0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
188 tayangan12 halaman
Dokumen membahas dua konsep biaya yaitu full costing dan variable costing. Full costing memperlakukan biaya tetap sebagai biaya produk sedangkan variable costing memperlakukannya sebagai biaya periode. Dokumen ini juga menganalisis hubungan antara biaya, kuantitas produksi, dan laba dengan asumsi bahwa seluruh biaya tetap adalah biaya periode.
Dokumen membahas dua konsep biaya yaitu full costing dan variable costing. Full costing memperlakukan biaya tetap sebagai biaya produk sedangkan variable costing memperlakukannya sebagai biaya periode. Dokumen ini juga menganalisis hubungan antara biaya, kuantitas produksi, dan laba dengan asumsi bahwa seluruh biaya tetap adalah biaya periode.
Dokumen membahas dua konsep biaya yaitu full costing dan variable costing. Full costing memperlakukan biaya tetap sebagai biaya produk sedangkan variable costing memperlakukannya sebagai biaya periode. Dokumen ini juga menganalisis hubungan antara biaya, kuantitas produksi, dan laba dengan asumsi bahwa seluruh biaya tetap adalah biaya periode.
HIKMAH BAJARAD 2 Macam alternatif sistem biaya yakni : 1. sistem biaya penuh 2. Sistem biaya variabel
. Perbedaan mendasar antara kedua metode
adalah dalam pelakuan terhadap biaya tetap (fixed cost), dimana dalam full costing biaya tetap diperlakukan sebagai biaya produk (product cost), sedangkan dalam variabel costing diperlakukan sebagai biaya periode. Contoh soal: Berikut ini adalah data produksi dan data keuangan Brawi Mfg, untuk bulan januari 20xx. Persediaan awal periode 0 (nihil) Produksi 10.000 unit Penjualan 8.000 unit dengan harga jual Rp. 300/unit Detail biaya tetap: BOP tetap Rp. 250.000 Biaya Administrasi dan penjualan Data biaya per unit produk jadi Item biaya Variable cost Full cost keterangan (Rp) (Rp) Bahan baku 50 50 B.Tenaga 100 100 kerja BOP variabel 50 50 BOP Tetap 25 Rp. 250.000/10.000= 25
Binus company Laporan rugi laba variable costing
Penjualan (8.000x Rp.300) Rp. 2.400.000
Dikurangi biaya variable: hpp variable Rp.1.600.000 b.penjualan & umum variable 80.000 1.680.000 Marjin kontribusi Rp 720.000 Dikurangi biaya tetap: BOP tetap Rp. 250.000 b.penjualan & umum tetap 150.000 350.000 Laba bersih Rp 420.000 Binus company Laporan rugi laba Absorvation costing
Penjualan Rp. 2.400.000
Dikurangi: Harga pokok penjualan 1.800.000 LABA KOTOR Rp. 600.000 Dikurangi: B Administrasi & umum 180.000 Laba bersih Rp 420.000
Rekonsilasi Laba Kedua Metode
laba bersih variable costing Rp. 370.000 BOP tetap tertanam pada persediaan akhir (2.000 unit x Rp.25) 50.000 Laba bersih Rp. 420.000 Ada 2 alasan utama tentang pertanyaan mengapa metode harga pokok variabel masih dipergunakan walaupun tidak diakui oleh PSAK? 1. Laba menurut absorption-costing dipengaruhi volume produksi, sedangkan variable-costing tidak demikian. 2. Variable costing lebih baik dalam memberi sinyal berkaitan dengan kinerja. ANALISIS BIAYA, KUANTITAS, DAN LABA Manajemen untuk merencanakan opereasi dalam jangka pendek, terutama untuk perencanaan: 1. Perhitungan titik impas 2. Target volume produksi 3. Solving un-know, terutama berkaitan dengan: Marjin kontribusi & Biaya tetap 4. Margin of safety Persamaan Laba
LABA OPERASI = PENJUALAN TOTAL BIAYA
= TR TC Dimana : TR = P . x TC = V . x + F Ket: P = price = harga per unit X X = jumlah / kuantitas output F = total fixed cost per periode V = average variable cost = Px [V.+F] = [P V ] x - F Contoh 1: Mencari BEP Brawi autos adalah dealer mobil suzuki karimun. Harga jual per unit $ 15.000 Adapun average variable cost adalah sebagai berikut: harga per unit suzuki karimun $ 12.3000 Biaya operasi dealer 100 Komisi penjualan 600 + Total $13.00
Adapun fixed cost per bulan adalah $30.000
Manajer mengharapkan BEP pada bulan pertama, maka berapa unit mobil yang terjual?
BEP adalah kondisi dimana = 0 (nihil)
= (p-v) x- f = 0 (p v ) x = F Rumus untuk mencari unit BEP X= F PV
X= 30.000 = 15 unit suzuki karimun
15.000 13.000 Hubungan antara biaya dengan kuantitas produksi serta keterkaitannya dengan laba usaha Perlu dikemukakan pula asumsi dari model CPV ini, yakni CPV model mengasumsikan bahwa SELURUH fixed cost adalah biaya periode dan tidak dialokasikan pada produk. Kesimpulan CPV konsisten dengan variable costing tapi tidak dengan full-costing
Bila manager menghendaki kenaikan laba
operasi maka ia dapat menempuh salah atau gabungan dari alternatif sebagai berikut : 1. Menaikkan harga penjualan 2. Menurunkan variabel cost per unit 3. Menurunkan fixed cost 4. Menaikkan volume penjualan