PERSEPSI KORUPSI
2015
KATA PENGANTAR
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai salah satu lembaga negara juga
berupaya terus mencegah terjadinya korupsi dalam penyelenggaraan kegiatan
khususnya kegiatan layanan kepada masyarakat. Balai Penelitian Teknologi Bahan
Alam (BPTBA LIPI) sebagai salah satu satuan kerja LIPI di daerah yang mempunyai
fungsi layanan kepada masyarakat telah berupaya melakukan pencegahan korupsi
dengan menciptakan layanan yang bersih, tranparan dan akuntabel. Pada tahun 2015,
BPTBA LIPI melakukan survei untuk mengukur indeks persepsi korupsi dari responden
yang mendapatkan layanan. Penilaian indeks persepsi korupsi di BPTBA LIPI
diharapkan semakin meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.
Laporan ini menyajikan sejauh mana fungsi layanan BPTBA akuntabel dan transparan
di mata masyarakat. Terimakasih atas dukungan semua pihak. Semoga laporan Indeks
Persepsi Korupsi ini berguna untuk kita semua.
Hormat Kami,
Tim Penyusun
Hal. 03 Laporan Indeks Persepsi Korupsi
LATAR BELAKANG
Kenaikan tersebut belum mampu menandingi skor dan peringkat yang dimiliki oleh
Malaysia (50), dan Singapura (85), dan sedikit di bawah Thailand (38). Indonesia lebih
baik dari Filipina (35), Vietnam (31), dan jauh di atas Myanmar (22) (Transparency
internasional Indonesia, 2015)
Untuk mencapai cita-cita Indonesia bebas korupsi bukan persoalan yang mudah,
karena selain banyak berbagai masalah yang tengah membelit kehidupan bangsa
Indonesia juga di warnai persoalan di bidang ekonomi, sosial politik, pertahanan dan
keamanan, hukum serta permasalahan kebudayaan yang mesti diselesaikan.
Tampaknya perilaku korupsi di negara kita sudah menjadi persoalan yang
mengkhawatirkan sejak lama, dampaknyapun cukup dahsyat karena bisa merusak
stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal mana dampak tindak korupsi
tersebut akan merongrong kemandirian semua aspek kehidupan negara. Akhir-akhir ini
berita di berbagai media baik melalui online (internet), televisi, radio, surat kabar dan
media cetak lain banyak mengulas dan memperbincangkan terjadinya tindak pidana
korupsi yang masif. Pelaku korupsi pun beragam mulai dari Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Pusat maupun PNS Daerah. Demikian juga Pejabat Negara di Pusat dan Pejabat di
daerah bahkan beberapa pengusaha pusat dan daerah pun juga telah tersangkut
korupsi. LIPI sebagai lembaga pemerintah sampai saat ini belum diketahui oleh
masyarakat seberapa besar penyelenggaraan layanan yang tidak atau kurang efisien
dan bahkan kemungkinan seberapa tinggi layanan yang tidak sesuai dengan ketentuan.
Oleh karena itu, kiranya perlu dilakukan kajian tentang persepsi masyarakat terhadap
tingkat tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh LIPI (Inspektorat LIPI, 2015).
LIPI wajib mendukung dan berperan aktif dalam kegiatan pencegahan dan
pemberantasan korupsi. Anggaran harus dikelola dengan baik untuk mencegah
terjadinya tindak korupsi. Pengelolaan yang baik perlu didukung dengan sistem dan
sumber daya manusia yang kompeten dan berintegritas. Interaksi LIPI dengan
masyarakat perlu dibangun agar memberikan suasana yang saling menghargai antara
kedua pihak dan saling memanfaatkan terutama bagi masyarakat atas jasa pelayanan
Hal. 05 Laporan Indeks Persepsi Korupsi
LIPI. Oleh karena itu terkait dengan maksud seperti tersebut diatas maka pertanyaan
penelitiannya adalah Bagaimana pendapat atau persepsi masyarakat terhadap
penyelenggaran pelayanan publik yang dilakukan oleh LIPI ? (Inspektorat LIPI, 2015).
Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA) LIPI merupakan salah satu satuan
kerja di daerah yang banyak berhubungan dengan layanan masyarakat seperti jasa
layanan produksi, sewa alat, pelatihan, jasa konsultasi, kunjungan ilmiah, bimbingan
siswa dan mahasiswa juga berupaya terus menciptakan layanan terbaik, bersih,
akuntabel dan transparan. Dengan demikian penting dilakukan survei indeks persepsi
korupsi dalam rangka melaksanakan upaya pemerintah dalam pemberantasan korupsi
seperti tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012
tentang Strategi Nasional Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang
Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014.
TUJUAN
METODOLOGI
Pengumpulan Data
Penyusunan nilai Indeks Persepsi Korupsi (IPK) didasarkan pada hasil survey
persepsi korupsi masyarakat terhadap pelayanan di BPTBA LIPI tahun 2015.
Metode ini meliputi unsur layanan, teknik pengumpulan data dan analisis data.
Unsur penilaian mencakup 5 unsur (lima) unsur dan satu bagian profil responden.
Jumlah responden survey perseps korupsi pada tahun 2015 sebesar 118 responden.
Untuk menghindari bias, maka pemilihan responden adalah responden yang telah
mendapatkan layanan selama dalam waktu refensi survei. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan 2 metode yaitu menggunakan alat bantu kuesioner dan
menggunakan metode pengisian eletronik dengan internet. Unsur penilaian
persepsi korupsi terdiri dari 5 unsur yaitu :
Tabel 2. Unsur Pertanyaan Kuesioner Persepsi Korupsi di BPTBA LIPI
Survey persepsi korupsi disajikan dalam bentuk skoring / angka absolut agar
diketahui peningkatan /penurunan indeks persepsi korupsi masyarakat atas
pelayanan yang diberikan di setiap tahunnya. Teknik analisis perhitungan Indeks
Persepsi Korupsi pada kuesioner dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Setiap unsur penilian persepsi terdiri dari 3 pilihan dengan konversi nilai 0, 1 dan
2
Jumlah nilai total persepsi korupsi dijumlahkan dan dianalisis sebagai Indeks
Persepsi Korupsi dengan cara berikut :
Hal. 08 Laporan Indeks Persepsi Korupsi
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖 𝐾𝑜𝑟𝑢𝑝𝑠𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖 𝐾𝑜𝑟𝑢𝑝𝑠𝑖 𝑇𝑖𝑎𝑝 𝑈𝑛𝑠𝑢𝑟 ...........................................3
Beberapa konsep dan definisi terkait dengan Survei Persepsi Korupsi 2015 adalah
sebagai berikut:
a) Korupsi adalah segala bentuk penyalahgunaan wewenang untuk memperoleh
manfaat pribadi. Definisi korupsi dalam Survei Persepsi Korupsi 2015 mengacu
pada dimensi – dimensi pengukuran korupsi yang ada dalam Corruption
Perception Index (CPI).
b) Persepsi adalah penafsiran dan penilaian seseorang terhadap fenomena sosial
tertentu. Persepsi tidak hanya dihasilkan melalui penilaian subjetif yang
cenderung personal, namun dihasilkan melalui penilaian objektif yang
bersumber dari pengalaman langsung atau tidak langsung,dan/atau
pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang (International Tranparency, 2016)
Hal. 09 Laporan Indeks Persepsi Korupsi
PROFIL RESPONDEN
Pria Wanita
44%
56%
Profil responden kuisioner Indeks Persepsi Korupsi (IPK) berdasarkan jenis kelamin
di BPTBA LIPI menunjukkan bahwa 56 % adalah wanita yang mendominasi dan
sebanyak 44 % adalah laki – laki dari sebanyak 116 orang responden yang mengisi.
Profil status jenis kelamin sebanyak 100 % terisi. Gambar 1 menunjukkan informasi
mengenai representasi profil responden IPK di BPTBA LIPI berdasarkan jenis
kelamin.
Hal. 10 Laporan Indeks Persepsi Korupsi
25% 21%
20%
15% 10%
10%
5% 5% 4%
5%
0%
0%
Pekerjaan utama responden IPK BPTBA LIPI yang disurvei adalah Pendidik
(gurum dosen, pengajar) sebanyak 27 %, Lainnya (Pelajar, PNS, Petani, Peternak,
Wartawan, Reporter, Pendeta dan lainnya) sebanyak 27 %, Pengusaha sebanyak
21 %, Mahasiswa sebanyak 10 %, Teknikal / Profesional sebanyak 5 %, Peneliti
sebanyak 5 % dan Administrasi sebanyak 4 %. Responden yang mengisi status
pekerjaan sebanyak 100 %. Gambar 2 menunjukkan informasi mengenai
representasi profil responden di BPTBA berdasarkan status pekerjaan. Pekerjaan
utama responden berhubungan dengan profil pengguna layanan di BPTBA LIPI.
Pendidik dan profesi lainnya seperti pelajar, PNS dan lainnya yang mendominasi
menunjukkan pengguna layanan terbanyak berhungan dengan layanan edukasi
dan kerjasama riset.
Hal. 11 Laporan Indeks Persepsi Korupsi
50%
40%
40%
30%
20% 25%
Tempat kerja utama responden IPK di BPTBA LIPI yang disurvei adalah
Pendidikan Dasar (SD, SMP, SMU/SMK) sebanyak 40 %, Bisnis / Komersial /
Swasta sebanyak 25 %, Perguruan Tinggi sebanyak 16 %, Kantor Pemerintah
sebanyak 15 %, Organisasi nirlaba (non profit) sebanyak 1 % dan lainnya (gereja,
radio) sebanyak 3%. Responden yang tidak mengisi tempat kerja sebanyak 1 %.
Gambar 3 menunjukkan informasi mengenai representasi profil responden IPK di
BPTBA LIPI berdasarkan tempat pekerjaan. Profil tempat kerja dominan sesuai
dengan profil status pekerjaan utama, yaitu yang berhubungan dengan lembaga
pendidikan. Status tempat kerja tertinggi kedua adalah binis / komersil / swasta
yang menandai bahwa pengguna layanan tertinggi juga berasal dari kalangan
pengusaha, bisnis, industri kecil menengah (UMKM) termasuk petani dan peternak.
Hal. 12 Laporan Indeks Persepsi Korupsi
Tidak mengisi 1%
Lainnya 16%
Jasa konsultasi 5%
Uji laboratorium 4%
Narasumber 8%
Pelatihan 15%
Bimbingan… 21%
Kerjasama produksi 7%
Jenis layanan utama responden IPK di BPTBA LIPI yang disurvei adalah layanan
Kerjasasama riset / kelembagaan sebanyak 22 %, layanan Bimbingan siswa /
mahasiswa, PKL / Skripsi / Magang sebanyak 21 %, Lainnya (layanan edukasi,
bimbingan IPTEKDA, seminar, outing class, kunjungan) sebanyak 16 %, layanan
Pelatihan sebanyak 15 %, layanan Narasumer sebanyak 8 %, layanan kerjasama
produksi (PNBP) sebanyak 7 %, layanan Jasa Konsultasi sebanyak 5 % dan
layanan Uji Laboratorium sebanyak 4 %. Responden yang tidak mengisi tempat
kerja sebanyak 1 %. Gambar 4 menunjukkan informasi mengenai representasi
profil responden IPK di BPTBA LIPI berdasarkan jenis layanan yang diterima
responden. Jenis layanan yang mendominasi dalag layanan kerjasama riset /
kelembagaan dan bimbingan ilmiah, hal ini menujukkan bahwa peran LIPI di
daerah banyak berperan sebagai wahana edukasi bagi masyarakat juga sekaligus
pintu bagi pemanfaatan hasil inovasi LIPI di daerah.
Nilai indeks persepsi korupsi dihitung berdasarkan rumus yang dijelaskan dalam
metodologi. Nilai total Indeks Persepsi Korupsi adalah 4,47 dengan skala 0 – 5.
Dengan demikian IPK BPTBA LIPI dinilai baik. Tahun 2015 merupakan tahun
pertama dilakukannya survei persepsi korupsi sehingga tidak ada nilai pembanding
pada tahun sebelumnya.
207
1,00 1,00 1,00 1,00
200
0,88
0,80
150 140
0,59 0,60
100
0,40
50
0,20
0 0,00
Unsur 2 Unsur 3 Unsur 4 Unsur 5 Unsur 6
Gambar 5 menampilkan nilai per unsur pertanyaan dengan nilai persepsi korupsi.
Pada gambar 5 nilai tertinggi didapatkan pada kategori unsur 3, 4 dan 6 yaitu
sebesar 1 yang artinya dari 118 orang responden menilai bahwa petugas layanan
di BPTBA LIPI mutlak (100%) tidak pernah meminta tarif melebihi tarif yang telah
ditetapkan (Unsur 3) dan semua responden menilai mutlak tidak pernah (100%) ada
petugas yang meminta biaya tambahan untuk pelayanan di luar biaya yang telah
ditetapkan (Unsur 4) serta semua responden belum pernah mendengar informasi
terjadinya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di lembaga BPTBA LIPI
(Unsur 6). Uraian mengenai unsur lainnya ditampilkan pada Gambar 6
Hal. 15 Laporan Indeks Persepsi Korupsi
120% 1,20
80% 0,80
78%
0,59
60% 66% 0,60
40% 0,40
Berdasarkan Gambar 6. Unsur berikutnya yang memiliki nilai tinggi adalah unsur 5
sebesar 0,88 terkait kemungkinan responden pernah memberikan tanda terima
kasih kepada petugas, meskipun petugas tidak meminta. Berdasarkan nilai tersebut
atau ada beberapa responden (sekitar 3 %) yang menyatakan selalu memberikan
tanda terimakasih kepada petugas meskipun tidak diminta dan sebanyak 19 %
responden menyatakan pernah memberikan tanda terimakasih kepada petugas
meskipun tidak diminta. Unsur berikutnya yaitu unsur 2 memiliki indeks sebesar
terkecil sebesar 0,59 %. Indeks ini berkaitan dengan besaran tarif yang ditetapkan
di BPTBA LIPI baik tarif produksi /pelatihan / narasumber / jasa analisa dan sewa.
Nilai persepsi yang rendah pada Unsur 2 disebabkan hanya sebagian responden
yaitu sebanyak 26 % yang menyatakan tarif yang ditetapkan di BPTBA LIPI dinilai
murah, sedangkan sebagian besar responden yaitu sebanyak 66 % menyatakan
bahwa tarif yang ditetapkan di BPTBA LIPI dinilai sedang (tidak mahal dan tidak
murah), sedangkan sebanyak 8 % responden menyatakan bahwa tarif yang
ditetapkan di BPTBA LIPI dinilai mahal.
Hal. 16 Laporan Indeks Persepsi Korupsi
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil analisa penilaian persepsi pada setiap unsur diketahui bahwa
unsur terkait kesesuaian tarif yang diberikan dengan yang ditetapkan, unsur
layanan bersih dan unsur pencegahan korupsi merupakan unsur dengan nilai
maksimal. Dengan demikian secara umum petugas pelayanan di BPTBA LIPI dalam
memberikan layanan sudah melakukan dengan baik, transparan, bersih dan
akuntabel.
Unsur yang perlu ditingkatkan kualitasnya yaitu unsur pemberian tanda terimakasih
yang memungkinkan terjadinya gratifikasi yang mengarah pada peluang Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme. Masih ditemukan adanya pemberian tanda terima kasih dari
responden meskipun tidak diminta dengan persentase yang kecil. Dengan demikian,
ke depan dalam rangka upaya perbaikan dan peningkatan kualitas layanan maka
semua petugas tidak diperkenankan menerima tanda terimakasih dalam bentuk
apapun baik barang maupaun uang dengan nilai berapapun. Unsur lain yang perlu
mendapatkan perhatian adalah unsur besaran tarif yang ditetapkan. Sebagian
besar responden menyatakan besaran tarif di BPTBA LIPI adalah sedang tingkat
kemahalannya dan sebagian kecil menilai mahal dan murah. Penyesuaian tarif
sudah dilakukan dan diusulkan dalam Rancangan Peraturan Pemerintah terkait tarif
PNBP LIPI yang sedang dalam proses pengesahan. Penyesuaian tarif diharapkan
akan dapat meningkatkan kepuasan pengguna layanan di BPTBA LIPI.
BPTBA LIPI juga terus melalukan upaya perbaikan kinerja layanan dengan
pengembangan aplikasi e-layanan (layanan on line) yang dalam prosesnya
diharapkan proses kegiatan layanan akan lebih cepat, transparan, akuntabel, tidak
ada ucapan terimakasih atau gratifikasi dan tertelusur serta terdokumentasi dengan
baik.
Hal. 17 Laporan Indeks Persepsi Korupsi
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ti.or.id/media/documents/2015/09/16/i/p/ipk_2015_laporan_akhir.p
df : Survei Persepsi Korupsi 2015
http://www.ti.or.id/index.php/publication/2016/01/27/corruption-perceptions-
index-2015 : Corruption Perception Index 2015, perbaiki penegakan hukum,
perkuat KPK, benahi layanan publik
http://inspektorat.lipi.go.id/2015/12/02/survei-persepsi-korupsi/ : Pembahasan
laporan survei persepsi korupsi
Hal. 18 Laporan Indeks Persepsi Korupsi
CONTACT PERSON
INFORMASI LEMBAGA
Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Jl. Jogja – Wonosari KM 31,5 Gading, Playen, Gunungkidul, D.I.Yogyakarta 55861
Tel 0274-392570
Fax 0274-391168
www.bptba.lipi.go.id