.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
NSS : 402150918001
Oleh
Ariel Wijaya
Jurusan Akuntansi
2013-2014
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena berkat Rahmat-Nya kita dapat
melaksanakan tugas dengan baik yaitu menyusun makalah perusahaan manufaktur, untuk
menyelesaikan tugas akuntansi di SMK Bebunga Estate.
Penyusunan makalah ini dikoordinasi dan disupervisi oleh Dewan Guru SMK Bebunga
Estate, untuk itu kami haturkan terima kasih kepada :
1. Dewan Guru SMK Bebunga Estate terutama Guru Akuntansi SMK Bebunga Estate yang telah
mendidik, membimbing, mengarahkan dan memberikan motivasi sehingga penyusunan makalah
ini dapat kami selesaikan dengan baik sesuai dengan bidang keahlian kami.
2. Orang tua kami yang telah memberi dukungan dalam penyusunan makalah ini dengan baik dan
tanpa ada halangan sedikitpun.
3. Semua teman-teman khususnya di SMKS Bebungaa Estate yang telah memberiksn bimbingan
beserta pembinaan dalam administrasi dan penyusunan makalah ini.
Tugas akhir ini mungkin masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan pertimbangan dalam
penyusunan tugas-tugas akuntansi selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah
perusahaan manufaktur ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bebunga Estate, 24 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMAKASIH ii
A. Latar Belakang.................................................................. 4
B. Masalah……………………............................................. 5
C. Tujuan…………………….............................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ....................................................................... 34
B. Saran-Saran ........................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian Indonesia sedang mengalami masa-masa sulit akibat krisis yang terjadi
pertengahan tahun 1997 dan sampai sekarang belum mengalami pemulihan secara total. Banyak
perusahaan yang gulung tikar karena menderita kerugian dan tidak bisa bertahan dalam
perekonomian seperti ini. Maka setiap perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja
perusahaan, baik yang menyangkut perencanaan maupun pengendaliannya. Selain itu di zaman
perdagangan bebas ini, setiap perusahaan harus siap untuk bersaing dengan perusahaan-
perusahaan asing.
Setiap perusahaan baik itu perusahaan dagang, perusahaan jasa maupun perusahaan
manufaktur selalu menjalankan aktivitas yang beragam. Setiap perusahaan akan berbeda cara
perhitungan, terutama perusahaan manufaktur yang memproduksi dari barang mentah sehingga
menjadi barang jadi, Dengan adanya makalah tentang perusahaan manufaktur ini diharapkan
akan memberikan suatu pengetahuan yang terpadu dalam pengenalan kegiatan perusahaan
manufaktur dengan lancar. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan perusahaan manufaktur
adalah kesesuaian dan kecocokan antara sistem itu sendiri dengan aktivitas perusahaan. Salah
satu aktivitas yang sering dilakukan adalah aktivitas yang berhubungan dengan Laporan
keuangan perusahaan manufaktur.
B. Masalah
Saat ini banyak generasi muda terutama kalangan para pelajar yang tidak peduli dengan ilmu
pengetahuan tentang perusahaan, padahal hal ini sangat penting untuk bekal para pelajar ketika
bekerja di suatu perusahaan, berikut ini adalah masalah-masalah yang sebenarnya terjadi saat ini.
1. Mereka tidak mengenal apa itu perusahaan manufaktur ?
2. Bagaimana laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur?
3. Bagaimana sistem produksi dalam perusahaan manufaktur?
C. Tujuan
1. Mengenal perusahaan manufaktur
2. Mengetahui cara menyusun laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur
3. Mengetahui sistem produksi di dalam perusahaan manufaktur.
BAB II
PEMBAHASAN
5. Logam
Seiring dengan minyak dan manufaktur kimia, logam juga merupakan bagian dari apa
yang sering disebut “industri berat,” sementara sisanya dari sektor kadang-kadang disebut
“industri ringan,” atau “berorientasi konsumen industri.” Logam mencakup semua besi,
manufaktur aluminium dan baja, serta keterampilan penempaan, pelapisan ukiran, dan stamping.
Jika antara produk dan harga sudah terselesaikan, hal selanjutnya yang perlu dipikirkan
adalah tentang Place, yaitu dimana produk tersebut hendak dipasarkan. Agar bisa meraih
konsumen dalam proses pemasaran produk tersebut, perusahaan harus bisa menciptakan
komunikasi pemasaran dalam rangka pelaksanaan proses promosi.
Hal ini demi memperkenalkan masyarakat tentang sebuah produk dan juga nilai penting
produk tersebut bagi masyarakat. Selain itu, masyarakat juga akan diedukasi dimana bisa
mendapatkan produk yang dipasarkan tersebut.
Contoh:
Diketahui penjualan Rp. 25.000.000,-
Retur penjualan Rp. 125.000,-
Potongan penjualan Rp. 150.000,-
Hitunglah penjualan bersih!
Penjulan bersih = Rp. 25.000.000,- – Rp. 125.000,- – Rp. 150.000,-
= Rp. 24.725.000,-
Keterangan :
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih.
Pembelian bersih = Pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan
pembelian.
Atau
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal + pembelian + beban angkut
Pembelian – retur pembelian – potongan pembelian
Di dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur, neraca dan laporan laba rugi lebih
digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan. Sementara laporan posisi keuangan
digunakan oleh pemilik perusahaan manufaktur dan atau para pemegang saham.
Laporan keuangan perusahaan manufaktur terdiri dari tiga bagian: Neraca, Laporan Laba
Rugi dan Laporan Arus Kas. Laporan keuangan disusun sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang
berlaku umum (GAAP) dan tunduk pada audit (review) oleh independen Akuntan Publik (CPA).
Istilah " Laporan Keuangan Diaudit " menunjukkan bahwa laporan keuangan perusahaan telah
memenuhi GAAP dan telah diaudit oleh akuntan publik.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur menyediakan data
tentang kekayaan bersih perusahaan (Neraca), profitabilitas (Laporan Laba Rugi) dan kas yang
tersedia (Laporan Arus Kas) pada periode waktu tertentu.
Neraca menunjukkan nilai dari apa yang perusahaan miliki seperti persediaan dan peralatan
(aset), jumlah uang perusahaan berutang kepada para pemberi pinjaman, pemasok dan karyawan
(kewajiban), dan jumlah uang yang diinvestasikan oleh pemegang saham atau pemilik ke dalam
perusahaan (ekuitas pemegang saham). Cara mudah untuk mengingat data pada Neraca adalah:
Lalu bagaimana cara membaca laporan keuangan perusahaan manufaktur? Inilah dia
Laporan Laba Rugi menunjukkan pendapatan total yang dibuat oleh perusahaan dari
penjualan setelah biaya untuk manufaktur, distribusi dan biaya lainnya sudah dipotong. Data
yang dilaporkan pada Laporan Laba Rugi diringkas sebagai berikut:
Sebuah rasio lancar dari 2 ke 1, misalnya, dianggap baik karena hal ini menunjukkan
perusahaan memiliki aset dua kali sebanyak kewajiban sehingga memiliki stabilitas finansial
yang lebih besar.
Persediaan semakin tinggi putarannya, maka semakin cepat perusahaan menjual produk, dan
hal ini akan mengurangi biaya pergudangan dan meningkatkan aliran kas.
Sebuah perputaran piutang yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan ini dapat menerima
uang tunai dari penjualan kepada pelanggan yang relatif cepat. Lebih banyak uang di tangan
memungkinkan perusahaan untuk membayar utang tepat waktu dan membeli aset tambahan bila
diperlukan.
Margin Laba Kotor = Laba Kotor ÷ Total PenjualanSemakin tinggi margin laba kotor,
perusahaan lebih banyak keuntungan dari hasil membuat produk-produknya. Sebuah marjin laba
kotor yang sebesar 80%, misalnya, menunjukkan bahwa untuk setiap $ 1,00 dalam penjualan,
hanya .20 sebenarnya dihabiskan untuk membuat produk yang dijual.
Debt to Equity Ratio = Total Liabilities ÷ Total Shareholders' EquitySebuah hutang yang
lebih rendah terhadap ekuitas menunjukkan perusahaan memiliki utang kurang, lebih stabil
secara finansial dan dalam posisi yang baik untuk mendapatkan pinjaman. Rasio yang lebih
tinggi membawa risiko kredit yang lebih tinggi.
Laporan yang disajikan dalam akuntansi biaya juga dapat digunakan sebagai alat untuk
membandingkan hasil yang dicapai dengan standard dari budget yang dibuat sebelumnya. Hal ini
dapat berhasil apabila pengawasan terhadap biaya dilakukan dengan perencanaan biaya yang
tepat dalam setiap kegiatan, sehingga kegagalan-kegagalan atau kurang efisiennya suatu
pekerjaan dapat dihindari
Menurut Mulyadi:
Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian
biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara tertentu, serta penafsiran
terhadapnya (Mulyadi, 2002 : 6).
Pendapat mengenai akuntansi biaya menurut Supriyono,adalah
Alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta
menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya (Supriyono, 1999 : 12).
Akuntansi Biaya dapat mencapai tujuan tentang penentuan harga pokok produk, maka
akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau
penyerahan jasa. Biaya-biaya yang dikumpulkan disajikan adalah biaya-biaya yang telah terjadi
pada masa lalu atau biaya historis. Umumnya akuntansi biaya untuk penentuan harga pokok
produk ini untuk memenuhi kebutuhan pihak luar perusahaan. Oleh karena itu, untuk melayani
kebutuhan pihak luar tersebut, akuntansi biaya untuk penentuan harga pokok produk tunduk pada
prinsip-prinsip akuntansi yang yang lazim.
1. Pengertian Biaya
Perusahaan dalam melakukan aktivitasnya tidak bisa lepas dari pengorbanan sumber-sumber
ekonomis atau alat-alat produksi untuk menghasilkan produk-produk yang diinginkan.
Bagi perusahaan yang bergerak di bidang produksi, istilah biaya sangat penting artinya, sebab
biaya harus relevan dengan proses produksi yang sedang dibiayainya. Pada dasarnya biaya
diukur dengan nilai sekarang dari sumber-sumber ekonomi yang dikorbankan untuk memperoleh
barang atau jasa yang akan dipergunakan dalam aktivitas perusahaan. Barang atau jasa yang
dikorbankan merupakan pengurangan atas harta atau dibebankan sebagai hutang pada saat
barang atau jasa itu diperoleh.
Beberapa ahli akuntansi berpendapat mengenai pengertian biaya seperti yang dikemukakan di
bawah ini :
Menurut Mulyadi :
Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang di ukur dalam satuan uang
yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan biaya
dalam arti sempit adalah pengorbanan sumber ekonomis untuk memeperoleh aktiva atau dalam
istilah lain disebut dengan harga pokok (Mulyadi, 2002 : 8).
Menurut Harnanto dan Zulkifli, pengertian biaya adalah
Jasa atau manfaat suatu sumber ekonomi yang telah digunakan atau dilkeluarkan dalam
rangka menciptakan pendapatan yang merupakan tujuan setiap unit usaha (Harnanto & Zulkifli,
2003 : 15).
Akuntansi Biaya memerlukan sebuah konsep dan terminologi untuk dasar pembahasan
akuntansi biaya dengan tujuan supaya dapat dipakai pedoman di dalam penyusunan laporan
biaya. Beberapa konsep dan terminologi tersebut adalah :
Harga Perolehan atau harga Pokok (Cost)
Harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang,
dalam bentuk :
- Kas yang dibayarkan , atau
- Nialai aktiva lainnya yang diserahkan / dikorbankan ,atau
- Nilai jasa yang diserahkan/dikorbankan, atau
- Hutang yang timbul, atau
- Tambahan modal
Dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan , baik pada masa lalu
(harga perolehan yang telah terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan yang
akan terjadi).
2. Biaya (expenses)
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka
memperoleh penghasilan (revenue) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan .Biaya
digolongkan ke dalam harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum,
biaya bunga dan biaya pajak perseroan.
3. Penghasilan (Revenues)
Penghasilan adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk :
- Kas yang diterima, atau
- Piutang yang timbul, atau
- Nilai aktiva lainnya yang diterima ,atau
- Nilai jasa yang diterima, atau
- Pengurangan hutang, atau
- Pengurangan modal
- Dalam rangka penjualan barang dagangan , produk atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan
kepada pihak lain.
5. Rugi (Losses)
Rugi adalah berkurangnya aktiva atau kekayaan perusahaan yang bukan pengambilan
modal oleh pemilik, di mana tidak ada manfaat uyang diperoleh dari berkurangnya
aktiva.(Supriyono, 1999 : 16)
2. Penggolongan Biaya Produksi
Penggolongan adalah proses mengelompokkan secara sitematis atas keseluruhan elemen yang
ada ke dalam golongan-golongan ternetu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi
lebih punya arti atau lebih penting.
Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang akan digunakan untuk
berbagai tujuan, dalam menggolongkan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari informasi
biaya yang akan disajikan. Oleh karena itu dalam penggolongan biaya tergantung untuk apa
biaya tersebut digolongkan, untuk tujan yang berbeda diperlukan cara penggolongan yang
berbeda pula, atau tidak ada satu cara penggolongan biaya yang dapat dipakai untuk semua
tujuan menyajikan informasi biaya.
Penggolongan biaya menurut fungsi pokok perusahaan ada empat fungsi yang utama, yaitu ;
fungsi produksi, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan bahan baku
menjadi produk selesaiyang siap untuk dijual.
fungsi pemasaran, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan produk selesai
yang siap dijual dengan cara yang memuaskan pembeli dan dapat memperoleh laba sesuai yang
diinginkan perusahaan samapai dengan pengumpulan kas dari hasil penjualan.
fungsi administrasi dan umum, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan
kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat
berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien). Kegiatan fungsi ini berhubungan dengan
fungsi pokok perusahaan yang lain, tetapi manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan langsung
pada fungsi lain tersebut.
fungsi keuangan, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau penyediaan
dana yang diperlukan perusahaan. Fungsi ini tidak begitu penting, jika dana yang ada dalam
perusahaan telah dapat terpenuhi.
(Supriyono, 1999 : 18)
Atas dasar fungsi tersebut di atas, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok biaya,
yaitu :
1. Biaya produksi
Pengertian biaya produksi menurut Supriyono adalah ” semua biaya yang berhubungan
dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai ”
(Supriyono, 1999 : 19)
Menurut Abdul Halim, pengertian biaya produksi adalah Biaya-biaya yang berhubungan
langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan (dimatch-kan) dengan
penghasilan (revenue) di periode mana produk itu dijual (Halim, 1999 : 5)
Kegiatan ekonomi yang dilakukan secara individu terutama kegiatan produksi rumah tangga,
secara eksplisit tentu saja memerlukan biaya produksi, dalam hal ini mencerminkan pengeluaran
nyata (aktual) yang dikeluarkan untuk memperoleh input.
Secara garis besar, biaya produksi dibagi menjadi tiga, yaitu : biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja dan biaya overhead pabrik.
Menurut prinsip akuntansi yang lazim, semua biaya yang terjadi untuk memperoleh
bahan baku dan untuk menempatkan dalam keadaan siap untuk diproduksi, merupakan unsur
harga pokok bahan baku yang dibeli. Harga pokok bahan baku tersebut terdiri dari harga beli
ditambah dengan biaya–biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan
bahan baku sampai dalam keadaan siap untuk diolah (Mulyadi, 2002 : 301).
Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi yang terdiri dari dua macam, yaitu
bahan baku langsung (direct material) dan bahan baku tidak langsung (indirect material). Bahan
baku langsung adalah bahan baku yang secara langsung berperan dalam proses produksi dan
mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah produk yang dihasilkan. Bahan baku tidak
langsung adalah bahan baku yang secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi.
Anggaran bahan baku merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan baku langsung,
sedangkan kebutuhan bahan baku tidak langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya
overhead pabrik.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa anggaran bahan baku adalah semua anggaran yang
berhubungan dengan perencanaan secara lebih terperinci mengenai penggunaan bahan baku
untuk proses produksi selama periode yang akan datang.
Seperti halnya bahan baku, tenaga kerja yang bekerja di pabrik juga dikelompokkan menjadi
tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung berperan dalam proses
produksi. Sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang secara tidak langsung
berperan dalam proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya overhead pabrik. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa anggaran tenaga kerja adalah anggaran yang merencanakan
secara terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja meliputi rencana
tentang jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu periode produksi, tarif upah
dan waktu (kapan) pengerjaannya.
Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan bagian dari anggaran tenaga kerja yang
secara terperinci akan memuat :
Jumlah barang yang diproduksi
Jumlah produksi yang dihasilkan
Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi
Jumlah jam / hari tenaga kerja langsung setiap produksi
Tingkat upah rata-rata per jam/hari tenaga kerja langsung.
Waktu kapan upah rata-rata per jam/hari tenaga kerja langsung.
Biaya tenaga kerja merupakan salah satu dari biaya konversi, di samping biaya overhead
pabrik. Yang merupakan salah satu biaya untuk mengubah bahan baku manjadi produk jasa.
Sebelum lebih lanjut perlu dipahami batasan biaya tenaga kerja dan cara penggolongannya. ”
tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah
produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja
manusia tersebut ”. (Mulyadi , 2002 : 343)
Biaya tenaga kerja untuk tujuan akuntansi di bagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
1. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor), adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan
pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang
dihasilkan perusahaan.
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor), adalah balas jasa yang diberikan kepada
karyawan pabrik, akan tetapi manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada
produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.
Biaya-biaya yang secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi dimasukkan
(dikelompokkan) ke dalam biaya overhead pabrik.
Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah biaya–biaya dalam pabrik yang
dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi, kecuali bahan baku langsung, dan biaya tenaga
kerja langsung. Oleh karena terlalu banyaknya jenis biaya yang muncul dalam operasional
pabrik, maka diperlukan perhatian khusus. Sedangkan anggaran biaya overhead pabrik adalah
suatu perencanaan yang terperinci mengenai biaya-biaya tidak langsung yang dikeluarkan
sehubungan dengan proses produksi selama periode yang akan datang. Terlalu besarnya biaya
overhead pabrik akan memperngaruhi tingkat keuntungan yang akan diperoleh.
Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik menurut sifatnya
dikelompokkan menjadi beberapa golongan, antara lain :
Biaya bahan penolong
Biaya tenaga kerja tidak langsung
Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva
Biaya yang yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
Biaya overhead lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai (Mulyadi, 2002 :
208).
2. Biaya Pemasaran
Menurut Supriyono, “Biaya pemasaran adalah biaya dalam rangka penjualan produk selesai
sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas” (Supriyono, 1999 : 21).
Biaya pemasaran meliputi biaya untuk melaksanakan fungsi penjualan, fungsi penggudangan
produk selesai, fungsi pengepakan dan pengiriman, fungsi advertensi, fungsi pemberian kredit
dan pengumpulan piutang, dan fungsi pembuatan faktur atau administrasi penjualan.
Seperti yang telah dibahas di atas, bahwa untuk menghitung harga pokok secara tepat dan
teliti, maka biaya yang harus dikeluarkan harus diklasifikasikan menurut aliran–aliran biaya itu
sendiri. Di dalam akuntansi yang konvensional komponen harga pokok terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
Perhitungan biaya produksi dan perhitungan harga pokok produk dalam proses supaya bisa
dianalisis kegiatannya selama periode tertentu, maka harus disusun laporan biaya produksi yang
biasanya di bagi menjadi 3 (tiga) bagian :
a) Data produksi
Berisi jumlah produk dalam proses pada awal periode, jumlah produk yang telah diolah
selama periode tertentu, jumlah produk selesai ditransfer ke gudang, dan produk yang masih
dalam proses pada akhir periode dengan tingkat penyelesaian tertentu.
c) Perhitungan biaya
Memperhatikan perhitungan harga produk selesai yang ditransfer ke gudang dan biaya produk
dalam proses pada akhir periode.
(Mulyadi, 2002 : 189)
Harga pokok proses merupakan cara penentuan harga pokok produk dimana biaya produksi
dibebankan kepada proses selama periode tertentu. Dalam metode ini tidak ada pembedaan
antara biaya langsung dan biaya tidak langsung, sedangkan biaya overhead pabrik terdiri dari
biaya-biaya yang dikeluarkan atau yang terjadi didalam proses produksi yang secara tidak
langsung ikut dalam membuat barang jadi, yaitu selain biaya bahan baku, biaya bahan penolong,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
Pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi, menurut Mulyadi,
secara garis besar cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Produksi atas dasar pesanan
perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, mengumpulkan harga pokok produksinya
dengan menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost method).Dalam metode ini
biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan
produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total
biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang
bersangkutan.
2. Produksi massa
Perusahaan yang berproduksi massa, mengumpulkan harga pokok produksinya dengan
menggunakan metode harga pokok proses (process cost method).Dalam hal ini biaya-biaya
produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk yang
dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk
periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan
(Mulyadi, 2002 : 18).
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan kita selama menyusun dan mencari sumber referensi makalah ini
bahwa:
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi barang dari bahan baku, bahan
setengah jadi ssampai dengan barang jadi yang siap untuk di jual.
Setiap perusahaan manufaktur harus menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan) dengan cara
BBB+BTKL+BOP.
Setiap data laporan keungan perusahaan manufaktur harus valid, akurat, dapat dipercaya dan ada
buktinya.
B. Saran-saran
Proses penyelesaian makalah harus diselesaikan tepat waktu dan akurat, untuk itu agar penulis
betul-betul lebih meiliki rasa tanggungjawab yang besar agar data tersebut dapat terselesaikan
dengan baik.
Sebaiknya dalam suatu penyusunan makalah harus benar-benar jelas dan tidak membingungkan
agar pembaca dapat mengerti apa yang dituliskan oleh penulis.
DAFTAR PUSTAKA
http://haryonounikarta-akuntansibiaya.blogspot.com/
https://www.google.com/search?client=opera&rls=en&q=struktur+makalah&source
id=opera&ie=utf-8&oe=utf-8
http://haryonounikarta-akuntansibiaya.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Manufaktur