Anda di halaman 1dari 24

Analisis Hubungan Biaya,

Volume dan Laba


(Cost-Volume-Profit)

Prepared by

Piet de Rozari

1
Pengertian Analisis Biaya – Volume dan
Laba (BVL)
• Laba adalah nilai residual dari pendapatan dan
biaya. Sehingga untuk melakukan analisis
terhadap laba, seorang manajer keuangan harus
menganalisis pendapatan (harga dan volume
penjualan) serta biaya yang timbul untuk
mendapatkan pendapatan tersebut.
• Analisis Biaya – Volume dan Laba (BVL)
adalah analisis terhadap pendapatan, yang
berkaitan dengan harga dan volume penjualan,
serta biaya yang timbul untuk menghasilkan
pendapatan tersebut

2
Tujuan Analisis BVL

• Menguji perilaku pendapatan total, biaya total dan


laba operasi ketika terjadi perubahan dalam tingkat
output, harga jual, biaya variabel per unit dan atau
biaya tetap produk.
• Menjawab pertanyaan-pertanyaan manajemen
seputar:
• jika harga jual naik/turun, berapa dampak terhadap
laba?;
• jika kita memperluas pemasaran ke manca negara,
bagaimana dampak terhadap biaya/laba?,
• seberapa banyak tambahan laba jika perusahaan
ingin memasang iklan?, dan lain sebagainya.

3
Elemen-elemen Analisis BVL
• Laba operasi = Total Pendapatan – Total Biaya
• Laba adalah Total Pendapatan dikurangi Biaya-biaya
yang diperlukan baik untuk pengadaan produk
(pembelian dan biaya produksi) Harga Pokok
Penjualan, biaya administrasi dan biaya penjualan.
• Laba Bersih = Laba Operasi – Pajak Penghasilan
• Pajak penghasilan biasanya dikenakan berupa
prosentase dari Laba Operasi.
• Pendapatan = Harga x Volume Penjualan
• Nilai penjualan didapat dari harga produk (Price)
dikalikan volume penjualan (Quantity).
• Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel

4
Asumsi-asumsi dalam Analisis BVL

• Perubahan tingkat pendapatan dan biaya hanya


disebabkan oleh perubahan jumlah unit yang
diproduksi dan dijual.
• Biaya total dapat dipilah ke dalam komponen tetap
dan tidak tetap.
• Jika disajikan dalam grafik, perilaku pendapatan total
dan biaya total adalah linier.
• Harga Jual, Biaya Variabel per unit, dan biaya tetap
diketahui dan konstan
• Seluruh pendapatan dan biaya ditambahkan dan
diperhitungkan tanpa memperhitungkan time value
of money (nilai waktu dari uang).

5
Hubungan Antara Biaya, Volume, Dan Laba
Hubungan antara biaya, volume dan laba memegang
peranan yang sangat penting, sehingga dalam
pemilihan alternatif tindakan dan perumusan
kebijakan untuk masa yang akan datang, manajemen
memerlukan informasi untuk menilai berbagai macam
kemungkinan yang berakibat pada berbagai laba yang
akan datang
Biaya yang timbul untuk pengolahan suatu produk atau
jasa akan mempengaruhi harga jual, tinggi rendahnya
harga jual akan berpengaruh terhadap volume
penjualan, selanjutnya volume penjualan akan
menentukan volume produksi, dan pada gilirannya
besar kecilnya volume produksi akan berpengaruh
terhadap biaya.

6
Pada dasarnya ada 3 faktor yang mempengaruhi laba yaitu
biaya, harga jual, dan volume (penjualan dan produksi).

Volume
Biaya
Produksi

Volume Harga
Penjualan Jual

7
Pola Perilaku dan Fungsi Biaya
Penentuan pola perilaku biaya berkaitan dengan pemisahan
biaya ke dalam unsur biaya tetap dan biaya variabel, untuk
keperluan perencanaan dan pengendalian biaya.
Hubungan antara biaya total dengan volume kegiatan
perusahaan dinyatakan dalam fungsi biaya:
Biaya Total = Biaya Tetap Total + Biaya Variabel Total

Untuk penyederhanaan dianggap pola tersebut berbentuk


linier atau garis lurus. Oleh karena itu berlaku asumsi:
1. Hubungan teknis antara input dan output bersifat linier.
2. Jumlah input yang diperlukan harus sama dengan jumlah
input yang digunakan
3. Harga perolehan input bersifat linier dengan kuantitas input
yang digunakan

8
Analisis Impas (Break Even Point = BEP)

Analisis impas merupakan salah satu bentuk analisis hubungan


antara biaya, volume dan laba dan menjadi salah satu alat
bagi manajemen untuk menyusun perencanaan laba.
Ada beberapa teknik dalam analisis impas:
1. Teknik Aljabar
Impas ditentukan menggunakan persamaan aljabar
Penghasilan total = Biaya tetap total + Biaya variabel total
Jika:
Harga jual per unit = p
Unit yang dijual/diproduksi = X
Biaya tetap total = a
Biaya variabel total = b

9
Secara aljabar impas dinyatakan sbb:
a a
X pX 
p b b
1
p
Kedua persamaan tersebut dapat dinyatakan menjadi:

Biaya tetap total


Impas(Rp) 
Biaya variabel per unit
1
Harga jual per unit

Biaya tetap total


Impas (unit) 
Harga jual per unit - Biaya variabel per unit

10
Contoh 1:

Harga jual per unit Rp 30.000


Biaya variabel per unit Rp 16.500
Biaya tetap total per tahun Rp 148.500
Maka impas dapat dihitung sbb:

148.500
Impas(Rp)   Rp 330.000
16.500
1
30.000
148.500
Impas (unit)   11 unit
30.000  16.500
Agar perusahaan memperoleh impas maka harus menjual
produknya sebanyak 11 unit atau senilai Rp 330.000.

11
Teknik Grafik
Titik impas merupakan pertemuan antara grafik
penghasilan total dengan grafik biaya total dalam satu
bidang sumbu tegak (penjualan/biaya dalam Rp) dan
sumbu datar (volume penjualan/produksi dalam unit).
Sebelum membuat grafik terlebih dahulu dibuat
perhitungan penghasilan total pada berbagai tingkat
volume kegiatan (penjualan/produksi)dalam jarak
kapasitas tertentu.
Contoh:
Harga jual per unit Rp 2.000
Biaya variabel per unit Rp 500
Biaya tetap total dalam jarak kapasitas 0-200 unit Rp
180.000

12
Volume Biaya Biaya
Penjuala Biaya Laba
penjual Tetap variabel
n total Total (Rugi)
an total total
(unit) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6
0 - 180.000 - 180.000 -
40 80.000 180.000 20.000 200.000 180.000
80 160.000 180.000 40.000 220.000 -
120 240.000 180.000 60.000 240.000 120.000
-60.000
160 320.000 180.000 80.000 260.000
200 400.000 180.000 100.000 280.000 0
60.000
120.000
Kolom 2 = kolom1 x harga per unit
Kolom 4 = kolom 1 x biaya variabel per unit
Kolom 5 = kolom 3 + kolom 4
Kolom 6 = kolom 2 – kolom 5

13
Penjualan Garis penghasilan
Rp 400.000 total

Daerah Garis biaya


laba total
Titik impas
Rp 240.000 Biaya variabel
total
Rp 180.000

Daerah rugi
Biaya tetap
Rp 80.000 total

0 40 120 200

Unit penjualan
14
• Garis penghasilan total dibuat dengan menarik
sebuah garis yang memotong titik-titik hubungan
antara volume penjualan dalam unit (kolom 1)
dengan penjualan total (kolom 2).
• Garis biaya total dengan carai menarik garis yang
memotong titik-titik hubungan antara volume
penjualan (kolom 1) dalam unit dengan biaya dalam
rupiah (kolom 5).
• Garis penghasilan total berpotongan dengan garis
biaya total pada sebuah titik yang disebut: TITIK
IMPAS. Jarak antara garis penghasilan total dengan
garis biaya total di daerah sebelum titik impas
disebut daerah RUGI, sedangkan di atas titik impas
disebut daerah LABA.

15
Persamaan Biaya-Volume-Laba
(Cost-Volume-Profit)
Analisis hubungan biaya-volume-laba terhadap
perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi laba dapat
dibuat dengan persamaan C-V-P sbb:

Total Penghasilan = Total Biaya Tetap + Total Biaya


Variabel + Laba

Persamaan di atas sebenarnya berasal dari persamaan


aljabar:
pX = a + bX + c
Dalam hal ini c adalah laba

16
Contoh: penentuan impas dengan menggunakan
persamaan biaya-volume-laba adalah sbb:
Jika diketahui total pengahasilan Rp 2.000,total biaya
tetap Rp.40.000, biaya variabel perunit Rp.1500, maka :
Rp 2.000 X = Rp 40.000 + Rp 1.500 X + 0
500 X = Rp 40.000
X = 80 unit

Apabila perusahaan menginginkan laba Rp 30.000 jika


harga jual dan biaya tidak berubah, volume penjualan
produk harus sebesar:
Rp 2.000 X = Rp 40.000 + Rp 1.500 X + Rp 30.000
500 X = Rp 70.000
X = 140 unit

17
Analisis C-V-P terhadap perubahan
harga jual per unit
Perubahan harga jual akan mempengaruhi Volume penjualan
dan laba perusahaan.

Contoh: jika perusahaan berencana menaikkan harga dari Rp


2.000 per unit menjadi Rp 2.500 jika volume penjualan tetap
yaitu 140 unit,total biaya tetap Rp.40.000, biaya variabel
perunit Rp.1.500 maka akan mempengaruhi laba dari Rp 30.000
menjadi:
Rp 2.500 (140) = Rp 40.000 + Rp 1.500 (140) + c
Rp 350.000 = Rp 250.000 + c
c = Rp 350.000 - Rp 250.000
c = Rp 100.000
Dengan biaya dan volume penjualan tetap, adanya kenaikan
harga jual 25% akan berakibat terhadap kenaikan laba sebesar
Rp 70.000 atau 2,33 kali (dari 30.000 menjadi 100.000)
18
Analisis C-V-P terhadap perubahan
volume penjualan
Perubahan volume penjualan akan mempengaruhi laba
perusahaan dan total biaya.

Contoh: jika perusahaan menetapkan penjualan sebanyak 175


unit dengan harga jual tetap Rp 2.000 per unit,total biaya tetap
Rp. 40.000, biaya varaiabel perunit Rp.1500 maka akan
mempengaruhi laba dan total biaya menjadi:
Rp 2.000 (175) = Rp 40.000 + Rp 1.500 (175) + c
Rp 350.000 = Rp 302.500 + c
c = Rp 350.000 - Rp 302.500
c = Rp 47.500
Dengan harga jual tetap, adanya kenaikan volume penjualan
dari 140 menjadi 175 unit akan berakibat terhadap kenaikan
laba Rp 17.500 dari Rp 30.000 menjadi Rp 47.500 atau 58,3%.

19
Analisis C-V-P terhadap perubahan
biaya variabel per unit
Perubahan biaya variabel per unit akan mempengaruhi laba
perusahaan dan total biaya.

Contoh: jika biaya variabel naik dari Rp 1.500 menjadi Rp


1.600, sementara harga jual per unit, total biaya tetap dan
volume penjualan tetap, maka akan mempengaruhi laba dan
total biaya menjadi:
Rp 2.000 (140) = Rp 40.000 + Rp 1.600 (140) + c
Rp 280.000 = Rp 264.000 + c
c = Rp 280.000 - Rp 264.000
c = Rp 16.000
Adanya kenaikan biaya variabel per unit dari Rp 1.500 menjadi
Rp 1.600 per unit akan menyebabkan penurunan laba Rp 14.000
dari Rp 30.000 menjadi Rp 16.000.

20
Analisis C-V-P terhadap perubahan
total biaya tetap
Perubahan total biaya tetap akan mempengaruhi laba
perusahaan dan total biaya.

Contoh: jika total biaya tetap naik dari Rp 40.000 menjadi Rp


50.000, sementara harga jual per unit, total biaya variabel dan
volume penjualan tetap, maka akan mempengaruhi laba dan
total biaya menjadi:
Rp 2.000 (140) = Rp 50.000 + Rp 1.600 (140) + c
Rp 280.000 = Rp 260.000 + c
c = Rp 280.000 - Rp 260.000
c = Rp 20.000
Adanya kenaikan total biaya tetap dari Rp 40.000 menjadi Rp
50.000 akan menyebabkan penurunan laba Rp 10.000 dari Rp
30.000 menjadi Rp 20.000.

21
Soal Kasus 1:

• Ari Wijaya adalah seorang aktor yang kini sudah tidak


lagi bermain sinetron dan ingin membuka usaha baru
di awal Januari 2010. Sebagai pengusaha baru, Ari
ingin memulai usahanya dengan membuka usaha
“Coffee at the Corner” dengan produk unggulan
segelas Kopi Pojok. Biaya yang harus dikeluarkan Ari
untuk mendirikan usahanya adalah Rp. 4 juta untuk
membeli peralatan pembuat Kopi yang bisa digunakan
selama 1 tahun dan Rp. 2 juta per tahun untuk sewa
tempat di pojok Mall Flobamora. Untuk membuat satu
gelas Kopi Pojok diperlukan sebuah gelas plastik Rp.
500,- dan Air, Kopi dan Gula senilai Rp. 1500 per
gelas. Harga jual segelas Kopi Pojok adalah Rp. 5.000,-
/ gelas

22
Pertanyaan :
a) Jika tidak ada biaya tambahan lain, berapa gelas
Kopi yang harus terjual untuk mencapai BEP
(Break Even Point) di tahun 2010? Gambarkan
Grafiknya!
b) Jika penjualan diperkirakan mencapai 400 gelas
per bulan, pada bulan apa BEP akan tercapai dan
berapa keuntungan yang akan didapat pada akhir
tahun 2010?
c) Atas usul seorang teman, Ari disarankan
membuat iklan di radio dan koran dengan nilai
iklan total Rp. 2 juta. Jika Ari memasang iklan
maka penjualan diperkirakan akan naik 20%
selama tahun tersebut. Apakah Ari sebaiknya
memasang iklan? Jelaskan!

23
Soal Kasus 2:
Pada bulan Maret 2018 perusahaan industry MINDOTA berproduksi
pada kapasitas normal 1.000 unit dengan menggunakan biaya-biaya
variabel sebesar Rp. 20.000.000,- dan biaya-biaya tetap sebesar
Rp. 60.000.000,- Sedangkan harga jual per-unit ditetapkan sebesar
Rp. 100.000,- Saudara diminta untuk menghitung titik pulang pokok
(BEP) dan besaran Laba/Rugi pada bulan Maret 2018 tsb.
Selanjutnya, pada bulan April beberapa alternatif berikut ini
dipertimbangkan; dimana setiap kasus dianalisis terpisah (berdiri
sendiri); yaitu:
Alternatif I : Produksi naik sebesar 10%; kondisi yang lain tetap
Alternatif II : Produksi turun sebesar 10%; kondisi yang lain tetap
Alternatif III: Harga jual naik sebesar 20%; kondisi yang lain tetap
Alternatif IV: Biaya tetap naik 40%; kondisi yang lain tetap
 
Diminta : Hitunglah berapa BEP dan Laba/Rugi dari setiap alternatif
tersebut.
 
24

Anda mungkin juga menyukai