Anda di halaman 1dari 66

Cost Volume Profit

Analysis (CVP Analysis)


DEFINISI CVP DEFINISI BEP ANALISYS

ANALYSIS Analisis BEP adalah analisa


yang menggambarkan
Analisis CVP adalah tingkat penjualan dimana
perusahaan tidak
analisa yang
memperoleh laba dan tidak
menggambarkan menderita kerugian.
hubungan antara cost,
Atau
volume dan profit/loss
yang saling berintegrasi analisa yang
yang berlaku bagi menggambarkan tingkat
penjualan dimana total
perusahaan tertentu dan
pendapatan (TR) yang
dalam kurun waktu diperoleh sama dengan
tertentu. total biaya (TC).
Income Statement dalam CVP Analysis
• Menggunakan metode DIRECT COSTING
• Susunan Income Statement dengan Direct Costing :
Sales xxx
VC xxx
CM xxx
FC xxx
EBT xxx
Tax xxx
EAT xxx
Basic Assumption dalam CVP Analysis

1. Biaya diklasifikasikan berdasarkan perilaku biaya dalam


hubungannya dengan perubahan tingkat kegiatan menjadi biaya
variabel dan biaya tetap.

2. Fixed Cost secara total adalah tetap sampai titik


kegiatan/kapasitas tertentu.

3. Variabel cost akan berubah secara proporsional dengan


perubahan volume atau tingkat kegiatan

4. Price per satuan tingkat kegiatan adalah tetap.

4. Perusahaan hanya menghasilkan 1 jenis produk, jika lebih maka


sales mix adalah tetap

5. volume produksi sama dengan volume penjualan


Basic Assumption (continue)
6. Harga faktor-faktor produksi tidak berubah.
7. Kapasitas yang dimiliki perusahaan tidak
berubah
8. Tingkat efisiensi dan produktivitas
perusahaan tidak berubah
Manfaat CVP Analysis
1. Menghitung BEP
2. Menentukan besarnya laba (rugi) yang diperoleh
perusahaan pada tingkat penjualan tertentu
3. menentukan berapa tingkat penjualan yang harus
dicapai perusahaan untuk memperoleh target laba
tertentu (projected sales)
4. Menentukan besarnya laba (rugi) yang diperoleh
perusahaan pada tingkat penjualan
tertentu.Menentukan besarnya Penjualan untuk laba
tertentu.(Projected Sales)
Manfaat CVP (lanjutan)
5. Menentukan besarnya tingkat keamanan (penurunan)
penjualan yang dianggarkan sebelum perusahaan
menderita kerugian (MOS).
6. Menentukan besarnya perubahan laba yang diperoleh
sebagai akibat dari perubahan penjualan ( DOL).
7. Pengambilan keputusan apakah perusahaan akan
melanjutkan atau menghentikan kegiatan usahanya
(SDP)
8. Pengambilan keputusan terhadap kebijakan
perubahan harga (konsep PIP)
METODE PERHITUNGAN BEP
3 metode dalam menghitung titik impas

1. Operating Income Approach/Cost-


Revenue Approach/Equation
Approach/Mathematical Approach
2. Contribution Margin
Approach/Marginal Income Approach
3. Graphic Approach
OPERATING INCOME APPROACH
• Laba/ rugi merupakan selisih antara total pendapatan dengan total biaya

• Pada saat Penjualan BEP, maka besarnya laba/rugi yang diperoleh


perusahan = nol
Laba / rugi = TR - TC
0 = TR - TC
TR = TC --- > terjadi BEP

• Dengan menggunakan Operating Income Approach :


BEP terjadi pada saat besarnya total pendapatan sama dengan
total biaya (TR = TC)

• Jika TR > TC, maka perusahaan memperoleh laba


• Jika TR < TC, maka perusahaan menderita kerugian.
CONTRIBUTION MARGIN
• Contribution margin adalah selisih antara sales
dengan variable cost.
CM = Sales - VC
Contribution margin dapat dinyatakan dalam:
1. Contribution Margin per unit (CMU) = Price – VCU
2. CM Ratio (CMR) = CMU / Price
= CM / Sales
= 1 – VCR
FUNGSI CONTRIBUTION MARGIN

