Jawab :
A. Objek kos (cost object) adalah segala sesuatu, dimana kos bisa diukur dan
diakumulasikan. Oleh karena itu, objek kos dapat berupa produk fisik, jasa,
pelanggan, lini produk, proyek, aktivitas, divisi, dan lain sebagainya yang menjadi
kepentingan dan perhatian manajemen.
Misalnya, jika kita diminta menentukan kos untuk memproduksi satu unit produk
maka unit produk itulah yang merupakan objek kos. Contoh lain, jika kita ingin
mengetahui berapa kos pemeliharaan departemen teknik maka departemen itulah
yang merupakan objek kos.
Objek kos lainnya dapat berupa kos program jaminan keselamatan, kos
pengoperasian lini produk tertentu, kos listrik pabrik atau kos pengiklanan produk
tertentu. Jumlah kos yang melekat pada setiap objek kos sedapat mungkin harus
ditelusuri secara akurat dengan beberapa metode yaitu metode penelusuran
langsung, metode penelusuran dengan menggunakan pemicu kos, dan metode
alokasi untuk jenis-jenis kos yang tidak dapat diobservasi secara langsung dan
sulit ditentukan hubungan sebab akibat antara kos dan objeknya.
Contoh : Objek kos adalah meja (produk). Kos kayu dapat secara fisik diobservasi
sehingga dapa diakumulasi secara langsung sejumlah nilai sumber daya yang
dikonsumsi untuk membuat meja tersebut.
Misal sebuah meja menghabiskan kayu ½ m³ seharga Rp400.000 maka nilai kos
kayu (bahan langsung) yang diakumulasikan pada meja tersebut adalah sebesar
Rp400.000. Selanjutnya seorang tukang kayu untuk menyelesaikan satu meja
membutuhkan waktu 10 jam dengan upah Rp 25.000/jam. Cara kerja dan jumlah
jam kerja tukang kayu tersebut dapat diobservasi secara langsung, yaitu 10 jam x
Rp25.000 = Rp250.000.
Dalam pembuatan meja tersebut juga diperlukan alat-alat yang menggunakan
listrik. Cara menghitungnya ialah jumlah kiowatt-hour (kwh) yang dikonsumsi
oleh alat-alat tersebut. Dalam contoh kasus diatas misal penggunaan alat listrik
seperti gergaji listrik dipergunakan 4jam dan gergaji tersebut memiliki kekuatan
aris 500watt, jadi selama penggunaan gergaji tadi mengkonsumsi 2 kwh. Jadi kos
2kwh dikalikan dengan tarif listrik per kwh, misal Rp50.000/kwh maka menjadi
Rp100.000. Selanjutnya adanya biaya bengekel dari pembuatan meja tersebut
yang termasuk biaya overhead, bengkel tersebut membayar listrik setiap bulan,
jasa keamanan, pajak, serta bonus bulanan, dsb. Anggaplah biaya overhead satu
meja ialah 50% dari kos tenaga kerja langsung sehingga besarnya Rp125.000.
Jadi total kos pembuatan meja adalah Rp400.000 + Rp250.000 + Rp100.000 +
Rp125.000 = Rp 875.000.
2. Berikut ini merupakan data yang berasal dari PT Asian Food,yang bergerak di bidang
makanan ringan pada tahun 20XX:
Jawab :
a. Kos Prima
b. Kos Konversi
d. Kos Periode
Biaya penjualan Rp 100.000.000
Biaya administrasi 50.000.000
Total Rp 150.000.000
3. Berikut ini merupakan informasi pada PT Hasana pada tahun 202X (dalam Rupiah):
Diminta: Dari informasi tersebut Anda diminta untuk menghitung total kos produksi dan
menyusunnya dalam format laporan kos produksi!
Jawab :
PT HASANA
Laporan Kos Produksi
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20XX
4. Berikut ini adalah data produk yang diproses di Departemen Produksi 1 selama bulan
Juli 2020:
PDP awal -
Unit selesai 15.000
PDP akhir (tingkat penyelesaian 50 %) 12.500
Kos produksi total Rp. 170.000.000
Jawab :
a. Jumlah unit ekuivalen = unit selesai + (PDP Akhir x tingkat penyelesaian 50%)
= 15.000 + (12.500 x 50% )
= 15.000 + 6.250
= 21.250 / per unit ekuivalen
= Rp 8.000
d. PDP Akhir
= Tingkat penyelesaian x kos unit
= 6.250 x Rp 8.000
= 50.000.000.000