Anda di halaman 1dari 19

A.

       MANAJEMEN DESAIN JASA PARIWISATA


Sistem pengoperasian dan penyampaian jasa dibutuhkan agar agar operasi jasa
dapat berlangsug dengan semestinya. Sistem ini harus dirancang sedemikian rupa agar
nantinya menghasilkan bentuk jasa yang efektif bagi pelanggan. Salah satu aspek yang
penting dalam rangka menyusun rancangan jasa adalah penetuan pasar sebagai sasaran
yang ingin dilayani. Pasar dapat diartikan sebagai semua pelanggan potensal yang
memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin bersedia atau sanggup untuk
melibatkan diri dalam proses pertukaran guna memuaskan kebutuhan atau keinginan
tersebut.
Dengan ditetapkannya pasar sasaran, maka perusahaan dapat lebih mudah
menyeimbangkan keterampilan dan kapasitasnya dengan kebutuhan dan keinginan
pelanggannya. Pertama, sifat jasa maupun perilaku pelanggan tidak terlalu berbeda
atau sulit untuk dibedakan. Kedua, permintaan atas jasa perusahaan cukup tinggi,
sehingga pasar tidak memperdulikan bila ada perbedaan produk(jasa). Ketiga,
kemampuan perusahaan memproduksi jasa relatif seragam atau kalau pun dibedakan,
tidak akan memberikan manfaat yang berarti. Contoh jenis jasa yang banyak
menerapkan pendekatan ini adalah Bank, bioskop, dimana jasa yang diberikan relatif
tidak dibedakan.
Pendekatan Desain Sistem Jasa
Ada beberapa pendekatan yang dapat diterapkan dalam rangka mendesain suatu
sistem jasa :
1. Jasa personal
Pendekatan ini didasari keyakinan bahwa jasa merupakan sesuatu yang sifatnya
personal, artinya dilakukan oleh individu tertentu dan ditujukan kepada individu
lainnya. Oleh sebab itu setiap pelanggan harus dilayani secara personal sesuai
dengan kebutuhannya masing-masing. Setiap karyawan diberi wewenang dan
keleluasaan dalam bertindak guna melayani setiap pelanggan.
2. Pendekatan lini produksi
Melalui pendekatan ini, jasa rutin disediakan dalam lingkungan yang terkendali
untuk menjamin konsistensi kualitas dan efisiensi operasi. Pada dasarnya
pendekatan ini berusaha mengadaptasi konsep manufaktur kedalam sektor jasa.
Beberapa karakteristik yang menunjang keberhasilan pendekatan ini, diantaranya :
(1) Adanya keterbatasan karyawan dalam hal kebebasan bertindak
Pembatasan keleluasaan bertindak ini dimaksudkan untuk mencapai
keseragaman dan konsistensi dalam kualitas, sebagai contoh jasa
penyemprotan DDT untuk mencegah mewabahnya penyakit demam berdarah.
Jasa ini perlu memiliki konsistensi dalam kualitas, sehingga setiap pelanggan
berharap akan jasa yang identik dimanapun ia berada dan siapapun penyedia
jasanya.
(2) Adanya pembagian kerja
Pendekatan lini produksi menyarankan agar keseluruhan pekerjaan dipecah
atau dibagi-bagi menjadi berbagai kelompok tugas. Masing-masing kelompok
tugas membutuhkan spesialisasi keterampilan karyawan. Dengan demikian
setiap karyawan hanya perlu memenuhi syarat keterampilan yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tugas tertentu.
(3) Menggantikan sumberdaya manusia dengan teknologi tertentu.
Adanya kemajuana teknologi dan komputerisasi memungkinkan dilakukannya
substitusi secara sistematis, dimana mesin atau peralatan tertentu akan
menggantikan sumberdaya manusia. Hal ini sudah mulai banyak diterapkan,
misalnya dalam industri perbankan yang menggunakan ATM.
(4) Standarisasi Jasa.
Menu yang terbatas pada suatu restoan memungkinkan pelayanan dan
ketersediaan hidangan secara cepat dan efisien. Adanya pembatasan pilihan
jasa memungkinkan usaha perencanaan dan prediksi lebih awal atas pelayanan
dan permintaan pelanggan. Jasa akan menjadi proses rutin yang dilengkapi
dengan tugas yang jelas dan aliran pelanggan yang teratur. Selain itu
standarisasi juga bermanfaat dalam menciptakan keseragaman kualitas jasa,
karena itu proses jasa menjadi lebih mudah dikendalikan.

B.     PENGERTIAN STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA


Berbicara tentang marketing strategy maka ada beberapa strategi yang perlu
dibahas namun terlebih dulu perlu diketahui apa arti strategi dan pemasaran. Menurut
William F. Glueck dan Lawarence Jauch bahwa strategi adalah sebuah rencana yang
disatukan, luas dan terintegrasi, yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan
dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan
utama perusahaan dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Dengan kata
lain strategi perusahaan adalah suatu kesatuan rencana yang menyeluruh, komprehensif,
dan terpadu yang diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Secara menyeluruh ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam strategi yaitu :
1. Adanya suatu rencana tindakan yang dirancang untuk mencapai tujuan bukan hanya
tujuan jangka pendek, akan tetapi juga jangka menengah dan jangka panjang.
2. Untuk menyusun suatu strategi, diperlukan analisis terhadap lingkungan, baik
lingkungan eksternal maupun lingkungan internal yaitu peluang dan ancaman/
tantangan maupun kekuatan dan kelemahan perusahaan. Hal ini penting untuk
mengantisipasi perubahan – perubahan yang terjadi dalam perusahaan yang bergerak
dalam bidang pariwisata.
3. Perlunya suatu keputusan pilihan dan pelaksanaan yang tepat dan terarah guna
mencapai tujuan perusahaan.
4. Strategi dirancang untuk menjamin agar tujuan dan sasaran dapat dicapai melalui
langkah-langkah yang tepat.
Pemasaran Pariwisata adalah proses manajemen dimana organisasi pariwisata
nasional dan atau badan-badan usaha wisata dapat mengidentifikasi wisata pilihannya
baik yang actual maupun potensial, dapat berkomunikasi dengan mereka untuk
meyakinkan dan mempengaruhi kehendak, kebutuhan, motivasi, kesukaan dan hal yang
tidak disukai baik pada tingkat local , regional, nasional , maupun internasional serta
merumuskan dan menyesuaikan produk wisata mereka secara tepat dengan maksud
mencapai kepuasan optimal wisatawan sehingga dengan begitu mereka dapat meraih
sasaran sasarannya, (Wahab : 1992).
Dari penjelasan di atas memunculkan pengertian bahwa : (Strategi Pemasaran
Pariwisata memiliki makna tersendiri. Ini adalah pemilihan tindakan dari beberapa
alternatif yang melibatkan kelompok pelanggan tertentu. Metode komunikasi, saluran
distribusi, dan struktur harga. Seperti yang dikatakan sebagian besar pakar, ini adalah
kombinasi dari target pasar dan pemasaran (Marisson: 1996).) Tourism Marketing
Strategi adalah untuk mengarahkan pemilihan dan analisis pasar sasaran (kelompok
wisatawan) dan penciptaan serta pemeliharaan bauran pemasaran yang sesuai yang akan
memuaskan kelompok wisatawan tersebut sehingga dalam Tourism Marketing Strategy
ada beberapa alternative yang tersedia diantaranya adalah :
1.   Single-target-market strategi. This straregy : known as niching. Is popular with
smaller and low-market share organization(those with a minor percentageof total
demand for the service). A good example in the hospitalaly and travel industry is
“conference-center “ resorts. (Strategi pasar target tunggal. Straregy ini: dikenal
sebagai niching. Populer dengan organisasi pangsa pasar yang lebih kecil dan pasar
rendah (mereka yang memiliki persentase kecil dari total permintaan untuk layanan
ini). Sebuah contoh yang baik di industri rumah sakit dan perjalanan adalah resor
"pusat konferensi".)
2.   Concentrated marketing strategy. This strategy is similar to the single-target one,
except thet a few additional market segments are pursued. ( Strategi pemasaran
terkonsentrasi. Strategi ini mirip dengan target tunggal, kecuali beberapa segmen
pasar dikejar.)
3.   Full-coverage marketing strategy. The most expensive of the four strategies usually
is applied by industry leaders, those nationally based chains with many “branch”
locations. (Strategi pemasaran cakupan penuh. Yang paling mahal dari empat
strategi biasanya diterapkan oleh para pemimpin industri, rantai yang berbasis
nasional dengan banyak lokasi "cabang".)
4.   Undifferentiated marketing strategy. All there previous approaches are examples of
segmented marketing or differentiated marketing strategies – methods that
recognize defferences between target markets by using individualized marketing
mixes. An undifferentiated marketing strategy is one that overlooks segment
differences and uses the same marketing mix for all target markets. (Strategi
pemasaran yang tidak dibedakan. Semua pendekatan yang ada sebelumnya adalah
contoh pemasaran tersegmentasi atau strategi pemasaran yang berbeda - metode
yang mengenali perbedaan antara target pasar dengan menggunakan bauran
pemasaran individual. Strategi pemasaran yang tidak dibeda-bedakan adalah strategi
yang mengabaikan perbedaan segmen dan menggunakan bauran pemasaran yang
sama untuk semua pasar sasaran.) Undifferentiated Marketing merupakan Bentuk
upaya perusahaan yang dilakukan dengan cara meninjau pasar secara keseluruhan
dan fokus pada bentuk pengemasan barang. Tujuannya, agar bisa menyesuaikan
kebutuhan konsumen. Strategi pasar jenis ini bisa dilakukan untuk upaya
penghematan ongkos-ongkos produksi.
Dengan mempertimbangkan alternative – alternative diatas, maka para tourism
provider dapat melaksanakan segmentation and positioning.
C.    SEGMENTATION
Dalam sebuah pasar wisata atau daerah sumbar wisatawan ada golongan atau
kelompok – kelompok orang yang kondisinya yang berbeda – beda sehingga dalam
usaha pemasaran harus didekati secara berbeda – beda pula. Pemasaran yang efektif
harus disesuaikan dengan segmen pasar kepariwisatawan yaitu dilakukan
pengelompokan pasar (Market Segmentation) menjadi bagian – bagian yang lebih
bersifat homogeny yang dikenal sebagai segmen pasar. Segmentasi menurut Schiffman
and Kanuk (2000) bahwa : The procces of dividing a market into distinct subsets of
consumers with common needs or characteristics and selecting one or more segmen to
target with a distinct marketing mix.( Proses membagi pasar menjadi himpunan bagian
konsumen yang berbeda dengan kebutuhan atau karakteristik yang sama dan memilih
satu atau lebih segmen untuk ditargetkan dengan bauran pemasaran yang berbeda).
Sedangkan menurut Morisson (1996) bahwa market segmentation is the division
of the overall market for a service into groups with common characteristics.
( segmentasi pasar adalah pembagian pasar keseluruhan untuk suatu layanan ke dalam
kelompok-kelompok dengan karakteristik yang sama.) .
Dari pengertian -pengertian diatas dapat dikatakan bahwa Segmentasi pasar
adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang
berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang
mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda

  Prinsip – prinsip Segmentasi


Prinsip – prinsip segmentasi merupakan alasan yang mendasar dalam pasar
pariwisata yang dibagi kedalam segmen – segmen untuk tujuan komersial. Prinsip-
prinsip yang dimaksud sebagai berikut :
1. Indentifiable. Segmen pasar harus terdiri dari orang – orang yang
teridantifikasi mencari manfaat yang serupa dari suatu penawaran produk.
2. Cohesive. Suatu segmen yang diidentifikasi dan terpisah dari segmen lain
untuk tujuan – tujuan pengukuran kemampuan penyesuaian.
3. Measurable. Segmen harus dapat membantu pihak pemasar dalam
memperkirakan potensi pasar., ukuran alokasi sumber daya dan besarnya
upaya memuaskan kelompok pasar yang dipilih sebagai target.
4. Accessible. Segmen yang teridentifikasi harus dapat diakses oleh hasil
pemasaran sehingga memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dalam
menciptakan peluang.
5. Substantial. Kelompok yang spesifik harus memiliki kemampuan yang cukup
tinggi, agar sesuai dalam pencapaian tujuan.
6. Actionable. Segmen yang menjadi target harus dapat didekati dengan sumber
daya dan usaha yang maksimal.

 Segmentation customers
Ada beberapa variable yang dapat dipakai sebagai criteria pengelompokan para
wisatawan. Diantaranya (Lumsdon : 1997) adalah :
1. Benefit segmentation. Pengelompokan pariwisatawan berdasarkan manfaat yang
diprioritaskan saat berwisata. Keuntungan dimaksud adalah rileks, menjaga
kesehatan, bersenang – senang dan kebebasan, petualangan dan tantangan,
pendidikan, menikmati sinar matahari, mendapat kenalan baru dan mememukan
sesuatu yang baru.
2. Demographic segmentation. Pengelompokan ini di dasarkan pada beberapa sub
variable seperti : usia, jenis kelamin, status perkawinan, pendapatan, pekerjaan
dan pendidikan wisatawan.
3. Geographic segmentation. Variable ini mengelompokkan wisatawan
berdasarkan tempat tinggal baik Negara maupun daerah.
4. Psycographic segmentation. Pengelompokan berdasarkan pada karakteristik
yang terdapat dalam diri setiap individu (bersifat personal) seperti : motivasi,
kepribadian, persepsi, interest, minat dan sikap.
5. Multilevel segmentation. Pengelompokan yang berdasarkan gabungan beberapa
criteria diatas, misalnya geodemografi (wisatawan dikelompokkan berdasarkan
lokasi tempat tinggal dihubungkan dengan criteria usia atau jender atau
pendidikan atau pekerjaan)
 Kegunaan segmentasi
Ada beberapa kegunaan yang dapat diperoleh melalui penerapan segmentasi.
Menurut Sthephen Witt & Louis Moutinho (1994), kegunaan segmentasi terdiri atas :
1. Para pengelola bisnis pariwisata lebih memahami kebutuhan kelompok
wisatawan tertentu. Dalam produk pariwisata aspek sentuhan dalam interaksi
sangat dominant dalam menilai kualitas produk tersenut. Pemahaman yang lebih
mendalam tentang kebutuhan dan keinginan wisatawan menjadi modal utama
dalam memberikan pelayanan yang optimal untuk memuaskan wisatawan
tersebut.
2. Penerapan strategi penentuan posisi (positioning) menjadi lebih efektif. Para
pengelola bisnis pariwisata menjadi lebih mengetahui alternative terbaik dalam
memposisikan usaha ditengah – tengah persaingan dalam industry pariwisata
dengan mengembangkan kemungkinan keunggulan bersaing yang dapat dicapai
dari beberapa sisi seperti : desain tempat, teknik pelayanan, harga atau teknik
komunikasi pemasaran.
3. Mendapatkan presisi yang lebih tinggi saat menyeleksi model dan media
promosi. Dengan mengenal kebutuhan , keinginana, presepsi para wisatawan
merupakan masukan dalam penentuan alternative promosi yang saling tepat dan
efisien.
 Prosedur dan proses segmentasi pasar
Menurut Kottler (2003) bahwa prosedur segmentasi pasar pada dasarnya terdiri dari
3 tahap sebagai berikut :
1. Survey stage. Pada tahap ini dilakukan penelitian pada beberapa kelompok
konsumen untuk bagian tertentu untuk memeperoleh keterangan atau
pandangan mengenai motivasi, sikap dan perilaku para wisatawan.
2. Analysis stage. Para peneliti dapat menerapkan analisis factor pada sejumlah
data untuk menelaah variable – variable mana yang berkolerasi tinggi
kemudian menerapkan analisis klaster untuk menciptakan atau mengetahui
kelompok – kelompok pasar yang secara signifikan memiliki perbedaan
karakteristik.
3. Prifilling stage. Masing – masing klaster didaftarkan profilnya yang mana
lebih banyak mengacu pada perbedaan dalam sikap, perilaku , demografi,
psikografi, pola – pola penggunaan media, kemudian masing – masing segmen
di beri nama berdasarkan karakteristik yang dominant.

D.    TARGET MARKET


Setelah industri pariwisata mengidentifikasi peluang segmen pasar , langkah selanjutnya
adalah mengevaluasi beragam segmen dan memutuskan berapa banyak dan yang mana
yang akan menjadi target pasar.
  Mengevaluasi Segmen Pasar
Ada 2 faktor yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi segmen pasar yaitu:
1. Daya tarik segmen secara keseluruhan serta tujuan dan sumber daya perusahaan.
Industri pariwisata harus menanyakan apakah suatu segmen potensial memiliki
karakteristik yang secara umum membuat wisatawan menarik untuk berkunjung,
seperti: ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, skala ekonomis, resiko yang rendah
dan lain-lain.
2. Industri pariwisata harus mempertimbangkan apakah berinvestasi dalam segmen
tersebut masuk akal dengan memperhatikan tujuan dan sumberdaya perusahaan.

  Memilih Segmen Pasar


Setelah mengevaluasi segmen-segmen yang berbeda, industri pariwisata harus
memutuskan segmen mana dan beberapa banyak segmen yang harus dilayani. Dengan
kata lain ia harus memutuskan segmen mana yang menjadi target. Untuk memutuskan
hal tersebut maka ada 5 pola pemilihan pasar sasaran sebagai berikut:
1. Konsentrasi segmen tunggal. Industri pariwisata akan memilih segmen tunggal
misalanya memilih objek wisata dengan atraksi laut dan panorama alam yang
indah, dimana wisatawan dapat menikmati keindahan pantai, mandi, selancar,
divingdan rekreasi. Dengan pemasaran yang konsentrasi, industri pariwisata
mendapatkan pengetahuan yang kuat tentang kebutuhan segmen dan meraih
posisi pasar yang kuat dalam segmen tersebut.
2. Spesialisasi selektif. Industri pariwisata memilih sejumlah segmen, masing-
masing menarik secara objektif dan memadai, berdasarkan tujuan dan sumber
daya industri. Mungkin terdapat sedikit atau tidak ada sinergi antara segmen-
segmen tersebut namun masih-masing segmen berpotensi untuk menghasilkan
uang.
3. Spesialisasi produk. Industri pariwisata berkonsentrasi penuh dalam
menghasilkan produk tertentu yang dijual pada beberapa segmen.
4. Spesialisasi pasar. Industri berkonsentrasi dalam melayani banyak kebutuhan dari
satu kelompok pelanggan tersebut.
5. Cakupan seluruh pasar. Industri pariwisata berusaha melayani seluruh kelompok
wisatawan dengan semua produk yang mungkin mereka butuhkan.

  Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi dan Memilih Segmen


Empat pertandingan yang perlu diperhitungkan dalam mengevaluasi dalam memilih
segmen yaitu:
1. Pilihan etika atas pasar sasaran. Penetapan pasar sasaran kadang-kadang
menimbulkan pertentangan. Dalam pasar sasaran masalahnya bukanlah siapa
yang dipilih sebagai target tapi bagaimana dan untuk apa.
2. Interrelasi dan segmen super. Segmen super adalah sekumpulan segmen yang
memiliki kesamaan yang dapat dieksploitasi, sehingga perusahaan akan
bijaksana jika memilih segmen super daripada segmen didalam segmen super.
3. Rencana serangan segmen per segmen. Pesaing tidak boleh tau menuju ke
Segmen mana industri pariwisata bergerak selanjutnya.
4. Kerjasama antara Segmen. Cara terbaik untuk mengelola Segmen adalah kerja
sama antara para manajer untuk membangun bisnis Segmen mereka.

E.     POSITIONING
Positioning adalah suatu strategi dalam kengiatan pemasaran yang bertujuan
untuk menciptakan perbedaan (differents), keuntungan (advantages), manfaat (benefits)
yang membat wisatawan selalu ingat tentang suatu produk dalam objek wisata untuk
waktu tertentu. Dengan kata lain sebangai usaha menempatkan sesuatu dalam pikiran
orang (in people mind) engan terlebih dahulu harus memberitahukan atau
menginformasikan segala sesuatu tentang atraksi, fasilitas dan aksesibilitas objek
wisata dengan cara penyuguluhan kualitas pelayanan dan bagaimana
mempresentasikannya.
Information feeds, artinya melalui positioning pihak pengelola pariwisata harus
memberi umpan dalam bentuk bermacam-macam informasi melalui komunikasi dua
arah secara berkesinambungan. Information feeds tidak lain adalah suatu pernyataan
yang dapat membantu memposisikan suatu objek wisata, dengan cara:
1. The physical presence of the place, artinya cara tampil fisik suatu objek wisata.
Penampilan fisik akan mempengaruhi sikap orang terhadap objek tersebut.
2. The interior design layout. Interior dan dekorasi adalah dua arah yang harus sejalan
dan harmonis, yang satu harus mendukung yang lainnya.
3. The recommendation. Dikenal dengan istilah word-or-mouth advertising, yang
artinya sangat besar pengaruhnya bagi seseorang untuk manjatuhkan pilihannya.
4. Advertising, media periklanan merupakan sesuatu pilihan terbaik untuk dapat
memposisikan sesuatu objek wisata sesiuai dengan kemauan dan keinginan pihak
pengelola. Melalui media iklan,apa yang kita katakan dapat dikontrol dan
dipersentasikan sebaik mungkin untuk mancapai target pasar yang akan dicapai.
5. Brochures, brosur harus dapat memberikan informasi yang lengkap, bahasa, lay out
dan foto-foto yang ditampilkan harus disekleksi dengan persyaratan teknis dan nilai
seni yang tinggi. Hendaknya atraksi, fasilitas dan aksebilitas yang digambarkan
dalam brosur dapat menimbulkan keinginan wisatawan untuk melihat, datang dan
menikmatinya.
6. The attitudes and appearance of the staff. Sikap, tingkah laku atau kualitas
pelayanan yang diberikan oleh pemandu wisata ataupun karyawan hotel harus
seimbnag dengan biaya yang dikeluarkan oleh para wisatawan.
7. The price and value offered. Positioning juga dapat diciptakan melalui
kebijaksanaan harga dan nilai ynag akan diperoleh dari uang yang dibayarkan oleh
para wisatawan untuk semua yang dinikmatinya.
Konsep inti dari positioning melibatkan penempatan secara khusus dalam pikiran
konsumen/wisatawan untuk produk-produk yang bersaing. Menurut Jack Trout ada
empat prinsip yang penting dalam positioning yaitu:
1. Perusahaan harus menempatkan posisi dalam benak wisatawan yang dituju.
2. Memposisikannya harus tunggal, yaitu menyediakan satu pesan yang sederhana
dan konsisten
3. Posisi harus diletakkan menjadi bagian perusahaan dari para pesaing.
4. Perusahaan tidak dapat mengadakan segalanya untuk semua orang tetapi arus
focus.
Perusahaan menggunakan strategi positioning untuk membedakan layanan mereka dari
pada pesaing dan untuk merangcang komunikasi yang membawa posisi perusahaan
yang diinginkan pada pelanggan dengan prospek dalam segmen pasar yang dipilih.
Menurut Fandy Tjiptono (1997) bahwa terdapat sejumlah pendekatan yang berbeda
yang dapat digunakan untuk melakukan positioning dimana strategi dapat
dikembangkan, yaitu:
1. Atribut produk. Mengasosiasikan suatu produk dengan atribut tertentu,
karakteristik khusus atau dengan manfaat bagi pelanggan merupakan pemilihan
atribut yang akan dijadikan basis posiotoning yang harus dilandaskan pada enam
kriteria sebagai berikut :
 Derajat kepentingan (importance) artinya atribut tersebut sangat bernilai
dimata sebagian besar pelanggan / wisatawan.
 Keunikan (distinciveness) artinya atribut tersebut tidak ditawarkan
perusahaan lain atau atribut tersebut dikemas secara lebih jelas oleh
perusahaan dibandingkan para pesaing.
 Superioritas artinya atribut lebih unggul daripada cara cara lain untuk
mendapatkan manfaat yang sama.
 Dapat dikomunikasikan, artinya atribut tersebut dapat dikomunikasikan
secara sederhana dan jelas sehingga pelanggan dapat memahaminya.
 Preemptive artinya atribut tersebut tidak mudah ditiru oleh para pesaing.
2. Hubungan harga kualitas. Berusaha menciptakan kesan atau citra berkualitas
tinggi melalui harga tinggi dan sebaliknya.
3. Mengacu kepada para pesaing. Dikaitkan dengan posisi persaingan terhadap
pesaing utama.
4. Waktu pemakaian. Positioning yang dilandaskan aspek penggunaan atau aplikasi
5. Karakteristik pemakai. Mengkaitkan produk dengan kepribadian atau tipe
pemakai
6. Kelas produk. Suatu industri pariwisata mencoba memisahkan perbedaan dari
semua pesaing.

  Repositioning (Melakukan Posisi Ulang) Pariwisata.


Posisi pasar jarang sekali tetap. Aktivitas pesaing, teknoligi baru, dan perubahan
internal mungkin menyababkan suatu perusahaan untuk melakukan posisi ulang.
Repositioning meliputi berubahnya posisi perusahaan dalam benak wisatawan
terhadap jasa jasa yang bersaing.
Repositioning dibutuhkan bilamana terjadi salah satu dari kemungkinan berikut
(family tjiptono : 1997) :
1. Adanya pesaing yang masuk dan produknya diposisikan berdampingan dengan
merek perusahaan, sehingga membawa dampak buruk terhadap pangsa pasar
perusahaan.
2. Preferensi konsumen telah berubah
3. Ditemukan kelompok preferensi pelanggan baru, yang diikuti dengan peluang
yang menjanjikan
4. Terjadi kesalahan dalam positioning sebelumnya

  Membuat Peta Positioning (Developing positioning maps)


Membuat peta posisi atau disebut juga perceptual mapping adalah cara untuk
mempresentasikan presepsi konsumen terhadap produk alternatif dengan jelas.
Sebuah peta sering kali terdiri dari dua atribut (meskipun model tiga atribut biasa
juga digunakan).
Informasi tentang posisi sebuah produk tergantung pada atribut dalam perusahaan
yang dipengaruhi oleh data pasar. Jika presepsi konsumen terhadap karaktaristik jasa
sangat berbeda dari kenyataan seperti yang ditetapkan oleh manajemen , maka
selanjutnya usaha dari pemasaran amat dibutuhkan untuk mengubah presepsi
tersebut.
Umumnya peta yang mempresentasikan posisi produk lebih mudah untuk dimengarti
dibanding data data kuantitatif yang disajikan dalam bentuk tabel.

F.     DESAIN SISTEM PENYAMPAIAN JASA PARIWISATA


Proses desain atau perancanngan sistem penyampaian jasa merupakan suatu
proses kreatif yang diawali dengan menyusun tujuan jasa. Dari tujuan itu baru
diidentifikasikan dan dianalisis semua alternatif yang dapat digunakan mewujudkannya.
Kemudian dilakukan seleksi dan pemilihan alternatif yang paling sesuai. Umumnya
desain sistem penyampaian jasa mencakup aspek lokasi fasilitas, tata letak fasilitas,
desain pekerjaan, keterlibatan pelanggan, pemilihan peralatan dan kapasitas jasa. Pada
prinsipnya proses desain jasa merupakan suatu proses yang berlangsung terus menerus.
Apabila sudah diimplementasikan, maka segala macam modifikasi dapat saja dilakukan
dalam rangka menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi.
  Unsur – Unsur Desain Jasa
1. Kontak pelanggan
 seberapa sering pelanggan akanb mengalami kontak dengan jasa
perusahaan ?
 Bagaimana sifat kontak tersebut ?
2. Bauran jasa (mix service)
Jenis jasa apa yang disediakan dalam segi keluasan (width) dan panjang (length) ?
3. Lokasi komsumsi jasa
Apakah pelanggan datang kelokasi fasilitas jasa (seperti salon, sekolah) atau jasa
perusahaan yang mendatangi pelanggan (katering, jasa pertamanan) ?

4. Desain fasilitas dan aksesori jasa


 Bagaimana keadaan aspek-aspek fasilitas jasa, seperti tata letak, warna,
perabot dan sebagainya ?
 Apa saja yang harus dilakukan berkaitan dengan karyawan (seragamnya),
kendaraan (warna dan logo), dan komunikasi nonpersonal (kop surat, brosur,
dan sebagainya) ?
5. Teknologi
Bagaimana keseimbangan antara teknologi dan sumberdaya manusia dalam
pelaksanaan pekerjaan karyawan dan pemanfaatan jasa oleh pelanggan ?
6. Karyawan
 Berapa jumlah karyawan yang dibutuhkan ?
 Berapa rasio antara karyawan tetap dan paruh waktu ?
 Berapa rasio antara karyawan backoffice dan frontoffice?
 Berapa jumlah penyedia yang dibutuhkan untuk mengawasi para karyawan
front office ?
 Keterampilan apa saja yang dibutuhkan dan bagaimana cara
memperolehnya?
 Seberapa jauh para karyawan perlu bersikap fleksibel ?
7. Struktur organisasi
 Berapa lapis/jenjang manajemen yang dibutuhkan ?
 Bagaimana mengorganisasikan fungsi-fungsi keuangan, operasi, sumberdaya
manusia, dan pemasaran ?
8. Informasi
9. Manajemen permintaan dan penawaran
10. Prosedur
11. Pengendalian

G.    IMPLEMENTASI TOURISM MARKETING STRATEGY DI NTT


Menurut fanggidae (2005) bahwa komponen produk pariwisata di nusa tenggara
timur terdiri dari : atraksi suatu daerah tujuan wisata, fasilitas/ amenities yang tersedia
dan aksesibilitas ke dan dari daerah tujuan wisata. Ataraksi yang berupa atraksi alam dan
atraksi buatan manusia perlu dimanfaatkan untuk menarik wisatawan agar mempunyai
kesempatan selalu mengunjungi suatu objek wisata.

Untuk mencapai hasil tersebut menurut soekadijo, (2000), ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi yaitu :
a. Kegiatan (act) dan objek (artifact) yang merupakan atraksi itu sendiri harus dalam
keadaan yang baik
b. Karena atraksi wisata harus disajikan dihadapan wisatawan maka cara penyajiannya
harus tepat
c. Atraksi wisata adalah terminal dari suatu mobilitas spasial suatu perjalanan. Oleh
karena itu harus memenuhi semua detrminan mobilitas spasial yaitu akomodasi,
transportasi, dan promosi serta pemasaran
d. Keadaan ditempat atraksi harus dapat menahan wisatawan cukup lama
e. Kesan yang diperoleh wisatawan waktu menyaksikan atraksi wisata harus
diusahankan supaya bertahan selama mungkin.
Selain syarat syarat diatas, perlu juga diperhatikan cara :
1.    Mengatur persepektif ruang artinya mengatur komposisi bentuk serta warna dan
posisi .mengatur bentuk dan warna berarti bentuk dan warna dilingkungan objek
wisata harus menjolok dan menarik perhatian, khususnya segi segi yang
mengesahkan.mungkin dapat diciptakan bentuk dan warna baru yang ditata menjjadi
pertamanan yang asri. Untuk objek objek yang disimpan dalam meseum misalnya,
dapat dibuatkan dekor atau miniatur alam sehingga makna dan nilai objek yang
hendak di tonjolkan dapat serasi. Sedangkan mengatur posisi disini ialah letak objek
wisata dihadapan wisatawan. Kalau objek itu bisa dipindahkan seperti benda benda
di meseum atau manifestasi kebudayaan yang berupa perbuatan (act) seperti : tarian,
maka perlu dicarikan tempat yang tepat dan lingkungannya diatur menurud
komposisi bentuk dan warna.
2.   Mengatur perspektif waktu, perspektif pada waktu dapat di diberikan dengan cara
lisan melalui pramuwisata dimana meceritakan riwayat pandangan dan terjadinya
objek wisata yang bersangkutan, secara tertulis dalam bentuk tulisan dan buku
pertunjuk atau buku pemandu ( brochure), lembaaran kertas ( leaflet) yang dengan
cepat dapat diserap isinya oleh wisatawan serta secara visualisasi dimana riwaayat
terjadinya berupa gambar, patung atau diorama yang dapat di panjang didinding atau
di halaman. Bahkan untuk tetap terkenal dan berkembang, maka atraksi suatu objek
wisata perlu dilakukaan di versifikasi daan pengembangan atraksi yang beragam di
sesuaikan dengan harapan pengunjung.
Fasilitas merupakan sarana pokok kepariwisatawan oleh karena itu dalam
pengelolannya, baik itu didaerah tujuan wisata maupun objek wisaata tertentu haarus
disesuaikaan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maaupun kualitatif.
Secara kuaantitatif menunjuk pada jumlah sarana wisata yang harus disediaakan, atau
dibutuhkan, diantaranya: akomodasi (hotel, losmen,home stay), usaha rekreasi, wartel,
rumaah makan, air minum, toilet umum serta pembangkit listrik menuju objek wisata.
Dan secara kualitatif tercermin kepada kepuaasan wisatawan yang peroleh pelayanan
contohnya: para pramuwisata harus berprilaku baik, sopan dan ramah serta hargaa yang
ditetapkaan harus standard.
Dengan adanya strategi penentuan posisi ini, diharaapkan perusahan dapat
memutuskan besarnya perbedaan antara produk pariwisata dikota kupang dengan produk
paariwisata pesaing. Perbedaan tersebut akan diketahui calon wisatawan bila perusahan
mempromosikannya. Promosi yang dilakukan dari dua bentuk yaitu:
1. Promosi langsung.
Cara cara yang lazim digunakan untuk diperlukan promosi adalah :
 “ peragan” (display) misalnya rumah adat, pakian tradisional, dan gambar
gambar. Dengan peragan ini produk dan tempat penjualannya lebih kenal oleh
calon wisatawaan.
 “barang cetakan” (leaflet,folder,booklet, atau brochure)yang disebarkan
kepasaran.
 “pameran khusus” berupa benda- benda kebudayaan, pertunjukan kesenian dan
sebagainya, dapat ditingkatkan menjadi bulan pariwisata. Misaalnya apresiasi
seni dan budaya dan objek wisata lasiana pada bulaan oktober setiap tahunnya.
Adanya Indonesia sail yang pesertanya dari beberapa Negara didunia.
 “pemberian hadiah” khusus selama waktu promosi kepada wisatawan ,
misalnya: tas perjalanan, cinderamata atau karcis bebas masuk objek wisata.
2. Promosi tidak langsung
 Pemberian informasi dalam bentuk barang cetaakan.
 Publikasi dalam majalah majalaah provesi
 Kunjungan kepada perusaahaan penyalur
 Pertemuan dengan perusahaan penyalur untuk member informasi
 Menyelengarakan temu karya
 Mengundang wakil wakil perusahan penyalur untuk mengunjungi daerah tujuan
wisata.
Promosi dengan cara cara semacam itu cocok juga dilakukan terhaadap orang
orang yang berpengaruh atas pengambilan keputusan oleh wisatawan potensial
untuk mengadakan perjalanan wisata.
Secara keseluruhan strategi yang harus diterapkan terhadap produk pariwisata
dikota Kupang dilihat dari sisi bauran pemasaran produk sebagai berikut :
a. People strategis: Strategi ini mengharapkan calon wisatawan datang mengunjungi
objek wisata dan sekaligus menikmati fasilitas yang tersedia serta bagaimana
prilaku pariwisata berhadapan dengan pelanganannya / wisatawan.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
1. customer.
 Mengubah atau melakukan customer mix yang ada dengan
mengelompokaan calon pelanganan menurud alasan mengapa mereka
membeli.
 Memperhatikan dan menindak-lanjuti complain customer/pelangan.
2 Karyawan.
 Mengubah pola tingka laku karyawan hotel dengan memberikan pendidikan
dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan
 Terbukanya dengan kesempatan pengembangan karier
 Gaji dan kesejeteraan yang layak dan memadai
 Terjaminnya keselamatan kerja, kesehatan, dan hari tua.
 Suasana kerja yang menyenangkan
 Hubungan ketenaga kerjaan yang baik.
b. Product strategis
 Mengubah, memodifikasi atau memperbaiki kualittas prroduk yang ada.
 Memperkenalkan produk produk baru yang sejalan penggunaanya dengan
produk lama ( introduce the new product lines) : berupa cindermata .
 Mengikuti perkembangann teknologi dan harus menggunakannya bila teknologi
tersebut dibutuhkan.
 Menu makanan dan minuman ditingkatkan
 Fasilitas hotel perlu dijaga dan diperhatikan kebersihannya
 Mengubah gaya dan ragam pelayanan yang daapaat diberikan
 Mengubah cara-cara pendidikan dan pelatihan

c.       Place Strategis


 merenovasi atraksi buatan dan fasilitas yang dinggap perlu.
 membangun gedung atau bangunan baru yang lebih sesuai dengan
permintaan pasar .
 memberi kemudahan kepada pengunjung untuk berkunjung dengan membuat
jalan baru atau memperbaikinya.
 menambah outlet penjualan berdasarkan letak geografis yang dianggap
potensial.
 menbubah penunjukan keagenan (dari hanya agen perrjalan menjadi tour
operator,wholesaler dan hotel reprentatif lainnnya.)
d. Price strategis .
 Meninjau kembali kebijaksanaan harga
 Menawarkan nilai tambah terhaadap produk tertentu.
 Menawarkan tariff yang berbeda untuk tamu yang berbeda.
 Menetapkan prais ranging sehingga penawaran tidak menjdi kaku.
e. Positioning strategis.
 Mengubah memodifikasi atau memperbaharui presepsi calon pelanggan tentang
kesan ( image) terhadap hotel.
 Memperbaiki atau meningkatkaan citra hotel dalam masyarakat
 Mengubah sikap tingka laku dan budaaya kerja seluruh karyawan dan top
manajemen.
 Memposisikaan diri dengan menciptakan promosi dan menyampaaikan pesan
seakan akan bahwa hotel kita adalah hotel yang terbaik di kota atau kawasan
wista tersebut.
f. Promotion strategis
 Memperbaiki teknik pelayanaan atau cara melayani permintaan tamu yang
mendesaak
 Memperbaiki presentase penjualan kepada calon tamu potensial
 Menyusun kembali tacktical mixz sesuai dengan bencana yaangg akan
dilaakukan
 Memperkenalkan cara cara promosi yang lebih baik menarik dan efektif
 Mencari atau mengubah desain iklan dan pemilihan media yang lebih sesuai.
 Mendesain ulang bahan bahan promosi dengaan mencetaak brochures, leaflets
dan booklets dengan kualitas yang lebih baik.
 Meningkatkan anggaran promosi yang dianggap perlu dan menggurangi
anggaran promosi yang kurang atau tidak efektif pelaksanannya.

Solusi yang harus dilaksanakan oleh para pengelolah objek wisata dan pemerintah
agar objek objek wisata di kota kupang lebih dikenal dan dikunjungi oleh para wisatawan
adalah :
a. Perlu dilakkukan promosi dan publikasi melalui promosi di TVRI dan TV swasta
lain, melalui iklan di hari yang umum, brosur/leaflet serta produk pariwisata yang
lengkaap perlu dikemas dalam bentuk paket contohnya: paket “INDONESIA
KOTA KUPANG PACKAGES”.
b. Promosi dapat juga dilakukan pada saat terjadi even Indonesian sail bulaan oktober
karna pesertanyaa datang dari berbagi negara didunia. Promosi tersebut dapat
berupa souvenier, baju kaos dengan gambar objek wisata dikota kupang.
c. System keamanan dan pengaawasan di objek wisataa perlu ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai