Anda di halaman 1dari 20

RESUME

BAB 1 DAN BAB 2


MATA KULIAH ANALISIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

Nama Kelompok :
1. Medeliene Wibisono 21080694063
2. Rifki Nanda Pratama 21080694073
3. Rizka Adinda Kartika Dewi 21080694082
4. Faizal Tuh Isma 21080694085
5. Mar'atul Masfufah 21080694090

UNIVERSITAS NEGERI SUARABAYA


2022/2023
BAB 1
KONSEP DASAR

1.1 KONSEP DASAR SISTEM


Pendekatan sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau
subsistem-subsistem. Sesuai dengan kenyataanya bahwa sistem terdiri dari subsistema tau
bagian-bagian, seperti sistema akuntansi yang terdiri dari subsistem akuntansi penjualan,
subsistem akutansi pembelian, subsistem akuntansi penggajian, dll. Tiap subsistem saling
saling berinteraksi dan berhubungan membentuk kesatuan sehingga tujuan dapat tercapai.
Sistem akuntansi sebagai subsistem dari sistem bisnis harus dapat berintegrasi dengan
subsistem-subsistem lainnya. Integrasi ini dapat dilakukan dengan diterapkan prosedur-
prosedur. Suatu sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang menyebutkan untuk mencapai
suatu tujuan (goal) dan ada yang menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives).
Tergantung dari ruang lingkup dari mana memandang sistem tersebut. Bila merupakan suatu
sistem utama, seperti misalnya sistem bisnis, maka istilah goa! Lebih tepat diterapkan. Untuk
sistem akuntansi atau sistem-sistem yang lainnya yang merupakan bagian atau subsistem dari
sistem bisnis, maka istilah objectives yang lebih tepat.
1.1.1. Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu:
A. Komponen Sistem
Suatu system terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya
saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.
B. Batas Sistem
Batas system merupakan daerah yang membatasi antara suatu system dengan system
lainya atau dengan lingkungan luarnya.
C. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar system adalah apapun diluar batas dari system yang memengaruhi
operasi sistem dan bisa bersifat menguntungkan atau merugikan system tersebut.
D. Penghubung Sistem
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya.
Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem lainnya
membentuk satu kesatuan.
E. Masukan Sistem
Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan kedalam system. Masukan dapat
berupa perawatan atau sinyal. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan
supaya system tersebut dapat beroperasi. Signyal input adalah energi yang diproses
unutk didapatka keluaran.
F. Keluaran Sistem
Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan
untuk subsistem yang lain atau kepada supra system.
G. Pengolah Sistem
Suatu system dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah pasukan
menjadi keluaran. Suatu system produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku
dan bahan-bahan yang lain menjaid keluaran berupa barang jadi.
H. Sasaran Sistem
Sasaran dari system sangat menentukan masukan yang dibutuhkan system dan
keluaran yang akan dihasilkan system. Suatu system dikatakan berhasil jika mengenai
sasaran atau tujuannya.
1.1.2 Klasifikasi Sistem
System diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang
1. System diklasifikasikan sebagai system abstrak (abstract system) dan system fisik
(physical system)
2. System diklasifikasikan sebagai system alamiah (natural system) da system buatan
manusia (human made system).
3. System diklasifikasikan sebagai system tertentu (deterministic system) dan system tak
tentu (probabilistic system)
4. System diklasifikasikan sebagai system tertutup (closed system) dan system terbuka
(open system)
1.2 KONSEP DASAR INFORMASI
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti
bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data, yang merupakan bentuk jamak
dari bentuk tunggal datum atau data-item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada
saat yang tertentu.
1.2.1 Siklus Ekonomi
Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat berceritera banyak,
sehingga perlu diolah lebih lanjut. Di dalam kegiatan suatu perusahaan, misalnya dari
hasil transaksi penjualan oleh sejumlah salesman, dihasilkan sejumlah faktur-faktur
yang merupakan data dari penjualan pada suatu periode tertentu.
Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan suatu model proses
yang tertentu. Suapaya dapat lebih berarti dan berguna dalam bentuk informasi,
kemudian Penerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan
tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat
sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali
lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus
1.2.2 Kualitas Informasi
Kualitas dari informasi tergantung dari tiga hal.
1. Akurat, berarti informasi bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau
menyesatkan.
2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh
terlambat.
3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
1.2.3 Nilai Informasi
Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya
mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif
dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Informasi yang digunakan dalam
suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan, sehingga
tidak memungkinkan untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu
masalah tertentu dengan biaya memperolehnya, karen sebagian besar informasi
dinikmati tidak hanya oleh satu pihak didalam perusahaan.
1.3 KONSEP DASAR SISTEM INFORMATIKA
Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi atau disebut dengan processing systems
informasi. Sistem informasi merupakan sistem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat
manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang di perlukan.
1.3.1 Komponen Sistem Informasi
Sistme informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutkan dengan istilah
blok bangunan (building block) yaitu:
A. Blok Masukan
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi, input
termasuk dalam metode-metode dan media data yang menangkap masukan.
B. Blok Model
Blok terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data.
C. Blok Keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen
serta semua pemakai sistem.
D. Blok Teknologi
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,
menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirim keluaran, dan
membantu pengendali dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3
bagian utama yaitu brainware (teknisi), software (Perangkat lunak), dan hardware
(Perangkat keras).
E. Blok Basis Data
Basis data (database) mrupakan kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras computer dan
menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data base perlu di
organisasikan supaya informasi yang dihasilkann berkualitas. Data base diakses
atasu dimanipulasi dengan menggunakan DBMS (Database Management System)
F. Blok Kendali
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan
bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur
terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
1.3.2 Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen (Management Informasi System) adalah penerapan
sistem informasi didalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang
dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Sistem informasi terdiri sebagai berikut
ini:
1. Sistem informasi akuntansi (accounting information systems)
2. Sistem informasi pemasaran (marketing information system dengan pemasaran.
3. Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information
systems)
4. Sistem informasi personalia (personnel information systems)
5. Sistem informasi distribusi (disibution information systems).
6. Sistem informasi pembelian (urchasing informatics systems)
7. Sistem informasi kekayaan (reasury information stems)
8. Sistem informasi analisis kredit (credit analysts information systems)
9. Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development
information systems)
10. Sistem informasi Teknik (engineering information systems)

