Anda di halaman 1dari 52

Modul Penganggaran 7

Penyusunan Anggaran Variabel dan Anggaran


Resume BMP
EKMA4570 Modul 1-9
Tetap
Padlah Riyadi. SE, AK, CA.

Tinjauan Umum Modul 7


Secara umum, Modul 7 akan membahas tentang penyusunan anggaran variabel dan anggar
an tetap perusahaan industri, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa.
Modul 7 terdiri dari dua kegiatan belajar:
Kegiatan Belajar 1 Penyusunan Anggaran Perusahaan Industri;
Kegiatan Belajar 2 Penyusunan Anggaran Perusahaan Dagang;
Kegiatan Belajar 3 Penyusunan Anggaran Perusahaan Jasa.
Setelah mempelajari Modul 7, diharapkan mampu:
Menjelaskan penyusunan anggaran tetap dan variabel perusahaan industri;
Menjelaskan penyusunan anggaran tetap dan variabel perusahaan dagang;
Menjelaskan penyusunan anggaran tetap dan variabel perusahaan jasa;
Menjelaskan analisis selisih anggaran bank.

Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Data ilustrasi:
1. Rencana Jualan
Daerah A

Produk X
Produk Y

208000 unit
111600 unit
319600 unit

Daerah B

Produk X
Produk Y

Rencana Jualan

320000 unit
168400 unit
488400 unit
808000 unit

Harga Jual per produk Produk X = Rp 9.9; Y = Rp 16.5.


2. Anggaran Sediaan Produk Jadi

Harga Pokok Produk X = Rp 441.700; Y = Rp 527.000.

Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Data ilustrasi:
3. Anggaran Sediaan Produk dalam Proses

Harga pokok sediaan produk dalam proses:

Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Data ilustrasi:
4. Anggaran Sediaan Bahan Baku

Harga pokok sediaan bahan baku:

Standar bahan baku dipakai:

Harga bahan baku per unit A = Rp 0.6; B = Rp 1.7; C = Rp 1.


5

Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Data ilustrasi:
5. Standar Upah
Upah per jam pada Departemen I = Rp 10; II = Rp 8
Jam Kerja:

6.

Standar Biaya Overhead Pabrik


Produk X memerlukan BOP Rp 1.9; Y = Rp 3.24
7. Beban Usaha:
Beban Jualan
= Rp 1.190.000
Beban Administrasi dan Umum = Rp 695.000
8. Dapatan Bunga Setahun
= Rp
98.000
Beban Bunga Setahun
= Rp
90.000
9. Saldo Kas Awal
= Rp 600.000
Modal Saham = Rp 1.200.000
Laba Ditahan Awal
= Rp 674.794
10. Seluruh produk yang dijual dan dibeli dilakukan secara tunai pada periode yang bersangkutan.
6

Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
1. Anggaran Jualan:

2. Anggaran Produk:

Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
Perhitungan Unit Ekuivalen Metode FIFO

Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
3. Anggaran Biaya Bahan Baku dan Belian Bahan Baku:

4. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
Perhitungan Harga Pokok Produk per Unit:

10

Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
Perhitungan Sediaan Produk Jadi Akhir:

Perhitungan Sediaan Produk dalam Proses Akhir:

Perhitungan Biaya Overhead Pabrik

11

Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
5. Anggaran Harga Pokok Jualan:

12

Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
6. Anggaran Rugi-Laba:

13

Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Keuangan
1. Anggaran Kas:

14

Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Keuangan
2. Anggaran Neraca:

15

Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perbedaan metode penentuan penuh dengan metode penentuan harga pokok variabel
Kelemahan metode penentuan harga pokok variabel:

Biaya variabel dan biaya tetap dalam kenyataannya sul


it dipisahkan secara tepat, karena masih terdapat biay
a semi-varibel;

Dalam kenyataannya biaya variabel per unit dalam


suatu periode mudah berubah, sedangkan syarat
berlakunya analisis penentuan harga pokok variabel a
ntara lain biaya variabel per unit tidak berubah
selama periode analisis;