1. Menutup biaya tetap (Fixed Cost)


2. Memberikan sumbangan terhadap laba, jika
fungsi yang pertama telah terpenuhi
Contoh :
Price = Rp 10.000,- per unit
Biaya variabel = Rp 6.000,- per unit

CMU = Rp 4000,- per unit --- > besarnya sumbangan dari setiap
unit penjualan yang digunakan untuk menutup biaya tetap
dan menghasilkan laba adalah Rp 4000,-

CMR = 4000/10.000 = 40 % , artinya besarnya sumbangan yang


dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan yang digunakan
untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba adalah
Rp 0,4
CONTRIBUTION MARGIN APPROACH
• BEP ---- > laba / rugi = 0
laba/rugi = TR - TC
laba/rugi = (TR - VC) - FC
laba/rugi = CM - FC
0 = CM - FC
CM = FC

• Dengan menggunakan pendekatan CM, maka:


Penjualan titik impas (BEP) terjadi pada saat besarnya contribution
margin sama dengan fixed cost (CM = FC)

• Jika CM > FC perusahaan memperoleh laba


• Jika CM < FC perusahaan menderita rugi
Rumus menghitung BEP

BEP ---- > CM = FC CM = FC


CMU x Q = FC CMR x sales = FC
Q = FC / CMU sales BEP = FC / CMR

FC FC
BEP (unit) = ---------- BEP (rp) = ----------------
CMU CMR

BEP (rp) = BEP (unit) x Price


GRAPHIC APPROACH

• Dengan pendekatan grafik, penjualan titik


impas terjadi pada saat garis total pendapatan
(TR line) berpotongan dengan garis total biaya
(TC line)
GRAPHIC APPROACH

Terdapat 2 metode untuk mengambarkan grafik


CVP
1. Conventional Method, dimana biaya variable
digambarkan diatas biaya tetap.

2. Contribution Margin method, dimana biaya


tetap digambarkan di atas biaya variable
CVP Chart
CONVENTIONAL METHOD
Cost, TR LINE
revenue,
profit, TC LINE
loss
(rp) BEP

FC LINE

Q BEP Vol Kegiatan (unit)


(Vol prod / penj)
CVP Chart

CONTRIBUTION MARGIN APPROACH


Cost, TR LINE
revenue,
profit,
loss
TC LINE
(rp)
BEP
VC LINE

Vol Kegiatan (unit)


Q BEP (Vol prod / penj)
PROFIT VOLUME CHART

• Selain CVP chart terdapat pula Profit Volume


Chart

• Profit Volume Chart (PV Chart) merupakan


varians dari CVP Chart yang menggambarkan
hubungan antara BEP dengan Profitabilitas
(laba /Rugi Perusahaan)
PROFIT VOLUME CHART
profit,
loss
(Rp) Profit LINE

BEP

Vol prod / vol penj


(unit)

CM line menunjukkan besarnya laba/rugi sebelum pajak (CM setelah dikurangi


dengan FC)
HUBUNGAN CVP CHART dengan PV CHART

TR LINE

TC LINE
BEP
VC LINE

Q BEP

Profit LINE
c4
c3

Q BEP
c1
Contoh Soal
• Price = Rp 30.000,- p.u
• Unit Cost : - Bhn langsung = Rp 7500,- p.u
• - upah langsung = Rp 5000,- p.u
• - VMO (2 jam mesin) = Rp 3500,- p.u
• - FMO (2 jam mesin) = Rp 4000,- p.u
-----------------
= Rp 20.000,- p.u
• Var Op Exp = Rp 2000,- p.u
• Fixed Op. Exp = Rp 30 juta per tahun, dari jumlah mana sebesar Rp 6 juta merupakan
beban penyusutan.
• Tingkat kegiatan maksimal = 40.000 jam mesin per tahun, sedangkan tingkat kegiatan
normal = 36.000 jam mesin per tahun.

Diminta :
1. Hitunglah besarnya CMU, dan apa artinya.
2. Hitunglah besarnya BEP (unit dan rp)
PROJECTED SALES
Analisis CVP berguna untuk menentukan berapa
tingkat penjualan yang harus dicapai
perusahaan untuk memperoleh target laba
tertentu (projected sales)

Selain itu analisis CVP juga berguna untuk


menghitung besarnya laba/rugi yang
diperoleh pada tingkat penjualan tertentu
Rumus menghitung PS

FC  NPBT
PS (UNIT ) 
CMU
FC  NPBT
PS ( RP ) 
CMR

PS ( RP )  PS (UNIT )  P
PROJECTED SALES
Jika NPBT dinyatakan dalam persentase dari
penjualan (% dari sales), maka:

FC
PS( RP ) 
CMR  % NPBT

PS ( RP )
PS (UNIT ) 
P
Contoh Soal
Diketahui : price = 30.000,- p.u , VCR = 60 % , Total FC = 102 juta per tahun. Tax
rate = 20 % , dividen rate = 40 % , sunk cost = 20 %. Kapasitas normal = 20.000
unit per tahun.
Jika tingkat produksi melebihi kapasitas anggaran maka terjadi kenaikan biaya
produksi tetap sebesar Rp 4500.000,- untuk setiap kenaikan 1000 unit.

Diminta :
1. Hitunglah besarnya laba (rugi) yang diperoleh jika tingkat penjualan yang dicapai
adalah 12.000 unit
2. Hitunglah besarnya tingkat penjualan (unit dan rp) jika perusahaan menghendaki
:
– Laba bersih sebesar Rp 14.400.000,-
– NPBT = 20 % dari sales
– Pembayaran dividen = 21.120.000,-
– Laba ditahan (R/E) = 30.528.000,-
– Laba sebelum pajak = 150.600.000,-
KETERANGAN TK PENJ OP1 TK PENJ OP2 TK PENJ OP3 TK PENJ OP4
UNIT UNIT (BEP) UNIT UNIT

TR

TC

VC

FC

CM

NPBT/ NLBT

MOS (UNIT)

MOS (RP)

HUB L/R DG MOS

PRICE/UNIT

VCU

CMU
Analisis Sensitivitas terhadap resiko dan
ketidak pastian

• Terdapat 2 (dua) parameter yang dapat


digunakan yaitu :
1. MARGIN OF SAFETY (MOS)
2. Degree of Operating Leverage (DOL)
Margin of Safety (MOS)
• Adanya ketidakpastian dalam pencapaian
penjualan yang dianggarkan (Projected Sales),
mengharuskan pimpinan mengetahui informasi
mengenai seberapa besar tingkat penjualan
yang dianggarkan boleh menyimpang (menurun)
sebelum perusahaan menderita kerugian.

• Informasi ini dikenal dengan istilah Margin of


Safety (MOS).
Pengertian MOS

• MOS merupakan selisih antara Projected Sales dengan


Sales BEP atau kelebihan tingkat penjualan diatas
penjualan titik impas.

• MOS menunjukkan informasi mengenai seberapa besar


tingkat penjualan boleh menyimpang (menurun) dari
yang dianggarkan sebelum perusahaan menderita
kerugian.

• MOS = PS - BEP
Rumus menghitung MOS
• MOS dapat dinyatakan dalam unit, rupiah (satuan moneter) dan
ratio (%).

• MOS (unit) = PS (unit) - BEP (unit)


• MOS (rp) = PS (rp) - BEP (rp)
atau
• MOS (rp) = MOS (unit) x harga jual p.u.

MOS (unit) MOS (rp)


• MOS Ratio = ---------------------- atau -----------------------
PS (unit) PS (rp)
• Misal : MOS ratio = 55 % artinya : tingkat penjualan yang dicapai
boleh menyimpang sebesar 55 % dari yang dianggarkan sebelum
perusahaan menderita kerugian (mencapai BEP)

• Jika tingkat penjualan yang dicapai menurun sebesar 55 % dari yang


dianggarkan maka perusahaan masih berada dalam keadaan
BEP.
• Jika tingkat penjualan yang dicapai menurun lebih kecil 55 % dari
yang dianggarkan maka perusahaan masih berada dalam keadaan
LABA.
• Jika tingkat penjualan yang dicapai menurun lebih besar 55 % dari
yang dianggarkan maka perusahaan masih berada dalam keadaan
RUGI.
• Semakin besar MOS (positif), semakin besar tingkat
keamanan yang dimiliki perusahaan dan semakin kecil
resiko usaha yang dihadapi perusahaan.
• Semakin kecil MOS, semakin kecil tingkat keamanan
yang dimiliki perusahaan dan semakin besar resiko
usaha yang dihadapi perusahaan.

• MOS positif berarti penjualan yang dicapai perusahaan


lebih besar dari penjualan BEP, dan perusahaan
memperoleh laba (NPBT).
• MOS negatif berarti penjualan yang dicapai
perusahaan lebih kecil dari penjualan BEP, dan
perusahaan menderita kerugian.
Perusahan senantiasa menghendaki MOS positif
yang besar, karena:
1. Mempunyai tingkat keamanan yang besar
(resiko usaha yang kecil)
2. Akan memberikan laba yang besar pula.
(ingat laba/rugi = MOS x CM)
Cara Meningkatkan MOS
MOS = PS - BEP

1. Meningkatkan penjualan yang dianggarkan (Projected Sales) atau


Actual Sales dengan cara :
memperbesar volume penjualan melalui penerapan bauran
pemasaran yang tepat.

2. Memperkecil BEP, dengan cara :


a.
b.
c.
CONTOH SOAL
DIKETAHUI:
0E2 = 7000 H5’ H5

0E4 = 16.750
E2E3 = 5.000 H4
G2H2 = (22.500.000) H4’

H4G4 = 21.375.000
G5
E3F3 = 126.000.000
H1E1 = 67.500.000 G4

H5G5 = 27.000.000
G3
Prime Cost = G2

5750/UNIT G1 F5

Var opex = 500/unit H2 F4

Fixed opex =
10.160.000 H1
F3

Tax rate =30% F2

Dividend rate = 40% F1

E1 E2 E3 E4 E5
CONTOH SOAL
Hitunglah: 8. H4’G3/H4E4
1. H5’G3 9. Total MO pada saat
2. G1H1 0E1
3. F2H2 10. Penjualan minimal
4. E3G3 (unit) jika dikehendaki
laba ditahan sebesar
5. G4F4
Rp.19.372.500
6. E5F5
7. F4H4/0E4
CONTOH SOAL
DIKETAHUI:
H1F1 = 40.320.000 H5’ H5

E3H3 = 145.200.000
H3G3 = 7.200.000 J5
H4
E1E2 = 2.200 H4’
I5
E2E3 = 1500 J4

E3E4 = 3700 H3’ H3 I4 G5

PRICE = 12.000 G4

Tax rate =30% G2


G3

Dividend rate = 40%


G1 F5

F4

F3
F2
H1

F1

E1 E2 E3 E4 E5
CONTOH SOAL
Hitunglah: 8. Berapakah 0E5 jika
1. F1G1 dikehendaki H5I5
2. E2G2 sebesar 9.450.000
3. H1G1 9. E4F4 / 0E4
4. G2H3’ 10. H3G3 /E2E3
5. H4J4
6. H3F3
7. G4E4
CONTOH SOAL
DIKETAHUI: H5’ H5

• F1H1 = 18 JT
J5
• E4H4 = 117.187.500 H4
H4’
I5
• E2E4 = 1875
J4
• E4E5 = 1250 H3 I4 G5

• G5H5 = 9375.000 G4

• E1H1/0E1 = 12.500 G3
G2
• TAXR = 35%
• DIVR=40% G1

• VOPEX = 1400 F4

• FOPEX = 7500.000 F2
F3

• MOR = 2600 (1000 fixed) H1

F1

E1 E2 E3 E4 E5
CONTOH SOAL
H4
H4’
 Kapasitasas maksimal 75.000 unit per tahun
 MO rate = Rp18.600/unit H3
 Beban Op var = Rp6000/unit H3’

 Beban Penj Tetap=Rp347.400.000


L4
 Beban adm tetap=Rp322.200.000
L3
 0c1=24600 unit
 L1H1=Rp207.900.000 H2
 0c3=36.000 unit
L1
 Tax pada 0c3=Rp71.280.000 F4
F3
 P4H2=Rp1.728.000.000
F3
 Div pada 0c4=Rp304.128.000 F2
H1
 Tax rate=20%
 Div rate=40% F1

 Sunk cost=30% 0 C1 C2 C3 C4
2. Degree of Operating Leverage (DOL)
• Secara lengkap dibaca sendiri baik dari buku Manajemen
Keuangan I (Steve H. Karnadi) atau dari buku Cost Management
(Hansen & Mowen).

