Anda di halaman 1dari 36

BIAYA OVERHEAD

PABRIK
- TARIF TUNGGAL

BAB 6
Definisi BOP
 Semua biaya produksi selain
biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung.
 Contoh : Biaya bahan
penolong, Biaya penyusutan,
Biaya listrik, Biaya air
Penggolongan BOP Atas Dasar Tingkah Laku Biaya

1. Biaya Tetap (FC)


Contoh : biaya asuransi, penyusutan
aktiva tetap, gaji
2. Biaya Variabel (VC)
Contoh : sebagian biaya TKTL, biaya
bahan penolong, bahan bakar
3. Biaya Semi Variabel (SVC)
Contoh : biaya listrik, biaya telepon,
biaya air
Metode Pemisahan Biaya Semivariabel

1.Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah


Persamaan Garis: Y = a + bX
2. Metode Biaya Bersiap (Standby Cost
Method)
3. Metode Grafik Statistik
4. Metode kuadrat terkecil (Least Square
Method)
1. Metode Titik Tertinggi & Titik Terendah

Persamaan : Y = a + bX

Bulan Kegiatan Biaya


(Jam Mesin) Reparasi
(Rp)
Januari 1.300 12.250
Februari 1.200 11.000
Maret 1.000 10.150
April 1.500 13.750
Mei 1.100 11.750
Juni 900 9.350
Jumlah 7.000 57.500
1. Metode Titik Tertinggi & Titik Terendah

Biaya Kegiatan
(Rp) (JM)
Tertinggi 13.750 1.500
(April)
Terendah 9.350 900
(Juni)
Selisih 4.400 600
VC/JM = Rp 4.400 = Rp 7,333/JM
600 JM
1. Metode Titik Tertinggi & Titik Terendah

TC = TFC – TVC
Tertinggi Terendah
TC Rp 13.750 Rp 9.350
TVC Rp 7,33 x 1.500 JM Rp 7,33 x 900 JM
= Rp 11.000 = Rp 6.600
TFC Rp 2.750 Rp 2.750

Persamaan biaya : Y = a + bX
Y = 2.750 + 7,33 X
Bila volume kegiatan bulan Agustus = 1.400 JM
Maka biaya reparasi bulan Agustus :
Y = 2.750 + 7,33 ( 1.400) = Rp 13.000
2. Metode Biaya Bersiap
 Menghitung biaya tetap dengan
menaksir besarnya biaya apabila pabrik
ditutup untuk sementara.
 Biaya yang terjadi selama pabrik ditutup
sementara disebut biaya bersiap yang
merupakan biaya tetap.
 Menghitung Biaya Variabel :
TVC = Biaya Rata-rata Satu Bulan
– Biaya Bersiap
Contoh:
PT Gayatri menutup usahanya utk sementara
waktu.
Biaya bersiap (TFC) yang disiapkan sebesar Rp
2000
Pada saat beroperasi rata-rata biaya yang
dikeluarkan selama 1 bulan sebesar Rp
10.000 dengan jumlah produksi 1.000 unit
Maka:
TVC = rata-rata biaya/bulan – TFC
= 10.000 – 2.000 = Rp 8.000
VC / unit =Rp 8.000 / 1.000 unit = Rp 8,-/ unit
Contoh PT Gayatri
 Persamaan biaya : Y = a + bX
Y = 2.000 + 8 X
Bila perusahaan beroperasi kembali dan
dihasilkan 1.200 unit, maka biaya yang
dibutuhkan:
Y = 2.000 + 8 (1.200) = 11.600
3. Metode Grafik Statistik
 Lanjutan contoh PT Gayatri: Y = 2.000 +
8X
PRODUKSI TFC TVC TC
(unit)
0 2.000 8x0=0 2.000
100 2.000 8 x 100 = 800 2.800
250 2.000 8 x 250 = 2.000 4.000
500 2.000 8 x 500 = 4.000 6.000
1.000 2.000 8 x 1.000 = 10.000
8.000
3. Metode Grafik Statistik
 Y (Biaya)
TC
10000

8000 TVC

6000

4000

2000 * TFC

0 X (Vol kegiatan)
100 2505001000
4. Metode kuadrat terkecil (Least Square
Method)

Y = a + bX
b =  XY = 81.240.000 = 9,67
 X2 8.400.000

a = Ῡ - b X = 7000 – b 68.250
6 6
a = 1166,67 – 11375 b
= 1166,67 – (11375 x 9,67)
= 111179,2
Y = 111179,2 + 9,67 X
4. Metode kuadrat terkecil (Least Square
Method)

Contoh Biaya Reparasi:


Bulan Jam Biaya XY X2
Mesin Reparasi
(X) (Y)
Januari 1.300 12.250 1.690.00
15925000 0
Februari 1.200 11.000 1.440.00
13200000 0
Maret 1.000 10.150 1.000.00
10150000 0
April 1.500 13.750 2.250.00
20625000 0
Mei 1.100 11.750 1.210.00
12925000 0
Juni 900 9.350 8415000 810.000
Jumlah 8.400.00
Faktor-faktor Dalam Penentuan Tarif BOP

1. Dasar yang dipakai untuk membebankan


2. Penentuan Tingkat Kapasitas yang
Digunakan
3. Diikutsertakan/tidaknya elemen BOP
tetap dalam perhitungan tarif
4. Penggunaan Satu Tarif atau Beberapa
Tarif Di Dalam Pabrik
1. Dasar yang dipakai untuk
membebankan

 Tujuan : untuk membebankan BOP


dengan adil dan teliti
 Dasar pembebanan yang dipakai :

A. Satuan Produksi
Budget BOP Periode Tertentu
Tarif BOP = 
Budget Produksi Periode Ybs.
B. Biaya Bahan Baku
Budget BOP Periode Tertentu
Tarif BOP =  x100%
Budget Bi. Bhn Baku Periode Ybs.

C. Biaya Tenaga Kerja Langsung


Budget BOP Periode Tertentu
Tarif BOP =  x100%
Budget BTKL Periode Ybs.
D. Jam Kerja Langsung
Budget BOP
Tarif BOP = 
Budget JKL

E. Jam Mesin
Budget BOP
Tarif BOP = 
Budget Jam Mesin
F. Harga Pasar Atau Nilai Pasar
 Hanya dipakai bila perusahaan menghasilkan beberapa macam
produk yang sifatnya merupakan produk bersama :

Budget BOP
Tarif BOP = 
Budget Penjualan semua produk

G. Rata-rata Bergerak (Moving Average)


 menggunakan data BOP & kapasitas sesungguhnya selama 1 tahun
sebelumnya dibagi 12.

BOP sesungguhnya 1 th sebelumnya : 12


Tarif BOP = 
Kapasitas sesungguhnya 1 tahun sebelumnya : 12

Contoh : Menentukan tarif BOP bulan Mei 2007


 digunakan data BOP sesungguhnya dan kapasitas sesungguhnya
bulan Mei 2006 s/d April 2007.
2. Penentuan Tingkat Kapasitas yang Digunakan

 Kapasitas yang dipakai untuk menentukan tarif


terlalu besar
 Tarif BOP terlalu kecil  produk dibebani BOP
terlalu kecil  sulit dicapai  selisih merugikan.

Kapasitas yang dipakai terlalu rendah  tarif


BOP besar  Produk dibebani BOP terlalu besar.
 berakibat selisih BOP menguntungkan 
terlalu mudah dicapai.
Cara menentukan tinggi rendahnya kapasitas

A. Kapasitas teoritis/kapasitas ideal (kapasitas


100%)
 Kapasitas produksi suatu pabrik pada kecepatan

penuh tanpa berhenti selama periode tertentu.


 Tidak diperhitungkan hambatan/pemberhentian
kegiatan yang tidak dapat dihindari akibat faktor
internal maupun eksternal.
 Umumnya tidak dipakai sebagai dasar penentuan
tarif BOP karena kapasitas tersebut terlalu tinggi dan
tidak mungkin dicapai (sebagai dasar kapasitas
praktis dan kapasitas normal).
Cara menentukan tinggi rendahnya
kapasitas

B. Kapasitas Praktis
 Kapasitas teoritis – hambatan/pemberhentian kegiatan

produksi yg tidak dpt dihindari krn faktor internal


perusH (hilangnya waktu uTk reparasi, buruknya mutu
bahan baku, keterlambatan datangnya bahan baku, hari
libur)
C. Kapasitas Normal
 Kapasitas teoritis-hambatan/pemberhentian kegiatan
produksi yg tidak dpt dihindari karena faktor internal
dan eksternal perusahaan (misal : turunnya TK
penjualan).
 Kapasitas praktis – hambatan karena faktor eksternal.
Cara menentukan tinggi rendahnya
kapasitas

D. Kapasitas Sesungguhnya yang diharapkan


 Dasar : taksiran jumlah produksi sesungguhnya

yang diharapkan terjadi untuk periode (tahun)


yang akan datang.
KSD = [BPj + (BP2 – BP1)] K
KSD = Kapasitas sesungguhnya diharapkan
BPj = Budget/ramalan penjualan periode yad
BP1 = Budget persediaan produk awal periode
BP2 = Budget persediaan produk akhir periode
K = Kapasitas yang diperlukan
3. Diikutsertakan/tidaknya elemen BOP tetap dalam perhitungan tarif

A.Metode harga pokok


penuh/diserap/konvensional
 semua elemen biaya produksi
baik biaya tetap maupun biaya
variabel diperhitungkan dalam
harga pokok produk.
Budget BOP Variabel + Budget BOP Tetap Tarif
Tarif BOP = 
Budget Kapasitas
3. Diikutsertakan/tidaknya elemen BOP tetap dalam perhitungan tarif

B.Metode Harga Pokok


Variabel/Langsung/Marginal
 Yang dimasukkan dalam harga pokok
produk hanya elemen biaya produksi
yang bersifat variabel.
 Biaya produksi tetap langsung
dimasukkan laporan rugi/laba
Budget BOP Variabel
Tarif BOP = 
Budget Kapasitas
1. Satu Tarif utk seluruh pabrik (single rate)
4. Penggunaan Satu Tarif atau Beberapa Tarif Di Dalam Pabrik

2. Beberapa tarif dalam suatu pabrik


(Departemenisasi tarif BOP)
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
a. Tahapan pengolahan produk
 Pabrik relatif kecil, diolah melalui satu tahap  satu
tarif
 Pabrik relatif besar, diolah melalui bbrp tahap 
departemenisasi tarif.
b. Seberapa jauh manajemen ingin mengendalikan
BOP ?
 Pabrik kecil, pengolahan 1 tahap  tidak memecah organisasi
pabrik dalam unit-unit lebih kecil  penggendalian BOP
dikaitkan dengan pabrik sebagai unit secara utuh.
Langkah-langkah penentuan & penggunaan satu tarif utk seluruh pabrik

1.Penentuan besarnya tarif BOP


2. Pembebanan BOP pada
produk/pesanan
3. Pengumpulan BOP yang
sesungguhnya
4. Perhitungan, analisis dan
perlakuan selisih BOP
1. Penentuan Besarnya Tarif BOP

A. Menentukan Budget BOP :


 BOP Tetap

 BOP Variabel

B. Menentukan Dasar
Pembebanan
C. Perhitungan Tarif BOP
Contoh PT Coklat
BOP dibebankan atas dasar tarif berdasar jam
mesin
Budget BOP tahun 2013 : Rp 6.000.000,-
Budget jam mesin : 1.500 Jam Mesin
BOP sesungguhnya terjadi tahun 2013:
 Biaya Tenaga Kerja Tdk Langsung Rp 370.000,-

 Biaya bahan penolong : Rp 350.000,-

 Biaya Depresiasi Mesin Rp 200.000,-

 Biaya Pemeliharaan : Rp 150.000,-

Jam mesin sesungguhnya 400 Jam Mesin


2. Pembebanan BOP Pada Produk atau Pesanan

BOP dibebankan = kapasitas sesungguhnya


x tarif BOP

Jurnal:
BDP – BOP XXX
BOP dibebankan XXx
3. Pengumpulan BOP Sesungguhnya

Jurnal :
BOP Sesungguhnya XXX
Berbagai rekening yang dikreditXXX
4. Perhitungan, Analisis dan Perlakuan Selisih BOP

A. Selisih BOP
Selisih BOP = BOP Sesungguhnya – BOP
Dibebankan
Apabila :
 BOP sesungguhnya > BOP dibebankan 

selisih tidak menguntungkan/rugi


(Underapplied / Unfavorable).
 BOP sesungguhnya < BOP dibebankan 

selisih menguntungkan/laba (overapplied /


Favorable).
4. Perhitungan, Analisis dan Perlakuan Selisih BOP

B. Analisis Selisih BOP


1. Selisih Anggaran (Spending Variance)
 disebabkan perbedaan antara BOP sesungguhnya dgn
budget (fleksibel budget) BOP pada kapasitas
sesungguhnya.

Selisih Anggaran :
BOP sesungguhnya xxx
Budget fleksibel pd kapasitas sesungguhnya:
Tetap = KN x BOP Tetap XX
Variabel = KS x BOP Variabel XX +
xxx -
Selisih Anggaran XXX
4. Perhitungan, Analisis dan Perlakuan Selisih BOP

2. Selisih Kapasitas (Capacity Variance/Idle


Capcity Variance)
  berhubungan dengan elemen BOP tetap yang
disebabkan kapasitas sesungguhnya yang
dicapai < dibanding kapasitas yang dipakai untuk
menghitung tarif.
 Selisih Kapasitas :
Budget Fleksibel pada kapasitas sesungguhnya
XXX
BOP dibebankan :
KS x Tarif BOP Total XXX -
Selisih Kapasitas XXX
5. Perlakuan Selisih BOP
A. Selisih BOP disebabkan ketidaktepatan penentuan
tarif BOP.
 Selisih BOP dialokasikan dalam elemen
persediaan PDP, persediaan produk selesai dan HPP
atas dasar BOP yang telah dibebankan.

B. Selisih BOP ditimbulkan karena faktor efisiensi.


 Selisih BOP diperlakukan dalam elemen rugi Laba
Selisih Rugi  menambah HPP, mengurangi Laba
Selisih Laba  menambah HPP, menambah Laba
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai