Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu bursa saham yang bisa
upaya untuk mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk
menciptakan pasar modal indonesia yang stabil. Pasar modal telah hadir jauh
sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman
kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu
atau VOC.
Meskipun pasar modal telah hadir sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagimana mestinya.
tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan
45
46
bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Mulai dari bahan
baku yang sebagian besar diperoleh dari alam, proses pengolahan yang dapat
manufaktur terbuka.
Di antaranya yaitu sub sektor semen, sub sektor keramik, porselen dan kaca,
sub sektor logam dan sejenisnya, sub sektor kimia, sub sektor plastik dan
kemasan, sub sektor pakan ternak, sub sektor kayu dan pengolahannya dan
Di antaranya yaitu sub sektor makanan dan minuman, sub sektor rokok,
sub sektor farmasi, sub sektor kosmetik & barang keperluan rumah tangga
Di antaranya yaitu sub sektor mesin & alat berat, sub sektor otomotif &
komponen, sub sektor tekstil & garmen, sub sektor alas kaki, sub sektor kabel
manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia
websait BEI.
industri yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) karena perusahaan
manufaktur di Indonesia merupakan jenis usaha yang terdiri dari berbagai sektor
dan ekonomi. Untuk itu, penting bagi perusahaan manufaktur untuk membuat
Tabel 4.1
pemilihan sampel dalam penelitian ini, sehingga jumlah observasi selama 4 tahun
91 item.
perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar dalam Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2016 s.d. 2019 yang disajikan sebagai berikut :
50
Tabel 4.2
Aneka Industri yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesi (BEI) Periode
Tahun
No Nama Perusahaan
2016 2017 2018 2019
1 Astra International 0,25275 0,23077 0,23077 0,23077
Tbk.
2 Astra Otoparts Tbk. 0,14286 0,0989 0,17582 0,20879
3 Gajah Tunggal Tbk. 0,08791 0,08791 0,08791 0,08791
4 Indomobil Sukses 0,06593 0,05495 0,04396 0,05495
Internasional
5 Indospring Tbk. 0,07692 0,07692 0,07692 0,07692
6 KMI Wire & Cable 0,07692 0,07692 0,10989 0,13187
Tbk.
7 Kabelindo Murni 0,12088 0,0989 0,10989 0,10989
Tbk.
8 Asia Pacific 0,01099 0,02198 0,10989 0,12088
Investama Tbk.
9 Prima Alloy Steel 0,01099 0,01099 0,01099 0,01099
Universal Tb
10 Supreme Cable 0,04396 0,05495 0,0989 0,0989
Manufacturing &
11 Selamat Sempurna 0,04396 0,06593 0,06593 0,08791
Tbk.
12 Buana Artha 0,07692 0,0989 0,0989 0,14286
Anugerah Tbk.
Sumber : Data diolah, 2020
51
maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Dalam penelitian ini, nilai
12 perusahaan manufaktur sektor aneka industri dapat dilihat pada tabel 4.3
berikut:
Tabel 4.3
Tahun
No Nama Perusahaan
2016 2017 2018 2019
1 Astra International Tbk. 1.75 1.61 4.27 3.44
2 Astra Otoparts Tbk. 0.96 1.5 0.74 0.65
3 Gajah Tunggal Tbk. 0.89 0.82 0.82 0.78
4 Indomobil Sukses Internasional 0.88 0.78 0.89 0.86
5 Indospring Tbk. 0.38 0.46 0.7 0.62
6 KMI Wire & Cable Tbk. 0.88 0.97 0.75 0.92
7 Kabelindo Murni Tbk. 0.92 0.61 0.58 0.6
8 Asia Pacific Investama Tbk. 1.63 0.96 0.98 1.03
9 Prima Alloy Steel Universal Tb 0.64 0.66 0.66 0.67
10 Supreme Cable Manufacturing & 1.11 0.78 0.73 0.71
11 Selamat Sempurna Tbk. 2.8 3.21 3.11 2.98
12 Buana Artha Anugerah Tbk. 0.68 0.98 0.87 1.42
Sumber : Data diolah, 2020
nilai perusahaan tercatat. Jika nilainya sama dengan 1, artinya nilai perusahaan
dipasar sama dengan nilai buku perusahaan. Jika hasil dari rasio tersebut dibawah
52
dibawah nilai buku. Sebaliknya, jika rasionya di atas 1, maka perusahaan tersebut
dinilai lebih tinggi di pasar daripada nilai buku perusahaan tersebut overvalued.
deskripsi suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), maksimum,
minimum, dan standar deviasi dari variabel yang diteliti. Berdasarkan data yang
diolah menggunakan program pengolah data (IBM SPSS 22) diperoleh hasil
Tabel 4.4
Descriptive Statistics
atas:
pegungkapan terendah adalah Asia Pacific Investama Tbk pada tahun 2016 dan
53
Prima Alloy Steel Universal Tb pada tahun 2016-2019 dengan nilai sebesar
2. Nilai Perusahaan
Nilai rata-rata (mean) nilai perusahaan pada periode 2016-2019 sebesar 1,1800
terendah adalah Indospring Tbk pada tahun 2016 dengan nilai sebesar 0,38.
tidak normal. Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk mengetahui apakah
data terdistribusi normal atau tidak adalah dengan mengunakan grafik Normal
Skema 4.1
Grafik Normal Probability Plot
54
sekitar garis diagonal dan menyebar mengikuti arah garis diagonalnya, maka
model regresi layak dipakai untuk diprediksi dan telah memenuhi asumsi
normalitas.
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi
Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedatisitas. Pengujian
dimana titik-titik yang berada pada grafik tersebut tidak membentuk pola tertentu
yang jelas dan titik tersebut menyebar di atas dan dibawah angka nol pada sumbu
Skema 4.2
Grafik Scatterplot
55
terjadi heterokedastistas. Hal ini dapat dilihat berdasarkan grafik dimana titik-titik
yang berada dalam grafik tidak membentuk pola tertentu yang jelas dan tersebar
dinamakan terdapat masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang
bebas autokorelasi. Deteksi adannya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-
Tabel 4.5
Durbin-Watson
Model Durbin-Watson
1 0,924
Durbin-Watson sebesar 0,924, dimana angka tersebut masih berada diantara nilai -
2 sampai +2 sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi pada penelitian ini
Tabel 4.6
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
(Constant) ,713 ,229 3,109 ,003
1 Corporate Social 4,907 2,047 ,333 2,397 ,021
Responsibility
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Dari data diatas maka diketahui nilai constant (a) sebesar 0,713 dan nilai
CSR (b/ Koefisien regresi) sebesar 4,907, sehingga persamaan sebagai berikut :
Y= a + ßX
Y= 0,713 + 4,907
Perubahan ini merupakan pertambahan bila b bertanda positif dan penurunan bila
1. Kostanta sebesar 0,713 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai CSR(X) maka
analisis koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini :
Tabel 4.7
Berdasarkan hasil dari tabel diatas, tampak bahwa dari hasil perhitungan
diperoleh nilai koefisien determinasi (R) sebesar 0,333. Hal ini menunjukan
bahwa besar pengaruh variabel indepnden yaitu CSR terhadap variabel dependen
yaitu nilai perusahaan yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini sebesar
33,3%, sedangkan sisanya sebsar 66,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar
penelitian.
Tabel 4.8
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
(Constant) ,713 ,229 3,109 ,003
1 Corporate Social 4,907 2,047 ,333 2,397 ,021
Responsibility
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
menentukan nilai t tabel dicari pada signifikansi 0,05/2= 0,025 (uji 2 sisi) dengan
diterima atau ditolaknya hipotesis yang dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh thitung 2,397. ttabel dicari pada signifikansi
0,025 dengan degree of freedom = (Df = n-k) atau Df = 48-2 = 46. Hasil diperoleh
untuk ttabel sebesar 2,01290. Karena thitung (2,397) > ttabel (2,01290) sehingga dapat
ditolak.
4.4 Pembahasan
Perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa
lingkungan hidup.
dari tanggung jawab serta kepedulian terhadap lingkungan yang ada di sekitar
maka akan lebih besar pula nilai perusahaan, begitupun sebaliknya jika
yang diterima stakeholder maka akan timbul kepuasan bagi stakeholder yang akan
(annual report) memperkuat citra perusahaan dan menjadi sebagai salah satu
kepada masyarakat bahwa perusahaan tidak lagi hanya mengejar profit semata
akan dapat meningkatkan citra perusahaan baik itu dimata masyarakat maupun
pemegang saham, selain itu juga penerapan tanggung jawab sosial perusahaan
Corporate Social Responsibility (CSR) antara lain produk semakin disukai oleh
Responsibility (CSR) akan meningkatkan nilai perusahaan yang dapat dilihat dari
harga saham dan laba perusahaan, sebagai akibat dari para investor yang
CSR dalam laporan tahunan perusahaan, demi untuk menarik minat investor dan
Hasil penelitian ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Zessicha Belliana Putri dan Budiyanto (2018), Rika Mey (2019), Desita Riyanta
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar dalam Bursa Efek
5.2 Saran
melibatkan sektor industri yang lain, guna mencerminkan reaksi dari pasar
ekonomi, lingkungan, dan sosial bagi masa depan perusahaan maupun generasi
62