 1-12)
Melakukan penelitian yang berjudul "Metode Kerja dan Produktivitas
Tukang Batu Pada Pekerjaan Plesteran" . Dalam penelitiannya terhadap
metode kerja dan produktivitas tukang plester pada pekerjaan plesteran
disimpulkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas
tukang plester adalah metode kerja yang digunakan dan waktu kegiatan
yang diperlukan.
Pada analisis metode kerja diperoleh bahwa metode kerja yang terdiri dari 11
kegiatan membutuhkan waktu total rata-rata seluruh kegiatan adalah 616,1 detik
sehingga produktivitas yang dihasilkan sebesar 6m2/jam. Sedangkan metode
kerja yang memiliki 12 kegiatan membutuhkan waktu total rata-rata seluruh
3.
4.
Hani Shafeek ( Asian Transactions on Engineering/'ATE ISSN: 22214267 Vol.1 No.6 Jan 2012: 1-9). Melakukan penelitian dengan judul
"Maintenance Practices in Cement Industry".
Penelitian dilakukan disebuah pabrik semen yang berlokasi di Kerajaan Saudi
Arabia dan bertujuan menganalisa manajemen yang diterapkan diperusahaan
tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan terfokus pada target
yang harus dicapai. Manajemen yang diterapkan tidak memenuhi kriteria baik.
Perusahaan tidak mempunyai laporan lengkap keuangan (pembelian dan
penjualan), tidak melakukan program pelatihan kepada karyawan, perusahaan
tidak mempunyai jadwal perbaikan mesin secara berkala. Penulis
merekomendasikan penerapan manajemen yang baik pada perusahaan, karena
manajemen yang baik sangat mempengaruhi produktivitas perusahaan.
Sri Maryati dkk (Jurnal TeknikIndustri Vol.5 No.2: 95-105 tahun 2012). Penelitian ini
berjudul "Perbaikan Metode Kerja di Bagian Pelintingan Rokok dengan Menggunakan
Studi Gerak dan Waktu untuk Meningkatkan Efisiensi Kerja (Studi Kasus di P.R.
Sumber Rejeki Wajak Malang)". Permasalahan yang terjadi adalah perusahaan hanya
bisa memenuhi 75% target produksi yang ada. Sri Maryani dkk melakukan perbaikan
metode kerja menggunakan studi gerak dan waktu dengan menggabungkan gerakangerakan kerja dan mengeliminasi gerakan menunggu. Hasil penelitian menunjukkan
perbaikan ini mempercepat waktu siklus yang semula membutuhkan waktu 2,16 detik
menjadi 1,83 detik. Perbaikan ini berhasil meningkatkan jumlah produksi.
Gurunath V Shinde, Prof. V.S. Jadhav
(International Journal of Engineering and
Technology/IJET, ISSN: 0975-4024, Vol 4 No 4 Aug-Sep
2012: 220-227).
Penelitian di perusahaan perakitan pada stasiun kerja pengelasan.
Penelitian ini berjudul "Ergonomic Analysys of An Assembly Workstation to Identify
Time Consuming and Fatique Causing Factors Using Application of Motion Study",
berlokasi di Karad-India. Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah hasil
produksi menurun dan frekuensi kecelakaan kerja tinggi. Berdasarkan hasil
pengamatan dan wawancara, diidentifikasi bahwa faktor penyebab adalah layout, alat
kerja dan gerakan kerja repetitif yang tidak sesuai dengan prinsip ergonomi. Perbaikan
yang dilakukan peneliti adalah:
a.
Perbaikan layout kerja baru sesuai dengan prinsip ergonomi
b.
Penghapusan gerakan repetitif dan penerapan prinsip ergonomi
dalam gerakan kerja pada proses pengelasan.
c.
Perbaikan alat las dan perbaikan pencahayaan serta ventilasi udara.
5. Sultan Ayoub Meo, Abdul Majeed Al-Drees, Abeer A. Al Masri, Fawzia Al Rouq, M.Abdul
Azeem. (International Journal Of Environmental Research and Public Health,
January 2013 Vol.10 No.1, 390-398; doi:10.3390/ijerph10010390).
7.
Irena Sabaric, Snjenaza Brnada, Stana Kovacevic (Industrial Engineering Journal, 2013
Vol.4 No.100:55-59).
Melakukan penelitian dengan judul "Application of the MODAPTS Method with
Innovative Solutions in the Warping Process", berlokasi di Zagreb-Croatia. Penelitian
ini bertujuan untuk menghilangkan gerakan tidak efektif pada proses penyusunan
gulungan benang di perusahaan tekstil dengan merancang alat bantu kerja yang
inovatif. Hasil penelitian menyatakan dari perhitungan studi gerakan menggunakan
MODAPTS dapat menghemat waktu sebesar 75,87% mods sesudah perbaikan akibat
dari penyederhanaan gerakan kerja dengan menggunakan troli inovatif.
BAB 3
GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI
3.1.
tahun 2004. Pasca tsunami, berbagai bantuan dari seluruh dunia berdatangan, bantuan dalam
bentuk pangan, sandang, obat-obatan, dan bantuan rehabilitasi rumah serta bangunan lainnya
yang rusak akibat tsunami.
Tingginya kebutuhan semen untuk pembangunan kembali (rekonstruksi) Aceh,
membuat sejumlah pengusaha asal Aceh yang berada di Sumatera Utara yang tergabung
dalam Aceh Sepakat membentuk sebuah konsorsium untuk membangun terminal
pengantongan semen yang diberi nama PT. Yoga Wibawa Mandiri berlokasi di Pelabuhan
Krueng Geukuh-Lhokseumawe dengan akte pendirian perusahaan nomor
20 tanggal 6 Maret 2006.
Peletakan batu pertama pembangunan infrastruktur terminal senilai 30 milyar
berlangsung pada tanggal 30 April 2007 di area pelabuhan Krueng Geukeuh. Direksi PT.
Yoga Wibawa Mandiri, Irsahuddin Hasan menyebutkan terminal di Krueng Geukeuh
memiliki kapasitas pengantongan 10.000 ton per bulan dan selama ini kebutuhan semen yang
dipasok untuk pantai timur Aceh saja mencapai 23.000 ton setiap bulannya. Jadi dengan
membuka sendiri terminal pengantongan semen dan membangun kemitraan dengan Semen
3.2.
3.2.1
Visi Perusahaan
Menjadi industri semen yang andal, unggul, dan berwawasan lingkungan.
3.2.2
Misi Perusahaan
a.
3.2.3
b.
c.
Produk
PT. Yoga Wibawa Mandiri merupakan terminal pengantongan (packing plant) untuk
Semen
Padang.
Produk
yang
dihasilkan
organisasi, sehingga karyawan mengetahui dengan jelas tentang tugas yang harus dijalankan,
dari siapa perintah diterima dan kepada siapa harus bertanggung jawab.
