Anda di halaman 1dari 7

Machine Translated by Google

Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Rasio Lancar, Perputaran Aset Total,


Debt to Asset Ratio, dan Debt to Equity Ratio pada Return on
Pemerataan di Perusahaan Energi dan Pertambangan

Muhani1 , Kumba Digdowiseiso2 , Kintan Mayang Prameswari3


1,2,3Universitas Nasional, Jakarta, Indonesia
kumba.digdo@civitas.unas.ac.id

Abstrak Kata kunci

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Sales Growth (SG), Current Ratio Pertumbuhan penjualan; rasio saat ini; total

(CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), dan Debt to Asset Ratio perputaran aset; rasio utang terhadap

(DAR) terhadap Return on Equity (ROE). ) perusahaan sektor Energi dan Pertambangan ekuitas; rasio utang terhadap aset;
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Populasi dalam penelitian ini pengembalian ekuitas.
adalah 47 perusahaan energi dan pertambangan.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan diperoleh
sampel sebanyak 14 perusahaan. Penelitian ini memperoleh data sekunder berupa
laporan keuangan dan dapat diakses melalui www.idx.co.id. Teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier data panel dengan menggunakan
program STATA 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SG, TATO, DER, dan DAR
semuanya berpengaruh tidak signifikan terhadap ROE pada perusahaan energi dan
pertambangan.
Namun, CR memberikan pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE pada perusahaan-
perusahaan tersebut.

I. Pendahuluan

Kinerja perusahaan memegang peranan yang sangat penting bagi perusahaan yang telah
go public karena kinerja perusahaan yang tinggi akan diikuti dengan kemakmuran pemegang
saham (Jogiyanto, 2015). Salah satu pertimbangan calon investor untuk menanamkan modalnya
adalah dengan melihat kinerja keuangan suatu perusahaan. Jika perusahaan dinilai baik dan
memberikan keuntungan di masa depan, banyak calon investor yang akan menanamkan modalnya
di perusahaan tersebut. Sebaliknya jika kinerja keuangan suatu perusahaan tidak baik, maka
calon investor akan berpikir ulang untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
Perusahaan tidak selalu dapat menentukan harga jual produk sesuai keinginan, karena
beberapa pesaing menawarkan harga tertentu. Untuk menghasilkan produk yang memiliki harga
bersaing dan menjaga kualitas produk yang baik untuk memperoleh keuntungan, mereka harus
dapat memilah, menyiasati, atau bahkan mengurangi biaya atau kegiatan yang tidak diperlukan
dalam proses produksi sehingga keuntungan yang akan diperoleh lebih banyak. optimal. Oleh
karena itu, target biaya. (Palalun, Y. dkk. 2021)
Dalam perkembangan dunia pendidikan, terutama setelah bergulirnya reformasi, muncul fenomena
baru di lembaga pendidikan, yaitu sekolah yang menggunakan istilah Sekolah Islam Terpadu (Titik, 2010:
42). Sekolah pada hakikatnya bertujuan membantu orang tua mengajarkan kebiasaan yang baik dan
menambah akhlak yang baik, juga diberikan pendidikan untuk kehidupan bermasyarakat yang sulit
diberikan di rumah. Dengan demikian, pendidikan di sekolah sebenarnya merupakan bagian dari
pendidikan dalam keluarga, yang juga merupakan kelanjutan dari pendidikan dalam keluarga (Daulay
dalam Ayuningsih, W. et al. 2020).
Pembangunan ekonomi di Indonesia dapat didorong melalui beberapa sektor industri, mulai
dari farmasi, konstruksi, pertanian, pertambangan, keuangan, dan properti hingga

_______________________________________________________________
1240
DOI: https:// doi.org/ 10.33258/ birci.v5i1.3725
Machine Translated by Google
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal)
Volume 5, No 1, Februari 2022, Halaman: 1240-1246
e-ISSN: 2615-3076 (Online), p-ISSN: 2615-1715 (Cetak)
www.bircu-journal.com/ index.php/ birci
email: birci.journal@gmail.com

industri manufaktur (Magdalena & Suhatman, 2020). Semua ini mendorong kegiatan ekonomi negara. Salah
satu sektor unggulan adalah sektor energi dan pertambangan.
Perusahaan yang bergerak di bidang energi dan pertambangan adalah perusahaan yang memproduksi dan
menjual emas, batubara dan pertambangan lainnya. Di Indonesia, ada banyak perusahaan yang bergerak
di bidang ini dan jumlah perusahaan energi dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terus
meningkat.
Tabel 1 menunjukkan rata-rata return on equity (ROE) perusahaan energi dan pertambangan periode
2015-2019. ROE sebenarnya adalah rasio keuangan perusahaan yang digunakan untuk melihat profitabilitas
perusahaan berdasarkan modal dibandingkan dengan saham yang dimiliki, terlepas dari hutang perusahaan.

Tabel 1. Rata-rata SG, CR, TATO, DER, DAR, dan ROE pada Perusahaan Sektor Energi dan
Pertambangan Periode 2015-2019
Tidak Perusahaan SG CR TATO DER DAR ROE

PT Super Energy Tbk


1 0,36 0,324 0,38 0,048 0,84 -0,03
(TENTU)
2 Elnusa Tbk (ELSA) 1.044 1,384 1.026 0,686 0,402 0,114
Mitra Investindo Tbk
3 0,81 0,99 0,406 0,914 0,716 0,462
(MITI)
4 PT Timah Tbk(TINS) 0,974 1,526 0,552 0,59 0,464 0,334
Pusat Akhir
5 1.044 1.016 1,294 1,314 0,388 0,524
Sumber Daya Tbk (DKFT)
Energi Elang Emas
6 0,866 0,436 0,114 0,658 0,394 0,11
Tbk (SMMT)
PT Borneo Olah Sarana
7 0,148 0,588 0,788 0,428 0,354 0,532
Sukses Tbk (BOSS)
Cita Mineral Investindo
8 0,01 0,72 0,7 1,404 0,574 0,272
Tbk(CITA)
SMR Utama Tbk
9 1,15 1,202 0,404 1.144 0,346 0,13
(SMRU)

10 Eksploitasi Energi
0,628 0,564 0,472 2,36 0,682 1.284
Indonesia Tbk (CNKO)
11 PT Temas Tbk(TMAS) 1.104 0,49 0,824 1,594 0,606 0,154

12 PT Terregra Asia
0,374 -1,29 0,088 0,21 0,296 -1,2
Energi (TGRA)

13 Leyand Internasional
0,87 0,132 0,282 0,986 0,72 0,188
Tbk (LAPD)
PT Langit Energi
0,898 1.168 0,9 2.274 0,7 0,478
14 Indonesia Tbk (JSKY)
Sumber: Perhitungan Penulis (2021)

Tabel 1 menjelaskan bahwa nilai yang diperoleh dari masing-masing indikator pada Perusahaan
Energi dan Pertambangan di atas sangat bervariasi. Hal inilah yang perlu dikaji untuk menjawab
permasalahan penelitian. Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa hasil penelitian sebelumnya. Hansen &
Juniarti (2014) menunjukkan bahwa Sales Growth (SG) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
Return on Equity (ROE). Selanjutnya, Sary et al. (2021) membuktikan bahwa Current Ratio (CR), Total Asset
Turnover (TATO), dan Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Return
on Equity (ROE). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Luviana (2020) menunjukkan bahwa
Current Ratio (CR) dan Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on
Equity.

1241
Machine Translated by Google

(KIJANG). Sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on
Equity (ROE). Sedangkan Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
Return on Equity (ROE).
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Sales
Growth (SG), Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), dan Debt to
Asset Ratio (DAR) berpengaruh signifikan. atas Return on Equity (ROE) perusahaan sektor Energi dan
Pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2019.

II. Review Sastra

2.1. Manajemen keuangan


Manajemen keuangan merupakan salah satu bidang terpenting dalam perusahaan besar atau kecil,
baik profit maupun non profit, yang memiliki perhatian besar dalam mengembangkan dunia bisnis yang
semakin maju (Brigham & Houston, 2014). Seiring dengan semakin ketatnya persaingan antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya, kondisi perekonomian yang tidak menentu menyebabkan banyak
perusahaan yang bangkrut. Menurut Fahmi (2016) adalah seluruh kegiatan perusahaan yang berkaitan
dengan upaya memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan dalam syarat dan
ketentuan yang paling menguntungkan.

