Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MANAJEMEN BIAYA

Nama : Dhuny Octavian Nim : 170301116 Kelas : IV B / Manajemen Sore

Contoh Soal Menghitung BEP Break Even Point 


Sebagai ilustrasi tentang analisis BEP ini, misalkan suatu perusahaan, PT. Jakarta,
mempunyai data sebagai berikut:

 Biaya total Rp. 2.000.000,-


 Biaya variabel per unit Rp. 60,-
 Harga jual per unit Rp. 100,-

Dengan mempergunakan formula BEP di muka, jumlah produk pada tingkat


BEP adalah:
o Q* = BT / (P – V)
o Q* = 2.000.000 / (100-60)
o Q* = 50.000 unit
o
Perhitungan BEP untuk tingkat penjualan dalam rupiah adalah:
o BEP = BT / (1 – V/P)
o BEP = 2.000.000 / (1 – 60/100)
o BEP = Rp. 5.000.000,-

Pada tingkat produksi dan penjualan sebesar 50.000 unit atau Rp. 5.000.000,- ini
perusahaan berada pada titik pulang pokok atau break even. Jika diinginkan
perusahaan mendapat laba, maka formulasi di atas dapat dimodifikasi dengan
menambahkan laba.

Misalkan perusahaan di atas ingin memperoleh laba sebesar Rp. 200.000,- maka
jumlah produksi yang diproduksi dan dijual adalah:

o Q* = (BT + Laba) / (P – V)
o Q* = 2.000.000 + 200.000 / 100 – 60
o Q* = 55.000 unit
Pada tingkat produksi dan penjualan sebesar 55.000 unit ini, perusahaan akan
memperoleh laba sebesar Rp. 200.000,-
Analisis Break Even Point (BEP)
Ilustrasi analisis BEP ini dapat digambarkan secara grafik. Gambar di bawah ini
menunjukkan analisis BEP secara grafik dengan data dari PT. Jakarta:

Penjelasan Grafik Analisis Break Even Point 


Dari gambar ini terlihat bahwa biaya tetap Rp. 2.000.000,- ditunjukkan dengan garis
horizontal karena biaya tetap jumlahnya tetap sama untuk berbagai volume produksi
tertentu. Biaya variabel variabel berfluktuasi dengan tingkat volume produksi. Pada
tingkat volume penjualan 0 unit, biaya variabel juga Rp. 0,-. Kemudian dengan
bertambahnya tingkat volume produksi atau penjualan, biaya variabel bertambah
dengan kelipatan Rp. 60,- per unit.

Total biaya ditunjukkan dengan garis yang merupakan penambahan dari total biaya
tetap dan total biaya variabel untuk setiap tingkat volume produksi atau penjualan.
BEP terjadi pada perpotongan antara garis penjualan dan garis total biaya atau titik
BEP pada gambar di atas.
Keuntungan dari analisis BEP dengan grafik adalah pengaruh perubahan tingkat
penjualan terhadap laba dapat ditunjukkan dalam gambar. Dengan informasi ini,
manajer keuangan dapat mengantisipasi kemungkinan volume produksi atau
penjualan di bawah titik BEP. Di samping keuntungan ini, analisis BEP juga subjek
kepada beberapa kelemahan.

Formula BEP disusun dengan asumsi bahwa biaya variabel mempunyai hubungan
yang linear dengan penjualan. Akibatnya adalah kontribusi marginal juga konstan
untuk tingkat penjualan yang dianalisis. Ketidakefisienan operasi mungkin akan
menyebabkan biaya operasional meningkat, dan akhirnya mengurangi kontribusi
marginal. Demikian pula dalam analisis BEP, harga jual per unit dan biaya tetap
asumsikan tetap. Suatu asumsi yang sukar dipertahankan.

Pendekatan dalam mengitung BEP


1. Pendekatan Persamaan

2. Pendekatan Marjin Kontribusi

3. Pendekatan Grafik

1. Pendekatan persamaan

Y=cx – bx – a

 Y = laba
 c = harga jual per unit
  x = jumlah produk
 b = biaya variabel satuan
 a =biaya tetap total
 cx = hasil penjualan
 bx = biaya variabel total
 X(BEP dalam unit) = a/(c-b)
 CX(BEP dalam unit) = ac/(c-b) = a/(1 – b/c)
2. Pendekatan Margin Kontribusi
a. Mengurangkan nilai penjualan total (total revenue =TR) dengan biaya variabel
total (total Variabel cost = TVC)
b. Mengurangkan harga jual per unit dengan biaya variabel per unit guna
menghitung margin kontribusi per unit.

3. Pendekatan Grafis
Dalam pendekatan grafis, BEP digambarkan sebagai titik potong antara garis
penjualan dengan garis biaya total (Biaya total = Biaya tetap + Biaya variabel)

Anda mungkin juga menyukai