• Laba usaha suatu perusahaan ditentukan oleh business risk


(resiko usaha) dan financial risk (resiko keuangan)

• Resiko usaha merupakan resiko yang berkaitan dengan revenue


risk (resiko pendapatan) dan operating leverage.

• Resiko pendapatan dikaitan dengan ketidakpastian permintaan


atas produk/jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.

• Operating Leverage merupakan suatu besaran yang


menggambarkan perbandingan antara biaya tetap dan biaya
variabel yang terdapat dalam struktur biaya perusahaan.

ECA 308 GENAP 2007/2008 THIO ANASTASIA/YANUAR NANOK 43


• Dengan demikian Operating Leverage berhubungan
dengan struktur biaya (cost structure) perusahaan
yang dikaitkan dengan keputusan manajemen dalam
menentukan assets mix perusahaan tersebut.

• Pengaruh Operating Leverage terhadap business risk


suatu perusahaan terlihat dalam besarnya
perubahan yang terjadi didalam laba usaha dengan
berubahnya penjualan, yaitu apa yang dinamakan
“DEGREE OF OPERATING LEVERAGE (DOL)”.

ECA 308 GENAP 2007/2008 THIO ANASTASIA/YANUAR NANOK 44


Rumus DOL
• DOL menggambarkan besarnya perubahan laba usaha sebagai akibat perubahan
penjualan.

• DOL ditentukan pada tingkat penjualan tertentu.

• Rumus DOL :
CM S - VC
DOL = ------------------------ = -----------------------------
EBT/EBIT S - VC - FC

• Karena Interest diabaikan, maka EBIT = EBT.

• Dari rumus di atas terlihat bahwa biaya tetap merupakan faktor determinan. Semakin
tinggi biaya tetap, semakin besar DOL , dan sebaliknya.

• DOL yang tinggi berarti semakin tinggi tingkat perubahan laba usaha dengan
berubahnya tingkat penjualan perusahaan.

ECA 308 GENAP 2007/2008 THIO ANASTASIA/YANUAR NANOK 45


• DOL yang tinggi menunjukkan resiko usaha yang tinggi
• DOL yang rendah menunjukkan resiko usaha yang
rendah

• Bila dikaitkan dengan MOS, maka DOL dan MOS


memiliki hubungan yang terbalik.
Perusahaan yang memiliki DOL tinggi, memiliki MOS rendah
Perusahaan yang memiliki DOL rendah, memiliki MOS tinggi.

• MOS rendah ----- tingkat keamanan rendah -------


resiko usaha tinggi ----- DOL tinggi.

ECA 308 GENAP 2007/2008 THIO ANASTASIA/YANUAR NANOK 46


Kasus
1. PT Tirta dan PT Rani beroperasi dalam cabang industri yang sama
dan menghasilkan barang sejenis. Dalam proses produksinya PT
Tirta menggunakan peralatan yang serba otomatis, sedangkan PT
Rani masih mengandalkan pada pekerjaan manual (tenaga
manusia) Seandainya penjualan pada kedua perusahaan adalah
kurang lebih sama, perusahaan manakah menurut saudara
diperkirakan akan mempunyai MOS yang tinggi . Berikan
alasannya.

2. Perusahaan yang memiliki CM yang besar akan memiliki MOS yang


besar pula. Setujukah saudara dengan pernyataan ini. Beri
alasannya.

ECA 308 GENAP 2007/2008 THIO ANASTASIA/YANUAR NANOK 47


3. Pada tahun 2007, dengan tingkat penjualan masing-masing
sebesar Rp. 400 juta PT Alpha dan PT Omega mempunyai laba
yang sama yaitu Rp. 50 juta. VCR PT Alpha adalah 80 % , sedang
VCR PT Omega adalah 20 %. Jika penjualan kedua entitas menurun
masing-masing 20 % , bagaimana keadaan masing-masing
perusahaan.

4. Pada tahun 2007, dengan tingkat penjualan masing-masing


sebesar Rp. 200 juta PT Alpha dan PT Beta mempunyai laba yang
sama yaitu Rp. 20 juta. VCR PT Alpha adalah 70 % , sedangkan VCR
PT Beta adalah 30 %. Menurut saudara perusahaan mana yang
memiliki struktur biaya yang terbaik.

