Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANSI BIAYA

S1 MANAJEMEN

ANALISIS
BIAYA VOLUME LABA
Analisis Biaya Volume Laba

Analisis biaya volume laba atau CVP (Cost Volume Profit) Analysis adalah
sebuah alat yang menghubungkan kaitan antara biaya, volume dan profit
(laba) dari suatu perusahaan dengan fokus kepada lima hal yakni :

Harga produk per unit Price p


Volume produksi Quantity q
Biaya variabel per unit Variabel cost per vc
unit
Total biaya tetap Total fixed cost TFC
Bauran penjualan produk Sales mix SM

Dengan bantuan analisis CVP ini, manajemen dapat menentukan volume


penjualan dan bauran produk yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat
laba yang diharapkan dengan sumber daya yang dimiliki.
Analisis Biaya Volume Laba

Analisis CVP didasarkan pada suatu asumsi semua biaya


dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
Jumlah biaya juga diasumsikan tetap tidak berubah dalam
kisaran tertentu dari data yang dianalisis. Biaya variabel
juga diasumsikan berubah seiring dengan perubahan
dalam volume produk atau kegiatan dalam kisaran
tertentu dari volume yang dianalisis.
Titik Impas

Analisis CVP merupakan alat yang bermanfaat untuk


mengidentifikasi cakupan dan besarnya keadaan atau kesulitan
ekonomi yang dihadapi suatu perusahaan dan membantu
mencarikan solusi atau pemecahannya.

Analisis CVP dapat dimulai dengan menentukan Titik Impas.

Titik Impas (break event point = BEP)


adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau
titik dimana laba sama dengan nol atau break event.
Titik Impas

Tujuan Mencari Titik Impas :


1. Mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan sama dengan biaya
2. Menunjukkan suatu sasaran volume penjualan minimal yang harus
diraih oleh perusahaan
3. Mengawasi kebijakan penentuan harga
4. Memungkinkan perusahaan mengetahui apakah mereka beroperasi
dekat atau jauh dari titik impas
Titik Impas Dalam Unit

Titik impas adalah kondisi dimana sebuah produk diproduksi dan dijual
tetapi menghasilkan laba =0. Artinya pendapatan penjualan habis
untuk menutup biaya. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Karena
Karenadalam
dalamkeadaan
keadaanimpas
impaslaba
laba==0,0,
 = TR – TC maka
maka: :
 = pQ – (vcQ+TFC) QQ == TFC
TFC
 = pQ – vcQ – TFC (p(p––vc)
vc)
TFC +  = pQ – vQ dimana
dimana QQ==volume
volumetitik
titikimpas,
impas,maka
maka: :
TFC +  = (p – vc) x Q
Q = TFC +  TFC
(p – vc) BEPunit 
p  vc
Titik Impas Dalam Unit

Penggunaan Marjin Kontribusi dalam CVP Analysis

Marjin kontribusi dapat berupa :

margin kontribusi per unit (cm) = p – vc


margin kontribusi total (CM) = TR – TC
rasio marjin kontribusi (CMR)
CMR = (cm : p) x 100% atau CMR = (CM : TR) x 100%
Contoh Kasus : PT TRIGONAL

PT Trigonal memproduksi clip paper mengeluarkan biaya tetap


sejumlah Rp.75.000.000. Biaya variabel per unit sebesar Rp 750. Clip
paper dijual dengan harga Rp. 1.500 per unitnya. Hitunglah titik
impas PT Trigonal dalam unit !

TFC Rp.75.000.000
BEPunit    100.000unit
p  vc Rp.1.500  Rp.750
Titik Impas Dalam Rupiah Penjualan

Titik impas dalam rupiah penjualan dapat dihitung dengan berbagai rumus.
Salah satunya adalah : TFC
BEPrupiah 
1  vc
p

Contoh kasus : PT Trigonal memproduksi clip paper mengeluarkan


biaya tetap sejumlah Rp.75.000.000. Biaya variabel per unit sebesar
Rp 750. Clip paper dijual dengan harga Rp. 1.500 per unitnya.
Hitunglah titik impas PT Trigonal dalam rupiah penjualan !

TFC Rp.75.000.000
BEPrupiah    Rp.150.000.000
1  vc 1  Rp.750
p Rp.1.500
Titik Impas Dalam Rupiah Penjualan

Contoh kasus : PT Trigonal memproduksi clip paper mengeluarkan biaya


tetap sejumlah Rp.75.000.000. Biaya variabel per unit sebesar Rp 750. Clip
paper dijual dengan harga Rp. 1.500 per unitnya. Hitunglah titik impas PT
Trigonal dalam rupiah penjualan !

TFC Rp.75.000.000
BEPrupiah    Rp.150.000.000
1  vc 1  Rp.750
p Rp.1.500

Pada dasarnya merupakan rasio marjin kontribusi

CMR = (cm : p) x 100% TFC Rp.75.000.000


BEPrupiah    Rp.150.000.000
= ((p –vc) : p) x 100% CMR 50%
= ((1.500 – 750) : 1.500) x 100%
= 50%
Hubungan BEP unit dan BEP rupiah

Perhatikan hasil BEP unit dan BEP rupiah dari contoh kasus PT TRIGONAL

TFC Rp.75.000.000
BEPunit    100.000unit
p  vc Rp.1.500  Rp.750
TFC Rp.75.000.000
BEPrupiah    Rp.150.000.000
1  vc 1  Rp.750
p Rp.1.500

Jika BEP unit diketahui maka untuk menghitung BEP rupiah = BEP unit x …..

Jika BEP rupiah diketahui maka untuk menghitung BEP unit = BEP rp : …..
Target Laba & Pendapatan Penjualan

Target Laba
Jika perusahaan menginginkan target laba tertentu maka untuk menentukan besarnya
penjualan perusahaan dapat dilakukan dengan rumus :
TFC  
TR 
CMR
Contoh kasus : PT Trigonal memproduksi clip paper mengeluarkan biaya tetap
sejumlah Rp.75.000.000. Biaya variabel per unit sebesar Rp 750. Clip paper dijual
dengan harga Rp. 1.500 per unitnya. Hitung berapakah besarnya penjualan yang
harus dihasilkan PT Trigonal jika perusahaan menginginkan laba sebesar Rp.
25.000.000 ?

TFC   Rp.75.000.000  Rp.25.000.000


TR    Rp.200.000.000
CMR 50%
Target Laba & Pendapatan Penjualan

Pendapatan Penjualan
Jika perusahaan ingin mengetahui besarnya laba yang dihasilkan atas volume
penjualan tertentu yang akan atau telah dihasilkan oleh perusahaan dapat dilakukan
dengan cara :
 = (Q – BEPunit) x cm
Contoh kasus : PT Trigonal memproduksi clip paper mengeluarkan biaya tetap
sejumlah Rp.75.000.000. Biaya variabel per unit sebesar Rp 750. Clip paper dijual
dengan harga Rp. 1.500 per unitnya. Berapakah laba/rugi yang diperoleh PT Trigonal
jika volume penjualan yang tercapai adalah : a) 150.000 unit dan b) 75.000 unit

a)  = (Q – BEPunit) x cm = (150.000 – 100.000) x Rp.750 = Rp.37.500.000

b)  = (Q – BEPunit) x cm = (75.000 – 100.000) x Rp.750 = (Rp.18.750.000)


Analisis Multiproduk

• Dalam analisis multiproduk, perlu dilakukan pemisahan


antara biaya tetap langsung dan biaya tetap umum.
• Margin produk impas masing masing produk hanya akan
menutup biaya tetap langsung. Sementara itu, biaya tetap
umum masih belum tertutupi. Maka dari itu, untuk mengatasi
masalah tersebut dapat dilakukan dengan melakukan bauran
penjualan atau sales mix.
• Bauran penjualan adalah kombinasi relatif dari berbagai
produk yang dijual perusahaan. Penentuan bauran penjualan
memungkinkan untuk mengkonversi masalah multiproduk ke
dalam format CVP produk tunggal.
Contoh kasus : PT DHARMA

PT Dharma telah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin pemotong rumput
yakni mesin pemotong rumput manual dengan harga jual Rp. 400.000 dan mesin
pemotong rumput otomatis dengan harga jual Rp. 800.000. Departemen pemasaran yakin
bahwa sebanyak 1.200 mesin pemotong rumput manual dan 800 mesin pemotong rumput
otomatis dijual selama tahun depan. Pengawas perusahaan telah menyusun proyeksi
laporan laba rugi sebagai berikut berdasarkan ramalan penjualan (dalam rupiah).

Mesin Manual Mesin Otomatis Total


Penjualan 480.000.000 640.000.000 1.120.000.000
Dikurangi: Biaya Variabel 390.000.000 480.000.000 870.000.000
Marjin kontribusi 90.000.000 160.000.000 250.000.000
Dikurangi: Biaya tetap langsung 30.000.000 40.000.000 70.000.000
Margin Produk 60.000.000 120.000.000 180.000.000
Dikurangi: Biaya Tetap Umum 26.250.000
Laba Operasi 153.750.000
Contoh kasus : PT DHARMA

Bauran penjualan adalah 1.200 : 800


dapat disederhanakan hingga menjadi 3 : 2
artinya untuk setiap tiga mesin pemotong
rumput manual yang terjual, ada 2 mesin
pemotong rumput otomatis yang terjual
Contoh kasus : PT DHARMA
TFC
Titik impas dalam unit BEPpaket 
cm paket
Untuk menghitung cm paket sbb :
Harga Biaya Marjin Marjin
Bauran
jual per variabel kontribusi kontribusi
Produk Penjualan
unit per unit per unit per paket
(SM)
(p) (vc) (cm) (cm paket)
Mesin manual 400.000 325.000 75.000 3 225.000
Mesin otomatis 800.000 600.000 200.000 2 400.000
Total paket 625.000

Biaya Variabel per unit (vc)


Manual = 390.000.000 : 1.200 = 325.000
Otomatis = 480.000.000 : 800 = 600.000
Contoh kasus : PT DHARMA

Dari proyeksi laporan laba rugi PT Dharma,


Mesin Manual Mesin Otomatis Total
Dikurangi: Biaya tetap langsung 30.000.000 40.000.000 70.000.000
Dikurangi: Biaya Tetap Umum 26.250.000

total biaya tetap perusahaan adalah 96.250.000


TFC Rp.96.250.000
BEPpaket    154 paket
cm paket Rp.625.000
 
Artinya, untuk mendapatkan titik impas maka :
Mesin manual dijual sebanyak : 3 x 154 = 462 unit
Mesin otomatis dijual sebanyak : 2 x 154 = 308 unit
Contoh kasus : PT DHARMA

Pembuktiannya dapat dilihat pada tabel berikut ini (dalam rupiah) :


Mesin Manual Mesin Otomatis Total
Unit jual 462 unit 308 unit
Harga jual 400.000 800.000
Penjualan 184.800.000 246.400.000 431.200.000
(-) Biaya Variabel 150.150.000 184.800.000 334.950.000
Margin kontribusi 34.650.000 61.600.000 96.250.000
(-) Biaya Tetap Langsung 30.000.000 40.000.000 70.000.000
Marjin Produk 26.250.000
(-) Biaya Tetap Umum 26.250.000
Laba Operasi 0

Biaya Variabel
Manual = 325.000 x 462 = 150.150.000
Otomatis = 600.000 x 308 =184.800.000

Anda mungkin juga menyukai