Anda di halaman 1dari 4

1.

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen
(components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface),
masukan

1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri atas sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang artinya saling bekerja sama
membentuk satu kesatuan. Komponenkomponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu
subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

Sebagai contoh, sistem akuntansi dapat terdiri atas beberapa subsistemsubsistem, yaitu subsistem akuntansi
penjualan, subsistem akuntansi pembelian, subsistem akuntansi penggajian, dan subsistem akuntansi biaya.
Subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri lepas sendirisendiri. Subsistem-subsistem saling
berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut
dapat tercapai. Interaksi dari subsistem-subsistem sedemikian rupa sehingga dicapai suatu kesatuan yang
terpadu atau terintegrasi (integrated). Umumnya sistem yang luas terdiri atas subsistem-subsistem dan sistem
yang lebih kecil dapat terdiri atas subsistem-subsistem lagi atau terdiri atas komponen komponen. Integrasi
dari sistem dicapai dari interaksi antara komponenkomponennya dan dengan subsistem-subsistem yang
lainnya. Di sistem akuntansi, terdapat subsistem-subsistem yang telah disebutkan di atas dan untuk masing-
masing subsistem kemungkinan terdapat subsistemsubsistem yang lebih kecil lagi atau terdapat elemen-
elemen atau komponenkomponen dari sistem tersebut. Komponen-komponen dari sistem akuntansi manual
dapat terdiri atas dokumen-dokumen dasar sebagai komponen masukan; catatan-catatan, seperti buku jurnal,
buku besar, buku pembantu, atau neraca saldo; serta peralatan-peralatannyayang merupakan
komponenkomponen pengolah dan laporan-laporan keuangan, misalnya neraca, laporan laba/rugi, laporan
perubahan modal, laporan laba yang ditahan, dan laporanlaporan lainnya yang merupakan komponen
keluaran. Selain elemen-elemen dari sistem tersebut harus berinteraksi, sistem akuntansi sebagai subsistem
dari sistem bisnis harus dapat berintegrasi dengan subsistem-subsistem lainnya. Integrasi ini dapat dilakukan
dengan diterapkan prosedur-prosedur. Sebagai ilustrasi, dokumen dasar yang berisi data transaksi merupakan
komponen masukan untuk sistem akuntansi. Dokumen dasar tersebut umumnya berasal dari subsistem yang
lainnya dalam sistem bisnis, dapat dari subsistem penjualan, subsistem produksi, atau subsistem personalia.
Arus dokumen dari subsistem yang lain ke subsistem akuntansi melalui suatu prosedur sehingga didapatkan
integrasi dengan subsistem-subsistem yang lainnya.
Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan memengaruhi
proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut
dengan suprasistem. Misalnya, suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem dan industri yang
merupakan sistem yang lebih besar disebut dengan suprasistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu
sistem,perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga apabila perusahaan dipandang sebagai
suatu sistem,sistem akuntansi adalah subsistemnya. Kalau system akuntansi dipandang sebagai suatu sistem,
perusahaan adalah suprasistem dan industri adalah supra dari suprasistem.

2. Batas Sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dan sistem yang lainnya atau dengan
lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas
suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari system yang memengaruhi operasi sistem.
Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan harus tetap dijaga dan dipelihara,
sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan; kalau tidak, hal itu akan
mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
4. Penghubung Sistem
Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dan subsistem yang lainnya. Melalui
penghubung ini, dimungkinkan sumbersumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya.
Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya dengan
melalui penghubung. Dengan penghubung, satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya
untuk membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan
(maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan
supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
Sebagai contoh, dalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk
mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
6. Keluaran Sistem
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa
pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada suprasistem.
Misalnya, untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna karena
merupakan hasil sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
7. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah
yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa
bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah
data-data transaksi menjadi laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh
manajemen.
8. Sasaran Sistem
Suatu sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah mencapai
suatu tujuan (goal) dan ada yang menyebutkan mencapai suatu sasaran (objectives). Goal biasanya
dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran dalam ruang lingkup yang lebih sempit. Apabila
merupakan suatu sistem utama, misalnya sistem bisnis, istilah goal lebih tepat diterapkan. Untuk sistem
akuntansi atau sistem-sistem lain yang merupakan bagian atau subsistem dari sistem bisnis istilah objectives
lebih tepat. Jadi, tergantung dari ruang lingkup dari mana memandang sistem tersebut.