ECA 308 GENAP 2007/2008 THIO ANASTASIA/YANUAR NANOK 48


PT Selayang Indah menghasilkan dan menjual produk yang dikenal dengan
nama “Layang”. Kapasitas maksimal untuk tahun 2008 adalah 30.000 unit.
Biaya produksi variabel per unit sebagai berikut : bahan langsung = Rp 4.650,-
; upah langsung = Rp 1.750,- dan variabel MO = Rp 1.800,-. Perbandingan
antara VMO rate dan FMO rate adalah 2 : 3. Jika penjualan mencapai 18.000
unit maka perusahaan akan menderita kerugian sebesar Rp 24.000.000,-.
Untuk tahun 2008, penjualan perusahaaan mencapai 27.000 unit yang mana
pada tingkat penjualan ini, perusahaan harus membayar pajak sebesar Rp
10.500.000,-. Biaya operasional yang bersifat variabel sebesar Rp 800 per
unit sedangkan biaya operasional yang bersifat tetap sebesar Rp 56.400.000,-
per tahun.Tax rate = 35%, sunk cost = 40%, devidend rate = 60%.
Berdasarkan data diatas, diminta :
• Hitunglah tingkat kegiatan anggaran tahun 2008 !
• Apakah perusahaan sebaiknya menghentikan usahanya, jika penjualan hanya
mencapai 15.000 unit !
• Hitunglah tingkat penjualan (unit dan rupiah) yang harus dicapai perusahaan
pada tahun 2009 jika perusahaan menghendaki deviden sebesar Rp
17.550.000 ? Jawaban menggunakan konsep MOS.
Fa. Panji Jaya memproduksi barang-barang kimia yang dijual melalui agen penjualan dengan memberikan komisi penjualan. Berikut
adalah laporan laba rugi untuk tahun fiskal yang berakhir tanggal 31 Desember 2008.(dalam jutaan Rp)

Penjualan 52.000
Harga Pokok Penjualan
Variabel 23.400
Tetap 5.740
Margin kotor 29.140
Beban penjualan dan administratif 22.860
Komisi penjualan 10.400
Biaya iklan tetap 1.500
Biaya administratif tetap 3.700 15.600
Laba operasi 7.260
Biaya bunga tetap 1.300
Laba sebelum pajak penghasilan 5.960
Pajak penghasilan (30%) 1.788
Laba bersih 4.172

Untuk tahun 2009, agen penjualan menuntut kenaikan komisi menjadi 25% sedangkan data biaya lain tidak berubah.
Sehubungan dengan hal tsb, di tahun 2009 Tuan Panji merencanakan untuk mengadakan staf penjualan sendiri yang ditempatkan di
lokasi agen penjualan berada. Tuan Panji telah meminta Tuan Setia sebagai akuntan manajemen untuk mengumpulkan informasi
mengenai biaya sehubungan dengan rencana tersebut.
Tuan Setia memperkirakan bahwa Tuan Panji harus menyewa 8 (delapan) orang tenaga penjual untuk wilayah penjualan yang ada
sekarang dengan gaji setiap tenaga penjualan rata–rata Rp.120 juta per tahun (sudah termasuk berbagai tunjangan). Selain gaji,
setiap tenaga penjualan akan menerima komisi sebesar 10 % untuk penjualan. Beban perjalanan dan jamuan diperkirakan
mencapai Rp.750 juta setahun. Gaji manajer penjualan dan seorang sekretaris penjualan adalah Rp. 240 juta setahun. Anggaran
iklan akan meningkat sebesar Rp 1 M.
Berdasarkan informasi tersebut, Saudara diminta untuk:
• Menghitung besarnya penjualan yang dicapai tahun 2008 dimana
Contribution Margin sama dengan total biaya tetap !
• Diasumsikan Fa.Panji Jaya tetap menjual melalui agen penjualan,
hitunglah estimasi penjualan untuk tahun 2009 jika Fa.Panji Jaya
menginginkan laba bersih yang sama seperti laba rugi tahun 2008
yang telah disajikan !
• Diasumsikan Fa.Panji Jaya tetap menjual melalui agen penjualan,
hitunglah tingkat rupiah penjualan yang harus dicapai oleh Fa. Panji
Jaya pada tahun 2009 jika perusahaan menghendaki Retained
Earning sebesar Rp.3,5 M dan diketahui Dividend ratio 60%. Jawaban
menggunakan konsep Margin of Safety!
• Diasumsikan Fa.Panji Jaya tetap menjual melalui agen penjualan,
hitunglah laba bersih yang diperoleh jika penjualan yang dicapai
tahun 2009 lebih kecil 10% dari penjualan proyeksi sehubungan
dengan pertanyaan no.3. Jawaban menggunakan konsep Degree of
Operating Leverage.
• Diasumsikan Fa. Panji Jaya melakukan rencananya untuk
mengadakan staf penjualan sendiri, hitunglah besarnya titik impas
untuk tahun 2009 !
SHUT DOWN POINT
• Manfaat analisa CVP lain adalah berhubungan
dengan pengambilan keputusan mengenai
apakah perusahaan akan tetap melanjutkan
usahanya atau menutup usahanya jika tingkat
penjualan yang dicapai dibawah BEP (berada
dalam keadaan rugi)
• Untuk keperluan ini, manajemen perlu
mengetahui apa yang disebut dengan SHUT
DOWN POINT (CASH BREAK EVEN POINT)
PERHITUNGAN SDP
• SDP: tingkat kegiatan (penjualan) dimana
seluruh pendapatan yang diperoleh dapat
menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan
secara tunai (out of pocket cost)

TR= out of pocket cost


TR=VC + (FC-sunk cost)
P X Q = VCU X Q + (FC-sunk cost)
RUMUS SDP
GAMBAR SDP

Cost, TR LINE
revenue,
profit, loss TC LINE
OUT OF POCKET
BEP COST LINE

VC LINE

Q BEP VOL kegiatan


JARAK BEP DAN SDP
• Jarak antara BEP dan SDP ditentukan oleh besarnya
Sunk Cost
• Semakin besar sunk cost, semakin besar pula jarak
antara BEP dan SDP
• Semakin kecil sunk cost, semakin kecil pula jarak
antara BEP dan SDP
• Sunk cost adalah biaya-biaya yang terjadi di masa
lampau yang tidak memerlukan pengeluaran uang
tunai dan tidak relevan dalam pengambilan keputusan
• Jika tingkat penjualan yang dicapai lebih kecil
atau sama dengan SDP, maka perusahaan
harus menghentikan / menutup kegiatan
usahanya, karena perusahaan menderita CASH
LOSS (rugi tunai)
• Hal ini disebabkan karena total pendapatan
yang diperoleh tidak dapat menutupi total
biaya yang memerlukan pengeluaran tunai
(TR<out of pocket cost)
• Jika tingkat penjualan yang dicapai lebih besar dari
SDP (walaupun tingkat kegiatan yang dicapai
tersebut berada di bawah BEP/ dalam keadaan rugi),
maka perusahaan masih dapat melanjutkan kegiatan
usahanya dalam jangka pendek, karena perusahaan
masih memperoleh Cash Profit / Cash Inflow.
• Hal ini disebabkan karena total pendapatan yang
diperoleh dapat menutupi total biaya yang
memerlukan pengeluaran uang tunai (TR> out of
pocket cost)
• CASH PROFIT /CASH LOSS= (tingkat penjualan
yang dicapai– SDP) X CMU
• Price = 10.000 p.u.
• VCR = 60%
• FC = Rp 33.600.000
• Sunk cost = 25%
1. Jika tingkat penjualan yang dicapai adalah 8500 unit, apakah
perusahaan akan menghentikan usahanya atau tidak, beri
alasan.
2. Jika tingkat penjualan yang dicapai adalah 6000 unit, apakah
perusahaan akan menghentikan usahanya atau tidak, beri
alasan.
3. Jika tingkat penjualan yang dicapai adalah 7000 unit, apakah
perusahaan akan menghentikan usahanya atau tidak, beri
alasan.
• BEP UNIT= 8400 unit
• SDP = 6300 unit
1. Tetap melanjutkan usahanya, karena perusahaan
memperoleh laba (NPBT) sebesar (8500 – 8400) X
4000 = 400.000
2. Perusahaan menutup usahanya, karena menderita
Cash Loss sebesar: (6000-6300) X 4000 =
(1.200.000)
3. Perusahaan meneruskan usahanya, karena
memperoleh Cash Profit sebesar: (7000-6300) X
4000 = 2.800.000
• Cincinati tool Company membuat peralatan berkebun elektrik yang
dijual di toko-toko peralatan besar di Jakarta. Diketahui bahwa
Kapasitas maksimal perusahaan adalah 40.000 unit. Tarif MO yang
berlaku Rp 4800 per unit, dari jumlah mana Rp 2.000 bersifat variabel.
Beban operasional variabel sebesar Rp 3.000 per unit. Beban
operasional tetap sebesar Rp 60.000.000 per tahun, dari jumlah mana
40% merupakan beban penjualan. Pada tingkat penjualan sebesar Rp
660.000.000 perusahaan membayar pajak penghasilan sebesar Rp
25.800.0000. Sedangkan pada tingkat penjualan sebesar Rp
270.000.000, perusahaan memperoleh Margin OF Safety negatif
sebesar Rp 132.000.000 atau senilai 4400 unit. Laba bersih yang
dibagikan kepada pemegang saham pada saat penjualan mencapai Rp
540.000.000 adalah sebesar Rp 24.840.000. Besarnya sunk Cost adalah
sebesar Rp 56.640.000 per tahun. Penjualan 2007 mampu
menghasilkan laba ditahan sebesar Rp 39.600.000. Jika volume produksi
melebihi kapasitas normalnya, maka terjadi kenaikan biaya produksi
tetap sebesar Rp 3.200.000 untuk setiap kenaikan produksi sebesar
1000 unit. Tax rate 25% dan dividen rate 60%
Berdasarkan data di atas, hitunglah:
• Jika penjualan yang dicapai tahun 2007 lebih tinggi 10% dari yang
diproyeksikan berapakah pengaruhnya terhadap Dividen yang harus
dibayar?
• Jika perusahaan menghendaki pembagian dividen sebesar Rp 82.350.000
berapakah tingkat penjualan (unit dan rp) yang harus dicapai? Jawaban
menggunakan konsep MOS
• Jika penjualan yang dicapai tahun 2007 lebih besar 3660 unit dari yang
diproyeksikan berapakah besarnya laba bersih yang diperoleh? Jawaban
menggunakan konsep DOL
• Jika perusahaan menghendaki retained earnings sebesar Rp 85.740.000
berapakah tingkat penjualan (unit dan rp) yang harus dicapai?
• Apakah perusahaan sebaiknya menghentikan usahanya jika penjualan
yang didapat oleh perusahaan mencapai:
– 14.000 unit
– 10.000 unit
Multiple Cost Drivers
• Variable costs may arise from multiple cost
drivers or activities. A separate variable cost
needs to be calculated for each driver.
Examples include:
– Customer or patient count
– Passenger miles
– Patient days
– Student credit-hours
Susan Wong adalah distributor untuk pigura dari tembaga.
Selama tahun 2008 perusahaan membeli setiap pigura
dengan harga $30 dan menjualnya $45. Biaya tetap yang
terjadi $240.000. Biaya lain yang muncul adalah $60
untuk setiap pengiriman yang dilakukan.
Hitunglah:
1. Seandainya susan menjual 40.000 pigura dengan 1000
pengiriman. Berapakah labanya?
2. Seandainya susan menjual 40.000 pigura dengan 800
pengiriman. Berapakah labanya?
3. Seandainya susan memperkirakan adanya 500
pengiriman, berapakah penjualan yang harus susan
capai untuk mendapat BEP?
1.Income Operating
= Revenues –(cost of picture frames X quantity of pictures frame) – (cost of
shipment X Quantity of shipment) - FC
= ($45 × 40,000) − ($30 × 40,000) − ($60 × 1,000) − $240,000
= $1,800,000 − $1,200,000 − $60,000 − $240,000 = $300,000

2. Income Operating
= ($45 × 40,000) − ($30 × 40,000) − ($60 × 800) − $240,000 = $312,000

3. Denote the number of picture frames sold by Q, then


$45Q − $30Q – (500 × $60) − $240,000 = 0
$15Q = $30,000 + $240,000 = $270,000
Q = $270,000 ÷ $15 = 18,000 picture frames
 
4. Suppose Susan had 1,000 shipments.
$45Q − $30Q − (1,000 × $60) − $240,000 = 0
15Q = $300,000
Q = 20,000 picture frames

Anda mungkin juga menyukai