menerus pada jaringan tertentu yang menyebabkan kerusakan pada jaringan karena
terhambatnya alirah darah ke kapiler yang akhirnya jaringan menjadi hipoksia.
Teori yang kedua menjelaskan bahwa ulkus dekubitus dapat disebabkan karena
tegangan geser.Gesekan ini mengakibatkan keadaan yang lebih parah dan secara
signifikan mempercepat timbulnya ulkus dekubitus.Teori yang terakhir ditujukan
pada interstitium diantara sel dan kapiler terminal. Tekanan mekanis dari luar akan
mengubah tekanan interstitial, aliran cairan interstitial, dan konsentrasi dari
molekul dan ion. Tekanan ini juga mempengaruhi transport nutrisi ke dalam sel
yang dimana sel berfungsi sebagai drainase limfatik produk buangan metabolisme
tubuh (Bouten, Carlijn V.C.1996). Daerah yang paling sering terjadi ulkus
dekubitus adalah sakrum, tumit, tuberosita ischial, trochanter major dan malleolus
lateral.Berikut gambar 2.2.1 lokasi yang paling sering terjadi ulkus dekubitus
Gambar 2.1 Lokasi dan Persentase Ulkus Dekubitus. 1: studi Yeoman dan Hardy,
2: studi Dansereaou
2.1.3 Epidemiologi
Epidemiologi ulkus decubitus bervariasi di beberapa tempat, insiden
berkisar antara 0,4% - 38% di unit perawatan akut, 2,2 % - 23,9% di unit long term
3
spontan didapatkan terbatas, contohnya karena pengaruh obat yang ada efek
mengantuk/sedasi, patah tulang, sakit parah, multiple sclerosis, paraplegia,
hemiplegia, dan polyneuropathy. Sedangkan pada faktor resiko sekunder, meliputi
tidak cukupnya aliran darah ke kulit, demam, inkontinesia, keadaan umum yang
lemah, dan penuaan fisiologis pada kulit (Hartmann AG,2008).
Berikut tabel pembagianfactor resiko dari ulkus decubitus.
Aging skin
− Elastisitas menurun
− Aliran darah kulit menurun
− Perubahab pH kulit
− Flattening of rete ridges
− Hilangnya lemak subkutan
− Aliran darah dermal-epidermal
menurun
Sedangkan menurut Braden dan Bergstrom (1987) dalam Handayani (2010) faktor
– faktor yang berhubungan dengan resiko terjadinya ulkus decubitus diuraikan
sebagai berikut :
2.1.4.1 Faktor Tekanan
Efek patologis tekanan yang berlebihan dihubungkan dengan intensitas tekanan
dan
durasi tekanan
2.1.4.1.1 Intensitas Tekanan
Intensitas tekanan menggambarkan besarnya tekanan antar muka
kulit bagian luar dengan permukaan matras. Jika tekanan antar muka
melebihi tekanan kapiler maka pembuluh kapiler akan kolaps dan
selanjutnya jaringan akan hipoksia dan iskemi. Tekanan kapiler rata – rata
diperkirakan 32 mmHg di arteriol, 30 – 40 mmHg di akhir arteri, 25 mmHg
di pertengahan arteri, 12 mmHg di vena, dan 10-14 mmHg di bagian akhir
vena. Lindan (1961) dalam Bryant (2007) mengukur tekanan antar muka
laki – laki dewasa sehat dalam posisi supine, prone, sidelying dan duduk di
atas bed percobaan mendapatkan data tekanan antar muka antara 10 0 100
mmHg. Tekanan antar muka 300 mmHg ditemukan pada posisi duduk tanpa
alas kursi (Kosiak dalam Bryant, 2000). Pada individu sehat, tekanan antar
muka tidak selalu akan mengakibatkan hipoksia karena individu sehat
mempunyai kemampuan mengenali sensasi dengan baik sehingga mampu
berpindah posisi ketika merasa tidak nyaman, tapi pada individu yang tidak
mampu mengenali sensasi ataupun tidak mampu berpindah posisi dengan
sendirinya tekanan antar muka akan berisiko mengakibatkan hipoksia.
6
1. Tipe normal
2. Tipe arteriosklerotik
3. Tipe terminal
Ulkus dekubitus tipe normal, mempunyai beda temperatur sampai dibawah
lebih kurang 2,5℃ dibandingkan kulit sekitarnya dan akan sembuh dalam
perawatan sekitar 6 minggu. Ulkus ini terjadi karena iskemia jaringan setempat
akibat tekanan, tetapi aliran darah dan pembuluh – pembuluh darah sebenarnya
baik.Ulkus dekubitus tipe arteriosklerotik, mempunyai beda temperatur kurang dari
1℃ antara daerah ulkus dengan kullit sekitarnya. Keadaan ini menunjukkan
gangguan aliran darah akibat penyakit pada pembuluh darah (arterosklerotik) ikut
berperan untuk terjadinya decubitus disamping faktor tekanan. Dengan perawatan,
ulkus ini diharapkan sembuh dalam 16 minggu.Sedangkan untuk ulkus dekubitus
tipe terminal terjadi pada penderita yang akan meninggal dan tidak dapat
menyembuh (Nuralaila, dr. Gadis,2006).
TEKANAN
Hipoksia jaringan
Pallor
ULKUS DEKUBITUS
Perfusi buruk
Kondisi Fisik
Baik 4
Lumayan 3
Buruk 2
Sangat buruk 1
Kesadaran
Kompos mentis 4
Apatis 3
Sopor 2
Stupor/koma 1
Aktivitas
Ambulan 4
Ambulan dengan bantuan 3
Hanya bisa duduk 2
Tiduran 1
Mobilitas
Bergerak bebas 4
Sedikit terbatas 3
Sangat terbatas 2
Tidak bisa bergerak 1
Inkontinensia
Tidak 4
Kadang-kadang 3
Sering inkontinensi urin 2
Inkontinensia urin dan alvi 1
Keterangan :
Skor ≥ 14:: resiko sangat kecil, Skor 12-13 : resiko sedang, Skor ≤ 12 : resiko
50 kali lebih besar
terjangkaunya fasilitas pelayanan kesehatan juga merupakan hal yang penting pada
penilaian awal pasien dan mungkin akan berdampak pada rencana terapi. Adanya
ulkus dekubitus dapat menunjukkan pasien tidak dapat menjangkau fasilitas
pelayanan kesehatan. Pasien tersebut mungkin memerlukan pelayanan perawatan
atau tenaga kesehatan perlu pelatihan. Pasien dengan gangguan komunikasi dan
sensorik lebih rentan terjadi ulkus dekubitus karena meraka tidak merasakan nyeri
atau mereka menyatakan tidak merasa nyaman dengan cara tidak khas (Bluestein D
dan Javaheri A,2008).
Penilainya ulkus dekubitus juga melihat jumlah, lokasi dan ukuran
(panjang,lebar dan kedalaman) dan menilai adanya eksudat, bau, saluran sinus,
nekrosis, eskar formation, tunneling, undermining, infeksi, penyembuhan
(granulation and epithelialization) dan tepi luka. Stadium tersebut bisa sulit
ditentukan sampai pengelupasan kulit dan eschar di lepaskan dari dasar luka.
Paling penting adalah menentukan stadium ulkus dekubitus, menurut National
Pressure Ulcer Advisory Panel’s staging system (NPUAP) ada 6 stadium ulkus
dekubitus seperti terlihat pada tabel 2.4
Stadium 2
Reaksi lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis
hingga lapisan lemak subkutan. Tampak sebagai ulkus yang
dangkal, tepi jelas dan perubahan warna pigmen kulit
Stadium 3
Ulkus lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan,
menggaung dan berbatasan dengan fascia otot
13
Stadium 4
Perluasan ulkus menembus otot sehingga tampak tulang di
dasar ulkus serta dapat mengakibatkan infeksi pada tulang
dan sendi
Unstageable
Dasar ulkus tertutup lapisan berwarna kuning, coklat, abu-
abu atau hijau
ulkus dan karakteristik dressing.Berikut adalah tabel pilihan berbagai jenis dressing
untuk ulkus dekibitus (Ichwani, 2011).
gauze
dressing
Iodine Broad Daily to Has May damage Specifically not
solution wet spectrum four times antimicrobial healthy tissue recommended by
gauze antiseptic daily activity some experts due
dressing to potential
toxicity
fibroblasts
(Ichwani, 2011)
Pemberian antibiotika pada penderita ulkus dekubitus stadium tertentu juga
diperlukan.Khususnya antibiotika topikal jika didapatkan koloni bakteri sangat
banyak namun penggunaan rutin secara umum tidak direkomendasikan.Pemberian
antibiotika sistemik hanya diindiksikan pada pasien dengan sepsis, selulitis dan
osteomyelitis. Pemberian antibiotika awal berspektrum luas untuk kuman gram –
positif dan negative serta anaerob dapat diberikan sambil menunggu hasil kultur.
Ampicilin-sulbactam, imipenem, meropenem, tikarsilin klavunat, piperasilin
tazobactan, serta kombinasi klindamisin dengan siprofloksasin atau aminoglikosida
merupakan pilihan yang sesuai untuk terapi inisial (Ichwani, 2011).
Tetapi, kompres ini tidak berfungsi baik pada pasien dengan diaforesis dan
eksudat yang banyak.
Beberapa kategori untuk kompres dan topikal yang dapat digunakan adalah
antimikrobial, moisturizer, emollient, topical circulatory stimulant, kompres
semipermiabel, kompres kalsium alginate, kompres hidrokoloid dan hidrogel,
penyerap eksudat, kompres dari basah/lembab ke kering dan ezim dan cairan
atau gel pembentuk film.
DAFTAR PUSTAKA