2. A. KOMPONEN INPUT
Input merupakan data yang masuk dalam sistem informasi. Komponen ini perlu ada karena merupakan bahan
dasar dalam pengolahan informasi. Sistem informasi tidak akan dapat menghasilkan informasi jika tidak
mempunyai komponen input. Jika sistem informasi tidak pernah mendapatkan input, tetapi dapat
menghasilkan output, ini merupakan hal yang ajaib (miracle). Input yang masuk dalam sistem informasi dapat
langsung diolah menjadi informasi atau jika belum dibutuhkan sekarang dapat disimpan terlebih dahulu di
storage dalam bentuk basis data (database). Input dari sistem informasi berupa data yang akan diolah oleh
sistem ini. Data dari sistem informasi dapat berasal dari luar organisasi, misalnya data saham dari pasar modal
atau dari dalam organisasi, seperti data penjualan. Data dari dalam organisasi yang merupakan input sistem
informasi sebenarnya adalah output dari bagian lain di organisasi. Misalnya, data penjualan sebenarnya
merupakan output dari transaksi penjualan di departemen penjualan. Data untuk sistem informasi perlu
ditangkap dan dicatat di dokumen dasar. Dokumen dasar (source document) merupakan formulir yang
digunakan untuk menangkap (capture) dari data yang terjadi. Dokumen dasar sangat penting dalam arus data
sistem informasi. Dokumen dasar ini dapat membantu penanganan arus data sistem informasisebagaiberikut:
1. dapat menunjukkan macam-macam data yang harus dikumpulkan dan ditangkap;
2. data dapat dicatat dengan jelas, konsisten, dan akurat;
3. dapat mendorong lengkapnya data akuntansi disebabkan data yang dibutuhkan disebutkan satu per satu
dalam dokumen dasarnya;
4. bertindak sebagai pendistribusi data karena sejumlah tembusan dari formulir-formulir tersebut dapat
diberikan kepada individu-individu atau departemen-departemen yang membutuhkannya;
5. dokumen dasar dapat membantu pembuktian terjadinya suatu transaksi yang sah sehingga sangat berguna
untuk pelacakan pemeriksaan (audit trail);
6. dokumen dasar dapat digunakan sebagai cadangan atau pelindung (backup) dari file-file data di computer

B. KOMPONEN OUTPUT
Produk dari sistem informasi adalah output yang berupa informasi yang berguna bagi para pemakainya.
Output merupakan komponen yang harus ada di sistem informasi. Sistem informasi yang tidak pernah
menghasilkan
output, tetapi selalu menerima input dikatakan bahwa input yang diterima masuk ke dalam lubang yang dalam
(deephole). Output dari sistem informasi dibuat dengan menggunakan data yang ada di basis data dan diproses
menggunakan model yang tertentu.

C. KOMPONEN BASIS DATA


Basis data (database) adalah kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di
perangkat keras komputer, dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Dari definisi ini,
terdapat tiga hal yang berhubungan dengan basis datasebagai berikut.
1. Data itu sendiri yang diorganisasikan dalam bentuk basis data (database).
2. Simpanan permanen (storage) untuk menyimpan basis data tersebut. Simpanan ini merupakan bagian dari
teknologi perangkat keras yang digunakan di sistem informasi. Simpanan permanen yang umumnya digunakan
berupa hardisk.
3. Perangkat lunak memanipulasi basis datanya. Perangkat lunak ini dapat dibuat sendiri dengan menggunakan
bahasa pemrograman komputer atau dibeli dalam bentuk suatu paket. Banyak paket perangkat lunak yang
disediakan untuk memanipulasi basis data. Paket perangkat lunak ini disebut dengan data base management
systems (DBMS), contohnya DBMS yang terkenal, yaitu dBASE, FoxBase, danMicrosoft Access, Oracle.

D. KOMPONEN MODEL
Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi berasal dari data yang diambil melalui basis data yang diolah
lewat suatu model-model tertentu. Model-model yang digunakan di sistem informasi dapat berupa model
logika yang menunjukkan suatu proses perbandingan logika atau model matematika yang menunjukkan proses
perhitungan matematika. Di contoh output “laporan barang yang harus dipesan kembali” terlihat dua macam
model yang digunakan untuk menghasilkan laporan ini. Model yang pertama adalah model logika untuk
menyeleksi barang mana yang sudah harus dipesan kembali. Barang yang harus dipesan kembali adalah barang
yang unit sisanya sudah lebih kecil atau sama dengan titik pemesanan kembali (reorder point).

3. TIPE KEPUTUSAN MANAJEMEN


Pengambilan keputusan (decision making) adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternatif untuk
mencapai sasaran. Kegiatan dilaksanakan setelah keputusan diambil. Keputusan yang dilakukan oleh manajer
tingkat bawah sifatnya adalah rutin dan berulang-ulang yang disebut dengan istilah terprogram (programmed)
atau keputusan terstruktur (structured decision). Terprogram bukan berarti keputusan yang dibuat oleh
komputer melalui suatu program komputer, tetapi berupa suatu kumpulan prosedur yang dilakukan berulang-
ulang. Keputusan pada tingkat yang lebih tinggi sifatnya adalah lebih tidak terprogram atau lebih tidak
terstruktur.
Secara ringkas, keputusan oleh manajemen dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tipe sebagai berikut:
1. keputusan terprogram (programmed decision) atau keputusan terstruktur (structured decision);
2. keputusan setengah terprogram (semi programmed decision) atau keputusan setengah terstruktur (semi
structured decision);
3. keputusan tidak terprogram (non programmed decision) atau keputusan tidak terstruktur (unstructured
decision).
1. Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tidak terstruktur (unstructured decision) adalah keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan
tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan
tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari
lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan tidak
terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tidak terstruktur
yang jarang terjadi.
2. Keputusan Setengah Terstruktur
Keputusan setengah terstruktur (semi structured decision) adalah keputusan yang sebagian dapat diprogram,
sebagian berulang-ulang dan rutin, serta sebagian tidak terstruktur. Keputusan tipe ini seringnya bersifat rumit
dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang teperinci. Contoh dari keputusan tipe ini
adalah keputusan membeli system komputer yang lebih canggih. Contoh yang lainnya adalah keputusan
alokasi
dana promosi.
3. Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur (structured decision) adalah keputusan yang berulang-ulang dan rutin sehingga dapat
diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah. Contoh dari
keputusan tipe ini adalah keputusan pemesanan barangataukeputusan penagihan piutang

Anda mungkin juga menyukai