Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY

RATIO, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP


PERSISTENSI LABA ( PADA PERUSAHAAN SEKTOR
ENERGY TAHUN 2020 -2021 )
Mohamad Zulman Hakim1
mohamadzulmanhakim@ymail.com1
Program Studi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah
Tangerang
Peng Wi2
peng.wie@ubd.ac.id2
Program StudiS1Akuntansi, FakultasEkonomi dan Bisnis,Universitas Buddhi Dharma Tangerang
Alvin3, Christian Loandhi4, Mikhael Alesandro5, Riki Alam6
alvinoey0207@gmail.com3, cloandhi@gmail.com4, mikhael.alesandro@gmail.com5, riki84672@gmail.com6
Program Studi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Buddhi
Tangerang

ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini untuk membuktikan secara empiris pengaruh Return On
Assets, Debt To Equity Ratio (DER), dan Ukuran Perusahaan terhadap Persistensi Laba.
Populasi dalam penelitian ini menggunakan sektor Energy periode 2019-2020. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode analisis data menggunakan
analisis regresi data panel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Return On Asset
berpengaruh positif terhadap Peristensi Laba, Debt To Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh
terhadap Persistensi Laba, Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Persistensi Laba.

Kata Kunci : Return On Asset, Debt To Equity Ratio (DER),Ukuran Perusahaan, dan Persistensi
Laba

ABSTRACT

The purpose of this study is to empirically prove the effect of Return On Assets, Debt To
Equity Ratio (DER), and Company Size on Profit Persistence. The population in this study used
the Energy sector for the 2019-2020 period. The sampling technique uses purposive sampling.
The data analysis method uses panel data regression analysis. The results of this study show that
Return On Asset has a positive effect on Profit Sustainability, Debt To Equity Ratio (DER) does
not affect Profit Persistence, Company Size does not affect Profit Persistence.

Keywords : Return On Asset, Debt To Equity Ratio (DER), Firm Size, and Earnings
Persistence
Pendahuluan
Persistensi laba secara sederhana dapat diartikan sebagai kemungkinan suatu tingkat
laba perusahaan akan terulang kembali di masa yang akan datang (sustainable earnings). Oleh
karena itu, semakin tinggi tingkat persistensi laba maka akan semakin mencerminkan ramalan
kinerja perusahaan di periode yang akan datang. Tingkat persistensi laba juga sering dijadikan
sebagai karakteristik kualitatif dari kualitas laba, di mana masih banyak pihak yang
menafsirkan tingkat laba bersih sebagai penentu baik atau tidaknya kualitas laba (Ardian, dkk,
2018).
Persistensi laba memfokuskan pada koefisien dari regresi laba sekarang terhadap laba
mendatang. Hubungan tersebut dapat dilihat dari koefisien slope regresi antara laba sekarang
dengan laba sebelumnya setelah dibagi jumlah saham beredar. Jika nilai Persistensi Laba
menunjukan laba yang persisten, sebaliknya jika Persistensi Laba <1 maka menunjukan laba
yangtidak persisten (Fanani, 2010).

Tabel 1.1 Fenomena Persistensi Laba Pada Perusaahn Sektor Energy Periode 2019 - 2020

No KODE Nama Perusahaan


2020 2019
Astrindo Nusantara Infrastruktur
1 BIPI Tbk. 0.51 0.39
Bintang Samudera Mandiri Lines
2 BSML Tbk. 0.23 0.03

3 DEWA Darma Henwa Tbk 0.24 0.01

4 DWGL Dwi Guna Laksana Tbk. 0.88 0.26

5 KOPI Mitra Energi Persada Tbk. 0.29 0.22

6 MITI Mitra Investindo Tbk. 0.57 0.68

7 PTIS Indo Straits Tbk. 0.02 0.01

8 RAJA Rukun Raharja Tbk. 0.25 0.35

9 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk. 0.33 0.46

10 SOCI Soechi Lines Tbk. 0.59 0.80

11 TCPI Transcoal Pacific Tbk. 0.32 0.33

12 TPMA Trans Power Marine Tbk. 0.41 0.22

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat beberapa perusahaan sektor Energy mengalami
laba yang tidak persisten selama periode 2019-2020. PT. Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk,
PT. Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk, PT. Darma Henwa Tbk, PT. Dwi Guna Laksana Tbk,
PT. Mitra Energi Persada Tbk, PT. Mitra Investindo Tbk, PT. Indo Straits Tbk, PT. Rukun
Raharja Tbk, PT. Radiant Utama Interinsco Tbk, PT. Soechi Lines Tbk, PTTranscoal Pacific
Tbk, Trans Power Marine Tbk pada tahun 2019 mengalami laba yang tidak persisten yaitu
kurang dari 1 dan pada tahun 2020 kembali mengalami laba yang tidak persisten yaitu kurang
dari 1.

Return on total assets atau lebih dikenal dengan nama Return on Investment (ROI)
merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. Rasio ini juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam
mengelola investasinya. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula
sebaliknya (Kasmir, 2014:202)
Debt To Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio solvabilitas. Menurut Hery
(2016) dalam Armin dan Maryandhi (2018), “DER merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur besarnya proporsi hutang terhadap modal”. DER yang rendah menunjukkan bahwa
perusahaan lebih mengutamakan penggunaan ekuitas daripada utang sebagai sumber
pendanaan. Ekuitas yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk meningkatkan proses
produksi perusahaan, seperti mengakuisisi perusahaan lain yang merupakan pemasok bahan
baku. Hal ini akan membuat perusahaan semakin mudah memperoleh bahan baku yang
digunakan untuk proses produksi. Apabila perusahaan semakin mudah memperoleh bahan
baku, perusahaan mampu untuk menghasilkan lebih banyak produk yang dapat dijual, sehingga
penjualan akan meningkat. Peningkatan penjualan diiringi dengan efisiensi biaya, seperti beban
pokok penjualan yang dapat berkurang karena bahan baku dapat diperoleh dari anak
perusahaan dengan harga yang lebih rendah, akan meningkatkan laba perusahaan. Peningkatan
laba karena peningkatan proses produksi merupakan bagian dari kegiatan operasional yang
dapat berlanjut di periode berikutnya. Ketika laba di periode berjalan dapat di capai di periode
berikutnya menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba yang berkelanjutan dan
daya prediksi laba meningkat, sehingga persistensi laba akan meningkat. Hasil penelitian
Guet al. (2002) menyatakan bahwa DER berpengaruh positif terhadap Peristensi Laba,
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hayati et al. (2018) menyatakan bahwa DER
berpengaruh negatif terhadap Persistensi Laba. Namun, hal ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sabila et al. (2021) yang menyatakan bahwa DER tidak berpengaruh
terhadap Persistensi Laba.(Ashari,2022).
Menurut Shefira, dkk, (2019) Ukuran Perusahaan merupakan pengukuran kecil besar
suatu perusahaan dengan besaran aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan dapat
digunakan sebagai prediksi keadaan perusahaan di masa yang akan datang. Menurut Arsandi
& Astika (2019) ukuran perusahaan adalah skala dalam besar kecilnya suatu perusahaan, skala
tersebut dapat tercermin dengan perusahaan yang besar dengan total aktiva yang besar
cenderung lebih stabil dan lebih mampu dalam menghasilkan laba jika dibandingkan
perusahaan yang kecil. Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan semakin besar
persistensi laba entitas tersebut. Arsandi & Astika, (2019) menyatakan bahwa Ukuran
Perusahaan berpengaruh positif terhadap Persistensi Laba, sedangkan Shefira et al., (2019)
menyimpulkan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif terhadap Persistensi Laba dan,
Persada & Martani, (2010) yang menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap Persistensi Laba.(Erra dan Liana,2020)
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat dijabarkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah Return On Asset berpengaruh terhadap persistensi laba pada perusahaan di
sektor Energy yang terdaftar di BEI tahun 2019-2020 ?
2. Apakah DER (Debt to Equity Ratio) berpengaruh terhadap persistensi laba pada
perusahaan sektor Energy yang terdaftar di BEI tahun 2019-2020 ?
3. Apakah Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap persistensi laba pada perusahaan
sektor Energy yang terdaftar di BEI tahun 2019-2020 ?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh Return On Asset terhadap Persistensi
Laba pada perusahaan sektor Energy yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2019- 2020.
2. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap
Persistensi Laba pada perusahaan sektor Energy yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2019-2020.

3. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Persistensi


Laba pada perusahaan sektor Energy yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2019-2020.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN


1. Teori Agensi
Teori Agensi menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan antara pemilik
sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen yang menjalankan perusahaan maka akan
muncul permasalahan agensi karena masing-masing pihak tersebut akan selalu
berusaha untuk memaksimalisasikan fungsi utilitasnya (Astria, 2011). Teori Agensi
dapat memunculkan konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal dan agen
perusahaan. Dalan agency theory menyebutkan bahwa manajer memperoleh informasi
yang lebih banyak di banding prinsipal, hal tersebut diakibatkan karena prinsipal tidak
mampu terus mengawasi seluruh aktivitas agen. Prinsipal yang tidak mempunyai cukup
informasi mengenai kinerja agenya tidak akan pernah bisa merasa yakin akan upaya
agen berkontribusi dalam usaha sebenarnya. Kondisi ini disebut sebagai asimetris
informasi yang dapat menyebabkan munculnya biaya agensi (Khasanah & Jasman,
2019).
2. Persistensi Laba
Menurut Scoot (2000) persistensi laba adalah revisi laba yang diharapkan
dimasa datang yang diimplikasi oleh inovasi laba tahun berjalan sehingga
persistensi laba dapat dilihat dari inovasi laba tahun berjalan. Pelaporan laba
sangat bermanfaat bagi stakeholders dalam pengambilan keputusan. Investor dan
kreditor dapat melihat laba saat ini untuk menentukan laba dimasa yang akan datang.
Untuk memperoleh hasil prediksi yang lebih tepat, maka laba harus berkualitas
untuk menghindari kesalahan dalam memprediksi. Salah satu ukuran yang dapat
memprediksi laba dimasa depan adalah persistensi laba. Laba yang persisten adalah
laba yang memiliki sedikit atau tidak mengalami gangguan (noise), dapat
mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sebenarnya dan mencerminkan
keberlanjutan laba (sustainable earnings) dimasa depan (Wijayanti, 2006).
3. Return On Asset
Return on total assets atau lebih dikenal dengan nama Return on Investment (ROI)
merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. Rasio ini juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam
mengelola investasinya. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula
sebaliknya (Kasmir, 2014:202)
4. Debt To Equity Ratio (DER)
Debt to equity ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri
yang digunakan untuk membayar utang. Oleh karena itu, semakin rendah rasio DER
maka akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar semua
kewajibannya (Prihantoro, 2013).
5. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan (company size) adalah suatu skala dimana dapat
diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total
asset, log size, nilai pasar saham dan lain-lain (Wijayanti dan Rahayu, 2008).
Ukuran perusahaan dibagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar (large firm),
perusahaan menengah (medium size), dan perusahaan kecil (small firm). Dalam
penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan logtotal asset yang dimiliki
perusahaan. Pengukuran ini dipilih karena ukuran perusahaan yang ditunjukkan melalui
log total asset memiliki tingkat kestabilan yang lebih dibandingkan proksi-proksi
yang lainnya dan berkesinambungan antar periode (Dewinta & Setiawan, 2016).
Kerangka Konseptual

Return On Asset (ROA) H1 ( - )


(X1)

Debt to equity ratio (DER) H2 (+)


(X2) Persistensi Laba
(Y)

Ukuran Perusahaan
(X3) H3 (- )

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Return On Asset terhadap Persistensi Laba.
Perusahaan yang memiliki Akrual yang tinggi maka ersistensi Laba di masa
depan akan rendah sebaliknya, jika perusahaan memiliki Akrual yang rendah maka
akan semakin tinggi persistensi laba. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh (Mariski dan Susanto, 2020) menyatakan bahwa
Akrual berpengaruh negatif terhadap Persistensi Laba.
H1: Akrual berpengaruh negatif terhadap Persistensi Laba.
2. Pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap Persistensi Laba.
Berdasarkan hasil pengujian datanya diperoleh hasil DER mempengaruhi
persistensi laba secara negatif yang artinya jika DER nya meningkat maka persistensi
labanya akan mengalami penurunan. Penelitian yang dilakukan oleh Nuraini (2014)
beranggapan bahwa DER berpengaruh positif terhadap persistensi laba.
H2 : Debt To Equity ratio (DER) berpengaruh positif terhadap Persistensi Laba.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Persistensi Laba.
Menurut teori keagenan, manajemen perusahaan – perusahaan besar akan
senantiasa berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaannya, sehingga prinsipal dan
calon investor dapat melihatnya dan tertarik menyerahkan modalnya pada perusahaan
tersebut. Ukuran perusahaan memungkinkan agen untuk mencapai kinerja terbaik
dalam hal menghasilkan laba perusahaan yang berkelanjutan (Arisandi dan Astika,
2019). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Romasari (2013) yang
menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif terhadap persistensi laba.
H3: Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif terhadap Persistensi Laba.
METODE PENELITIAN
Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan energy yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2019 – 2020. Teknik yang dipakai untuk memperoleh sampel adalah Purposive
Sampling. Kriteria perusahaan yang menjadi sampel didalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Perusahaan Energy yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode 2019-2020.
2. Perusahaan Energy yang konsisten mempublikasikan laporan keuangan secara
berturut-turut selama periode 2019-2020.
3. Perusahaan Energy e yang memperoleh keuntungan selama periode 2019-2020.

Operasional Variabel Penelitian


Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015, h.38) adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi
variabel-variabel penelitian harus dirumuskan untuk menghindari kesesatan dalam
mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan 3 variabel independent yaitu Return On
Asset, Debt to Equity Ratio (DER), Ukuran Perusahaan. Variabel dependent yang digunakan
yaitu PersistensiLaba.

Variabel Dependen
Persistensi Laba (Y)
Persistensi Laba merupakan satu komponen dari kualitas laba yang merupakan laba
yang stabil sesuai dengan yang diharapakan perusahaan untuk jangka waktu yang
berkelanjutan. Persistensi Laba dalam penelitian ini diukur dari dari laba sebelum pajak tahun
depan yang dibagi dengan total aset tahun berjalan. Pengukuran persistensi laba ini sesuai
dengan pengukuran dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Septavita, 2016).

Persistensi Laba (Y) : Earning Before Tax (t + 1)


Average Of Total Assets

Sumber : Septavita (2016)

Variabel Independen
Return On Asset (X1)

Return on assets atau lebih dikenal dengan nama Return on Investment (ROI)
merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. Rasio ini juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam
mengelola investasinya. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian
pula sebaliknya (Kasmir, 2014:202)
Laba Setelah Pajak
Return on Assets =
Total Aset

Sumber : (Kasmir, 2014:202)

Debt To Equity Ratio (DER) (X2)


Debt To Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya
proporsi utang terhadap modal (Hery, 2015:168).
DER : Total Hutang
Total Aset

Sumber : (Hery, 2015:168)

Ukuran Perusahaan (X3)


Ukuran perusahaan merupakan cerminan total aset yang dimiliki perusahaan.
Perusahaan sendiri dikategorikan menjadi dua jenis yaitu perusahaan berskala kecil dan
perusahaan berskala besar (Pratama dan Wiksuana, 2016:1341).

SIZE = LN Total Aset

Sumber : (Pratama dan Wiksuana, 2016:1341)


Metode Analisis Data
Analisis Statistik Deskriptif
Digunakan untuk memberikan deskripsi atas variabel penelitian secara statistik.
Statistik deskriptif terdiri dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), standar deviasi,
sum, range, kurtosis, dan kemencengan distribusi (Ghozali, 2013).
Estimasi Regresi Data Panel
a. Common Effect Models (CEM)
Common effect model (CEM) merupakan asumsi yang menganggap bahwa
intersep dan slope selalu tetap baik antar waktu maupun antar individu. Sistematika
Common effect model (CEM) adalah menggabungkan antara data time series dan data
cross-section dalam data panel (Sriyana, 2014).
b. Fixed Effect Models (FEM)
Fixed effect models (FEM) merupakan satu objek observasi memiliki konstanta
yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu dan juga dengan koefisien regresinya
akan tetap besarnya dari waktu ke waktu (Sriyana, 2014).
c. Random Effect Models (REM)
Random Effect Model (REM) merupakan perbedaan intersep dan konstanta
disebabkan oleh residual sebagai akibat perbedaan antar unit dan antar periode waktu
yang terjadi secara random (Sriyana, 2014).
Pemilihan Teknik Model Regresi Data Panel
a. Uji Chow
Uji Chow adalah pengujian untuk menentukan model apakah yang paling tepat digunakan
dalam mengestimasi data panel, apakah Common Effect Model (CEM) atau Fixed Effect
Model (FEM). Pengujian Uji chow ini dapat dilihat pada nilai Probabilitas (Prob)
(Eksandy dan Heriyanto, 2017) dengan hipotesis sebagai berikut :
H0: Common Effect Model (CEM) Jika profitabilitas Cross-Section F dan CrossSection
Chi- Square > α (0,05)
Ha: Fixed Effect Model (FEM) Jika profitabilitas Cross-Section F dan Cross-Section
Chi-Square < α (0,05)
b. Uji Hausman
Uji Hausman adalah pengujian statistik untuk memilih apakah Fixed Effect Model (FEM)
atau Random Effect Model (REM) yang paling tepat digunakan. Pengujian Uji
Hausman ini dapat dilihat pada nilai Probabilitas (Prob) (Eksandy dan Heriyanto, 2017)
dengan hipotesis sebagai berikut:
H0: Random Effect Model (REM) Jika nilai probabilitas (Prob.) Cross-section
random > α (0,05).
Ha: Fixed Effect Model (FEM) Jika nilai probabilitas (Prob.) Cross-section random <
α (0,05).
c. Uji Lagrange Multiplier (LM )
Uji Lagrange Multiplier (LM) adalah uji untuk mengetahui apakah Random Effect Model
(REM) lebih baik daripada metode Common Effect (PLS). Pengujian Uji Lagrange
Multiplier ini dapat dilihat pada nilai Probabilitas (Prob) (Eksandy dan Heriyanto,
2017), dengan hipotesis sebagai berikut:
H0: Common Effect Model (CEM) Jika nilai probabilitas (Prob.) Cross-section
Breusch-Pagan > α (0,05).
Ha: Random Effect Model (REM) Jika nilai probabilitas (Prob.) Cross-section
Breusch-Pagan < α (0,05).

Uji Hipotesis
a. Uji F
Menurut Ghozali (2013) Uji F digunakan untuk menunjukan apakah semua variabel
independen yang dimasukan dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama atas
simultan terhadap variabel dependen. dengan hipotesis sebagai berikut:
a) Berlandaskan perhitungan antara F-statistik dengan F table
 H0: Jika nilai F-statistik < F Table (F-statistik lebih kecil dari F Table)
 Ha: Jika nilai F-statistik > F Tabel (F-statistik lebih besar dari F Table)
b) Berlandaskan profitabilitas
 H0: Jika nilai Prob (F-statistik) > α (0,05)
 Ha: Jika nilai Prob (F-statistik) < α (0,05)

b. Koefisien Determinasi (R2)


Uji determinasi R2 bermanfaat untuk memprediksi seberapa besar kontribusi pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R-squared berada antara 0
sampai 1 (Hakim & Abbas, 2018) dengan penjelasan sebagai berikut:
 Nilai dari R-squared harus berkisar 0 hingga 1
 Jika nilai dari R-squared bernilai 1, berarti naik atau turunnya variabel
dependen 100% dipengaruhi oleh variabel independen
 Jika nilai dari R-squared bernilai 0, berarti tidak ada hubungan sama sekali
antara variabelindependen terhadap variabel dependen.

c. Uji T
Uji T bermanfaat untuk dapat mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh dari variabel
independen terhadap variabel dependen (Hakim & Abbas, 2018) yaitu dengan hipotesis
sebagai berikut:
a) Berlandaskan perbandingan antara t-statistik dengan t table:
 H0: Jika nilai t-statistik < t table (t-statistik lebih kecil dari t table)
 Ha: Jika nilai t-statistik > t table (t-statistik lebih besar dari t table)
b) Berlandaskan probability
 H0: Jika nilai Prob. > α (0,05)
 Ha: jika nilai Prob. < α (0,05)

Analisis Regresi Data Panel


Pengujian ini menggunakan Koefisien Determinasi, Uji T, dan Uji F. Model Regresi
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijabarkan, sebagai berikut :
Y = α + β1 ROA+ β2 DER + β3 SIZE
Keterangan :
Y : Persistensi Laba
α : Konstanta
β : Koefisien Regresi
X1 : Return On Assets ( ROA)
X2 : Debt to Equity Ratio (DER)
X3 : Ukuran Perusahaan ( SIZE )

HASIL PENELITIAN
TABEL 4.1 Kriteria Pengambilan Sampel Pada Sektor Energy
No Kategori Jumlah
1 Perusahaan sektor Energy yang konsisten
71
terdaftar di BEI selama periode 2019-2020
2 Perusahaan sektor Energy yang tidak
mempublikasikan laporan keuangan tahunan periode (2)
2019-2020
3 Perusahaan sektor Energy e yang mengalami
( 39 )
kerugian periode 2019-2020
Jumlah sampel Penelitian yang memenuhi kriteria 30

Jumlah periode penelitian (tahun) 2


Jumlah Data (n) 60

Uji Statistik Deskriptif


Tabel 3.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Persistensi Laba memiliki nilai maksimum sebesar 12.23000 dan nilai minimum
sebesar 0.010000. Nilai rata-rata sebesar 2.136833 artinya perusahaan memiliki perisistensi
laba sebesar 21%. Nilai standar deviasi sebesar 2.884584 lebih besar dari nilai rata-rata
artinya variansi tinggi. Nilai skewness atau tingkat kemencengan sebesar 2.169794 dan Nilai
Kurtosis atau tingkat keruncingan sebesar 7.094674.
Return On Asset memiliki nilai maksimum sebesar 0.210000 dan nilai minimum
sebesar 0.000000. Nilai rata-rata sebesar 0.069833 artinya lebih besar dari nilai deviasi yang
berarti akrual pada penelitian ini bervariasi. Nilai skewness atau tingkat kemencengan sebesar
0.658203 dan Nilai Kurtosis atau tingkat keruncingan sebesar 21.70513.
Debt to Equity Ratio memiliki nilai maksimum sebesar 7.890000 dan nilai minimum
sebesar -19.560000. Nilai rata-rata sebesar 0.495500 dan nilai deviasi 3.618086. Nilai
skewness atau tingkat kemencengan sebesar -4.013618 dan Nilai Kurtosis atau tingkat
keruncingan sebesar 21.70513.
Ukuran Perusahaan memiliki nilai maksimum sebesar 27.93000 dan nilai minimum
sebesar 13.18000. Nilai rata-rata sebesar 20.82800 dan nilai deviasi 3.811585. Nilaiskewness
atau tingkat kemencengan sebesar 0.370760 dan Nilai Kurtosis atau tingkat keruncingan
sebesar 2.495107.
Estimasi Regresi Data Panel
a. Common Effect Models (CEM)
Tabel 3.3. Hasil Estimasi Common Effect Models

Dari hasil regresi pada model Common effect model (CEM) didapatkan bahwa
nilai koefisien pada X1 (Return On Asset) yaitu sebesar 33.13066, X2 (Debt to Equity
Ratio) sebesar 0.082860, dan X3 (Ukuran Perusahaan) sebesar -0.010961. Serta
terdapat nilai P < 0.05 yang artinya menerima H1.
b. Fixed Effect Models (FEM)
Tabel 3.4. Hasil Estimasi Fixed Effect Models

Dari hasil regresi pada model Fixed Effect Models (FEM) didapatkan bahwa nilai
koefisien pada X1 (Return On Asset) yaitu sebesar -0.591125, X2 (Debt to Equity
Ratio) sebesar -0.081260, dan X3 (Ukuran Perusahaan) sebesar 2.922436. Serta terdapat nilai
P < 0.05yang artinya menerima H1.
c. Random Effect Models (REM)
Tabel 3.5. Hasil Estimasi Random Effect Models

Dari hasil regresi pada model Random Effect Models (REM) didapatkan bahwa
nilai Prob pada X1 (Return On Asset) yaitu sebesar 32.68102 yang artinya
berpengaruh positif X2 (Debt to Equity Ratio) sebesar 0.082994 yang artinya tidak
berpengaruh, dan X3 (Ukuran Perusahaan) sebesar -0.027255 yang yang artinya tidak
berpengaruh. Serta terdapat nilai P < 0.05 yang artinya menerima H1.
Pemilihan Teknik Model Regresi Data Panel
a. Uji Chow
Tabel. 3.6 Uji Chow
Dari hasil Tabel 3.6 nilai probabilitas yang dihasilkan yaitu 0.0000 yang
menyatakan signifikan karena kurang dari 0.05 sehingga statistic yang terjadi terhadap
H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian berdasarkan hasil tersebut estimasi model
yang digunakan adalah Fixed Effect Models (FEM).
b. Uji Hausman
Tabel 3.7 Uji Hausman

Dari hasil Tabel 3.7 nilai probabilitas yang dihasilkan yaitu 0.1783 yang
menyatakan tidak signifikan karena lebih dari 0.05. Dengan demikian berdasarkan
hasil tersebut estimasi model yang digunakan adalah Random Effect Models (REM).
c. Uji Lagrange Multiplier (LM )
Tabel 3.8. Hasil Uji Lagrange Multiplier (LM )

Dari hasil Tabel 3.8 nilai Breusch-Pagan yang dihasilkan yaitu 0.4410 yang
menyatakan signifikan karena kurang dari 0.05 sehingga statistic yang terjadi terhadap
H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian berdasarkan hasil tersebut estimasi model
yang digunakan adalah Random Effect Models (REM).
Tabel Kesimpulan Model
Uji Chow CEM vs REM FEM
Uji Hausman FEM vs REM REM
Uji LM CEM vs REM REM
Uji Hipotesis
a. Uji Kelayakan Model (F)
Tabel 4.1 Hasil Uji F

Berdasarkan Tabel 4.1, menunjukkan bahwa nilai p-value F-statistic sebesar


0,000006 dimana angka tersebut lebih kecil dari f(tabel) sebesar 2.90112 dan kurang
dari 0.05. Kesimpulan dari uji F ini adalah semua variabel independen yaitu Return
On Asset , Debt To Equity Ratio, dan Ukuran Perusahaan dapat secara bersama-sama
dan signifikan mempengaruhi variabel dependen yaitu persistensi laba dalam
penelitian ini.
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan hasil pengujian koefiesien determinasi


didapatkan nilai adjusted R-squared sebesar 0.379257. Nilai tersebut berarti bahwa
sebesar 37,92% dari Persistensi Laba dapat dijelaskan oleh ROA, DER, dan Ukuran
Perusahaan.

c. Uji T

Tabel 4.3 Hasil Uji T


Berdasarkan Tabel 4.3. Variabel Akrual menunjukan nilai koefisien regresi
sebesar -0.491036 memiliki nilai t(hitung) sebesar 32.68102 dan nilai koefisien
regresi untuk variabel Akrual memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0000 yang berarti
kurang dari 0.05. Variabel DER menunjukan nilai koefisien regresi sebesar 0.082994
memiliki nilai t(hitung) sebesar 0.975845 lebih kecil dari t(tabel) sebesar 2.036933 dan
nilai koefisien regresi untuk variabel DER memiliki nilai probabilitas sebesar 0.3333
yang berarti lebih dari 0.05. Hal ini menunjukan bahwa variabel DER tidak
berpengaruh terhadap Persistensi Laba. Variabel Ukuran Perusahaan menunjukan
nilai koefisien regresi sebesar -0.027255 memiliki nilai t(hitung) sebesar -0.334001
lebih kecil dari t(tabel) sebesar 2.036933 dannilai koefisien regresi untuk variabel
Ukuran Perusahaan memiliki nilai probabilitas sebesar 0.7396 yang berarti lebih dari
0.05. Hal ini menunjukan bahwa Variabel Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh
terhadap Persistensi Laba.

Analisis Model Regresi Data Panel


Tabel 5.0 Hasil Analisis Model Regresi Data Panel

Hasil dengan persamaan regresi yang diperoleh yaitu :


PL = 32.68102 ROA + 0.082994 DER – 0.027255 SIZE
Dari hasil persamaan regresi tersebut memiliki makna sebagai berikut :
Konstanta dengan nilai 0.381143 menunjukan jika Akrual, Debt to Equity Ratio, dan Ukuran
Perusahaan sama dengan nol (0) maka Persistensi Laba bernilai 0.381143. Nilai koefisien
Akrual sebesar 32.68102 artinya menunjukan bahwa jika Return On Asset naik satu satuan
dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan Persistensi Laba sebesar -
32.68102. Nilai koefisien Debt to Equtiy Ratio sebesar 0.082994 artinya menunjukan bahwa
Debt to Equtiy Ratio naik satu satuan dengan asumsi variabel lain tetap maka akan
menurunkan Persistensi Laba sebesar 0.082994. Nilai koefisien Ukuran Perusahaan sebesar
-0.027255 artinya menunjukan bahwa jika Ukuran Perusahaan naik satu satuan dengan asumsi
variabel lain tetapmaka akan menurunkan Persistensi Laba sebesar -0.027255.
INTERPRESTASI DAN PEMBAHASAN
1. Pengaruh Return On Asset Terhadap Persistensi Laba
Hasil uji hipotesis menunjukkan hasil uji T hitung sebesar 5.639982. Jika
dilihat dari nilai signifikasi didapatkan hasil sig. T (0,0000) < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas yang dinilai menggunakan ROA memiliki pengaruh
positif terhadap Presistensi Laba. Penelitian Dechow, P., & I Di-chev (2002) yang
menguji pengaruh Akrual terhadap persistensi laba hasil pengujian dari penelitian ini
adalah Return On Asset berpengaruh positif terhadap persistensi laba. Penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh (Mariski dan Susanto, 2020) menyatakan bahwa
Return On Asset berpengaruh negatif terhadap Persistensi Laba. Namun penelitian
yang dilakukan oleh Lovelinez dan Siti (2012) memiliki hasil yang berbeda, yaitu
Return On Asset tidak berpengaruh terhadap persistensi laba.

2. Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Persistensi Laba


Hasil uji hipotesis menunjukkan hasil uji T hitung sebesar 0.97845. Jika dilihat
dari nilai signifikasi didapatkan hasil sig. T (0,3333) > 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa DER tidak berpengaruh terhadap Presistrnsi Laba. Penelitian yang dilakukan
oleh Nuraini (2014) beranggapan bahwa DER berpengaruh positif terhadap persistensi
laba. Hasil ini juga didukung oleh penelitiannya (Kasiono & Fachrurrozie, 2016) yaitu
DER berpengaruh secara negatif terhadap persistensi laba. Penelitian yang dilakukan
oleh Dewi dan Putri (2015) menyatakan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap
persistensi laba. Sesuai dengan teori keagenan yang beranggapan bahwa penggunaan
hutang menimbulkan beban bunga yang harus dibayar oleh perusahaan oleh karena itu
perusahaan harus mampu memanfaatkan penggunaan hutangnya dengan baik agar
dapat menjaga persistensi laba perusahaan (Gunawan & Gurusinga, 2022).

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba


Hasil uji hipotesis menunjukkan hasil uji T hitung sebesar -0334001. Jika
dilihat dari nilai signifikasi didapatkan hasil sig. T (0,7396) > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa size tidak berpengaruh terhadap Presistrnsi Laba. Nuraini (2014)
menemukan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap persistensi laba.
Namun penelitian yang dilakukan oleh Romasari (2013) menyatakan bahwa Ukuran
Perusahaan berpengaruh negatif terhadap persistensi laba. Ukuran Perusahaan juga
dapat tidak berpengaruh terhadap persistensi laba menurut penelitian Nuraini (2014).
KESIMPULAN
1. Return On Asset berpengaruh positif terhadap Persistensi Laba pada sektor Energy
periode 2019-2020.
2. Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap Persistensi Laba pada sektor
Energy periode 2019-2020.
3. Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh negatif terhadap Persistensi Laba pada
sektor Energy periode 2019-2020.

DAFTAR PUSTAKA
Abbas, D.S, Eksandy, A, dan Hakim, M.Z. (2020). Faktor Keuangan dan Return On Asset
melalui Debt Equity Ratio.
Abousamak, A. (2018). The effect of earning persistence and components of earning on the
predictability of earning: Evidence from an emerging market. International Journal of
Economics and Business Research, 16(3), 405–420.
Ardian, A, Lukman, H, dan Henny. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persistensi
Laba Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate.
Arisandi, N. N. D., & Astika, I. B. P. (2019). Pengaruh Tingkat Utang, Ukuran Perusahaan dan
Kepemilikan Manajerial pada Persistensi Laba. EJurnal Akuntansi, 26, 1845.
https://doi.org/10.24843/eja.2019.v26.i03.p07
Astria, Tia. (2011), Analisis Pengaruh Audit Tenure, Struktur Corporate Governance dan
Ukuran KAP terhadap Integritas Laporan Keuangan, Skripsi, Fakultas Ekonomika dan
Bisnis, Universitas Diponegoro.
Briliane, Lovelinez dan Harahap, S. Nurwahyuningsih. (2012). Pengaruh Keandalan Akrual
Pada Persistensi Laba dan Harga Saham. Fakultas Ekonomi Unuversitas Indonesia.
Decho, P. and I. Dichev. (2002). The Quality of Accruals and Earnings: The Role of Accrual
Estimation Errors. The Accounting Review, 77 (Supplement), 35-59.
Eksandy, A dan Hakim, M.Z. (2017). PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,
PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN
ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR) (Pada Perbankan Syariáh Indonesia Periode
2011-2015).
Emadwiandr. (2013). Persistensi Laba. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.
Elisa. (2021). Pengaruh Arus Kas Operasi, Hutang dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Persistensi Laba.
Fahrie, M.H, dan Hakim, M.Z. (2021). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas klien, dan
Risiko Perusahaan, Terhadap Audit Fee.
Falah, B.Z, Mustafid, dan Sudarno. (2016). Model Regresi Data Panel Simultan Dengan
Variabel Indeks Harga Yang Diterima Dan Yang Dibayar Petani.
Fanani, Zaenal, (2010). ANALISIS FAKTOR –FAKTOR PENENTU PERSISTENSI LABA.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update
PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gustina, Yulira dan Taqwa, Salma. (2019) . PENGARUH KEANDALAN AKRUAL,
TINGKAT UTANG DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
PERSISTENSI LABA, 1 (3), 1-20.
Gu. Z., C.J Lee, and J.G. Rosett. (2002). Information Environment and Accrual Volatility.
Working Paper. A. B. Freeman School of Business, Tulane University.
Hakim, M.Z & Abbas D.S. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, Likuiditas,
Investment Opportunity Set (Ios), Dan Profitabilitas Terhadap Kualitas Laba
(Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2013-2017).
Hery. (2015). Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: PT. Grasindo.
Irwansyah, Lestari. Y & Adam, N.F. (2020). Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Leverage
terhadap agency cost pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jensen, M.C. & W.H Mecling. (1976). Theory of Firm: Manajerial Behavior, Agency Cost and
Capital Structure. Journal of financial economic. Vol. 3, pp. 305-360.
Kasino, Dedi & Fachrurrozie. (2016). Determinan Persistensi Laba Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI.
Khasanah, A. U., Jasman. (2019). "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persistensi Laba".
Jurnal Riset Bisnis, 3 (1), 66-74.
Kusmiyati, S.D & Hakim, M.Z. (2020). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Cash
Holding, Debt To Equity Ratio Dan Net Profit Margin Terhadap Perataan Laba.
Maulana, Jaka & Triana, Gebi Gianita Mega. (2021). PENGARUH DEBT TO ASSET
RATIO TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA SEKTOR INDUSTRI DASAR
DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2016-
2019.
Mariski, E., & Susanto, L. (2020). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Persistensi Laba
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei. Jurnal Multiparadigma Akuntansi
Tarumanagara, 2, 1407–1414. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24912/jpa.v2i4.9318.
Muharramah, R., & Hakim, Mohamad Zulman. (2021). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan.
N.A. Kusumawardani., M.Z. Hakim., & D.S. Abbas. (2021). Pengaruh Current Ratio, Debt To
Equity Ratio, Dan Net Profit Margin Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Makanan Dan Minuman Di Bei Periode 2016-2019.
Nuraini, Mety. (2014). Analisis Faktor-faktor Penentu Persistensi Laba.
Nurochman, Afid dan Solikhah, Bagingatus. (2015). PENGARUH GOOD CORPORATE
GOVERNANCE, TINGKAT HUTANG DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP PERSISTENSI LABA.
Nurul Septavita. (2016). Pengaruh Book Tax Differences, Arus Kas Operasi, Tingkat Hutang,
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011 - 2013). JOM Fekon.
Oktaviani, D.A, Hakim, M.Z, dan Abbas, D.S. (2021). Pengaruh Leverage, Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan, Dan Likuiditas Terhadap Tax Avoidance.
Pratama, dan Wiksuana. (2016). “Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Mediasi.” E-Jurnal Manajemen
Universitas Udayana 5.
Penman. (2009). Financial Statement Analysis and Security Valuation. Fourth Edition.
Columbia: McGRAW-HILL.
Persada, A. E., & Martani, D. (2010). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Book Tax Gap dan
Pengaruhnya terhadap Persistensi Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia,
7(2), 205–221.
Prihantoro. (2013). “Estimasi Pengaruh Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Publik di
Indonesia,” http://www.jurnalakuntansidankeuangan.com.
Richardson, S., Sloan, R.G., Soliman, M.T., & Tuna, I. (2005). Accrual Reliability, Earning
Persistence And Stock Prices. Journal Of Accounting And Economic. 39, 437-485.
Romasari, Sonya. (2013). Pengaruh Persistensi Laba, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan
Alokasi Pajak Antar Periode Terhadap Kualitas Laba.
Scoott, William R. (2000). Financial Accounting Theory. Prentice Hall Internatinal Inc. New
Jersey.
Sembiring, Sri Ulina Br, Wijaya, Satria Yudhia & Hindria, Ratna. (2019). Indikator Dari
Persistensi Laba
Sinulingga, Dona Friski, Fuad, Muhammad & Lubis Nasrul Kahfi. (2022). Faktor – faktor
yang mempengaruhi persistensi laba pada perusahaan sektor infrastuktur yang terdaftar
pada BEI.
Sloan, RG. (1996). Do Stock Prices Fully Reflect Information In Accruals and Cash Flow
perusahaan sektor infrastuktur yang terdaftar pada BEI.
Sriyana, Jaka. (2014). Metode Regresi Data Panel.
Suhayati, S, Abbas, D.S, dan Hakim, M.Z. (2021). Pengaruh Boox Tax Differences, Arus Kas
Operasi, Tingkat Hutang, Volatilitas Penjualan Dan Kepemilikan Institusional
Terhadap Persistensi Laba.
Sutisna, H., & Ekawati, E. (2017). Accruals and Cash Flow Volatility of the Earnings ’
Persistence. International Journal of Economic Perspectives, 11(1), 1558–1570.
Veronika, dan Setijaningsih, Herlin Tundjung. (2022). Pengaruh Akrual, Leverage, Dan Arus
Kas Operasi Terhadap Persistensi Laba Dengan Book Tax Differences sebagai Variable
Moderasi,139-158.
Wijayanti dan Rahayu. (2008). Analisis Perataan laba (Income Smoothing) dan FaktorFaktor
Yang Mempengaruhinya (Studi Pada Sektor Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia).
Jurnal Ekonomi dan Bisnis.Volume 5 Nomor 2.
Wijayanti, H. T. (2006). ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA
AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA,
AKRUAL, DAN ARUS KAS. SIMPOSIUMNASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG,
148, 148–162. https://smartaccounting.files.wordpress.com/2011/03/k-akpm28.pdf.
www.idx.co.id (08 September 2022).

Anda mungkin juga menyukai