PT. Yoga Wibawa Mandiri memiliki struktur organisasi berbentuk lini. Pendelegasian
wewenang dilakukan secara vertikal melalui garis terpendek dari seorang atasan ke
bawahannya. Pelaporan tanggung jawab dari bawahan ke atasannya juga dilakukan melalui
garis terpendek. Perintah-perintah diberikan oleh atasannya saja dan pelaporan tanggung
jawab hanya kepada atasan bersangkutan. Ciri-ciri organisasi dalam bentuk lini adalah:
a.
Garis struktural langsung dari atasan ke bawahan atau dari pimpinan
tertinggi kepada berbagai tingkat operasional.
b.
Masing-masing pekerja bertanggung jawab penuh terhadap tugasnya.
c.
Otoritas dan tanggung jawab tertinggi terletak pada pimpinan puncak (top
management).
d.
Ruang lingkup organisasi nya lebih kecil dan jumlah anggota juga sedikit.
e.
Tingkat spesialisasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas pokok dan
fungsi organisasi masih rendah.
Struktur organisasi PT. Yoga Wibawa Mandiri ditunjukkan pada Gambar 3.2.
Direktur
Plant Manager
Bagian Logistik
Bagian Teknik
Bagian Produksi
Bagian Kebersihan
Bagian Keamanan
Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Yoga Wibawa Mandiri Tugas dan
tanggung jawab pemegang jabatan di PT. Yoga Wibawa Mandiri adalah sebagai berikut: 1.
Direktur
Tugas dan tanggung jawab direktur adalah sebagai berikut:
a.
Memimpin perusahaan agar dapat berjalan dengan baik.
b.
Mengkoordinir seluruh bagian yang ada di perusahaan tersebut.
c.
Mengontrol masalah keahlian teknis, proyek, penjualan dan pembelanjaan
perusahaan.
d.
Mengadakan hubungan dengan pihak luar baik swasta maupun pemerintah
yang bertujuan untuk kelancaran perusahaan.
e.
Mempunyai wewenang atas persetujuan surat-surat ekstern dan intern,
pesanan pembelian, penerimaan dan pengeluaran keuangan.
2.
Plant Manager
Tugas dan tanggung jawab manajer pabrik adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Bertanggung jawab kepada direktur atas setiap hal yang berkenaan dengan
pabrik maupun administrasi.
3.
Bagian Logistik
Tugas dan tanggung jawab bagian logistik adalah sebagai berikut:
a.
Menentukan jumlah material yang harus dipesan sesuai dengan jumlah
material yang masih ada di gudang.
b.
Melakukan pemesanan bahan baku dan kontak dengan pihak konsumen
setelah mendapat persetujuan dari Direktur.
c.
Mengadakan surat kontrak penjualan produk dengan pihak konsumen.
d.
Menetapkan waktu penyerahan produk kepada konsumen melalui masukan
dari bagian produksi.
4.
Bagian Teknik
Tugas dan tanggung jawab bagian teknik adalah sebagai berikut:
a.
b.
5.
Bagian Produksi
Tugas dan tanggung jawab bagian produksi adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
6.
Bagian Kebersihan
Tugas dan tanggung jawab bagian kebersihan adalah sebagai berikut:
a.
b.
7.
Bagian Keamanan
a.
b.
c.
3.4.
2.
3.
3.
4.
5.
Packer, alat penampung semen bersih yang langsung mengalirkan ke dalam bag
semen.
6.
Bag Cleaning, berfungsi sebagai alat pembersih kantong semen yang pecah
selama proses pengantongan.
7.
Packing Conveyor, berfungsi sebagai alat yang mengalirkan kantong yang berisi
semen ke armada transportasi.
3.5.
Proses Produksi
Aktivitas pengantongan semen dimulai dari penerimaan bahan baku semen dari PT.
Semen Padang dengan armada pengangkutan kapal laut dengan frekuensi pengangkutan ratarata 3 kali per bulan dengan bobot 5000 ton. Semen dari kapal dialirkan ke silo melalui pipa
inlet 10 inchi sepanjang 60 meter, juga menggunakan pipa inlet 8 inchi sepanjang 80 meter
dengan air pressure sebesar 2,5 kg/cm2 - 4,0 kg/cm2. Selanjutnya semen dialirkan ke silo 1
dan silo 2 yang berkapasitas 2800 m2.
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1
Banda Aceh, kompleks Pelabuhan, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, Provinsi
Aceh. Penelitian dimulai pada bulan Juni 2013 sampai dengan sekarang.
4.2
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Subyek pada
penelitian ini adalah delapan operator yang berpartisipasi pada stasiun kerja pengantongan
semen di PT. Yoga Wibawa Mandiri.
4.3
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (deduktif) dan metode yang
digunakan adalah metode asosiatif kausal. Menurut Sinulingga (2012:29) "penelitian asosiatif
kausal adalah penelitian yang dilakukan untuk menganalisis hubungan sebab akibat dengan
cara mengamati akibat yang terjadi dan kemungkinan faktor (sebab) yang menimbulkan
akibat tersebut".
Pendekatan deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum
dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat lebih khusus. Pendekatan ini diawali dari
pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.
4.4 Identifikasi Variabel Penelitian
4.4.1
Variabel Independen
Variabel Independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi atau
menjadi penyebab berubahnya variabel dependen. Variabel independen disebut juga dengan
variabel yang diduga sebagai sebab dari variabel dependen. Variabel independen yang
berpengaruh terhadap perancangan penelitian adalah gerakan kerja.
4.4.2
Variabel Dependen
Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
Gerakan
Kerja
Waktu
Pengerjaan
Produktivi
tas
Perancang
an metode
kerja
Gerakan Kerja.
Gerakan-gerakan yang dilakukan operator pada proses pengantongan semen
dimulai saat menyalakan mesin packer sampai dengan selesai.
2.
Waktu Pengerjaan.
Waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator secara wajar (tidak terlalu cepat
atau terlalu lambat) untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam
sistem kerja terbaik. Waktu pengerjaan ini dipengaruhi oleh gerakan kerja yang
dilakukan operator dalam mengerjakan tugasnya.
3.
Produktivitas.
Produktivitas adalah suatu perbandingan antara output dengan input.
Produktivitas akan semakin baik jika output semakin tinggi sedangkan input
semakin kecil.
Panduan Wawancara.
Digunakan untuk mendapatkan informasi yang benar dengan cara bertanya
langsung kepada pimpinan perusahaan dan para pekerja.
2.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder.
4.6.1
Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan pengukuran langsung
1.
2.
3.
4.6.2
Data Skunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari tempat objek penelitian dan bukan
pengukuran langsung terhadap objek penelitian di lapangan, data skunder yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
1.
Sejarah perusahaan.
2.
Struktur organisasi.
3.
Proses produksi.
4.
5.
6.
Jam kerja
7.
Data pekerja
Adapun mekanisme prosedur pengumpulan data di PT. Yoga Wibawa Mandiri adalah:
1.
