Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah : Penganggaran Perusahaan

Dosen : Alien Akmalia, SE, M.Sc


Materi : Pertemuan ke-12

ANALISA BREAK EVEN POINT

Analisa Break Even adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan
antara biaya tetap , Biaya Variabel, keuntungan dan volume aktivitas, sedangkan
Break Even Point menyatakan volume penjualan dimana toal penghasilan sama
besarnya dengan total biaya sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan
dan tidak menderita kerugian.

Asumsi dasar dalam Break Even


1. Biaya dapat diklasifikasikan kedalam komponen biaya variabel dan biaya tetap
2. Total biaya fariabel berubah secara proporsional dengan volume produksi atau
penjualan, sedangkan total biaya variabel per unit tetap konstan.
3. Total biaya tetap tidak mengalami perubahanmeskipun ada perubahan volume
produksi atau penjualan , sedangkan biaya tetap per unit akan berubah karena
adanya perubahan volume kegiatan
4. Harga jual per unit tidak akan berubah selama periode analisa
5. Perusahaan hanya membuat dan menjual satu jenis produk. Jika membuat dan
menjual lebih dari satu jenis produk , maka perbandingan penghasilan
penjualan antara masing-masing produk (disebut sebagai sales mix) akan tetap
konstan
6. Kapasitas produksi produksi pabrik relatif konstan
7. Harga faktor produksi relatif kontan
8. efisiensi produksi tidak berubah
9. Perubahan pada persediaan awal dan akhir jumlahnya tidak berarti
10. Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya

A. Beberapa Cara Penentuan Breakeven Point


1. Pendekatan grafik
2. Metode trial and Error
1
3. Pendekatan matematis

1. Pendekatan Grafik
Cara menentukan Breakeven Point dengan pendekatan grafik , Breakeven Point
terjadi pada titik persilangan antara garis penghasilan penjualan dan garis total
biaya.

2. Pendekatan Matematis
Cara menentukan Breakeven Point pendekatan matematis dengan menggunakan
rumus
BEP (unit ) = Total biaya tetap
Harga jual/unit - biaya variabel per unit

BEP (Rp) = Totak biaya tetap


1 - Total biaya variabel
Total hasil penjualan

Margin of Safety adalah batas keamanan yang menyatakan sampai seberapa


jauh volume penjualan yang dianggarkan boleh turun agar perusahaan tidak
menderita rugi atau batas maximum penurunan volume penjualan yang
dianggarkan , yang tidak mengakibatkan kerugian.

MS = Rencana penjualan – BEP x 100%


Rencana penjualan

B. Masalah Khusus Analisa Breakeven


1. Ada perubahan terhadap biaya atau harga jual
2. Bila perusahaan menjual dua macam produk
3. Bila jumlah yang dijual tidak sama dengan jumlah yang dihasilkan.
Untuk menyelesaikannya ada dua pendekatan:
 Dengan Metode full costing (biaya penuh)
Bagian produksi yang tidak tejual harus dibebani baik biaya variabel
maupun biaya tetap
 Dengan metode direct costing (biaya variabel)
Bagian produksi yang tidak terjual hanya dibebani dengan biaya variabel
saja, sedangkan biaya tetap produksi seluruhnya menjadi beban produksi
yang terjual

2
Disamping itu perbedaan antara kedua metode tersebut diatas adalah dalam
penyajian laporan rugi-laba, terutama dasar yang digunakan dalam klasifikasi
biaya. Pada laporan rugi-laba metode full costing biaya dikelompokkan
berdasarkan fungsi pokok yang ada dalam perusahaan, yaitu fungsi produksi,
pemasaran, administrasi dan umum. Sedangkan pada laporan rugi laba menurut
Variabel costing, biaya digolongkan berdasarkan perilakunya terhadap perubahan
volume kegiatan perusahaan
Pada perhitungan rugi laba metode full costing digunakan istilah laba kotor
(Gross Profit) yaitu kelebihan hasil penjualan dari harga pokok penjualan. Pada
perhitungan Rugi Laba metode Variabel costing dipergunakan istilah Marjin
Kontribusi, yaitu kelebihan hasil penjualan dari biaya-biaya variabel

FULL COSTING VARIABEL COSTING

TFC - x% (FC B. Prod) O TFC o


BEP
1- TVC - x%(TVC B. Prod) 1- TVC - x%(TVC B. prod)
(Rp)
TR yg terjual TR yg terjual
TFC - x% (FC B. Prod) TFC .
BEP
P/u - TVC - x%(TVC B. Prod) P/u - TVC - x%(TVC B. Prod)
(unit)
Unit yg terjual Unit yg terjual
Keterangan:
X% menunjukkan prosentase persediaan
X% = penjualan - produksi
penjualan
TFC = Total Fixed Cost
TVC = Total Variabel Cost
P/u = Harga per unit
TR = Total revenue

Biaya produksi (B. Prod)


BBB (V)
BTKL (V)
BOP (T)
BOP (V)

Biaya non produksi


Biaya administrasi (T)
Biaya administrasi(V)
Biaya penjualan (T)
Biaya penjualan (V)

Lap. Penjualan Penjualan xx


Laba – xx Biaya BBB xx
Rugi BBB xx BTKL xx
BTKL xx BOP V xx

3
BOP xx
Biaya produksi xx
B usaha V xx
Persediaan - xx
Biaya varaiabel xx
Biaya produksi yang terjual
Persediaan - xx
xx
Biaya variabel yang terjual xx
laba kotor
Kontribusi Margin xx
xx
BOP T -xx
biaya usaha xx
Biaya usaha T - xx
laba bersih
laba bersih xx
xx

Persd. dibebani BT & BV dibebani BV saja


Akhir % x FC B prod + % x VC B prod % x VC B prod

Contoh:

Perusahaan AbC mempunyai data sebagai berikut:


Budget produksi 30.000 unit
Budget penjualan @ Rp 6000
Budget biaya bahan baku @ Rp1500
Budget biaya tenaga kerja langsung @ 1200
Budget BOP disusun dalam formula 8.000.000+1000X
Budget biaya usaha 5.000.000 + 750 x

Berdasarkan data diatas:


1. Berapakah BEP dalam unit dan dalam Rp, jika penjualan 30.000 unit, gambarkan
dalam bentuk grafik
2. Jika penjualan 24.000 unit
a. Berapakah BEP dalam unit dan dalam Rp dengan menggunakan metode full
costing dan variabel costing
b. Berapakah nilai persediaan akhir dengan menggunakan metode full costing
dan variabel costing
c. Buatlah laporan R/L dengan menggunakan metode full costing dan variabel
costing

Jawab

1. BEP = . 8.000.000 + 5.000.000 .= 13.000.000 = 8387 unit


6.000 – (1500 + 1200 + 1000 + 750) 6.000 – 4450

4
Atau 8.387 unit x Rp 6.000 = Rp 50.322.000

BEP dalam bentuk grafik

BEP terjadi pada perpotongan TR (Total Revenue/total penerimaan) dan TC (Total


Cost)

BEP dalam unit dan Rp dengan metode full costing dan variable costing

BEP FULL COSTING BEP VARIABEL COSTING


BEP dalam rupiah    
BEP = 8000000+5000000- 20%(8000000) BEP = 8000000+5000000
  1- 129000000 - 20%(111000000)   1- 129000000 - 20%(111000000)
  144000000   144000000
      =
BEP dalam unit    
BEP = 8000000+5000000- 20%(8000000) BEP = 8000000+5000000
  6000 - 129000000 - 20%(111000000)   6000 - 129000000 - 20%(111000000)
  24000   24000

5
=   =  

Laboran R/L dengan menggunakan metode full costing dan variable costing
Prosentase persediaan = 30.000 – 24.000 = 20%
30.000
FULL COSTING
Penjualan 24000 X 6000   144000000
BBB 30000 X 1500 45000000  
BTKL 30000 X 1200 36000000  
BOP 8000000+(30000X1000) 38000000  
Biaya produksi   119000000  
Persediaan 20% X119000000 23800000  
Biaya produksi yang terjual     95200000
Laba kotor     48800000
Biaya penj dan adm 5000000+(24000X750)   23000000
EBIT     25800000

VARIABEL COSTING
Penjualan 24000 X 6000   144000000
BBB 30000 X 1500 45000000  
BTKL 30000 X 1200 36000000  
BOP V 30000 X 1000 30000000  
Biaya penj dan adm V 24000 X 750 18000000  
Biaya variabel   129000000  
Persediaan 20% X 111000000 22200000  
Biaya variabel yang terjual     106800000
Kontribusi margin     37200000
BOP T     8000000
Biaya penj dan adm T     5000000
EBIT     24200000

Nilai persediaan dengan menggunakan full costing dan var iable costing
Full costing Variabel costing

20% X119000000= 23800000 20% X 111000000=22200000

Anda mungkin juga menyukai