Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

Analisis Biaya

Unsur Biaya Produksi 2

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

05
Teknik Teknik Industri W161700012 Aifrid Agustina ST., MSi.

Abstract Kompetensi
Bab ini membahas unsur biaya Mahasiswa diharapkan memahami
produksi yang ketiga, yaitu Biaya Biaya Overhead Pabrik atau Biaya
Overhead Pabrik atau Biaya Umum Umum Pabrik sehingga dapat
Pabrik menyusun sebuah Laporan Harga
Pokok Produksi pada industri
manufaktur
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Biaya overhead pabrik adalah biaya bahan, tenaga kerja, dan fasilitas produksi lainnya,
selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Seperti: biaya bahan pembantu,
biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya listrik pabrik, biaya sewa gedung pabrik,
penyusutan aktiva tetap pabrik, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik.

BOP berdasarkan perilakunya terhadap perubahan volume produksi, dibedakan menjadi:

- BOP variabel; BOP yang totalnya mengalami perubahan secara proporsional sesuai
perubahan volume produksi. Makin besar volume produksi maka makin besar BOP
variabel total. Sedang BOP per unit jumlahnya tetap konstan.
- BOP tetap; BOP dalam kapasitas relevan, totalnya tetap konstan meskipun volume
produksi berubah-ubah. Makin besar volume yang diproduksi maka BOP tetap per unit
akan makin kecil. Kapasitas relevan adalah berbagai tingkat produksi yang tidak
mengakibatkan bertambahnya kapasitas produksi (BOP tetap konstan).
- BOP semi-variabel; BOP yang totalnya berubah secara tidak proporsional dengan
perubahan volume produksi. Jadi mengandung BOP variabel dan BOP tetap.
Tahap pembebanan BOP kepada produk:

2. Penyusunan anggaran BOP per departemen (departemen produksi dan departemen


pembantu).
3. Alokasi anggaran BOP departemen pembantu ke departemen produksi.
4. Perhitungan tarif BOP setiap departemen produksi.
5. Pembebanan BOP dengan tarif yang ditentukan dimuka.

Penyusunan Anggaran BOP per Departemen

Jumlah departemen produksi suatu pabrik beragam, tapi paling tidak ada tiga yaitu
departemen pabrikasi, perakitan, dan pengecatan atau penyelesaian.Sedang departemen
pembantu biasanya ada departemen listrik pabrik, departemen reparasi dan pemeliharaan.

Langkah penyusunan anggaran BOP per departemen:

1. Penaksiran jumlah anggaran BOP langsung dan BOP tidak langsung departemen; BOP
langsung adalah yang terjadi dan langsung dibebankan langsung pada departemen
bersangkutan. Sebaliknya BOP tidak langsung departemen merupakan BOP yang
dinikmati oleh beberapa departemen. Misal PBB tanah dan bangunan pabrik. Ukuran
kapasitas sebagai dasar penaksiran jumlah anggaran BOP:

2018 Analisis Biaya


2 Aifrid Agustina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
- Kapasitas teoritis (ideal); kapasitas maksimal yang dapat dicapai pabrik atau
suatu departemen dalam perusahaan dalam kondisi yang sempurna tanpa hambatan
(internal maupun eksternal).
- Kapasitas praktis (realistis); yang dapat dicapai pabrik atau suatu departemen
dalam perusahaan setelah dikurangi hambatan dari eksternal perusahaan, misal
adanya resesi, hari libur nasional, dll.
- Kapasitas normal (jangka panjang); yang dapat dicapai pabrik atau suatu
departemen dalam perusahaan dalam jangka panjang setelah dikurangi hambatan
dari internal perusahaan, misal kerusakan mesin, kurangnya bahan baku, kurang
tenaga kerja, dll.
- Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan (jangka pendek); yang diperkirakan
dapat dicapai pabrik atau suatu departemen dalam perusahaan dalam satu tahun
yang akan datang (jangka pendek).
Ukuran kapasitas dapat dinyatakan dalam bentuk unit produk, biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, jam kerja langsung dan jam mesin.

2. Distribusi anggaran BOP tidak langsung departemen ke departemen yang menikmati


manfaatnya. Pendistribusian ini umumnya menggunakan dasar tertentu yang masuk
akal dan dapat dipertanggungjawabkan. Misal distribusi biaya penyusutan dan sewa
gedung ditentukan berdasarkan luas lantai.
3. Penentuan anggaran BOP per departemen; setelah BOP tidak langsung didistribusikan
ke departemen yang menikmati manfaat biayanya, selanjutnya anggaran BOP langsung
tiap departemen dijumlahkan dengan BOP tidak langsung per departemen untuk
menentukan anggaran BOP tiap departemen.
Contoh:

Industri tekstil PT TEXMACO PERDANA mendistribusikan budget BOP tidak langsung


departemen dengan ketentuan sbb:

Elemen Biaya Jumlah Dasar Distribusi

Biaya penyusutan pabrik Rp. 1.800.000,- Luas lantai (m2)

Biaya listrik pabrik Rp. 600.000,- Kwh

Biaya asuransi kebakaran Rp. 4.200.000,- Luas lantai (m2)


Biaya perawatan mesin Rp. 750.000,- Nilai mesin
Gaji pegawai Rp. 2.400.000,- Jumlah karyawan

2018 Analisis Biaya


3 Aifrid Agustina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Berdasarkan penelitian pabrik tahun 20XX, diperoleh data sbb:

Departemen Luas Lantai Kwh Nilai Mesin Jumlah


Karyawan
(m2)

Produksi A 10.500 240.000 Rp. 45.000.000,- 40

Produksi B 7.500 240.000 Rp. 30.000.000,- 40

Pembantu X 4.500 60.000 Rp. 30.000.000,- 24

Pembantu Y 3.000 30.000 Rp. 22.500.000,- 24

Pembantu Z 4.500 30.000 Rp. 22.500.000,- 32

Jumlah 30.000 600.000 Rp. 150.000.000,- 160

Dari data yang ada dapat ditentukan:

Jumlah budget BOP Tidak Langsung Departemen untuk departemen produksi (A dan B) dan
departemen pembantu (X, Y, dan Z) sebagaimana Tabel 1.:

Tabel 1. budget BOP Tidak Langsung Departemen untuk departemen produksi (A dan B)
dan departemen pembantu (X, Y, dan Z)
Elemen Biaya Yang Jumlah Dept. Produksi Dept. Pembantu
Didistribusikan
A B X Y Z

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

Biaya penyusutan pabrik 1.800.000 630.000 450.000 270.000 180.000 270.000

Biaya listrik pabrik 600.000 240.000 240.000 60.000 30.000 30.000

Biaya asuransi kebakaran 4.200.000 1.470.000 1.050.000 630.000 420.000 630.000

Biaya perawatan mesin 750.000 225.000 150.000 150.000 112.500 112.500

Gaji pegawai 2.400.000 600.000 600.000 360.000 360.000 480.000

9.750.000 3.165.000 2.490.000 1.470.000 1.102.500 1.522.500

Misal:

Alokasi biaya penyusutan pabrik Rp. 1.800.000

Dasar distribusi: luas lantai = 30.000 m2, sehingga distribusi per m2:

Rp. 1.800.000 / 30.000 = Rp. 60,-

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2

2018 Analisis Biaya


4 Aifrid Agustina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Elemen Dasar
Biaya Jumlah Distribusi Tarif per unit Dept. A Dept. B Dept. X

(6) (8)

(1) (2) (3) (4) (5) = (4) X (5) (7) = (4) X (7) (9) =(

Luas lantai
(m2)

Biaya
penyusuta Rp1.800.00
n pabrik 0 30.000 Rp60,000 10.500 Rp630.000 7.500 Rp450.000 4.500 Rp

Kwh

Biaya listrik
pabrik Rp600.000 600.000 Rp1,000 240.000 Rp240.000 240.000 Rp240.000 60.000 R

Luas lantai
(m2)

Biaya
asuransi Rp4.200.00
kebakaran 0 30.000 Rp140,000 10.500 Rp1.470.000 7.500 Rp1.050.000 4.500 Rp

Nilai mesin

Biaya
perawatan Rp30.000.00
mesin Rp750.000 Rp150.000.000 Rp0,005 Rp45.000.000 Rp225.000 0 Rp150.000 Rp30.000.000 Rp

Jumlah
karyawan

Gaji Rp2.400.00
pegawai 0 160 Rp15.000,000 40 Rp600.000 40 Rp600.000 24 Rp

2018 Analisis Biaya


5 Aifrid Agustina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alokasi Anggaran BOP Departemen Pembantu Ke Departemen Produksi

Untuk mengalokasikan anggaran BOP departemen pembantu ke departemen produksi


dapat menggunakan beberapa metoda, yaitu: metoda langsung atau metoda bertahap.
Metoda bertahap dibedakan dalam beberapa metoda, yaitu metoda bertahap tidak timbal
balik, dan metoda bertahap timbal balik (seperti metoda aljabar).

1) Metoda Alokasi Langsung


Umumnya digunakan jika jasa yang dihasilkan departemen pembantu hanya dinikmati oleh
departemen produksi.

Ket Departemen Pembantu Departemen Produksi

X Y Z A B

Sebelum BOP BOP BOP BOP BOP


alokasi
(1) (1) (2) (3) 3)

XXX

XXX

Proses XXX
alokasi
XXX

XXX + +

Setelah
alokasi
BOP BOP

Gambar 1. Proses Alokasi Metoda Langsung

Contoh:

Dalam menghitung tarif BOP pabrik untuk 20XX PT BANDUNG STEEL menggunakan
metoda alokasi langsung untuk masing-masing departemen produksi. Berikut jumlah
BOP sebelum alokasi dari departemen pembantu P, Q, dan R

Departemen no. 2 Rp. 24.903.450,-

2018 Analisis Biaya


6 Aifrid Agustina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Departemen no. 4 Rp. 26.663.850,-

Departemen no. 6 Rp. 20.217.100,-

Departemen no. 8 Rp. 19.687.200,-

Departemen no. 10 Rp. 14.117.900,-

Departemen P Rp. 29.250.000,-

Departemen Q Rp. 32.725.000,-

Departemen R Rp. 27.435.000,-

Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departemen pembantu untuk tiap departemen
produksi:

Jasa dari Departemen Produksi

departemen

No. 2 No. 4 No. 6 No. 8 No. 10

Pembantu P 20 % 30 % 20 % 10 % 20 %

Pembantu Q 10 % 30 % 30 % 10 % 20 %

Pembantu R 40 % 10 % 15 % 15 % 20 %

Diminta:

1. Membuat tabel alokasi budget BOP dari Departemen Pembantu ke Depatemen Produksi
2. Menghitung tarif BOP untuk masing-masing departemen bila pembebanan tarif BOP
berdasarkan kapasitas normal yaitu:

Departemen Produksi Kapasitas Normal

No. 2 450.000 jam

No. 4 640.000 jam

No. 6 500.000 jam

No. 8 400.000 jam

No. 10 400.000 jam

2018 Analisis Biaya


7 Aifrid Agustina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jawab:

Jumlah Budget BOP yang Dialokasikan

Dialokasika
n ke dept. P dept. Q dept. R

29.250.000 32.725.00 27.435.000


0

Dept no. 2 20% 5.850.000 10% 3.272.500 40% 10.974.000

Dept no. 4 30% 8.775.000 30% 9.817.500 10% 2.743.500

Dept no. 6 20% 5.850.000 30% 9.817.500 15% 4.115.250

Dept no. 8 10% 2.925.000 10% 3.272.500 15% 4.115.250

Dept no. 10 20% 5.850.000 20% 6.545.000 20% 5.487.000

100 100 32.725.00 100


% 29.250.000 % 0 % 27.435.000

Tabel Alokasi Budget BOP dari Departemen Pembantu ke Depatemen Produksi

PT BANDUNG STEEL
Budget Alokasi dari dept. Pembantu Jumlah alokasi Budget
Sebelum dari Dept setelah
Alokasi pembantu alokasi

Dept. P Dept. Q Dept. R

Dept no. 2 24.903.450 5.850.000 3.272.500 10.974.000 20.096.500 44.999.950

Dept no. 4 26.663.850 8.775.000 9.817.500 2.743.500 21.336.000 47.999.850

Dept no. 6 20.217.100 5.850.000 9.817.500 4.115.250 19.782.750 39.999.850

Dept no. 8 19.687.200 2.925.000 3.272.500 4.115.250 10.312.750 29.999.950

Dept no. 10 14.117.900 5.850.000 6.545.000 5.487.000 17.882.000 31.999.900

Table tarif BOP untuk masing-masing departemen bila pembebanan tarif BOP berdasarkan
kapasitas normal

Departemen Budget setelah Kapasitas Tarif


Produksi alokasi Normal

(1) (2) (3) (4)

= (2) / (3)

No. 2 44.999.950 450.000 jam Rp. 100 / jam

No. 4 47.999.850 640.000 jam Rp. 75/ jam

No. 6 39.999.850 500.000 jam Rp. 80/ jam

No. 8 29.999.950 400.000 jam Rp. 75/ jam

2018
No. 10 31.999.900 400.000 jam Rp. 80/ jam
Analisis Biaya
8 Aifrid Agustina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2) Metoda Alokasi Bertahap
- Metoda alokasi bertahap tidak timbal balik; dilakukan bertahap tapi tidak
memperhitungkan jasa secara timbal balik diantara departemen pembantu. Transfer jasa
dari departemen pembantu ke departemen pembantu lainnya, dengan metoda ini tetap
diperhitungkan dengan cara alokasi yang diatur berdasarkan kebijaksanaan manajemen.
Dalam metoda ini, departemen pembantu yang anggaran BOP-nya telah dialokasikan,
tidak menerima alokasi dari departemen pembantu yang lain.

Ket Departemen Pembantu Departemen Produksi

X Y Z A B

Sebelum BOP BOP BOP BOP BOP


alokasi
(1) (1) (1) (1)

XXX XXX

XXX

XXX

Proses
alokasi
(2)

(2)

XXX XXX

+ (2)

(3) XXX

XXX

(3)

XXX

Setelah + +
alokasi
BOP BOP

Gambar 2.Proses Alokasi Metoda Tidak Timbal Balik


Contoh:

PT. MUARA SANI memiliki tiga departemen pembantu dan tiga departemen produksi. Tarif
BOP dihitung atas dasar jam kerja langsung pada setiap Departemen Produksi. Besarnya
tarif, kapasitas normal, kapasitas sesungguhnya pada tahun 20XX:

2018 Analisis Biaya


9 Aifrid Agustina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dept. Tarif BOP per jam Kapasitas JKL
Produksi

Tetap Variabel Normal Sesungguhnya

I Rp. 400 Rp. 600 200.000 205.000

II Rp. 400 Rp. 400 250.000 240.000

III Rp. 300 Rp. 500 300.000 300.000

Dari distribusi BOP sesungguhnya setiap departemen dan hasil penelitian pabrik tahun
20XX diketahui:

Departemen BOP sesungguhnya Jumlah Luas lantai Jam


sebelum alokasi karyawan (m2) tenaga
(Rp) listrik

Produksi I 156.000.000 100 2.000 200

Produksi II 184.000.000 50 3.000 300


Produksi III 150.000.000 150 3.000 100

Jasa X 30.000.000 25 2.000 200

Jasa Y 30.000.000 25 1.500 200

Jasa Z 100.000.000 50 1.000 100

Jumlah 650.000.000 400 12.500 1.100

Alokasi BOP menggunakan metoda alokasi bertahap yang tidak timbal balik.

Dengan urutan alokasi:

I; Departemen Z atas dasar jam tenaga listrik.

II; Departemen Y atas dasar luas lantai.

III; Departemen X atas dasar jumlah karyawan.

Diminta:

1. Menyusun tabel alokasi BOP


2. Menganalisa selisih BOP setiap departemen produksi.
3. Membuat jurnal yang diperlukan

Jawab:

2018 Analisis Biaya


10 Aifrid Agustina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
o Menyusun tabel alokasi BOP
Alokasi dari Dept. Z

BOP yang dialokasikan dari Z Rp100.000.000

dasar alokasi "jam tenaga listrik" 1.100 – 100 1.000

alokasi per jam dari Z = 100.000.000 : 1.000 = Rp100.000

Dept. I 200 x Rp. 100.000 = Rp20.000.000

Dept. II 300 x Rp. 100.000 = Rp30.000.000

Dept. III 100 x Rp. 100.000 = Rp10.000.000

Dept. X 200 x Rp. 100.000 = Rp20.000.000

Dept. Y 200 x Rp. 100.000 = Rp20.000.000

Alokasi dari Dept. Y

BOP Y = Rp30.000.000

BOP Y dari Z = Rp20.000.000

BOP yang dialokasikan dari Y Rp50.000.000

dasar alokasi "luas lantai" = 12.500 - 1.000 - 1.500 10.000

alokasi per m2 dari Y = 50.000.000 : 10.000 = Rp5.000

Dept. I 2.000 x Rp. 5.000 = Rp10.000.000

Dept. II 3.000 x Rp. 5.000 = Rp15.000.000

Dept. III 3.000 x Rp. 5.000 = Rp15.000.000

Dept. X 2.000 x Rp. 5.000 = Rp10.000.000

Alokasi dari Dept. X

BOP X = Rp30.000.000

BOP X dari Z = Rp20.000.000

BOP X dari Y = Rp10.000.000

BOP yang dialokasikan dari Y Rp60.000.000

dasar alokasi "jumlah karyawan" = 400 -50 - 25 -25 300

alokasi per karyawan dari X = 60.000.000 : 300 = Rp200.000

Dept. I 100 x Rp200.000 = Rp20.000.000

Dept. II 50 x Rp200.000 = Rp10.000.000

2018 Analisis Biaya


11 Aifrid Agustina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dept. III 150 x Rp200.000 = Rp30.000.000

PT. MUARA SANI

Alokasi BOP Sesungguhnya

tahun 20XX

KET DEPT PRODUKSI DEPT PEMBANTU

  I II III X Y Z

Budget BOP
sebelum alokasi Rp156.000.000 Rp184.000.000 Rp150.000.000 Rp30.000.000 Rp30.000.000 Rp100.000.000

             

alokasi dari dept Z Rp20.000.000 Rp30.000.000 Rp10.000.000 Rp20.000.000 Rp20.000.000 (Rp100.000.000)

alokasi dari dept Y Rp10.000.000 Rp15.000.000 Rp15.000.000 Rp10.000.000 (Rp50.000.000)  

alokasi dari dept X Rp20.000.000 Rp10.000.000 Rp30.000.000 (Rp60.000.000)    

             

jumlah alokasi dr
dept pembantu Rp50.000.000 Rp55.000.000 Rp55.000.000 (Rp30.000.000) (Rp30.000.000) (Rp100.000.000)

             

Budget BOP
setelah alokasi Rp206.000.000 Rp239.000.000 Rp205.000.000 Rp0 Rp0 Rp0

o Analisis Selisih BOP Tiap Dept Produksi

  DEPT PRODUKSI

  I II III

BOP Sesungguhnya Rp206.000.000 Rp239.000.000 Rp205.000.000

Budget BOP pd kapasitas sesungguhnya      

(200.000 X Rp.400) + (205.000 X Rp. 600) Rp203.000.000    

(250.000 X Rp.400) + (240.000 X Rp. 400)   Rp196.000.000  

(300.000 X Rp.300) + (300.000 X Rp. 500)     Rp240.000.000

(Rp3.000.000) (Rp43.000.000) Rp35.000.000


selisih budget menguntungkan (tdk
menguntungkan) tdk menguntungkan tdk menguntungkan menguntungkan

       

       

Budget BOP pd kapasitas sesungguhnya Rp203.000.000 Rp196.000.000 Rp240.000.000

BOP yg dibebankan      

(Rp.400 + Rp. 600) X 205.000 Rp205.000.000    

2018 Analisis Biaya


12 Aifrid Agustina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(Rp.400 + Rp. 400) X 240.000   Rp192.000.000  

(Rp.300 + Rp. 500) X 300.000     Rp240.000.000

Rp2.000.000 (Rp4.000.000) Rp0


selisih kapasitas menguntungkan (tdk
menguntungkan) menguntungkan tdk menguntungkan  

o Jurnal yang diperlukan


Jurnal yang diperlukan:

a Mencatat pembebanan BOP kepada produk untuk tiap Departemen Produksi


BDP - BOP dept. I Rp. 205.000.000
BDP - BOP dept. II Rp. 192.000.000
BDP - BOP dept. III Rp. 240.000.000
BOP dibebankan dept I Rp. 205.000.000
BOP dibebankan dept II Rp. 192.000.000
BOP dibebankan dept III Rp. 240.000.000

b Mencatat BOP yang sesungguhnya terjadi di departemen produksi dan departemen


pembantu
BOP sesungguhnya dept I Rp. 156.000.000
BOP sesungguhnya dept II Rp. 184.000.000
BOP sesungguhnya dept III Rp. 150.000.000
BOP sesungguhnya dept X Rp. 30.000.000
BOP sesungguhnya dept Y Rp. 30.000.000
BOP sesungguhnya dept Z Rp. 100.000.000
Berbagai Rekening yang dikreditkan Rp. 650.000.000

c Mencatat alokasi BOP sesungguhnya dari departemen Z


BOP sesungguhnya dept I Rp. 20.000.000
BOP sesungguhnya dept II Rp. 30.000.000
BOP sesungguhnya dept III Rp. 10.000.000
BOP sesungguhnya dept X Rp. 20.000.000
BOP sesungguhnya dept Y Rp. 20.000.000
BOP sesungguhnya dept Z Rp. 100.000.000

d Mencatat alokasi BOP sesungguhnya dari departemen Y


BOP sesungguhnya dept I Rp. 10.000.000
BOP sesungguhnya dept II Rp. 15.000.000
BOP sesungguhnya dept III Rp. 15.000.000
BOP sesungguhnya dept X Rp. 10.000.000
BOP sesungguhnya dept Y Rp. 50.000.000

e Mencatat alokasi BOP sesungguhnya dari departemen X


BOP sesungguhnya dept I Rp. 20.000.000
BOP sesungguhnya dept II Rp. 10.000.000
BOP sesungguhnya dept III Rp. 30.000.000
BOP sesungguhnya dept X Rp.60.000.000

f Memindahkan saldo rekening BOP dibebankan tiap departemen ke rekening BOP


sesungguhnya
BOP dibebankan dept. I Rp. 205.000.000
BOP dibebankan dept. II Rp. 192.000.000

2018 Analisis Biaya


13 Aifrid Agustina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
BOP dibebankan dept. III Rp. 240.000.000
BOP sesungguhnya dept I Rp. 205.000.000
BOP sesungguhnya dept II Rp. 192.000.000
BOP sesungguhnya dept III Rp. 240.000.000

g Mengakui selisih BOP tiap departemen produksi


Selisih BOP Dept I Rp. 1.000.000
Selisih BOP Dept II Rp. 47.000.000
BOP sesungguhnya Dept III Rp. 35.000.000
BOP seungguhnya dept I Rp. 1.000.000
BOP seungguhnya dept II Rp. 47.000.000
Selisih BOP Dept III Rp. 35.000.000

Daftar Pustaka
- Mardiasmo; “Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok Produksi”; Andi Offset, Yogyakarta, 1994.
- Mulyadi; ”Akuntansi Biaya”; UPP STIM YKPN; Yogyakarta; 2007;
- Muslim, E.; “Harga Pokok Produksi, Ikhtisar Rugi Laba, Neraca Dan Penilaian Persediaan”, modul Fakultas
Teknik UI, Jakarta, 1993.
- Matz, A., Milton F.U. and Lawrence H.H.; “Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian”; 2006

2018 Analisis Biaya


14 Aifrid Agustina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai