Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MATA KULIAHSTATISTIKA 2

SEMESTER GENAP 2021/2022

DISKRIMINAN

Disusun Oleh : Kelompok : 4 / Kelas: AB

1. Lani Nur Isna 2020210082


2. Nandaffa Maulina 2020210091
3. Shabrina Nuralita 2020210100
4. M Fadhlillah Al Hanaan 2020210288
5. Ade Herinda Kumala Dewi 2020210496
UNIVERSITAS HAYAM WURUK PERBANAS SURABAYA
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada bapak Moch. Bisyri Effendi, S.Si, M.Si. sebagai
Dosen Pengampu pada mata kuliah Statistika II dan kami juga berterima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Besar harapan semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca, bahkan kami berharap lebih jauh lagi
agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari – hari.
Makalah ini memuat tentang “Discriminant Analysis” Adapun maksud
penulis menyusun makalah ini yaitu memberikan pengetahuan yang dapat membantu
rekan – rekan dalam memahami pelajaran yang ada pada mata kuliah Statistika II.
Penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga dengan kehadiran makalah ini dapat memberikan
manfaat yang maksimal. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Surabaya, 20 Juni 2022

Kelompok x

Statistika II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3

Kasus ............................................................................................................................. 3

A. Tabel Group Statistics............................................................................................ 6

B. Tabel Test Of Equality Of Group Means ............................................................... 8

C. Tabel Wilk’s Lambda ............................................................................................ 9

D. Tabel Eigenvalues ................................................................................................ 10

E. Tabel SCDFC ....................................................................................................... 11

F. Tabel Classification Results ................................................................................. 11

PENUTUP ................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 18

PEMBAGIAN TUGAS KELOMPOK........................................................................ 19


PENDAHULUAN

Discriminant Analysis merupakan alat multivariate yang bisa digunakan sebagai

alat untuk mengidentifikasi beberapa variabel bebas (independent variable) yang

dapat digunakan menjadi pembeda (diskriminator) terbaik dari kelompok

variabel terikat (dependent variable). Pada Discriminant Analysis, ada beberapa

syarat yang harus terpenuhi, yaitu :

Variabel terikat : Non Matric ( skala nominal / ordinal )

Variabel bebas : Matric ( skala interval/rasio)

KASUS:

Seorang peneliti (Urdi, 2020) ingin meneliti fenomena perusahaan yang telah go

public yang saat ini banyak mengalami delisting yang umumnya dikaitkan dengan

penurunan performa perusahaan yang dijadikan indikasi awal kebangkrutan perusahaan

yang merugikan para investor ritel. Maka dari itu, ada model prediksi financial distress

yang dapat digunakan untuk langkah antisipasi kebangkrutan bagi investor. Financial

distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum

kebangkrutan atau likuidasi. Rasio keuangan digunakan sebagai variabel independen

yang menjadi faktor penjelas dari financial distress. Rasio keuangan ini terdiri dari rasio

likuiditas yang didapat dari current ratio, rasio leverage yang didapat dari debt to equity

ratio, rasio profitabilitas yang didapat dari revenue on asset dan ukuran perusahan..

Dengan data sebagai berikut.

Statistika II

3
No Perusahaan CR DER ROA Size FD
1 Betonjaya Manunggal Tbk 421,98 19,04 -3,37 5,25 0
2 Lion Metal Works Tbk 3,56 46 7,08 6,86 1
3 PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk 116 128 1,7 6,78 1
4 PT. Sarana 96,65 40 3,5 7,99 1
5 Barito Pacific Tbk 1,09 51 8,8 6,57 1
6 Ekadharma International Tbk 488,56 118,67 12,91 5,85 1
7 Eterindo Wahanatama Tbk 0,49 123,15 -5,9 6,06 0
8 Indo Acidatama Tbk 174,26 43,94 1,54 4,86 1
9 Intanwijaya Internasional Tbk 5,81 110,92 3,7 5,43 1
10 PT Chandra Asri Petrochemical 1,5 90 15 6,33 1
11 Unggul Indah Cahaya Tbk 295,49 40,78 9,31 5,36 1
12 Argha Karya Prima Ind. Tbk 112,88 133,56 2 5,42 1
13 Asiaplast Industries Tbk 159,11 43,39 6,52 5,58 1
14 Berlina Tbk 1,39 10,3 0,01 6,32 1
15 Indopoly Swakarsa Industry Tbk 96 81 2 5,45 1
16 Siwani Makmur Tbk 651,94 41 1,04 10,61 0
17 Tirta Mahakam Resources Tbk 112,5 15,54 4,37 5,91 1
18 Alkindo Naratama Tbk 116 104 3 5,62 1
19 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 159,8 144 2,9 5,84 1
20 Kedawung Setia Industrial Tbk 123,19 172,11 4,13 12,06 1
21 Toba Pulp Lestari Tbk 73,4 13 11,9 5,5 0
22 Indo Kordsa Tbk 189,08 149,72 6,51 8,47 1
23 Indospring Tbk 303,3 19,8 2 6,39 1
24 Indorama Synthetics Tbk 1,1 19 0,2 8,93 1
25 Panasia Indo Resources Tbk 147,1 65,5 0,3 9,61 0
26 PT Sri Rejeki Isman Tbk 354,06 168,06 11,87 8,98 1
27 Ricky Putra Globalindo Tbk 1,15 21,2 1 12,11 1
28 Sunson Textile Manufacturer 1,17 17,3 -2,52 11,81 0
29 Kabelindo Murni Tbk 130,16 99,31 3,32 11,81 1
30 Sat Nusapersada Tbk 2,58 31 1,68 8,46 1
31 Indofood CBP Sukses Makmur 2,41 156 13,1 6,46 1
32 Indofood Sukses Makmur Tbk 1,51 87 6,1 6,91 1
33 Mayora Indah Tbk 3,4 137 7,9 13,17 1
34 Prasidha Aneka Niaga Tbk 106 133 -6 11,82 0
35 Tri Banyan Tirta Tbk 0,75 14,2 -2,24 5,07 0
36 Ultra Jaya Milk Industry Tbk 484,36 21,49 20,97 6,63 1
37 Gudang Garam Tbk 205,8 53,1 11,3 7,8 1

Statistika II

4
38 Wismilak Inti Makmur Tbk 3,4 137 7,9 6,13 1
39 PT. Jaya Pri Stell Tbk 124 51,13 2,52 11,55 0
40 PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia 147,1 35,5 0,3 5,4 0

Catatan :

0 = Non Financial Distress

1 = Financial Distress

Statistika II

5
A. Tabel Group Statistics

Analisis Deskriptif:

1. Rata Rata Current Ratio (CR) perusahaan dalam kondisi Non Financial Distress

> Financial Distress (167,3930 > 124,8700). Hal ini menandakan kelompok

perusahaan dalam kondisi Non Financial Distress memiliki tingkat likuiditas yang

lebih baik daripada kelompok perusahaan dengan kondisi Financial Distress.

2. Standar deviasi Current Ratio (CR) perusahaan dalam kondisi Financial Distress

< Non Financial Distress (140,51434 < 210,33499). Hal ini menandakan Current

Ratio dari kelompok perusahaan dalam kondisi Financial Distress lebih merata

daripada kelompok perusahaan dalam kondisi Non Financial Distress.

3. Rata Rata Debt Equity Ratio (DER) perusahaan dalam kondisi Financial Distress

> Non Financial Distress (82,4297 > 51,2820). Hal ini menandakan kelompok

perusahaan dalam kondisi Financial Distress memiliki tingkat leverage yang

Statistika II

6
lebih besar daripada kelompok perusahaan dengan kondisi Non Financial

Distress.

4. Standar deviasi Debt Equity Ratio (DER) perusahaan dalam kondisi Non

Financial Distress < Financial Distress (44,01353 < 52,57345). Hal ini

menandakan Debt Equity Ratio dari kelompok perusahaan dalam kondisi Non

Financial Distress lebih merata daripada kelompok perusahaan dalam kondisi

Financial Distress.

5. Rata Rata Revenue on Assets (ROA) perusahaan dalam kondisi Financial Distress

> Non Financial Distress (6,0733 > -0,3970). Hal ini menandakan kelompok

perusahaan dalam kondisi Financial Distress memiliki tingkat profitabilitas yang

lebih tinggi daripada kelompok perusahaan dengan kondisi Non Financial

Distress.

6. Standar deviasi Revenue On Assets (ROA) perusahaan dalam kondisi Financial

Distress < Non Financial Distress (5,03916 < 5,17667). Hal ini menandakan

Revenue On Assets dari kelompok perusahaan dalam kondisi Financial Distress

lebih merata daripada kelompok perusahaan dalam kondisi Non Financial

Distress.

7. Rata Rata Size perusahaan dalam kondisi Non Financial Distress > Financial

Distress (8,2680 > 7,3493). Hal ini menandakan kelompok perusahaan dalam

kondisi Non Financial Distress memiliki ukuran yang lebih besar daripada

kelompok perusahaan dengan kondisi Financial Distress.

8. Standar deviasi Size perusahaan dalam kondisi Financial Distress < Non

Financial Distress (2,25876 < 3,04262). Hal ini menandakan Size dari kelompok
Statistika II

7
perusahaan dalam kondisi Financial Distress lebih merata daripada kelompok

perusahaan dalam kondisi Non Financial Distress.

B. Tabel Test Of Equality Of Group Means

Tabel Tests of Equality of Group Menas digunakan untuk menguji variabel untuk

mengetahui masing masing variabel CR, DER, ROA, dan Size secara univariate berbeda

diantara kelompok perusahaan yang Non Financial Distress dan Financial Distress.

Hasil Analisis :

1. CR

Fhitung = 0,531 dan Ftabel = (0,531 < 4,17)

Sig. = 0.471 > 0.05

Hal ini menandakan tidak ada perbedaan CR antara kelompok perusahaan kondisi Non

Financial Distress dan Financial Distress

2. DER

Fhitung = 2,833 dan Ftabel = (2,833 < 4,17)

Sig. = 0.101 > 0.05

Hal ini menandakan tidak ada perbedaan DER antara kelompok perusahaan kondisi Non

Financial Distress dan Financial Distress

Statistika II

8
3. ROA

Fhitung = 12,220 dan Ftabel = (12,220 > 4,17)

Sig. = 0.001 < 0.05

Hal ini menandakan ada perbedaan ROA antara kelompok perusahaan kondisi Non

Financial Distress dan Financial Distress

4. Size

Fhitung = 1,040 dan Ftabel = (1,040 > 4,17)

Sig. = 0.314 > 0.05

Hal ini menandakan tidak ada perbedaan Size antara kelompok perusahaan kondisi Non

Financial Distress dan Financial Distress

C. Tabel Wilk’s Lambda

Tabel Wilks’ Lambda digunakan untuk menguji variabel CR, DER, ROA, dan Size

secara simultan dapat digunakan untuk membedakan kelompok perusahaan dalam kondisi

Non Finanacial Distress dan Financial Distress dengan menggunakan uji Wilks’ Lambda

yang diproxikan dengan Chi-Square Test (X2)

Hasil Analisis:

1. Merumuskan H0 dan H1

H0: CR, DER, ROA, dan Size tidak mampu membedakan kelompok perusahaan dalam

Statistika II

9
kondisi Non Finanacial Distress dan Financial Distress

H1: CR, DER, ROA, dan Size mampu membedakan kelompok perusahaan dalam

kondisi Non Finanacial Distress dan Financial Distress

2. Level Significant (α) = 0,05 => X2 0,05; 2 = 5,99

3. Kriteria Pengujian

0
H0 diterima :X2hit <= 5,99

H0 ditolak : X2hit > 5,99

5.99

4. X2hit: 15,003 > 5,99 √ Sig. 0.000 < 0.05

5. H0 ditolak karena X2hit: 15,003 > 5,99 √ Sig. 0.000 < 0.05, sehingga pernyataan

bahwa CR, DER, ROA, dan Size mampu digunakan sebagai pembeda untuk

mengelompokkan perusahaan dalam kondisi Non Finanacial Distress dan Financial

Distress

D. Tabel Eigenvalues

Analisis:
Statistika II

10
CC2 = 0.5842 = 0.341056. Hal ini dapat dijelaskan bahwa variasi antara kelompok

perusahaan dalam kondisi Non Finanacial Distress dan Financial Distress sebesar

34.10% dapat dijelaskan oleh CR, DER, ROA, dan Size dan sisanya sebesar 65,90%

dipengaruhi oleh variable luar.

E. Tabel SCDFC

Analisis:

SCDFC CR < Size < DER < ROA (-0,465 < -0,244 < 0,401 < 0,907) , Hal ini

menandakan bahwa tingkat kontribusi variabel dalam menentukan kelompok perusahaan

dalam kondisi Non Finanacial Distress dan Financial Distress dari paling banyak

berkontribusi hingga kontribusi paling sedikit berkontribusi adalah ROA, DER, Size, CR.

F. Tabel Classification Results

Statistika II

11
Analisis:

Berdasarkan dari 10 observasi kelompok perusahaan dalam kondisi Non Financial

Distress sebesar 90% terklasifikasi dengan benar

Berdasarkan dari 3 0 observasi kelompok perusahaan dalam kondisi Financial Distress,

sebesar 7 6 , 7 % terklasifikasi dengan benar

Total Daya klasifikasi Model 80% , artinya tingkat akurasi model dalam

mengklasifikasikan sangat tinggi.

Statistika II

12
PENUTUP

Kesimpulan:

Kesimpulan Analisis Deskriptif

1. Rata Rata Current Ratio (CR) perusahaan dalam kondisi Non Financial

Distress > Financial Distress (167,3930 > 124,8700). Hal ini menandakan

kelompok perusahaan dalam kondisi Non Financial Distress memiliki tingkat

likuiditas yang lebih baik daripada kelompok perusahaan dengan kondisi

Financial Distress.

2. Standar deviasi Current Ratio (CR) perusahaan dalam kondisi Financial

Distress < Non Financial Distress (140,51434 < 210,33499). Hal ini

menandakan Current Ratio dari kelompok perusahaan dalam kondisi Financial

Distress lebih merata daripada kelompok perusahaan dalam kondisi Non

Financial Distress.

3. Rata Rata Debt Equity Ratio (DER) perusahaan dalam kondisi Financial

Distress > Non Financial Distress (82,4297 > 51,2820). Hal ini menandakan

kelompok perusahaan dalam kondisi Financial Distress memiliki tingkat

leverage yang lebih besar daripada kelompok perusahaan dengan kondisi Non

Financial Distress.

4. Standar deviasi Debt Equity Ratio (DER) perusahaan dalam kondisi Non

Financial Distress < Financial Distress (44,01353 < 52,57345). Hal ini

menandakan Debt Equity Ratio dari kelompok perusahaan dalam kondisi Non

Statistika II

13
Financial Distress lebih merata daripada kelompok perusahaan dalam kondisi

Financial Distress.

5. Rata Rata Revenue on Assets (ROA) perusahaan dalam kondisi Financial

Distress > Non Financial Distress (6,0733 > -0,3970). Hal ini menandakan

kelompok perusahaan dalam kondisi Financial Distress memiliki tingkat

profitabilitas yang lebih tinggi daripada kelompok perusahaan dengan kondisi

Non Financial Distress.

6. Standar deviasi Revenue On Assets (ROA) perusahaan dalam kondisi Financial

Distress < Non Financial Distress (5,03916 < 5,17667). Hal ini menandakan

Revenue On Assets dari kelompok perusahaan dalam kondisi Financial Distress

lebih merata daripada kelompok perusahaan dalam kondisi Non Financial

Distress.

7. Rata Rata Size perusahaan dalam kondisi Non Financial Distress > Financial

Distress (8,2680 > 7,3493). Hal ini menandakan kelompok perusahaan dalam

kondisi Non Financial Distress memiliki ukuran yang lebih besar daripada

kelompok perusahaan dengan kondisi Financial Distress.

8. Standar deviasi Size perusahaan dalam kondisi Financial Distress < Non

Financial Distress (2,25876 < 3,04262). Hal ini menandakan Size dari

kelompok perusahaan dalam kondisi Financial Distress lebih merata daripada

kelompok perusahaan dalam kondisi Non Financial Distress.

Kesimpulan Tabel Test Of Equality Of Group Means

Statistika II

14
1. CR

Fhitung = 0,531 dan Ftabel = (0,531 < 4,17)

Sig. = 0.471 > 0.05

Hal ini menandakan tidak ada perbedaan CR antara kelompok perusahaan kondisi

Non Financial Distress dan Financial Distress

2. DER

Fhitung = 2,833 dan Ftabel = (2,833 < 4,17)

Sig. = 0.101 > 0.05

Hal ini menandakan tidak ada perbedaan DER antara kelompok perusahaan kondisi

Non Financial Distress dan Financial Distress

3. ROA

Fhitung = 12,220 dan Ftabel = (12,220 > 4,17)

Sig. = 0.001 < 0.05

Hal ini menandakan ada perbedaan ROA antara kelompok perusahaan kondisi Non

Financial Distress dan Financial Distress

4. Size

Fhitung = 1,040 dan Ftabel = (1,040 > 4,17)

Sig. = 0.314 > 0.05

Hal ini menandakan tidak ada perbedaan Size antara kelompok perusahaan kondisi

Non Financial Distress dan Financial Distress

Kesimpulan Wilk’s Lambda

H0 ditolak karena X2hit: 15,003 > 5,99 √ Sig. 0.000 < 0.05, sehingga pernyataan
Statistika II

15
bahwa CR, DER, ROA, dan Size mampu digunakan sebagai pembeda untuk

mengelompokkan perusahaan dalam kondisi Non Finanacial Distress dan Financial

Distress

Kesimpulan Tabel Eigenvalues

CC2 = 0.5842 = 0.341056. Hal ini dapat dijelaskan bahwa variasi antara kelompok

perusahaan dalam kondisi Non Finanacial Distress dan Financial Distress sebesar

34.10% dapat dijelaskan oleh CR, DER, ROA, dan Size dan sisanya sebesar

65,90% dipengaruhi oleh variable luar.

Kesimpulan Tabel SCDFC

SCDFC CR < Size < DER < ROA (-0,465 < -0,244 < 0,401 < 0,907) , Hal ini

menandakan bahwa tingkat kontribusi variabel dalam menentukan kelompok

perusahaan dalam kondisi Non Finanacial Distress dan Financial Distress dari paling

banyak berkontribusi hingga kontribusi paling sedikit berkontribusi adalah ROA, DER,

Size, CR.

Kesimpulan Tabel Classification Results

Penelitian ini kami lakukan dengan tujuan untuk dapat menganalisis perusahaan

yang mengalami Financial Distress dengan memperhatikan Current Ratio, Debt

Equity Ratio, Revenue on Assets, dan Siza perusahaan terkait. Berdasarkan uji

kelayakan yang telah kami lakukan terhadap 40 perusahaan manufaktur yang ada

di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 dengan melakukan analisis diskriminan, layak

untuk menganalisis prediksi kondisi Financial Distress yang dialami perusahaan.

Hasil analisis kami menyatakan bahwa 32 dari 40 kasus yang telah

Statistika II

16
dikelompokkan diklasifikasikan dengan benar. Dengan demikian, tingkat akurasi

model dalam mengklasifikasikan kelompok mencapai 80% dan tergolong sangat

tinggi.

Statistika II

17
DAFTAR PUSTAKA

Urdi, A. (2020). PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN

UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2016-

2018. Skripsi Tidak Untuk Dipublikasikan. Semarang: Universitas Negeri

Semarang.

Statistika II

18
PEMBAGIAN TUGAS KELOMPOK

NO. NAMA NIM TUGAS TTD

1. Lani Nur Isna (2020210082) Mencari dan

menginput data

2. Nandaffa Maulina (2020210091) Menganalisis

data

3. Shabrina Nuralita (2020210100) Menganalisis

data

4. M Fadhlillah Al Hanaan (2020210288) Menganalisis data

5. Ade Herinda Kumala Dewi (2020210496) Membuat

kesimpulan

Statistika II

19

Anda mungkin juga menyukai