Biaya
Overhead
Alokasi biaya overhead tertentu untuk barang yang diproduksi diperlukan aturan/standar
akuntansi. Dalam beberapa bisnis, jumlah overhead yang akan dialokasikan secara substansial
lebih besar dari biaya langsung produksi barang, sehingga metode alokasi biaya overhead
menjadi sangat penting untuk diperhatikan.
Ada dua jenis overhead, yaitu overhead administrasi dan overhead pabrik. Overhead administrasi
meliputi biaya-biaya yang tidak terlibat dalam pengembangan atau produksi barang atau jasa,
seperti biaya administrasi front office dan penjualan; biaya ini pada dasarnya adalah semua biaya
overhead yang tidak termasuk dalam overhead pabrik. Sedangkan biaya overhead pabrik adalah
semua biaya yang timbul dari proses kegiatan yang terjadi di pabrik, selain biaya produksi
langsung.
Anda perlu mengalokasikan biaya overhead pabrik untuk setiap item persediaan yang
diklasifikasikan sebagai barang dalam proses atau barang jadi. Overhead tidak dialokasikan
untuk bahan baku persediaan, karena operasi pabrik yang menimbulkan biaya overhead hanya
berdampak pada persediaan barang setengah jadi(barang dalam proses) dan persediaan barang
jadi.
Perhitungan Overhead
Prosedur untuk mengalokasikan overhead yaitu dengan mengumpulkan semua biaya overhead
pabrik menjadi satu atau lebih ke dalam kumpulan biaya, kemudian menggunakan ukuran
aktivitas untuk membagi biaya overhead di kumpulan biaya dengan persediaan. Dengan
demikian, rumus alokasi overhead:
kumpulan biaya overhead / Jumlah ukuran aktivitas = alokasi Overhead per unit
Anda dapat mengalokasikan biaya overhead dengan ukuran apapun yang masuk akal, asalkan
diterapkan secara konsisten di seluruh periode pelaporan. Dasar umum alokasi yaitu jam tenaga
kerja langsung yang dibebankan terhadap produk, atau jumlah jam mesin yang digunakan selama
produksi suatu produk. Jumlah alokasi biaya per unit dikenal sebagai rate biaya overhead.
Rate biaya overhead dapat dinyatakan sebagai proporsi, jika pembilang dan penyebut dinyatakan
dalam satuan mata uang (misal: dolar). Sebagai contoh, Perusahaan XYZ memiliki total biaya
tidak langsung sebesar $ 100.000 dan memutuskan untuk menggunakan biaya tenaga kerja
langsung sebagai ukuran alokasi. XYZ mengakui beban $ 50.000 dari biaya tenaga kerja
langsung, sehingga tingkat biaya overhead dihitung sebagai berikut:
Atau, jika penyebut tidak dalam dolar, maka rate overhead dinyatakan sebagai biaya per unit
alokasi. Sebagai contoh, Perusahaan XYZ memutuskan untuk mengubah ukuran alokasi yaitu
dengan jam waktu mesin yang digunakan. XYZ memiliki 10.000 jam waktu penggunaan mesin,
sehingga tingkat overhead sekarang dihitung sebagai berikut:
Jika dasar alokasi tidak menampilkan secara tepat untuk beberapa jenis biaya overhead, mungkin
lebih masuk akal membagi biaya overhead menjadi dua atau lebih dalam kumpulan biaya
overhead, dan mengalokasikan setiap kumpulan biaya dengan menggunakan dasar yang berbeda
dari alokasi. Sebagai contoh, jika biaya gudang yang lebih tepat dialokasikan berdasarkan ukuran
luas dikonsumsi oleh berbagai produk, maka biaya toko gudang dapat dialokasikan berdasarkan
luasan tanah (persegi) yang digunakan.
Dengan demikian, sejauh ini kita telah mengasumsikan bahwa hanya biaya overhead aktual yang
terjadi dialokasikan. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk membuat rate overhead standar
yang akan Anda gunakan secara berkelanjutan untuk beberapa periode pelaporan ke depan,
berdasarkan harapan jangka panjang tentang berapa banyak biaya overhead akan terjadi dan
berapa unit yang akan diproduksi.
Jika perbedaan antara biaya overhead aktual yang terjadi dan biaya overhead yang dialokasikan
adalah kecil(tidak material), Anda dapat mengalokasikan perbedaan tersebut ke dalam harga
pokok penjualan. Jika jumlahnya material, maka Anda bisa mengalokasikan perbedaan tersebut
ke dalam dua hal, harga pokok penjualan dan persediaan.
PT. KARS sedang menyusun laporan laba rugi dan anggaran variabel untuk bulan Desember
20XX. Berikut ini adalah data yang tersedia dari PT. KARS:
Untuk membuat 1 unit produk diperlukan 2kg bahan mentah senilai Rp 500/kg
Setiap unit produk dikerjakan oleh tenaga kerja langsung selama 4 JKL (DLH) dengan
tariff @Rp 150 per JKL
BOP bulanan dalam range 60.000 sampai dengan 80.000, adalah sebagai berikut:
Biaya pemasaran bulan November 20XX sebesar Rp 25.000.000,- dan pada bulan
Desember diprediksi naik sebesar 20% nya.
Biaya Administarsi dan Umum pada bulan Desember diperkirakan manajemen
perusahaan sebesar Rp 25.000.000
Untuk kegiatan operasional, manajemen perusahaan meminjam uang dari bank dengan
bunga sebesar Rp 2.500.000,- setiap bulan dalam jumlah tetap
Perusahaan ini termasuk badan usaha yang dikenai pajak penghasilan dengan rate 20%
Jawab
Langkah 1.
Membuat fungsi matematis untuk item biaya non BOP dengan format Matematis sebagai berikut:
Y=a+bX
dimana Y adalah jumlah biaya dan X adalah volume kegiatan
Jenis Biaya
Bahan Baku = VC/unit = SUR (2kg) @Rp 500,-/Kg = Rp 1.000,-
TKL = VC/unit = SUR (4 JKL) @Rp 150,-/JKL = Rp 600,-
BOP = VC/unit = Rp 150,- dan Fc = Rp 13.000.000,-
Pemasaran = FC = 120% x Rp 25.000.000,- = Rp 30.000.000,-
Adm & Umum = FC = Rp 25.000.000,-
Operasi = FC = Rp 25.000.000,-
Total biaya = VC/unit = Rp 950,- FC = Rp 93.000.000
Dengan melihat perilaku dan karakteristik tiap-tiap item biaya maka bisa dibuat persamaan
matematisnya. Persamaan Matematis yang dibentuk adalah sebagai berikut :
Biaya Bahan Baku Y1 = 0 + 1000 X
Biaya TKL Y2 = 0 + 600 X
BOP Y3 = 13.000.000 + 150 X
Pemasaran Y4 = 30.000.000 + 0 X
Admn dan Umum Y5 = 25.000.000 + 0 X
Operasi Y6 = 25.000.000 + 0 X
Selanjutnya dapat dihitung Total Biaya yang dianggarkan untuk seluruh item biaya pada Range
X= 65.000 dan pada X = 75.000
Langkah 2.
Memisahkan komponen Biaya tetap dan biaya variabel pada BOP misalnya dengan metode titik
tertinggi terendah:
a) Biaya Bahan Penolong
Komponen Biaya Variabel
VC/unit = Rp 1.000.000,- / 20.000 unit = Rp 50/unit
Persamaan ;
Y Biaya Bahan Penolong = 0 + 50X
b) Biaya Listrik
Komponen Biaya Variabel
c) Biaya Depresiasi
Komponen Biaya Variabel
Persamaan
Y Biaya Depresiasi = 4.000.000 + 0X
d) Biaya Gaji
Komponen Biaya Variabel
VC/unit = Rp 0,- / 20.000 unit = Rp 0/unit
Persamaan :
Y Biaya Gaji : 6.200.000 + 0
e) Biaya Asuransi
Komponen Biaya Variabel
Dengan demikian secara ringkas persamaan matematis yang dibentuk untuk anggaran variabel
BOP adalah sbb :
Biaya Bahan Penolong Y1 = 0 + 50 X
Biaya Listrik Y2 = 1.500.000 + 75 X
Biaya Depresiasi Y3 = 4.000.000 + 0 X
Biaya Gaji Y4 = 6.200.000 + 0 X
Biaya Asuransi Y5 = 1.300.000 + 25 X (+)
Total BOP Y = 13.000.000 + 150 X
Dari perhitungan di atas, selanjutnya jawaban dari semua pertanyaan dari kasus adalah sbb:
Pemasaran Y4 = 30.000.000 + 0 X
Admn dan Umum Y5 = 25.000.000 + 0 X
Operasi Y6 = 25.000.000 + 0 X
Dalam penyusunan biaya variabel, dikenal tiga macam bentuk penyajian yang dapat
digunakan. Bentuk-bentuk tersebut adalah bentuk formula, bentuk grafis dan bentuk table. Dari
masing-masing bentuk tersebut terdapat kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga
penggunaan masing-masing bentuk akan sangat tergantung pada keadaan serta keputusan dari
pimpinan perusahaan yang bersangkutan. Namun dalam perjalanannya bentuk tabel lebih banyak
dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan karena bentuk ini yang paling mudah dibaca.
A. Bentuk Formula
Bentuk formula atau bentuk rumus adalah cara penyajian anggaran variabel dengan
memperlihatkan hubungan matematis antara jumlah biaya dengan kapasitas yang dipergunakan.
Bentuk umum dari bentuk formula tersebut adalah sebagai berikut:
dimana,
Y = jumlah biaya
a = komponen biaya tetap per periode
b = komponen biaya variabel per unit
X = unit kegiatan yang dilakukan
Penyajian anggaran variabel dengan bentuk formula ini sangat singkat, namun diperlukan
ketelitian dan ketekunan untuk dapat membacanya. Hal ini disebabkan oleh karena jumlah biaya
yang sesungguhnya terjadi tidak disajikan secara eksplisit melainkan harus diperhitungkan
kembali berdasarkan rumus yang disajikan tersebut.
B. Bentuk Grafik
Sesuai dengan namanya maka anggaran variabel yang satu ini akan disajikan dengan grafik
sesuai dengan data yang ada. Anggaran variabel yang ditampilkan dengan bentuk grafik dipakai
sebagai pelengkap kedua bentuk sebelumnya. Dapat digambarkan dalam bentuk grafik secara
jelas antara output dengan biaya yang terjadi pada berbagai tingkat output.
C. Bentuk Tabel
Penyajian anggaran variabel dengan bentuk tabel lebih mudah dibaca dibandingkan dengan
kedua bentuk lainnya. Setiap biaya yang timbul dalam suatu tingkat kapasitas tertentu akan
diperlihatkan jumlahnya. Namun karena semakin banyak tingkat kapasitas yang diperlihatkan
maka akan semakin banyak kolom yang harus disediakan. Sehingga pada umumnya anggaran
variabel dalam bentuk tabel akan disajikan dalam kelipatan kapasitas tertentu dari kisar relevan
yang ada.
Disamping kemudahannya membaca anggaran variabel dengan bentuk tabel, terdapat pula
kelemahannya penyajian dengan cara ini. Apabila setiap kapasitas yang ada akan diberikan satu
kolom, maka anggaran variabel tersebut akan mempunyai kolom yang sangat banyak sehingga
nantinya akan sulit dibaca. Sebaliknya apabila kelipatan kapasitas yang disajikan terlalu besar,
maka manjemen perusahaan akan kesulitan dalam mengetahui jumlah biaya ataupun pendapatan
pada kapasitas yang disajikan tersebut. Oleh karena itu, dalam menentukan kelipatan kapasitas
ini, manajemen perusahaan perlu untuk mempertimbangkan kapasitas-kapasitas yang lebih
sering dipergunakan didalam perusahaan. Sehingga di dalam kapasitas-kapasitas tersebut dapat
diketahui besarnya pendapatan, biaya dan keuntungan dengan mudah.
Jenis biaya-biaya yang Masuk Kategori Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Oleh Hendra Poerwanto
Beberapa jenis biaya yang dikategorikan sebagai BOP diantaranya sebagai berikut:
1. Biaya bahan mentah tidak langsung (bahan penolong)
Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang
meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan
harga pokok produksi tersebut.
6. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai
Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi
yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya
Oleh karena begitu banyaknya jenis biaya-biaya yang terjadi di dalam pabrik, maka
memerlukan perhatian khusus. Untuk merencanakan besarnya dana yang harus dianggarkan
untuk anggaran biaya overhead pabrik, terdapat dua masalah pokok yang perlu perhatian
khusus yakni penanggungjawab perencanaan biaya.
Atas dasar prinsip inilah dikenal dengan adanya pembagian struktur organisasi menjadi
departemen produksi dan departemen jasa untuk kegiatan yang dilakukan di pabrik.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diklasifikasikan dua jenis biaya overhead pabrik,
sesuai tanggung jawab masing-masing departemen (bagian) yakni: