Jurnal Kel 1 Sektor Energy
Jurnal Kel 1 Sektor Energy
ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini untuk membuktikan secara empiris pengaruh Return On
Assets, Debt To Equity Ratio (DER), dan Ukuran Perusahaan terhadap Persistensi Laba.
Populasi dalam penelitian ini menggunakan sektor Energy periode 2019-2020. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode analisis data menggunakan
analisis regresi data panel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Return On Asset
berpengaruh positif terhadap Peristensi Laba, Debt To Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh
terhadap Persistensi Laba, Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Persistensi Laba.
Kata Kunci : Return On Asset, Debt To Equity Ratio (DER),Ukuran Perusahaan, dan Persistensi
Laba
ABSTRACT
The purpose of this study is to empirically prove the effect of Return On Assets, Debt To
Equity Ratio (DER), and Company Size on Profit Persistence. The population in this study used
the Energy sector for the 2019-2020 period. The sampling technique uses purposive sampling.
The data analysis method uses panel data regression analysis. The results of this study show that
Return On Asset has a positive effect on Profit Sustainability, Debt To Equity Ratio (DER) does
not affect Profit Persistence, Company Size does not affect Profit Persistence.
Keywords : Return On Asset, Debt To Equity Ratio (DER), Firm Size, and Earnings
Persistence
Pendahuluan
Persistensi laba secara sederhana dapat diartikan sebagai kemungkinan suatu tingkat
laba perusahaan akan terulang kembali di masa yang akan datang (sustainable earnings). Oleh
karena itu, semakin tinggi tingkat persistensi laba maka akan semakin mencerminkan ramalan
kinerja perusahaan di periode yang akan datang. Tingkat persistensi laba juga sering dijadikan
sebagai karakteristik kualitatif dari kualitas laba, di mana masih banyak pihak yang
menafsirkan tingkat laba bersih sebagai penentu baik atau tidaknya kualitas laba (Ardian, dkk,
2018).
Persistensi laba memfokuskan pada koefisien dari regresi laba sekarang terhadap laba
mendatang. Hubungan tersebut dapat dilihat dari koefisien slope regresi antara laba sekarang
dengan laba sebelumnya setelah dibagi jumlah saham beredar. Jika nilai Persistensi Laba
menunjukan laba yang persisten, sebaliknya jika Persistensi Laba <1 maka menunjukan laba
yangtidak persisten (Fanani, 2010).
Tabel 1.1 Fenomena Persistensi Laba Pada Perusaahn Sektor Energy Periode 2019 - 2020
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat beberapa perusahaan sektor Energy mengalami
laba yang tidak persisten selama periode 2019-2020. PT. Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk,
PT. Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk, PT. Darma Henwa Tbk, PT. Dwi Guna Laksana Tbk,
PT. Mitra Energi Persada Tbk, PT. Mitra Investindo Tbk, PT. Indo Straits Tbk, PT. Rukun
Raharja Tbk, PT. Radiant Utama Interinsco Tbk, PT. Soechi Lines Tbk, PTTranscoal Pacific
Tbk, Trans Power Marine Tbk pada tahun 2019 mengalami laba yang tidak persisten yaitu
kurang dari 1 dan pada tahun 2020 kembali mengalami laba yang tidak persisten yaitu kurang
dari 1.
