Untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh 3 pilar yaitu :
1. Tepat kepada orangnya atau relevan.
2. Tepat waktu.
3. Tepat nilainya/akurat.
Keluaran yang tidak didukung oleh tiga pilar tersebut adalah tidak dapat dikatakan sebagai
informasi yang berguna, tetapi merupakan sampah.
Komponen dari sistem informasi tersebut akan diderivasi secara logika dimulai dari siklus
pengolahan data.
Tugas dari sistem informasi adalah untuk melakukan siklus pengolahan data tersebut. Untuk
melakukan siklus tersebut, maka sebagai suatu sistem diperlukan komponen – komponen
tertentu. Telah diketahui data perlu diolah menjadi data informasi yang berguna melalui suatu
siklus, siklus ini disebut siklus pengolahan data atau disebut juga dengan siklus informasi. Siklus
pengolahan data dapat digambarkan sebagai berikut.
Dari gambar tersebut terlihat bahwa untuk melakukan siklus pengolahan data diperlukan 3 buah
komponen, yaitu komponen input, model, dan output. Dengan demikian, sistem informasi yang
juga melakukan proses pengolahan data, juga akan membutuhkan 3 komponen tersebut.
Data yang masih belum diolah perlu disimpan untuk pengolahan lebih lanjut, karena tidak semua
data diperoleh langsung diolah.
Pada umumnya, data yang diperoleh disimpan terlebih dahulu, yang nantinya setiap saat dapat
diambil untuk diolah menjadi informasi. Data ini disimpan, disimpanan memory/storage dalam
bentuk basis data/data base. Data yang ada di basis data ini yang nantinya akan digunakan untuk
menghasilkan informasi.
Siklus pengolahan data yang dikembangkan dengan menggunakan basis data dapat digambarkan
sebagai berikut :
1. Dari siklus data yang dikembangkan terlihat bahwa untuk melakukan pengolahan data, maka
diperlukan tambahan sebuah komponen lagi, yaitu komponen basis data. Dengan demikian,
komponen–komponen sistem informasi, yaitu komponen input, komponen model,
komponen output sekarang bertambah satu komponen lagi yaitu basis data. Pertanyaannya
sekarang adalah apakah ke – 4 komponen itu telah cukup membentuk suatu sistem
informasi untuk mencapai tujuannya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka perlu
diuji apakah tujuan dari sistem informasi yaitu menghasilkan yang berguna dapat dicapai?
Informasi yang relevan dapat dicapai dengan komponen model.
Informasi yang tepat waktu dapat dicapai dengan komponen teknologi. Komponen teknologi
sistem komputer mempercepat proses pengolahan data dan komponen teknologi
komunikasi mempercepat proses tranmisi data, sehingga membuat informasi dapat
disajikan tepat waktunya.
2. Informasi yang akurat dapat dicapai dengan komponen kontrol. Komponen kontrol atau
pengendalian akan menjaga sistem informasi dari kesalahan-kesalahan yang disengaja atau
tidak disengaja. Komponen kontrol membuat sistem informasi menghasilkan informasi yang
akurat.
Sistem informasi mempunyai 6 buah komponen yaitu:
1. Komponen input (masukan).
2. Komponen model.
3. Komponen output (Keluaran).
4. Komponen teknologi.
5. Komponen basis data.
6. Komponen kontrol (pengendalian).
Ke–6 komponen tersebut harus ada dalam membentuk satu kesatuan. Jika satu atau lebih
komponen tersebut tidak ada, maka sistem informasi tidak akan dapat melakukan fungsinya
melakukan pengolahan data dan tidak dapat mencapai tujuannya yaitu menghasilkan informasi
yang relevan tepat waktu dan akurat.
Komponen–komponen dari sistem ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Penjelasan:
1. Komponen input.
Komponen input merupakan data yang masuk ke dalam sistem informasi, komponen ini perlu
ada karena merupakan dasar pengolahan data informasi. Sistem informasi tidak akan dapat
menghasilkan informasi jika tidak ada komponen input. Jika sistem informasi tidak pernah
mendapatkan input, tetapi dapat menghasilkan output, ini merupakan suatu yang ajaib. Input
yang masuk ke dalam sistem informasi dapat langsung diolah menjadi informasi, jika belum
dibutuhkan sekarang, dapat disimpan terlebih dahulu di storage berupa basis data.
Input dari sistem informasi, berupa data yang akan diolah oleh sistem ini. Data dari sistem
informasi dapat berasal dari luar organisasi, misalnya data saham dari pasar modal atau dari
dalam organisasi, misalnya data penjualan. Data dari dalam organisasi yang merupakan input
sistem informasi, sebenarnya adalah output dari bagian lain di organisasi. Misalnya data
penjualan, sebenarnya merupakan output dari transaksi penjualan di departemen penjualan.
Data untuk sistem informasi perlu ditangkap dan dicatat dalam dokumen dasar. Dokumen
dasar, merupakan formulir yang digunakan untuk menangkap data yang terjadi dan sangat
penting di dalam arus sistem informasi . Dokumen dasar ini dapat membantu di dalam
penanganan arus data sistem informasi yaitu :
1. Dapat menunjukkan macam dari data yang harus dikumpulkan dan ditangkap.
2. Data dapat dicatat dengan jelas, konsisten dan akurat.
3. Dapat mendorong lengkapnya data akuntansi, disebabkan data yang dibutuhkan
disebutkan satu persatu di dalam dokumen dasarnya.
4. Bertindak sebagai pendistribusi data, karena sejumlah tembusan dari formulir–
formulir tersebut dapat diberikan kepada individu–individu atau departemen–
departemen yang membutuhkannya.
5. Dokumen dasar dapat membantu di dalam pembuktian terjadinya suatu transaksi
yang sah, sehingga sangat berguna untuk pelacakkan pemeriksaan (audit).
6. Dokumen dasar dapat digunakan sebagai cadangan atau pelindung dari file–file data
di komputer.
Proses selanjutnya, setelah data tercatat di dokumen dasar adalah memasukkan data tersebut
ke dalam sistem informasi. Proses menangkap data dan memasukkannya ke dalam sistem
informasi dapat digambarkan sebagai berikut.
• Klasifikasi Sistem.
Sistem informasi merupakan subsistem dari sistem organisasi sebagai suatu sistem,
organisasi mempunyai beberapa komponen atau subsistem yaitu informasi, struktur
organisasi, culture, tugas – tugas, dan manusia. Yang dapat digambarkan sebagai berikut.
Komponen – komponen lainnya dari organisasi, selain komponen sistem informasi adalah
komponen sosial dan komponen sistem informasi teknologi. Oleh karena itu, organisasi juga
disebut sistem sosio teknologi. Salah satu komponen organisasi adalah manusia. Manusia
adalah komponen dari organisasi, bukan komponen dari sistem informasi. Di dalam
organisasi, manusia berinteraksi dengan sistem informasi yaitu manusia mengoperasikan
sistem informasi dan menggunakan informasi yang dihasilkan. Dengan demikian manusia
adalah subyek dan sistem informasi adalah obyek, yang digunakan oleh subyek. Dalam
pengembangan sistem informasi, yang harus dikembangkan oleh komponen – komponen
dari sistem informasinya. Setelah sistem informasi selesai dikembangkan, sistem informasi
ini mulai diterapkan di organisasi menjadi komponen atau subsistem dari organisasi. Mulai
saat itu, sistem informasi berinteraksi dengan manusia yang merupakan komponen lain di
dalam organisasi. Manusia dilatih untuk mengoperasikan dan menggunakan sistem
informasi ini.
• Teknologi Informasi.
Dari definisi tersebut terlihat bahwa teknologi baik secara invisit atau tidak sekedar exvisit
teknologi komputer, tetapi juga mencakup teknologi komunikasi. Dengan kata lain, yang
disebut teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi
komunikasi.
• Tipe Informasi.
Sistem informasi sekarang, peranannya tidak hanya sebagai pengumpul data dan
mengolahnya menjadi informasi berupa laporan–laporan keuangan saja, tetapi mempunyai
peranan yang lebih penting dalam menyediakan informasi bagi manajemen, fungsi – fungsi
perencanaan, alokasi–alokasi sumber daya, pengukuran dan pengendalian.
Laporan–laporan dari sistem informasi memberikan informasi kepada manajemen
mengenai masalah dalam organisasi untuk menjadi suatu bukti yang berguna di dalam
menentukan tindakan yang diambil.
Sistem informasi dapat menyediakan 3 macam tipe informasi yang masing–masing
mempunyai arti yang berbeda, untuk tingkatan manajemen yang berbeda, yaitu :
1. Informasi pengumpulan data:
Yaitu merupakan informasi yang berupa akumulasi atau pengumpulan data. Informasi
ini berguna bagai manajer bawah untuk mengevaluasi kinerja personil–personilnya.
2. Informasi pengarah perhatian :
Yaitu informasi untuk membantu manajemen memusatkan perhatian pada masalah–
masalah yang menyimpang, ketidakberesan, ketidakefisienan dan kesempatan–
kesempatan yang dapat dilakukan. Informasi ini akan membantu manajemen menengah
melihat penyimpangan–penyimpangan yang terjadi.
3. Informasi pemecahan masalah :
Yaitu merupakan informasi untuk membantu manajer atas mengambil keputusan,
memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Informasi ini biasanya dihubungkan
dengan keputusan – keputusan yang tidak berulang – ulang serta situasi yang
membutuhkan analisis yang dibutuhkan manajemen tingkat atas.
Pengembangan
STI dapat dikembangkan melalui beberapa cara, antara lain :
1. SDLC ( System Development Life Cycle ), yang menempuh tahapan analisis, desain,
implementasi dan
perawatan dalam siklus hidupnya.
2. Metode Paket (Package), yang merupakan pembelian modul dalam bentuk paket STI.
3. Prototype, mengandalkan pengembangan paket kecil secaraterus-menerus selama
digunakan sampai
prototype tersebut memiliki bentuk jadi yang diinginkan.
4. EUC (End User Computing) yang dikembangkan para praktisi dari dalam/insourcing.
5. Outsourcing, yang merupakan STI yang dikembangkan dan dioperasikan oleh pihak
ketiga/vendor.
• Karakteristik Informasi.
Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, maka manajemen
membutuhkan informasi yang berguna, untuk tiap–tiap tingkatan manajemen dengan
kegiatan yang berbeda pula. Karakteristik informasi adalah kepadatan informasinya,
luas informasinya, luas frekuensi informasinya, schedule informasinya, waktu
informasinya, akses informasinya, dan sumber informasinya.
✓ Kepadatan informasi.
Untuk manajemen tingkat global karakteristiknya adalah terperinci dan detail dan
kurang padat, karena terutama digunakan untuk pengendalian informasi.
Sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya mempunyai
karakteristik informasi yang semakin tersaring lebih ringkas dan padat.
✓ Luas Informasi.
Untuk manajemen tingkat bawah karakteristik informasinya adalah terfokus
pada suatu masalah tertentu, karena digunakan oleh manajer bawah yang
mempunyai tugas yang khusus untuk manajemen yang lebih tinggi
tingkatannya membutuhkan informasi dengan karakteristik yang semakin luas,
karena manajemen tingkat atas berhubungan dengan luas.
✓ Frekuensi Informasi.
Untuk manajemen tingkat bawah, frekuensi yang diterimanya rutin, karena
digunakan oleh manajemen bawah yang mempunyai tugas yang terstruktur
dengan pola yang berulang – ulang dari waktu ke waktu. Untuk manajemen
yang lebih tinggi tingkatannya frekuensi informasinya tidak rutin, karena
manajemen atas berhubungan dengan pengambilan keputusan tidak
terstruktur yang pola dan waktunya tidak jelas.
✓ Schedule Informasi.
Untuk manajemen tingkat bawah, informasi yang diterimanya mempunyai
jadwal/schedule yang jelas dan periodik, karena digunakan oleh manajemen
bawah yang mempunyai tugas yang terstruktur. Untuk manajemen yang lebih
tinggi tingkatannya schedule informasinya adalah tidak terschedule, karena
manajemen atas berhubungan dengan pengambilan keputusan yang tidak
terstruktur.
✓ Waktu Informasi.
Untuk manajemen tingkat abwah, informasi yang dibutuhkan adalah informasi
historis, karena digunakan oleh manajemen bawah di dalam pengendalian
operasi yang memeriksa tugas – tugas rutin yang sudah terjadi. Untuk
manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, waktu informasinya lebih ke masa
depan berupa informasi prediksi, karena digunakan oleh manajemen atas
untuk pengambilan keputusan strategik yang menyangkut nilai masa depan.
✓ Akses Informasi.
Untuk manajemen tingkat bawah membutuhkan informasi yang periodenya
jelas dan berulang – ulang, sehingga dapat disediakan oleh bagian sistem
informasi yang memberikan dalam bentuk laporan periodik. Dengan demikian,
akses informasi untuk manajemen bawah dapat tidak secara online, tetapi
dapat secara offlin. Sebaliknya untuk manajemen yang lebih tinggi
tingkatannya, periode informasi yang dibutuhkannya tidak jelas sehingga
manajemen – manajemen tingkat atas perlu disediakan akses online untuk
mengambil informasi.
✓ Sumber Informasi.
Karena manajemen tingkat bawah lebih berfokus pada pengendalian operasi
internal, maka manajemen – manajemen tingkat bawah lebih membutuhkan
informasi dengan data yang bersumber dari internal perusahaan sendiri. Akan
tetapi, manajemen – manajemen tingkat atas lebih berorentasi dalam
perencanaan strategik yang berhubungan dengan lingkungan luar perusahaan,
sehingga membutuhkan informasi dengan data yang bersumber pada
eksternal perusahaan.