Penentuan harga pokok variabel tidak dapat diguna-k


an untuk laporan pihak eksternal.
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dalam kisa
ran volume kegiatan tertentu, tetapi biaya per unit
berubah bila volume kegiatan berubah.
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah seba
nding dengan perubahan volume kegiatan, tetapi
biaya per unit tidak berubah walaupun volume kegiatan b
erubah.
16

Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Metode pemisahan biaya semi-variabel.
Biaya semi-variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah tidak sebanding dengan perubaha
n
volume kegiatan. Biaya semi-variabel mempunyai unsur biaya variabel dan unsur biaya tetap
sehingga sering disebut biaya campuran (mixed cost).
Ada beberapa metode pemisahan biaya semi-variabel, di antaranya: Metode perkiraan langsu
ng, Metode biaya berjaga, Metode korelasi, dan Metode titik tertinggi dan terrendah.
Metode perkiraan langsung
Metode ini dipergunakan apabila perusahaan tidak mempunyai data historis (baru berdiri) at
au
mempunyai data historis namun tidak dapat digunakan, misalnya karena datanya kurang.
Dengan demikian, pemisahan biaya semi-variabel menjadi biaya variabel dan biaya tetap dilak
u-kan oleh orang yang ahli (berpengalaman) dengan metode perkiraan.

17

Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Metode pemisahan biaya semi-variabel:
Metode biaya berjaga
Misalkan biaya listrik pabrik selama satu tahun adalah Rp 3.500.000 dan digunakan untuk
penerangan dan juga untuk menggerakkan mesin dan peralatan pabrik.
Biaya listrik untuk penerangan pabrik merupakan biaya tetap sedangkan biaya listrik untuk
menggerakkan mesin dan peralatan pabrik merupakan biaya variabel.
Anggaplah selama satu tahun mesin dan peralatan dipakai selama 2.500 jam dan dihasilkan
1.000 unit produk. Apabila mesin dan peralatan pabrik tidak dijalankan selama satu tahun,
perusahaan akan membayar listrik Rp 2.000.000 (merupakan biaya tetap). Maka, biaya variab
el adalah Rp 1.500.000.
Biaya variabel per unit produk = Rp 1.500.000 / 10.000 produk = Rp 150
Biaya variabel per jam = Rp 1.500.000 / 2.500 jam = Rp 600

18

Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Metode pemisahan biaya semi-variabel:
Metode korelasi
1. Secara grafik
Biaya pemeliharaan mesin tiap bulan selama enam bulan adalah sebagai berikut:
Titik A = Biaya tetap = Rp 300
Biaya variabel pemeliharaan mesi
n selama 100 jam:
= Jam mesin Biaya tetap
= Rp 1300 Rp 300
= Rp 1.000

19

Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Metode pemisahan biaya semi-variabel:
Metode korelasi
2. Secara matematis
Biaya pemeliharaan mesin tiap bulan selama enam bulan adalah sebagai berikut:

Y a bX
n XY X Y
b
n X X
2

Y b X
n

Y = Jumlah biaya semi-variabel


a = Jumlah biaya tetap per periode
X = Jam mesinb = Jumlah biaya variabel per unit
Bila jam mesin = 100, maka biaya semi variabel (Y) = Rp 300 + Rp 10 (100) = Rp 1.300,0
0
20

Manufacturing Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Metode pemisahan biaya semi-variabel:
Metode titik tertinggi dan terrendah
Untuk memisahkan biaya semi-variabel menjadi biaya variabel dan biaya tetap menggunakan
metode ini, dilakukan dengan cara mencari selisih antara tingkat biaya dan satuan tertinggi
dengan tingkat tertinggi dan satuan terrendah.
Misalkan biaya semi-variabel pemeliharaan mesin pada tingkat kegiatan tertinggi sebulan 100
jam mesin langsung dengan biaya pemeliaraan mesin Rp 1.300. Pada tingkat kegiatan terren
dah sebulan 30 jam mesin langsung dengan biaya pemeliharaan Rp 600.