2.
1.
2.
3.
Pengamatan ekonomi
Pengamatan ekonomi
gerakan op^tor
Persiapan
gerakan operator
Istirahat
10.00
SHIFT I
11.30
12.30
14.30
SHIFT Ih
6.
Pengukuran
Waktu Idle dan
Work
Pengukuran
Waktu Idle dan
Work
Persiapa
n
Istirahat
12
.30
L------------ SHIFT I --------13
.30
-------------SHIFT II ------
2.
a.
b.
c.
Tahapan Penelitian.
Kegiatan yang dilakukan pada saat penelitian adalah sebagai berikut:
a.
Pengambilan data perusahaan.
Pengambilan data perusahaan tempat dilaksanakannya penelitian, data
perusahaan yang diambil yaitu : sejarah perusahaan, struktur organisasi, proses
produksi yang berlangsung diperusahaan, jam kerja dan data pekerja.
b.
Pengambilan data gerakan kerja
Pengambilan data gerakan dilakukan pada proses pengantongan semen,
menggunakan video camcorder untuk pengamatan gerakan sehingga
pengamatan bisa lebih terperinci dan dapat diamati berulang kali.
c.
Pengukuran waktu kerja.
1.
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran dan data yang berasal dari perusahaan
diolah secara kuantitatif. Pengolahan data dilakukan untuk memperoleh gambaran data yang
representatif sehingga dapat digunakan untuk penyelesaian permasalahan.
1.
2.
3.
STUDI PENDAHULUAN
LITERATUR
.
Obs
erva
si
.
Wawanc
ara
1. Buku
2
.
penelitian
Jurnal
PERUMUSAN MASALAH
Penurunan produktivitas perusahaan karena jumlah permintaan
yang melebihi jumlah produksi semen
PENETAPAN TUJUAN
Menganalisa penerapan metode kerja saat ini dan merancang
usulan perbaikan metode kerja
PENGUMPULAN DATA
DATA PRIMER
DATA SEKUNDER
1.
Sejarah perusahaan
2.
Struktur organisasi
3.
Proses produksi
4.
PENGOLAHAN DATA
1
2
3
1
2
3
Gambar 4.4
Penelitian.
Blok
Diagram
Prosedur
BAB 5
Pada bab ini akan diuraikan bagaimana data-data dikumpulkan sekaligus diolah
sesuai dengan metodologi yang dirancang kemudian dianalisa untuk mendapatkan suatu
kesimpulan.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
5.1.
Gambar 5.1 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2013 Gambar 5.1
menunjukkan bahwa jumlah permintaan dan produksi semen bulan Januari sampai dengan
Juli mengalami kenaikan. Pada bulan Agustus terjadi penurunan karena minimnya proyek
kontruksi bertepatan dengan Bulan Ramadhan. Namun pada bulan September sampai dengan
Desember jumlah permintaan dan produksi semen kembali meningkat.
5.2 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2014
Permintaan dan produksi semen kuartal petama tahun 2014 ditunjukkan pada
tabel 5.2.
Tabel 5.2 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2014.
No
1
2
3
Bulan
Januari
Februari
Maret
Jumlah
Sumber: Perusahaan.
Permintaan (ton)
10335
10369
10910
31614
Produksi (ton)
8117
8061
8850
25028
Permintaan dan produksi semen kuartal 1 tahun 2014 ditunjukkan pada gambar 5.2.
Permintaan
(ton) Produksi
(ton)
Sumber: Perusahaan.
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Pada tahun 2013 upah lembur yang harus dibayarkan perusahaan adalah
Rp.30.767.850. Gambar 5.3 menunjukkan bahwa upah lembur yang dikeluarkan perusahaan
tiap bulan bervariasi, upah lembur tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar Rp.
3.680.000,00. Hal ini disebabkan semakin banyak proyek konstruksi yang dilaksanakan pada
akhir tahun sehingga permintaan terhadap semen meningkat.
Jan Febr Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Periode Tahun 2013
Gambar 5.3 Data Upah Lembur Tahun 2013.
2013
36000
00
32000
00
28000
00
24000
00
20000
00
16000
00
12000
00
Sumber: Perusahaan.
2014
3200000
Januari Februari
Periode(Bulan)
2800000 e
^ 2400000 a p
U
2000000
Sumber: Perusahaan
Maret
Sumber: Perusahaan
1030
996
987
1020
1043
1028
1023
990
1014
No
1
2
3
4
5
6
Pekerjaan
Pengantongan
Mengambil kantong semen
Semen
Berputar
Berjalan ke depan memegang kantong
Meletakkan kantong pada mesin packer
Berdiri (menunggu semen terisi penuh)
Sumber: Pengamatan.
Gerakan Modapts
Move, Press, Eye
Twist
Walk
Move, Grasp Twist
Walk, Grasp
Move, Put
Stand
Gerakan kerja yang dilakukan operator akan disesuaikan dengan prinsip ekonomi
gerakan untuk dilihat apakah gerakan kerja tersebut sudah memenuhi prinsip-prinsip yang
terdapat pada ekonomi gerakan.
4. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan anggota tubuh manusia:
a. Sebaiknya kedua tangan harus memulai dan mengakhiri gerakannya dalam waktu
yang bersamaan. Gerakan kedua tangan tersebut dianalisa menggunakan Peta Tangan Kiri
dan Tangan Kanan (PTKTK) seperti ditunjukkan pada Tabel 5.8 s.d 5.15.
Tabel 5.8 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 1
PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN
PEKERJAAN
OPERATOR
NOMOR PETA
SEKARANG
DIPETAKAN OLEH
TANGGAL DIPETAKAN
TANGAN KIRI
Menunggu
Menunggu
:
:
:
:
:
:
PENGANTONGAN SEMEN
1
01
V
CUT ITA
16JUNI2014
JARAK WAKTU WAKTU
(DET)
(DET)
(CM)
1,5
1,5
0
1,6
0
Menahan tumpukan
kantong semen
20
Menunggu
Menunggu
Total
JARAK
TANGAN KANAN
(CM)
30
Menyalakan mesin
2,6
20
1,1
2,1
40
20
7,2
7,2
90
Peta tangan kiri dan tangan kanan pada Tabel 5.8 menunjukkan bahwa terdapat 4
gerakan menunggu pada tangan kiri dan tidak terdapat kegiatan menunggu pada tangan
kanan. Kedua tangan tidak memulai dan mengakhiri gerakannya dalam waktu yang
bersamaan. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan beban kerja antara tangan kiri
dan tangan kanan pada operator 1.
Tabel 5.9 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 2 PETA
TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN
PEKERJAAN
: PENGANTONGAN SEMEN
OPERATOR
:2
NOMOR PETA
: 02
SEKARANG
:V
DIPETAKAN OLEH
: CUT ITA
JARAK
(CM)
30
0
0
0
30
WAKTU
(DET)
1,5
2,7
2,1
1
WAKTU
(DET)
1,5
2,7
2,1
1
JARAK
(CM)
30
20
0
40
7,3
7,3
90
TANGAN KANAN
Menyalakan mesin
Mengambil kantong semen
Memegang kantong semen
Meletakkan kantong semen
di
mesin
Peta tangan kiri dan tangan kanan pada Tabel 5.9 menunjukkan bahwa terdapat 3
gerakan menunggu pada tangan kiri dan tidak terdapat kegiatan menunggu pada tangan
kanan. Tangan kiri dan kanan operator tidak mengakhiri gerakannya dalam waktu yang
bersamaan. Hal ini juga menunjukkan adanya ketidakseimbangan beban kerja antara tangan
kiri dan tangan kanan pada operator 2.
PEKERJAAN
: PENGANTONGAN SEMEN
OPERATOR NOMOR
:3:
PETA SEKARANG
03 : V
DIPETAKAN OLEH
: CUT ITA
TANGGAL
: 16JUNI2014
DIPETAKAN TANGAN
KIRI
Menunggu
Menunggu
Memegang kantong
semen
Menunggu
Total
JARAK
(CM)
0
0
0
0
WAKTU
(DET)
1,5
2,8
2,2
1
WAKTU
(DET)
1,5
2,8
2,2
1
JARAK
(CM)
30
20
0
40
7,5
7,5
90
TANGAN KANAN
Menyalakan mesin
Mengambil kantong semen
Memegang kantong semen
Meletakkan kantong semen
di
mesin
PEKERJAAN
: PENGANTONGAN SEMEN
OPERATOR
:4
NOMOR PETA
: 04
SEKARANG
:V
DIPETAKAN OLEH
: CUT ITA
JARAK
(CM)
0
0
0
0
WAKTU
(DET)
1,5
2,5
2
1,5
WAKTU
(DET)
1,5
2,5
2
1,5
JARAK
(CM)
30
20
0
40
7,5
7,5
90
Total
TANGAN KANAN
Menyalakan mesin
Mengambil kantong semen
Memegang kantong semen
Meletakkan kantong semen
di mesin
PEKERJAAN
: PENGANTONGAN SEMEN
OPERATOR
:5
NOMOR PETA
: 05
SEKARANG
:V
DIPETAKAN OLEH
: CUT ITA
JARAK
(CM)
0
20
0
0
Total
WAKTU
(DET)
1,5
2,8
2
1
WAKTU
(DET)
1,5
2,8
2
1
JARAK
(CM)
30
20
0
40
7,3
7,3
90
20
TANGAN KANAN
Menyalakan mesin
Mengambil kantong semen
Memegang kantong semen
Meletakkan kantong semen
di mesin
OPERATOR
PEKERJAAN
NOMOR PETA
: 6:
: 06
SEKARANG
:V
DIPETAKAN OLEH
: CUT ITA
PENGANTONGAN
JARAK
(CM)
0
20
0
0
20
WAKTU
(DET)
1,5
2,7
2
1
WAKTU
(DET)
1,5
2,7
2
1
JARAK
(CM)
30
20
0
40
7,2
7,2
90
TANGAN KANAN
Menyalakan mesin
Mengambil kantong semen
Memegang kantong semen
Meletakkan kantong semen
di mesin
PEKERJAAN
: PENGANTONGAN SEMEN
OPERATOR
:7
NOMOR PETA
: 07
SEKARANG
:V
DIPETAKAN OLEH
: CUT ITA
JARAK WAKTU
(CM)
(DET)
30
1,5
20
2,6
Menyalakan mesin
Mengambil kantong
semen
Memegang kantong
semen
Meletakkan kantong
semen di mesin
Total
WAKTU
(DET)
1,5
2,6
JARAK
TANGAN KANAN
Menunggu
Menunggu
(CM)
0
1,9
1,9
Menunggu
40
1,3
1,3
Menunggu
90
7,3
7,3
PEKERJAAN
: PENGANTONGAN SEMEN
OPERATOR
:8
NOMOR PETA
: 08
SEKARANG
:V
DIPETAKAN OLEH
: CUT ITA
JARAK WAKTU
(CM)
(DET)
30
1,5
0
2,7
0
2,1
0
1
30
7,2
WAKTU
(DET)
1,5
2,6
2,1
1
7,2
JARAK
TANGAN KANAN
Menyalakan mesin
Mengambil kantong semen
Memegang kantong semen
Meletakkan kantong semen di
40
mesin
90
(CM)
30
20
0
Peta tangan kiri dan tangan kanan pada Tabel 5.10 s.d Tabel 5.15 menunjukkan bahwa
frekuensi gerakan menunggu lebih sering dilakukan oleh tangan kiri. Dengan demikian
berdasarkan hasil pemetaan tangan kiri dan kanan pada operator 1 sampai dengan operator 8
menunjukkan adanya ketidakseimbangan beban kerja antara tangan kiri dan tangan kanan.
Tabel 5.16 Rekapitulasi Waktu Gerakan Tangan Operator 1 s.d 8
Operator
Tangan Kiri
Waktu Gerakan
Tangan Kanan
Op. 1
2,1
de2
Op. 2
1,5
7,3
Op. 3
2,2
7,5
Op. 4
2
7,5
Op. 5
4,8
7,3
Op. 6
2,7
7,2
Op. 7
0
7,3
Op. 8
1,5
7,2
Gambar 5.6 menunjukkan bahwa kecenderungan tangan kanan melakukan pekerjaan
sebesar 80% dan tangan kiri sebesar 20%. Artinya tangan kanan lebih banyak
melakukan pekerjaan dibandingkan dengan tangan kiri. Pekerjaan diawali dengan
tangan kanan dan diakhiri dengan tangan kanan. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip
Gerakan tubuh sebaiknya dihemat, yaitu hanya menggerakkan bagian tubuh yang
diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan.
Tabel 5.17 berikut ini menunjukkan bagian-bagian tubuh yang digunakan operator
pada saat pengantongan semen.
Bagian Tubuh
Leher bagian atas
Leher bagian bawah
Bahu Kiri
Bahu Kanan
Lengan Atas Kiri
Pinggang
Lengan Atas Kanan
Punggung
Bokong
Pantat
Siku Kiri
Siku Kanan
Lengan Bawah Kiri
Lengan Bawah Kanan
Pergelangan Tangan Kiri
Pergelangan T. Kanan
Tangan Kiri
Tangan Kanan
No
Bagian Tubuh
19 Paha Kiri
20 Paha Kanan
21 Lutut Kiri
22 Lutut Kanan
23 Betis Kiri
24 Betis Kanan
25 Pergelangan Kaki Kiri
26 Pergelangan Kaki Kanan
27 Kaki Kiri
28 Kaki Kanan
Total
Persen Penggunaan
Op 1
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
18
64,3
Op 1
Op 2
Op 3
Op 4
Op 5
Op 6
Op 7
Op 8
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Op 2
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
18
64,3
Op 3
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
18
64,3
Op 4
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
18
64,3
V
V
V
Op 5
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
18
64,3
Op 6
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
18
64,3
Op 7
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
18
64,3
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Op 8
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
18
64,3
Berdasarkan Gambar 5.7 dapat dilihat bahwa penggunaan anggota tubuh operator
secara umum adalah sama yaitu sekitar 64,3%. Hal ini mengindikasikan gerakan tubuh tidak
dihemat, terdapat anggota tubuh yang sebenarnya tidak diperlukan namun digunakan oleh
Operator
operator. Hal ini tidak sesuai dengan
prinsip ekonomi gerakan. Penggunaan Anggota Tubuh (%)
Operator 1
g. Hindari gerakan yang menyebabkan
arah karena akan menghabiskan waktu
Operatorperubahan
2
yang lebih banyak.
Operator 3
Untuk mengetahui apakah Operator
gerakan pada
4 poin c sudah sesuai dengan prinsip ekonomi
gerakan, maka Tabel 5.19 akan Operator
menunjukkan
tahapan gerakan operator dan waktu yang
5
dibutuhkan melakukan gerakan tersebut.
Operator 6
Operator 7
Operator 8
Tabel 5.19 Tahapan Gerakan Operator
No. Tahapan Gerakan Operator
Op.1
Op.2
Op.6
Op.7
Op.8
Op.4 Op. 5
Tabel 5.18
Gambar
Rekapitulasi
5.7 Penggunaan
Penggunaan
Anggota
Anggota
Tubuh
Tubuh
Operator Saat Bekerja
1
2
3
4
5
1,4
0,5
1,2
0,9
0,6
1,4
0,5
1,2
1
0,5
1,4
0,5
1,3
0,9
0,5
1,4
0,5
1,3
0,7
0,5
1,5 1
1,5 1
3,9
3,9
3,9 3,9
3,9
3,9
3,9
3,9
11
11
11
11
10,9
11,1
11,1
11
1,4
0,5
1,3
0,9
0,5
1,5 1
1,4
0,5
1,3
0,8
0,5
1,4
0,5
1,3
0,8
0,5
1,4
0,5
1,3
0,8
0,5
Gerakan yang menyebabkan perubahan arah adalah gerakan berputar yang diikuti oleh
gerakan berjalan, mengambil kantong semen, berputar dan berjalan ke depan. Perbandingan
waktu dari lima gerakan tersebut ditunjukkan pada Tabel 5.20.
Waktu (det)
Op.2 Op.3 Op.4 Op.5 Op.6 Op.7
1,4
1,4
1,4 1,4
1,4 1,4
4,7
4,7
4,5 4,7
4,6 4,6
1
1
1,2 1
1 1,2
3,9
3,9
3,9 3,9
3,9 3,9
11
11
11 11
10,9 11,1
Op.8
1,4
4,6
1,2
3,9
11,1
Tabel 5.20 dan Gambar 5.9 menunjukkan bahwa gerakan berputar menghabiskan
waktu paling lama yaitu 4,7 detik. Hal ini membuktikan bahwa gerakan yang menyebabkan
perubahan arah akan menghabiskan waktu lebih banyak.
Berputar ke
belakang dan selanjutnya
ke depan
Meletakkan kantong
semen pada mesin packer
Berdiri
Menunggu
Berdasarkan pengamatan dan ditunjukkan pada Gambar 5.9, penempatan fasilitas kerja
berupa meja dibelakang operator dinilai belum memenuhi prinsip ekonomi gerakan. Meja
berfungsi sebagai alas untuk meletakkan kantong semen yang masih kosong. Penempatan
meja dibelakang operator menyebabkan operator harus berputar 180 untuk mengambil
kantong semen. Gerakan berputar yang terjadi berulang kali (repetitive motion) dengan
frekuensi tinggi termasuk ke dalam postur kerja yang tidak efektif dan berkontribusi
menyebabkan cumulative trauma disorders (CTDs) (Ladao, 2004:87). CTDs merupakan
sekumpulan gangguan pada sistem muskuloskeletal yang meliputi cedera pada syaraf, otot,
tendon, ligamen, tulang dan persendian pada titik-titik ekstrim tubuh bagian atas yaitu tangan,
pergelangan, siku dan bahu, tubuh bagian bawah yaitu kaki, lutut dan pinggul serta tulang
belakang yaitu punggung dan leher. Gangguan ini timbul karena adanya gerakan berulang
(repetitive motion) dengan frekuensi tinggi. Oleh karena itu penempatan meja dibelakang
operator dikategorikan penempatan fasilitas kerja yang tidak mudah dicapai.
Mengambil
kantong semen
Berputar Berjalan
ke
6 depan
(2 langkah)
Meletakkan
7 kantong semen
pada mesin
packer
Berdiri
8 (menunggu
semen terisi
penuh)
Total Mods
M3G1
E2
C4
Waktu
(dtk)
1,161
2
4
10
0,258
0,516
1,29
0,516
2
4
0,258
0,516
11
1,419
3x1
0,774
3x1
1x1
1
2x1
1
4x1
5x2(langkah)x1
1
W5G1
1x1
Mods
3x1
M3P3
E2
2x1
0,258
S30
30x1
30
3,87
84
10,836
Operator 84
No
Gerakan
Operator
1 Menyalakan
mesin packer
2 Berputar
3 Berjalan (2
langkah)
4 Mengambil kantong
M3G2 E2
semen
5 Berputar Berjalan
ke
6 depan
(2 langkah)
7 Meletakkan
kantong semen
pada mesin
packer
Berdiri
8 (menunggu semen
terisi penuh)
2x1 1
C41
4x1
5x2(langkah)x1
1x1
3x1
1
Gerakan
Operator
Menyalakan
mesin packer
2
3
Berputar
Berjalan (2 langkah)
Mengambil
kantong semen
5
6
Berputar Berjalan ke
depan
(2 langkah)
Meletakkan
7 kantong semen
pada mesin
packer
Berdiri
8 (menunggu
semen terisi
penuh)
Total Mods
0,516
11
1,419
0,774
0,258
E21
3x1
2x1
S301
30x1
30
3,87
10,965
Kode Faktor T.
Kalkulasi Mods
Modapts Beban
. .-..
5x1
4x1
M5A4
E2
C4
W5
1
1
1
M3G2
E2
C4
0,516
1,29
5 2 0,645 0,258
2x1
Total Mods
No
4
10
3x1
W5G1
M3P3
Mods Waktu
(dtk)
9
1,161
2
0,258
2x1
4x1
5x2(langkah)x1
3x1
2x1
1
2x1
1
4x1
5x2(langkah)x1
W5G2
Mods
Waktu
(dtk)
1,161
2
4
10
0,258
0,516
1,29
0,645
2
4
0,258
0,516
12
1,548
2x1
M3P3
3x1
0,774
E2
2x1
0,258
S30
30x1
30
3,87
86
11,094
3x1
Operator 85
No
Gerakan Kode
Faktor
Kalkulasi
Mods
Modapts
Beban
Operator
Menyalakan
mesin packer
2
3
Berputar
Berjalan (2
langkah)
Mengambil
kantong
semen
Berputar
Berjalan ke
depan
(2 langkah)
Mods
(dtk)
5
x
1
4
x
2x1 1
4x1
M5A4
E2
C4
W5
M3G2
E2
C4
1,161
1
1
1
5x2(langkah)
x1
3
x
1
1
2x1
2
4
10
0,258
0,516
1,29
0,645
1
2x1
1
4x1
5x2(langkah)
x1
2
4
0,258
0,516
11
1,419
5x1
1,032
W5G1
1
x
1
3
x
1
Meletakkan
7
No
1
2
3
4
kantong
semen
pada mesin
packer
Berdiri
(menunggu
semen terisi
penuh)
Gerakan
Operator
Menyalakan
mesin packer
M3P5
E2
2x1
0,258
S30
30x1
30
3,87
Total Mods
Kode Faktor
Kalkulasi Mods
Modapts Beban
M5A4
E2
Berputar
C4
W5
Berjalan (2 langkah)
Mengambil kantong
M3G2 E2
semen
Berputar Berjalan ke
depan
W5G2
(2 langkah)
Meletakkan kantong M3P3
Waktu
C4
87
11,223
Mods
Waktu
(dtk)
9
1,161
2
0,258
5x1
1
4x1
1
2x1
1
4x1
1 5x2(langkah)x1
4
10
3x1
1
2x1 1
1
4x1
5x2(langkah)x1
1
2x1
3x1
2x1
52
0,516
1,26
0,645 0,258
0,516
12
1,548
0,774
Operator 86
semen
pada mesin
packer
Berdiri
8 (menunggu semen
terisi penuh)
Total Mods
No
Gerakan Operator
1
2
3
4
5
6
7
Menyalakan mesin
packer
Berputar
Berjalan (2 langkah)
Mengambil kantong
semen
E2
3x1
2x1
0,258
S30
30x1
30
3,87
Kode
Modapts
Meletakkan kantong
semen pada mesin
packer
Berdiri (menunggu
semen terisi penuh)
M3P3
Menyalakan mesin
packer
2
3
4
Berputar
Berjalan (2 langkah)
Mengambil
kantong semen
Faktor
Beban
5x1
92
4x1 2x1
4x1
4
5x2(langkah)x1 10
3x1 1x1 4
2
2x1
4x1
4
5x2(langkah)x1 12
C4
W5
M3G1
E2
C4
W5G2
86
Kalkulasi Mods Mods
M5A4 E2
Berputar
Berjalan ke depan (2
langkah)
No Gerakan Operator
5
6
2x1
3x1 3x1 6
E2
S30
2x1
30x1
Total Mods
Kode
Faktor
Modapts Beban
1,161 0,258
0,516
1,29
0,516
0,258
0,516
1,548
0,774
2
30
0,258
3,87
Kalkulasi Mods
85
Mods
10,965
Waktu (dtk)
5x1
4x1
1,161
2
4
10
4
0,258
0,516
1,29
0,516
2
4
11
0,258
0,516
1,419
1,032
2
30
0,258
3,87
86
11,094
Waktu
M5A4
E2
C4
W5
M3G1
2x1
4x1
5x2(langkah)x1
E2
C4
W5G1
2x1
4x1
5x2(langkah)x1
1x1
3x1
5x1
2x1
30x1
Berputar
Berjalan ke depan
(2 langkah)
Meletakkan
M3P5
7 kantong semen
pada mesin packer
E2
8 Berdiri (menunggu
S30
semen terisi penuh)
Total Mods
No
Gerakan Kode
Faktor
Kalkulasi
Mods
Modapts
Beban
Operator
11,094
Waktu (dtk)
3x1 1x1
Mods
(dtk)
5
x
Operator 87
1
1
Menyalakan M5A4
mesin packer
2
3
Berbalik
Berjalan (2
langkah)
Mengambil
kantong
semen
M3G1
Berbalik
Berjalan ke
depan
W5G2
(2 langkah)
Meletakkan
Total Mods
kantong
M3P3
semen
pada mesin
packer
Berdiri
(menunggu
semen terisi
penuh)
4x1
1,161
2
4
10
0,258
0,516
1,29
0,516
2
4
0,258
0,516
12
1,548
3x1
0,774
E21
2x1
0,258
S301
30x1
30
3,87
E21
2x1
C41
4x1
W51
5x2(langkah)
x1
3x1
1
1x1
E21
2x1
C41
4x1
5x2(langkah)
x1
1
2x1
3
x
1
85
10,965
Berdasarkan jumlah mods pada tabel 5.21 sampai dengan 5.28 maka dilakukan perhitungan
waktu normal (Wn) masing-masing operator. a. Operator 1
Waktu normal (Wn) = Total Mods x 0,129 detik
= (84 x 0,129 detik)
= 10,836 detik
Jumlah Mods
84
85
86
87
86
85
86
85
b.
Sikap Kerja
c.
Gerakan Kerja
d.
Kelelahan Mata
e.
Temperatur
f.
Keadaan Lingkungan
A
B
C
D
E
F
G
a.
Operator 1
Waktu standar (Wb)
= Wn x (Wn+l)
= 10,836 x (1+0,39) =
15,06 detik
15,7
4-J
15,6
Op 1
Op 2
Op 3
Op 4
Op 5
Op 6
Op 7
Op 8
Operator
1 Waktu Standar Tiap Operator (detik) Rata-Rata Waktu Standar Operator (detik)
15,5
15,4
15,3
15,2
15,1
15
14,9
14,8
14,7
PEKERJAAN OPERATOR
: PENGANTONGAN SEMEN : 1
NAMA MESIN
: PACKER
SEKARANG
:V
DIPETAKAN OLEH
: CUT ITA
TANGGAL DIPETAKAN
: 28 APRIL 2014
PEKERJA
OPERATOR Menyalakan
mesin Berputar
Berjalan ke arah meja
Mengambil dan membawa
zak semen
Berputar
Berjalan ke arah
mesin packer
Meletakkan zak
semen pada spout
mesin packer
Menunggu zak semen
penuh_______________
MESIN
WAKTU (DTK)
1
0,5
Mesin menyala
Mesin menunggu
Mesin bekerja
1,5
1
0,5
1,5
Pekerja
4
7
11
64
Mesin
6
5
11
45
No.
______yang baik._____________________
Gerakan Operator Kedua tangan
operator tidak memulai dan mengakhiri
gerakan dalam waktu yang bersamaan.
Operator menggunakan 64,3% anggota tubuh
dalam proses pengantongan semen.