Semua sistem-sistem informasi tersebut untuk memberikan informasi kepada


semua tingkatan manajemen, yaitu manajemen tingkat bawah (lower level
management), manajemen tingkat menengah (middle level management) das
manajemen tingkat atas (top level management).

1.3.3 Sistem Informasi Akuntansi


Akuntansi merupakan proses pencatatan (recording), pengelompokkan
(classifying), perangkuman (summariz ing) dan pelaporan (reporting) dari kegiatan
transaksi perusahaan. Tujuan akhir dari kegiatan akuntansi adalah penerbitan laporan-
laporan keuangan. Laporan keuangan adalah merupakan suatu informasi. Sistem
informasi akuntansi (SIA) hanya terbatas pada pengelolaan data yang bersifat
keuangan saja sedangkan SIM menangani semua data yang masuk dalam organisasi
dan menghasilkan semua informasi yang di butuhkan oleh semua tingkatan manajer.

1.3.4 Peranan Sistem Informasi bagi Manajemen


Manajemen membutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan.
Sumber informasi untuk keputusan manajemen dapat diperoleh dari informasi
eksternal dan internal. Informasi internal dapat diperoleh dari sistem informasi berupa
infor masi yang dihasilkan dari operasi PDE (pengolahan data elektronik) dan infor
masi non PDE.

KEGIATAN MANAJEMEN

Kebutuhan informasi yang berbeda dapat diketahui dari masing-masing kegiatan


manajemen tersebut. Kegiatan manajemen untuk masing-masing tingkatan dapat
dikategorikan sebagai berikut ini.

1. Perencanaan strategi

Pada dasarnya perencanaan strategi melipati hal-hal sebagai berikut ini.

1. Proses evaluasi lingkungan luar organisasi.


2. Penetapan tujuan
3. Penentuan strategi
2. Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen merupakan tingkatan taktik (tactical level).


Pengendalian manajemen adalah proses untuk meyakinkan bahwa organisasi telah
menjalankan strategi yang sudah ditetapkan dengan efektip dan efesien, Proses di dalam
pengendalian manajemen menyangkut komunikasi informal dan formal. Komunikasi
informal terjadi dengan cara memo, pertemuan pertemuan, berdiskusi dan bahkan dari
sinyal ungkapan wajah. Sebagai tambahan informasi informal, beberapa perusahaan juga
mempunyai proses pengendalian manajemen yang formal, terdiri dari taha pan
pemrograman (programing), penyusuan, anggaran (budgeting), pelaksanaan dan
pengukuran (operating and measurement), serta pelaporan dan analisis (reporting and
analysis)

Selama periode operasi nyata, catatan-catatan (dalam sistem komputer, catatan


dapat berupa rekaman rekaman di dalam file) sifatnya terstruktur sehingga data biaya
biaya dan pendapatan-pendapatan diklasifikasikan baik secara program dan menurut
pusat-pusat pertanggungjawabannya. Didasarkan pada laporan-laporan formal tersebut
dan juga dari informasi yang didapat lewat jalur komunikasi informal, manajer
menentukan tindakan apa yang harus dilakukan.

Pengendali Operasi

Pengendalian operasi dilakukan dibawah pedoman proses pengenda lian


manajemen dan difokuskan pada tugas-tugas tingkat bawah. kegiatan-kegiatan dalam
manajemen tingkat atas lebih menjurus ke perencanaan jangka panjang dan penentuan
penentuan strategi. Lebih bawah tingkatannya, kegiatan manajemen lebih menjurus ke
hal-hal yang sifatnya operasional.

TIPE-TIPE KEPUTUSAN MANAJEMEN

Keputusan yang dilakukan oleh manajer tingkat atas sifatnya adalah rutin dan berulang-
ulang yang disebut dengan istilah terprogram (programmed) atau keputusan tersruktur
(structured decision) atau keputusan terstruktur (struc tured decision)

1. Keputusan tidak terprogram (nonprogrammed decision) atau tidak terstruktur


(unstructured decision).
2. Keputusan setengah terprogram (semi programmed decision) atau setengah terstruktur
(semi structured decision).
3. Keputusan terprogram (programmed decision) atau terstruktur (structured decision)

TIPE INFORMASI MANAJEMEN

Tipe informasi yang dibutuhkan berbeda setiap tingkatan. Untuk manajem tingkat bawah,
tipe informasinya adalah terisi (detail), karena terutama digunakan untuk pengendalian operas
Sedang untuk manajemen yang lebih tingkatannya, tipe Informasinya adalah semakin tearing
(terfiler) atau ringkas.

1.4 KONSEP DASAR ORGANISASI SISTEM INFORMASI


Organisasi adalah sistem saling pengaruh-mempengaruhi antara orang dalam kelompok
kerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang sama. Salah satu aspek pengorganisaian
adalah menetapkan departemen departemen. Di dalam suatu perusahaan, departemeniasi
harus dikelompokkan secara tegas, karena menyangkut masalah wewenang, hak, harga diri
dan gaji.
1.4.1. Bagan Organisai
Bagan organisasi (organization chart) menunjukkan bagaimana departemen-
departemen di dalam organisasi di koordinasikan bersama-sama melalui suatu jalur
wewenang dan tanggung-jawab.
1.4.2. Deskripsi Tugas
Deskripsi tugas perlu dibuat supaya masing-masing personil mengerti
kedudukannya di dalam organisasi. Rincian tugas yang menunjukkan posisi, tanggung-
jawab, wewenang, fungsi dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh seorang personil
di dalam suatu organisasi.
1.4.3. Organisasi Sistem Informasi
Faktor yang perlu diperhatikan dalam bentuk strukur organisasi demikian adalah
tentang peranan controller bersangkutan. Controller merupakan kepala eksekutif
akuntansi. Jika controller betul-betul memahann dan menguasai teknologi pengolahan
data elektronik, hal ini tidak menjadi masalah. Kekuatiran lebih lanjut adalah bahwa
data yang diolah mungkin tidak hanya data mengenai akuntansi saja, tetapi juga data
lain yang non-akuntansi, sehingga pengetahuan controller mengenai masalah lainnya
juga harus cukup. Lokasi dari sistem informasi di dalam suatu organisasi masih belum
ada kesesuaian yang pasti. Ada yang memisahkan dalam departemen sendiri, yaitu
departemen sistem informasi dan ada juga yang menggabungnya dengan departemen
yang lain.
BAB 2
TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN SISTEM

2.1 Perlunya Pengembangan Sistem


Pengembangan sistem (System Development) dapat diartikan menyusun suatu sistem
yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem
yang telah ada. Penyebab adanya pengembangan sistem, yaitu sebagai berikut ini.
1. Terdapat problems di sistem yang lama, dapat berupa :
a. Ketidakberesan, dalam artian terdapat kecurangan dan kesalahan-kesalahan data , ketidak
efisiennya operasi serta tidak ditaatinya manajemen yang telah ditetapkan.
b. Pertumbuhan Organisasi, maksudnya kebutuhan akan informasi yang semakin luas, volume
pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities)
Kesempatan-kesempatan ini dapat berupa peluang-peluang pasar, pelayanan yang meningkat
kepada langganan dan lain sebagainya.
3. Adanya instruksi-instruksi (directives)
Pengembangan sistem dapat terjadi karena terdapat instruksi-instruksi dari dalam maupun luar
organisasi,misalnya peraturan pemerintah.
Dengan adanya pengembangan sistem yang baru maka terjadi peningkatan-peningkatan
sistem. Peningkatan-peningkatan ini berhubungan dengan PIECES, yang merupakan singkatan
dari :
1. Performance (kinerja)
2. Information (Informasi)
3. Economy (Ekonomis)
4. Control (Pengendalian)
5. Efficiency (Efisien)
6. Services (Pelayanan)
2.2 Prinsip Pengembangan Sistem
Prinsip-prinsip dalam pengembangan sistem yang harus diperhatikan antara lain sebagai
berikut :
1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
Maksudnya yaitu sistem yang dikembangkan harus mendukung keperluan manajemen.
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar
Karena sistem yang dikembangkan merupakan suatu investasi modal yang besar,
maka diharuskan mempertimbangkan 2 hal berikut :
a. Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi
Hal ini bertujuan untuk menentukan alternatif yang terbaik atau yang paling
menguntungkan.
b. Investasi yang terbaik harus bernilai
Belum tentu alternatif terbaik merupakan investasi menguntungkan. Investasi
baru
dikatakan menguntungkan apabila bernilai yang artinya mempunyai manfaat
(benefit) atau hasilnya lebih besar dari biaya memperolehnya (cost).
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik.
Orang-orang yang terlibat haruslah orang yang terdidik, dalam artian mengerti tentang
pengembangan sistem tersebut.
4. Tahapan dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam pengembangan sistem.
Harus dibuat terlebih dahulu schedule kerja yang menunjukkan tahapan-tahapan kerja
dan
tugas-tugas pekerjaan yang akan dilakukan.
5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut.
Sebagai contoh yaitu semisal terdapat suatu waktu perngerjaan yang mengharuskan
pengadaan hardware, maka tidak berarti proses pengerjaan dihentikan hanya untuk
menanti
kedatangan hardware yang dibutuhkan.
6. Jangan takut membatalkan proyek.
Keputusan untuk membatalkan atau melanjutkan proyek harus dievaluasi dimana suatu
proyek masih layak atau tidak untuk dilanjutkan sehingga dana yang terserap untuk
keraguan dalam proyek yang tidak layak tidak terbuang sia-sia dan bisa digunakan untuk
membuat proyek baru.
7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem.
Dokumentasi yang dibuat dan dikumpulkan selama proses dari pengembangan sistem
dapat digunakan untuk bahan komunikasi antara analis sistem dengan pemakai sistem
dan
dapat digunakan untuk mendorong keterlibatan pemakai sistem.
2.3 Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Apabila operasi sistem yang sudah dikembangkan masih timbul kembali permasalahan-
permasalahan yang kritis serta tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem, maka perlu
dikembangkan kembali suatu sistem untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke tahap yang
pertama yaitu tahap perencanaan sistem. Siklus ini disebut dengan siklus hidup suatu sistem
(system life cycle). Daur atau siklus hidup dari pengembangan sistem merupakan suatu bentuk
yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahapan
tersebut dalam proses pengembangannya.
Dalam system life cycle, tiap-tiap bagian dari pengembangan sistem dibagi menjadi
beberapa tahapan kerja. Tiap-tiap tahapan ini memiliki karakteristik tersendiri. Tahapan utama
siklus hidup pengembangan sistem dapat terdiri dari tahapan perencanaan sistem (system
planning), analisis sistem (system analisys), desain sistem (system design), seleksi sistem
(system selection), implementasi sistem (system implementation), dan perawatan sistem (system
maintenance). Tahapan-tahapan seperti ini sebenarnya merupakan tahapan di dalam
pengembangan sistem teknik (engineering system).
Dalam siklus hidup pengembangan sistem, proses dari pengembangan sistem yang
terutama adalah analisis sistem, desain sistem dan implementasi sistem. Proses kebijakan dan
perencanaan sistem juga dimasukkan dalam tahapan pengembangan sistem dan tahap ini
ditetapkan sebagai awal terjadinya proyek sistem (initiation of system project). Kemudian desain
sistem dibagi menjadi 2 tahapan yang terpisah yaitu desain sistem secara umum atau desain
sistem secara konsep (secara makro atau secara kotor atau secara logika atau secara khusus) dan
desain sistem secara rinci atau secara fisik.
Tahapan perawatan sistem (system maintenance) merupakan tahapan setelah
pengembangan sistem selesai dilakukan dan dioperasikan. Tahapan ini disebut juga tahap
manajemen sistem, karena yang melakukan proses ini sudah bukan analis sistem tetapi
manajememen. Adapun siklus hidup pengembangan sistem jika diklasifikan maka akan menjadi
seperti berikut.
1. Awal proyek sistem :
a. Kebijakan dan perencanaan sistem
2. Pengembangan sistem :
a. Analisis sistem
b. Desain (perancangan) sistem secara umum
c. Desain (perancangan) sistem terinci
d. Seleksi sistem
e. Implementasi (penerapan) sistem
3. Manajemen sistem :
a. perawatan sistem

2.4 Pendekatan Pengembangan Sistem


Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu sebagai berikut ini :
1. Pendekatan klasik lawan pendekatan terstruktur (dipandang dari metodologi yang digunakan)
a. Pendekatan klasik
Metodologi pendekatan klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan-
tahapan di system life cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan sistem akan
berhasil jika mengikuti tahapan di system life cycle. Pendekatan klasik disebut juga dengan
pendekatan tradisional atau konvensional. Pendekatan ini tanpa dibekali dengan alat-alat dan
teknik-teknik yang memadai, sehingga dapat muncul permasalahan-permasalahan yang dapat
terjadi antara lain sebagai berikut :
1. Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit.
2. Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi lebih mahal.
3. Kemungkinan kesalahan sistem besar.
4. Keberhasilan sistem kurang terjamin.
5. Masalah dalam penerapan sistem.
b. Pendekatan terstruktur
Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik yang
dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yamg dikembangkan
akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas. Melalui
pendekatan terstruktur, permasalahan-permasalahan yang komplek diorganisasi dapat
dipecahkan dan hasil dari sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan
pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya, sesuai dengan anggaran
biaya pengembangannya, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik
(bebas kesalahan).
2. Pendekatan sepotong lawan pendekatan sistem (dipandang dari sasaran yang akan dicapai)
Pendekatan sepotong merupakan pendekatan pengembangan sistem yang menekankan
pada suatu kegiatan atau aplikasi tertentu saja tanpa memperhatikan sasaran keseluruhan dari
organisasi dan hanya memperhatikan sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu saja. Lain Halnya
dengan pendekatan sistem yang memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan yang
terintegrasi untuk masing-masing kegiatan atau aplikasinya dan juga menekankan pada
pencapaian sasaran keseluruhan dari organisasi, tidak hanya menekankan pada sasaran dari
sistem informasi itu saja.
3. Pendekatan bawah-naik lawan pendekatan atas-turun (dipandang dari cara menentukan
kebutuhan dari sistem)
Pendekatan bawah-naik dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level operasional
dimana transaksi dilakukan. Dimulai dari perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani
transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi
tersebut. Lain halnya dengan pendekatan atas-turun yang merupakan kebalikannya yaitu dimulai
dari atas organisasi yaitu level perencanaan strategi kemudian turun ke level bawah ke
pemrosesan transaksi.
4. Pendekatan sistem-menyeluruh lawan pendekatan moduler (dipandang dari cara
mengembangkannya)
Pendekatan sistem-menyeluruh merupakan pendekatan yang mengembangkan sistem
serentak secara menyeluruh. Pendekatan ini kurang mengena untuk sistem yang komplek, karena
akan menjadi sulit dikembangkan. Lain halnya dengan pendekatan moduler, pendekatan ini
berusaha memecah sistem yang rumit menjadi beberapa bagian atau modul yang sederhana,
sehingga sistem akan lebih mudah dipahami dan dikembangkan
5. Pendekatan lompatan jauh lawan pendekatan berkembang (dipandang dari teknologi yang
akan digunakan)
Pendekatan lompatan jauh menerapkan perubahan secara menyeluruh secara serentak
menggunakan teknologi canggih. Pendekatan ini banyak mengandung resiko, karena teknologi
komputer begitu cepat berkembang dan untuk tahun-tahun mendatang sudah menjadi usang. Lain
halnya dengan pendekatan berkembang yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk
aplikasi-aplikasi yang memerlukan saja pada saat itu dan akan terus dikembangkan untuk
periode-periode berikutnya mengikuti kebutuhannya sesuai dengan perkembangan teknologi
yang ada.
2.5. METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM
Metodologi pengembangan sistem berarti adalah metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-
konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang akan digunakan untuk
mengembangkan suatu sistem informasi. Dengan mengikuti metode atau prosedur-prosedur yang
diberikan oleh suatu metodologi, maka pengembangan sistem diharapkan akan dapat
diselesaikan dengan berhasil. Urut-urutan prosedur untuk pemecahan masalah ini dikenal dengan
istilah algoritma (algorithm).
Metodologi ini diklasifikasikan sebagai prescriptive methodologies. Lebih lanjut klasifikasi dari
metodologi yang ada dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, antara lain:
1. Functional decomposition methodologies.
Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem-subsistem yang
lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan diterapkan. Yang
termasuk dalam kelompok metodologi ini adalah:
- HIPO (Hierarchy plus Input-Porcess-Output).
- Stepwise refinement (SR) atau Iterative stepwise refinement (ISR).
- Information-hiding.
2. Data-oriented methodologies.
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses. Metodologi ini
dapat dikelompokkan kembali ke dalam dua kelas, yaitu:
a. Data-flow oriented methodologies. Metodologi ini secara umum didasarkan pada
pemecahan dari sistem kedalam modul-modul berdasarkan dari tipe elemen data dan
tingkah-laku logika modul tersebut di dalam sistem. Dengan metodologi ini, sistem
secara logika dapat digambarkan secara logika dari arus data dan hubungan antar
fungsinya di dalam modul-modul di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah:
- SADT (Structured Analysis and Design Techniques).
- Composite Design. - Structured Systems analysis and design (SSAD).
b. Data structure oriented methodologies. Metodologi ini menekankan struktur dari input
dan output di sistem. Struktur ini kemudian akan digunakan sebagai dasar struktur dari
sistemnya. Hubungan fungsi antar modul atau elemen-elemen sistem kemudian
dijelaskan dari struktur sistemnya. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah:
- JSD (Jakson's systems development)
- W/O (Warnier/Orr).