Biaya pemeliharaan mesin per jam = Rp 700 : 70 jam = Rp 10


Biaya tetap pemeliharaan mesin = Rp 600 (30 Rp 10) = Rp 300

21

Manufacturing Company
Manfaat penentuan harga pokok variabel dalam pengambilan keputusan:
1. Keputusan untuk melayani pesanan khusus atau tidak;
2. Keputusan meningkatkan produk tertentu;

22

Manufacturing Company
Manfaat penentuan harga pokok variabel sebagai alat perencanaan laba
Perencanaan laba dalam anggaran variabel menggunakan metode penentuan harga pokok
variabel sangat bermanfaat dalam pembuatan anggaran jangka pendek.
Data Ilustrasi:

Jualan Biaya tetap Biaya variabel Laba


Rp 5.530 Rp 2.350.000 Rp 3.530 0
Rp 2.000 Rp 2.350.000
BEP Rp 2.350.000 / Rp 2.000 1.175 unit
BEP = 1.175 unit artinya bila perusahaan menjual dalam satu triwulan sebanyak 1.175 unit,
maka perusahaan tidak untung dan tidak rugi (impas) atau dalam keadaan BEP (break even
point).
Bila perusahaan menjual di bawah 1.175 unit, maka perusahaan akan rugi, dan bila perusaha
an
menjual di atas 1.175 unit, maka perusahaan akan untung.

23

Manufacturing Company
Manfaat penentuan harga pokok variabel sebagai alat perencanaan laba

24

Trading Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Data Ilustrasi:

Syarat pembayaran:
50% dibayar pada bulan jualan;
40% dibayar satu bulan setelah bulan jualan;
9% dibayar dua bulan setelah bulan jualan;
1% ditaksir tidak tertagih
Harga pokok jualan yang diinginkan 65% dari anggaran jualan.
Sediaan barang dagangan akhir pada bulan bersangkutan direncanakan 65% dan jualan bulan akan datang
setelah ditambah 50% dari jualan dua bulan berikutnya.
Belian dibayar lunas bulan berikutnya.
Beban jualan dan administrasi variabel 10% dari dapatan jualan bulan bersangkutan, kecuali beban piutang tak tertagih. Beb
an penjualan dan administrasi tetap Rp 25.000 per bulan dan biaya depresiasi Rp 6.000 per bulan
dan dibayarkan tunai pada bulan bersangkutan.
Manajemen menghendaki kas mininum Rp 60.000 yang dimulai dari bulan Januari. Untuk menambah kas awal tahun sebesa
r
Rp
50.000
menjadi
Rp
60.000,
perusahaan
bermaksud
meminjam
uang
di
bank
sebesar
Rp 10.000 pada awal tahun dan akan dilunasi pada akhir bulan ketiga. Bunga pinjaman bank 12% setahun dari pokok pinja
man yang dibayar pada akhir triwulan.

25

Trading Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
1. Anggaran Jualan

2. Anggaran Belian

26

Trading Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Operasional
3. Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi

4. Anggaran Rugi-Laba

27

Trading Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Keuangan
1. Anggaran Kas

28

Trading Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Anggaran Keuangan
2. Anggaran Neraca

29

Trading Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Data Ilustrasi:

30

Trading Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Anggaran Variabel Rugi-Laba

31

Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Perbankan
Data Ilustrasi:

Bunga simpanan giro 4%/tahun; Bunga simpanan tabungan 14%/tahun; Bunga simpanan deposito 12%/ta
hun; Bunga kewajiban segera lainnya 10%/tahun.
Bunga kredit modal 24%/tahun; Bunga kredit konsumsi 18%/tahun; Bunga kredit investasi 20%/
tahun;
Simpanan masyarakat di bank berupa simpanan giro, tabungan, dan deposito ditaksir meningkat
10% dari tahun lalu. Peningkatan ini digunakan untuk peningkatan pemberian kredit dengan
alokasi: (i) Peningkatan simpanan giro untuk kredit modal kerja; (ii) Peningkatan simpanan tabung-an untuk
kredit konsumsi; (iii) Peningkatan simpanan deposito untuk kredit investasi.
Pajak hasilan 10% dan bunga dibayar periode bersangkutan;
Aktiva tetap disusut 10% dan bunga dari nilai bersih (nilai buku);
Beban usaha lainnya ditaksir Rp 3.570 dibayar tunai setahun.
32

Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Perbankan
Anggaran Rugi-Laba

33

Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Perbankan
Anggaran Neraca

34

Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Taksi
Data Ilustrasi:

Dapatan taksi dianggarkan 100% tunai bulan Januari Rp 10.000; Februari Rp 11.000; Ma
ret Rp 12.000;
Bahan bakar ditaksir 25% dari dapatan taksi bulan bersangkutan. Komisi sopir 10% dari
dapatan taksi bulan bersangkutan. Bahan bakar dan komisi sopir dibayar pada bulan bersangkutan;
Beban usaha lainnya 100% tunai tiap bulan Rp 3.000 tidak termasuk penyusutan.
Penyusutan taksi tiap bulan Rp 1.000

35

Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Taksi
Anggaran Rugi-Laba

36

Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Taksi
Anggaran Keuangan
1. Anggaran Kas

2. Anggaran Neraca

37

Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Bioskop
Data Ilustrasi:

Alat disusut sebulan Rp 1.000;


Sehari tiga kali pertunjukan, harga tiket per orang Rp 10. Sekali pertunjukan ditaksir 50
penonton untuk bulan Januari, 60 penonton untuk bulan Februari, dan 70 penonton unt
uk
bulan Maret. Sebulan diasumsikan 30 hari dan tiket dibayar tunai;
Sewa film dibayar tunai dan setiap kali pertunjukan seharga Rp 250;
Beban pemeliharaan ditaksir 5% dari dapatan tontonan dan dibayar tunai;
Komisi penjualan tiket 10% dari dapatan tontonan dibayar tunai;
Beban usaha lainnya sebulan Rp 10.000 tunai.

38

Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Bioskop
Anggaran Operasional
1. Anggaran Dapatan

2. Anggaran beban Usaha

39

Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Bioskop
Anggaran Operasional
3. Anggaran Rugi-Laba

40

Service Company
Penyusunan Anggaran Tetap
Perusahaan Jasa Bioskop
Anggaran Keuangan
1. Anggaran Kas

2. Anggaran Neraca

41

Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Perbankan
Data Ilustrasi:
Bank menetapkan bunga kredit 20% setahun, bunga simpanan 10% setahun, dan biaya teta
p
setahun
sebesar
Rptetap
10.000.
Bunga kredit
Biaya
Bunga simpanan Laba
20%
10%

Rp 10.000 10% 0
Rp 10.000

BEP Rp 10.000 / 10% Rp 100.000

BEP = Rp 100.000 artinya bila bank dalam setahun memberikan kredit sebanyak Rp 100.000,
maka perusahaan tidak untung dan tidak rugi (impas) atau dalam keadaan BEP (break even
point).

42

Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Perbankan
Bila bank ingin memperoleh laba setahun Rp 1.000, maka bank harus memberikan kredit:
20% Rp 10.000 10% Rp 1.000
10% Rp 11.000
Kredit Rp 11.000 / 10% Rp 110.000
Bila bank ingin tahun pada pemberian kredit berapakah bank akan menderita rugi Rp 1.000:
20% Rp 10.000 10% Rp 1.000
10% Rp 9.000
Kredit Rp 9.000 / 10% Rp 90.000
Anggaran Variabel Rugi-Laba

43

Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Parkir
Data Ilustrasi:
Tarif parkir per mobil adalah Rp 4.200 dan sepeda motor adalah Rp 100.
Biaya tetap sebulan:

Biaya variabel per buah mobil berupa biaya komisi Rp 100;


Biaya variabel per buah sepeda motor berupa biaya komisi Rp 75;
Kapasitas untuk parkir mobil adalah 3.000 buah dan sepeda motor 2.000 buah.
Proporsi parkir:
Mobil
= 3.000/5.000 = 60%
Sepeda motor
= 2.000/5.000 = 40%
Margin kontribusi:
Mobil
= Rp 200 Rp 100 = Rp 100
Sepeda motor
= Rp 100 Rp 75 = Rp 25
44

Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Parkir
1. BEP
Rp 35.000
Rp 100 60% Rp 25 40%
500 mobil dan sepeda motor
Dengan demikian, yang harus diparkir adalah:
. Mobil
: 60% x 500 = 300 buah;
. Sepeda motor
: 40% x 500 = 200 buah.
Perhitungan rugi-laba:
BEP

45

Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Parkir
2. Laba Rp 7.000 sebulan
Rp 35.000 Rp 7.000
Rp 100 60% Rp 25 40%
600 mobil dan sepeda motor
Dengan demikian, yang harus diparkir adalah:
. Mobil
: 60% x 600 = 360 buah;
. Sepeda motor
: 40% x 600 = 240 buah.
Perhitungan rugi-laba:
Unit

46

Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Parkir
3. Anggaran variable laba-Rugi

47

Service Company
Penyusunan Anggaran Variabel
Perusahaan Jasa Parkir
4. Margin laba 20%
Biaya tetap Margin laba
Biaya variabel
1
Dapatan/unit
Rp 35.000 20%

Rp 100 Rp 75
1
Rp 200 Rp 100
Rp 35.000 0.2

0.41667
0.41667 - 0.2 Rp 35.000
0.21667 Rp 35.000
Rp 35.000
Dapatan
Rp 161.536
0.21667
Dapatan

Parkir:
Mobil
: Rp 107.691/Rp 200 = 538.45;
Sepeda motor
: Rp 53.845/Rp 100 =
538.45.
Perhitungan laba-rugi:

Dengan demikian, dapatan parkir adalah:


. Mobil
: 200/300 x Rp 161.536 = Rp 107.691;
. Sepeda motor
: 100/300 x Rp 161.536 = Rp 53.845.
48

Budget Variance Analysis


Apabila dapatan aktual lebih besar daripada dapatan yang dianggarkan, maka terjadi selisih l
aba (L), sebaliknya jika dapatan aktual kurang dari dapatan yang dianggarkan terjadi selisih r
ugi (R).
Jika biaya aktual lebih besar daripada biaya yang dianggarkan maka terjadi selisih rugi (R), seb
a-liknya jika biaya aktual kurang dari biaya yang dianggarkan terjadi selisih laba (L).
Realisasi Anggaran Rugi-Laba

49

Budget Variance Analysis


1. Analisis Selisih Kredit
Selisih volume kredit
= Tingkat bunga margin kontribusi anggaran x selisih volume kredit
= 10% x (Rp 110.000 Rp 120.000)
= Rp 1.000 (L)
2. Analisis Selisih Simpanan
Selisih volume simpanan
= Tingkat bunga simpanan anggaran x selisih volume simpanan
= 10% x (Rp 110.000 Rp 120.000)
= Rp 1.000 (R)
Selisih tingkat bunga simpanan = Volume simpanan aktual x selisih tingkat bunga simpanan
= Rp 120.000 x (10% - 11%)
= Rp 1.200 (R)
Selisih biaya bunga simpanan
= (Tingkat bunga simpanan anggaran x Volume simpanan
angaran) (Tingkat bunga simpanan aktual x Volume
simpanan aktual)
= (10% x Rp 110.000) (11% x Rp 120.000)
= Rp 11.000 Rp 13.200
= Rp 2.200 (R)

50

Budget Variance Analysis


Laporan Rugi-Laba Model Analisis Selisih Standar

51

Terima Kasih

52

Anda mungkin juga menyukai