PENDAHULUAN
Korupsi masih menjadi isu yang selalu menarik untuk dibahas baik di Indonesia
di Indonesia, mulai dari kasus kecil hingga sangat kompleks, misalnya kasus korupsi
kecil di tahun 2013, mantan rektor UNSYIAH menjadi tersangka kasus korupsi dana
umum beasiswa Universitas Syiah Kuala yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
Belanja Aceh (APBA) tahun 2009-2010 senilai Rp 3,6 miliar (Burhanudin, 2013).
Menurut ICW (Indonesia Corruption Watch) terdapat kasus korupsi kompleks yang
belum tuntas, antara lain : (1) kasus korupsi boikot Bank Century; (2) suap cek pelawat
pemilihan deputi BI; (3) Kasus Nazaruddin mengenai wisma atlet dan hambalang; (4)
Kasus mafia pajak yang berkaitan dengan Gayus Tambunan dan jejaring mafia yang
menimbulkan efek jera dengan terpenjaranya pelaku koruptor ternyata tidak terjadi.
Hal ini disebabkan karena penegakkan hukum di Indonesia tidak bebas dari
oleh berbagai lembaga pemerintah seperti BPK, BPKP, Inspektorat, KPK maupun oleh
kalangan LSM seperti MTI dan ICW masih belum mampu menuntaskan permasalahan
IPK Indonesia 2011 menjadi 3,0 yang mengalami kenaikan 1,0 dari IPK 2,0
pada tahun 2004. Kenaikan IPK tersebut merupakan peningkatan tertinggi di antara
seluruh negara ASEAN dalam rentang waktu yang sama (Yulianto dan Diantika,
2011). Tahun 2012 CPI (Corruption Performance Index) diluncurkan dengan metode
yang berbeda, yaitu melakukan perubahan rentang skalanya. Rentang indeks CPI
lama 0-10 (0 dipersepsikan sangat korup, 10 sangat bersih) diubah menjadi 0-100 (0
1
dipersepsikan sangat korup, 100 sangat bersih). Tahun 2012, CPI Indonesia sebesar
32 yang menempati urutan 118 dari 176 negara yang diukur. Berikut ini skor CPI di
Negara ASEAN :
Singapura 87 5
Brunei Darussalam 55 46
Malaysia 49 54
Thailand 37 88
Filipina 34 108
Indonesia 32 118
Vietnam 31 123
Myanmar 15 172
jajaran bawah apabila dilihat berdasarkan skor CPI-nya. Skor 32 menunjukkan bahwa
Indonesia masih belum dapat keluar dari situasi korupsi yang sudah mengakar
WorldCom, Xerox, Adelphia Communication, dan jatuhnya Arthur Andersen pada awal
teknik forensik (Gunardi : 2012). Objek dari akuntansi forensik di sektor swasta
indikasi adanya korupsi atau fraud pada perusahaan atau instansi negara.
2
Berbagai upaya sebenarnya telah dilakukan pemerintah sejak dahulu (sebelum
tumbangnya rezim orde baru) hingga saat ini untuk memberantas korupsi di tanah air
ini. Hal ini setidaknya dapat dilihat dari latar belakang munculnya peraturan-peraturan
Setelah KUHP dirasa tidak mampu lagi menjerat pelaku kejahatan korupsi,
Nopember 2001 UU No. 31 Tahun 1999 tersebut diubah lagi menjadi Undang-Undang
No. 20 Tahun 2001. Penetapan kejahatan korupsi sebagai kejahatan luar biasa
membuat pemerintah dirasa perlu membentuk badan khusus yang independen dan
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Lebih
lanjut penjelasan mengenai KPK saat ini tertuang dalam Undang-Undang No. 30
Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi. Selain itu, pemerintah juga
memberi kuasa kepada Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk
menangani kasus berindikasi tindak pidana korupsi. Hal ini dibuktikan dengan
3
Kejaksaan dan BPKP dalam penanganan kasus berindikasi Tindak Pidana Korupsi
(TPK). Keinginan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dari KKN juga ditandai
ketika memasuki abad ke-21. Indonesia dan negara-negara lainnya bersepakat untuk
saling bekerja sama dalam pemberantasan praktek-praktek korupsi. Hal ini dibuktikan
tanggal 7-11 September 1997 dalam konferensi anti korupsi yang dihadiri oleh 93
negara. Namun hingga saat ini korupsi masih tumbuh subur dan sepertinya sudah
menjadi budaya yang mengakar kuat di Indonesia dan sukar untuk dihilangkan. Seperti
dikemukakan oleh para pakar/pengamat ekonomi dan politik, serta para tokoh
masyarakat baik melalui media massa maupun forum-forum lainnya bahwa korupsi
telah menjadi suatu penyakit yang sangat parah dan sukar untuk disembuhkan. Era
reformasi yang digalakkan setelah tumbangnya era orde baru juga tidak sepenuhnya
dapat mencapai visinya yaitu memberantas praktek-praktek KKN di negeri tercinta ini.
negeri menyebutkan bahwa fenomena korupsi di Indonesia sudah sangat parah dan
kondisi tersebut’ sering menempatkan Indonesia pada posisi yang cukup rendah
sebagai negara terkorup. Dari hasil pemeriksaan BPKP dan Kejaksaan Agung sebagai
tindak lanjutnya, telah cukup banyak kasus korupsi ditemukan berasal dari sektor
pemerintahan. Bahkan hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh BPKP dengan
paling banyak melakukan korupsi. Maka tak heran jika masyarakat menilai pemerintah
kesejahteraan rakyat hanyalah rekayasa belaka kalau pada akhirnya korupsi menjadi
digunakan untuk memberantas korupsi ditinjau dari sudut pandang bidang auditing.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4. Untuk mengetahui strategi apa saja yang digunakan dalam pemberantasan korupsi.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
milik pemerintah oleh pegawai negeri untuk keuntungan pribadi. Sebagai contoh,
pegawai negerisering menarik pungutan liar dari perijinan, lisensi, bea cukai, atau
pelarangan masuk bagi pesaing. Para pegawai negeri itu memungut bayaran untuk
ekonomi tinggi, dan oleh karena itu korupsi tidak baik bagi pertumbuhan.
kejahatan yang memiliki konteks pembangunan, pengertian korupsi tidak lagi hanya
(penyuapan) dan kickbacks (penerimaan komisi secara tidak sah) juga dinilai sebagai
sebuah kejahatan. Penilaian yang sama juga diberikan pada tindakan tercela dari
oknum pemerintah seperti bureaucratic corruption atau tindak pidana korupsi, yang
dikategorikan sebagai bentuk dari offences beyond the reach of the law (kejahatan-
kejahatan yang tidak terjangkau oleh hukum). Banyak contoh diberikan untuk
kejahatan lainnya yang disebut sebagai invisible crime (kejahatan yang tak terlihat).
Istilah invisible crime banyak ditujukan untuk menunjuk pada kejahatan yang
maupun hukum yang berlaku dengan maksud dan tujuan untuk keuntungan pribadi
6
2.2 Sebab-Sebab Terjadinya Korupsi
Apabila dilihat dari segi pelaku korupsi, sebab-sebab manusia terdorong melakukan
korupsi antara lain: sifat tamak manusia, moral yang kurang kuat menghadapi
mendesak, gaya hidup konsumtif, tidak mau bekerja keras, serta ajaran-ajaran
2. Aspek Organisasi
Organisasi dapat memberi andil terjadinya praktek korupsi apabila ada kesempatan
untuk berkorupsi di organisasi tersebut. Jika tidak ada kesempatan maka korupsi
juga tidak akan terjadi. Dari sudut pandang organisasi, sebab-sebab terjadinya
atas terjadinya perbuatan korupsi hanyalah aparat pemerintah saja. Padahal pihak
swasta (anggota masyarakat itu sendiri) terkadang menjadi pemicu dan punya andil
yang cukup dalam praktek korupsi. Misalnya penerimaan pajak penghasilan negara
yang seharusnya besar ternyata menjadi lebih kecil karena sebagian masuk ke
bersangkutan.
4. Aspek Perundang-undangan
7
memadai, sosialisasi peraturan kurang, sanksi terlalu ringan, penerapan sanksi
tidak konsisten dan pandang bulu, dan lemahnya bidang evaluasi dan revisi
peraturan perundang-undangan.
2.3 Peran Akuntan dan Cara Kerja Akuntan Dalam Pemberantasan Korupsi
jawaban keuangan dan kinerja yang tepat dengan menerapkan fungsi kontrol.
Negara dapat ditemukan oleh penerapan audit yang efektif seperti audit forensik, audit
investigatif atau audit jenis lainnya. Korupsi adalah “penyalahgunaan jabatan publik
untuk keuntungan pribadi.” Karena itu, ia melibatkan perilaku yang tidak tepat dan tidak
sah pejabat publik-pelayanan, baik politisi dan pegawai negeri sipil, yang posisinya
menciptakan peluang bagi pengalihan uang dan aset dari pemerintah untuk diri
mereka sendiri dan mereka kaki. Salah satu contoh korupsi adalah penipuan.
menyesatkan. Auditor harus mencari tahu dan laporan ini kegiatan kriminal seperti
mesti berbagi dengan loyalitas perusahaan, sebagai contoh untuk mengurangi jumlah
laju jumlah pembayaran pajak yang jumlahnya sangat besar, contoh paling sederhana
dengan mengakui beberapa transaksi asset kedalam biaya perusahaan sehingga laba
perusahaan berkurang hingga pajak penghasilan juga berkurang. Kasus paling luar
biasa kerugian Negara yang berhasil diungkap terjadi di Pertamina yang diakibatkan
rupiah.
8
Dan sebagai manusia biasa tentu saya tidak bisa lepas dari dosa, namun
dalam perkara kejujuran saya berusaha untuk setia. Bagai saya kejujuran merupakan
kunci utama menghadang budaya korupsi, dan korupsi merupakan malapetaka yang
Wadah akuntan untuk melawan korupsi sangatlah luas. Akuntan bisa menjadi
KPTPK.
dalam tiga jenis. Pertama audit laporan keuangan, audit ini bertujuan menentukan
tertentu. Umumnya, kriteria itu adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum.
Jenis yang kedua adalah audit operasional. Audit operasional merupakan penelaahan
atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi guna menilai
efektivitas dan efisiensinya. Yang terakhir, audit ketaatan. Audit ini bertujuan
mempertimbangkan apakah unit yang diperiksa telah mengikuti prosedur tertentu yang
telah ditetapkan.
melakukan penilaian risiko bawaan untuk melihat tingkat kerawanan dari tiap transaksi
9
Prosedur yang lazim digunakan dalam pengujian substantif mencakup
rekalkulasi, observasi fisik, konfirmasi yakni komunikasi langsung dengan pihak ketiga
yang independen, tanya-jawab verbal, pengujian yang dimulai dari laporan keuangan
terbesar biasanya adalah audit operasional dan ketaatan. Audit operasional tidak saja
terbatas pada masalah akuntansi dan keuangan tetapi juga meliputi evaluasi terhadap
Sejak orde baru tumbang, kita semua tahu bahwa agenda utama reformasi
utama dari segala masalah yang mendera bangsa ini. Meminjam istilah yang dipakai
Kwik Kian Gie, korupsi adalah the roots of all evils. Sebagai contoh, mengapa para
di Indonesia selain harus melalui prosedur yang berbelit-belit terlalu banyak pungutan-
pungutan liar yang dilakukan oleh para birokrat baik itu di pusat maupun di daerah
yang jumlahnya cukup besar dan signifikan. Sedikitnya investor yang masuk ke
dapat menyebabkan terjadinya konflik sosial. Ini hanya salah satu contoh dampak dari
korupsi. Padahal seperti kita ketahui, korupsi di Indonesia sudah ada pada proses
pembuatan KTP, SIM, pengadaan barang dan jasa (baik itu di pemerintahan maupun
dsb.
10
Akuntan sebenarnya memiliki peran yang sangat penting dalam pemerintahan.
Akan tetapi selama ini akuntan banyak yang kurang berminat untuk masuk kedalam
pemerintahan. Dalam hal pemberantasan korupsi, sebenarnya banyak hal yang dapat
dilakukan oleh akuntan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah dalam hal
1. Melakukan audit keuangan dan kinerja secara periodik secara profesional dan
harus dilakukan sehingga tidak ada lagi yang namanya dana nonbudgeter yang
pengeluaran mendadak diluar budget namun pada prakteknya dana yang cukup
besar ini menggoda para pejabat dan akhirnya digunakan untuk korupsi.
korupsi terbesar sebenarnya terjadi pada proses ini. Salah satu contoh
kekayaan para pejabat negara dapat ditelusuri asal-usulnya. Selain itu dengan
sistem perpajakan yang baik kebocoran pajak dapat ditekan seminimal mungkin.
5. Mengisi posisi keuangan dengan akuntan yang profesional. Jika dalam waktu
akuntan-akuntan dari BPKP atau BPK atau bahkan dari KAP swasta untuk
11
memberikan usul perbaikan sistem, konsultasi, pelatihan, atau bahkan
nasional. Dengan intergrasi sistem ini maka segala birokrasi menjadi lebih
Dukungan teknis sangat mungkin dilakukan oleh IAI karena organisasi ini
Salah satu upaya yang dapat dilakukan memberantas tindak korupsi adalah
(rakyat atau negara), maka para auditor dituntut untuk tidak hanya paham prosedur
forensik. Disamping itu konsep value for money atau 3E (ekonomi, efisiensi, dan
12
korupsi. Dengan demikian strategi dibidang auditing dalam upaya pemberantasan
korupsi ada dua macam yaitu auditing forensik dan value for money audit.
1. Auditing Forensik
Pada dasarnya ilmu forensik adalah aplikasi ilmu untuk penyelidikan kriminal
dalam rangka untuk mencari bukti yang dapat digunakan dalam penyelesaian
audit biasa. Program audit forensik harus diarahkan untuk mengumpulkan bukti-
bukti yang cukup dan kompeten sehingga kasus kriminal yang sedang ditangani
dituntut mampu melihat keluar dan menelusuri hingga dibalik angka-angka yang
tampak, serta dapat mengaitkan dengan situasi bisnis yang sedang berkembang
lain yang mendukung. Para auditor forensik biasa disebut Certified Fraud
expert witness, dan konsultan litigasi. Berikut ini uraian masing-masing profesi
tersebut:
Fraud Auditor
13
dengan munculnya kejahatan-kejahatan seperti praktek-praktek fraudulent
orang yang tidak berhak, money laundering, window dressing, dan berbagai
bentuk korupsi serta penipuan konsumen. Hal tersebut menuntut para auditor
acts) yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan-tujuan tertentu. Praktek ini
mungkin dilakukan oleh orang-orang dari dalam ataupun dari luar organisasi,
kesaksian di pengadilan jika diminta. Jadi dalam pokja (kelompok kerja) saksi
saksi ahli dapat dikontrak oleh pengacara atau penggugat, dan apabila pihak
Konsultan Litigasi
14
Akuntan forensik dapat menggunakan teori dan dasar analisis yang berbeda
kepentingannya.
publik yang mendasarkan pada tiga elemen dasar yaitu: ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas.
value.
(target/result).
kinerja pada pemerintah daerah. Sebagaimana diatur dalam SAP 1995, audit
Audit tentang ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk menentukan apakah: (1)
15
Sedangkan audit efektivitas/audit program digunakan untuk menentukan:
(1) tingkat pencapaian hasil program yang diinginkan atau manfaat yang telah
ditetapkan oleh Undang-Undang atau badan lain yang berwenang; (2) efektivitas
Value for money dicapai ketika suatu badan publik melakukan tugasnya
dengan standar tinggi dan biaya rendah. Dengan kata lain, segala tugas yang
ada dilaksanakan secara ekonomis, efisien, dan efektif. Ekonomi dan efisiensi
input, efisiensi berarti mencapai output maksimum dengan tingkat minimum agar
menjadi efektif. Selain itu di lingkungan BPKP sendiri yang notabene adalah
Perlu kami kemukakan kembali bahwa maraknya konsep value for money
atau 3E (ekonomis, efisien, dan efektif) ini berawal dari reformasi pemerintah
16
lembaga publik publik tersebut juga perlu diperbaharui secara ekonomis, efisien,
pusat yaitu uang rakyat (public money) dapat dikelola secara transparan,
Lalu apa gunanya value for money audit? Value for money audit atau 3E
audit berguna untuk menjamin dikelolanya uang rakyat secara ekonomis, efisien,
swasta. Jasa publik seharusnya dapat menunjukkan apa saja yang telah
diperoleh dengan uang publik dan berapa banyak uang yang telah digunakan.
Dengan demikian value for money audit merupakan jenis audit yang tepat
aspek Ketaatan dan Keuangan saja (audit 2K), melainkan sudah mengarah pada
hubungan input dan output suatu aktivitas, serta pencapaian tujuan yang telah
yang memicu tindakan korupsi dapat terdeteksi sedini mungkin dan dapat
17
Strategi Menurut BPKP
1. Strategi Preventif
Bisnis.
2. Strategi Detektif
18
Pelaporan kekayaan pribadi pemegang jabatan dan fungsi public.
Partisipasi Indonesia pada gerakan anti korupsi dan anti pencucian uang di
masyarakat internasional.
korupsi.
3. Strategi Represif
untuk diberantas.
tindak pidana korupsi dengan penyidik umum, PPNS dan penuntut umum.
tersebut di atas akan memakan waktu yang lama, karena melibatkan semua
19
berupaya mewujudkan strategi di atas, perlu dibuat upaya-upaya nyata yang
bersifat segera.
tanggal 8 Februari 2002. Petunjuk teknis ini diharapkan dapat digunakan sebagai
20
BAB III
PEMBAHASAN
Permasalahan korupsi sebelumnya selalu dikaitkan dengan gaji PNS yang rendah,
tetapi ketika gaji PNS dinaikkan dan diberikannya tunjangan yang setara dengan
pegawai di sektor swasta, praktek korupsi tetap berlangsung. Dorongan dari pribadi
terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tahun 2010 yang menyatakan
memberikan pendapat. Berdasarkan data yang dirilis BPK, penyebab opini disclaimer
tersebut yaitu penyajian laporan keuangan yang tidak sesuai standar akuntansi
pemerintah, data yang disampaikan tidak lengkap dan akurat, adanya ketidaksesuaian
pemeriksaan BPK juga menemukan adanya dana tidak wajar mencapai Rp 763 milyar,
meliputi dana yang tidak disalurkan dan tidak disetor ke kas negara, adanya tunjangan
profesi dan tagihan beasiswa selama tahun 2010 kurang bayar sebesar Rp 61,9
milyar, pembayaran honorarium dan perjalanan dinas sebesar Rp 4,7 milyar, dan
2012).
21
Kasus proyek hambalang menambah deretan kasus korupsi di pemerintahan
Indonesia. Proyek pusat olahraga di Hambalang, Bogor, Jawa Barat ini pada awalnya
tunggal yang kemudian berubah menjadi kontrak pengadaan barang/jasa tahun jamak.
Nasional yang membutuhkan pusat pendidikan dan pelatihan olahraga dalam rangka
Olahraga, dan terjadi perubahan nama menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan
pembangunan dan mendapat alokasi sebesar Rp 125 miliar, tetapi tidak dapat
Surat Keputusan Kepala BPN RI Nomor 1/HP/BPN RI/2010 yang diterbitkan pada 6
Januari 2010 tentang pemberian hak pakai atas nama Kemenpora atas tanah di
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kemudian pada tanggal 20 Januari 2010 diterbitkan
sertifikat hak pakai nomor 60 atas nama Kemenpora dengan luas tanah 312.448 m2.
Tahun ini juga terdapat perubahan yakni penambahan fasilitas sarana dan prasarana
dengan dibutuhkan anggaran Rp 1,75 triliun. Total anggaran yang sudah dikeluarkan
Awal mula proyek Hambalang menjadi kasus publik adalah setelah keluarnya
Sertifikat Hambalang Nomor 60 tanggal 20 Januari 2010, di mana pada Rapat Kerja
dan prasarana sport centre, sehingga mengajukan anggaran menjadi Rp 1,75 Triliun,
22
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah merampungkan audit investigasi
tahap I proyek pembangunan sarana olahraga di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Hasil
2012 mencapai Rp 243,66 miliar. Hasil pemeriksaan oleh BPK, menemukan beberapa
temuan, antara lain Kepala Badan Pertahanan Nasional (BPN) menerbitkan surat
keputusan pemberian hak pakai tertanggal 6 Januari 2010 bagi Kementerian Pemuda
persyaratan berupa surat pelepasan hak dari pemegang hak sebelumnya diduga palsu
(Gatra, 2012).
melakukan tindak pidana pencucian dana nasabah Citibank sebesar lebih dari Rp 16
kakap dengan dana lebih dari Rp 500 juta. Sedangkan bank-bank di Indonesia masih
didominasi bukan oleh nasabah seperti itu. Motif pelaku adalah untuk memuaskan dan
Modus Operasi yang dilakukan pelaku sebagai karyawan bank adalah dengan
bebrapa slip transfer. Slip transfer digunakan untuk menarik dana pada rekening
nasabah dan memindahkan dana milik nasabah tanpa seizin nasabah ke beberapa
rekening yang dikuasai oleh pelaku. Pelaku mengalirkan hasil penggelapan dana
nasabah Citibank ke 30 rekening. Total dana yang digelapkan pelaku diduga mencapai
lebih dari Rp 16 milyar. Dana tersebut dibelanjakan barang mewah berupa empat
mobil mewah dan dua apartemen yang saat ini disita polisi.
Penyidikan kasus ini relatif terhambat lantaran sejauh ini baru tiga nasabah
yang berani melapor polisi. Korban pelaku diduga lebih dari jumlah tersebut karena
23
pelaku memiliki ratusan nasabah. Proses penyelidikan juga terbentur aturan
perbankan yang merahasiakan identitas serta jumlah dana nasabah dan saat ini
penyelidikan masih tertuju pada lalu lintas dari tiga nasabah saja.
hubungan kontraktual biasa, tetapi dalam hubungan tersebut terdapat pula kewajiban
bagi bank untuk tidak membuka rahasia dari nasabahnya kepada pihak lain mana pun
kecuali jika ditentukan lain oleh perundang-undang yang berlaku. Menurut pasal 1
dan simpanannya.
Kasus ini tentunya bisa menimbulkan kerugian dan dampak buruk bagi dunia
requirement (RR) atau Primary reserve atau Giro wajib minimum sesuai ketentuan BI,
dan secondary reserve. Resiko yang dapat timbul apabila gagal dalam manajemen
Bisa dikatakan bahwa implikasi negatif dari kasus ini, Jika Citibank tidak bisa
atau tidak memiliki kemampuan dalam menyediakan dana yang cukup untuk
sebab penggelapan dana oleh Malinda Dee ini maka Citibank bisa saja dilikuidasi oleh
Bank Indonesia serta hilangnya trust atau kepercayan nasabah dan masyarakat
kepada Citibank pada khususnya dan perbankan indonesia pada umumnya. Informasi
24
baru, Citibank mengkonfirmasikan ke masyarakat bahwa pihak Citibank menjamin
Media berpengaruh besar dalam membentuk main set pola pikir masyarakat.
Yang terjadi saat ini media dapat dipesan untuk mengabarkan suatu berita dan fokus
pada berita tersebut dalam jangka waktu yang sudah ditentukan yang memang
sengaja untuk membuat masyarakat lupa dengan kasus besar yang sudah terlanjur
menjadi berita besar sebelumnya. Jika kita peka mengamati situasi nasional, maka
kasus Malinda dee ini merupakan isu turunan untuk menutupi kasus besar yang
pernah terjadi dan diberitakan sebelumnya, sebut saja kasus talangan dana Bank
Century dan beberapa kasus lainnya yang memang sedang menyudutkan pemerintah
diperoleh dari hasil tindak pidana yang kemudian diubah menjadi harta kekayaan yang
seolah-olah dari kegiatan yang sah. Sesuai dengan pasal 2 Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2002 tentang Tindak PidanaPencucian Uang, tindak pidana yang menjadi
penipuan.
Pidana Pencucian Uang ini, tindak pidana pencucian uang dapat dicegah atau
diberantas, antara lain kriminalisasi atas semua perbuatan dalam setiap tahap proses
25
• Penempatan (placement) yakni upaya menempatkan uang tunai yang berasal dari
menempatkan uang giral (cheque, wesel bank, sertifikat, deposito, dan lain-lain)
• Transfer (layering) yakni upaya untik mentransfer harta kekayaan yang berasal dari
tindak pidana (dirty money) yang telah berhasil ditempatkan pada penyedia jasa
penyedia jasa keuangan yang lai. Dilakukannya layering, membuat penegak hukum
kekayaan yang berasal dari tindak pidana yang telah berhasil masuk ke dalam
harta kekayaan halal (clean money), untuk kegiatan bisnis yang halal atau untuk
diubah dengan UU no 8 tahun 2010 tentang tindak pidana pencucian Uang dan
26
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Korupsi adalah tindakan menyimpang dari aturan maupun hukum yang berlaku
dengan maksud dan tujuan untuk keuntungan pribadi dan memberikan kerugian pada
negara.
memiliki kemampuan audit. Audit ini bisa digunakan untuk melacak kemungkinan
lain dalam bentuk perbaikan atas internal kontrol. Jika internal kontrol baik, maka
kesadaran dan pengetahuan etika di kalangan para akuntan dan perlunya perluasan
pandangan dari akuntan hanya sebagai tukang administrasi atau tukang catat menjadi
akuntan yang mempunyai loyalitas profesi dan lebih independen dalam pelaksanaan
tugas merupakan cara yang dapat memperkecil terjadinya korupsi. Namun jika dari
sisi akuntannya sendiri tidak menanamkan moral dan etikanya sebagai seorang
akuntan sesungguhnya, maka korupsi yang diharap kan berkurang dan hilang dari
macam yaitu auditing forensik dan value for money audit. Seorang auditor forensik
dituntut mampu melihat keluar dan menelusuri hingga dibalik angka-angka yang
tampak, serta dapat mengaitkan dengan situasi bisnis yang sedang berkembang agar
bisa mengungkapkan informasi yang akurat, obyektif, dan dapat menemukan adanya
auditor, expert witness, dan konsultan litigasi. Sedangkan, value for money audit
pemerintahan, karena tidak hanya melihat aspek Ketaatan dan Keuangan saja (audit
27
2K), melainkan sudah mengarah pada hubungan input dan output suatu aktivitas,
penting, wadah pada auditor dalam mengaudit kasus – kasus korupsi yang terjadi di
Jawa Barat. Hasil audit menyimpulkan indikasi kerugian negara sampai pemeriksaan
per 30 Oktober 2012 mencapai Rp 243,66 miliar. Hasil pemeriksaan oleh BPK,
menemukan beberapa temuan, antara lain Kepala Badan Pertahanan Nasional (BPN)
menerbitkan surat keputusan pemberian hak pakai tertanggal 6 Januari 2010 bagi
Hambalang, sedangkan persyaratan berupa surat pelepasan hak dari pemegang hak
B. Saran
terjadi korupsi di negara ini sangat memprihatinkan. Korupsi terjadi karena lemahnya
berbgai bentk penyimpangan yang berindikasi tindak pidana korupsi antara lain
seorang auditor, dan memberikan sanksi pidana dan hukuman yang lebih berat dari
yang sudah ada agar menimbulkan efek jera bagi para pelaku kecurangan (fraud)
khususnya korupsi.
28
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Sudaryati, Nafi’ Inayati Zahro. 2010. Auditing Forensik Dan Value For Money
Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia Jl. Ir. H. Juanda No. 36, Jakarta
Pusat 10110.
Ni Putu Sri Astuti. 2011. Peran Audit Forensik dalam Upaya Pemberantasan Korupsi
www.antikorupsi.org.id
www.bpkp.go.id/unit/inspektorat
www.antikorupsi.org.id
www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=2035
www.polarhome.com/pipermail/pdiperjuangan/2003-January/000096.html
www.sinarharapan.co.id/ceo/2004/0412/ceo2.html
www.suarapembaruan.com/News/2007/05/22/index.html
www.transparansi.or.id/agenda/agenda2/seri_dialog/dialog34.html
www.transparansi.or.id/artikel/artikel_pk.html
29