Agar gerakan kerja menjadi efektif dan efisien maka hal yang dapat dilakukan
adalah eliminasi kegiatan dan penyederhanaan kegiatan. Usulan yang dilakukan adalah
dengan:
1. Eliminasi kegiatan, yaitu mengeliminasi gerakan yang menimbulkan adanya perubahan
arah. Gerakan tersebut adalah gerakan berputar dan berjalan yang terjadi ketika
operator mengambil zag semen yang kosong kemudian berputar lagi untuk
meletakkan zag semen ke lengan pengisi (spout) mesin packer.
2. Penyederhaan kegiatan yaitu dengan meletakkan fasilitas kerja berada dalam jangkauan
tangan yang normal. Fasilitas kerja dalam hal ini adalah meja terletak dibelakang
operator yang berfungsi untuk meletakkan zag semen yang masih kosong. Penulis
merancang usulan perbaikan dengan memindahkan letak fasilitas kerja ke samping kiri
dan kanan operator, ditunjukkan pada Gambar 5.12.
Keterangan
Gerakan
Operator
menghadap
1:
berdiri
dan mesin
menyalakan mesin packer. Gerakan 2 : Operator mengambil kantong semen yang berada di
No
1
2
Gerakan
Operator
Menyalakan
mesin packer
Kode
Modapts
M5A4
E2
Mengambil kantong
semen
Meletakkan kantong
semen
pada mesin
packer
Berdiri
(menunggu semen
terisi
penuh)
Faktor
Beban
Kalkulasi
Mods
5x1 4x1
2x1
3x1 1x1
2x1
3x1 3x1
M3G1 E2
M3P3
Mods Waktu
(detik)
9
1,161
2
0,258
4 2 0,516 0,258
6
0,774
0,258
E2
2x1
S30
30x1
30
Total Mods
3,87
55
7,095
Gerakan
Operator
Menyalakan
mesin packer
Mengambil
kantong semen
Kode
Modapts
M5A4
E2
M3G2
E2
Faktor
Beban
Kalkulasi
Mods
5x1
4x1 2x1
3x1 2x1
2x1
3x1 3x1
M3P3
Meletakkan
kantong semen
E2
pada mesin packer.
Berdiri
S30
(menunggu semen
terisi
penuh)
Total Mods
Mods
9
2
5
2
Waktu
(detik)
1,161
0,258
0,645
0,258
0,774
2x1
0,258
30x1
30
3,87
56
7,224
No
4
No
Gerakan
Operator
Menyalakan
mesin packer
Mengambil
kantong semen
Meletakkan
kantong semen
pada mesin packer.
Berdiri
Kode
Modapts
M5A4
E2
M3G2
E2
M3P3
E2
Faktor
Beban
Kalkulasi
Mods
5x1 4x1
2x1
3x1 2x1
2x1
3x1 3x1
2x1
Mods
9
2
Waktu
(detik)
1,161
0,258
5
2
6
0,645
0,258
0,774
0,258
No
1
S30
30x1
30
3,87
(menunggu semen
terisi
penuh)
Total Mods
56
7,224
Tabel 5.38 Lembar Kerja MODAPTS Operator 4.
Gerakan
Kode
Faktor
Kalkulasi
Mods
Waktu
Operator
Modapts
Beban
Mods
(detik)
Menyalakan
M5A4
5x1
9
1,161
mesin packer
E2
2
0,258
4x1 2x1
Mengambil
M3G2
5
0,645
3x1 2x1
kantong semen
E2
2
0,258
2x1
M3P5
8
1,032
Meletakkan
3x1 5x1
kantong semen
E2
2x1
2
0,258
pada mesin packer.
Berdiri
S30
30x1
30
3,87
(menunggu semen
terisi
penuh)
Total Mods
58
7,482
Gerakan
Kode
Faktor
Kalkulasi
Mods
Waktu
Operator
Modapts Beban
Mods
(detik)
Menyalakan
M5A4
5x1
9
1,161
mesin packer
E2
2
0,258
4x1
Mengambil
kantong
semen
M3G2
E2
Meletakkan
kantong
semen
pada mesin
packer
Berdiri
(menunggu
semen terisi
penuh).
M3P3
2x1
3x1
2x1
2x1
3x1
3x1
5
2
0,645
0,258
0,774
0,258
E2
2x1
S30
30x1
30
3,87
7,224
56
Total Mods
No
Mods
9
2
4
2
Waktu
(detik)
1,161
0,258
0,516
0,258
3x1 3x1
0,774
2x1
0,258
30x1
30
3,87
55
7,095
No
Gerakan
Operator
Menyalakan
mesin packer
Mengambil
kantong semen
Kode
Modapts
M5A4
E2
M3G1
E2
Faktor
Beban
Kalkulasi
Mods
5x1
4x1 2x1
3x1 1x1
2x1
3x1 5x1
M3P5
Meletakkan
kantong semen
E2
2x1
pada mesin packer
Berdiri
S30
30x1
3 (menunggu semen
terisi
penuh)
Total Mods
Tabel 5.42 Lembar Kerja MODAPTS Operator 8.
Gerakan
Kode
Faktor
Kalkulasi
4
Operator
Modapts
Beban
Mods
Menyalakan
M5A4
5x1
mesin packer
E2
4x1 2x1
Mengambil
M3G1
3x1 1x1
kantong semen
E2
2x1
M3P3
Meletakkan
3x1 3x1
kantong semen
E2
2x1
No pada mesin packer
Berdiri
S30
30x1
(menunggu semen
terisi
penuh)
Total Mods
2
Mods
9
2
4
2
Waktu
(detik)
1,161
0,258
0,516
0,258
1,032
0,258
30
3,87
57
7,353
Mods
9
2
4
2
Waktu
(detik)
1,161
0,258
0,516
0,258
0,774
0,258
30
3,87
55
7,095
= 55 x 0,129 detik
= 7,095 detik
Waktu standar (Wb)
= Wn x (Wn+l)
= 7,095 x (1+0,39)
= 9,86 detik.
Operator
Operator 1
Operator 2
Operator 3
Operator 4
Operator 5
Operator 6
Operator 7
Operator 8
9,86+10,04+10,04+10,40
= 10,04 detik.
WS
Aktual
(det)
WS
Usulan (det)
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa operator dengan metode kerja
usulan menghasilkan 16,8 ton semen lebih banyak atau meningkat sekitar 33%
dibandingkan operator yang menerapkan metode kerja aktual.
5.12.6 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Usulan
Peta tangan kiri dan tangan kanan usulan mengacu pada gerakan usulan yang
dilakukan operator.
PEKERJAAN
OPERATOR NOMOR
PETA USULAN
DIPETAKAN OLEH
TANGGAL
DIPETAKAN
: PENGANTONGAN
SEMEN : 1 : 09 : V
: CUT ITA
: 16JUNI2014
TANGAN KIRI
Menyalakan mesin
Menunggu
Memegang kantong
semen 1
Total
JARAK
WAKTU
(CM)
(DET)
30
1,5
1,5
0
WAKTU
(DET)
1,5
1,5
30
20
60
80
anggota
JARAK
TANGAN KANAN
(CM)
20
Mengambil kantong semen 1
40
Meletakkan kantong semen 1
pada mesin packer
tubuh
operator
Op.1
Op.2
Op.3
Op.4
Op.5
Op.6
Op.7 Op.8
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
8
28,6
8
28,6
8
28,6
8
28,6
8
28,6
8
28,6
8
28,6
8
28,6
Peta pekerja dan mesin usulan dan ditunjukkan pada tabel 5.49.
_________________Tabel 5.49 Peta Pekerja dan Mesin Usulan.
PETA PEKERJA DAN MESIN
PEKERJAAN
OPERATOR NAMA
MESIN USULAN
DIPETAKAN OLEH
: PENGANTONGAN SEMEN : 1
: PACKER
:V
: CUT ITA
PEKERJA
OPERATOR
Menyalakan mesin
Mengambil dan
membawa zak semen
Meletakkan zak
semen pada spout
mesin packer
WAKTU
(DTK)
21
MESIN
MESIN PACKER
WAKTU
Mesin menyala
(DTK)
1,5
4
Menunggu zak semen
penuh__________________
Mesin
2,5
menunggu
Pekerja
Mesin
Waktu Menganggur (dtk)
4
4
Waktu Kerja (dtk)
4
4
Waktu Total (dtk)
8
8
Persen Produktif
50
50
Tabel 5.49 menunjukkan bahwa metode kerja usulan dapat mengurangi waktu
pengantongan semen dari 11 detik menjadi 8 detik. Waktu menganggur pada mesin juga
berkurang menjadi 4 detik. Peta pekerja dan mesin usulan menunjukkan persen produktif
untuk operator dan mesin adalah sama yaitu 50%. Hal ini menunjukkan keseimbangan antara
operator dan mesin.
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah setelah melalui proses
analisis komponen-komponen sistem kerja yaitu manusia, mesin, material dan lingkungan
kerja diperoleh hasil bahwa:
a.
Penyebab
menurunnya
produktivitas
adalah
pada
komponen
manusia
Rancangan
perbaikan
metode
kerja
dilakukan
sesuai
dengan
prinsip
d.
6.2 Saran
2.
3.
Perusahaan
memberikan
pelatihan
mentalitas,
pelatihan
keahlian
dan
5.
6.
7.
DAFTAR PUSTAKA
MI
MODAPTS
Maryati, Sri, dkk. Perbaikan Metode Kerja di Bagian Pelintingan Rokok dengan
Menggunakan Studi Gerak dan Waktu. Jurnal Teknik IndustricVol.5 N0.2:95105. 2012.
Muhundhan,M. Ergonomy for Productivity. Indian Textile Journal.May 2013 Vol.123
N0.8:57-66.
Meyers, Fred E. Motion and Time Study For Lean Manufacturing Handbook. Prentice
Hall. USA. 2002.
Meo, Sultan Ayoub, dkk. Effect of Duration of Exposure to Cement Dust on Respiratory
Function of Cement Mill Workers. IJERPH. Januari 2013. Vol.10
No.1. 390:398.
Nurmianto, E. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Penerbit Guna
Widya. 2008.
Riduan, Ahmand. Penulisan Sumber Kutipan dan Daftar Pustaka.[online]. Diunduh pada
bulan Juni 2014, tersedia di:
http://www.academia.edu/Penulisan Sumber Kutipan Dan Daftar Pustaka.
: PENGANTONGAN SEMEN
: PACKER
: OPERATOR A
USULAN
DIPETAKAN OLEH : CUT ITA
TANGGAL
PEKERJA
OPERATOR
Menyalakan mesin
Waktu (dtk)
1
Berputar
0,5
1,5
0,5
1,5
packer
Waktu Menganggur
Waktu Kerja
Waktu Total
Persen Penggunaan
: 28 APRIL 2014
MESIN
MESIN PACKER
Waktu (dtk)
Mesin menyala
1
Mesin menunggu
___
Mesin bekerja
Pekerja
Mesin
4
7
11
64
6
5
11
45
: PENGANTONGAN SEMEN
: PACKER
: OPERATOR B
USULAN
DIPETAKAN OLEH : CUT ITA
TANGGAL
PEKERJA
OPERATOR
Menyalakan mesin
Waktu (dtk)
1,5
Berputar
Berputar
: 28 APRIL 2014
MESIN
MESIN PACKER
Waktu (dtk)
Mesin menyala
1,5
Mesin menunggu
5,5
Mesin bekerja
0,5
packer
1,5
0,5
1,5
packer
Waktu Menganggur
Waktu Kerja
Waktu Total
Persen Penggunaan
Mesin menunggu
6,5
Mesin bekerja
Pekerja
Mesin
4
7
12
58
6,5
5,5
12
46
: PENGANTONGAN SEMEN
: PACKER
: OPERATOR D
USULAN
DIPETAKAN OLEH : CUT ITA
TANGGAL
PEKERJA
OPERATOR
Menyalakan mesin
Waktu (dtk)
1,5
Berputar
1,5
0,5
1,5
: 29 APRIL 2014
MESIN
MESIN PACKER
Waktu (dtk)
Mesin menyala
1,5
Mesin menunggu
6,5
Mesin bekerja
1,5
0,5
1,5
Waktu Menganggur
Waktu Kerja
Waktu Total
Persen Penggunaan
Mesin menunggu
6,5
Mesin bekerja
Pekerja
Mesin
4
8
12
67
5,5
6,5
12
54
: PENGANTONGAN SEMEN
: PACKER
: OPERATOR F
USULAN
DIPETAKAN OLEH : CUT ITA
TANGGAL
PEKERJA
OPERATOR
Menyalakan mesin
Waktu (dtk)
1,5
Berputar
Berputar
: 29 APRIL 2014
MESIN
MESIN PACKER
Waktu (dtk)
Mesin menyala
1,5
Mesin menunggu
5,5
Mesin bekerja
0,5
1,5
0,5
1,5
Waktu Menganggur
Waktu Kerja
Waktu Total
Persen Penggunaan
Mesin menunggu
6,5
Mesin bekerja
Pekerja
Mesin
4
8
12
67
5,5
6,5
12
54
: PENGANTONGAN SEMEN
: PACKER
: OPERATOR H
USULAN
DIPETAKAN OLEH : CUT ITA
TANGGAL
PEKERJA
OPERATOR
Menyalakan mesin
Waktu (dtk)
1,5
Berputar
Berputar
: 29 APRIL 2014
MESIN
MESIN PACKER
Waktu (dtk)
Mesin menyala
1,5
Mesin menunggu
5,5
Mesin bekerja
0,5
Waktu Menganggur
Waktu Kerja
Waktu Total
Persen Penggunaan
Pekerja
Mesin
4
7
11
64
5,5
5,5
11
50