2.2. Pengembalian Ekuitas


Menurut Tandelilin (2017), return on equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
laba bersih yang diperoleh pengelola dari modal yang ditanamkan oleh pemilik perusahaan. Semakin
tinggi ROE memberikan indikasi kepada pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi semakin
tinggi. Selanjutnya ROE dapat dikatakan baik jika lebih besar dari 12%. Rumus untuk ROE adalah sebagai
berikut:

× 100%

2.3. Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan mencerminkan kemampuan perusahaan dari waktu ke waktu. Semakin


tinggi tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan, maka semakin berhasil perusahaan dalam menjalankan
strateginya. Menurut Fahmi (2016), pertumbuhan penjualan adalah rasio pertumbuhan yang mengukur
seberapa besar kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisinya dalam industri dan
perkembangan ekonomi secara umum. Rasio pertumbuhan dapat diukur dari segi penjualan, laba setelah
pajak, laba per saham, dividen per saham, dan harga pasar saham. Untuk mengukur pertumbuhan
penjualan, digunakan rumus sebagai berikut:
-
× 100%

2.4. Rasio saat ini


Rasio lancar terdiri dari perhitungan rasio likuiditas dimana metode perhitungannya paling
sederhana dengan perhitungan lainnya. Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
ditagih seluruhnya (Fahmi, 2016). Rumus untuk mencari Current Ratio adalah sebagai berikut:

C SEBUAH

× 100%
C L

1242
Machine Translated by Google

2.5. Perputaran Aset Total


Menurut Brigham & Houston (2014), total assets turnover adalah rasio pengelolaan aset terakhir yang
dapat mengukur perputaran seluruh aset perusahaan. Juga dapat mengukur seberapa besar penjualan yang
diperoleh dari setiap rupiah aset. Jika perusahaan tidak menghasilkan volume bisnis yang cukup untuk ukuran
investasi dari total asetnya, penjualan harus ditinggalkan. Rumus yang digunakan untuk menghitung Total
Asset Turnover adalah sebagai berikut:
Penjualan
× 100%
Aktiva

2.6. Rasio Utang terhadap Ekuitas


Menurut Brigham & Houston (2014), Debt to Equity Ratio digunakan untuk menilai hutang dengan
ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang diberikan oleh peminjam dengan pemilik
perusahaan. Bagi perusahaan, semakin besar rasio ini, semakin baik.
Sebaliknya, dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang diberikan oleh pemilik dan
semakin besar batas keamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan nilai aset. Rumus untuk
mencari Debt to Equity Ratio (DER) adalah sebagai berikut:
Total hutang
×100%
Total Ekuitas

2.7. Rasio Utang terhadap Aset


Menurut Fahmi (2016), debt to asset ratio merupakan debt ratio yang digunakan untuk mengukur rasio
antara total hutang dengan total aset. Dengan kata lain, seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh hutang
perusahaan mempengaruhi manajemen aset. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

×%

AKU AKU AKU. Metode penelitian

Dalam penelitian ini variabel bebas terdiri dari Pertumbuhan Penjualan (X1), Rasio Lancar (X2), Total
Asset Turnover (X3), Debt to Equity Ratio (X4), dan Debt to Asset Ratio (X5).
Sedangkan variabel terikatnya adalah Return on Equity (Y). Penelitian ini menggunakan Perusahaan Energi
dan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.
Penelitian ini menggunakan sumber data berupa dokumen baik internal (yaitu di dalam objek penelitian)
maupun eksternal (yaitu di luar objek penelitian). Sumber data berupa dokumen resmi yang dikeluarkan oleh
perusahaan energi dan pertambangan yang diperoleh dari (www.idx.co.id). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan energi dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (go public) tahun
2015-2019 yang berjumlah 47 perusahaan.
Sampel penelitian adalah 14 perusahaan energi dan pertambangan yang dapat dihasilkan melalui purposive
sampling yaitu pemilihan sampel data pada suatu perusahaan selama periode penelitian berdasarkan
pertimbangan atau kriteria tertentu.
Dalam penelitian ini, penulis memilih regresi data panel yang merupakan gabungan dari regresi time
series dan regresi cross-section karena objek penelitian terjadi pada periode yang berbeda dan terdapat
beberapa sampel yang berbeda. Menurut Gujarati (2013), kelebihan analisis data panel adalah sebagai berikut:
1). Teknik estimasi data panel dapat mengatasi heterogenitas; 2). Dengan menggabungkan pengamatan deret
waktu dan penampang, data panel memberikan lebih banyak informasi, lebih banyak variasi, lebih sedikit
kolinearitas

1243
Machine Translated by Google

antar variabel, derajat kebebasan lebih, dan lebih efisien; 3). Data panel paling cocok untuk mempelajari dinamika
perubahan; 4). Data panel paling baik untuk mendeteksi dan mengukur dampak yang tidak dapat dilihat pada data cross-
section murni atau data deret waktu murni; 5). Data panel memudahkan untuk mempelajari model perilaku yang kompleks;
dan 6). Data panel dapat meminimalkan bias yang dapat terjadi saat mengagregasi individu ke dalam agregasi besar.

Secara keseluruhan, persamaan dasar dapat diringkas sebagai berikut:


Yit = 0 + 1SGit + 2CRit + 3TATOit + 4DERit + 5DARit + ÿit
Di mana:

Y = Pengembalian Ekuitas
SG = Pertumbuhan Penjualan
CR = Rasio Lancar
TATO = Total Perputaran Aset

DER = Rasio Hutang terhadap Ekuitas


DAR = Rasio Hutang terhadap Aset
= Error term
i = Perusahaan energi dan
pertambangan t = Periode
pengamatan 0 = Konstanta 1 ,
2, 3, 4 = Koefisien variabel bebas

IV. Hasil dan Diskusi

Berdasarkan hasil uji Hausman dapat diketahui nilai prob>chi2 sebesar 0,1708 yang artinya lebih besar dari (0,05),
maka H0 : random effect diterima dan H1 : fixed effect ditolak. Dengan demikian, model yang efisien adalah model efek
acak. Sedangkan hasil uji Lagrange Multiplier menunjukkan bahwa nilai prob>chibar2 1.000 lebih besar dari a (0,05), maka
H0: pooled least square diterima dan H1: Random effect ditolak. Dengan demikian, model yang efisien adalah model pooled
least square. Secara keseluruhan, hasil uji pengali Lagrange dan uji Hausman menunjukkan bahwa model yang memiliki
estimator paling efisien adalah model pooled least square.

Beranjak ke hasil uji normalitas, dapat ditunjukkan bahwa nilai (prob>z) sebesar 0,00003 lebih kecil dari 0,05.
Dengan demikian, model tidak terdistribusi normal dan kami mentransformasikan semua variabel dalam model ke dalam
bentuk logaritma natural. Pada heteroskedastisitas, hasil perhitungan nilai lebih dari 0,10 yang berarti tidak terdapat korelasi
antar variabel bebas. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel bebas tunggal yang
memiliki nilai VIF lebih dari 10. Sehingga disimpulkan tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel bebas dalam
model regresi. Demikian pula pada uji Autokorelasi data yang digunakan bebas dari masalah autokorelasi yang ditunjukkan
dengan nilai estimasi autokorelasi nol. Namun berdasarkan hasil uji multikolinearitas diperoleh nilai Prob>Chi2 sebesar
0,0043 yang berarti lebih kecil dari 0,05.

Oleh karena itu, model mengandung heteroskedastisitas. Untuk mengatasi masalah ini, kami memecahkan heteroskedastisitas
dengan standar kesalahan yang kuat.

1244
Machine Translated by Google

Tabel 2. Analisis Pooled Least Square Model


Variabel Persegi Terkecil yang Dikumpulkan

Koef Kuat Std Err 1,85 Masalah

SGT 2,99 0,03 2,65 0.11


CRT -0,08 0,79 0,01
TATO -3,98 0.14
DERT 0,77 0.33
ANAK PANAH 3.43 5.23 0,51
Kontra 6.31 5.22 0,23
Jumlah obs 70

R-kuadrat 0,374
Prob>F 0,011

Sumber: Perhitungan Penulis (2021)

Pada Tabel 2, uji F menunjukkan nilai probabilitas 0,0113 lebih kecil dari 0,05. Disimpulkan
bahwa variabel Sales Growth, Current Ratio, Total Asset Ratio, Debt to Assets Ratio, dan Debt to
Equity Ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity pada perusahaan
Energi dan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2015-2019.
Sedangkan Koefisien Determinasi (R2 ) sebesar 0,374 yang artinya Pertumbuhan Penjualan, Current
Ratio, Total Asset Ratio, Debt to Assets Ratio, dan Debt to Equity Ratio dapat menjelaskan 37,4%
variasi return on equity, sedangkan 62,6% adalah dijelaskan oleh variabel lain, yang tidak termasuk
dalam penelitian ini.
Tabel 2 menyoroti bahwa tanda dan koefisien Pertumbuhan Penjualan adalah positif dan 2,99,
masing-masing. Artinya kenaikan 1% pada variabel SG akan meningkatkan ROE sebesar 2,99%
dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan nol. Selain itu, nilai probabilitas 0,11
lebih besar dari taraf signifikan 5% (0,11 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Sales Growth
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return on Equity. Hasil ini mendukung temuan
Hansen & Juniarti (2014).
Sedangkan tanda dan koefisien Current Ratio masing-masing negatif dan 0,08. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan 1% pada variabel CR maka ROE akan turun sebesar
0,08%, dengan asumsi nilai variabel independen lainnya tetap konstan. Selain itu, nilai probabilitas
0,011 lebih kecil dari taraf signifikansi 5% (0,011 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Current
Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Equity. Tentu saja, hasil ini bertentangan
dengan hasil Luviana
(2020) temuan.
Pindah ke indikator lain, tanda dan koefisien Total Asset Turnover masing-masing negatif dan
3,98. Namun, nilai probabilitasnya adalah 0,139, yang lebih besar dari 0,05. Disimpulkan bahwa
TATO berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return On Equity. Hasil ini agak konsisten
dengan Luviana (2020) dan Sary et al. (2021)
temuan. Mirip dengan Sary et al. (2021), baik DER maupun DAR berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap Return on Equity.

1245
Machine Translated by Google

V. KESIMPULAN

Penelitian ini dilakukan pada 14 perusahaan energi dan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh pertumbuhan penjualan, current ratio, dan total asset turnover, debt to equity ratio dan
debt to asset ratio terhadap return on equity perusahaan energi dan pertambangan.
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Sales Growth, Debt to Equity
Ratio, dan Debt to Asset Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return on Equity,
sedangkan Total Assets Turnover berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROE.
Sebaliknya, Current Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Equity pada
perusahaan energi dan pertambangan.

Referensi

Ayuningsih, W.et al. (2020). Implementasi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di
Madrasah Al-Ulum Medan. Jurnal Penelitian dan Kritik Internasional Budapest dalam
Linguistik dan Pendidikan (BirLE). Hal.1033-1044.
Brigham, EF, & Houston, JF (2014). Esensi Manajemen Keuangan. Singapura:
Cengage Belajar.
Fahmi, I. (2016). Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: CV Alfabeta.
Gujarati, DN (2013). Ekonometrika Dasar. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Hansen, V., & Juniarti. (2014). Pengaruh family control, size, sales growth, dan leverage terhadap
profitabilitas dan nilai perusahaan pada sektor perdagangan, jasa, dan investasi. Ulasan
Akuntansi Bisnis, 2(1), 121-130.
Jogjakarta. (2015). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: PT BPFE.
Luviana, M. (2020). Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas pada Perusahaan Food and
Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tersedia online: https://dspace.uii.ac.id/
123456789/28504 (diakses pada 10 Desember 2021).
Magdalena, S., & Suhatman, R. (2020). Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal
Dalam Negeri, Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sektor Primer Di
Kalimantan Tengah. Budapest International Research and Critics Institute-Journal (Jurnal
BIRCI), 3(3), 1692-1703.
Palulun, Y.et al. (2021). Analisis Kesiapan Menggunakan Metode Target Costing Dalam Upaya
Efisiensi Biaya Produksi di Risha Bakery. Budapest International Research and Critics
Institute-Journal (BIRCI-Journal). H. 6385-6395.
Sary, S., Denita, L., Aprilda, & Cyntia. (2021). Pengaruh Perputaran TATO, Rasio Lancar dan
DAR Atas ROE pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi di BEI 2015 –
2019. Jurnal Manajemen dan Organisasi, 12(2), 146-155.
Tandelilin, E. (2017). Pasar Modal Manajemen Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: PT
Kanisius.

1246

Anda mungkin juga menyukai