Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN INDEKS

PERSEPSI KORUPSI
2015

“Bebas dari Korupsi, Bersih, Melayani”

Balai Penelitian Teknologi Bahan (BPTBA)


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Tel 0274-392570 Jl. Jogja – Wonosari KM 31,5 Gading, www.bptba.lipi.go.id
Fax 0274-391168 Playen, Gunungkidul, D.I.Yogyakarta
bptba@mail.lipi.go.id
55861
Daftar Isi
Hal. 01 Laporan Indeks Persepsi Korupsi

Kepercayaan LEMBAR PENGESAHAN


Publik Kunci
Utama Pelayanan
PASTI Laporan Indeks Persepsi Korupsi (IPK)
Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA)
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT)
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Disahkan Tanggal : 22 Juni 2016

Berlaku Tanggal : 22 Juni 2016


Hal. 02 Laporan Indeks Persepsi Korupsi

KATA PENGANTAR

Sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi Presiden Republik Indonesia


telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Stranas PPK
Jangka Panjang 2012 - 2025 dan Stranas PPK Jangka Menengah tahun 2012 - 2014.
Sebagai tindak lanjut atas rumusan strategi tersebut Pemerintah menyusun Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi yang diimplementasikan dan dievaluasi
setiap tahun. Dalam rencana aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi (Renaksi
PPK) tersebut. Presiden secara tegas menginstruksikan kepada semua jajaran
pemerintahan baik di tingkat nasional maupun tingkat daerah (Gubernur dan
Bupati/Walikota) untuk mengimplementasikan Stranas PPK (Transparency
International, 2016.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai salah satu lembaga negara juga
berupaya terus mencegah terjadinya korupsi dalam penyelenggaraan kegiatan
khususnya kegiatan layanan kepada masyarakat. Balai Penelitian Teknologi Bahan
Alam (BPTBA LIPI) sebagai salah satu satuan kerja LIPI di daerah yang mempunyai
fungsi layanan kepada masyarakat telah berupaya melakukan pencegahan korupsi
dengan menciptakan layanan yang bersih, tranparan dan akuntabel. Pada tahun 2015,
BPTBA LIPI melakukan survei untuk mengukur indeks persepsi korupsi dari responden
yang mendapatkan layanan. Penilaian indeks persepsi korupsi di BPTBA LIPI
diharapkan semakin meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.

Laporan ini menyajikan sejauh mana fungsi layanan BPTBA akuntabel dan transparan
di mata masyarakat. Terimakasih atas dukungan semua pihak. Semoga laporan Indeks
Persepsi Korupsi ini berguna untuk kita semua.

Hormat Kami,

Tim Penyusun
Hal. 03 Laporan Indeks Persepsi Korupsi

LATAR BELAKANG

Indonesia menunjukkan kenaikan konsisten dalam pemberantasan korupsi, namun


terhambat oleh masih tingginya korupsi di sektor penegakan hukum dan politik. Tanpa
kepastian hukum dan pengurangan penyalahgunaan kewenangan politik, kepercayaan
publik terhadap pemerintah akan turun dan memicu memburuknya iklim usaha di
Indonesia. Demikian temuan Transparency International (TI) dalam Corruption
Perception Index (CPI) 2015.

Kondisi korupsi yang masih tinggi tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia


melakukan perbaikan-perbaikan dalam tata kelola pelayanan publik dan ternyata
mampu menaikkan skor Indonesia menjadi 36 dan menempati urutan 88 dari 168
negara yang diukur. Skor Indonesia secara pelan naik 2 poin, dan naik cukup tinggi 19
peringkat dari tahun sebelumnya. Skor CPI berada pada rentang 0-100. 0 berarti negara
dipersepsikan sangat korup, sementara skor 100 berarti dipersepsikan sangat bersih.

Kenaikan tersebut belum mampu menandingi skor dan peringkat yang dimiliki oleh
Malaysia (50), dan Singapura (85), dan sedikit di bawah Thailand (38). Indonesia lebih
baik dari Filipina (35), Vietnam (31), dan jauh di atas Myanmar (22) (Transparency
internasional Indonesia, 2015)

Corruption Perception Index (CPI) merupakan indeks komposit yang mengukur


persepsi pelaku usaha dan pakar terhadap korupsi di sektor publik, yaitu korupsi yang
dilakukan oleh pegawai negeri, penyelenggara negara dan politisi. Sejak diluncurkan
pada tahun 1995, CPI telah digunakan oleh banyak negara sebagai rujukan tentang
situasi korupsi dalam negeri dibandingkan dengan negara lain.
Hal. 04 Laporan Indeks Persepsi Korupsi

Untuk mencapai cita-cita Indonesia bebas korupsi bukan persoalan yang mudah,
karena selain banyak berbagai masalah yang tengah membelit kehidupan bangsa
Indonesia juga di warnai persoalan di bidang ekonomi, sosial politik, pertahanan dan
keamanan, hukum serta permasalahan kebudayaan yang mesti diselesaikan.
Tampaknya perilaku korupsi di negara kita sudah menjadi persoalan yang
mengkhawatirkan sejak lama, dampaknyapun cukup dahsyat karena bisa merusak
stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal mana dampak tindak korupsi
tersebut akan merongrong kemandirian semua aspek kehidupan negara. Akhir-akhir ini
berita di berbagai media baik melalui online (internet), televisi, radio, surat kabar dan
media cetak lain banyak mengulas dan memperbincangkan terjadinya tindak pidana
korupsi yang masif. Pelaku korupsi pun beragam mulai dari Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Pusat maupun PNS Daerah. Demikian juga Pejabat Negara di Pusat dan Pejabat di
daerah bahkan beberapa pengusaha pusat dan daerah pun juga telah tersangkut
korupsi. LIPI sebagai lembaga pemerintah sampai saat ini belum diketahui oleh
masyarakat seberapa besar penyelenggaraan layanan yang tidak atau kurang efisien
dan bahkan kemungkinan seberapa tinggi layanan yang tidak sesuai dengan ketentuan.
Oleh karena itu, kiranya perlu dilakukan kajian tentang persepsi masyarakat terhadap
tingkat tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh LIPI (Inspektorat LIPI, 2015).

LIPI wajib mendukung dan berperan aktif dalam kegiatan pencegahan dan
pemberantasan korupsi. Anggaran harus dikelola dengan baik untuk mencegah
terjadinya tindak korupsi. Pengelolaan yang baik perlu didukung dengan sistem dan
sumber daya manusia yang kompeten dan berintegritas. Interaksi LIPI dengan
masyarakat perlu dibangun agar memberikan suasana yang saling menghargai antara
kedua pihak dan saling memanfaatkan terutama bagi masyarakat atas jasa pelayanan
Hal. 05 Laporan Indeks Persepsi Korupsi

LIPI. Oleh karena itu terkait dengan maksud seperti tersebut diatas maka pertanyaan
penelitiannya adalah Bagaimana pendapat atau persepsi masyarakat terhadap
penyelenggaran pelayanan publik yang dilakukan oleh LIPI ? (Inspektorat LIPI, 2015).

Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA) LIPI merupakan salah satu satuan
kerja di daerah yang banyak berhubungan dengan layanan masyarakat seperti jasa
layanan produksi, sewa alat, pelatihan, jasa konsultasi, kunjungan ilmiah, bimbingan
siswa dan mahasiswa juga berupaya terus menciptakan layanan terbaik, bersih,
akuntabel dan transparan. Dengan demikian penting dilakukan survei indeks persepsi
korupsi dalam rangka melaksanakan upaya pemerintah dalam pemberantasan korupsi
seperti tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012
tentang Strategi Nasional Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang
Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan


metode survei. Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat yang mempunyai kaitan
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan pelayanan publik LIPI.
Survei langsung dilakukan saat responden datang ke BPTBA LIPI dan metode tidak
langsung melalui on line (layanan internet).
Hal. 06 Laporan Indeks Persepsi Korupsi

TUJUAN

Tujuan survey persepsi korupsi ni untuk mendapatkan informasi tentang persepsi


korupsi dari pengguna layanan di BPTBA LIPI sebagai bahan untuk menetapkan
kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas layanan secara berkesinambungan
serta mewujudkan pelaksanaan penyelenggaraan negara yang bebas korupsi.
Sasaran survey ini adalah terselenggaranya pelayanan yang bersih, akuntabel dan
transparan.
Hal. 07 Laporan Indeks Persepsi Korupsi

METODOLOGI

Pengumpulan Data

Penyusunan nilai Indeks Persepsi Korupsi (IPK) didasarkan pada hasil survey
persepsi korupsi masyarakat terhadap pelayanan di BPTBA LIPI tahun 2015.
Metode ini meliputi unsur layanan, teknik pengumpulan data dan analisis data.

Unsur penilaian mencakup 5 unsur (lima) unsur dan satu bagian profil responden.
Jumlah responden survey perseps korupsi pada tahun 2015 sebesar 118 responden.
Untuk menghindari bias, maka pemilihan responden adalah responden yang telah
mendapatkan layanan selama dalam waktu refensi survei. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan 2 metode yaitu menggunakan alat bantu kuesioner dan
menggunakan metode pengisian eletronik dengan internet. Unsur penilaian
persepsi korupsi terdiri dari 5 unsur yaitu :
Tabel 2. Unsur Pertanyaan Kuesioner Persepsi Korupsi di BPTBA LIPI

Unsur Keterangan Pertanyaan


1 Jenis layanan yang didapatkan oleh responden (Profil Layanan)
Unsur Persepsi Korupsi
2 Persepsi responden terhadap tarif yang ditetapkan di BPTBA LIPI
Persepsi responden terhadap kesesuain tarif yang diminta dengan tarif
3
yang ditetapkan
Persepsi responden terhadap kemungkinan adanya permintaan biaya
4
tambahan untuk layanan di luar biaya yang ditentukan oleh petugas
Persepsi responden terhadap kemungkinan adanya tanda terima kasih
5
kepada petugas (meskipun tidak diminta)
6 Persepsi responden terhadap informasi kejadian korupsi di BPTBA LIPI

Pengolahan dan Analisis Data

Survey persepsi korupsi disajikan dalam bentuk skoring / angka absolut agar
diketahui peningkatan /penurunan indeks persepsi korupsi masyarakat atas
pelayanan yang diberikan di setiap tahunnya. Teknik analisis perhitungan Indeks
Persepsi Korupsi pada kuesioner dilakukan dengan cara sebagai berikut :

 Setiap unsur penilian persepsi terdiri dari 3 pilihan dengan konversi nilai 0, 1 dan
2
 Jumlah nilai total persepsi korupsi dijumlahkan dan dianalisis sebagai Indeks
Persepsi Korupsi dengan cara berikut :
Hal. 08 Laporan Indeks Persepsi Korupsi

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖 𝑇𝑖𝑎𝑝 𝑈𝑛𝑠𝑢𝑟 = ....................................................................1
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖 𝑇𝑖𝑎𝑝 𝑈𝑛𝑠𝑢𝑟


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖 𝐾𝑜𝑟𝑢𝑝𝑠𝑖 𝑇𝑖𝑎𝑝 𝑈𝑛𝑠𝑢𝑟 = .......................................................................2
2

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖 𝐾𝑜𝑟𝑢𝑝𝑠𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖 𝐾𝑜𝑟𝑢𝑝𝑠𝑖 𝑇𝑖𝑎𝑝 𝑈𝑛𝑠𝑢𝑟 ...........................................3

 Skala indeks tiap unsur berkisar antara 0 – 1


 Skala indeks persepsi korupsi antara 0 – 5 yang artinya mendekati nilai 5 maka
persepsi korupsi makin baik.

Beberapa konsep dan definisi terkait dengan Survei Persepsi Korupsi 2015 adalah
sebagai berikut:
a) Korupsi adalah segala bentuk penyalahgunaan wewenang untuk memperoleh
manfaat pribadi. Definisi korupsi dalam Survei Persepsi Korupsi 2015 mengacu
pada dimensi – dimensi pengukuran korupsi yang ada dalam Corruption
Perception Index (CPI).
b) Persepsi adalah penafsiran dan penilaian seseorang terhadap fenomena sosial
tertentu. Persepsi tidak hanya dihasilkan melalui penilaian subjetif yang
cenderung personal, namun dihasilkan melalui penilaian objektif yang
bersumber dari pengalaman langsung atau tidak langsung,dan/atau
pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang (International Tranparency, 2016)
Hal. 09 Laporan Indeks Persepsi Korupsi

PROFIL RESPONDEN

Responden yang disurvei dalam penilaian persepsi korupsi adalah masyarakat


yang pernah menerima layanan di BPTBA LIPI pada tahun 2015. Jumlah responden
yang mengisi kuesioner sebanyak 118 orang berusia di atas 18 tahun. Data profil
responden dianalisis dan dikelompokkan ke dalam kategori berdasarkan jumlah
kelamin, jenis pekerjaan, tempat kerja dan jenis layanan yang diterima oleh
responden.

Jenis Kelamin Responden

Pria Wanita

44%
56%

Gambar 1. Profil responden berdasarkan jenis kelamin

Profil responden kuisioner Indeks Persepsi Korupsi (IPK) berdasarkan jenis kelamin
di BPTBA LIPI menunjukkan bahwa 56 % adalah wanita yang mendominasi dan
sebanyak 44 % adalah laki – laki dari sebanyak 116 orang responden yang mengisi.
Profil status jenis kelamin sebanyak 100 % terisi. Gambar 1 menunjukkan informasi
mengenai representasi profil responden IPK di BPTBA LIPI berdasarkan jenis
kelamin.
Hal. 10 Laporan Indeks Persepsi Korupsi

Jenis Pekerjaan Responden

30% 27% 27%

25% 21%
20%
15% 10%
10%
5% 5% 4%
5%
0%
0%

Gambar 2. Profil responden berdasarkan status pekerjaan utama

Pekerjaan utama responden IPK BPTBA LIPI yang disurvei adalah Pendidik
(gurum dosen, pengajar) sebanyak 27 %, Lainnya (Pelajar, PNS, Petani, Peternak,
Wartawan, Reporter, Pendeta dan lainnya) sebanyak 27 %, Pengusaha sebanyak
21 %, Mahasiswa sebanyak 10 %, Teknikal / Profesional sebanyak 5 %, Peneliti
sebanyak 5 % dan Administrasi sebanyak 4 %. Responden yang mengisi status
pekerjaan sebanyak 100 %. Gambar 2 menunjukkan informasi mengenai
representasi profil responden di BPTBA berdasarkan status pekerjaan. Pekerjaan
utama responden berhubungan dengan profil pengguna layanan di BPTBA LIPI.
Pendidik dan profesi lainnya seperti pelajar, PNS dan lainnya yang mendominasi
menunjukkan pengguna layanan terbanyak berhungan dengan layanan edukasi
dan kerjasama riset.
Hal. 11 Laporan Indeks Persepsi Korupsi

Tempat Kerja Responden

50%

40%
40%
30%

20% 25%

10% 15% 16%


1% 3% 1%
0%

Kantor Pemerintah Perguruan Tinggi


Bisnis / Komersial / Swasta Pendidikan Dasar (SD/SMP/SMU)
Organisasi nirlaba (non profit) Lainnya
Tidak mengisi

Gambar 3. Profil responden berdasarkan tempat kerja

Tempat kerja utama responden IPK di BPTBA LIPI yang disurvei adalah
Pendidikan Dasar (SD, SMP, SMU/SMK) sebanyak 40 %, Bisnis / Komersial /
Swasta sebanyak 25 %, Perguruan Tinggi sebanyak 16 %, Kantor Pemerintah
sebanyak 15 %, Organisasi nirlaba (non profit) sebanyak 1 % dan lainnya (gereja,
radio) sebanyak 3%. Responden yang tidak mengisi tempat kerja sebanyak 1 %.
Gambar 3 menunjukkan informasi mengenai representasi profil responden IPK di
BPTBA LIPI berdasarkan tempat pekerjaan. Profil tempat kerja dominan sesuai
dengan profil status pekerjaan utama, yaitu yang berhubungan dengan lembaga
pendidikan. Status tempat kerja tertinggi kedua adalah binis / komersil / swasta
yang menandai bahwa pengguna layanan tertinggi juga berasal dari kalangan
pengusaha, bisnis, industri kecil menengah (UMKM) termasuk petani dan peternak.
Hal. 12 Laporan Indeks Persepsi Korupsi

Jenis Layanan yang Diterima Responden

Tidak mengisi 1%

Lainnya 16%

Jasa konsultasi 5%

Uji laboratorium 4%

Narasumber 8%

Pelatihan 15%

Bimbingan… 21%

Kerjasama riset / kelembagaa 22%

Kerjasama produksi 7%

0% 5% 10% 15% 20% 25%

Gambar 4. Profil responden berdasarkan jenis layanan yang diterima

Jenis layanan utama responden IPK di BPTBA LIPI yang disurvei adalah layanan
Kerjasasama riset / kelembagaan sebanyak 22 %, layanan Bimbingan siswa /
mahasiswa, PKL / Skripsi / Magang sebanyak 21 %, Lainnya (layanan edukasi,
bimbingan IPTEKDA, seminar, outing class, kunjungan) sebanyak 16 %, layanan
Pelatihan sebanyak 15 %, layanan Narasumer sebanyak 8 %, layanan kerjasama
produksi (PNBP) sebanyak 7 %, layanan Jasa Konsultasi sebanyak 5 % dan
layanan Uji Laboratorium sebanyak 4 %. Responden yang tidak mengisi tempat
kerja sebanyak 1 %. Gambar 4 menunjukkan informasi mengenai representasi
profil responden IPK di BPTBA LIPI berdasarkan jenis layanan yang diterima
responden. Jenis layanan yang mendominasi dalag layanan kerjasama riset /
kelembagaan dan bimbingan ilmiah, hal ini menujukkan bahwa peran LIPI di
daerah banyak berperan sebagai wahana edukasi bagi masyarakat juga sekaligus
pintu bagi pemanfaatan hasil inovasi LIPI di daerah.

Layanan di BPTBA LIP dikategorikan menjadi 2 yaitu :


a. Layanan berbayar, tarif dan ketentuan layanan berbayar ditetapkan sesuai
dengan Peraturan Pemerintah nomor 106 tahun 2012 tentang tarif dan jasa
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di lingkungan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia. Layanan berbayar antara lain layanan produksi,
layanan kerjasama riset, pelatihan, uji laboratorium, jasa konsultasi,
penggunaan / sewa alat dan lainnya.
Hal. 13 Laporan Indeks Persepsi Korupsi

Kerjasama produksi berbungan dengan layanan penggunaan sarana produksi


seperti pengalengan makanan tradisional dan pembuatan produk herbal.
Pengemasan makanan tradisional dengan kemasan kaleng ditetapkan Rp.
3.000,- / kaleng. Kerjasama riset / kelembagaan berhubungan dengan kegiatan
riset pengembangan produk mitra, riset kegiatan penelitian (sharing in kind / in
cash) dan lainnya. Kerjasama riset / kelembagaan ditetapkan sebesar Rp.
5.000.000,- / paket kegiatan. Layanan pelatihan berhubungan dengan kegiatan
pelatihan nutrisi makanan ternak, pelatihan pengalengan, pelatihan pembuatan
sabun herbal transparan dan pelatihan lainya. Kegiatan pelatihan ditetapkan
dengan pilihan paket pelatihan Rp. 5.000.000,- / orang atau paket layanan
teknologi sebesar Rp. 300.000,- / jam. Layanan uji laboratorium berhungan
dengan layanan analisa dengan parameter biologi, mikrobiologi, dan kimia.
Tarif layanan uji mikrobiologi ditetapkan sesuai dengan tarif PNBP yang nilainya
bervariasi tergantung pada jenis uji dan tingkat kesulitan metode serta biaya
bahan. Layanan jasa konsultasi berhubungan dengan jasa narasumber dan
konsultasi. Jasa konsultasi (dalam skema pelatihan / narasumber) ditetapkan
sebesar Rp. 40.000,- / orang.

b. Layanan tidak berbayar. Layanan tidak berbayar yang difasilitasi di BPTBA


LIPI antara lain layanan kunjungan ilmiah (edukasi dan outing class), bimbingan
ilmiah (siswa / mahasiswa PKL / Skripsi / magang) tidak dikenakan dan harus
memenuhi syarat dan ketentuan yang di BPTBA LIPI seperti kunjungan di jam
dan hari kerja, mahasiswa / siswa harus memiliki kompetensi yang sesuai untuk
melakukan proses bimbingan baik di ruang proses produksi maupun
laboratorium. Layanan lain yang tidak berbayar adalah jasa konsultasi untuk
UKM binaan program IPTEKDA LIPI.
Hal. 14 Laporan Indeks Persepsi Korupsi

NILAI INDEKS PERSEPSI KORUPSI

Nilai indeks persepsi korupsi dihitung berdasarkan rumus yang dijelaskan dalam
metodologi. Nilai total Indeks Persepsi Korupsi adalah 4,47 dengan skala 0 – 5.
Dengan demikian IPK BPTBA LIPI dinilai baik. Tahun 2015 merupakan tahun
pertama dilakukannya survei persepsi korupsi sehingga tidak ada nilai pembanding
pada tahun sebelumnya.

250 236 236 236 1,20

207
1,00 1,00 1,00 1,00
200
0,88
0,80
150 140

0,59 0,60

100
0,40

50
0,20

0 0,00
Unsur 2 Unsur 3 Unsur 4 Unsur 5 Unsur 6

Jumlah nilai unsur Nilai Persepsi Korupsi

Gambar 5. Nilai persepsi korupsi berdasarkan analisa per unsur

Gambar 5 menampilkan nilai per unsur pertanyaan dengan nilai persepsi korupsi.
Pada gambar 5 nilai tertinggi didapatkan pada kategori unsur 3, 4 dan 6 yaitu
sebesar 1 yang artinya dari 118 orang responden menilai bahwa petugas layanan
di BPTBA LIPI mutlak (100%) tidak pernah meminta tarif melebihi tarif yang telah
ditetapkan (Unsur 3) dan semua responden menilai mutlak tidak pernah (100%) ada
petugas yang meminta biaya tambahan untuk pelayanan di luar biaya yang telah
ditetapkan (Unsur 4) serta semua responden belum pernah mendengar informasi
terjadinya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di lembaga BPTBA LIPI
(Unsur 6). Uraian mengenai unsur lainnya ditampilkan pada Gambar 6
Hal. 15 Laporan Indeks Persepsi Korupsi

120% 1,20

1,00 1,00 1,00


100% 1,00
100% 100% 0,88 100%

80% 0,80
78%
0,59
60% 66% 0,60

40% 0,40

20% 26% 0,20


19%
8% 0%0% 0%0% 3% 0%0%
0% 0,00
Unsur 2 Unsur 3 Unsur 4 Unsur 5 Unsur 6

Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Nilai Persepsi Korupsi

Gambar 6. Distribusi nilai persepsi berdasarkan per unsur yang dinilai

Berdasarkan Gambar 6. Unsur berikutnya yang memiliki nilai tinggi adalah unsur 5
sebesar 0,88 terkait kemungkinan responden pernah memberikan tanda terima
kasih kepada petugas, meskipun petugas tidak meminta. Berdasarkan nilai tersebut
atau ada beberapa responden (sekitar 3 %) yang menyatakan selalu memberikan
tanda terimakasih kepada petugas meskipun tidak diminta dan sebanyak 19 %
responden menyatakan pernah memberikan tanda terimakasih kepada petugas
meskipun tidak diminta. Unsur berikutnya yaitu unsur 2 memiliki indeks sebesar
terkecil sebesar 0,59 %. Indeks ini berkaitan dengan besaran tarif yang ditetapkan
di BPTBA LIPI baik tarif produksi /pelatihan / narasumber / jasa analisa dan sewa.
Nilai persepsi yang rendah pada Unsur 2 disebabkan hanya sebagian responden
yaitu sebanyak 26 % yang menyatakan tarif yang ditetapkan di BPTBA LIPI dinilai
murah, sedangkan sebagian besar responden yaitu sebanyak 66 % menyatakan
bahwa tarif yang ditetapkan di BPTBA LIPI dinilai sedang (tidak mahal dan tidak
murah), sedangkan sebanyak 8 % responden menyatakan bahwa tarif yang
ditetapkan di BPTBA LIPI dinilai mahal.
Hal. 16 Laporan Indeks Persepsi Korupsi

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil analisa penilaian persepsi pada setiap unsur diketahui bahwa
unsur terkait kesesuaian tarif yang diberikan dengan yang ditetapkan, unsur
layanan bersih dan unsur pencegahan korupsi merupakan unsur dengan nilai
maksimal. Dengan demikian secara umum petugas pelayanan di BPTBA LIPI dalam
memberikan layanan sudah melakukan dengan baik, transparan, bersih dan
akuntabel.

Unsur yang perlu ditingkatkan kualitasnya yaitu unsur pemberian tanda terimakasih
yang memungkinkan terjadinya gratifikasi yang mengarah pada peluang Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme. Masih ditemukan adanya pemberian tanda terima kasih dari
responden meskipun tidak diminta dengan persentase yang kecil. Dengan demikian,
ke depan dalam rangka upaya perbaikan dan peningkatan kualitas layanan maka
semua petugas tidak diperkenankan menerima tanda terimakasih dalam bentuk
apapun baik barang maupaun uang dengan nilai berapapun. Unsur lain yang perlu
mendapatkan perhatian adalah unsur besaran tarif yang ditetapkan. Sebagian
besar responden menyatakan besaran tarif di BPTBA LIPI adalah sedang tingkat
kemahalannya dan sebagian kecil menilai mahal dan murah. Penyesuaian tarif
sudah dilakukan dan diusulkan dalam Rancangan Peraturan Pemerintah terkait tarif
PNBP LIPI yang sedang dalam proses pengesahan. Penyesuaian tarif diharapkan
akan dapat meningkatkan kepuasan pengguna layanan di BPTBA LIPI.

BPTBA LIPI juga terus melalukan upaya perbaikan kinerja layanan dengan
pengembangan aplikasi e-layanan (layanan on line) yang dalam prosesnya
diharapkan proses kegiatan layanan akan lebih cepat, transparan, akuntabel, tidak
ada ucapan terimakasih atau gratifikasi dan tertelusur serta terdokumentasi dengan
baik.
Hal. 17 Laporan Indeks Persepsi Korupsi

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Presiden RI Nomor 55 tahun 212 tentang Strategi Nasional


Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025
dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014

https://www.ti.or.id/media/documents/2015/09/16/i/p/ipk_2015_laporan_akhir.p
df : Survei Persepsi Korupsi 2015

http://www.ti.or.id/index.php/publication/2016/01/27/corruption-perceptions-
index-2015 : Corruption Perception Index 2015, perbaiki penegakan hukum,
perkuat KPK, benahi layanan publik

http://inspektorat.lipi.go.id/2015/12/02/survei-persepsi-korupsi/ : Pembahasan
laporan survei persepsi korupsi
Hal. 18 Laporan Indeks Persepsi Korupsi

CONTACT PERSON

Hardi Julendra (Kepala) Ema Damayanti (Kasie


S.Pt., M.Sc Layanan Jasa dan
Informasi)
Telp 081802746669
M.Biotech
Fax 0274-391168
Telp 08156899205
Julendra2000@yahoo.com
Fax 0274-392570
Emadamayanti80@gmail.com

Hendra Herdian (Kasie


Pemanfaatan Teknologi)
S.Pt., M.Sc.
Telp 085228074802
Fax 0274-391168
hendravit@yahoo.com

INFORMASI LEMBAGA
Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Jl. Jogja – Wonosari KM 31,5 Gading, Playen, Gunungkidul, D.I.Yogyakarta 55861
Tel 0274-392570
Fax 0274-391168
www.bptba.lipi.go.id

Anda mungkin juga menyukai