Anda di halaman 1dari 5

Contoh Kasus ABC

PT Tunggal memproduksi Produk A dan B, kedua produk dioleh melalui 2 departemen X dan Y. informasi
biaya dan aktivitas sebagai berikut :

A B
Unit Produksi 5.000 10.000
Biaya Bahan Baku Rp. 60.000.000 Rp. 125.000.000,-
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 30.000.000,- Rp. 50.000.000,-
Jam Mesin (JM) 4.000 6.000
Jam Tenaga Kerja Langsung (JTKL) 5.000 7.000
Jumlah Faktur 4 6
Jumlah Perpindahan 3 2
Jumlah Proses Produksi 2 3
Jam Inspeksi 300 200
Jumlah Rekayasa 3 1

Departemen X Departemen Y
JM
Produk A 2.500 1.500
Produk B 4.000 2.000
Total 6.500 3.500
JTKL
Produk A 2.000 3.000
Produk B 3.000 4.000
Total 5.000 7.000
Biaya Overhead
Biaya Listrik Rp. 5.000.000,- Rp. 7.500.000,-
Biaya Pemeliharaan Rp. 7.000.000,- Rp. 8.000.000,-
Biaya Pesan Bahan Rp. 3.500.000,- Rp. 3.000.000,-
Biaya Setup alat Produksi Rp. 6.000.000,- Rp. 4.000.000,-
Biaya Perpindahan Bahan Rp. 3.000.000,- Rp. 3.000.000,-
Biaya Inspeksi Rp. 1.500.000,- Rp. 3.500.000,-
Biaya Rekayasa Produk Rp. 4.000.000,- Rp. 6.000.000,-
Biaya Penyusutan Mesin (JM) Rp. 20.000.000,- Rp. 30.000.000,-
Total Rp. 50.000.000,- Rp. 65.000.000,-

Diminta :

1. Hitung biaya produk dengan menggunakan metode Tarif tunggal dengan Pemicu JM
2. Hitung biaya produk dengan menggunakan metode Tarif Departemental dengan pemicu,
departemen X Jam Mesin dan Departemen Y Jam Tenaga Kerja Langsung
3. Hitung biaya produk dengan menggunakan metode Tarif ABC
Cara Penyelesaian

1. Tarif Tunggal dengan Pemicu JM = Jumlah Anggaran BOP / Total JM Untuk membuat produk A
dan B
Dalam hal ini hanya terdapat 1 tarif dalam seluruh perusahaan
Tarif BOP = Rp. 50.000.000,- + Rp. 65.000.000,-
4.000 + 6000 ( lihat tabel 1)
= Rp. 11.500 per JM

Perhitungan Biaya Produk

Produk A Produk B
Biaya Bahan Baku Rp. 60.000.000,- Rp. 125.000.000,-
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 30.000.000,- Rp. 50.000.000,-
Biaya Overhead :
A = Rp. 11.500 X 4.000*) Rp. 46.000.000
B = Rp. 11.500 x 6.000 Rp. 69.000.000,-
Total Biaya Produk Rp. 136.000.000,- Rp. 244.000.000,-
Unit Produksi 5.000 10.000
Biaya Produk per unit Rp. 136.000.000/5.000 = Rp. Rp. 244.000.000,-/10.000 =
27.200,- Rp/ 24.400,-
*) lihat tabel 1 JM untuk produk A dan B

2. Tarif Departemental

Karena perusahaan mempunyai 2 departemen, maka kita menghitung tarif untuk kedua departemen
tersebut

Departemen X = Total BOP Departemen / Jumlah JM departemen X untuk membuat produk A dan B

= Rp. 50.000.000,- / 6.500 (lihat tabel 2 baris 2 kolom 2 = Rp. 7.692,3077

Departemen Y = Total BOP Departemen / Jumlah JTKL departemen Y untuk membuat produk A dan B

= Rp. 65.000.000,-/7.000,- (lihat tabel 2 baris 3 kolom 3 = Rp. 9.285,7143

Perhitungan biaya produk per unit

Produk A Produk B
Biaya Bahan Baku Rp. 60.000.000,- Rp. 125.000.000,-
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 30.000.000,- Rp. 50.000.000,-
Biaya Overhead :
A = Rp. 7.692,3077 x 2.500*) Rp. 19.230.769,25
Rp. 9.285,7143 x 3.000 Rp. 27.857.142,90
B = Rp. 7.692,3077 x 4.000 Rp. 30.769.230,80
Rp. 9.285,7143 x 4.000 Rp. 37.142.857,20
Total Biaya Produk Rp. 137.087.912,15 Rp. 242.912.088,-
Unit Produksi 5.000 10.000
Biaya Produk per unit Rp. 137.087.912,15/5.000 = Rp. Rp. 242.912.088. -/10.000 =
27.417,5824,- Rp/ 24.291,2088

*) lihat rincian JM dan JTKL departemen di tabel 2

3.Tarif ABC

Dalam Perhitungan tarif ABC kita mengelompokkan aktivits kedalam 4 tingkatan

1. Aktivitas tingkat unit, adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali suatu unit diproduksi. Unit yang
dimaksud dapat berupa unit produksi, biaya bahan, biaya tenaga kerja langsung, jam mmesin
dan jam tenaga kerja langsung Contoh : Perlistrikan, pemeliharaan mesin, perakitan produk
2. Aktivitas Tingkat Batch adalah aktivitas yang dilakukan setiap 1 batch (kelompok) produk
diproduksi. Biaya tingkat ini bervariasi dengan jumlah batch tetapi tetap terhadap jumlah unit
pada setiap batch. Contoh : Pesan bahan (pemicu jumlah pesanan atau jumlah faktur),
pemindahan bahan (pemicu jumlah perpindahan), inspeksi ( pemicu jumlah jam atau berapa kali
inspeksi, kecuali jika setiap unit diperiksa), penyetelan (Set up) mesin.
3. Aktivitas Tingkat Produk adalah aktivitas yang dilakukan bila diperlukan untuk mendukung
berbagai produk yang diproduksi . Aktivitas ini mengkonsumsi input yang mengembangkan
produk atau memungkinkan produk diproduksi dan dijual. Aktivitas ini dan biayanya cenderung
meningkat sejalan dengan peningkatan jenis produk yang berbeda Contoh : perubahan tenik,
pengembangan prosedur pengujian produk, pemasaran produk, rekayasa tenik produk,
pengiriman
4. Aktivitas tingkat fasilitas adalah aktivitas yang menopang proses umum produksi suatu pabrik.
Aktivitas tersebut memberi manfaat bagi organisasi pada bebrapa tingkat, tetapi tidak
memberikan manfaat untuk setiap produk secara specifik. Contoh Manajemen pabrik, tata
letak, pendukung program komunitas, keamanan, pajak kekayaan, penyusutan di pabrik

Dalam ABC tarif dihitung untuk setiap aktivitas tetapi dimungkinkan untuk digabung untuk aktivitas yang
sejenis, dengan ketentuan ;

1. Dalam satu tingkatan pemicu sama


2. Dalam satu tingkatan pemicu berbeda tapi mempunyai rasio konsumsi yang sama . untuk
menghitung rasio bagilah konsumsi aktivias sampai menghasilkan angka yang tidak dapat dibagi
lagi

Aktivitas Pemicu Konsumsi Biaya Aktivitas Tarif


Aktivitas
A B
Tingkat Unit
- Biaya Listrik JM 4.000 6.000 12.500.000 27.500.000/10.000
- Biaya JM 4.000 6.000 15.000.000 = 2.750 per JM*)
Pemeliharaan
Tingkat Batch
- Pesan Bahan Jumlah Faktur 4 6 6.500.000 16.500.000/10=
- Setup Alat Jumlah Proses 2 3 10.000.000 1.650.000 per
Produksi Produksi faktur**)
Jumlah
- Perpindahan Perpindahan 3 2 6.000.000 11.000.000/5 =
Bahan 2.200.000 per
- Inspeksi Jam Inspeksi 300 200 5.000.000 perpindahan***)
Tingkat Produk 10.000.000/4 =
- Rekayasa Jumlah 3 1 10.000.000 2.500.000 per
Produk Rekayasa rekayasa
Tingkat Fasilitas
- Penyusutan JM 4.000 6.000 50.000.000 50.000.000/10.000
Mesin =5.000 per JM

Keterangan

*) biaya listrik dan pemeliharaan dapat digabung karena satu tingkatan (tingkat unit) dengan pemicu
sama (JM)

**) pesan bahan dan set up alat produksi bisa digabung karena satu tingkatan (tingkat batch), pemicu
berbeda tapi mempunyai rasio konsumsi yang sama )

Jumlah faktur 4 dan 6, jika dibagi menghasilkan angka 2 dan 3, sama dengan pemindahan bahan yaitu 2
dan 3

***) pemindahan bahan dan inspeksi dapat digabung karena satu tingkatan (tingkat batch), pemicu
berbeda tapi mempunyai rasio konsumsi yang sama )

Jumlah perpindahan 3 dan 2 sedangkan jam inspeksi 300 dan 200, jika dibagi 100 hasilnya 3 dan 2

Produk A Produk B
Biaya Bahan Baku Rp. 60.000.000,- Rp. 125.000.000,-
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 30.000.000,- Rp. 50.000.000,-
Biaya Overhead :
A = Rp. 2.750 x 4.000 Rp. 11.000.000,-
Rp. 1.650.000 x 4 Rp. 6.600.000,-
Rp. 2.200.000 x 3 Rp. 6.600.000,-
Rp. 2.500.000 x 3 Rp. 7.500.000,-
Rp. 5.000 x 4.000 Rp. 20.000.000,-
B = Rp. 2.750 x6.000 Rp. 16.500.000,-
Rp. 1.650.000 x 6 Rp. 9.900.000,-
Rp. 2.200.000 x 2 Rp. 4.400.000,-
Rp. 2.500.000 x 1 Rp. 2.500.000,-
Rp. 5.000 x 6.000 Rp. 30.000.000,-
Total Biaya Produk Rp. 141.700.000,- Rp. 238.300.000,-,-
Unit Produksi 5.000 10.000
Biaya Produk per unit Rp. 141.700.000,-/5.000 = Rp. Rp. 238.300.000. -/10.000 =
28.340 Rp/ 23.830,-

Anda mungkin juga menyukai