Analisis Biaya
05
Teknik Teknik Industri W161700012 Aifrid Agustina ST., MSi.
Abstract Kompetensi
Bab ini membahas unsur biaya Mahasiswa diharapkan memahami
produksi yang ketiga, yaitu Biaya Biaya Overhead Pabrik atau Biaya
Overhead Pabrik atau Biaya Umum Umum Pabrik sehingga dapat
Pabrik menyusun sebuah Laporan Harga
Pokok Produksi pada industri
manufaktur
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Biaya overhead pabrik adalah biaya bahan, tenaga kerja, dan fasilitas produksi lainnya,
selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Seperti: biaya bahan pembantu,
biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya listrik pabrik, biaya sewa gedung pabrik,
penyusutan aktiva tetap pabrik, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik.
- BOP variabel; BOP yang totalnya mengalami perubahan secara proporsional sesuai
perubahan volume produksi. Makin besar volume produksi maka makin besar BOP
variabel total. Sedang BOP per unit jumlahnya tetap konstan.
- BOP tetap; BOP dalam kapasitas relevan, totalnya tetap konstan meskipun volume
produksi berubah-ubah. Makin besar volume yang diproduksi maka BOP tetap per unit
akan makin kecil. Kapasitas relevan adalah berbagai tingkat produksi yang tidak
mengakibatkan bertambahnya kapasitas produksi (BOP tetap konstan).
- BOP semi-variabel; BOP yang totalnya berubah secara tidak proporsional dengan
perubahan volume produksi. Jadi mengandung BOP variabel dan BOP tetap.
Tahap pembebanan BOP kepada produk:
Jumlah departemen produksi suatu pabrik beragam, tapi paling tidak ada tiga yaitu
departemen pabrikasi, perakitan, dan pengecatan atau penyelesaian.Sedang departemen
pembantu biasanya ada departemen listrik pabrik, departemen reparasi dan pemeliharaan.
1. Penaksiran jumlah anggaran BOP langsung dan BOP tidak langsung departemen; BOP
langsung adalah yang terjadi dan langsung dibebankan langsung pada departemen
bersangkutan. Sebaliknya BOP tidak langsung departemen merupakan BOP yang
dinikmati oleh beberapa departemen. Misal PBB tanah dan bangunan pabrik. Ukuran
kapasitas sebagai dasar penaksiran jumlah anggaran BOP:
Jumlah budget BOP Tidak Langsung Departemen untuk departemen produksi (A dan B) dan
departemen pembantu (X, Y, dan Z) sebagaimana Tabel 1.:
Tabel 1. budget BOP Tidak Langsung Departemen untuk departemen produksi (A dan B)
dan departemen pembantu (X, Y, dan Z)
Elemen Biaya Yang Jumlah Dept. Produksi Dept. Pembantu
Didistribusikan
A B X Y Z
Misal:
Dasar distribusi: luas lantai = 30.000 m2, sehingga distribusi per m2:
(6) (8)
(1) (2) (3) (4) (5) = (4) X (5) (7) = (4) X (7) (9) =(
Luas lantai
(m2)
Biaya
penyusuta Rp1.800.00
n pabrik 0 30.000 Rp60,000 10.500 Rp630.000 7.500 Rp450.000 4.500 Rp
Kwh
Biaya listrik
pabrik Rp600.000 600.000 Rp1,000 240.000 Rp240.000 240.000 Rp240.000 60.000 R
Luas lantai
(m2)
Biaya
asuransi Rp4.200.00
kebakaran 0 30.000 Rp140,000 10.500 Rp1.470.000 7.500 Rp1.050.000 4.500 Rp
Nilai mesin
Biaya
perawatan Rp30.000.00
mesin Rp750.000 Rp150.000.000 Rp0,005 Rp45.000.000 Rp225.000 0 Rp150.000 Rp30.000.000 Rp
Jumlah
karyawan
Gaji Rp2.400.00
pegawai 0 160 Rp15.000,000 40 Rp600.000 40 Rp600.000 24 Rp
X Y Z A B
XXX
XXX
Proses XXX
alokasi
XXX
XXX + +
Setelah
alokasi
BOP BOP
Contoh:
Dalam menghitung tarif BOP pabrik untuk 20XX PT BANDUNG STEEL menggunakan
metoda alokasi langsung untuk masing-masing departemen produksi. Berikut jumlah
BOP sebelum alokasi dari departemen pembantu P, Q, dan R
Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departemen pembantu untuk tiap departemen
produksi:
departemen
Pembantu P 20 % 30 % 20 % 10 % 20 %
Pembantu Q 10 % 30 % 30 % 10 % 20 %
Pembantu R 40 % 10 % 15 % 15 % 20 %
Diminta:
1. Membuat tabel alokasi budget BOP dari Departemen Pembantu ke Depatemen Produksi
2. Menghitung tarif BOP untuk masing-masing departemen bila pembebanan tarif BOP
berdasarkan kapasitas normal yaitu:
Dialokasika
n ke dept. P dept. Q dept. R
PT BANDUNG STEEL
Budget Alokasi dari dept. Pembantu Jumlah alokasi Budget
Sebelum dari Dept setelah
Alokasi pembantu alokasi
Table tarif BOP untuk masing-masing departemen bila pembebanan tarif BOP berdasarkan
kapasitas normal
= (2) / (3)
2018
No. 10 31.999.900 400.000 jam Rp. 80/ jam
Analisis Biaya
8 Aifrid Agustina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2) Metoda Alokasi Bertahap
- Metoda alokasi bertahap tidak timbal balik; dilakukan bertahap tapi tidak
memperhitungkan jasa secara timbal balik diantara departemen pembantu. Transfer jasa
dari departemen pembantu ke departemen pembantu lainnya, dengan metoda ini tetap
diperhitungkan dengan cara alokasi yang diatur berdasarkan kebijaksanaan manajemen.
Dalam metoda ini, departemen pembantu yang anggaran BOP-nya telah dialokasikan,
tidak menerima alokasi dari departemen pembantu yang lain.
X Y Z A B
XXX XXX
XXX
XXX
Proses
alokasi
(2)
(2)
XXX XXX
+ (2)
(3) XXX
XXX
(3)
XXX
Setelah + +
alokasi
BOP BOP
PT. MUARA SANI memiliki tiga departemen pembantu dan tiga departemen produksi. Tarif
BOP dihitung atas dasar jam kerja langsung pada setiap Departemen Produksi. Besarnya
tarif, kapasitas normal, kapasitas sesungguhnya pada tahun 20XX:
Dari distribusi BOP sesungguhnya setiap departemen dan hasil penelitian pabrik tahun
20XX diketahui:
Alokasi BOP menggunakan metoda alokasi bertahap yang tidak timbal balik.
Diminta:
Jawab:
BOP Y = Rp30.000.000
BOP X = Rp30.000.000
tahun 20XX
I II III X Y Z
Budget BOP
sebelum alokasi Rp156.000.000 Rp184.000.000 Rp150.000.000 Rp30.000.000 Rp30.000.000 Rp100.000.000
jumlah alokasi dr
dept pembantu Rp50.000.000 Rp55.000.000 Rp55.000.000 (Rp30.000.000) (Rp30.000.000) (Rp100.000.000)
Budget BOP
setelah alokasi Rp206.000.000 Rp239.000.000 Rp205.000.000 Rp0 Rp0 Rp0
DEPT PRODUKSI
I II III
BOP yg dibebankan
Daftar Pustaka
- Mardiasmo; “Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok Produksi”; Andi Offset, Yogyakarta, 1994.
- Mulyadi; ”Akuntansi Biaya”; UPP STIM YKPN; Yogyakarta; 2007;
- Muslim, E.; “Harga Pokok Produksi, Ikhtisar Rugi Laba, Neraca Dan Penilaian Persediaan”, modul Fakultas
Teknik UI, Jakarta, 1993.
- Matz, A., Milton F.U. and Lawrence H.H.; “Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian”; 2006