Return on total assets atau lebih dikenal dengan nama Return on Investment (ROI)
merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. Rasio ini juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam
mengelola investasinya. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula
sebaliknya (Kasmir, 2014:202)
Debt To Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio solvabilitas. Menurut Hery
(2016) dalam Armin dan Maryandhi (2018), “DER merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur besarnya proporsi hutang terhadap modal”. DER yang rendah menunjukkan bahwa
perusahaan lebih mengutamakan penggunaan ekuitas daripada utang sebagai sumber
pendanaan. Ekuitas yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk meningkatkan proses
produksi perusahaan, seperti mengakuisisi perusahaan lain yang merupakan pemasok bahan
baku. Hal ini akan membuat perusahaan semakin mudah memperoleh bahan baku yang
digunakan untuk proses produksi. Apabila perusahaan semakin mudah memperoleh bahan
baku, perusahaan mampu untuk menghasilkan lebih banyak produk yang dapat dijual, sehingga
penjualan akan meningkat. Peningkatan penjualan diiringi dengan efisiensi biaya, seperti beban
pokok penjualan yang dapat berkurang karena bahan baku dapat diperoleh dari anak
perusahaan dengan harga yang lebih rendah, akan meningkatkan laba perusahaan. Peningkatan
laba karena peningkatan proses produksi merupakan bagian dari kegiatan operasional yang
dapat berlanjut di periode berikutnya. Ketika laba di periode berjalan dapat di capai di periode
berikutnya menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba yang berkelanjutan dan
daya prediksi laba meningkat, sehingga persistensi laba akan meningkat. Hasil penelitian
Guet al. (2002) menyatakan bahwa DER berpengaruh positif terhadap Peristensi Laba,
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hayati et al. (2018) menyatakan bahwa DER
berpengaruh negatif terhadap Persistensi Laba. Namun, hal ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sabila et al. (2021) yang menyatakan bahwa DER tidak berpengaruh
terhadap Persistensi Laba.(Ashari,2022).
Menurut Shefira, dkk, (2019) Ukuran Perusahaan merupakan pengukuran kecil besar
suatu perusahaan dengan besaran aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan dapat
digunakan sebagai prediksi keadaan perusahaan di masa yang akan datang. Menurut Arsandi
& Astika (2019) ukuran perusahaan adalah skala dalam besar kecilnya suatu perusahaan, skala
tersebut dapat tercermin dengan perusahaan yang besar dengan total aktiva yang besar
cenderung lebih stabil dan lebih mampu dalam menghasilkan laba jika dibandingkan
perusahaan yang kecil. Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan semakin besar
persistensi laba entitas tersebut. Arsandi & Astika, (2019) menyatakan bahwa Ukuran
Perusahaan berpengaruh positif terhadap Persistensi Laba, sedangkan Shefira et al., (2019)
menyimpulkan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif terhadap Persistensi Laba dan,
Persada & Martani, (2010) yang menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap Persistensi Laba.(Erra dan Liana,2020)
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat dijabarkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah Return On Asset berpengaruh terhadap persistensi laba pada perusahaan di
sektor Energy yang terdaftar di BEI tahun 2019-2020 ?
2. Apakah DER (Debt to Equity Ratio) berpengaruh terhadap persistensi laba pada
perusahaan sektor Energy yang terdaftar di BEI tahun 2019-2020 ?
3. Apakah Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap persistensi laba pada perusahaan
sektor Energy yang terdaftar di BEI tahun 2019-2020 ?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh Return On Asset terhadap Persistensi
Laba pada perusahaan sektor Energy yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2019- 2020.
2. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap
Persistensi Laba pada perusahaan sektor Energy yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2019-2020.
Ukuran Perusahaan
(X3) H3 (- )
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Return On Asset terhadap Persistensi Laba.
Perusahaan yang memiliki Akrual yang tinggi maka ersistensi Laba di masa
depan akan rendah sebaliknya, jika perusahaan memiliki Akrual yang rendah maka
akan semakin tinggi persistensi laba. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh (Mariski dan Susanto, 2020) menyatakan bahwa
Akrual berpengaruh negatif terhadap Persistensi Laba.
H1: Akrual berpengaruh negatif terhadap Persistensi Laba.
2. Pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap Persistensi Laba.
Berdasarkan hasil pengujian datanya diperoleh hasil DER mempengaruhi
persistensi laba secara negatif yang artinya jika DER nya meningkat maka persistensi
labanya akan mengalami penurunan. Penelitian yang dilakukan oleh Nuraini (2014)
beranggapan bahwa DER berpengaruh positif terhadap persistensi laba.
H2 : Debt To Equity ratio (DER) berpengaruh positif terhadap Persistensi Laba.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Persistensi Laba.
Menurut teori keagenan, manajemen perusahaan – perusahaan besar akan
senantiasa berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaannya, sehingga prinsipal dan
calon investor dapat melihatnya dan tertarik menyerahkan modalnya pada perusahaan
tersebut. Ukuran perusahaan memungkinkan agen untuk mencapai kinerja terbaik
dalam hal menghasilkan laba perusahaan yang berkelanjutan (Arisandi dan Astika,
2019). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Romasari (2013) yang
menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif terhadap persistensi laba.
H3: Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif terhadap Persistensi Laba.
METODE PENELITIAN
Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan energy yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2019 – 2020. Teknik yang dipakai untuk memperoleh sampel adalah Purposive
Sampling. Kriteria perusahaan yang menjadi sampel didalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Perusahaan Energy yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode 2019-2020.
2. Perusahaan Energy yang konsisten mempublikasikan laporan keuangan secara
berturut-turut selama periode 2019-2020.
3. Perusahaan Energy e yang memperoleh keuntungan selama periode 2019-2020.
Variabel Dependen
Persistensi Laba (Y)
Persistensi Laba merupakan satu komponen dari kualitas laba yang merupakan laba
yang stabil sesuai dengan yang diharapakan perusahaan untuk jangka waktu yang
berkelanjutan. Persistensi Laba dalam penelitian ini diukur dari dari laba sebelum pajak tahun
depan yang dibagi dengan total aset tahun berjalan. Pengukuran persistensi laba ini sesuai
dengan pengukuran dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Septavita, 2016).
Variabel Independen
Return On Asset (X1)
Return on assets atau lebih dikenal dengan nama Return on Investment (ROI)
merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. Rasio ini juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam
mengelola investasinya. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian
pula sebaliknya (Kasmir, 2014:202)
Laba Setelah Pajak
Return on Assets =
Total Aset
Uji Hipotesis
a. Uji F
Menurut Ghozali (2013) Uji F digunakan untuk menunjukan apakah semua variabel
independen yang dimasukan dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama atas
simultan terhadap variabel dependen. dengan hipotesis sebagai berikut:
a) Berlandaskan perhitungan antara F-statistik dengan F table
H0: Jika nilai F-statistik < F Table (F-statistik lebih kecil dari F Table)
Ha: Jika nilai F-statistik > F Tabel (F-statistik lebih besar dari F Table)
b) Berlandaskan profitabilitas
H0: Jika nilai Prob (F-statistik) > α (0,05)
Ha: Jika nilai Prob (F-statistik) < α (0,05)
c. Uji T
Uji T bermanfaat untuk dapat mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh dari variabel
independen terhadap variabel dependen (Hakim & Abbas, 2018) yaitu dengan hipotesis
sebagai berikut:
a) Berlandaskan perbandingan antara t-statistik dengan t table:
H0: Jika nilai t-statistik < t table (t-statistik lebih kecil dari t table)
Ha: Jika nilai t-statistik > t table (t-statistik lebih besar dari t table)
b) Berlandaskan probability
H0: Jika nilai Prob. > α (0,05)
Ha: jika nilai Prob. < α (0,05)
HASIL PENELITIAN
TABEL 4.1 Kriteria Pengambilan Sampel Pada Sektor Energy
No Kategori Jumlah
1 Perusahaan sektor Energy yang konsisten
71
terdaftar di BEI selama periode 2019-2020
2 Perusahaan sektor Energy yang tidak
mempublikasikan laporan keuangan tahunan periode (2)
2019-2020
3 Perusahaan sektor Energy e yang mengalami
( 39 )
kerugian periode 2019-2020
Jumlah sampel Penelitian yang memenuhi kriteria 30
Persistensi Laba memiliki nilai maksimum sebesar 12.23000 dan nilai minimum
sebesar 0.010000. Nilai rata-rata sebesar 2.136833 artinya perusahaan memiliki perisistensi
laba sebesar 21%. Nilai standar deviasi sebesar 2.884584 lebih besar dari nilai rata-rata
artinya variansi tinggi. Nilai skewness atau tingkat kemencengan sebesar 2.169794 dan Nilai
Kurtosis atau tingkat keruncingan sebesar 7.094674.
Return On Asset memiliki nilai maksimum sebesar 0.210000 dan nilai minimum
sebesar 0.000000. Nilai rata-rata sebesar 0.069833 artinya lebih besar dari nilai deviasi yang
berarti akrual pada penelitian ini bervariasi. Nilai skewness atau tingkat kemencengan sebesar
0.658203 dan Nilai Kurtosis atau tingkat keruncingan sebesar 21.70513.
Debt to Equity Ratio memiliki nilai maksimum sebesar 7.890000 dan nilai minimum
sebesar -19.560000. Nilai rata-rata sebesar 0.495500 dan nilai deviasi 3.618086. Nilai
skewness atau tingkat kemencengan sebesar -4.013618 dan Nilai Kurtosis atau tingkat
keruncingan sebesar 21.70513.
Ukuran Perusahaan memiliki nilai maksimum sebesar 27.93000 dan nilai minimum
sebesar 13.18000. Nilai rata-rata sebesar 20.82800 dan nilai deviasi 3.811585. Nilaiskewness
atau tingkat kemencengan sebesar 0.370760 dan Nilai Kurtosis atau tingkat keruncingan
sebesar 2.495107.
Estimasi Regresi Data Panel
a. Common Effect Models (CEM)
Tabel 3.3. Hasil Estimasi Common Effect Models
Dari hasil regresi pada model Common effect model (CEM) didapatkan bahwa
nilai koefisien pada X1 (Return On Asset) yaitu sebesar 33.13066, X2 (Debt to Equity
Ratio) sebesar 0.082860, dan X3 (Ukuran Perusahaan) sebesar -0.010961. Serta
terdapat nilai P < 0.05 yang artinya menerima H1.
b. Fixed Effect Models (FEM)
Tabel 3.4. Hasil Estimasi Fixed Effect Models
Dari hasil regresi pada model Fixed Effect Models (FEM) didapatkan bahwa nilai
koefisien pada X1 (Return On Asset) yaitu sebesar -0.591125, X2 (Debt to Equity
Ratio) sebesar -0.081260, dan X3 (Ukuran Perusahaan) sebesar 2.922436. Serta terdapat nilai
P < 0.05yang artinya menerima H1.
c. Random Effect Models (REM)
Tabel 3.5. Hasil Estimasi Random Effect Models
Dari hasil regresi pada model Random Effect Models (REM) didapatkan bahwa
nilai Prob pada X1 (Return On Asset) yaitu sebesar 32.68102 yang artinya
berpengaruh positif X2 (Debt to Equity Ratio) sebesar 0.082994 yang artinya tidak
berpengaruh, dan X3 (Ukuran Perusahaan) sebesar -0.027255 yang yang artinya tidak
berpengaruh. Serta terdapat nilai P < 0.05 yang artinya menerima H1.
Pemilihan Teknik Model Regresi Data Panel
a. Uji Chow
Tabel. 3.6 Uji Chow
Dari hasil Tabel 3.6 nilai probabilitas yang dihasilkan yaitu 0.0000 yang
menyatakan signifikan karena kurang dari 0.05 sehingga statistic yang terjadi terhadap
H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian berdasarkan hasil tersebut estimasi model
yang digunakan adalah Fixed Effect Models (FEM).
b. Uji Hausman
Tabel 3.7 Uji Hausman
Dari hasil Tabel 3.7 nilai probabilitas yang dihasilkan yaitu 0.1783 yang
menyatakan tidak signifikan karena lebih dari 0.05. Dengan demikian berdasarkan
hasil tersebut estimasi model yang digunakan adalah Random Effect Models (REM).
c. Uji Lagrange Multiplier (LM )
Tabel 3.8. Hasil Uji Lagrange Multiplier (LM )
Dari hasil Tabel 3.8 nilai Breusch-Pagan yang dihasilkan yaitu 0.4410 yang
menyatakan signifikan karena kurang dari 0.05 sehingga statistic yang terjadi terhadap
H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian berdasarkan hasil tersebut estimasi model
yang digunakan adalah Random Effect Models (REM).
Tabel Kesimpulan Model
Uji Chow CEM vs REM FEM
Uji Hausman FEM vs REM REM
Uji LM CEM vs REM REM
Uji Hipotesis
a. Uji Kelayakan Model (F)
Tabel 4.1 Hasil Uji F
c. Uji T
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, D.S, Eksandy, A, dan Hakim, M.Z. (2020). Faktor Keuangan dan Return On Asset
melalui Debt Equity Ratio.
Abousamak, A. (2018). The effect of earning persistence and components of earning on the
predictability of earning: Evidence from an emerging market. International Journal of
Economics and Business Research, 16(3), 405–420.
Ardian, A, Lukman, H, dan Henny. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persistensi
Laba Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate.
Arisandi, N. N. D., & Astika, I. B. P. (2019). Pengaruh Tingkat Utang, Ukuran Perusahaan dan
Kepemilikan Manajerial pada Persistensi Laba. EJurnal Akuntansi, 26, 1845.
https://doi.org/10.24843/eja.2019.v26.i03.p07
Astria, Tia. (2011), Analisis Pengaruh Audit Tenure, Struktur Corporate Governance dan
Ukuran KAP terhadap Integritas Laporan Keuangan, Skripsi, Fakultas Ekonomika dan
Bisnis, Universitas Diponegoro.
Briliane, Lovelinez dan Harahap, S. Nurwahyuningsih. (2012). Pengaruh Keandalan Akrual
Pada Persistensi Laba dan Harga Saham. Fakultas Ekonomi Unuversitas Indonesia.
Decho, P. and I. Dichev. (2002). The Quality of Accruals and Earnings: The Role of Accrual
Estimation Errors. The Accounting Review, 77 (Supplement), 35-59.
Eksandy, A dan Hakim, M.Z. (2017). PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,
PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN
ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR) (Pada Perbankan Syariáh Indonesia Periode
2011-2015).
Emadwiandr. (2013). Persistensi Laba. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.
Elisa. (2021). Pengaruh Arus Kas Operasi, Hutang dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Persistensi Laba.
Fahrie, M.H, dan Hakim, M.Z. (2021). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas klien, dan
Risiko Perusahaan, Terhadap Audit Fee.
Falah, B.Z, Mustafid, dan Sudarno. (2016). Model Regresi Data Panel Simultan Dengan
Variabel Indeks Harga Yang Diterima Dan Yang Dibayar Petani.
Fanani, Zaenal, (2010). ANALISIS FAKTOR –FAKTOR PENENTU PERSISTENSI LABA.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update
PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gustina, Yulira dan Taqwa, Salma. (2019) . PENGARUH KEANDALAN AKRUAL,
TINGKAT UTANG DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
PERSISTENSI LABA, 1 (3), 1-20.
Gu. Z., C.J Lee, and J.G. Rosett. (2002). Information Environment and Accrual Volatility.
Working Paper. A. B. Freeman School of Business, Tulane University.
Hakim, M.Z & Abbas D.S. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, Likuiditas,
Investment Opportunity Set (Ios), Dan Profitabilitas Terhadap Kualitas Laba
(Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2013-2017).
Hery. (2015). Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: PT. Grasindo.
Irwansyah, Lestari. Y & Adam, N.F. (2020). Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Leverage
terhadap agency cost pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jensen, M.C. & W.H Mecling. (1976). Theory of Firm: Manajerial Behavior, Agency Cost and
Capital Structure. Journal of financial economic. Vol. 3, pp. 305-360.
Kasino, Dedi & Fachrurrozie. (2016). Determinan Persistensi Laba Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI.
Khasanah, A. U., Jasman. (2019). "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persistensi Laba".
Jurnal Riset Bisnis, 3 (1), 66-74.
Kusmiyati, S.D & Hakim, M.Z. (2020). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Cash
Holding, Debt To Equity Ratio Dan Net Profit Margin Terhadap Perataan Laba.
Maulana, Jaka & Triana, Gebi Gianita Mega. (2021). PENGARUH DEBT TO ASSET
RATIO TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA SEKTOR INDUSTRI DASAR
DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2016-
2019.
Mariski, E., & Susanto, L. (2020). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Persistensi Laba
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei. Jurnal Multiparadigma Akuntansi
Tarumanagara, 2, 1407–1414. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24912/jpa.v2i4.9318.
Muharramah, R., & Hakim, Mohamad Zulman. (2021). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan.
N.A. Kusumawardani., M.Z. Hakim., & D.S. Abbas. (2021). Pengaruh Current Ratio, Debt To
Equity Ratio, Dan Net Profit Margin Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Makanan Dan Minuman Di Bei Periode 2016-2019.
Nuraini, Mety. (2014). Analisis Faktor-faktor Penentu Persistensi Laba.
Nurochman, Afid dan Solikhah, Bagingatus. (2015). PENGARUH GOOD CORPORATE
GOVERNANCE, TINGKAT HUTANG DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP PERSISTENSI LABA.
Nurul Septavita. (2016). Pengaruh Book Tax Differences, Arus Kas Operasi, Tingkat Hutang,
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011 - 2013). JOM Fekon.
Oktaviani, D.A, Hakim, M.Z, dan Abbas, D.S. (2021). Pengaruh Leverage, Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan, Dan Likuiditas Terhadap Tax Avoidance.
Pratama, dan Wiksuana. (2016). “Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Mediasi.” E-Jurnal Manajemen
Universitas Udayana 5.
Penman. (2009). Financial Statement Analysis and Security Valuation. Fourth Edition.
Columbia: McGRAW-HILL.
Persada, A. E., & Martani, D. (2010). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Book Tax Gap dan
Pengaruhnya terhadap Persistensi Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia,
7(2), 205–221.
Prihantoro. (2013). “Estimasi Pengaruh Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Publik di
Indonesia,” http://www.jurnalakuntansidankeuangan.com.
Richardson, S., Sloan, R.G., Soliman, M.T., & Tuna, I. (2005). Accrual Reliability, Earning
Persistence And Stock Prices. Journal Of Accounting And Economic. 39, 437-485.
Romasari, Sonya. (2013). Pengaruh Persistensi Laba, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan
Alokasi Pajak Antar Periode Terhadap Kualitas Laba.
Scoott, William R. (2000). Financial Accounting Theory. Prentice Hall Internatinal Inc. New
Jersey.
Sembiring, Sri Ulina Br, Wijaya, Satria Yudhia & Hindria, Ratna. (2019). Indikator Dari
Persistensi Laba
Sinulingga, Dona Friski, Fuad, Muhammad & Lubis Nasrul Kahfi. (2022). Faktor – faktor
yang mempengaruhi persistensi laba pada perusahaan sektor infrastuktur yang terdaftar
pada BEI.
Sloan, RG. (1996). Do Stock Prices Fully Reflect Information In Accruals and Cash Flow
perusahaan sektor infrastuktur yang terdaftar pada BEI.
Sriyana, Jaka. (2014). Metode Regresi Data Panel.
Suhayati, S, Abbas, D.S, dan Hakim, M.Z. (2021). Pengaruh Boox Tax Differences, Arus Kas
Operasi, Tingkat Hutang, Volatilitas Penjualan Dan Kepemilikan Institusional
Terhadap Persistensi Laba.
Sutisna, H., & Ekawati, E. (2017). Accruals and Cash Flow Volatility of the Earnings ’
Persistence. International Journal of Economic Perspectives, 11(1), 1558–1570.
Veronika, dan Setijaningsih, Herlin Tundjung. (2022). Pengaruh Akrual, Leverage, Dan Arus
Kas Operasi Terhadap Persistensi Laba Dengan Book Tax Differences sebagai Variable
Moderasi,139-158.
Wijayanti dan Rahayu. (2008). Analisis Perataan laba (Income Smoothing) dan FaktorFaktor
Yang Mempengaruhinya (Studi Pada Sektor Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia).
Jurnal Ekonomi dan Bisnis.Volume 5 Nomor 2.
Wijayanti, H. T. (2006). ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA
AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA,
AKRUAL, DAN ARUS KAS. SIMPOSIUMNASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG,
148, 148–162. https://smartaccounting.files.wordpress.com/2011/03/k-akpm28.pdf.
www.idx.co.id (08 September 2022).