Anda di halaman 1dari 10

Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,

Jakarta, 2 Agustus 2018

AKUNTANSI KEUANGAN DESA


Siswadi Sululing1, Haruni Ode2, dan Mohammad Gifari Sono3
Universitas Muhammadiyah Luwuk 1,2,3
siswadi.sululing@yahoo.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk meningkatkan pengetahuan kepala desa dan aparatur desa tentang akuntansi
sehingga mampu melakukan pencatatan transaksi keuangan desa dengan baik dan benar. Metode analisis
yang digunakan adalah transaksi pencatatan transaksi, penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan
dengan menggunakan menggunakan buku kas umum, buku kas harian pembantu, buku bank, buku pajak,
buku inventaris desa, buku persediaan, buku modal, buku piutang, dan buku hutang. Hasil penelitian terdiri
dari pendapatan desa yang berasal dana transfer dari pemerintah pusat yaitu dana desa, dan alokasi dana
desa serta pajak daerah dan retribusi daerah serta bantuan keuangan dari pemerintah propinsi, belanja desa
terdiri dari belanja bidang penyelenggaran pemerintah desa, belanja bidang pelaksanaan pembangunan
desa, belanja bidang pembinaan kemasyarakatan, belanja bidang pemberdayaan masyarakat, dan belanja
tak terduga; akuntansi keuangan desa akan menghasilkan laporaan keuangan desa yang terdiri dari laporan,
laporan realisasi anggaran, laporan kekayaan milik desa awal, neraca desa dan catatan atas laporan
keuangan.

Kata kunci: akuntansi keuangan desa; laporan keuangan desa


ABSTRACT
The objective of the research is to improve the knowledge of village head and village apparatus on
accounting so as to be able to recording village financial transactions properly and correctly. The analytical
method used is transaction transaction recording, classification, summarizing, and reporting using general
cash books, daily cash books, bank books, tax books, village inventory books, inventory books, capital
books, accounts receivable books, and debt books. The results of the study consisted of village income
derived from transfer funds from the central government, namely village funds, and village fund allocations as
well as local taxes and regional retributions as well as financial assistance from the provincial government,
village expenditure consisting of expenditure in the administration of village government, spending on the
implementation of village development, expenditure on community development, community empowerment
expenditures, and unexpected expenditures; village financial accounting will result in a village financial report
consisting of reports, budget realization reports, initial village wealth reports, village balance sheets and notes
on financial statements.

Keywords: financial accounting of the village; the village financial reports

PENDAHULUAN tahapan yang lainnya. Keuangan desa


Peraturan Menteri Dalam Negeri dikelola berdasarkan asas-asas transparan,
No.113 Tahun 2014 menyebut bahwa akuntabel, partisipatif, serta dilakukan
pengelolaan keuangan desa meliputi dengan tertib dan disiplin anggaran.
keseluruhan kegiatan yang meliputi Rangkaian dan asas pengelolaan keuangan
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, desa harus dilaksanakan dan dipenuhi oleh
dan pertanggungjawaban keuangan desa. setiap desa agar penyelenggaraan
Pengelolaan keuangan desa merupakan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan
rangkaian siklus yang terpadu dan desa, pembinaan masyarakat desa, dan
berintegrasi antara satu tahapan dengan pemberdayaan masyarakat desa dapat

708
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

berjalan sesuai dengan rencana sehingga pengelolaan keuangan desa relatif rendah,
visi desa dan masyarakat yang sejahtera sehingga mengalami kesulitan dalam
dapat diwujudkan. Dengan berlakunya melakukan pencatatan transaksi keuangan
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 desa, dan hal ini tidak bisa dianggap remeh
tentang Desa, akan membuat pemerintah karena bila terjadi kesalahan maka akan
desa akan memperoleh dana yang cukup menyebabkan semuanya menjadi salah.
besar dan harus dapat dikelola dengan baik Kondisi seperti ini tentu akan menyulitkan
dan dapat dipertanggungjawabkan. dalam penatausahaan dan
Pengelolaan keuangan desa tidak mempertanggungjawabkan keuangan desa.
hanya menyangkut perlunya peraturan Permasalahan inilah yang dialami oleh
pendukungnya dan sarana–prasarana, kepala desa dan aparatur desa yang lain di
namun yang paling penting adalah sumber Indonesia, tidak terkecuali di Kabupaten
daya manusia yang memiliki kompetensi dan Banggai. Perkembangan alokasi dana desa
komitmen yang dapat diandalkan. Kita sadari (ADD), APBDesa dan Tunjangan
bahwa kepala desa dan aparatur desa yang Penghasilan Aparatur Pemerintahan Desa
ada saat ini sebagian besar memiliki tingkat (TPAPD) Di Kab. Banggai Tahun 2010 –
pendidikan SMTA, pengetahuan tentang 2015:
akuntansi dan penatausahaan dalam
Tabel 1. Perkembangan ADD, APBDESA dan TPAPD Dalam Jutaan Rupiah
Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
ADD 10.000 11.455 13.599 23.092 23.092 91.072
APBDesa 17.000 19.600 26.700 36.100 37.500 176.297
TPAPD 7.000 8.157 13.599 13.599 14.495 42.048
Sumber: Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah Kab. Banggai, 2015

Untuk itu pengelolaan keuangan


Sedangkan gambaran APBDesa se- desa terutama pada tahap penatausahaan
Kabupaten Banggai Tahun 2015 adalah: keuangan desa, menjadi hal yang penting
dalam menjamin kualitas laporan keuangan
Tabel 2. APBDesa Se-Kabupaten Banggai desa yaitu melakukan pencatatan
Tahun 2015 penerimaan dan pengeluaran keuangan
Keterangan Jumlah (Rp) desa serta melakukan tutup buku setiap
akhir bulannya sampai menyusun laporan
10% Dana Alokasi 91.072.997.600 keuangan desa. Maka diperlukan
Umum + Dana Bagi 77.141.362.000
pemahaman tentang akuntansi dan
Hasil 8.082.688.684
Dana Desa dari APBN penatausahaan keuangan dalam
10% Bagian Pajak pengelolaan keuangan desa kepada
Daerah & Retribusi sebagian besar kepala desa dan aparatur
Daerah desa sehingga dapat
Total APBDesa 176.297.048.284 dipertanggungjawabkan.
Tahun 2015 Oleh karena itu kehadiran akuntansi
Sumber: Dinas Pendapatan, Keuangan dan keuangan desa sangatlah tepat dan sangat
Aset Daerah Kab. Banggai, 2015 dibutuhkan untuk mengatasi masalah
tersebut sebagai solusinya. Perlu dirancang
Di Kabupaten Banggai terdapat 291 sebuah akuntansi keuangan desa yang
Desa penerima keuangan desa yang mudah, sederhana dan jelas serta disertai
terdapat di APBDesa pada tabel 2 di atas, contoh aplikasi pembahasannya sehingga
yang terdiri dari dana desa (DD), alokasi dengan mudah dapat dipahami dan
dana desa (ADD), dan Pajak daerah dan dilaksanakan oleh kepada desa dan aparatur
retribusi daerah (PDRB), atau bila di rata- desa dalam melakukan penatausahaan
ratakan setiap desa akan menerima keuangan desa yang dimulai dari pencatatan
keuangan desa sebesar Rp. 605.81.781 per transaksi keuangan desa, jurnal, posting ke
desa. rekening besar, neraca saldo, ayat jurnal

709
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

penyesuaian, dan penyusunan laporan pengklasifikasian/penggolongan, pelaporan


keuangan desa yang transparan dan serta analisa data keuangan desa untuk
akuntabel. menghasilkan informasi yang berguna bagi
Akuntansi keuangan desa inilah kepala desa, pemerintah dan investor dalam
yang peneliti tawarkan sebagai solusi yang mengambil keputus
tepat agar keluar dari permasalahan yang
dihadapi kepala desa dan aparatur desa Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
tersebut di atas, sehingga kepala desa dan (APBDesa)
aparatur desa dapat menambah APBDesa pada dasarnya adalah
pengetahuan akuntansi dan penatausahaan rencana keuangan tahunan Pemerintah
sehingga mampu melakukan Desa. APBDesa terdiri atas:
penataausahaan dalam pengelolaan a. Pendapatan Desa
keuangan desa dengan melakukan Meliputi semua penerimaan uang melalui
pencatatan transaksi keuangan desa yang rekening desa yang merupakan hak desa
baik dan benar yang terdiri dari transaksi dalam 1 (satu) anggaran yang tidak perlu
penerimaan kas, transaksi pengeluaran kas, dibayar kembali oleh desa. Pendapatan
transaksi penerimaan bank dan transaksi desa diklasifikasikan menurut kelompok
pengeluaran bank serta mampu menyusun dan jenis.
laporan keuangan desa yang transparan dan b. Belanja Desa
akuntabel dalam pengelolaan keuangan Meliputi semua pengeluaran dari
desa. rekening desa yang merupakan
Berdasarkan berdasarkan masalah kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun
tersebut di atas, penulis tertarik untuk anggaran yang tidak akan diperoleh
melakukan penelitian dengan judul: pembayarannya kembali oleh desa.
“Akuntansi Keuangan Desa di Kabupaten Belanja desa dipergunakan dalam rangka
Banggai Propinsi Sulawesi Tengah”. mendanai penyelenggaraan kewenangan
desa dan diklasifikasikan menurut
Permasalahan kelompok, kegiatan, dan jenis.
Berdasarkan latar belakang yang c. Pembiayaan Desa
telah dikemukakan di atas, maka penulis Meliputi semua penerimaan yang perlu
merumuskan permasalahan yang akan dibayar kembali dan/atau pengeluaran
diteliti adalah: Bagaimana Pencatatan yang akan diterima kembali, baik pada
Transaksi Keuangan Desa Di Kabupaten tahun anggaran yang bersangkutan
Banggai Propinsi Sulawesi Tengah? maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya. Pembiayaan desaa terdiri
Tujuan Penelitian atas Penerimaan Pembiayaan dan
Untuk meningkatkan pengetahuan Pengeluaran Pembiayaan yang
kepala desa dan aparatur desa tentang diklasifikasikan menurut kelompok dan
akuntansi keuangan desa sehingga mampu jenis.
melakukan pencatatan transaksi keuangan
desa dengan baik dan benar. Pengelolaan Keuangan Desa
Permendagri No. 113 Tahun 2014
Akuntansi dan Akuntansi Desa menyebut bahwa pengelolaan keuangan
Winwin Yadiati (2007: 1) mengutip desa adalah keseluruhan kegiatan yang
definisi menurut American Institute of meliputi perencanaan, pelaksanaan,
Certified public Accountant (AICPA) tahun penatausahaan, pelaporan, dan
1953 menyatakan: Akuntansi adalah seni pertanggungjawaban keuangan desa.
pencatatan, pengelompokkan dan Pengelolaan keuangan desa merupakan
pengikhtisaran dengan cara yang berarti, ragkaian siklus yang terpadu dan terintegrasi
atas semua transaksi dan kejadian yang antara satu tahapan dengan tahapan
bersifat keuangan, serta penafsiran hasil- lainnya. Keuangan desa dikelola
hasilnya. Sedangkan akuntansi desa adalah berdasarkan asas-asas transparan,
proses pencatatan, akuntabel, partisipasif, serta dilakukan

710
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

dengan tertib dan disiplin anggaran. visi desa dan masyarakat yang sejahtera
Rangkaian dan asa pengelolaan keuangan dapat diwujudkan (Yuliansyah, 2016:48).
desa harus dilaksanakan dan dipenuhi oleh Siklus pengelolaan keuangan desa
setiap desa, pembinaan masyarakat desa, meliputi perencanaan, pelaksanaan,
dan pemberdayaan masyarakat desa dapat penatausahaan, pelaporan dan
berjalan sesuai dengan rencana sehingga pertanggungjawaban. Lebih jelasnya
nampak berikut ini:

Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan

Pertanggungjawaban Pelaporan

Gambar 1. Siklus Pengelolaan Keuangan (Sumber: Permendagri No. 113 Tahun 2014)

Pelaksanaan Keuangan Desa pengeluaran atas beban anggaran beban


a. Semua penerimaan dan pengeluaran belanja kegiatan dengan
desa dalam rangka pelaksanaan mempergunakan Buku Pembantu Kas
kewenangan desa dilaksanakan melalui Kegiatan sebagai pertanggungjawaban
rekening kas desa. pelaksanaan kegiatan desa.
b. Semua penerimaan dan pengeluaran
desa harus didukung oleh bukti yang Penatausahaan Keuangan Desa
lengkap dan sah. Dalam rangka mewujudkan asas
c. Pemerintah desa dilarang melakukan pengelolaan keuangan desa yang
pungutan sebagai penerimaan desa transparan dan akuntabel, maka
selain yang ditetapkan dalam peraturan penatausahaan keuangan desa yang baik
desa. wajib dilaksanakan. Penatausahaan
d. Bendahara dapat menyimpan uang dalam keuangan desa merupakan tanggung jawab
Kas Desa pada jumlah tertentu dalam bendahara desa. Permendagri No. 113
rangka memenuhi kebutuhan operasional Tahun 2014 menyatakan bendahara desa
pemerintah desa. wajib melakukan pencatatan setiap
e. Pengeluaran desa yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran, serta
beban APBDesa tidak dapat dilakukan melakukan tutup buku setiap akhir bulan
sebelum rancangan peraturan desa secara tertib.
tentang APBDesa ditetapkan menjadi Penerimaan kas oleh pemerintah
peraturan desa. desa menurut Permendagri No. 113 Tahun
f. Pengeluaran desa untuk belanja pegawai 2014 dapat berupa pendapatan desa yang
yang bersifat mengikat dan operasional bersumber dari pendapatan asli desa,
perkantoran yang ditetapkan dalam pendapatan trasfer, pendapatan lain-lain,
peraturan kepala desa tetap dapat ataupun yang bersumber dari penerimaan
dikeluarkan walaupun rancangan pembiayaan. Sementara pengeluaran kas
peraturan desa tentang APBDesa belum oleh pemerintah desa dapat berupa belanja
ditetapkan. pada bidang penyelenggara pemerintah
g. Pelaksanaan kegiatan mengajukan desa, bidang pelaksanaan pembangunan
pendanaan untuk melaksanakan desa, bidang pembinaan kemasyarakatan,
kegiatan harus disertai dengan dokumen bidang tak terduga, atau untuk pengeluaran
diantaranya Rencana Anggaran Biaya pembiayaan.
(RAB). Sebelum digunakan, RAB
tersebut diverfikasi oleh Sekretaris Desa Pelaporan
dan didahkan oleh Kepala Desa. Kepala desa menyampaikan laporan
h. Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab realisasi pelaksanaan APBDesa kepada
terhadap tindakan yang menyebabkan Bupati/Walikota yang meliputi:

711
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

a. Laporan semester pertama, berupa laporan semster akhir), Laporan Kekayaan


Laporan Realisasi Pelaksanaan Milik Desa per 31 Desember Tahun
APBdesa Semester Pertama. Anggaran Berkenaan, dan Laporan Program
b. Laporan semester akhir tahun, berupa Pemerintah dan Program Pemerintah
Laporan Realisasi Pelaksanaan Daerah yang masuk ke Desa.
APBDesa Semester Akhir.
c. Laporan Program Pemerintah dan METODE
Pemerintah Daerah yang masuk ke Jenis Penelitian
Desa. Jenis penelitian ini adalah field studi
research. Peneliti langsung ke desa-desa
Pertanggungjawaban yang menerima dana desa (DD), alokasi
Kepala desa menyampaikan kepada dana desa (ADD), dan pajak daerah dan
Bupati/Walikota setiap akhir tahun anggaran, retribusi daerah (PDRD) di Kabupaten
laporan yang meliputi: Banggai Propinsi Sulawesi Tengah.
a. Laporan pertangungjawaban Realisasi
Pelaksanaan APBDesa tahun anggaran Populasi dan Sampel
berkenaan. Populasi dalam penelitian ini
1) Merupakan bagian tidak terpisah dari adalah semua desa yang menerima dana
laporan penyelenggaraan Pemerintah desa (DD), alokasi dana desa (ADD), dan
Desa pajak daerah dan retribusi daerah (PDRD) di
2). Diinformasikan kepada masyarakat Kabupaten Banggai berjumlah 291 Desa.
secara tertulis dan dengan media Sedangkan sampel yang akan digunakan
informasi yang mudah diakses oleh adalah desa-desa yang menerima DD, ADD,
masyarakat. dan PDRB. Sedangkan menentukan jumlah
3). Disampaikan kepada Bupati/Walikota sampel, peneliti menggunakan rumus Taro
melalui camat atau sebutan lain. Yamane yang dikutip oleh Riduwan (2010 :
b. Laporan kekayaan milik desa per 31 65) : n = N / N.d2 + 1, dimana: n = jumlah
Desember tahun anggaran berkenaan sampel, N = jumlah populasi, d2= prestise
c. Laporan program Pemerintah dan yang ditetapkan. Prestise yang ditetapkan
Pemerintah daerah yang masuk ke Desa. peneliti=15%, maka jumlah sampel yang
digunakan: 291/(0,15 + 0,15) + 1 =
Laporan Keuangan 291/7,5475 = 38,55581= 39. Jadi jumlah
Laporan keuangan yang dibuat sampel yang digunakan berjumlah 39 Desa.
ditujukan untuk tujuan pemakaian yang Penulis menggunakan metode pengambilan
berbeda-beda. Laporan Keuangan menurut sampel purposive sampling, dengan kriteria
Peraturan Pemerintah nomor 71 Tahun 2010 pengambilan sampel adalah tahun anggaran
terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, 2015, tiap kecamatan akan diwakili 2 desa,
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, dengan data transaksi keuangan desa yang
Laporan Operasional, Jurnal Penutup pada lengkap.
Akhir Tahun, Laporan Perubahan Ekuitas,
Neraca, dan Laporan Arus Kas. Metode Pengumpulan Data
Laporan keuangan menurut standar Metode pengumpulan data yang digunakan
akuntansi keuangan tahun 2015 laporan adalah:
keuangan terdiri dari: Financial Position, 1. Dokumentasi, yaitu mengamati dan
Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan menganalisis data transaksi
Laba Ditahan, Laporan Arus Kas, Catatan keuangan desa tahun 2015 yaitu
Atas Laporan Keuangan, dan Informasi data penerimaan kas dan
Komparatif. pengeluaran kas serta buku Bank.
Berdasarkan Permendagri No. 113 2. Wawancara, yaitu mengajukan
Tahun 2014, laporan keuangan desa terdiri tanya jawab dengan kepala desa
dari Laporan Pertanggungjawaban Realisasi dan Bendahara desa dalam hal
Pelaksanaan APBDesa Tahun Anggaran melakukan pencatatan penerimaan
Berkenan (laporan semester pertama dan kas dan pengeluaran kas serta

712
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

penerimaan dan pengeluaran Propinsi Sulawesi Tengah, dan analisis


rekening desa di Bank Rayat terhadap dokumen APBDesa tahun
Indonesia Cabang Luwuk. anggaran 2016 adalah:
1. Pendapatan Desa, terdiri dari:
Metode Analisis Pendapatan Transfer dari pemerintah
Untuk pembahasan model pusat, yaitu dana desa, alokasi dana
penatausahaan dalam pengelolaan desa, dan bagian dari hasil pajak dan
keuangan desa, peneliti menggunakan retribusi daerah kabupaten/kota serta
metode analisis akuntansi keuangan desa, bantuan keuangan dari pemerintah
dengan cara dokumen transaksi keuangan propinsi. Besarnya dana desa, alokasi
desa diamati dan dianalisis kemudian dana desa dan bagian hasil pajak dan
dilakukan pencatatan transaksi keuangan retribusi daerah berbeda-beda untuk
desa akan mulai dari transaksi pendapatan setiap desa. Setiap desa meneriman
desa, transaksi belanja desa, dan transaksi dana desa sekitar Rp.580.055.000 –
pembiayaan, dengan menggunakan 608.690.000, alokasi dana desa sekitar
rekening besarnya masing-masing, posting Rp. 144.432.600 – 368.354.400, dan
atau pemindahbukuan ke rekening besar, bagian hasil pajak dan retribusi daerah
neraca saldo, ayat jurnal penyesuaian dan sekitar Rp. 5.855.040 – 26.437.900,- dan
penyusunan laporan keuangan desa. bantuan keuangan propinsi sebesar Rp.
10.000.000. per desa.
HASIL 2. Belanja Desa, terdiri dari: Bidang
Dengan menggunakan metode analisis Penyelenggaraan Pemerintah Desa,
akuntansi keuangan desa, diperoleh hasil Bidang Pelaksanaan Pembangunan
penelitian sebagai berikut: Desa, Bidang Pembinaan
1. Sumber pendapatan desa terdiri dari Kemasyarakatan Desa, Bidang
pendapatan transfer dari pemerintah Pemberdayaan Masyarakat, dan Bidang
pusat yaitu: dana desa (DD), alokasi Tak Terduga atau Untuk Pengeluaran
dana desa (ADD), pajak daerah dan Pembiayaan.
retribusi daerah serta bantuan keuangan 3. Akuntansi Keuangan Desa
pemerintah propinsi dan pemerintah Akuntansi keuangan desa adalah proses
kabupaten. pencatatan transaksi pendapatan desa
2. Belanja desa digunakan untuk 5 (lima) dan belanja pemerintah desa, yang
bidang yaitu: Bidang Penyelenggaraan didukung dengan dengan bukti-bukti
Pemerintah Desa, Bidang Pelaksanaan transaksi kemudian dilakukan
Pembangunan Desa, Bidang Pembinaan penggolongan, pengikhtisaran dan
Kemasyarakatan Desa, Bidang menganalisis laporan keuangan
Pemberdayaan Masyarakat, dan Bidang sehingga menghasilkan informasi
Tak Terduga atau Untuk Pengeluaran keuangan desa yang akan digunakan
Pembiayaan. oleh pihak-pihak yang berhubungan dan
3. Akuntansi keuangan desa, meliputi bekerja sama dengan desa. Bukti-bukti
pencatatan transaksi pendapatan desa transaksi kemudian dicatat dengan
dan belanja desa yang digunakan dalam menggunakan buku kas umum, buku kas
1 (satu) tahun anggaran, dan harian pembantu, buku bank, buku pajak,
menghasilkan laporan keuangan desa. buku inventaris desa, buku persediaan,
4. Laporan keuangan desa, yang terdiri dari buku modal, buku piutang, dan buku
laporan realisasi anggaran semester 1 hutang.
(satu) dan semester 2 (dua), laporan Berikut ini merupakan contoh transaksi
kekayaan milik desa awal,neraca desa, keuangan desa yang terjadi pada
dan catatan atas laporan keuangan desa pemerintah desa X Kabupaten XX Propinsi
XXX Tahun anggaran 2017 sebagai berikut:
Pembahasan 1. Tanggal 1 Maret 201X Bendahara
Berdasarkan observasi sampel desa X menerima dana desa sebesar
sebanyak 39 Desa di Kabupaten Banggai

713
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

Rp50.000.000 via transfer ke rekening 5. Tanggal 16 Maret 201X Bendahara


desa X di bank rakyat indonesia. desa X membeli 1 unit komputer
Bendahara desa akan melakukan merk Acer sebesar Rp12.000.000.
pencatatan transaksinya adalah: Bendahara desa akan melakukan
Rekening Desa X di Bank Rakyat pencatatan transaksinya adalah:
Indonesia Rp50.000.000.- Rekening Belanja Pegawai
Dana Desa Rp12.000.000.- Rekening Kas Desa
Rp50.000.000.- X Rp12.000.000.-
(Mencatat penerimaan pendapatan (Mencatat pembelian tunai 1 unit
trasnfer dana desa via rekening desa komputer merk acer)
di bank BRI) 6. Tanggal 18 Maret 201X Bendahara
2. Tanggal 3 Maret 201X Bendahara desa X membayar upah kerja
desa X menarik tunai dana desa perbaikan saluran irigasi sebesar
sebesar Rp30.000.000 dengan Rp5.000.000.
menggunakan cek BRI No. 56789. Bendahara desa akan melakukan
Bendahara desa akan melakukan pencatatan transaksinya adalah:
pencatatan transaksinya adalah: Rekening Barang dan Jasa
Rekening Kas Desa X Rp30.000.000.- Rp5.000.000.- Rekening Kas Desa
Rekening Desa X di Bank Rakyat X Rp5.000.000.-
Indonesia Rp30.000.000.- (Mencatat pembayaran tunai upah
(Mencatat penarikan tunai dengan kerja perbaikan saluran irigasi)
menggunakan cek BRI No.56789 di 7. Tanggal 20 Maret 201X Bendahara
bank BRI) desa X membayar honorarium dan
3. Tanggal 6 Maret 201X Bendahara konsumsii kegiatan pembinaan dan
desa X membayar belanja pegawai ketentraman dan ketertiban masing-
sebesar Rp10.000.000. masing sebesar Rp5.000.000. dan
Bendahara desa akan melakukan Rp2.000.000.
pencatatan transaksinya adalah: Bendahara desa akan melakukan
Rekening Belanja Pegawai pencatatan transaksinya adalah:
Rp10.000.000.- Rekening Kas Desa Rekening Barang dan Jasa
X Rp10.000.000.- Rp5.000.000.- Rekening Konsumsi
(Mencatat pembayaran tunai Rp2.000.000.- Rekening Kas Desa X
tunjangan kepala desa dan Rp7.000.000.-
perangkat desa) (Mencatat pembayaran tunai honor
4. Tanggal 15 Maret 201X Bendahara pelatih dan konsumsi kegiatan
desa X menerima alokasi dana desa pembinaan ketrentaman dan
dan bantuan keuangan pemerintah ketertiban)
propinsu via transfer ke rekening 8. Tanggal 28 Maret 201X Bendahara
desa X di bank rakyat indonesia desa X membayar honorarium
masing-masing sebesar pelatih dan konsumsii kegiatan
Rp70.000.000 dan Rp10.000.000. pelatihan kepala desa dan perangkat
Bendahara desa akan melakukan desa masing-masing sebesar
pencatatan transaksinya adalah: Rp7.000.000. dan Rp3.000.000.
Rekening Desa X di Bank Rakyat Bendahara desa akan melakukan
Indonesia Rp80.000.000.- Alokasi pencatatan transaksinya adalah:
Dana Desa Rp70.000.000.- Rekening Barang dan Jasa
Bantuan keuangan pemerintah Rp7.000.000.-
propinsi Rp10.000.000.- Rekening Konsumsi Rp3.000.000.-
(Mencatat penerimaan pendapatan Rekening Kas Desa X
trasnfer dana desa dan bantuan Rp10.000.000.-
keuangan pemerintah propinsi via (Mencatat pembayaran tunai honor
rekening desa di bank BRI) pelatih dan konsumsi kegiatan

714
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

pelatihan kepala desa dan perangkat 1) Peraturan desa tentang Anggaran


desa) Pendapatan dan Belanja Desa (APB
Setelah dilakukan pencatatan desa),
transaksi tersebut kemudian dilakukan 2) Rencana anggaran biaya,
posting ke rekening masing-masing untuk 3) Buku kas pembantuan kegiatan dan
kemudian menghitung saldo rekeningnya. surat permintaan pembayaran serta
Bila masih ada transaksi yang memerlukan pernyataan tanggungjawab belanja,
penyesuaian, maka perlu dilakukan 4) Penatausahaan (Buku kas umum, buku
penyesuaian terhadap suatu rekening, bila kas pembantu pajak, dan buku bank
tidak ada maka proses penyesuaian tidak desa),
perlu dilakukan, jadi langsung ke 5) Laporan realisasi pelaksanaan APB
penyusunan laporan keuangan desa. desa semester, serta
6) Laporan pertanggungjawaban realisasi
4. Laporan Keuangan Desa pelaksanaan APB desa.
Laporan keuangan desa berbeda 7) Laporan kekayaan milik desa.
dari laporan keuangan sektor publik dan Komponen laporan keuangan
pemerintahan. Laporan keuangan desa juga sektor publik menurut Bastian (2010:297),
sederhana. Standar pelaporan yang mencakup:
disesuaikan dengan laporan keuangan desa, Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Laporan
tentunya akan sangat membantu Kinerja Keuangan, Laporan Perubahan
perkembangan dari pelaporan keuangan Aktiva/Ekuitas Neto, Laporan Arus Kas, dan
desa. Dengan demikian, dengan adanya Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas
standar pelaporan keuangan desa yang Laporan Keuangan.
sederhana dan mengacu pada standar Komponen laporan keuangan desa
akuntansi pemerintahan, tentunya akan berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun
memudahkan dalam penyusunan laporan 2014 menurut V. Wiratna Sujarweni
keuangan desa. (2015:17) mencakup: Anggaran, Buku Kas,
Berdasarkan format yang terdapat Buku pajak, Buku bank, dan Laporan
dalam lampiran Peraturan Menteri Dalam Realisasi Anggaran (LRA)
Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Sedangkan komponen laporan
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan keuangan pemerintahan dalam PP No. 71
Desa, laporan keuangan yang disusun lebih Tahun 2010, mencakup: Laporan realisasi
sederhana daripada laporan keuangan anggaran, Laporan perubahan saldo
sektor publik dan pemerintahan yang lain. anggaran lebih, Neraca, Laporan
Dikarenakan desa merupakan bagian dari operasional, Laporan arus kas, Laporan
pemerintahan Republik Indonesia, oleh perubahan ekuitas, dan Catatan atas laporan
karena itu, penyusunan laporan keuangan keuangan.
desa didasarkan pada Peraturan Menteri Berdasarkan komponen laporan
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor keuangan di atas, komponen laporan
113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan keuangan desa memiliki perbedaan dengan
Keuangan Desa yang mengacu pada komponen laporan keuangan sektor publik
Standar Akuntansi Pemerintahan yang dan pemerintahan. Laporan keuangan desa
tertuang dalam PP No. 71 Tahun 2010. tidak mencantumkan catatan atas laporan
Peraturan Menteri Dalam Negeri keuangan, berbeda dengan laporan
Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 keuangan sektor publik dan pemerintahan.
tentang Pengelolaan Keuangan Desa Selain itu, laporan kekayaan milik desa yang
menjabarkan format laporan keuangan desa menyerupai laporan posisi keuangan
beserta ketentuan-ketentuan dalam (neraca) tidak mencantumkan komponen
pengelolaan keuangan desa, tetapi tidak ekuitas, sehingga hanya mencantumkan
menjabarkan standar pelaporan keuangan komponen aset dan liabilitas. Hal ini dapat
untuk desa. Komponen laporan keuangan dipahami, dikarenakan laporan keuangan
desa sebagai berikut: desa lebih sederhana dari pada laporan
sektor publik maupun pemerintahan.

715
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

Jadi laporan keuangan desa terdiri silang dengan informasi terkait dalam
dari: catatan atas laporan keuangan.
1. Laporan realisasi anggaran (LRA) desa Catatan atas Laporan Keuangan
adalah laporan realisasi pelaksanaan dimaksudkan agar laporan keuangan
APBDesa tahun anggaran berkenaan, dapat dipahami oleh pembaca secara
terdiri dari pendapatan, belanja, transfer, luas, tidak terbatas hanya untuk
surplus/defisit dan pembiayaan dalam pembaca tertentu ataupun manajemen
tahun anggaran berkenaan. Dalam entitas pelaporan. Oleh karena itu,
laporan LRA terdapat lampiran laporan Laporan Keuangan mungkin
kekayaan milik desa per 31 Desember mengandung informasi yang dapat
tahun anggaran berkenaan. mempunyai potensi kesalahpahaman
2. Laporan kekayaan milik desa awal adalah diantara pembacanya. Untuk
laporan yang memperlihatkan posisi aset, menghindari kesalahpahaman, catatan
kewajiban dan, kekayaan bersih desa atas laporan keuangan harus menyajikan
pada satu periode. informasi yang dapat menjawab
3. Neraca Desa adalah laporan yang pertanyaan-pertanyaan seperti
menggambarkan posisi keuangan bagaimana perkembangan posisi dan
mengenai posis aset, kewajiban dan kondisi keuangan/fiskal entitas pelaporan
ekuitas dana pada satu periode. Aset serta bagaimana hal tersebut tercapai
adalah kekayaan yang dimiliki oleh desa sehingga memudahkan pengguna dalam
baik aset lancar dan aset tetap, memahami laporan keuangan.
kewajiban adalah berbagai macam Untuk itu, diperlukan pembahasan umum
hutang yang timbul dari kejadian dan referensi ke pos-pos laporan
transaksi masa lalu yang keuangan menjadi penting bagi pembaca
penyelesaiannya menjadi tanggungjawab laporan keuangan. Selain itu,
pemerintah desa, sedangkan ekuitas pengungkapan basis akuntansi dan
dana adalah kekayaan bersih pemerintah kebijakan akuntansi yang diterapkan
desa yang merupakan selisih aset dan akan membantu pembaca untuk dapat
kewajiban. Neraca desa menggambarkan menghindari kesalahpahaman dalam
status sumber daya yang dimiliki desa, membaca laporan keuangan.
terutama perkembangan sarana dan
prasarana produktif yang dimiliki PENUTUP
pemerintahan desa untuk mencapai Simpulan
sasaran tahunan desa tersebut. Sumber pendapatan desa terdiri
4. Catatan atas laporan keuangan (CALK), dari pendapatan transfer dari pemerintah
adalah catatan atas laporan keuangan pusat, yang terdiri dari dana desa, bagian
desa meliputi penjelasan atau daftar rinci hasil pajak dan retribusi daerah kabupaten,
atau analisis atas nilai suatu pos yang alokasi dana desa dan bantuan keuangan
disajikan dalam anggaran desa, laporan pemerintah propinsi. Sedangkan belanja
realisasi anggaran desa, laporan desa terdiri bidang belanja penyelenggaraan
kekayaan milik desa awal dan neraca pemerintah desa, belanja bidang
desa. pelaksanaan pembangunan desa, belanja
Setiap entitas pelaporan diharuskan bidang pembinaan kemasyaratan desa, dan
untuk menyajikan catatan atas laporan belanja bidang pemberdayaan masyarakat
keuangan sebagai bagian yang tak desa. Akuntansi keuangan desa adalah
terpisahkan dari laporan keuangan untuk proses pencatatan transaksi pendapatan,
tujuan umum. Catatan atas laporan belanja pemerintah desa dan pembiayaan
keuangan harus disajikan secara desa dengan menggunakan buku kas umum,
sistematis. setiap pos dalam anggaran buku kas harian pembantu, buku bank, buku
desa, laporan realisasi anggaran desa, pajak, buku inventaris desa, buku
laporan kekayaan milik sea awal, dan persediaan, buku modal, buku piutang, dan
neraca desa, harus mempunyai referensi buku hutang. Laporan keuangan desa terdiri
dari laporan realisasi anggaran desa,

716
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

laporan kekayaan milik desa awal, neraca


desa dan catatan atas laporan keuangan
desa.

DAFTAR RUJUKAN
Hafiz, A. (2011). Akuntansi Pemerintah
Daerah Berbasis Akrual, Penerbit
Alfabeta, Bandung.
Bastian, I. (2010). Akuntansi Sektor Publik:
Suatu Pengantar Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015, Standar
Akuntansi Keuangan. Penerbit
Salemba Empat Jakarta.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 113
Tahun 2014, Pengelolaan
Keuangan Desa.
Peraturan Pemerintah Nomor 71, 2010,
Akuntansi Pemerintahan Berbasis
Akrual.
Riduwan, MBA. (2010). Metode dan Teknik
Menyusun Tesis. Penerbit Alfabeta
Bandung.
Sujarweni, V.W. (2015). Akuntansi Desa:
panduaan tata kelola keuangan
desa. Penerbit Pustaka Baru Press
Yogyakarta.
Yadiati, W. (2010). Teori Akuntansi Suatu
Pengantar. Penerbit Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Yuliansyah dan Rusmianto. (2015).
Akuntansi Desa. Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.

717

Anda mungkin juga menyukai