A. MODEL MARVIN E. MUNDEL Dengan metoda ini Indeks Produktivitas dapat diukur sebagai : AOMP / RIMP X 100 AOMB / RIBP AOMP / AOMB X 100 RIMP / RIBP
IP = dimana :
IP =
AOMP = Aggregated Output, Measured Period yaitu total output pada waktu pengukuran RIMP = Resource Inputs, Measured Period yaitu total input yang digunakan pada waktu pengukuran AOBP = Aggregated Outputs, Base Period yaitu total output pada waktu dasar pengukuran RBP = Resource Inputs, Base Period yaitu total input yang digunakan pada waktu dasar pengukuran AOMP disebut sebagai Current Performance Index (CPI) pada waktu pengukuran RIMP AOBP RIBP AOMP AOBP RIMP RIBP disebut sebagai Base Performance Indeks (BPI) pada waktu dasar disebut sebagai Output Index (OI) yaitu perbandingan pada waktu pengukuran dengan waktu dasar pengukuran disebut sebagai Input Index (II) yaitu perbandingan input pada waktu pengukuran dengan pada waktu dasar pengukurannya Jadi pengukuran ini pada dasarnya adalah membandingkan antara produktivitas pada waktu pengukuran dengan pada waktu dasarnya. Indeks Produktivitas pada waktu dasar pengukuran adalah 100, sehingga indeks produktivitas pada waktu pengukuran ada tiga macam, yaitu : 1. IP < 100, jika produktivitas pada waktu pengukuran lebih kecil dibandingkan dengan produktivitas waktu dasar pengukuran
Mutmainah
ANALISIS PRODUKSI
2. IP = 100, jika produktivitas pada waktu pengukuran sama dengan produktivitas waktu dasar pengukuran 3. IP > 100, jika produktivitas pada waktu pengukuran lebih besar dibandingkan dengan produktivitas waktu dasar pengukuran Semakin baik produktivitas suatu perusahaan berarti semakin naik IP-nya ( diatas 100 ) Contoh : Perusahaan penerbangan Manuk Dadali mepunyai data sebagai berikut : No. Pernyataan 1. Penjualan tiket 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Biaya karyawan langsung Biaya karyawan tak langsung Jasa Pengangkutan barang Biaya listrik, air, telepon Jasa penerbangan khusus Sewa gedung & hanggar Biaya perawatan Biaya Administrasi Tahun 2003 10 milyar 4 milyar 2 milyar 2 milyar 1 milyar 500 juta 1,5 milyar 800 juta 200 juta Tahun 2004 15 milyar 5 milyar 3 milyar 1,4 milyar 700 juta 600 juta 2 milyar 500 juta 300 juta
Tentukan : 1. AOMP 2. AOBP 3. RIMP Jawab Langkah-langkah pemecahan : 1. Tentukan tahun 2003 sebagai waktu dasar perhitungan (Base Period) dan tahun 2004 sebagai waktu perhitungan (Measured Period) 2. Tentukan pernyataan-pernyataan output, yaitu : a. Penjualan tiket b. Jasa pengangkutan barang c. Jasa pengangkutan khusus 3. Tentukan pernyataan-pernyataan input, yaitu : a. Biaya karyawan langsung b. Biaya karyawan tidak langsung c. Biaya listrik, air, telepon 4. RIBP 5. CPI 6. BPI 7. OI 8. II 9. IP2004
Mutmainah
ANALISIS PRODUKSI
d. Sewa gedung & hanggar e. Biaya perawatan f. Maka AOMP = 15 M + 1,4 M + 600 juta RIMP RIBP = 17 M AOBP = 10 M + 2 M + 500 juta = 12,5 M = 5 M + 3 M + 700 juta + 2 M + 500 juta + 300 juta = 11,5 M = 4 M + 2 M + 1 M + 1,5 M + 800 juta + 200 juta = 9,5 M
12,5 AOBP = = 1,32 9,5 RIBP 17 AOMP = = 1,48 11 ,5 RIMP
Biaya administrasi
BPI =
CPI =
OI =
= 1,38
II
= 1,2
IP04 =
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PARSIAL Pada pengukuran produktivitas total yang terlihat adalah angka akuntansi. Hal ini akan menimbulkan kesulitan pada perbaikan produktivitas karena angka tersebut tidak menggambarkan mengapa terjadi demikian. Pengukuran produktivitas parsial akan mengukur produktivitas unit proses secara spesifik sehingga lebih obyektif, mudah dipantau, dipelihara dan diperbaiki
Mutmainah
ANALISIS PRODUKSI
Produktivitas keseluruhan akan baik jika produktivitas parsialnya baik. Jadi peningkatan produktivitas total dapat dilakukan dengan memperbaiki produktivitas parsial. Metode pengukuran produktivitas parsial : Model APC Habberstad Productivity Wheel Objective Matrix (OMAX)
A. MODEL APC Pusat Produktivitas Amerika (The America Productivity Center) mengemukakan ukuran produktivitas sebagai berikut : Profitabiltas =
Hasil penjualan Biaya - biaya
Profitabilitas =
Banyaknya output x harga per unit Banyaknya input x biaya per unit
Harga Biaya
Dari ukuran produktivitas yang dikemukakan APC tampak bahwa ada hubungan profitabilitas dengan produktivitas dan faktor perbaikan harga. Rasio produktivitas memberikan suatu indikasi penggunaan sumber-sumber dalam menghasilkan output perusahaan Model APC untuk pengukuran produktivitas pada tingkat perusahaan ditunjukkan dalam Gambar berikut : Bisnis Lingkungan Pembelian Penjualan (Rp )
input
Proses Konversi
output
(Rp)
Mutmainah
ANALISIS PRODUKSI
Gambar 1. Dalam model APC, kuantitas output dan input setiap tahun digandakan dengan harga-harga tahun dasar untuk menghasilkan indeks produktivitas. Hargaharga dan biaya per unit setiap tahun digandakan dengan kuantitas output dan input pada tahun tertentu sehingga akan menghasilkan indeks perbaikan harga pada tahun itu. Bila diketahui indeks produktivitas dan indeks perbaikan harga maka indeks profitabilitas dapat ditentukan dengan jalan : Indeks Profitabilitas = (indeks produktivitas) x (indeks perbaikan harga) Atau : Indeks produktivitas =
Indeks Profitabilitas Indeks perbaikan harga
Indeks perbaikan harga menunjukkan perubahan dalam biaya input terhadap harga output perusahaan. Dalam model APC biaya per unit tenaga kerja, material dan energi dihitung atau ditentukan secara langsung, sedangkan perhitungan input modal ditentukan berdasarkan depresiasi total ditambah keuntungan relatif terhadap harta total ( harta tetap + modal kerja ) yang dipergunakan.Dengan demikian input modal untuk suatu periode tertentu sama dengan depresiasi untuk periode itu ditambah (ROA periode dasar dikalikan harta sekarang yang dipergunakan. Sebagai contoh penggunaan model APC dalam pengukuran produktivitas perusahaan, di sini dikemukakan data hipotesis dri perusahaan garmen, seperti dalam tabel 1
Tabel 1 Periode 1 Item Kuantitas Output Produk 1 Produk 2 Total Output Input Tenaga Kerja : 1000 100 Harga Nilai 30 190 30.000 19.000 49.000 15.000 Kuantitas 1.100 80 Harga 35 200 Nilai 38.500 16.000 54.500 17.500 Periode 2
3.000
2.500
Mutmainah
ANALISIS PRODUKSI
600
3.600 18.600
500
4.000 21.500
1 6 2
Periode 1 Item Kuantitas Energi Jenis 1 Jenis 2 Input Modal : Penyusutan Pengembalia n Keuntungan*) Total input Keterangan : 10.000 200 Harga 0,15 1,00 Nilai 1.500 200 1.700 10.000 10.900 20.900 49.000
Periode 2 Kuantita s 8.000 250 Harg a 0,20 1,10 Nilai 1.600 275 1.875 10.000 13.140 23.140 57.640
100.000 150.000
0,10 0,073**)
100.000 180.000
0,10 0,073
*Merupakan selisih antara penerimaan output dan total biaya input. Sebagai contoh untuk periode 1 : keuntungan sebesar Rp 49.000 Rp (16.600 + 7.800 + 1.700 + 10.000) = Rp 10.900 ** Modal kerja dalam periode 1 diasumsikan sebesar Rp 50.000, sedangkan dalam periode 2 meningkat sebesar Rp 30.000 sehingga besaran modal kerja menjadi Rp 80.000. Harta tetap diasumsikan sebesar Rp 10.900/Rp 15.000 = 0,073. Besaran 0,073 ini dikenal sebagai Return On Assets (ROA) dalam periode dasar Dari tabel terlihat bahwa perhitungan input tenaga kerja, material dan energi ditentukan secara langsung, sedangkan penjelasan untuk perhitungan input modal adalah sebagai berikut : Dalam periode 1, perusahaan memiliki harta modal sebesar Rp 100.000 serta diasumsikan tingkat depresiasi sebesar rata-rata 10% per tahun, sehingga besar depresiasi diasumsikan Rp 10.000 per tahun. Keuntungan yang diterima dalam periode 1 adalah selisih antara penerimaan output dan total biaya input dalam hal ini sebesar :
Mutmainah
ANALISIS PRODUKSI
Rp 49.000 Rp ( 18.600 + 7.800 + 1.700 + 10.000 ) = Rp 10.900 Dengan demikian besar keuntungan selama periode 1 dihitung dari selisih antara total penerimaan output (Rp 49.000) dan total biaya tenaga kerja, material, energi dan depresiasi (Rp 38.100). Tingkat pengembalian harta pada periode dasar (periode 1) ditentukan sebagai berikut :
Keuntungan dalam periode dasar (harga tetap + modal kerja) dalam periode dasar
Rp10.900 Rp10.900 = = 0,07366 = 0,073 Rp100.00 + Rp50.000 Rp150.000
ROA =
ROA =
Perhitungan berbagai angka indeks produktivitas berdasarkan data dalam tabel dengan menggunakan nilai rupiah konstan (berdasarkan harga tahun dasar) dilakukan sebagai berikut : 1. Perhitungan output dengan menggunakan harga konstan : Periode 1 (Periode Dasar) Q1 = (1.000 x Rp 30) + (100 x Rp 190) = Rp 49.000 Periode 2 ( Menggunakan harga tahun dasar) Q2 = (1.100 x Rp 30) + (80 x Rp 190) = Rp 48.200 Indeks output =
Q1 Rp 48.200 = = 0,984 Q2 Rp 49.000
2. Perhitungan input tenaga kerja berdasarkan harga konstan Periode 1 (Periode Dasar) L1 = (3.000 x Rp 5) + (600 x Rp 6) = Rp 18.600 Periode 2 (Menggunakan harga tahun dasar) L2 = (2.500 x Rp 5) + (500 x Rp 6) = Rp 15.500 Indeks input tenaga kerja =
Rp 15.500 L1 = = 0,833 Rp 18.600 L2
3. Perhitungan input material berdasarkan harga konstan Periode 1 (periode dasar) M1 = (6.000 x Rp 1) + (200 x Rp 6) + (300 x Rp 2) = Rp 7.800
Mutmainah
ANALISIS PRODUKSI
Periode 2 (menggunakan harga tahun dasar) M2 = (7.000 x Rp 1) + (150 x Rp 6) + (300 x Rp 2) = Rp 8.500 Indeks input material =
Rp 8.500 M1 = = 1,090 Rp 7.800 M2
4. Perhitungan input energi berdasarkan harga konstan Periode 1 (periode dasar) E1 = (10.000 x Rp 0,15) + (200 x Rp 1,00) = Rp 1.700 Periode 2 (menggunakan harga tahun dasar) E2 = (8.000 x Rp 0,15) + (250 x Rp 1,00) = Rp 1.450 Indeks input energi =
Rp 1.450 E1 = = 0,853 Rp 1.700 E2
5. Perhitungan input modal berdasarkan harga konstan : Periode 1 (periode dasar) K1 = (10.000 x Rp 0,10) + (Rp 150.000 x 0,073) = Rp 20.900 Periode 2 (menggunakan harga tahun dasar) K2 = (Rp100.000 x 0,10) + (Rp 180.000 x 0,073) = Rp 23.140 Indeks input modal =
Rp 23.140 K1 = = 1,107 Rp 20.900 K2
Catatan : perhitungan input modal disesuaikan dengan data dalam Tabel 1 dimana untuk periode 1 menggunakan besaran ROA = 0,072, sehingga (Rp 100.000 x 0,10) + (Rp 150.000 x 0,07266) = Rp 20.900 2. Perhitungan total input (tenaga kerja + material + energi + modal) : Periode 1 (periode dasar) Total input = Rp (18.600+7.800+1.700+20.900) = Rp 49.000 Periode 2 (menggunakan harga tahun dasar) Total input = Rp (15.500+8.500+1.450+23.140) = Rp 48.590 Indeks total input =
Rp 48.590 I1 = = 0,992 Rp 49.000 I2
Mutmainah
ANALISIS PRODUKSI
Berdasarkan perhitungan ini diketahui bahwa produktivitas tenaga kerja di perusahaan Z meningkat sebesar 18,1% dalam periode 2. Apabila bila ingin menyatakan bilangan atau angka indeks produktivitas pada tahun dasar sama dengan 100, maka kita dapat menggandakan hasil perhitungan dengan bilangan 100, sehingga diperoleh IPL1 = (1,181 x 100) = 118,1; sehingga dengan mudah dapat diketahui bahwa produktivitas tenaga kerja dalam periode 2 telah dapat ditingkatkan sebesar 18,1%, apabila dibandingkan dengan keadaan produktivitas tenaga kerja dalam periode 1 atau periode dasar. Perhitungannya adalah sebagai berikut : PL =
3,110 - 2,634 PL2 - PL1 x 100 = x 100 = 18,1 2,634 PL1
8. Perhitungan produktivitas material berdasarkan harga konstan Periode 1 (periode dasar) PM1 = O1 49.000 = = 6,282 M1 7.800
Berdasarkan perhitungan indeks produktivitas material (IPM) diketahui telah terjadi penurunan produktivitas material dalam periode 2. Indeks produktivitas material periode 2 = 90,3; yang berarti terjadi penuruan sebesar 9,7%, yang tampak dari selisih 90,3 100 = - 9,7%
Mutmainah
ANALISIS PRODUKSI
Perhitungan dengan cara lain juga dapat dilakukan yang memberikan hasil perubahan produktivitas sama besarnya yaitu :
5,671 6,282 PM2 - PM1 x 100 = x 100 = - 9,7 6,282 PM1
PM =
9. Perhitungan produktivitas energi berdasarkan harga konstan : Periode 1 (periode dasar) PE1 = O1 49.000 = = 28,824 E1 1.700
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa produktivitas energi dalam periode 2 meningkat sebesar 15,3% dibandingkan dalam periode 1. 10. Perhitungan produktivitas modal berdasarkan harga konstan Periode 1 (periode dasar) O1 49.000 = = 2,344 K1 20.900 Periode 2 (menggunakan harga tahun dasar) PK1 = PK2 = O2 48.200 = = 2,083 K2 23.140
2,083 PK2 = = 0,889 2 ,344 PK1
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa produktivitas modal dalam periode 2 menurun sebesar 11,1% dibandingkan dengan periode 1. 11. Perhitungan produktivitas total berdasarkan harga konstan : Periode 1 (periode dasar) PT1 = O1 49.000 = = 1,000 I1 49.000
Mutmainah
ANALISIS PRODUKSI
10
Periode 2 ( menggunakan harga tahun dasar) PT2 = O2 48.200 = = 0,992 I2 48.500 PT 2 = PT1
0,992 = 0,992 1,000
Dari indeks produktivitas total diketahui bahwa telah terjadi penurunan produktivitas dalam periode 2 sebesar 0,8%. Apabila hasil-hasil perhitungan dari nomor 1 sampai 11 diringkas, maka akan terlihat seperti tabel 2. Tabel 2. Indeks Produktivitas Perusahaan Garmen Atas dasar harga konstan Indeks Periode 1 (Rp) Total output Input tenaga kerja Input material Input energi Input modal Total input Produktivitas TK Produktivitas material Produktivitas energi Produktivitas modal Produktivitas total 49.000 18.600 7.800 1.700 20.900 49.000 2,634 6,282 28,823 2,344 1,000 Periode 2 (Rp) 48.200 15.500 8.500 1.450 23.140 48.590 3,110 5,671 33,241 2,083 0,992 0,984 0,833 1,090 0,853 1,107 0,992 1,181 0,903 1,153 0,889 0,992
Item
Berdasarkan Tabel 2, bahwa terdapat peningkatan produktivitas tenaga kerja dan energi, namun terjadi penurunan produktivitas material dan modal. Konsekuensinya terjadi penurunan produktivitas total dalam periode 2 di perusahaan garmen ini. Berdasarkan perhitungan-perhitungan yang dilakukan terlihat bahwa penentuan indeks produktivitas didasarkan pada harga konstan. Hal ini berbeda dengan penentuan indeks profitabilitas yang menggunakan harga yang berlaku pada saat dilakukan perhitungan untuk periode itu.Perhitungan berbagai angka indeks profitabilitas, dilakukan sebagai berikut : 1. Perhitungan output dengan menggunakan harga yang tetap Periode 1 O1 = (1.000 x Ro 30) + (100 x Rp 190) = Rp 49.00 Periode 2 O2 = (1,100 x Rp 35) + (80 x Rp 200) = Rp 54.500
Mutmainah
ANALISIS PRODUKSI
11
Indeks output = IO =
2. Perhitungan input tenaga kerja berdasarkan harga yang berlaku: Periode 1 L1 = (3.000 x Rp 5) + (600 x Rp6) = Rp 18.600 Periode 2 L2 = (2.500 x Rp 7) + (500 X Rp 8) = Rp 21.500 Indeks input tenaga kerja = IL = L2 21.500 = = 1,156 L1 18.600
3. Perhitungan input material berdasarkan harga yang berlaku : Periode 1 M1 = (6.000 x Rp 1) + (200 x Rp 6) + (300 x Rp2) = Rp 7.800 Periode 2 M2 = (7.000 x Rp 1,3) + (150 x Rp 7,5) + (300 x Rp 3,0) = Rp 11,125 Indeks produktivitas material = IM = M2 11.125 = = 1,426 M1 7800
4. Perhitungan input energi berdasarkan harga yang berlaku : Periode 1 E1 = (10.000XRo 0,15) + (200 x Rp 1,000) = Rp 1.700 Periode 2 E2 = (8.000 x Rp 0,20) + (250 x Rp 1,10) = Rp 1.875 Indeks input energi = IE = E2 1.875 = = 1,103 E1 1.700
5. Perhitungan input modal berdasarkan harga yang berlaku : Periode 1 (periode dasar) K1 = (Rp 100.000 x 0,10) + (Rp 150.000 x 0,0726666) = Rp 20.900 Periode 2 (menggunakan harga yang berlaku pada periode 2)
Mutmainah
ANALISIS PRODUKSI
12
K2 = (Rp 100.000 x 0,10) + (Rp 180.000 x 0,073) = Rp 23.140 Indeks input modal = IK =
Rp 23.140 K2 = = 1,107 Rp 20.900 K1
1. Perhitungan total input (TK+material+energi+modal) berdasarkan harga yang berlaku : Periode 1 (Periode dasar) Total input = Rp18.600+Rp7.800+Rp1.700+Rp20.900= Rp 49.000 Periode 2 Total input = Rp21.500+Rp11.125+Rp1.875+Rp23.140=Rp57.640 I2 57.640 Indeks total input = I I = = = 1,176 I1 49.000 2. Perhitungan indeks profitabilitas tenaga kerja (IPL-L) Indeks profitabilitas dari input tenaga kerja IPL-IL =
Indeks Output (IO) 1,112 = = 0,962 1,156 Indeks input tenaga kerja (IL)
10. Perhitungan indeks profitabilitas dari input modal (IPF-K) IPF K = IO 1,112 = = 1,005 IK 1,107
Apabila hasil perhitungan indeks profitabilitas dikumpulkan maka akan tampak seperti dalam Tabel 3 berikut : Tabel 3 Atas dasar harga yang berlaku
Item
Indeks
Indeks
Mutmainah
ANALISIS PRODUKSI
13
Periode (Rp) Output : Total Input : Tenaga kerja Material Energi Modal Total 49.000 18.600 7.800 1.700 20.900 49.000
Periode 2 (Rp) 54.500 21.500 11.125 1.875 23.140 57.640 1,112 1,156 1,426 1,103 1,107 1,176
Dengan memanfaatkan hasil perhitungan indeks produktivitas dalam Tabel 2, serta indeks profitabilitas dalam Tabel 3 maka dapat ditentukan indeks perbaikan harga (IPH) yang pada dasarnya merupakan rasio antara indeks profitabilitas dan indeks produktivitas. Dengan demikian perhitungan indeks perbaikan harga dilakukan sebagai berikut : 1. Perhitungan indeks perbaikan harga untuk input tenaga kerja (IPH-L) IPH L =
0,962 IPF - L = = 0,815 1,181 IPL
Akhirnya apabila indeks produktivitas, indeks profitabilitas dan indeks perbaikan harga untuk berbagai input dari perusahaan Z dikumpulkan, maka akan tampak seperti tabel 4 Tabel 4 Input Factor IPF IP IPH
Mutmainah
ANALISIS PRODUKSI
14
Dari Tabel. 4 dapat ditarik beberapa kesimpulan sehubungan dengan produktivitas perusahaan garmen tersebut. Terlihat bahwa produktivitas tenaga kerja meningkat 18,1% dalam periode 2. Demikian pula tingkat upah meningkat sebagaimana ditunjukkan oleh besaran indeks perbaikan harga untuk input tenaga kerja yaitu IPH-L = 0,814. Karena adanya kenaikan tingkat upah yang ditunjukkan oleh besaran IPH-L = 0,814, hal ini mengakibatkan produktivitas tenaga kerja meningkat, dengan efek bersih mengurangi profitabilitas sebesar 1,000-0,962 = 0,038 atau 3,8% dalam periode 2 itu. Interpretasi serupa dapat dilihat untuk faktor input yang lain.
Mutmainah
ANALISIS PRODUKSI
15