3. Prescriptive Methodologies.
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah:
 ISDOS (Information System Design and Optimization System).
ISDOS merupakan perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan.
Kegunaan dari ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan sistem informasi.
ISDOS mempunyai 2 komponen, yaitu PSL dan PSA. PSL merupakan komponen utama
dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk
machine-readable form. PSL dirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat
dianalisis oleh PSA, PSL merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya dan bukan
merupakan bahasa pemograman prosedural. PSA merupakan paket perangkat lunak yang
mirip dengan kamus data (data dictionary) dan digunakan untuk mengecek data yang
dimasukkan, yang disimpan, yang dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output laporan.
PSA memanfaatkan DBMS untuk menyimpan data. PSA akan menganalisis PSL untuk
kesalahan-kesalahan sintak dan akan menghasilkan sejumlah laporan-laporan, seperti
data dictionary, function dictionary serta analisis dari hubungan-hubungan proses.
 PLEXSYS
Kegunaan dari PLEXSYS adalah untuk melakukan transformasi suatu statemen bahasa
komputer tingkat tinggi ke suatu executable code untuk suatu konfigurasi perangkat keras
yang diinginkan. PLEXSYS merupakan tambahan untuk ISDOS. Kalau ISDOS
digunakan pada aspek penentuan kebutuhan, PLEXSYS digunakan pada aspek penghasil
kode program secara otomatis.
 PRIDE
PRIDE ditawarkan oleh suatu perusahaan di Amerika Serikat, yaitu M. Bryce &
Associates. PRIDE merupakan suatu perangkat lunak terpadu yang baik untuk
analisis/disain sistem terstruktur, manajemen data, manajemen proyek dan
pendokumentasian. PRIDE juga menyediakan alat CAD (Computer Aided Design) untuk
pengembangan sistem.
 SDM/70
SDM/70 (Systems Development Methodology/70) dikembangkan dan dipasarkan oleh
suatu perusahaan di Amerika Serikat, yaitu Atlantic Software, Inc. SDM/70 merupakan
suatu perangkat lunak berisi dengan kumpulan metode, estimasi, dokumentasi dan
petunjuk administrasi guna membantu pemakai untuk mengembangkan dan merawat
sistem yang efektip.
 SPECTRUM
SPECTRUM merupakan metodologi pengembangan sistem yang dikembangkan dan
dipasarkan oleh suatu perusahaan di Amerika Seri. kal, yaitu SIL (Spectrum
International. Inc.). Perangkat lunak ini mempunyai beberapa versi untuk keperluan yang
berbeda, semacam SPECTRUM-1 (untuk life cycle konvensional), SPECTRUM-2 (untuk
sistem manajemen proyek terstruktur) dan SPECTRUM-3 ( untuk online interactive
estimator).
 SRES dan SREM
SRES (Software Requirement Engincering System) dikembangkan oleh TRW untuk SDS
(Software Development Systems) dari angkatan udara Amerika Serikat (U.S Air Force).
Di SRES, kebutuhan pemakai dinyatakan di RSL (Requirement Statement Language).
Definisi RSL kemudian dapat dianalisis dengan menggunakan REVS (Requirements
Engineering and Validation System). REVS juga digunakan untuk memelihara database.
Metodologi yang mendasari perangkat lunak ini disebut dengan SREM (Software
Requirement Engineering Methodology). Sistem ini pertamakali diterapkan di Texas
Instruments Advanced Scientic Computer pada tahun 1976. SRES mempunyai beberapa
konsep yang sama dengan ISDOS.
 Beberapa prescriptive methodologies yang lainnya adalah
Chapin's approach, DBO (Design By Objective), PAD (Program Analysis Diagram),
HOS (Higher Order Software), MSR (Meta Stepwise Refinement) dan PDL (Program
Design Language).
2.6. ALAT DAN TEKNIK DALAM PENGEMBANGAN SISTEM
Alat-alat yang digunakan dalam suatu metodologi umumnya berupa suatu gambar atau diagram
atau grafik. Selain berbentuk gambar, alat-alat yang digunakan juga ada yang tidak berupa
gambar atau grafik (nongraphical tools), seperti misalnya data dictionary (dibahas di modul J
yang digunakan di metodologi structured system analysis and design), structured english
(dibahas di modul M), pseudocode (dibahas di modul L) serta formulir-formulir untuk mencatat
dan menyajikan data (di modul P).
Alat-alat pengembangan sistem yang berbentuk grafik diantaranya adalah sebagai berikut ini.
a. HIPO diagram, digunakan di metodologi HIPO dan di metodologi yang lainnya (dibahas di
modul O).
b. Data flow diagram, digunakan di metodologi structured systems analysis and design (dibahas
di modul I).
c. Structured chart, digunakan di metodologi structured systems analysis and design (dibahas di
modul K).
d. SADT diagram, digunakan di metodologi SADT (dibahas di lampiran C).
e. Warnier/Orr diagram, digunakan di metodologi Warnier/Orr (dibahas di lampiran B).
f. Jakson's diagram, digunakan di metodologi Jackson System Development (dibahas di
lampiran A).

Disamping alat-alat berbentuk grafik yang digunakan pada suatu metodologi tertentu, masih
terdapat beberapa alat berbentuk grafik yang sifatnya umum, yaitu dapat digunakan di semua
metodologi yang ada. Alat-alat ini berupa suatu bagan (dibahas di modul N). Bagan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut ini.
1. Bagan untuk menggambarkan aktivitas (activity charting).
a. Bagan alir sistem (systems flowchart).
b. Bagan alir program (program flowchart) yang dapat berupa:
- bagan alir logika program (program logic flowchart);
- bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flowchart);
c. Bagan alir kertas kerja (paperwork flowchart) atau disebut juga dengan bagan alir
formulir (form flowchart).
d. Bagan alir hubungan database (database relationship flowchart).
e. Bagan alir proses (process flowchart). f. Gantt chart.
2. Bagan untuk menggambarkan tataletak (layout charting).
3. Bagan untuk menggambarkan hubungan personil (personal relationship charting).
a. Bagan distribusi kerja (Working distribution chart).
b. Bagan organisasi (organization chart).
Teknik yang tersedia untuk pengembangan sistem biasanya tidak khusus untuk suatu metodologi
tertentu, tetapi dapat digunakan di semua metodologi yang ada. Teknik-teknik yang dapat
digunakan adalah:
a. Teknik manajemen proyek, yaitu CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program
Evaluation and Review Technique). Teknik ini digunakan untuk penjadualan proyek (dibahas
di modul A).
b. Teknik menemukan fakta (fact finding techniques), yaitu teknik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data dan menemukan fakta-fakta dalam kegiatan mempelajari sistem yang
ada. Teknik-teknik ini diantaranya adalah:
- wawancara (interview), dibahas di modul B;
- observasi (observation), dibahas di modul C;
- Daftar pertanyaan (questionaires), dibahas di modul D;
- pengumpulan sampel (sampling), dibahas di modul E.
c. Teknik analisis biaya/manfaat (cost-effectiveness analysis atau cost-beneli analysis), dibahas
di modul F. .
d. Teknik untuk menjalankan rapat, dibahas di modul G.
e. Teknik inspeksi/walkthrough, dibahas di modul H,
2.7. ANALIS SISTEM DAN PEMROGRAM
Analis sistem (systems analyst) adalah orang yang menganalisis sistem (mempclajari masalah-
masalah yang timbul dan menentukan kebutuhan-kebutuhan pemakai sistem) untuk
mengidentifikasikan pemecahan yang beralasan. Pemrogram (programmer) adalah orang yang
menulis kode program untuk suatu aplikasi tertentu berdasarkan rancang bangun yang telah
dibuat oleh analis sistem. Terdapat suatu jurang komunikasi antara pemrogram komputer sebagai
orang yang mengerti teknologi dengan pemakai sistem sebagai orang yang membutuhkan
teknologi. Pada saat inilah fungsi dari analis sistem tampak terasa, yaitu sebagai penengah untuk
membentangi jurang keduanya.
Tabel 2.1. Tugas dan tanggungjawab pemrogram dibandingkan dengan analis sistem,
Pemrogram Analis sistem
1. Tanggung jawab pemrogram terbatas 1. Tanggung jawab analis sistem tidak
pada pembuatan program komputer. hanya pada pembuatan program
2. Pengetahuan pemrogram cukup komputer saja, tetapi pada sistem secara
terbatas pada tek nologi komputer, keseluruhan.
sistem komputer, utililies dan bahasa- 2. Pengetahuan analis sistem harus luas,
bahasa program yang diperlukan. tidak hanya pada teknologi komputer,
3. Pekerjaan pemrogram sifatnya teknis tetapi juga pada bidang aplikasi yang
dan harus tepat dalam pembuatan ditanganinya.
instruksi-instruksi program. 3. Pekerjaan analis sistem dalam
4. Pekerjaan pemrogram tidak pembuatan pro gram terbatas pada
menyangkut hubungan dengan banyak pemecahan masalah secara garis besar.
orang, terbatas pada sesama 4. Pekerjaan analis sistem melibatkan
pemrogram dan analis sistem yang hubungan banyak orang, tidak terbatas
mempersiapkan rancang bangun pada sesama analis sistem, pemrogram,
(spesifikasi) programnya. tetapi juga pemakai sistem dan manajer.

2.8. PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN YANG DIPERLUKAN ANALIS SISTEM


Analis sistem harus mempunyai pengetahuan yang luas dan keahlian yang khusus. Beberapa
analis sistem setuju bahwa pengetahuan-pengetahuan dan keahlian berikut ini sangat diperlukan
bagi seorang analis sistem yang baik.
1. Pengetahuan dan keahlian tentang teknik pengolahan data, teknologi kompul er dan
pemrograman komputer.
a. Keahlian teknis yang harus dimiliki adalah termasuk keahlian dalam penggunaan alat dan
teknik untuk pengembangan perangkat lunak aplikasi serta keahlian dalam menggunakan
komputer.
b. Pengetahuan teknis yang harus dimiliki meliputi pengetahuan tentang perangkat keras
komputer, teknologi komunikasi data, bahasa-bahasa komputer, sistem operasi, utilities
dan paket-paket perangkat lunak lainnya,
2. Pengetahuan tentang bisnis secara umum. Pengetahuan ini dibutuhkan supaya analis sistem
dapat berkomunikasi dengan pemakai sistem.
3. Pengetahuan tentang metode kuantitatip.
4. Keahlian pemecahan masalah. permasalahan komplek yang dihadapi oleh bisnis, memecah-
mecah masalah tersebut ke dalam bagian-bagiannya, menganalisisnya dan kemudian harus
dapat merangkainya kembali menjadi suatu sistem yang dapat mengatasi permsalahan-
permasalahan tersebut.
5. Keahlian komunikasi antar personil. Keahlian ini diperlukan di dalam wawancara, presentasi,
rapat dan pembuatan laporan-laporan.
6. Keahlian membina hubungan antar personil. Analis sistem yang kaku dalam membina
hubungan kerja dengan personil-personil lainnya yang terlibat, akan membuat pekerjaannya
menjadi tidak efektip.

2.9.TEAM PENGEMBANGAN SISTEM


Dalam proyek pengembangan sistem yang kecil dan sederhana, kemungkinan hanya ada seorang
analis sistem yang merangkap sebagai pemrogram (analis/pemrogram) ataupun sebaliknya. Akan
tetapi untuk proyek pengembangan sistem yang besar atau komplek, pekerjaan ini biasanya
dilakukan oleh sejumlah orang dalam bentuk team. Team ini secara umum dapat terdiri dari
personil-personil sebagai berikut ini.
1. Manajer analisis sistem.
Manajer analisis sistem (manager of systems analysis) ini disebut juga sebag koordinator
proyek dan mempunyai tugas dan tanggungjawab sebagai berikut ini.
a. Sebagai ketua/koordinator team pengembangan sistem.
b. Mengarahkan, mengontrol dan mengatur anggota team pengembangan sistem lainnya.
c. Membuat jadual pelaksanaan proyek pengembangan sistem yang akan dilakukan.
d. Bertanggungjawab dalam mendefinisikan masalah, studi kelayakan, disain sistem dan
penerapannya.
e. Memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan sistem.
f. Mewakili team untuk berhubungan dengan pemakai sistem dalam hal perundingan-
perundingan dan pemberian-pemberian nasehat kepada manajemen dan pemakai sistem.
g. Membuat laporan-laporan kemajuan proyek (progress report).
h. Mengkaji ulang dan memeriksa kembali hasil kerja dari team.
2. Ketua analis sistem.
Ketua analis sistem (lead systems analyst) biasanya menjabat sebagai wakil dari manajer
analisis sistem. Tugasnya adalah membantu tugas dari manajer anali sis sistem dan
mewakilinya bila manajer analisis sistem berhalangan.
3. Analis sistem senior.
Analis sistem senior (senior systems analyst) merupakan analis sistem yang sudah
berpengalaman.
4. Analis sistem.
Analis sistem systems analyst) merupakan analis sistem yang cukup berpengalaman dan
dapat bekerja sendiri tanpa bimbingan dari analis sistem senior.
5. Analis sistem junior.
Analis sistem junior (junior systems analyst) merupakan analis sistem yang belum
berpengalaman dan masih membutuhkan bimbingan bimbingan dari analis sistem yang lebih
senior.
6. Pemrogram aplikasi senior.
Pemrogram aplikasi senior senior applications programmer) merupakan pemrogram
komputer yang sudah berpengalaman dengan tugas merancang Spesifikasi dari program
aplikasi dan mengkoordinasi kerja dari pemrogram yang lainnya.
7. Pemrogram aplikasi.
Pemrogram aplikasi (applications programmer) merupakan pemrogram komputer yang cukup
berpengalaman dan dapat melakukan tugasnya tanpa harus dibimbing secara langsung lagi.
8. Pemrogram aplikasi yunior.
Pemrogram aplikasi yunior (junior applications programmer) merupakan pemrogram
komputer yang belum berpengalaman dan masih dibawah bimbingan langsung dari
pemrogram yang lebih senior.

Anda mungkin juga menyukai